Tumgik
tiaristiyani · 5 years
Text
Tumblr media
2 notes · View notes
tiaristiyani · 5 years
Text
Tumblr media
Place Inside Your Heart
Tumbuh menjadi wanita yang cengeng sesekali membuatku bersyukur, karena aku bisa ikut merasakan kebahagiaan atau kesedihan yang ditunjukkan atau bahkan disimpan oleh orang lain. Aku mudah gembira, seketika juga mudah menangis untuk hal- hal yang mengharukan atau menyedihkan. Rasa simpati di dalam diriku bisa dengan sangat mudah dipancing.
Di lain waktu, dalam keadaan yang terdzalimi, sakit hati, dan tersinggung karena perasaan tidak dihormati dan dihargai , sifat cengeng dan sensitif ini ingin kubakar sampai hilang, karena menjadikanku pribadi yang mudah terpuruk. Memang seringkali, ada orang- orang yang memperlakukan orang lain dengan sangat baik dan hati- hati agar tidak melukai perasaannya, tetapi dia sendiri tidak menerima perlakuan yang sama.
Saat beranjak dewasa, ada orang yang tidak bisa lagi mengadukan kesengsaraannya pada ayah dan ibunya, karena takut kesedihan menimpa keduanya, lalu memutuskan untuk menyimpan kesakitan di dalam hatinya.
Ayah dan Ibu adalah air bagi dahaga putra- putrinya, dengan melihat mereka saja, semua luka di dalam dirimu seketika pulih. Sesak dirimu menjelma ketenangan. Suara mereka senantiasa membangkitkan semangat, sampai kamu merasa tidak bisa sehari saja tanpa mendengar suara keduanya.
Ayahku sudah kembali pada Allah. Tapi ada satu tempat di lubuk hatiku untuk Ayah dan Ibuku. Tempat itu bahkan sudah ada bahkan sebelum aku menyadari keberadaannya. Saat aku sedih, aku melihat ke dalam hatiku. Aku menghibur diriku dengan mengingat- ingat wajah ayah dan ibuku saat dia tersenyum gembira, tertawa atau bahkan menangis, begitu murni dan lembut. Ayah dan ibu memilik banyak kasih atau bahkan mungkin ampunan bagi jiwa yg berdosa.
Tempat mereka tidak pernah sirna di dalam batinku. Semakin hari semakin besar memenuhi relung- relung hatiku, setiap menyadari bahwa Allah dan mereka selalu ada bersamaku, aku merasa siap untuk meninggalkan kehidupan ini. Di dalam dunia, tidak ada lagi yang menarik hatiku.
#parents #sufilive #dad #mom #sadstory #ayahibu
0 notes
tiaristiyani · 6 years
Text
Tumblr media
PREGNANCY ACCEPTANCE
"What is yours, will find you"
--Ali RA.
Jumat, 29 Maret pagi akhirnya berani ambil testpack setelah 2 minggu lebih terlambat haid. Semuanya serba cepat, rasanya ga sampai semenit, garis duanya muncul, aku kira bakal ada slowmotion drama kayak di sinetron- sinetron atau kayak pengalaman teman- teman di forum diskusi kehamilan; di testpack tertera satu garis merah jelas dan satu garis merah samar. Aku? Dua- duanya jelas, as clear as i write this.
Bukan kaget lagi, bahkan lebih banyak rasa heran, bertanya- tanya, kenapa bisa hamil padahal beberapa hari sebelumnya disibukkan oleh kegiatan kantor yang padat, naik turun tangga sampai lantai 3, minum cola nyaris 1,5 liter lebih karena dapat sponsorship dari Mc'D, makan makanan yang pedas dan ga sehat, dan minggu- minggu kemarin memang berat, banyak tekanan dari eksternal, lalu overthinking.
Rasanya bingung dan sedikit kecewa. Aku dan Sidiq memang tidak mematok target waktu tertentu untuk memiliki anak. Kalau Allah kehendaki, kami akan terima sebagai sebuah rizki. Tetapi, memang dalam waktu dekat ini prioritas kami adalah hal yg lain; observasi KPR, pengembangan Sportyfield, rintis usaha baru. Sebelum menikah, aku juga sudah meniatkan diri untuk resign dari pekerjaan jika diriku hamil. Aku ingin sepenuhnya mengurus anak dan suami di rumah. Tapi, saat lihat hasil testpack, awalnya merasa bahwa kehamilan ini datang bukan pada saat yang tepat. Aku merasa belum menyiapkan diri, dan tentu muncul kekhawatiran utama; kalau aku resign, aku tidak mendapat penghasilan, dan tidak bisa membantu kehidupan keluargaku; ibu dan adik- adikku.
Bagi wanita dengan tipe "canggung untuk meminta" apalagi soal keuangan, resign dari pekerjaan mungkin cukup sulit. Untuk kebutuhanku pribadi, mungkin selama aku masih bekerja, aku merasa lebih nyaman menggunakan uang hasil jerih payahku sendiri, bebas interupsi.
Perasaan yang sangat asing sangat menghantui saat menyadari bahwa aku akan punya tanggung jawab baru; anakku sendiri, sedangkan diriku sangat tertaut pada tanggung jawabku sebagai seorang kakak.
Sidiq memang tidak keberatan, bahkan dia senang menyaksikan hasil testpack yang kutunjukkan. Sidiq bilang kalau kami perlu menjaga kehamilan ini bersama.
Aku adalah pembelajar yang lambat, apalagi jika pelajaran itu di luar akal. Perlu waktu lama bagiku, untuk mencerna kebijaksanaan. Tentang keinginanku yang bertentangan dengan takdir Allah, aku sangat yakin Allah sedang mendidik diriku dengan hikmah.
Setiap malam sebelum tidur, dengan mata terpejam aku memohon ampunan atas tingkah lakuku yang membuat kedua orangtuaku kecewa, atau bahkan sakit hati. Aku memohon ampunan bagi kedua orangtuaku, dan aku juga memaafkan diriku sendiri. Hatiku berdoa bahwa jika akalku tidak bisa menerima, aku meminta Allah untuk meneguhkan hatiku atas takdir ini, bahwa aku ingin sepenuhnya percaya pada Allah sehingga aku bisa terima takdir ini dengan lapang dada.
#pregnancy #acceptance #testpack #pregnancyproblem #pregnancyphobic #parents
1 note · View note