Text
Sainganmu bukan orang lain, tapi ego dan ketakutannya.
9 notes
·
View notes
Text
Semangat ya semangat
Allah tahu perjuanganmu ko,
Bekas jahitan diperutmu,
kaki yang pecah-pecah
Waktu tidurmu yang terganggu
Memikirkan makanan esok hari
Membeli baju untuk anakmu
Bajumu sendiri yang robek tetap kau pakai
Yang sabar dan tabah ya,
Allah tahu yang terbaik
Aku akan mendukungmu selalu
0 notes
Text
BTS dan Timeline hidupku
(You) kill me softly, I can’t run away anymore (Blood sweat and tear,2016-9 Oct)
Time’s so cruel I hate us, seeing each other for once is now so hard between us, and how many sleepless nights do I have to spend (Spring Day, 2017- 12 Feb)
Run if you can’t fly, walk if you can’t run, crawl if you can’t walk,, crawl to gear up, today we will survive, never die today. Trust me on your side together we won’t die (Not today, 2017 19 Feb)
Afraid I was, afraid to be loved for who I am (Love Yourself Highlight Reel, 2017-17 Aug)
Just like you, I’m so scared, when you see me (Serendipity, 2017-4 Sep)
Don’t look back (DNA, 2017 - 18 Sep)
I’m so firin’ firin’ boy your time’s up, keep on an runnin’ and runnin’ until I catch up. HOW YOU DARE said that “you were running and I am still crawl” foot foot watch it your mouth mouth you watch it, don’t need see you you anymore. This is the last farewell. Your cornea gets shocked when it sees us (me) (MIC DROP; 2017-4 Nov)
The route I took, I forgot. I even became quite unsure of who I was. For you (life) I could pretend like I was strong when I was hurt. Look at me, even I gave up on myself. You say I’m unfamiliar, changed into to the one you used to like. You say I’m not myself which you knew well. I don’t know why. (Fake love, 2018-18 May)
I just can’t bear the storm inside my heart. The real myself inside the smiling mask I reveal it entirely (Epiphany, 2018-9 Aug)
No more irony for I was always myself. Point your fingers, I couldn’t care less (IDOL, 2018-24 Aug)
I wish it rains all day, cuz then people wouldn’t stare at me. Cuz the umbrella would cover the sad face, cuz in the rain people are busy minding themselves. Gonna breathe a little slower. (Forever Rain, 2018-22 Oct)
If love and hate are the same words, I love you Seoul (Jogja). If love and hate are the same words, I hate you Seoul (Jogja). (seoul, 2018-23 Oct)
Can’t breathe in the sunlight. Got to hide your heart (Moonchild, 2018-24 Oct)
From the moment I met you (BTS) ya, my life was all you ya. You’re the star that turns ordinaries into extraordinaries. Listen my baby (BTS) I’m flying high in the sky. Let’s me fly (Boy With Luv, 2019-10 Apr)
When I close my eyes, in the darkness your light woah, lights the way for me, we can walk forward without fear, you (BTS) and I. you’re my light, you’re my light, always shine into my heart. No matter how far apart we are your light shines on me. Decide for yourself what it means to be happy , Everyday take a step to grow up. It’s okay to be you (Light, 2019-2 Jul)
YOU’VE SHOWN ME I HAVE REASONS, I SHOULD LOVE MYSELF (LOVE MYSELF, 2018-24 AUG) - 2019 ( I Found this song)
I know that I messed up but I promise I can make it right ( Meke it Right, 2019-18 Oct)
I’ve been trying all my life to separate the time, in between the having it all and giving it up (Suga’s Interlude, 2019-6 Dec)
I will take it away before you stumble, I will stay by your side until you survive. Hope it will bloom. They say life is full of paradox, All you gotta do is gettin’ used to this marathon. Is the world just tough on you? ‘everyone is tired’ (Winter Flower, 2020-6 Jan)
Let my own feet carry me, I’ll go in myself in the deepest depths, I saw myself, Slwoly I open my eyes ( Black Swan, 2020-27 Jan)
I let myself go away. I don’t care, choices by my fate, so we’re here. Look ahead, the way is shining. Keep going now. ( Ego, 2020-2 Feb)
Of course I’m not unafraid, of course it’s not all okay. Gotta go insane to stay sane. Where my pain lies, let me take a breath. ( ON, 2020-21 Feb)
We had nothing but dreams. Don’t wanna die, but so much pain too much crying, so worn out is the blade. Keep thinking is this still a dream? (study) (We are Bulletproof: the Eternal, 2020-11 Jun)
In a world where you feel cold, you gotta stay gold. (Say Gold, 2020-26 Jun)
I got the medicine so you should keep ya eyes on the ball. So I’mma light it up like dynamite. (Dynamite, 2020-21 Aug)
Close your eyes for a moment, hold my hand, to that future, let’s run away. (Life Goes On, 2020, 20-Nov)
Don’t have to be right, just wanted you to stay the way you are. And I found you, and you suddenly disappear ( Film out, 2021-1 Apr)
Smooth like butter kuje a criminal undercover. Gon’ pop like trouble breaking into your heart like that.know that I got that heat, let me show you cause talk is cheap (Julid-ASEAN IPR). ( Butter, 2021-21 May)
Just dream about that moment, when you look yourself right in the eye, eye, eye. We don’t need to worry, couse when we fall we know how to land ( when your stress come back, you know how to deal with). Don’t need to talk the talk, just walk the walk. Couse we don’t need permission to dance (write). (Permission to dance, 2021-9 Jul)
You make me wake up everyday. Thank you for coming like a miracle. It resembles a miracle, it’s like a miracle. (Stay Alive, 2022-11 Feb)
0 notes
Text
15/01/2021
Hari ini mbakku bertanya "aku g tahu jalannya" seketika aku ikut nangis bersamanya. Wanita yang dulu aku kira paling strong diantara kita, aku melihatnya sangat hopeless sekarang ini. Aku berdoa semoga Allah memberimu ketenangan dan kebahagiaan, hati yang damai.
Kejadian ini menyadarkanku bahwa isu gender memang real adanya sampai sedasar ini casenya. Sistem patriaki yang masih melekat dimasyarakat Indonesia. Apakah ini hasil dari stigma,Atau ini hasil dari manisfetasi diri yang menjadi nyata? atau memang wanita diharuskan mengalah, ketika dia harus mengubur cita-citanya, memilih untuk membangun mimpinya membentuk keluarga yang bahagia, namun realitanya tak sesuai dengan rencana.
Mengalah untuk bertahan, mengalah untuk kebahagiaan anak, dan mempertanyakan "masih adakah ruang untukku bahagia dengan caraku"
Aku belum bisa menjawab atas realita yang sangat dekat dengan mata ini, perlukah kita menunggu waktu untuk menjawab, atau berusaha menemukannya meski badan remuk semua? Sanggupkah aku menjalaninya? Karena itulah kita harus selesai dengan diri kita sebelum berumah tangga?
Bagaimana cara menyelesaikannya, ketika jiwa dan bahasa belum menemukan formula untuk membinasakan masalah yang ada. Hati bergumul dan mulai mencari kebahagiaan sendiri, menjauh dari kebahagiaan bersama, karena belahan jiwa sudah perlahan mulai menghilangkan nyawanya?
Haruskah mencari yang salah untuk disalahkan atau mencari pembenaran diri atas pengorbanan yang telah dilakukan atau mencari pengakuan lain yang bisa mengisi kekosongan hati? Entahlah tapi semua akan menuntutku mencari sang illahi.
Apa kita harus berhenti dengan kata tanya, dan mulai dengan kata "aku terima"
Bukan ujian yang harus aku selesaikan, tapi caraku mencari pahala untuk bekal ke surga-NYA
Jika besok aku mati setidaknya aku membawa ini dan memberikan yang terbaik untuk anakku nanti
Jadi apakah ini tentang orientasi yang dimana menuntunku untuk menderita dalam dunia atau mengorbankan diri untuk kehidupan di surga
Bagaimana dengan hatiku yang sakit karena terluka? Sanggupkah aku untuk mencukupkannya lalu mengobatinya, luka yg tidak semudah itu untuk diobati dan ditinggal pergi, namun yang aku butuhkan adalah "darah putih" untuk menjahitnya kembali.
0 notes
Text
10 tahun lagi, Mita kembalilah kesini
Terimakasih Mita 10 tahun yg lalu yang telah belajar banyak,
10 tahun yg lalu, hari ini kamu menangis empati beli jajan di bapak-bapak yang jualan rica bekicot dan membawa hp jadul yang hanya bisa sms dan telepon
Terimakasih kamu telah menumbuhkan empati ini.
Hari ini kamu jg melihat bagaimana Presiden Korea yg mengawal BTS,
Jadi kalau kamu ingij jadi aset negara seperti BTS, seberapa value-nya kamu?
Karena itu kamu terus berproses, dan perlahan melepaskan tali2 yang mengikatmu akan masa lalu
Terimakasih
0 notes
Text
Mungkin baginya aku g baik dan ini caranya untuk " cut" kamu dr hidupnya, g usah cari alasan kenapa dia seperti itu,
ya mungkin ini caranya Allah memilikimu.
kamu punya hak untuk tidak tahu dan fokus ke hal yg lebih baik,
memang ini pelajaran penting dr Allah untuk tahu siapa yg masih bersama kamu, belajar survive sendiri, memang saat sedang dibawah itu tak banyak yg akan melihatmu atau memujimu atau menolongmu. But, Always believe in Allah
0 notes
Text
Perasaan ini tumbuh lagi, ketika aku cemburu pada manusia. Ngerasa mereka tidak bangga denganku, eksistensiku, ketulusanku. Mungkin mereka marah ketika "memamerkan" kepedulianku.
0 notes
Text
Hari ini dapat info kalau kepala LPKA sekarang adalah Pak Oki.
Jadi pengin cerita tentang bapak-bapak kepala LPKA
Yang pertama adalah Pak Faris, mentargetkan diri mjd akademisi internasional.
Momen yang aku ingat sampai sekarang adalah pengalaman "Ilmu Padi" beliau. Jadi, suami dari mbak Ewi ini pernah bercerita diperjalanan pulang dari rapat LPKA di Kaliurang bersama dg Eyang Kakung Dwijoko Purbohadi. Satu pertanyaan dari eyang kakung adalah "Rencana 5 tahun kedepan apa, Pak? " kagetlah saya yang duduk dikursi belakang mendengar pertanyaan itu, bagi saya itu adalah pertanyaan bom karena saat itu adalah "titik terendah berat badan (you know lah) " selama 2 tahun kebelakang. Namun, pak Faris menjawab dengan yakin, "saya ingin menjadi akademisi internasional, pak. Dari sekarang saya sudah berencana untuk menerbitkan buku dan mengikuti seminar internasional"
Kemudian beliau melanjutkan, "dulu saya termasuk orang yang sombong, lulus S2, ngajar untuk S1, pas ngajar saya menggunakan istilah2 asing, sehingga mahasiswa saya kebingungan. Ternyata setelah saya belajar ditahap S3, ternyata pendidikan itu memang ada porsinya masing-masing, tidak boleh saya mengajarkan materi level S2 ke anak S1, karena memang belum waktunya, mereka harus tahu basicnya dulu. Sekarang, saya tekankan pemahaman mahasiswa saya dulu"
Dalam hati, "aku menemukan mas Sabran kedua, orang2 yang menerapkan (ilmu padi).
Hal kedua yang saya pelajari dari beliau adalah, "secerdas apapun kamu, "memahami lawan bicara" dan mampu berbahasa asing selain inggris is matter". Hal ini saya dapatkan, ketika sudah sore hari, namun teman-teman saya masih lembur, beliau waktu itu sudah beranjak untuk pulang. Tapi melihat kami yang masih dikantor, beliau tanya apa yang kami lakukan, "saya menjawab, "saya hanya nunggu mbak Icha sambil nonton drama korea", lalu beliau menjawab "lah, banyak yang operasi plastik itu"
Dengan percaya diri saya jawab "Yaaaa, kaaa! (pergi - Korean) " dengan agak bingung beliau menjawab "hai (Iya-Japanese)"
Disitu kami langsung tertawa terbahak-bahak, dan beliau kebingungan.
Jadi disini, memang saya belajar banget untuk terus bertumbuh dan belajar apapun itu, baik bahasa maupun yang lainnya.
*Pak Gito,
Memang saya adalah mahasiwa beliau, namun beliau tidak tahu siapa saya sebelum saya "jebur" ke LPKA. Diawal-awal masuk LPKA, "masak kamu anak HI, g pernah ambil makul saya ya"
"Ambil, Pak. Bapak ngajar OI kan, saya ikut kelasnya, Bapak. Bapak tuh, klo ngajar kadang pake joke bahasa jawa. Dosen favorite anak HI. Dan Alhamdulillah dapat A dimakulnya, Bapak"
Namun, beliau selalu tidak percaya,
Maklum, tampang saya emang sering dibilang anak ekonomi, kadang dibilang anak agama islam atau perawat, pokoknya tampang2 anak2 gedung utara.
Beliau mengajarkan untuk objektif tidak subjektif.
Jelas, saya masih ingat ketika ada drama berkas yang hilang dilantai tiga. Kami anak temporer baru yang berinisiatif untuk membersikan ruangan terkena "kambing hitamnya". Namun, saya melihat beliau mencoba untuk menganalisis situasi dengan baik, semacam detektif conan lagi cari bukti dan saksi. Beliau, datang keruangan sesekali mengecek lemari. Beberapa kali, beliau juga mencoba bertanya tentang kondisi tkp dan kronologi kejadian setelah jam pulang kerja. Sampai akhirnya kami dapat menghembuskan napas lega, karena ternyata berkas ada ditempat penyeleksi beasiswa.
Kedua, beliau bukan hanya menjadi dosen favorit, menurut saya beliau juga menjadi teman, atasan, bapak, anak, tetangga favorit karena kemampuan adaptasi dan kesupelan beliau. Beliau mampu mengeluarkan joke yang tidak garing, tahu kapan waktu bercanda dan serius, mampu "mengorangkan orang" tidak peduli kamu bawahan atau mahasiswa, sebisa mungkin beliau akan memberikanmu "sosok manusia" bukan "keegoisan dan kecongakan". Kamu akan merasa benar-benar diayomi oleh beliau, tidak peduli kamu seperti apa, tp jika kamu sudah masuk lingkarannya, beliau mampu memperlakukan kamu selayaknya teman-temannya.
Ingat, waktu pemilihan mahasiwa berprestasi, untuk memberikan dukungan moril kepada delegasi kami, temen-temen yang di LPKA dibawa ketempat seleksi. Hanya dari kampus kami yang datang sebagai supporter disana. Dan menekankan, untuk semangat dan tidak minder.
Disitu saya berpikir, "sekuat apa mental beliau masa dulu, sepertinya ujian beliau juga tidak mudah (Ya, Allah tahu porsi ujian hambanya, Mita), sehingga beliau sadar bahwa dukungan moril itu penting"
Ketiga, tipikal pemimpin yang seimbang antara otak kanan dan kirinya.
Ini adalah salah satu topik "julid" saya dengan pak Oki, dimana pak Oki belajar gaya kepemimpinan dari pak Gito. Saya setujuuu, kalau pernah dipimpin beliau pasti ngerasain deh gimana cerdasnya beliau sebagai leader. Beliau juga mempunyai kempuan manajemen SDM dengan baik.
Keempat, ditempat kerja ya kerja, klo dirumah ya keluarga
Hal ini benar-benar saya pelajari dari beliau ketika lembur simkatmawa. Beliau akan lembur sampai pekerjaanya selesai, namun beliau bilang kepada kami, ketika dirumah waktu adalah milik keluarga.
Disini saya belajar benar tentang "prioritas" bukan tentang siapa kamu (yang tersayang, tercinta, atau apalah itu), namun bagaimana kamu bisa melaksanakan tugas-tugasmu sebagai salah satu dari kelompok sosial/organisasi dengan baik. Eq. Jika waktu kerja, kita adalah milik instansi kita bekerja, jika dirumah kita adalah milik keluarga kita. Jadi, kita mampu menikmati waktu dan keutuhan diri kita sebagai bagian dari kelompok2 itu, tanpa harus mengkudeta "pengkotak-kotakan" tersebut.
*Pak Oki,
saya akui bapak ini memang progesif, inovatif dan bertanggung jawab. Jika Pak Gito mampu membuat pondasinya, Pak Okilah yang mampu menegakan tiang2 kokohnya.
selalu ada ide2 cermelang dari beliau yang pasti kerlaksana dengan baik. Seperti, cara beliau meningkatkan antusiame mapres dg membuat kompetisi mapres, sehingga sekarang lebih mudah untuk menjaring calon mapres berikutnya.
kedua, beliau juga salah satu orang yang sabar mengajari saya. Maklum, otak saya masih suka melompat-lompat kalau menyampaikan ide. Kadang saya ngasih ide tanpa intro, jadi membuat lawan bicara saya sering kebingungan untuk memahami kata-kata saya. Namun, Pak Oki mampu connecting those dots. Paling kangen memang dibully tapi diskusi serius dengan pak Oki.
beliau juga bukan orang yang akan menyalahkan orang lain, namun beliau akan mencoba membuka ruang untuk berdiskusi bersama sehingga ketemu satu perspective yang sama. Ya, kadang memang saya akui, sekali-kali Pak Oki masih "nyemplung" dalam drama, tp beliau sebagai anak didik pak Gito, perlahan-lahan juga akan mulai menarik satu langkah untuk mengamati dan melapangkan kesabaran diri.
Sebenarnya merasa bersalah saat menolak tugas dari beliau untuk mengantarkan bapak2 pejabat kemenristek yang waktu itu jd pembicara PKM, dan akhirnya diantarkan oleh mbak Jucha. Tapi ternyata memang Allah adalah perencana terbaik dimanapun berada, momen ketika mbak Jucha mengantar bapak-bapak tersebut, merupakan momen Allah memberi tahu mbak Jucha tentang peluang kerja untuk sarjana pendidikan bahasa inggris seperti mbak Jucha. Sehingga, mbakku satu ini paham tentang bagaimana bocoran sistem peluang kerja dijurusan itu.
dan sejak itu, tentu aku merasa tidak mampu mengemban amanah dan jarang dipercaya oleh beliau. Namun, beliau masih mempercayakan saya sebagai teman dan manusia (yey, Geer)
Satu hal, lagi karena Pak Oki sekarang menjabat sebagai kepala LPKA, saya punya firasat bahwa saya akan menemui Sabran ketiga (orang yang mengimplementasikan ilmu padi)
Saya tulis ini, karena saya merasa tidak melakukan hal yang terbaik saya waktu di LPKA, karena selama di LPKA hanyalah pelarian saya dari masalah dan depresi saya (versi Mita mayat hidup) jadi suatu saat sebenarnya pengin bapak-bapak tersebut membaca ini, sebagai kenang-kenangan dari saya. Dan entahlah kapan, mungkin saat saya sudah meninggal. Sehingga, mereka punya kenangan ttg saya.
0 notes
Text
Keisenganku yang masih suka buka tools on this day story miliknya Instagram reminding me to appreciate every little thing of our parents.
tepat tahun lalu, temanku tlpn dan bilang dia heran kenapa adiknya yg masih kecil dibelikan PC padahal kan belum butuh dan cuma buat games. Bulan berikutnya, Allah memanggil beliau. Dan setelah dipikir2, PC itu mjd penting karena sistem sekolah menuntut penggunaan teknologi, dan mungkin ada alasan lain.
kedua, ditahun sebelumnya juga. Ditahun terakhir masa kuliahnya, temenku dibelikan motor ayahnya, jika dipikir kenapa baru belikan motor sekarang ? Selama ini 4 tahun kuliah, dia selalu naik bus. Ternyata untuk lebih mudah mobilisasi ketika ayahnya sudah tidak ada.
Ayahnya juga memberinya bolpoin, entah kenapa bolpoinnya enak buat nulis (aku pernah pinjam), mungkin ayahnya ingin anaknya terus semangat belajar.
Pelajarannya, menghargai hal kecil yg diberikan orangtua.
*Abaikan pradugaku, karena akupun tak tahu alasan realnya, aku hanya mencoba mencari kemungkinan positifnya atas legacy yg beliau2 tinggalkan
0 notes
Text
Pembinis otaknya harus opportunis,
aku setuju itu, janganlah menjadi gagap ketika tiba2 memiliki uang 100jt tapi tidak bisa mengelolanya dengan secara maksimal.
Ketika ditawari fasilitas yg gratis dengan kualitas yg sama, kenapa harus bayar mahal, lebih baik dimanfaatkan yg lebih baik, ah~ mungkin Allah ingin mereka sedekah lebih banyak disana.
Atau memang mereka yg tak paham prosedurnya, sehingga dikira suatu tahapan prosedur dibilang "dipersulit" dan akhirnya beranggapan uang bisa membeli segalanya
Ini bukan karena aku iri dengan mereka yg tiba2 kaya dg uang kagetnya itu, cuman karena aku berteman dengan anak-anak orang kaya yang setiap harinya cari promo dan mendapatkan fasilitas mewah dengan murah. Aku tidak bisa melihat orang2 itu dikampungku sendiri. Miris, ini mungkin salah satu aplikasi dari konsep "yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin"
0 notes
Text
Aku sampai ditahap ini,
Satu kata dari salah satu mbah dikampungku, "yang penting hidup rukun dan tentrem"
Sehari sebelum aku mendapatkan ini,
Dalam perjalanan mengantarkan kakak sepupuku periksa kehamilan, kita berenam mampir kesebuah warung bakso, aku ambil posisi bangku (dingklik - bangku panjang di warung2 tradisional) didekat tembok agar aku bisa bersandar, posisi satu bangku sudah terisi oleh keluarga kakak sepupuku (bertiga) tinggalah aku mengisi bangku satunya, budheku yang paling tua datang dan dia memilih duduk di satu kursi plastik, dan mengsongkang sisa bangku yang ada disampingku, dan yang satu bangku didepanku diisi oleh masnya,
Jadi sangat terlihat sekali jaraknya, yg seharusnya satu meja terisi 6 orang, hanya terisi 3 orang
Dan hal itu aku belajar bahwa, semakin tua bukan berarti semakin orang bisa menahan egonya,
Pepatah yang bilang bahwa, seorang anak mungkin bisa meninggalkan orangtuanya, tapi orangtua tidak mungkin meninggalkan anaknya
Aku tidak merasakan itu
Selanjutnya mungkin karena perasaan "abandoned" yg belum hilang, sehingga ketika aku diperlakukan seperti itu oleh budheku sendiri, rasa sakit hati langsung menjalar dinadi
Ini mungkin adalah balas dendamnya karena aku tidak ingin melihat "anak" itu,
Aku belajar untuk, semakin tua nanti haruslah paham tentang "mental health", fokus pada objek bukan subjek
"saat ini masih belajar"
Terakhir tidak perlu mencampuri urusan keluarga kecil orang lain, kalau tidak bisa bijak
0 notes
Text
Ya Allah gimana rasanya jd anak yatim piatu ya?
Apa sama rasanya sama anak broken home yg takut meminta dan bersandar kepada orang tuanya, bahkan untuk mencari support aja tidak berani diungkapkan?
0 notes
Text
Ditengah malam pergantian waktu dan tanggal,
antara tujuh dan delapan,
dibulan ramadhan
Ditemani hujan
Aku putuskan untuk melepakan apa yang diimpikan
Baik melanjutkan gelar kesarjanaan
Atau pekerjaan impian
Karena mereka adalah buah dari dendam
Yang bersembunyi sekian tahun lamanya
Aku percaya bagaimana bumi mendukung Tuhan
Yaitu dengan tanda-tanda yang saling berkaitan
Ketika kudipertemukan dengan pembicaraan bagaimana perjuangan ditempat kerja impian
Dan menemukan karakter-karakter yang berlawanan
Apakah aku akan tinggal disana untuk mendapatkan ketenangan?
Disusul beberapa jam kemudian tentang datangnya sebuah pengumuman
Yang dengan jelas menceritakan bahwa umur yang menjadi patokan
Padahal itu beasiswa impian
Tak percaya, kulanjutkan riset sampai promotor penelitian
Jalan pintas untuk mencapai titik tertinggi pendidikan
Dimana mayoritas bukan tentang ke-HI-an
Tuntas sudah, sebuah impian tanpa perencanaan dan juga pengorbanan
Cukup menampar namun sebagai tonggak baru lembaran
Aku lebih tenang
0 notes
Text
"Maaf ya"
Kata itu yg mampu tersampaikan, setelah memahami kata "ketidakmampuan untuk mentrasformasikan sesuatu"
Ketika kau tidak bisa mentranformasikan tujuan dari pengejar prestasi disekolah menjadi tujuan hidup
Ketika kau tidak bisa mentransformasikan single menjadi berpasangan
Ketika kau tidak bisa mentransformasikan imaji keluarga bahagia menjadi keluarga dalam realita
Ketika kau tidak bisa mentranformasikan apapun itu...
Maaf ya... Kamu terjebak disana dan hingga saat ini menjadi seperti ini
Trauma ketika dikatakan "mainmu kurang jauh" atau "kurang main", gapapa itukan anggapan mereka yang tidak tahu bagaimana struggle hidupmu dan mentransformasikan semuanya.
Maaf ya, meskipun kamu tidak main setidaknya kamu sudah belajar untuk menerima,
Meskipun kamu bukan pilihan, tapi kamu pernah belajar memilih dan kedepan tentu akan mampu memilih yang terbaik, bukan menunggu dipilih.
0 notes
Text
Honestly, Aku jengah cara mereka "mendidik" anak2 dengan nada yang tinggi, suka memarahi dengan kata-kata kotor seperti "bal ndasmu, cangkemmu dll". Bukankah itu hal yang tidak baik? Aku belajar dan bertumbuh bagaimana cara kerja parenting, meskipun aku belum punya anak, tapi aku belajar dampaknya terhadap diriku sendiri, bagaiama takut melakukan hal baru karena dr kecil dimarahin jika memecahkan barang atau mencoba memakai gunting misalnya, aku belajar bagaimana jika barang rusak bisa dibeli lagi namun mental anak yang down yang akan merusak masa pertumbuhannya bahkan sampai dewasa.
0 notes