Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Jalan-jalan ke Jepang (Budget, Itinerary, dan Tips Hemat)
tips hemat dijepang “Kamu ke Jepang? Gila, habis berapa tuh, kan mahal!”
“ Eh banyak duit ya kamu ke Jepang”
“Wah jalan-jalan terus. Duitmu pasti banyak ya?”
tips hemat dijepang
Dan serentetan pesan lain yang masuk lewat inbox menyambut kedatangan saya di Tokyo kala itu. Jepang memang mahal, namun bisa disiasati. Salah satunya adalah dengan persiapan yang matang dan sebisa mungkin perhitungan yang tepat. Bagusnya lagi kalau tidak teledor atau melakukan kesalahan, pasti hemat. Saya orang Matematika sih, tapi tetep saja masih melakukan keteledoran dan kesalahan yang berakibat duit melayang.
Saya sendiri entah kenapa malah pergi ke Jepang. Padahal jago bahasa Korea 😀 😀 . Tapi pulang dari sana mata saya mengeluarkan api. Api semangat nggak pengen pulang. Tapi sebenernya pas hari terakhir entah kenapa jadi mellow merasa sudah kangen Indonesia :D. Tokyo Tower pada malam hari
Nah kali ini saya akan bagikan itinerary, budget dan tips perjalanan saya ke Jepang dengan cara yang cukup hemat. Supaya penasaran saya berikan screenshoot budgetnya dulu lah ya. Nggak usah takut, ke Jepang nggak mahal kok! Kecuali kalau ke Jepang rombongan bersama keluarga dan kamu yang bayarin ya :P.
Itinerary
Itinerary ini sempat bikin pusing. Apalagi lihat peta subway di Tokyo duh ruwetnya minta ampun. Kalau peta MRT/LRT/BTS Bangkok, Kuala Lumpur, dan Singapura digabungin pun nggak seruwet map di Tokyo. Baru peta subway ya, belum ditumpuk sama peta kereta dari JR.
Saya terusan berlatih baca ini peta selama berhari-hari sampai mata sakit. Soalnya ini penting banget untuk menentukan destinasi. Pas akhirnya bisa membaca, wah senangnya bukan kepalang. Merasa pintar, lebih bangga daripada berhasil dapet jawaban soal integral!
Dalam menyusun rencana perjalanan, pasti akan berpengaruh pula dengan biaya. Semakin banyak kota yang dikunjungi, semakin besar pulalah biayanya. Apalagi di Jepang transportasinya bisa dikatakan cukup mahal apabila tidak pintar memilih day pass yang sesuai. Selama 9 hari saya hanya mengunjungi Tokyo, Hakone, Kyoto, Nara, dan Tokyo. Awalnya sih mau ke Hiroshima juga karena saking ngebetnya lihat Miyajima. Namun kemudian saya urungkan mengingat budget terbatas. Bahkan sampai sekarang, 4 bulan setelah trip saya ke Jepang rasanya masih pengen balik. Belum puas, masih pengen mengulang lagi. Semoga diberi kesempatan untuk kembali :D. Teman-teman bisa unduh disini untuk Itinerary Jepang saya.
Oya, dalam menyusun itinerary ini perlu dipikirkan alternatif termurahnya. Kebanyakan yang pergi ke Jepang beli JR Pass. Sekali lagi pembelian day pass tergantung dengan itinerarymu. JR Pass mahal loh teman-teman, sayang kan kalau tidak digunakan semaksimal mungkin dari ujung timur sampai ujung barat Jepang. Kalau beli JR Pass 7 hari rasanya tidak mungkin kita bisa travel ke banyak kota dikarenakan kelelahan fisik.
Saat di Kyoto saya bertemu pasangan kekasih yang menjalin cinta dengan mesranya dan saya cuma gigit jari. Mereka berdua beli JR Pass dan mengaku tidak menikmati betul perjalanan karena harus ngebut pindah kota setiap sehari sekali demi memanfaatkan JR Pass. Update terakhir harga JR Pass adalah 29.11o Yen atau setara 3,2 juta. Mahal kan? Awalnya saya juga berpikiran untuk membeli JR Pass namun kemudian saya urungkan. Tapi untuk teman-teman yang mau naik shinkansen lebih baik membeli JR Pass karena harga sekali naik kereta shinkansen memang mahal sekali. Doakan saya ya teman-teman supaya bisa kembali lagi ke Jepang terus ngerasain sensasi shinkansen ini 😀 :D.
Saya sempat mengumpulkan beberapa informasi mengenai day pass di beberapa kota seperti berikut. Sebagai catatan, harga day pass ini adalah harga yang saya dapatkan saat kunjungan bulan Oktober 2015 lalu.
day-pass
Nah sebagai info saja, berikut day pass yang saya gunakan di masing-masing kota yang saya kunjungi :
Tokyo+ Hakone (Day 1-3)
Saya menggunakan Tokyo Subway 1 day pass yang saya beli di Haneda Airport sebesar 800 Yen untuk berkeliling Tokyo seharian. Esoknya saya mengunjungi Hakone untuk berkencan dengan Fujisan seharga 6030 Yen. Sebenarnya day pass ini berlaku 2 hari namun kami hanya berkunjung sehari saja. Kemudian hari ketiga saya menggunakan kereta milik JR. Kenapa tidak beli tiket subway lagi yang lebih murah? Kenapa nggak beli tiket JR Pass 1 day sekalian? Disinilah letak kesalahan perhitungan saya.
Dari pengalaman saya, menggunakan kereta JR lebih nyaman karena tidak perlu naik turun di stasiun saat harus berganti kereta. Soal kebersihan semuanya sangat bersih dan menggunakan subway terasa lebih cepat dibandingkan dengan kereta JR.
Kyoto (Day 4-6)
Saya berpindah ke Kyoto dari Tokyo dengan menggunakan Willer Bus seharga 3900 Yen. Pas banget dapat promo waktu iseng-iseng cek tiket. Seperti yang sudah saya rencanakan di Kyoto saya tidak membeli tiket kereta. Saya menggunakan bus pass seharga 500 Yen untuk satu hari karena memang hampir semua destinasi dicapai dengan bis. Tenang saja, bisnya sangat nyaman dan bersih kok! Nah disini saya melakukan kesalahan lagi. Waktu pulang mengunjungi Fushimi Inari saya lupa dimana bus pass saya. Akibatnya saya harus membayar tarif sekali naik sebesar 230 Yen! Turun di halte, eh passnya malah ketemu :’(.
Osaka+Nara (Day 7-9)
Dari Kyoto ke Osaka saya menggunakan kereta JR seharga 560 Yen. Tadinya ingin membeli Kintetsu Rail Pass namun ternyata tidak bisa dibeli di Stasiun Kyoto, melainkan di BIG Camera. Karena saya kejar-kejaran waktu akhirnya saya gunakan kereta JR. Hari pertama saya tiba di Osaka, saya bertolak ke Nara. Sebenarnya rencana saya dari Kyoto ke Nara lalu lanjut ke Osaka. Namun lagi-lagi ada perubahan rencana yang akibatnya malah membuat saya memutar. Saat di Nara saya urungkan untuk membeli day pass . Saya lebih memilih jalan kaki dan memang lebih indah menikmati Nara dengan berjalan kaki :D.
Lalu day pass apa yang saya gunakan di Osaka? Tentunya Osaka Amazing Pass. Saya beli untuk 2 hari dan memang worth banget karena hanya seharga 3000 Yen dengan total pemakaian saya sebesar 6640 Yen! Sebenarnya masih banyak atraksi lain yang ingin saya kunjungi dengan memanfaatkan Osaka Amazing Pass ini. Namun apa daya hari terakhir kaki sudah gempor tidak kuat lagi diajak berjalan.
osaka-amazing-pass
Budget
Karena Jepang memang tidak semurah negara di Indochina seperti Thailand, maka saya benar-benar ikat kencang rencana pengeluaran saya. Saya berkutat dengan perencanaan biaya hampir 6 bulan lamanya. Memang sih nggak ngerjain tiap hari, karena ini bukan skripsi hehe :D. Saya berusaha mencari alternatif termurah dan sesuai dengan destinasi saya.
Jujur, ketika mengunjungi Jepang saya tidak ingin rugi dengan mengunjungi banyak tempat. Namun sekali lagi, waktu harus diperhitungkan. Oleh karena itu saya mendahulukan hal-hal yang bersifat gratis atau sedikit mengeluarkan uang.
Total pengeluaran trip ke Jepang adalah sebesar 11 juta Rupiah. Angka yang besar? Iya, betul. Namun itu semua sudah termasuk biaya pembuatan visa, tiket pesawat pulang pergi, akomodasi, oleh-oleh, transportasi, makan, dan tempat wisata selama 11 hari di Jepang dan transit di Malaysia. Untuk tiket pesawat, saya rasa teman-teman bisa mendapatkan harga yang jauh lebih murah, apalagi keberangkatan dari Jakarta/Kuala Lumpur. Berhubung saya berangkat dan pulang lewat Bali, maka tak heran bila harganya agak sedikit wow. Sedangkan biaya visa bisa hilang apabila mempunyai paspor elektronik.
Tips Berhemat
Makanan
Dimanakah tempat makan yang hemat di Jepang? Banyak! Saya food lover dan tipe orang yang takut kelaparan. Jadi, stok makanan harus selalu ada :D. Selain itu, selagi di Jepang saya berusaha untuk menikmati makanan lokal yang ada, mumpung kan ya? Tak heran biaya makan saya selama di Jepang menjacapi 1,6 juta! Meskipun di Indonesia ada banyak restoran dan penjual jajanan Jepang namun masih saja rasanya berbeda. Maaf untuk ulasan kali ini saya tidak bisa memberikan informasi halal, hanya terbatas pada makanan hemat saja. Berikut beberapa tempat makan hemat dan jajanan yang saya temui dan kunjungi ketika di Jepang. Oya, tips hemat lain lebih baik membeli air kemasan 2L yang lebih murah dibandingkan dengan kemasan tanggung (600ml) atau minuman di vending machine.
Yoshinoya
Semacam franchise di Jepang dan banyak sekali cabangnya. Yoshinoya di mudah ditemukan karena simbol warna oranyenya. Harga yang ditawarkan juga cukup pas dikantong. Semangkok gyudon (nasi dan daging sapi) yang saya pesan dengan ukuran medium hanya sebesar 380 yen saja! Teman-teman juga nggak perlu khawatir dengan minuman, karena disini free flow ocha alias the hijau 😀 :D.
Matsuya
Matsuya tidak berbeda jauh dengan Yoshinoya. Mungkin rasanya berbeda kalau benar-benar dicermati. 11-12 dengan McD dan KFC, seperti itulah. Saya membeli makan siang saya di Matsuya daerah Yanaka Town yang sepi. Cara pesannya pun dengan menggunakan mesin. Harganya juga tidak mahal, semangkuk gyudon dan semangkuk miso hanya seharga 380 Yen plus bir Asahi hanya sebesar 150 Yen saja! Bir Asahi ini salah satu favorit saya, karena rasanya yang ringan :D.
Convenience Store
Di Jepang, convenience store atau konbini dalam bahasa setempat ini banyak banget dan menjamur. Yang paling banyak dan sering saya lihat Seven Eleven, Lawson, dan Family Mart. Apa sih bedanya? Well, sebenarnya ini 11-12 dengan Indomaret dan Alfamart, mirip. Namun saya lebih senang belanja di Seven Eleven. Pilihan makanannya lebih banyak. Hahahaha 😀 :D. Selain makanan beku, juga menjual aneka roti, odeng (fish cake), dan onigiri dengan berbagai macam isi. Nah biasanya kalau malam ada makanan yang didiskon, jadi sering-sering saja mampir ke convenience store sore hari. Sekedar info saja, kemasan teh hijau dalam botol yang dipajang dengan menarik di dalam kulkas semuanya nggak manis seperti di Indonesia ya, jadi jangan kaget :D.
0 notes