tidaksebutnama
243 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Cerita sebalku.
Saat ini rasanya sedikit kacau.
Dimulai tadi pagi saat berangkat menuju sekolah, rasanya sedikit kesal ada seorang bapak yang mengomel ke arahku sambil mengemudikan motornya, alasannya karena aku menyalip truk yang berlawanan arah dengannya. Dari sudut pandangku, beliau masih berjarak jauh sehingga aku berani menyalip truk itu. Mungkin dari sudut pandangnya dia khawatir kita akan bertabrakan. Akupun sebenarnya lupa menyalakan lampu sendku. Yah, salahku.
Kemudian aku membeli sayur di tempat biasa dekat sekolahku, aku memilih milih sayur yang cocok dengan masakan yang aku buat disekolah. Selesai memilih, aku membayar menggunakan uang 5ribu rupiah yang rupanya sudah sedikit kucel. Tiba tiba mba penjual memanggilku beberapa kali 'mba mba ada uang yang lain?' Arghh sudah kuduga sebelumnya, ada firasat bahwa uang yang kuserahkan tidak deterima. Dan benar saja, kemudian aku merogoh kantongku mencari uang yang lain.
Saat tiba di sekolah setelah selesai upacara, aku pergi ke pasar membeli beberapa bahan masakan yang masih kurang. Pagi tadi aku sudah memblender sambal balado yang akan kumasak di sekolah supaya di sekolah tidak perlu repot repot mengulek cabai sampai tangan keor. Aku berjalan menuju pasar, sudah setengah perjalanan tiba tiba aku teringat, aku belum mengecek Kemudian aku membeli sayur di tempat biasa dekat sekolahku, aku memilih milih sayur yang cocok dengan masakan yang aku buat disekolah. Selesai memilih, aku membayar menggunakan uang 5ribu rupiah yang rupanya sudah sedikit kucel. Tiba tiba mba penjual memanggilku beberapa kali 'mba mba ada uang yang lain?' Arghh sudah kuduga sebelumnya, ada firasat bahwa uang yang kuserahkan tidak deterima. Dan benar saja, kemudian aku merogoh kantongku mencari uang yang lain. bawang di kulkas. Arrgg aku sedikit kesal jika harus putar balik ke sekolah. Untungnya, aku ingat membawa hp, aku segera menelfon Bu Fitri, akhirnya kesalku hilang.
Setelah bel istirahat, aku masuk ke kelas. Setiap hari Senin, aku masuk dijam siang karena jam pagi diisi Bu Misyati mengajar pelajaran agama. Dan sudah kuduga lagi, dipapan tulis ada tulisan Bu Mis dengan spidol yang tintanya sulit sekali dihapus. Anak-anak tidak bisa menghapusnya, karena butuh tenaga ekstra untuk menghapusnya. Yaa lagi lagi aku sedikit kesal untuk menghapusnya, karena ini bukan pertama kali.
Siang ini aku memberikan pelajaran Bahasa Indonesia. Karena belum tersedia LKS, maka aku beri materi dikte. Aku mendikte tentang materi tanda baca kepada anak-anak dari nomor 1 sampai 5. Di pertengahan jalan, aku sembari mengisi ulang spidol yang sudah sedikit tipis jika digunakan. Sedikit ribet, aku harus membuka tutup tinta dengan bantuan gunting karena tutupnya menyebalkan ketika dibuka, setelah terbuka aku harus memasang lagi pipet untuk menyalurkan tinta ke ujung bawah spidol. Aku tekan tekan pipet itu, tapi tidak kunjung keluar. Akhirnya aku menekannya sambil mendikte, yapss saat aku sedang lengah tiba tiba keluar cairan tinta dan tinta itu menciprat ke pakaianku. Arghh lagi lagi aku kesal. Tintanya menciprat ke jilbabku, dan diujung lenganku sedikit.
Saat ini, sebelum aku menulis cerita ini, aku mencoba menghilangkan noda itu yang katanya bisa hilang dengan mengoleskan minyak kayu putih. Setelah aku coba, ternyata tak bisa hilang. Ah sudahlah daripada aku kesal, biarkan saja noda itu, paling besok aku sudah tak mempedulikannya lagi.
Sekarang, aku sedang menulis cerita ini, aku menumpang dimeja Bu Imah dan lagi lagi aku sedikit kesal, karena aku dimintai bantuan untuk mencari lafal do'a dan ayat al qur'an untuk lomba pesta siaga akhir bulan ini. Bukannya tak mau dimintai bantuan, tapi karena itu pekerjaan yang lagi lagi melibatkan si lepi (laptop) padahal si lepi adalah barang yang menyebalkan bagiku. Arghh mau tidak mau nanti malam aku harus berkutat dengan si lepi itu.
Singkat cerita, itulah cerita sebal yang ku besar besarkan disiang hari ini. Ini masih siang lho, masih banyak waktu yang kulalui hari ini. Semoga sebalku tiba-tiba hilang. Sekian.
1 note
路
View note
Text
Saat ini diam dan tenanglah dulu. Tak usah menghubunginya dulu. Tahanlah segala bunga bunga di hati. Kendalikan hati dan sikap. Jangan sampai goyah. Kau punya harga diri yang harus diselamatkan. Sebelum nantinya kau malu dengan dirimu sendiri karena terlalu berlebihan.
0 notes
Text
Bukan hanya dia yang memiliki perasaan. Kaupun punya hati yang harus kau hargai.
0 notes
Text
Terlalu sibuk memahami orang lain sampai lupa dengan diri sendiri.
0 notes
Text
Gapapa egois untuk kebahagiaanmu dan masa depanmu sendiri. Saatnya MEMIKIRKAN PERASAAN DIRI SENDIRI BUKAN ORANG LAIN!!!
0 notes
Text
Mulailah mencintai diri sendiri dengan memikirkan perasaanmu bukan melulu memikirkan bagaimana perasaan dia. Bahagia atau sedihnya biar dia yang mengaturnya sendiri. Kamu tak perlu ikut memikirkannya.
Siapa yang akan memikirkan perasaanmu selain dirimu sendiri. Cintailah diri sendiri dulu.
Jika dia bahagia tanpamu, lalu kamu harus bagaimana? Ingin menghancurkan kebahagiaannya? Senang jika dia tersakiti?
Tak akan mengubah keadaan, mau dia bahagia atau sedih itu urusannya.
Toh tidak ada manusia yang 100% bahagia terus di dunia. Ada kalanya sedih melanda. Kita semua sama sama terluka.
0 notes
Text
Aku harap aku bisa menjadi rumah untukmu
Namun sepertinya, aku merasa aku hanya membebanimu
Aku tak tau bagaimana sebaiknya aku bersikap
Tapi kepala ini berisik sekali dengan pikiran jelek
Rasanha ingin meledak
0 notes
Text
Kuharap aku bisa mengendalikan sikapku saat aku dilanda perasaan seperti ini
Bersabarlah beberapa hari, perasaan itu akan hilang
0 notes
Text
Berisik sekali kepala ini ya Allah
Aku lelah dengan semua ini,
Aku lupa rasaku bahagia,
Hati selalu dihantui dengan segala macam ketakutan
Lelah sekali
Berantakan di kepala, berisik sekali rasanya
Hampa sekali rasanya
Entah perasaan apa ini
Karena aku mulai bergantung padanya? Atau malah aku yang telah mati rasa?
Mengapa malah dia yang mengendalikan ketenanganku
Harus sampai kapan aku seperti ini
Setiap bulan aku harus mengendalikan rasaku yang berantakan ini
Akankah berakhir bahagia?
0 notes
Text
Sayang, apabila kamu masih ingin menikmati waktu sendirimu, bilang saja ya
Jangan karena perasaan tidak enak, kamu menjadi terbebani.
Aku tidak mau menjadi beban, kamu berhak mendapatkan yang kamu inginkan.
Semenjak perkataanmu saat itu, aku merasa menjadi beban bagimu. Semua obrolan kita seakan bukan karena kamu menginginkanku, tapi karena kamu tidak enak saja.
Apa mungkin aku bukan orang yang tepat untukmu? Bahkan untuk bercerita saja, kamu masih berpikir panjang.
0 notes
Text
Kala itu, ucapan yang kau lontarkan begitu menyayat hati.
Kau bilang jangan membebanimu dengan pertemuan,
Kau bilang kau sebenarnya ingin bercerita denganku namun sepertinya aku hanya ingin bersenang senang saja.
Satu bait kalimat yang membuat diriku merasa tak diinginkan.
Rinduku, inginku seolah hanya menjadi beban untukmu.
Rasanya aku sangat malu, kau membuat harga diriku runtuh.
Aku tau kau hanya sedang tak baik baik saja.
Namun aku juga tak mengerti, kau yang tak menghargai atau aku yang begitu keterlaluan tak bisa memahami.
Sekarang, perasaanku begitu ter ombang ambing,
Aku tidak tau bagaimana harus bersikap.
Kalimatmu masih saja teringat, membuat pilu hatiku dan tanpa sadar air matakupun ikut jatuh.
0 notes
Text
Suatu saat kamu akan mengatakan:
Wah ternyata inilah hikmah yang Allah berikan
0 notes
Text
Tenanglah, kamu akan baik baik saja dengan takdir Allah.
Karena takdir Allah adalah baik
0 notes
Text
Aku selalu takut kehilangan seseorang, tapi adakah yang takut jika kehilanganku?
0 notes