Text
MAKIN TAHU MAKIN SAKIT
Setelah apa yang kita lalui, sikapmu yang dengan lugas terlukis dalam kata kata dan tindakan itu, sudah berlalu, sudah aku maafkan, bahkan ucapanku yang serta merta memikirkan mu dalam sakitmu, semua itu kurasakan.
Aku dengan sungguh akan menjaga rasa ini, hanya untukmu, tak akan kuberi orang lain walaupun sekadar mengetuk pintu, begitu besar rasa cintaku hingga menutupi semua kesalahan yang telah kau perbuat.
Kurang lebih 5 bulan lamanya aku senantiasa merawat perasaan ini, aku sudah melupakan apa yang kau katakan dari perbuatanmu, tujuanku masih dirimu, walaupun kita tidak berkomunikasi, tapi hati ini selalu berbicara tentang dirimu, semua itu merupakan usahaku untuk menjaga hati hingga waktu yang telah ditentukan.
Tapi maaf atas ketidaksopananku melihat pesan-pesanmu (lagi) dengan orang yang dulu menjadi penyebab perpisahan ini, aku hanya tidak habis fikir, dengan apa yang kau ucapkan bahwa hati dan perasaanmu masih untukku, kau lagi dan lagi bermain di belakangku, bahkan aku melihat dengan mata kepalaku sendiri bahwa kau "cemburu" atas dia yang sedang bersama dengan teman perempuannya dalam sebuah foto.
Sebegitu bodohnya aku melakukan hal yang sama seperti 5 bulan lalu, Tak bisa menahan keingintahuanku, hingga berakhir sakit hati yang teramat dalam, usahaku selama ini menjaga hati untukmu, kau balas dengan memberi kesan indah pada hati yang lain.
Walaupun kau bilang tidak ada hubungan apa apa, tapi maaf, aku sudah tidak bisa mengharapkan apa apa lagi dari dirimu, kesalahan yang terulang dengan sadar, tidak akan meluluhkan hatiku, lagi.
Sekarang sudah tidak perlu lagi penjelasan apapun, pembenaran apapun, alasan apapun, biarkan semua itu berakhir dengan sendirinya, bukan aku benci dengan perbuatanmu, aku hanya tidak ingin kau semakin berharap dengan janji janji busuk ku yang tidak pernah bisa kutepati.
Sekarang aku sadar, membuka hati hanya akan membuatnya tergores,
jadi akan kututup saja.
Terimakasih atas kenangan indah selama ini.
Senin, 20 Mei 2024-Akhir sebuah perjalanan cinta
0 notes
Text
INSOMNIA PART IV
Beberapa minggu setelah kutinggalkan Jakarta dengan segala kenangannya, aku memutuskan untuk beristirahat sejenak. berharap bisa menyembuhkan dan membuang racun itu dari dalam tubuh dan pikiranku, rumah menjadi tempat terbaik untuk mewujudkannya.
Menemani kedua orang tuaku yang sudah lanjut usia, menumbuhkan kembali benih benih semangat yang sudah hampir terkubur di tanah yang gersang.
Waktu berlalu hingga seseorang menawarkanku untuk bekerja di rumah makan yang ada di Depok, tepatnya di daerah sekitar Stasiun Depok Baru, yaa, itu tempat kakak ku sendiri. Aku ditugaskan untuk melayani para pembeli, menyiapkan minumannya, dan membersihkan semua peralatan yang telah digunakan.
Beberapa hari pertama sangatlah berat, karena bekerja di tempat yang orang orang pasti datang setiap hari untuk memuaskan kebutuhan perutnya membutuhkan konsistensi dan stamina yang ekstra, dari pukul 06.00 sampai 22.00 setiap senin-sabtu berharap aku bisa melewatinya.
Terlepas dari pekerjaan berat yang sangat membebani tubuhku, aku sangat kagum melihat Kaka iparku bisa bertahan selama ini dengan apa yang telah dilaluinya setiap hari, pekerjaan seberat itu sangatlah tidak mungkin dilakukan oleh seorang perempuan, pikirku.
Kurang lebih 3 minggu lamanya aku bekerja, dengan aktivitas seperti itu membuat jadwal tidurku sudah mulai membaik, tidak ada lagi istilah bergadang, walaupun itu hal yang sulit untuk aku kembalikan menjadi kebiasaan harianku, namun kondisi lingkungan dan tungtutan pekerjaan memaksaku untuk melakukannya.
Hingga suatu hari ada yang kembali mengetuk pintu "rumahku", seseorang yang aku tahu telah memperhatikanku dari jauh ketika di pondok dulu.
mungkin sekaranglah saatnya aku kembali memulai pelayaranku, membangunkan hati yang sudah lama tertidur, mengantarkan masa depanku ke arah yang lebih serius.
Namun seiring dengan mekarnya bunga-bunga itu, aku menyerah pada kondisi tubuh dan mentalku yang tidak bisa lagi melanjutkan pekerjaan yang baru kusadari bukan bidangku.
sejenak pikiranku menjadi tak karuan, ada seseorang yang harus aku yakinkan, namun sudah tidak didukung oleh keadaan.
Lalu apa yang harus aku lakukan?
0 notes
Text
~Menggugah Rindu~
Tulisan-tulisan itu terdengar kembali..
Ketika rasa ini kutitipkan kepada-Nya, namamu kulampirkan dalam suratan takdir-Nya, dan hatiku kupasrahkan di atas ketentuan-Nya,
Bisikanmu, menggugah kerinduan yang telah kutanam dalam diam..
Bukan aku tak ingin mendengar puisi rasamu,
hanya saja kegundahan ini kembali merasuk menyesak menyisakan serpihan rasa yang sulit untuk kutata ulang..
Akhirnya terjatuh lagi,
sangat dalam,
namun biarkan,
jangan kau tarik aku,
aku akan bertahan dalam gelap,
walau berat..
0 notes
Text
Flashback (Time Travel)
"Siap?"
"okeee"
Gelang ciptaan Tony Stark ini kutekan,
Kembali ke hari kemarin sebelum semua ini terjadi, Diriku yang secara tiba tiba muncul di bagian kantin sekolah, tepat pukul 18.00 WIB melihat sosok seorang laki laki yang sedang membuka gerbang kantin, aku yang diberitahu sebelumnya bahwa misi ini membutuhkan kehati-hatian yang tinggi agar tidak terlihat oleh siapapun, karena hal itu bisa membuat tubuhku kembali ke masa yang sedang berjalan, aku bersembunyi di bawah meja yang biasa digunakan untuk menyimpan jajanan.
Sosok lelaki yang kulihat itu Diriku di masa lalu(satu hari yang lalu), ia berjalan ke arah kantin, lalu membuka pintu kulkas dan mengambil sebotol minuman lalu pergi.
Dari belakang aku ikuti pergerakannya, sampai ia berhenti di depan pintu lab komputer, seperti ada sesuatu yang ia lupakan, akupun berhenti dan bersembunyi di balik tangga yang ada di samping ruangan tersebut.
ketika ia pergi ke depan gerbang sekolah untuk mengunci gembok yang menggantung disana, aku masuk ke dalam ruang lab itu.
"misi ini tidak boleh gagal, ini menyangkut masa depanku dan apa yg sudah kuperjuangkan selama ini"
aku bersembunyi di balik meja komputer yang berbaris membentuk saff dan berjarak 1 meter setiap meja nya, sambil menunggu ia masuk ke ruangan ini, aku melihat ke kanan dan ke kiri berharap bisa menemukan sebuah handphone yang merupakan tujuan inti dari misi kali ini.
"biar aku beritahu misi yang akan kau lakukan sekarang" ujar Tony ketika hendak menyiapkan keberangkatanku beberapa saat yang lalu,
"Kau harus menghapus sebuah akun email yang ada di HPmu, sebelum tragedi itu terjadi, dengan kau menghapusnya, maka ketika kau kembali ke masa sekarang, kau akan menerima notifikasi pesan yang datang dari belahan jiwamu yang sekarang sudah pergi"
Sesaat setelah aku menemukan HP tersebut, aku teringat tragedi yang membuatku secara terpaksa melepaskan kepergian seseorang yang sangat kucintai, panggil saja si Kopi.
Berawal dari akun instagram si Kopi yang tidak bisa diakses, aku berinisiatif untuk membantu memulihkan akun tersebut.
Secara kebetulan memang dulu ketika ia membuat akun tersebut, akulah yang membuatkannya email untuk mendaftarkan instagram untuknya, dan email tersebut masih terkait di HPku.
Dengan percaya diri aku menawarkan bantuan untuknya.
singkat cerita akun instagram si Kopi sudah bisa kuakses, namun sialnya, rasa penasaranku yang tak seberapa menjadi penyebab kehancuran hubungan yang sudah hampir 3 tahun berjalan.
Aku memberanikan diri untuk melihat DM yang ada di dalam akun ig si Kopi, mengejutkan, ketika ada chat dengan seorang lelaki yang bisa kurasakan dari suasana obrolannya mereka sudah sangat dekat. sejenak aku tak ingin berpikir terlalu jauh sebelum aku mendengar langsung dari si Kopi.
namun harapan, tak sesuai dengan kenyataan, hal itu ia benarkan, dengan dalih mencari pelampiasan, karena diriku yang dililit kesibukan, ia merasa tertekan dengan kesendirian yang dirasakan, walaupun itu murni aku yang membuat kesalahan, namun perselingkuhan tidak bisa dibenarkan, padahal selama ini ia yang berpesan agar hal itu tidak kita lakukan, namun apalah daya sebuah omongan yang sengaja ia makan, aku tak lagi memiliki harapan, kata kata pun tak dapat kusampaikan, secara ikhlas dan sedikit keterpaksaan, ia kulepaskan.
Seketika bayanganku buyar ketika suara pintu lab terdengar terbuka perlahan. Dia masuk dan terdiam ketika melihat diriku yang sedang memegang handphone tersebut, tanpa sengaja aku lempar HPnya dan tubuhku terdorong oleh rasa kagetku.
.
.
Mataku terbuka dan kulihat ada sosok laki laki berbaju hitam dengan lengan yang disingsingkan.
"ah rupanya Kau Tony, mengagetkanku saja"
ia membantuku bangun sambil bertanya,
"Bagaimana dengan misinya?"
.
Sial, ketika itu waktuku habis dengan lamunan, tak sempat aku hapus email pembawa bencana tersebut.
.
Akhirnya notifikasi yang Tony janjikan tidak akan pernah terdengar kembali.
.
Masalalu mungkin akan lebih menyenangkan jika kita bisa mengubahnya, namun hal itu sangat mustahil dilakukan,
jadi
Cukup dijadikan Pelajaran
.
14-12-23
0 notes
Text
hai, ketemu lagi, udah lama yaa kamu ga jadi gelas ceritaku,
engga engga, bukan aku lupa ketika senang, aku hanya tidak ingin membebanimu dengan permasalahan hidupku,
tidak tidak, aku kesini bukan karena sedang ada masalah, aku hanya ingin memberitahukanmu, sekarang Dia akan lebih bahagia dengan jalannya sendiri, tidak akan terbayang bayang lagi oleh kekangan belengguku, mungkin suatu hari nanti aku akan melihat senyumannya dari bawah sini,
yaa betul, aku mengikhlaskannya untuk pertama kalinya, berat, tapi semoga menjadi takdir yang hebat.
14 Desember 2023, see u my Love ❤
0 notes
Text
KAMU, dia bilang..
hal yang terlihat sepele, namun sangat berarti
entah diri yang terlalu terbawa perasaan, atau mungkin memang hal-hal kecil seperti itulah yang dibutuhkan
bisa kuhitung dengan jari ungkapan semacam itu ia lontarkan
di saat yang kurasa tidak tepat, dengan keseriusan dan mood yang mungkin berantakan akibat ketidakkonsistenan sistem yang saat ini ia rasakan, ia ucapkan
jarak memang tak bisa menjadi penyelamat kegundahannya, namun setidaknya ada yang bisa kulakukan untuk sedikit membuatnya lebih tenang.
dia pun..
5 notes
·
View notes
Text
"Saling memahami bukan hanya sebatas saling menerima keadaan, namun jauh lebih dari itu, saling memahami adalah saling melengkapi setiap kekurangan"
ya, Saling..
0 notes
Text
"Jika memang sudah tidak membutuhkan sapaanku lagi walaupun memang terkadang tak berlanjut lama dan baik karena sebuah kesibukan, aku hanya akan mundur perlahan...
0 notes
Text
Sulit
terkadang memang harus mengalah demi terciptanya hubungan yang harmonis, entah itu dalam pertemanan, keluarga maupun yang "lainnya".
namun disini yang harus digarisbawahi adalah, apakah kita rela dengan sengaja dan secara terus menerus mengorbankan perasaan kita demi hubungan? sedangkan di sisi lain mereka tak pernah mengerti dengan keadaan.
entahlah, sulit membedakan mana sikap yang baik, mana sikap yang dibaikkan oleh keterpaksaan karena tungtutan perasaan.
dan ketika ia bertutur bahwa masing masing pribadi mempunyai jalannya sendiri, oke.
mungkin sudah waktunya tidak ikut campur lagi dalam kehidupan seseorang,
sekalipun ia yang kuakui belahan jiwa.
ku tak mampu.
dan tak ingin lagi berusaha mampu.
jika memang sudah tidak membutuhkan sapaanku yang terkadang tak berlanjut lama dan baik karena sebuah kesibukan, aku hanya akan mundur perlahan.
terimakasih sudah sabar menghadapi sulit nya kendali ego ini.
1 note
·
View note
Text
SEMANGAT ?
sudah hambar rasa nya setiap kali kata itu terucap dari diri sendiri terlebih orang lain yang mengatakannya.
mungkin bawaan status sebagai anak terakhir yang orang bilang manja, kata itu tak memengaruhi pekerjaan, dan keseharian ini.
bisa, kalau hanya sekedar menunjukkannya demi untuk menyenangkan si pelontar kata, namun setelah berbalik arah perasaan gundah yang selalu mengerubungi pun datang kembali.
semakin berjalan nya waktu, kata kata itu tidak kubutuhkan tanpa ada sesuatu yang pasti mengiringinya.
entah mungkin hati ini yang sudah tidak lembut, atau mungkin hanya sekedar membutuhkan dukungan yang bisa berjalan beriringan.
bukan hanya meninggalkan sebuah kata.
yang mungkin sia sia.
terlupakan.
dan kembali.
0 notes
Text
Insomnia Part III
Tepatnya 3 hari sebelum bertemu idul fitri, masih terngiang suara petir itu menyambar lubuk hati, merasuk merusak mengikis harapan yang selama itu kurawat dan kujaga, hingga perlahan membuatku mengerti apa arti ketulusan yang diterlantarkan..
Hallo, insomnia..
apa kau masih belum puas dan masih ingin menghancurkan kehidupanku yang sudah lebur? apa kau dengan sengaja mengikuti hariku agar aku tak dapat melangkah lebih jauh lagi? atau memang kau yang telah menjadi penyambung lidah si kekasih untuk menjatuhkanku?
Tidak!!
kau tidak bisa selamanya melakukan itu, aku sudah memulai kehidupanku yang baru, dengan seseorang yang mungkin bisa menerima ketulusanku, ya.. mungkin
memang benar, mungkin aku sudah terlalu lelah untuk memulai kembali, berkenalan, mencari topik, pengertian, perhatian alaaahh sudahlah, kurasa semua itu hanya mainan anak kecil yang selalu berantakan saat sudah tidak dihiraukan..
Mengapa kau tertawa?
Saat itu mungkin aku hanya terpaku pada keindahan dan prestasi yang mungkin tidak bisa kuimbangi, namun jangan salah paham, akupun tidak percaya begitu saja dengan sikapmu itu.
mungkin bisa dihitung berpa hari ia akan bertahan dengan aku yang apa adanya..
Jakarta - Bandung, aku kejar untuk menghadiri wisuda kelulusannya, niat hati ingin perlahan melepaskan belenggu ketidakpastian, namun kau selalu datang memetik semua pucuk pengharapanku, Kau lagi Insomnia..
Hari itu kuurungkan niat untuk menemuinya, di hari paling bersejarahnya, dimana mungkin dia sedang dikelilingi teman dan keluarga nya, kesempatan emas itu sangat membebaniku, yaa untuk sementara waktu.
karena tidak lama kemudian, ia memperlihatkan wujud aslinya, siap menerima respon dari yang lain..
lagi dan lagi, bibit yang mulai kutanam dan kusiram, tidak sampai tumbuh akar sudah menghilang..
mungkin belum saatnya, pikirku..
0 notes
Text
INGIN PULANG
Di antara pikiran-pikiran yang melintas mengikis pondasi batin, selalu terbersit sebuah pertanyaan 'apakah aku, aku?'
tenggelam dalam lautan ketidakjelasan, belum ada yang bisa menyelamatkan.
menjerit hati, menangis darah, ingin rasanya kembali seperti sediakala dimana mata ini terbuka dan bisa kupakai untuk melihat, bukan terbuka namun buta, tak bisa lagi membedakan mana kursi mana meja. selalu saja terikat di tempat yang sama.
entah sampai kapan langkah ini akan menyalahkan arahnya, padahal takdir tidak akan memulai ramah dengan sapaannya.
kuingin pulang.
kembali.
1 note
·
View note
Text
Insomnia Part 2
Semua yang telah berlalu, mungkin sulit untuk diulang kembali, tidak mungkin lebih tepatnya. Saat membayangkan perpisahan itu terjadi, aku hanya terpaku pada kesalahan lama yang mungkin disebabkan oleh yaa, insomnia.
jika ada yang harus disalahkan mengapa ia pergi meninggalkan dengan alasan ingin melanjutkan pendidikan tahfidz di kampung halamannya namun seminggu kemudian kuterima undangan yang menyesakkan, yaa, mungkin insomnia. karena di saat mimpi buruk itu terjadi, aku sedang dalam keadaan terjaga, mimpi itu nyata, bukan mimpi yang menghilang ketika mata ini terbuka.
kucoba untuk menghilangkan sisa sisa pecahan kaca yang masih tertusuk dalam lubuk dengan perlahan, mengalihkan semua duri itu dengan kesibukan lain yang mungkin bisa sedikit mengobati. menghiasi hati yang terguncang dengan hobi yang kucoba untuk menyeriusinya.
masih dalam fase perbaikan ambisi, seseorang datang untuk mengisi, ia sukses dan aku terima tanpa revisi, hingga menjadi bunga yang bisa dan selalu menghiasi, menjadi penyemangat dan tujuanku menabung untuk mengucapkan "saya terima" di depan wali dan saksi.
empat tahun lamanya ia mendampingi, kisah indah dan haru serta suka duka yang dilalui, menjadi salahsatu alasan mengapa kubertahan dan mencoba untuk konsisten sampai keluarganya kutamui.
namun,
pada malam itu,
seperti gunung yang pertama kali meluapkan isi perutnya,
terjadi sebuah obrolan panjang dan berbobot,
ia mengungkapkan isi hatinya,
yang mungkin telah dipendam lama,
kata-kata yang membuat hati ini hancur untuk ke sekian kalinya,
ia putuskan untuk beranjak dari rumah yang telah lama kuisi, kita isi.
dan itu terjadi,
disebabkan oleh,
Insomnia
yaa, kau lagi penyebabnya
0 notes
Text
INSOMNIA part 1
yaaa, nostalgia rasanya mendengar kata insomnia. ingatan itu senantiasa berlalu lalang di kepalaku. berawal dari sebuah game online dan jadwal ronda yang ada di pondok dulu, jadwal tidurku mulai diobrak abrik. malam berubah menjadi siang, siang pun mengubah dirinya menjadi malam. tidak ada habisnya, tidak ada hentinya. insomnia, selain jadwal tidur, ia pun menjadi salah satu penyebab rusaknya jadwal kuliah. sehari dua hari masih bisa tepat waktu menunggu kehadiran dosen, hari berikutnya aku yang ditunggu dosen, hingga si dosen sudah paham betul saat bangku mejaku masih kosong, yaa, insomnia. kukira masih bisa bertahan dengan keterlambatan itu, namun suatu hari absen sengaja kukosongkan karena di pondok sedang mengadakan acara yang tidak mungkin kutinggalkan. yaa walopun sebenarnya ada sedikit paksaan. seperti memakan sesuatu yang terasa nikmatnya, perlahan ku mulai terbiasa untuk tidak datang ke kelas, beda cerita dengan UKM marawis, hanya di tempat itu teman temanku bisa menemuiku. sungguh kusangat terlenan dengan keadaan seperti itu, saat itu.
2 notes
·
View notes
Note
Hai kak, apa yang kakak rasakan saat ini ? bagaimana suasana hatinya? aman ?
tentang apa yang dirasakan mungkin bisa dikatakan sedang nano-nano yaa, karena keadaan dan kondisi yang memaksa untuk melangkah ke segala arah. entah karena memang harus berjalan seperti itu atau mungkin karena diri yang salah dalam melangkah.
tapi satu hal yang membuatku akan dan mudah mudahan bisa bertahan adalah, kehadiran "mereka".
1 note
·
View note
Quote
Tolong hentikan aku, sadarkan aku sebelum bibit-bibit itu semakin tumbuh dan berkembang menjadi sebuah lamunan berhias senyuman, jangan bawa aku lebih jauh lagi, biarkan kunikmati sunyi ini lebih lama lagi. aku masih takut untuk memulai kembali
jeritantawa
2 notes
·
View notes
Text
LAGI LAGI HUJAN
Memang pembahasan tentang dirimu tidak akan ada habisnya, karena mungkin di tempat aku merantau sekarang, hujan sudah menjadi teman secangkir kopi yang selalu menemani dikala mentari mulai terbenam dan senja perlahan memadam. Yaa, Amegakure. Pecinta anime Naruto mungkin sudah tidak asing mendengarnya, kerutan di dahi tidak akan terlihat saat nama itu disebut. Impianku beberapa tahun terakhir yang ingin menetap di Kota ini sudah bisa dibilang tercapai, walaupun kondisi lingkungan yang campur aduk membuatku sedikit labil dengan keputusan apakah aku akan tetap tinggal, atau menanggalkan mimpi itu bersama dengan kenangan di dalamnya. Mungkin hal itu akan menjadi sebuah pertimbangan dua atau tiga bulan ke depan. harapan nya sih bisa betah, mungkin harus ada beberapa aktivitas yang dikurangi karena ketidakmampuan otakku untuk menampung semua tanggung jawab itu, tapi di sisi lain aku sedang membutuhkan “hasil” dari kewajiban kewajiban itu, untuk 5 bulan ke depan sampai semua tuntas dan beban yang selama ini menarik ulur perasaan sudah menghilang.
oh yaa, tentang Kota hujan ini, aku sempat membaca sebuah pertanyaan dari siswa yang aku mengajar di kelasnya tentang rencana saya setelah mengajar di sini, yaa, rencana. entah sudah bulat atau masih belum sempurna tekadku untuk menjadi penghuni Kota ini, bersama dengan pendamping hidup yang kutemukan disini atau mungkin kutemukan di Kota lain namun tetap tinggal disini. pikiran pikiran itu sengaja kutahan karena kesiapan dari diri sendiri yang entah mengapa masih ada ketakutan saat mencoba mengambil jalan ke arah yang lebih serius. Sementara ini, aku masih bisa bertahan. Semoga akan terus bertahan hingga sang “waktu” mengetuk pintu dan bertanya, “siap melanjutkan ?”
2 notes
·
View notes