Text
Untuk Kakakku yang Sedang Berulang Tahun
(Telat satu hari, tetap bisa dirayakan, kan?)
Selamat tanggal 29 Mei yang ke 29 kalinya.
Kalau dari lagu legend-nya bulan Mei, “Kami dari…, 27 bulan Mei. Bulan Mei. Ayo dong, bantai kami! Kalo elo punya nyali.” (bacanya pakai nada, yak).
“Mbak Ris”, adalah panggilanku kepadamu sedari kecil. Kadang juga, aku akan memanggilmu, “Oryza”. Kau tak pernah marah, ketika aku memanggilmu dengan sebutan apa pun, bahkan jika aku memanggilmu, “Oryza Jelek”. Kau hanya akan tertawa sambil membalasku dengan lebih sarkas dan tajam.
Kau yang sering aku sebut dengan, “Mbak Ris, hehehe.”, ketika aku membutuhkan bantuanmu. Harus diakhiri dengan senyuman manis, namun penuh dengan makna menginginkan sesuatu. Dan kau akan menjawab dengan sangat sigap dan begitu semangat, “NGGAK!”. Namun begitu, kau tetap akan menuruti kemauan adik-adikmu.
Hi, Oryza! Aku tak yakin kau bisa menemukan pesan ini, atau bahkan membacanya. Tapi siapa yang akan tahu nantinya, bukan? Jika nanti kau bisa menemukan tulisan jelek ini, lalu membacanya, kali ini aku benar-benar menginginkan sesuatu yang bisa kau upayakan. Dengan cara apa pun, bahkan jika harus menyogok Tuhan pun, aku ingin melakukannya.
Begini. Yang pertama, aku ingin mengucapkan permohonan maaf yang begitu sangat ingin aku sampaikan secara langsung, namun apa lah daya, aku melihatmu saja, sudah ketakutan. Untuk segala hal yang ku buat dan membuatmu marah hingga benci dan kecewa, aku benar-benar meminta kemurahan hatimu untuk memaafkanku.
Kedua, mungkin kau selalu mengira bahwa aku tak pernah mengucapkan kata “terima kasih”, setelah semua hal yang kau berikan. Sesungguhnya, aku selalu merayakannyan dengan menulis pada buku harianku, atas hal kebaikan yang kau berikan. Aku sangat berterima kasih.
Dan yang ketiga, aku selalu terpukul dan sedih ketika kau merasa sakit. Sejak kecil, aku selalu merasa kasihan dan sedih, ketika kau harus merasakan hal yang begitu pedih. Saat kau terpukul, saat kau takut, saat kau kecewa, dan bahkan saat kau sakit. Aku selalu ikut merasakannya. Dan mungkin, kau mengira, aku tak pernah peduli. Hanya karena aku tak pernah menunjukkan mimik wajah atas rasa peduliku kepadamu. Bahkan kau tahu, setiap kau sakit atau ingin sendiri, seisi rumah selalu memintaku untuk mendekatimu. Meskipun aku takut akan peringaimu, namun aku terjang dengan rasa peduliku yang begitu dalam. Aku akan selalu membantumu dan tak akan rela untuk kau merasa sendirian.
Keempat, aku benar benar lupa, bahwa kemarin adalah tanggal 29. Ya, hari kelahiranmu. Karena pada biasanya, kau selalu pulang membawa buah tangan untuk kami, saat tanggal 29 Mei, guna perayaan bersama. Namun tahun ini berbeda. Benar sekali, karena kau sudah bersuami. Bahkan aku tak ingat sekali pun. Namun, sejak pagi ini, dalam benakku selalu muncul jiwamu. Hingga malam ini, ada yang menekan bel pintu rumah, orang rumah berpikir bahwa itu tamu (orang lain), namun aku menebak bahwa itu kamu. Dan ternyata benar, itu memang kamu.
Kamu datang tak seperti biasanya. Biasanya setiap kau datang, pasti akan ada teriakan khas darimu untuk memanggil nama Osin. Kali ini berbeda. Kau memanggil nama, “Mother…, mother mana?” Di situ perasaanku sudah merasa tak nyaman.
Saat matamu menemukan keberadaan ibu, kau langsung berkata tanpa ada keraguan di dalamnya, namun terlihat jelas rasa sakit untuk menahannya dari matamu, “Aku harus operasi lagi, buk!”
Semua yang dengar kaget, aku pun sangat kaget juga. Kami pikir, harus operasi usus buntu kembali. Karena sebelumnya, kau telah mengalami operasi usus buntu. Ternyata kami salah.
“Operasi kista. Aku didiagnosa kista.”, katamu dengan sangat tegar dan tenang.
Lalu kau menjelaskan apa yang kau rasakan dan hasil laboratorium juga USG sementara.
Pikiran dan jiwaku tak tenang, ketika kau menambahi ucapanmu dari hasil pemeriksaan. Bahwa dokter menyampaikan, penyakit yang kau alami ini, bisa mengarah ke kanker. Namun, perlu uji klinis lebih dalam lagi, yaitu operasi besar.
Hi, Oryza.
Aku sangat yakin, kau bisa tenang dalam ucapammu. Namun begitu terlihat juga rasa cemasmu. Aku sangat terpukul mendengarnya, dan begitu sedih, takut, cemas, juga khawatir.
Kali ini aku benar-benar minta kepadamu, untuk kau tetap semangat dan jangan pernah merasa sendirian. Kami selalu ada, meski kita sudah tak dekat. Aku akan berusaha lebih kuat dalam menyogok Tuhan agar kau bisa sembuh dan selamat. Kau pasti sembuh!
Sekali lagi, selamat merayakan 29!
Kadomu tahun ini sangat berarti. Ini kado dari Sang Kuasa. Ia ingin melihatmu lebih kuat dan menghapus segala dosa dan kesalahanmu.
Dari adikmu yang penuh salahnya, dan akan selalu membuatmu tak merasakan sendirian.
0 notes
Text
Hi, Nak!
Ketika kamu nanti baca ini, mungkin saat itu kamu sudah dewasa. Dan pada saat kamu sedang melewati masa tersebut, pasti ada rasa takut, khawatir, gelisah, banyak keraguan, dan suatu hal yang membuatmu ingin berhenti. Tidak apa-apa, Nak. Itu hal normal yang dialami oleh orang dewasa. Kamu cukup untuk selalu menegakkan mimpi-mimpi dan strategi dalam mencapainya, dengan diimbangi rasa tunduk dan berserah diri akan semua rencanaNya yang lebih sempurna. Kamu tak perlu merasa sombong, bahwa sesungguhnya kamu bisa melakukan semuanya sendiri. Kamu tak akan pernah bisa, Nak! Selalu libatkan Dia Yang Maha Bijaksana. Sekali pun kamu tak menyukai hasilnya, percayalah sama perkataan ibuk, bahwa segala hasilNya, adalah sesuatu yang terbaik. Kamu cukup perlu belajar untuk ikhlas, dan selalu menyediakan sedikit ruang untuk si ikhlas. Karena menerima sesuatu yang tak kita harapkan, membutuhkan ruang tersendiri untuk hidup yang lebih waras.
Nak, dunia punya distraksi atas apa yang mau kita fokuskan.
Maka, jangan sampai kita terjebak oleh hal-hal yang tidak perlu. Hal-hal yang akan kita sesali di kemudian hari. Karena hidup itu sederhana, yang tidak adalah keinginan-keinginannya.
Kamu punya ibuk, punya orang-orang yang peduli dan sayang kepadamu. Sekali pun tak ada yang berdiri di sampingmu bahkan memelukmu, jangan risau. Kamu punya Dia Yang Maha Agung. Kamu punya Sang Pemilik alam semesta. Mintalah ampun kepadaNya, atas semua kelalaianmu.
0 notes
Text
Terlampau sudah, 24.
Kini, marilah keep swimming bersama 25.
0 notes
Text
Hadiah, 25.
Matahari enggan menunjukkan sinarnya, di delapan belas pagi. Tak terdengar suara kicauan burung, melainkan ayunan kaki pada pedal motor yang berhasil menghasilkan suara melalui knalpotnya. Brummmm…bruuumm…bruuumm. Seperti itulah terdengarnya. Nyaring, dan sulit rasanya untuk telinga ini menolak. Dibukalah petualangan baru, dengan gerbang awal yang sudah menanti di depan.
Baru saja membuka mata lima menit, dan mencoba menganalisa sekeliling, sembari melihat jam dinding. Arah gerak yang menunjukkan kerjasama antara jarumnya, mampu menunjukkan pukul 06.03 WIB. Dengan tersadar, badan bergerak untuk beranjak dari selimutnya yang sungguh lebih nyaman daripada harus berjumpa dengan kenyataan.
Kreekkk. Aduuuhh! Dalam batin ingin teriak sekencang apa pun itu. Pada bagian leher belakang, terasa begitu sakit seperti ada posisi yang salah pada tulangnya. Mencoba untuk melatih dengan menunduk dan menghadap ke atas secara perlahan. Namun rasanya sungguh begitu perih tak karuan. Kembali melihat jam, kini tak lagi fokus untuk merasakan sakitnya. Mencoba untuk menahan sambil berkata pada diri, “Apakah ini awal permulaan untuk 25?”
Aku pikir mengawali petualangan ini dengan mendapatkan hadiah rasa sakit di bagian leher belakang adalah satu-satunya hadiah yang tak pernah diharapkan, ternyata tidak. Abang, sepeda motor kesayang juga ingin diberi hadiah. Ia meminta hadiah ban belakang yang ternyata sudah sangat halus seperti kulit bayi. Hadiah untuk diri sendiri kepada Abang, si motor merah kesayangan.
Tak cukup sampai itu. Mr. Iwan, guru bahasa inggris di kelas, memberikan challenge kepada semua siswa di kelasnya. Bagi yang dapat menjawab pertanyaannya, maka akan mendapatkan hadiah. Hadiahnya didapatkan dari teman-teman yang hadi di kelas saat itu. Aku mencoba untuk ikut menjawab pertanyaannya. “Romance scam.” kataku saat itu. Dan yaps, aku berhasil mendapatkan hadiahnya. Berupa makanan ringan dari para siswa lain yang hadir di kelas.
Kumpulan hadiah untuk 25, sesungguhnya sangat menarik dan seraya ingin berkata kepadaku, “Ini belum seberapa. Semangat mencari keuntungan yang lebih besar.”
0 notes
Text
Untuk Kakakku yang Sedang Berulang Tahun
Selamat malam, oryza, atau waktu apa pun saat anda membaca surat ini (meski sepertinya tak pernah terbaca olehmu).
Selamat ulang tahun yang ke 28, untuk kakakku yang selalu menipuku sewaktu kecil, tapi pendengar cerita harianku nomor wahid.
Seorang wanita yang sungguh keras kepala, tapi menyediakan ruang dan waktunya untuk keluarga, tempat di mana saya bisa izin untuk ngutang, tapi bahkan dikasihnya cuma-cuma.
Maafkan jika adik-adikmu selalu membuatmu kesal, karena itu memang tugas kami. Semoga tidak pernah bosan untuk memarahi kami hingga memberikan tatapan mata dengan sudut yang tajam, saat kami tak membersihkan dapur dengan baik, juga tentunya kami berdua selalu menjawab dengan tawa terhehe hehe.
Jika semua doa bisa dituliskan, maka tidak akan cukup halaman. Maka, doa sederhana saya, semoga oryza senantiasa diberikan kesehatan dan kebahagiaan, dan dilancarkan rezeki juga segalanya. Karena masih ada kami berdua yang masih mengawali dan mengakhiri dengan kata hehe saat sedang butuh bantuanmu.
Sekali lagi, selamat ulang tahun, Oryza.
Terima kasih telah mendengarkan segala cerita saya dan menjadi donatur utama kami.
All the love
0 notes
Text
Aku Ingin Berkata Jujur Kepada Diriku
Tulisan ini, aku berikan kepada diriku. Diri yang tak pernah bisa menerima kenyataan.
Sayup menjauh, tidak terdengar, kian berjalan. Aku. Telah mencoba berjalan untuk menerima perubahan dalam peradabannya. Resahku menguntai dengan langkahan kaki yang enggan menerima sebenarnya. Padahal, dunia ini sementara, tapi bohongnya kepada diri masih seperti melekat selamanya.
Duhai diriku, mari kita sudahi semua kebohongan ini. Mari kita melangkah dengan selera yang sama, tanpa keributan di bendungan kepala kita.
Kau berjalan dengan raut wajah gelisah, maka ku juga. Jika kau berjalan sambil bahagia, aku pun akan merasakannya. Tak ada seolah-olah melewatiku dengan penuh kebohongan. Kita sepakat, untuk bersama. Raga dan jiwa, ku.
Sadarku, kini kita tak perlu membisu disaat penuh kontroversional antara versi kita. Mari kita perkuat pesona diri, duhai aku.
0 notes
Text
untuk segala hal yang begitu banyak dan sering kita tanyakan, cukup untuk terus dilakukan saja.
2 notes
·
View notes
Text
I really miss this activity. traveling to regional areas to share happiness through stories and playing also learning together.
1 note
·
View note
Text
1 note
·
View note
Text
i’m the last option girl
If there was a special person who would listen to my story. I would tell him how i felt when the closest person told me that i was the last option.
Some people who know my family always say that i don't look like them. My skin color is also different. Also if they know me well, they will also say that i am not as smart as them in academics.
When they talk about me like that, i feel like answering them with, “If God gives me a choice, i will choose to be accepted for who i am and to be seen with gratitude and not to differentiate me from my sisters.”
When i became a teenager, i realized that i was very different from my two sisters and that bystanders would definitely not choose me. It makes me want to improve and look beautiful in the eyes of others.
And as i’ve grown into an adult, i’ve realized that being beautiful so that others can love me is not a good reason to be a better person.
I am currently learning and will continue to learn to be a good person for myself and be kind for others. But sometimes with what people say, that i have always been and still am the last option, it is a painful sentence.
1 note
·
View note
Text
It’s About YODO not YOLO
Hari ke-7 di bulan syawal 1444H, Minggu, 30 April 2023. Kekosongan juga rasa takut berubah saat mendengar kabar tersebut.
Semenjak bulan syawal 1444H dimulai, banyak kabar bahagia dari kerabat, teman, bahkan keluarga, akan rencana baik selanjutnya. Di tengah rasa bahagia dan penuh syukur, Tuhan menyelipkan kuasaNya dengan kabar duka.
Seorang adik kelas, sudah bertemu dengan takdirnya. Dia berhati baik, cantik parasnya, sopan tingkahnya, ramah sapaannya, berwawasan tinggi dengan rasa penuh tunduk dan tak pernah terdengar berita buruk tentangnya.
Baru saya sadari, dengan penuh rasa takut dan cemas yang berkepanjangan ini. Usai di dunia ini, tak mengenal usia. Tiga hari lagi, dia genap berusia 24 tahun, sama persis dengan usia saya. Tapi Tuhan, lebih sayang kepadanya, sehingga memintanya lebih awal dari bayangan manusia.
Selalu manusia berpikir, hidup itu hanya sekali. Padahal, sejatinya hidup selalu berulang-ulang kali setiap hari. Mulai dari tidur, hingga kembali terlelap dengan selimut lelah dan bangun esoknya.
Sesungguhnya hidup sudah ada yang merencanakan. Tuhan mengatur segalanya, dan kematian datang di akhir cerita dunia. Hanya sekali datangnya kematian, dibandingkan ribuan hari hidupnya.
You only die once, yang benar. Bukan You only live once. Kematian yang harusnya dan selalu dipikirkan juga disiapkan. Kalau sudah takdirnya, rencana manusia hanyalah sebuah rencana. Tuhan Yang Maha Segalanya.
Dari kabar duka yang sampai detik ini membuat saya dipenuhi kekosongan pikiran, saya hanya ingin dan ingin setiap hari mampu dan tak lupa mengingat nama Sang Pencipta. Meminta rasa ampunan darinya setiap saat. Karena kehilangan seseorang yang tak pernah mengenal usia, sungguh memberikan hikmah untuk menerima segala keputusanNya dengan persiapan matang.
Semoga almarhumah dilapangkan tempatnya yang sekarang. Ditemani dengan cahayaNya yang menyejukkan. Al-Fatihah.
8 notes
·
View notes
Text
jatuh cinta dengan karyanya
Pagi itu terlalu pagi, untuk membawa jeju ke dokter vet. Sebelumnya, mencoba cari informasi terkait praktik dokter hewan, yang tidak jauh dari rumah.
Ketemu! dr. kun, namanya.
dr. kun, membuka praktik di rumahnya yang tepat di depannya ada balai milik dinsos untuk para lansia.
Dia yang menyarankan, untuk berobat ke dr. kun. Sebut saja namanya, Abu.
Saya tidak pernah mengenalnya, dan saya rasa dia juga tak mengenal saya.
Hanya kebetulan, tetangga saya adalah temannya sewaktu sekolah. Yang kini, ia telah menjadi dokter hewan juga.
Selepas membawa jeju berobat, saya mencoba mencari akun sosial medianya, untuk sekedar mengucapkan rasa terima kasih.
Saat pertama menemukan sosial medianya, terdapat link sebuah blog pribadi miliknya. Seketika saya lupa dengan tujuannya, dan mencoba membuka lalu membaca tulisan di blog pribadi miliknya, hingga menikmati setiap kata yang ia pilih.
Saya jatuh cinta dengan karyanya.
Hampir setiap tulisan barunya diunggah, saya selalu menikmatinya dengan antusias.
——————•
Tulisan terakhirnya, diunggah pada november 2021. sudah 2 tahun lamanya dia tak mengunggah kembali karyanya. Entah mengapa.
Jika Abu baca tulisan ini, saya ingin bilang terima kasih kepadanya. Karena karyanya, buat saya jatuh cinta dan dapat merasakan penuh apa yang ditulisnya dari setiap kata yang dipilihnya.
1 note
·
View note
Text
Tokoh Favorit
“Sejak saat itu, dia jadi tokoh favoritku.” ucapmu saat mengenakan kemeja kesayanganmu.
Tanpa bibir ini bergerak untuk mengeluarkan sebait kata, aku hanya mampu memandangi wajahmu yang tengah berbinar itu.
Engkau tak akan pernah tahu, bagaimana caranya menyimpan rasa ini selama 10 tahun.
Yang engkau ketahui, hanya harimu yang penuh dengan ragam cerita-ceritaku. Dan aku selalu suka caramu menjaga suasana setiap mulutku berceloteh.
Hari-hari aku berupaya dengan keras, mewarnai harimu, yang sebenarnya engkau tak memintanya. Namun, aku suka melukisnya.
Kau pun juga tak lupa melengkapi obrolan kita, dengan menggambarkan indahnya hidupmu dengan tokoh favoritmu.
Sejak saat kau memintaku untuk memberikan senyuman palsu, juga menurunkan hujan deras, dikala tokoh favoritmu mulai muncul di tengah cerita kita.
Kini, kau sudah jauh lebih hebat. Membuat tokoh favoritmu menjadi dua.
Dia, dan gadis kecil dengan perpaduan antara kamu dengannya.
Kemarin, setelah 5 tahun tak ada warna darimu, kamu kembali hadir dengan menanyakan kabarku. Lewat siaran langsung temanku.
Rasanya, kita seperti dua orang asing yang baru memulai perkenalan. Kau yang dulu selalu berada di dekatku. Dan kau, akan selalu menjadi tokoh favoritku. Aku masih dan sedang mencintaimu, meski kau tak pernah tahu. Kini sudut wajahmu, selalu menjadi cerita indah dari dua tokoh favoritmu. Bukan lagi milikku.
1 note
·
View note
Text
0 notes
Text
2 notes
·
View notes