Tentang semua hal yang tak kamu tau, tak kamu pahami, dan yang tak mampu aku katakan padamu....
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Terima kasih ya sudah menjadi orang baik. Kalau kebaikanmu tidak terbalaskan dari orang yang telah kamu manusiakan, bisa jadi ada porsi lain yang sudah Dia ciptakan.
Ingat, Tuhan tidak pernah salah membalas kebaikan hambaNya. Cukupmu yang selalu mengalir, sehatmu yang selalu tak pernah berkurang, orang tuamu yang sehat sampai detik ini, anak-anakmu yang selalu membuatmu tertawa, karirmu yang bersinar, tanamanmu yang selalu hijau, peliharaanmu yang sehat dan menggemaskan sampai baju dan celanamu yang selalu bersih. Sesederhana itu Tuhan menempatkan rasa cukup.
Jangan pernah berhenti jadi orang baik ya walaupun kecewa selalu mengekor :)
9 notes
·
View notes
Text
Tuan, maafkan aku yang kurang teliti dalam mencintaimu. Banyak serpihan luka masa lalu yang kau bawa, namun aku hanya memilih untuk menjalaninya atas nama rasa. Bodohnya aku, ya..
7 notes
·
View notes
Text
Katamu, mencintaimu itu hanya sekedar rasa. Walaupun begitu, pahit dan manisnya tetap terasa nyata, kan?
2 notes
·
View notes
Text
Diam-diam aku menilikmu dari jauh. Diam-diam otakku memutar tentang kita di masa lalu. Kita yang dulu bersama, kita yang sekarang tak lagi ada.
Walau kutau ini salah, tapi mengapa justru aku menikmatinya? Walau kutau ini bukan seharusnya, tapi mengapa semakin kuingat semakin kuingin kembali menyemai rindu bersamamu?
27 notes
·
View notes
Text
Aku mencintaimu dengan menggadaikan bahagiaku yang sudah diberi Tuhan. Jadi, tolong Tuan, ketika kau sudah tidak lagi mencintai aku, kembalikan bahagiaku beserta tangisnya dengan baik.
Jika memang tak sanggup, jangan kau pinjam bahagia ini untuk memenuhi egomu. Walaupun hanya sedikit, kau tau bagaimana aku jika sedang mencinta?
Ya, aku rela memberi semua bahagia itu meski aku tak lagi punya.
59 notes
·
View notes
Text
ada lebih dari 50an pesan yg masuk ke tumblr ini. Ada yg masih aktif, ada diantaranya yg sudah deaktif. Telat ga yaa kalau mau dijawab sekarang 😂 Dari yg galau mungkin sekarang udah ga galau lagi, dari yang susah dapat restu mertua, sekarang udah jalan bareng berdua, dari yang cerita soal mantan, sekarang udah jalan lurus kedepan bareng pasangan.
Semua punya waktu masing-masing dan see? Lihat kan kalau ternyata kita bisa melewatinya 🤗🤗
10 notes
·
View notes
Text
Hi All..
Lama yaa kita ngga ngobrol hihi.. Akhirnya aku kembali lagi mampir ke 'rumah persinggahan'ku ini. Happy banget rasanya! 🤗
3 notes
·
View notes
Photo
Aku pernah sakit hati karena dikhianati. Pernah menunggu untuk melepaskan. Pernah tertusuk kepingan hatiku sendiri karena sebegitu percaya dan egoisnya. Pernah menangis pasrah menjadi yang paling disembunyikan. Pernah menjadi yang paling disalahkan atas rasaku. Ya, aku pernah sehancur itu.
Aku pernah bangkit untuk menjadi yang dihancurkan lagi.
Entah. Setelah nanti disaat aku sudah mampu menyusun percaya, Menyatukan keping hati ini sendirian, akan jadi apa selanjutnya? Menjadi yang paling dibahagiakan, bangkit tertatih untuk dikhianti lagi atau berdiri terseok untuk menjadi yang dibunuh? .
Aku kuat, Tuhan. Aku mampu..
393 notes
·
View notes
Text
“Pernahkah kau temui hati yang cukup gila mengatakan bahwa menunggu adalah cara lain mengungkap setia? Maka, bersiaplah kau merasakan pilihan yang paling menyakitkan ketika kelak kau kehilanganku.”
—
159 notes
·
View notes
Text
Terimakasih
Terimakasih telah bersedia memahami. Terimakasih untuk tidak pernah mengeluh atas lebih kurang yg aku punya. Terimakasih atas segala rencana-rencana bersamaku di masa depan.
Aku tidak akan berjalan di belakangmu, tapi aku akan berjalan di sampingmu. Ini bukan tentang siapa diantara kita yang akan berjalan di depan, melainkan tentang bagaimana kita saling berdampingan menempuh segala rintangan. Jalan kita tidak selalu mulus, pun juga tidak akan selalu terjal. Tentang semua hal yang berbelok atau lurus, tetaplah bertahan di semua aral.
Terimakasih telah mengajakku selangkah lebih baik, mari siapkan agar semesta turut berbahagia bersama kita. Semoga.
100 notes
·
View notes
Text
Aku mengagumi hujan, tapi aku tak suka basah karenanya. Aku mengagumimu, tapi aku tak suka patah karenanya.
52 notes
·
View notes
Text
Tidak perlu jauh mencari. Jadikan aku senyum yang kau ingini, ketika memang kau rindu pada senyummu sendiri.
14 notes
·
View notes
Text
“Terimakasih karena telah mencintai aku sedalam nadi. Pada awan yg tertembus matahari hingga pada bulan di langit hitam kita gantungkan asa, rasa dan cinta. Semesta merayakan, semesta juga mencintai.”
— Kita.
145 notes
·
View notes
Text
“Orang yg ada didepanmu ini hanya belajar untuk selalu mencintai. Tidak untuk belajar menerima kehilangan. Ia lupa, ia tak mau.”
— Maka dari itu, menetaplah.
192 notes
·
View notes
Text
Carilah
Kau hidup di jaman kau harus serba mencari. Mencari jati diri, mencari hal yang bisa membahagiakan hati, mencari kesedihan, mencari amanah, mencari banyak hal. Bahkan, aroma hujan yang tengah rintik pun kau cari-cari. Ya, Pethricor itu selalu mengagumkan. Itulah kenapa indera penciumku selalu memuja.
Tuhan menjajikan kita Kebahagiaan, dan dunia adalah tempatnya. Lebih tepatnya hatimu. Ya, hati kita. Macam kebahagian bersumber dari sana. Itulah mengapa Tuhan memberi kita tugas untuk mencari. Mencoba menyusuri sendiri. Di setiap sudut dunia ada bahagia milik kita. Hak kita, untuk kita. Entah dia hidup atau mati, yang jelas hatimu harus siap menerima karena membahagiakan atau tidaknya hal itu bagimu, ialah hatimu yang mampu merasakan. Mari kita ambil yang hidup sebagai ulasan. Jika kau mencari kesempurnaan tunggal, alam semesta tidak akan menyajikan. Kesempurnaan adalah esa, milik Tuhan. Tak perlu membahas hal klise seperti ini,karena kau pasti tahu. Bahwa jika kesempurnaan diletakkan pada manusia dan organ-organnya, Tuhan dengan tega mereka singkirkan. Karenanya, carilah….
Ia yang mampu memancarkanmu baik di segala kondisi. Dari segala sudut pandang. Carilah pancar ronamu pada ia yang mampu melihatmu dari sisi terendah. Carilah. Carilah ia yang hidup tanpa meminta yang tiada.
Carilah…
Ia yang mampu menghargai setiap sudut senyummu, bahkan sedihmu sekalipun. Carilah ia yang bahkan bisa menerjemahkan gulitamu. Mungkin, aral tak bisa ia binasakan. Namun, ia selalu mempercayai genggamanmu sebagai kekuatannya melawan. Hingga ia mati, tak berdaya diterbangkan debu.
Maka, carilah…
Ia yang bukan berjanji tidak akan menyakitimu, namun temukan ia yang berani menjadi obat ketika melukaimu tanpa sadar ia lakukan. Kau dan dia sama-sama manusia. Tak akan pernah luput dari alpa, termasuk tentang bagaimana menorehkan luka.
Carilah…
Ia yang tak akan membiarkanmu disentuh tetesan air mata, bahkan tetesan hujan pun tak akan ia biarkan menyentuh ujung rambutmu walaupun kau sangat menyukainya. Temukan ia sebagai pelindung hatimu.
Carilah…
Ia yang bisa menerjemahkan amarahmu. Sekalut, serumit, dan separah apapun amarah memuncak di ubun-ubunmu, temukan ia yang bisa meredakan dengan nilai sempurna. Karena kau tak akan pernah tau, sefatal apa lakumu ketika ubunmu dipenuhi api yang menggebu.
Carilah…
Ia yang tak hanya menebar bualan tinggi di depanmu. Namun, juga memberikan jaminan pada ayahmu sebagaimana ia mampu berjanji dihadapan Tuhan. Temukan ia yang tak hanya mampu memintamu dihadapan kedua orang tuamu, namun juga dihadapan Yang Satu.
Carilah..
Temukan ia yang selalu menceritakanmu pada dunia. Ia yang tak pernah kehabisan cara untuk memperkenalkanmu pada sebutir debu sekalipun. Membanggakanmu pada langit, hingga menceritakan namamu pada bintang dan membuatnya merasa iri saat ia katakan bahwa kau adalah penyinar hidupnya—bahwa ia tak pernah salah memilihmu sebagai teman hidup yang membantunya menggapai impian yang ia gantungkan setinggi awan.
Carilah……
Temukan……
Ia yang bukan hanya berjanji untuk memenuhi inginmu, namun ia yang selalu memintamu merapal kedua telapak agar Tuhan memampukan rezekinya untuk bisa selalu membahagiakanmu dengan jerihnya. Payahnya, peluhnya. Agar kau tau apa arti Tuhan, apa arti memohon dan berharganya arti sebuah pengabulan..
Carilah……
Esok Hari……
Dan ia yang kucari, sudah kutemukan.. Kamu… @terjemahgulita
122 notes
·
View notes
Text
X : Kak, kakak mau terima ga kalo misalnya dia yang udah pergi terus sekarang tau-tau datang lagi berharap untuk kakak cintai lagi?
D : Tidak semua hal bisa dimisalkan. Urusan hati, bukan hal yang mutlak dan bisa dimisalkan. Apa kata sekarang belum tentu apa kata besok. Kalau dia datang kembali, biar waktu aja yang kenalin ke aku.
X : Kan kakak udah kenal, ngapain pake kenalan lagi?
D : Setiap hari, hati seseorang itu selalu punya hal baru untuk bisa dicintai. Siapa tau, selama dia menghilang ada banyak hal baru yang belum kukenali selama memahami dia, dulu. Cinta bisa dimisalkan, tapi hati tidak. Hati bisa diibaratkan, tapi rasa tidak bisa ditafsirkan. Percaya atau tidak, hati yang dulu mencintai begitu keras–setelah ia pergi–langkahnya bisa serumit itu saat ia kembali.
139 notes
·
View notes
Text
Sekejap
Kau datang, sekejap lalu pergi lagi. Kau hanya menanyakan bagaimana aku. Tidak, bukan isinya. Kau hanya menanyakan pemilik hati yang kau remukkan beberapa waktu lalu. Memastikan apakah aku terlihat baik-baik saja ataukah tangisku masih dirundung pilu.
Aku baik-baik saja, dan akan selalu baik-baik saja. Aku tidak akan selamanya membuatmu merasa bersalah atas lukaku meski sekeras apapun hatiku memberontak ingin kau pertanggungjawabkan. Aku sudah hafal diluar kepala bagaimana hadirmu itu selalu serba mengejutkan. Tiba-tiba kau datang, lalu pergi lagi tanpa permisi. Tiba-tiba kau bertanya,kemudian kau berlalu meski sedusta apapun aku menjawab–kau tak pernah peduli.
Kosongnya kita tanpa suatu pertemuan kadang begitu menyiksa. Siapa yang kiranya sudi untuk ditinggalkan begitu saja? Ah kau ini juga begitu hafal aku diluar kepala rupanya. Buktinya kau kembali ketika memang mulai kupertanyakan lagi kapan kiranya kau akan datang–meski bukan untuk menetap.
Heran saja aku pada logika kokohmu itu. Dengan mudahnya kau terus memintaku untuk melupakan apa yang sudah kita tulis bersama, memendam hidup-hidup rasa yang masih kokoh berdiri dan bernafas tanpa jeda. Hei, hati ini bukan robot yang ketika kau remukkan sedikit ia tak akan banyak bereaksi dan diam seribu tahun tanpa pernah hidup lagi. Kau lupa bahwa aku masih berakal?
Diamku, bisuku padamu, bukan karena santunku sudah terbungkam rapat. Aku hanya ingin mengajari hatiku bahwa rindu itu harus tau diri. Bahwa jika tutur kita masih kubiarkan terus bertemu hanya akan membuat luka itu semakin menjadi. Kau tak mau itu terjadi pada hati kita masing-masing, bukan?
Tuan, kiranya kau tak perlu khawatir. Perlahan, namamu sudah tak kurasakan berdetak hebat dalam jantungku. Pun juga tak lagi kurasakan denyutnya dalam hati yang sudah kau perlakukan seceroboh ini. Meski ia terlihat lebam disana sini, kujamin ia masih sangat kuat dan kokoh untuk sekedar kau sapa. Kenapa bisa begitu? Jangan lupakan, bagaimanapun kita pernah bahagia bersama. Meski hatiku terbatas untuk dapat terus mengerti engkau, percayalah bahwa diamku kini hanya untuk mencukupkan apa yang sudah-sudah. Bukannya kau tak sanggup untuk sepenuhnya memilih? Maka jangan salahkan jika aku yang mengambil alih peranmu–mau tak mau. Kurasa aku telah cukup bijak untuk dapat menyelamatkan semua sisi. Jadi, jangan pernah lagi tanyakan mengapa.
Ingatlah baik-baik. Aku bukan membencimu. Sama sekali tidak. Kau tau aku tak akan bisa membencimu walau seceroboh apapun kau membawa hatiku. Sekalipun ia tak mampu lagi untuk disembuhkan, paling tidak ia masih mampu bertahan meski namamu tak lagi kurasakan denyutnya. Jika memang kita harus kembali dengan catatan seolah tak pernah ada rasa cinta diantara kita sebelumnya, percayalah aku masih mampu menjadi teman terbaikmu diantara mereka yang terbaik–walau harus menjadi salah satunya.
Hati-hatilah menjaga waktu, tuan. Kehilanganmu aku sudah, kehilanganku kamu belum. Bersiaplah untuk menjadi yang lebih kuat daripada aku–kelak ketika itu terjadi. Kamu sanggup, kan?
264 notes
·
View notes