terlahirmanusia

[terlahirmanusia]

Percayalah, jangan pernah percaya siapapun—selain Tuhan.

Jangan pernah percaya agar hatimu tak kejam menghakimi, "Kenapa aku bodoh sekali?"

[terlahirmanusia]

Selamat datang di duniaku. Terima kasih sudah mengizinkanku masuk ke duniamu. Aku tak akan berkhayal bahwa kita tak mungkin merasa lelah. Aku juga tak mau berjanji tak akan berkeluh kesah. Tapi aku ingin meyakinkan dirimu, juga diriku, bahwa rasa lelah pasti menyergap kita, tapi kita akan berusaha agar tak memilih berhenti apalagi menyerah. Semoga Tuhan menjaga kita dari berputus asa atas segala yang kita hadapi di dunia.

[terlahirmanusia]

Ketika laki-laki dikonstruksikan sebagai hero, maka mereka "bertanggungjawab" atas kehidupan seseorang atau banyak orang di luar dirinya ketika dewasa nanti.

Sementara, mereka, orang-orang di luar laki-laki tersebut ditempatkan sebagai objek yang mesti dijaga, ditanggungjawabi. Sungguh hah! sekali.

Cieeee yang habis dijejel isu timpang gender di sosmed wkwk. Aku... Aku... Liyer.

[terlahirmanusia]

Ntah kenapa akhir-akhir ini tubuh dan otak rasanya tak sinkron.

Sesore tadi mulut nyeletuk, "Kok, lapar yah?" di kamar mandi. Sejurus kemudian otak ngegas, "Anda kira cerita kehidupan membuat perut kenyang?! Anda itu belum makan!!". "Oh iya. Pantesan." Lalu barusan saat badan menganggur, kepala komat kamit.. "De hess slinging.. De sless slinging.. De hes slinging sleser.." Kelihatan benar saya korban persahabatan bintang laut warna pink dan spons warna kuning di lautan. #nangesss

Hina Gini amat hidup kadang yak?

[terlahirmanusia]

Sabar kok jadi nggak peduli??

Sabar itu persistent/gigih untuk melakukan/tidak melakukan sesuatu. Kalau dari peduli jadi nggak peduli ya artinya nggak sabar, enak banget masih minta disebut orang sabar. 💅🏼 #cibircibir

Stoplah normalisasi enggan peduli sebagai akhir dari sikap orang sabar. #dihngatur

[terlahirmanusia]

Dulu aku pernah berpikir menggapai dia itu mustahil. Naksir yang kusimpan tapi tak kutunjukkan itu terasa muskil. Ibarat pernak pernik yang kupandangi di toko manik-manik, "Ah, memiliki mereka itu sulit; pasti rumit."

Sekarang, entah kenapa tiba-tiba keadaan menjadi terbalik. Dia sudah begitu dekat. Cukup satu jengkal dalam dekap. Aku mencintai dia sepenuhnya. Seluruh dia. Aku berdo'a hal itu termasuk kurang dan lebihnya. Aku berdo'a hal itu termasuk mengizinkannya menerima lebih dan kurangku juga.

Tapi, menjadi berbahaya ketika duniaku hanya tentang dia. Aku dikepung rasa bersalah ketika tak menjadi "diri sendiri" (baca; melakukan apa yang aku ingin dan memaksimalkan setiap potensi serta modal diri yang kumiliki) sehingga "aku cukup" dan bahagia serta layak membagi rasa bahagia itu kepadanya.

Di titik ini, entah aku ini apa?

[terlahirmanusia]

Tolong, berhentilah membenciku. Aku melakukan banyak kesalahan, kekeliruan, (memang) benar. Tapi, tolong berhenti membenciku.

[terlahirmanusia]

Aku selalu ingin tahu. Sekarang ini, bagimu, siapa aku?

Dunia seakan berputar kembali ketika akhirnya aku membiarkanmu tahu, aku di sini. Rasanya, harapan itu kembali. Haha. Aku menyeringai. Diriku sendiripun berkata; Mimpi!!

Setiap melihatmu hatiku masih bertanya; Kenapa kita tidak bersama?

Sekali lagi. Mimpi.

..

Aku terbangun dari mimpi itu. Di dunia nyata, dia sudah membuangku jauh-jauh.

[terlahirmanusia]

Aku takut gelap. Takut dengan ketidakpastian.

Aku takut di tempat sempit.

Di lift.

Di bus yang saling berdempet saat transit.

Aku takut kebebasanku terenggut.

Takut suara besi yang berdentum di dalam air.

Takut kebisingan yang mengusik rasa nyaman.

Semua ketakutan ini adalah alpa, bahwa masih di dunia. Masih di alam fana. Masih harus memperjuangkan "kematian;" sejatinya pembebasan.

[terlahirmanusia]

Aku tidak ingin yang lain. Aku tidak ingin banyak hal. Aku hanya ingin diriku. Ingin menerima diriku sepenuhnya. Baik buruknya aku. Sedih senangnya aku. Bahagia dan kecewanya aku.

Aku tidak ingin yang lain. Aku hanya ingin menerima diriku. Tak membencinya. Mencintai dia sepenuhnya.

[terlahirmanusia]

Aku kehilangan dia bukan karena relasi romantis. Aku kehilangan dia sebagai teman. Kehilangan dimanusiakan. Kehilangan dihargai tulusnya menjalin persahabatan. Dicurangi dengan sikap "menang." Barangkali benar, perempuan lebih bisa menerima persahabatan di antara lawan jenis. Sedangkan laki-laki, akan ada kecenderungan romantis. Entah memuja atau merasa dipuja.

[terlahirmanusia]

Heh! Laki-laki itu harus kuat. Dih, jadi perempuan kok lemah.

Sementara, mereka hanya manusia yang menempati sebuah bola, yang mengambang dan mengelilingi salah satu bintang di luasnya alam semesta. Jika si bola saja diizinkan Pemiliknya berubah-bergerak, kenapa kita kaku sekali kepada makhluk yang bernyawa?

[terlahirmanusia]

Aku ingin menangis. Ingin terus menangis. Mengingat masa lalu dan dia yang tak lagi kutuju.

Tapi, aku lelah.

Kehidupan seringkali kucurangi. Lalu, aku menyalahkan diri sendiri. Betapa bodohnya. Betapa hinanya.

Tapi, sungguh. Aku lelah.

Setidaknya, biarkan aku menjadi sukma yang tidak terus merasa takut. Entah tentang dia. Entah tentang apa yang belum aku tempuh.

Setidaknya, biarkanku berharap menjadi batin yang tegar. Batin yang siap menerima apapun tantangan dunia. Batin yang ketika menutup mata nanti bisa berkata,

"Terima kasih kehidupan. Di jalan ini, aku tanpa penyesalan."

[terlahirmanusia]

Ketika kamu mulai menerima bahwa yang menjadi semangat hidupmu adalah seseorang yang kamu hindari mati-matian, be kind to yourself. Diri yang baik hati ini, tidak salah memilih sikap. Diri yang tenang ini, tidak keliru mempertahankan harga dirinya. Be kind to yourself.

[terlahirmanusia]

Melepaskan sama sekali bukan perkara yang mudah. Akal bilang, sudah, berhenti. Sementara hati bertanya, kenapa kita tak berjodoh di dunia ini?

Melepaskan sama sekali bukan perkara yang mudah. Sekali pun sama-sama tahu dan mengerti batasnya, pertanyaan kenapa kita tidak berjodoh masih saja tertanam dalam-dalam.

.

Baiklah, diri. Aku terima dan berterima kasih kepada hatimu. Kamu sebaik ini. Aku mencintaimu diriku. Sangat cinta.

[terlahirmanusia]

Tentangmu, tidak ada lagi harapan-harapan untuk bertemu. Bermimpi menyembuhkan luka masa lalu denganmu. Berbahagia dan mensyukuri kehidupan bersamamu. Tidak ada lagi semua do'a itu.

Yang saat ini kuharapkan untuk diriku sendiri adalah

Seseorang yang aku impi-impikan. Seorang pekerja keras yang lembut dengan pemikiran terbuka dan jiwa sosial yang baik. Seseorang yang bisa kupeluk dan kusandari raganya setiap waktu. Seseorang yang bisa mengerem perilaku abstrakku. Seseorang yang bisa kutoleransi dan kuterima segala baik buruknya. Seseorang yang mau bertumbuh dan berkembang bersama hingga akhir hayat, hingga surga.

[terlahirmanusia]

Akan ada saja hal yang belum sempat aku sampaikan padamu. Akan selalu ada. Oleh sebab itu, kita harus bertahan-bersabar untuk membatasi diri.

Kita manusia yang berjarak tipis sekali dengan salah dan lupa. Sekali lagi, sebagai manusia, kita berjarak tipis sekali dengan ego untuk bersikap semena-mena.

Tenangkan hati. Ayo mewaras, diri.