#valbod
Explore tagged Tumblr posts
deliciousexpertbasement · 2 years ago
Text
Eisenholz
Cerita-cerita tentang pedang kayu itu telah sampai ke tempat terjauh di dunia yang takterbatas. Kisah yang takmungkin dicerna nalar, sebilah senjata dibuat dari pohon Khuld, orang bicara berbeda. Bukan dari Lockzod. Dan jika ditelusuri sejarah Khuld yang sama dengan kisah Buah Khuldi atau kisah Adam yang digoda Iblis untuk memakan buahnya.
Tapi pohon kayu raksasa yang ada di Lockzod atau dalam bahasa Salamandra berarti ruang yang terkunci. Lockzod hanya terbuka untuk dia yang telah ditakdirkan sebagai pemegang Kaivaz.
Song Ong yang pertama menemukan potongan kayu itu ketika bersamaan dengan diturunkannya Adam ke Bumi. Manusia pertama itu melanggar aturan di Surga dengan memakan buah dari pohon terlarang.
Akibat dari perbuatan Adam, Lockzod terkunci selamanya dan serpihan-serpihan Pohon Raksasa Khuld atau Kaiwezi yang tersebar di alam semesta tertinggal di setiap lapisan tanah di manapun.
Song Ong dari Negeri Primatea yang pertama bisa masuk setelah berusaha memahat serpihan Kaiwezi menjadi pedang kayu Kaivaz. Song Ong menyerahkan pedang pada Theon yang merasa hidup di Lockzod seperti kesepian. Theon datang ke Bumi, menyelam danau untuk menjaga pedang sesuai permintaan Song Ong untuk menjauhkan benda itu dari para pemburu Kaivaz.
Lockzod tidak bisa dimasuki secara paksa dan tidak perlu dicari. Tempat itu harus dilupakan. "Ketika Speed menemukan, tidak barangkali disebutnya Kaivaz menemukan Speed."
Dua orang Valbod itu menyimak perkataan Theon. "Ada yang lengkap kini, sesuai mimpi-mimpi Song Si Kera Sakti. Bahwa keduanya akan saling menjaga. Dulu para Ghaloth pernah mendiami Lockzod, sampai Adam dihukum dan semua batang, akar, ranting-ranting, buah yang jatuh pohon yang terhubung ke setiap lapisan tanah di alam semesta terputus dari pusatnya di Lockzod."
Blumarb, awalnya ditemukan karena Blod Si Ghaloth pertama keluar dari Lockzod melalui ketukan ranting yang patah dari Kaiwezi tiga kali lalu lubang penghubung antar dimensi terbuka melalui terbentuknya Blumarb atau sinar marmer berwarna biru.
Blod diikuti betinanya yakni perempuan Ghaloth yang pertama di Valbod, mereka berkembang biak dan mengganggu keseimbangan kehidupan di Valbod. Di Lockzod sebenarnya ras Ghaloth tunduk pada aturan alam dan menjadi penjaga Lockzod dari entitas-entitas asing yang berusaha mendekati Lockzod.
"Seperti yang kukatakan, di Lockzod para Ghaloth benar-benar berkomunikasi dan sangat beradab. Kecuali yang kini berada di Valbod, tempat yang dinyatakan paling dekat dengan Lockzod. Mereka telah memiliki kecemburuan karena meninggalkan tempat mereka yang pertama." Sahut Theon. Ia menjelaskan pada dua penghuni Valbod yang selama ini berusaha berjuang bersama sesama penduduk di Valbod memerangi para Ghaloth.
"Aku ingat cerita kakek, tentang pertama kali terjadinya ledakan biru marmer itu di hutan. "Sahut Murkaz. Ia masih kanak-kanak dan kakeknya bercerita mengenai anak-anak yang malam hari masih bermain di tempat takjauh dari hutan.
Hutan menjadi tempat menakutkan. Hampir seluruh Valbod adalah hutan lebat, pada kegelapan malam selalu saja terjadi penculikan. "Keesokan harinya tinggal pakaian ditemukan di tanah lapang takjauh dari hutan. Orang tua yang berusaha menyelamatkan takjarang menjadi korban juga."
Zadin melanjutkan tuturan Murkaz. "Kemudian ditemukan cara mengatasi. Tapi mereka seperti lebih kuat dengan kecerdasan sangat luar biasa. Selalu lebih mengetahui kelemahan kami. Lalu kami mendengar cerita tentang seseorang yang datang ke tempat kami. Sosok yang asing, ia Speed. Terjebak satu malam dan ia seorang diri menunjukkan cara mencari serpihan kecil atau biji yang berasal dari pohon yang terhubung ke Lockzod. Tapi hanya serpihan, makhluk-makhluk itu tidak merasa takut tapi mereka bisa terluka dengan benda-benda itu."
"Bukan terluka, tapi sedih. Lockzod lebih dari apapun bagi mereka. Mereka juga marah pada leluhur mereka." Sahut Theon. Menjawab kegelisahan Murkaz. "Anak keturunan Blod dan Slod menginginkan mereka bisa kembali ke Lockzod. Tapi mereka bukan yang ditakdirkan. Beberapa dari mereka berhasil menemukan Blumarb tanpa sengaja. Atau juga disengaja, tapi itu takdir langit atas mereka. Sebagian menemukan jalannya sendiri dan beradaptasi di dunia-dunia berbeda. Ada yang tetap bersikeras dan berontak. Hanya saja, yang berlebihan dan kelewat batas juga pada ujungnya langit menginginkan hal berbeda."
"Lalu bagaimana yang berada di Valbod?" Tanya Zadin. Ia masih belum terpuaskan oleh kata-kata Theon.
"Langit, teruslah meminta pada langit." Sahut Theon. "Dan tetap berbaik sangka."
"Tapi pedang Kaivaz, mengapa benda itu takmembantu?" Keduanya masih penasaran. Juga akan hal Theon yang sekarang berada di Valbod. Pikir Zadin semua karena sumur yang selalu dijadikan tempat ritual penganut Lorda Durga.
Sindu Galih yang menjawabnya. Seorang mantan penganut Sekte Lorda Durga yang menemukan Ki Sambu Makar dalam keadaan gila di Melumelu karena Likic mengkhianatinya demi alat yang lebih canggih daripada cara lama menggunakan ritual yang beberapa kali gagal tanp sebab.
Theon mempersilakan, Sindu bertemu Speed di Melumelu. Tempat yang sangat jauh, tempat ke lima belas dari beberapa kali Ki Sambu dan Likic temukan sejak sadar ia dan pria cerdas -Sindu menyebutnya pernah dalam satu komentar. Saat Likic dan Ki Sambu masih dikejar Speed.
"Ritual Klan Durg, salah satu bagian dari komunitasku lama jauh sekali dari masa ini. Aku menemukan kendala bahwa ritual tidak bisa dilakukan lebih dari empat belas kali. Upaya kelima itu adalah tempat terakhir. Kecuali ada yang masih pertama kali melakukannya." SIndu tersenyum mengingat pada waktu Ki Sambu ditemukan saat berusaha beberapa kali mencoba ritual tanpa Likic.
Sindu tidak mengira kalau ilmu menembus dimensi yang dikuasai klannya dijadikan sebagai cara pemujaan. Sindu juga merasa kesal karena likic memperalatnya untuk memperoleh perangkat khusus untuk membuat sebuah Blumarb.
"Aku bersyukur, semua karena pemuda itu, Speed ia membuka mataku tentang semua yang terjadi di kampung halaman.
______________________________________________________________
Burangwaja Asmaraningtyas tersentak, sesosok tubuh muncul dari sumur. Lalu disusul beberapa tubuh lainnya setelah Ki Sambu, Patnir Likic dan beberapa orang berseragam dukun sekte masuk ke dalam lubang cahaya berwarna biru pualam itu. Datu Asmar sama kagetnya. "Menjauh darinya! Lorda Durga telah dibangkitkan."
"Bagaimana bisa lubang-lubang Blumarb ini ada di semua tempat di sini?" Sahut Sheng. Turun dari sepeda motor dan berlari menghampiri Speed.
"Ah, kau menerima kabarnya. Terima kasih, lihat kamu benar Sheng. Blumarb bisa dibuat, tidak perlu pedang kayu Kaiwezi untuk membuka portal itu." Panggil Speed, rupanya Sheng sedang berada tidak jauh posisi dari Kujanggalah.
"Pembagian lokasinya tepat. Aku bisa datang cepat." Jawabnya.
Speed menghunus pedang. Bersiap berhadapan dengan makhluk yang baru saja keluar dari Blumarb. Ternyata sumur itu bisa melakukan Blumarb jika ada seseorang yang dijatuhkan ke dalamnya. Istri Datu Asmar dijadikan alat untuk memancing Ghaloth. Dari sumur itu, Speed dan Sheng merasa di desa ini semua energi dari Lockzod berhubungan.
Ki Sambu telah menggantung perempuan pingsan di atas sumur lalu ia seperti melakukan pemujaan pada dewanya dengan menjatuhkan beberapa perempuan muda ke bawah sumur.
"Ibuuuu! Ki Sambu kubunuh kau!" Teriak Burangwaja, ia mengejar pria tua itu dan kawanannya.
"Tunggu jangan lari!" Teriak Speed berbalik mengejar gadis itu." Kita selamatkan dulu ibumu. Tapi biarkan aku hadapi makhluk ini. Ia bukan Lorda Durga, dia Galoth dari Valbod. Dan ia datang karena aku pernah mengalahkannya, tapi karena pedang ini, mereka menginginkan energi takterbatas pedang seperti halnya energi hidup makhluk-makhluk alam semesta."
Saat mendekatinya. Burangwaja terisak. Menggunakan pengorbanan seorang ibu, menggantikan permintaan pria tua itu untuk menjadi istrinya. Ada kemarahan yang terpendam, seharusnya ia menghabisi pria tua itu di malam lalu.
Speed menggunakan pedangnya untuk menyelamatkan istri Datu Asmar. Melepas jaring-jaring pengikat penghisap energi yang dikeluarkan mulut salah satu Ghaloth.
Amrin bersiap dengan senjatanya. Ia terkejut juga dengan apa yang saat itu ia lihat. Pengejaran dua orang itu berhasil mempertemukannya dengan Speed.
"Makhluk itu takmempan peluru." Gumamnya.
Isu Ki Sambu dan Likic pergi keluar negeri sekali lagi siasat belaka. Selama ini Ki Sambu Makar, sejak ia melakukan fitnah untuk menarik Speed ke dalam pancingannya. Melalui kematian tukang pukulnya. Ia bersembunyi dan mempelajari bagaimana membuat cara baru meninggalkan Bumi. Dan ada cerita tentang Blumarb, apa yang telah dipelajarinya dari para pemuja Lorda Durga. Persiapan, begitu yang ia katakan pada anak buahnya. "Aku, kita perlu persiapan."
Sheng pernah memberitahunya selama ia berada di Valbod berpetualang bersama Murkaz dan Zadin. Bahwa di Bumi ada sekte-sekte sihir yang mengenal cara menciptakan Blumarb. Salah satunya Sekte Lorda Durga. Lorda Durga sendiri adalah makhluk yang didewakan di Zuluasi di selatan Nagark.
Para Ghaloth, keluar dari sumur dengan auman aneh seperti dengung sayap nyamuk. Tubuh mereka membesar setelah berdiri di atas tanah. Berlompatan dan berusaha memakan apapun di hadapan.
Ki Sambu tersenyum di pelariannya. Ia berhasil masuk ke salah satu Blumarb. Berlari bersama Patnir Likic dan beberapa anggota sekte lain. Mentertawakan Speed yang kerepotan dalam menghadapi munculnya para Ghaloth.
Tapi kerepotan itu tidak ada ketika tanpa diduga makhluk-makhluk Valbod lain muncul melalui Blumarb. Ada Murkaz dan Zadin muncul dari Blumarb membantu melawan Ghaloth. Selain dua makhluk bertubuh raksasa itu ada beberapa teman mereka yang ikut membantu. Mereka percaya diri menarik lagi makhluk-makhluk raksasa itu masuk ke dunia mereka.
Tidak dalam waktu yang lama, para Ghaloth itu digiring lagi keluar dari dimensi Bumi. Sheng berkata pada Speed. "Siapa yang masuk harus keluar dari Valbod. Dia tidak bisa menggunakan semua kekuatan yang ada di sana. Keseimbangan akan rusak jika makhluk Bumi seperti Ki Sambu atau Patnir mengetahuinya."
Speed melompat masuk ke dalam sumur.
____________________________________________
Speed, bocah yang dulu berlari paling cepat di sekolahnya. Hari ini di hujan deras ia muncul. Sesuai janjinya, seperti yang pernah dikatakannya. "Suatu saat kita akan bertemu. Karena kita ditakdirkan bersama."
Tawuran antar pemuda kampung kami dan kampung seberang jalan. Sudah terlalu sering terjadi. Aku hanya seorang gadis remaja yang melihat tawuran itu hal percuma. Burangwaja terngiang-ngiang kata-kata lembut bocah itu waktu itu. Dan ia setingkat lebih tinggi dari bocah yang ia anggap berkata gombal itu di sekolah.
Perkelahian membalas perlakuan yang salah itu. Dan di kantor kepolisian pada akhirnya, Sodrok Sakirin yang penuh nafsu, Dili Agus yang pemarah ia mengerahkan para pemuda kampung dalam penyerangan. Dia ditangkap bersama mereka dari kampung seberang. Sodrok dan Dili dari Rawapaku menjelaskan kekesalannya pada polisi, bahwa ia dan Dili tidak menerima perlakuan terhadap Burangwaja oleh pemuda dari Kujanggalah.
"Orang yang salah tuh, Ki Sambu Makar. Dia menghasut anak-anak muda kampung seberang ketika ia ditolak orang tua Burangwaja. Laki-laki beruban itu takbisa melihat daun muda." Sahut Cihuy.
"Beruntung seorang anak muda, tidak tahu dia berasal, menghentikannya. Geraknya itu tidak terduga. Seperti cahaya." Matari menggelengkan kepalanya. Pada polisi ia mencoba menjelaskan awal kejadian mengapa Sodrok dan Dili memulai penyerangan.
Tiam akhirnya bicara. Ia taktahan dari diamnya. Ia menunjukkannya pada para petugas di ruangan. "Aku sempet, kita liat di HP-ku. Aku ambil video tadi, agak buram karena hujan. Burangwaja diselamatkan anak muda itu."
Para pemuda kampung seberang, seperti yang tayang di layar HP temannya. Cihuy dengan seksama melihat. Matari juga, tiga orang itu mengulang lagi penyaksian mereka di persembunyian. Mereka mengaku, berkelahi bukan gaya yang bisa disandangkan di kebiasaan.
Kampung Kujanggalah dan Rawapaku dipisahkan sungai besar dan ujung sungai sebuah bendungan besar yang berakhir di danau purba besar Tirtagraharahayu yang pada awalnya penuh. Bendungan yang ada di ujung sungai dibangun dan diperbaiki oleh Keluarga Cellmubrak.
Di pedalaman desa tidak jauh dari Dam, di Nagark terkenal Ki Sambu Makar yang juga tokoh masyarakat Kujanggalah. Kakek tua yang belum terbukti sampai kini, bahwa ia menikahi gadis-gadis muda untuk peningkatan ilmu keabadian yang ia pelajari selama ini. KI Sambu tinggal dan menjadi kuwu sejak kecelakaan kuwu terakhir yang juga kasusnya terkait dengan sosok misterius Madjar Kawali. Madjar adalah tukang pukul baru Ki Sambu.
Madjar menggerakkan para pemuda di kampung Kujanggalah dalam mengawasi keberadaan para orang tua atau para gadis di kampung atau kampung luar Kujanggalah untuk bisa tunduk aturan kuwu.
Kecuali orang tua Burangwaja dari Rawapaku yang anak perempuan itu terkenal kecantikannya. Datu Asmaraningtyas Waja dan istrinya Setya Arum Dani pernah lama tinggal di Kujanggalah. Kecantikan Burangwaja menyebabkan perselisihan sampai tewasnya Madiraka kuwu kelima Kujanggalah.
Kematian Madiraka sebagai kecelakaan dan kekuasaan Ki Sambu Makar kemudian atas Kujanggalah diakui oleh pemerintah kota Dam karena persahabatannya dengan keluarga Likic. Patnir Likic yang bersembunyi di desa itu sejak ia diburu laki-laki bertopeng ikan membantu Ki Sambu dalam perbaikan koneksi pemerintah melalui prostitusi terselubung rekrutmen pegawai negeri.
Informasi prostitusi terselubung itu diketahui dari cara-cara diskriminasi penyaringan pegawai yang hanya dipilih mereka dengan penampilan baik. Perempuan cantik, lelaki tampan lebih mudah diterima menjadi pegawai.
Sekelompok orang yang perhatian dengan situasi ini membeberkan di media. Mereka menamakan diri mereka Konsul. Para agen, begitu sebutan jamak menyebut kelompok ini dalam jumlah yang takterhingga. Konsul melakukan perlawanan nyata. Perlawanan kepada siapapun oknum. Para pelaku penyimpangan bagi mereka harus diperingatkan. Siapapun takpandang bulu, dengan cara-cara dari yang bersifat halus sampai berlebihan bisa mereka tetapkan.
Para agen selalu ada di setiap kisah. Seperti yang terjadi pada kisah Burangwaja dan usaha Ki Sambu Makar yang tidak terima dengan penolakan. Ia dan kawanannya nekad menculik Burangwaja. Seperti yang telah diabadikan dalam video dari kamera alat komunikasi.
Amrin Dava, meminta tayangan itu dihubungkan ke komputer meja kerjanya. Petugas polisi senior itu memerlukannya untuk kelanjutan proses pemeriksaan. Dia dan semua menonton tayangan itu sampai pada akhir.
Perbuatan itu disiasati dengan mempertemukan Speed yang baru pulang dari Dimelun. Hujan deras membasahi tanah merah pedesaan. Jeritan dan tangis Burangwaja terdengar jelas dari tempat Cihuy dan kawan-kawannya bersembunyi. Mereka takberdaya, mereka hanya bisa mengabadikan penyelamatan gadis semata wayang Datu Asmar dengan video pada alat komunikasi.
Berbekal pedang kayunya, Speed bergerak menghadapi para pengawal Ki Sambu. Tanpa tanya, korban sudah jelas ia lihat di saat itu. Pemuda itu menyambar tubuh yang di depannya. Seorang tukang pukul berkapak itu tersentak. Tersungkur dia jadi yang pertama tumpah lukanya.
"Pedang kayu! Hati-hati kukira itu pedang kayu biasa!" Jerit pria itu mengerang kesakitan.
Temannya yang sama berpedang, masih menghalangi Ki Sambu. Pria itu kemudian ragu. "Hati-hati!"
Di arah yang lain, Cihuy sama terkesiap. Di saat itu seperti kaget, karena satu kali sambar ada yang koyak dan muncrat memerah. "Darah, pedang itu!"
Lalu ia kembali mengulang videonya. "Matari lihat, katakan kalau ini bukan merahnya darah dan baju orang terkena sambaran pedang itu terluka seperti dirobek pisau yang sangat tajam."
Cihuy menunjukkan jelasnya merah darah yang bercampur titik-titik air hujan. Dalam tayangan video alat komunikasinya, tidak meyakinkan. Membentuk keraguan.
Kemudian di akhir dalam tayangan tertampak lawan-lawan pemuda itu kemudian tersungkur. Ki Sambu Makar sendiri lari tunggang langgang penuh serapah.
Cihuy dan teman-temannya keluar dari persembunyiannya karena teriak Speed yang mengancam. "Kalian yang bersembunyi, keluar. Jika kalian menginginkan hal yang berbeda dari tiga orang ini. Kalau menginginkan hal yang sama bersembunyi saja. Karena aku bisa memburu kalian di mana saja."
Kekuatan pedang itu menguatkan indera si penggunanya. Tapi ada banyak orang menyebut pedang itu bisa mengendus bahaya atau orang-orang berbahaya. Kaiwezi bukan pedang kayu biasa, ia bisa menandingi ketajaman pedang berbahan logam sekeras apapun.
Pemuda itu menampakkan sorot mata tajamnya. "Bawa pulang perempuan ini, aku tahu kalian mengenal dia. Tapi sekali pedang ini mencium kebusukan di jiwa dia takpantang pergi."
Sementara itu, teriakan Madjar masih terdengar. Walau kesakitan ia tetap meneriaki Ki Sambu Makar yang lari meninggalkannya setelah kalah oleh seorang pemuda yang muncul tiba-tiba.
Cihuy dan teman-temannya tidak bisa berbuat apapun kecuali menuruti kata pemuda itu. Pada Amrin ia dan kawan-kawannya berusaha menegaskan kesalahan ada pada pria yang selama ini telah menjadi kepala desa di Kujanggalah.
Sodrok ikut mendengarkan dan ia juga diperlihatkan penyelamatan sebenarnya. Dan kemudian berseru. "Speed, nama pemuda itu. Itu dia teman sekolah Bujangwaja di kota. Tapi semua orang mengetahui bahwa Speed menghilang saat halilintar menyambarnya."
"Speed," Amrin seperti dibawa ke masa lalu. Nama Speed seperti tidak asing. Tidak pula merasa pusing dengan banyak pemuda, orang tua, perempuan-perempuan yang menjadi istri-istri pelaku tawuran yang tertangkap. Semakin menarik pikirnya kesulitan masalah yang ada.
Dia orang baru di pusat kepolisian Nagark yang kemudian dipindah ke Kota Dam. Meski orang yang dianggap baru tetapi pengalaman sebagai penegak hukum telah melakukan kewajiban tugasnya sejak dari pendidikan dan pengabdian di beberapa tempat untuk bisa diakui sebagai petugas senior.
Di Nagark bagi Amrin menjadi awal baru. Lalu saat ia menjadi wakil pusat sebagai mentor para petugas muda di Dam untuk pertama kalinya ia mendapat kasus rumit. Dari cerita orang yang ditangkap secara bertahap bawahannya ia kemudian mendengar nama Speed dan Burangwaja. Wajahnya takberubah, keduanya sama seperti waktu masa sekolah.
Burangwaja cantik dan Speed dengan wajah kekanakannya itu jelas di layar monitor komputernya. Amrin pernah sekolah di Dam, sebelum ayahnya pindah tugas ke luar negeri. Ia mengenal siapa Speed dan Burangwaja.
Dulu kisah keduanya berawal di sebuah penataran siswa baru. Amrin adalah kakak kelas pengawas di penataran tersebut.
"Kau yang pertama kali mengintip aku di kamar mandi perempuan!" Teriak Burangwaja. Pada Speed yang kebingungan. Amrin berada di depan mereka. Ada kakak kelas lain, perempuan yang juga merasa diintip ketika berada di toilet sekolah.
Zaina Nurfajrin tersenyum melihat sosok pemuda yang berwajah mirip bayi yang baru lima bulan dalam perawatan sejak lahirnya itu. "Aku percaya sikap datang memberanikan diri di ruang ini bisa memberi nilai tambah. Tapi jika kau mengaku jujur maka nilai lebih bisa membuatmu lebih baik di penilaian kami."
"Tapi aku tidak mengintip. Aku takmelihat ada penanda bahwa toilet untuk perempuan." Sahut Speed. Memberikan penolakan sekaligus pembelaan diri.
"Mengaku aja sulit, memang pendusta takbisa dipercaya!" Seru Burangwaja lagi. Beberapa perempuan lain mengiyakan itu. Mereka berada di balik jendela di luar. Menyaksikan sidang sekolah itu.
"Gerakanku cepat, tapi kalau kaget aku suka tersandung gara-gara kecepatan itu." Sahut Speed lagi. Menjelaskan apa yang ia ingin katakan.
Dan Amrin memang sadar ketika memeriksa toilet sekolah, seseorang telah mengambil papan penanda ruangan tersebut sehingga bagi siswa baru itu hal yang fatal.
Siapapun pencuri papan nama toilet ia pasti telah merencanakan supaya ada siswa baru yang terjebak. Itulah yang masih bisa diingat oleh Amrin. Kisah awal Speed dan Burangwaja.
Cinta lama bersemi kembali, Amrin teringat bagaimana ia dan Zaina terus mengawasi keduanya. Dari pertengkaran sampai saling jatuh cinta. Tapi kemudian di suatu kejadian Speed menghilang. Halilintar menyambarnya lalu lenyap sampai sekarang muncul dengan penampilan berbeda.
Kepada bawahannya, Amrin kemudian memberi perintah, mencari dimana Speed. "Jangan sampai hilang lagi."
Lalu untuk para pemuda Kujanggalah dan Rawapaku, ia cukup memberi lima hari mendekam di sel. Sementara untuk yang lain yang keluarganya memberi dana jaminan bisa pulang ke rumah masing-masing dalam syarat. Tidak keluar kota, bahkan keluar rumah. Tidak melakukan kenakalan lagi baik berkelahi atau melakukan kejahatan lain.
Amrin juga meminta Kuwu Kujanggalah mau bertanggungjawab setelah mendengar pengakuan Burangwaja. Mengakui kesalahannya, tapi jaminan juga menyelamatkan Ki Sambu. Dia punya banyak pihak pendukung yang memiliki kekuatan politik.
Salah satunya keluarga Likic yang sangat dekat dengannya.
Saat dibebaskan karena jaminan, kepala desa itu bersumpah akan mencari pemuda yang telah mempermalukan dirinya. Tiam, Cihuy dan Matari mendengar jelas perkataannya itu. Sodrok hendak mengejar pria itu dan berusaha menyerang. Tapi Datu Asmar segera mencegahnya dan mengingatkannya kalau saat ini mereka masih berada di kantor polisi.
Amrin juga serentak bergerak saat Sodrok menghentakkan kakinya. "Tenang anak muda, tidak ada nilainya melakukan semua pada pria angkuh seperti itu. Hanya akan merugikan diri sendiri."
Cihuy sudah tergetar. Matari menyembunyikan mukanya di belakang kedua tangannya. Tiam membelalakan mata berharap Ki Sambu Makar mendapatkan balasan atas segala perbuatannya. Apapun bisa terjadi pikirnya.
"Kita lihat saja nanti apa proses pemeriksaan sebenarnya dari pengadilan." Sahut Pompolahan. Salah satu polisi muda yang melakukan pemrosesan pemeriksaan bersama Amrin. Amrin tersenyum, lupa bahwa ini hanya pra-pemeriksaan polisi. Entah apa yang terjadi jika nanti hasil proses awal ini dibaca pengadilan.
Politik melawan pengadilan tidak akan pernah bisa sampai kapanpun. Pom memang cerdas dan juga ia masih bagian Desa Kujanggalah. Sejak kematian kuwu terakhir yang misterius dan kasusnya dalam proses juga. Politik menyembunyikan kesalahan tapi tidak akan lama dalam ketersembunyian.
Lawan politik tumbuh dari setiap sudut kehidupan bernegara. Pom menyebutkan bahwa sudah lama keluarga kaya seperti Keluarga Likic menjaga Ki Sambu karena selama ini Ki Sambu pandai mengelola organisasi kejahatan di Nagark.
Lima hari setelah kebebasan Ki Sambu. Kepala Madjar ditemukan di suatu tempat biasa Ki Sambu berziarah. Pemakaman Durgalara, tidak jauh dari Gunung Tambou selatan Danau Tirt. Agama Durga
agama masa lalu warga sekitar danau. Tapi kemudian Islam datang dan menghentikan segala aktivitas keagamaan yang banyak melakukan penyerahan korban ke kawah Gunung Tambou.
Ki Sambu merasa ini perbuatan pemuda yang sama. Ia meminta pemerintah mencari dan menangkap pemuda itu. Tapi Amrin merasa ini fitnah sebagai upaya balas dendam, ia dan Pom membuktikan fitnah itu dengan membandingkan bekas sayatan pedang kayu dan pedang logam.
Tepat saat polisi menemukan tubuh Madjar di perkebunan milik Ki Amung Arya Prana takjauh dari desa Rawapaku. Arya Prana, salah satu pendukung Datu Asmar dan sangat membenci Ki Sambu. Petugas kebun menemukan mayat Madjar sudah tanpa kepala. Hasil pemeriksaan darah dan DNA mayat yang ditemukan sama juga dengan yang ada di kepala Madjar.
"Pekerjaan ini pasti cara untuk membuat orang-orang mengira Ki Sambu korban." Sahut Pom pada seniornya. Perang dua desa itu mulai melamban semakin berbahaya. Ki Amung dulu memihak Ki Sambu untuk misi menjadi pembangun desa. Tapi saat Ki Amung merasa Ki Sambu Makar mulai keterlaluan karena percaya dengan banyak menikahi anak perawan ia akan disukai oleh Lorda Durga yang selama ini Ki Sambu anggap sebagai dewa.
Tepat saat pengadilan membawanya ke tahapan lain untuk kebenaran terungkap, Ki Sambu dibantu Patnir Likic melarikan diri ke luar negeri. Patnir Likic juga dalam bahaya karena usaha yang tak kalah kejam yakni pembunuhan seorang pemuda bernama Speed di satu tempat tidak jauh dari Danau Tirt.
"Jadi ini nama yang sama?" Sahut Amrin. Membaca arsip Likic yang ia peroleh dari petugas yang lalu datang padanya untuk kasus dugaan pembunuhan salah satu tukang pukul Ki Sambu. "Apa yang diperbuat Keluarga Likic sekarang? Menyembunyikan penjahat lagi?"
_______________________________________________
Pedang kayu itu, awal semua kisah. Speed, bocah lelaki yang benci beladiri. Tapi dia diakui banyak orang karena kecepatan pada gerak tubuhnya. Nama Speed berarti cepat dan itu tidak diragukan lagi saat bertarung dengan pesilat muda yang sombong.
Theon Murakash menyelamatkan Speed ketika ia dibiarkan tenggelam di atas sebuah perahu. Murakash adalah pertapa penjaga. Ribuan tahun lalu Theon berusaha meloloskan diri dari raja yang jahat di negerinya.
Di negerinya ia diselamatkan pria misterius, dibawa ke Lockzod dan dilatih pria itu untuk melindungi sebuah benda yang dibawa dari kerajaan Dredot negeri tempat Theon tinggal selama ini.
Benda yang dimaksudkan adalah benda yang dicuri raja Dredot dari Lockzod. Song Ong, si kera sakti dari hutan Grogoran di Lockzod berhasil merebut kembali Kaiwezi. Pada muridnya sang kera meminta untuk membuat beberapa pedang lain tetapi meminta Theon membawa pedang yang direbutnya dari Raja Zora.
Song Ong mengubah penampilannya dalam samaran menjadi pria takdikenal yang masuk diam-diam di Dredot, ia berhasil membawa pedang dan juga membawa Theon yang selama ini menjadi sekutunya di Dredot.
Song Ong mendidiknya dan meminta Theon mengemban misi penjagaan Kaiwezi sampai seorang yang ditakdirkan langit dilahirkan penerus penjaga pedang.
"Pedang itu dibuat oleh pemimpin Lockzod di masa lalu dalam perang melawan raja atau siapapun yang bersikap tidak adil." Sahut Song Ong. "Theon, hiduplah kau di Bumi dan alam semesta. Tempat yang kau pilih itu urusanmu"
Theon adalah makhluk yang biasa hidup di kedalaman air. Tapi selama di Dredot dia dipaksa hidup di daratan oleh Raja Zora. Danau di Bumi kemudian dipilihnya untuk tempat menjaga Kaiwezi.
Di malam sebelum tenggelamnya Speed di Tirtagraharahayu yang biasa dikenal Tirtarahayu namun di masa Speed hidup tempat itu disebut Danau Tirt.
Di malam itu Theon bermimpi didatangi Song Ong dan berkata bahwa yang diturunkan langit akan dipilih oleh pedang itu sendiri.
Dan Kaiwezi bergetar serta bergerak sendiri lepas dari wadahnya. Terbang melesat menembus tanah rumah Theon di dalam gua bawah tanah danau.
Pedang itu menyambar tubuh Speed dan Theon terkesiap saat benda itu mengangkat Speed yang telah kehabisan nafas. Kaki Speed diikat rantai besi dan rantai diberatkan batu besar.
Murakash memutuskan rantai itu, menarik tubuh Speed ke daratan. Membantu Speed memulihkan keadaan setelah beberapa jam tenggelam di dalam danau. Murakash membantu Speed mencarikan tempat tinggal sementara.
Para pelaku kejahatan yang menenggelamkan Speed masih ada di antara mereka ragu kalau pemuda itu benar-benar tenggelam. Selama beberapa hari mereka menunggu polisi sampai bisa menemukan mayat atau potongan tubuh Speed jika ada hewan buas dalam air yang memakannya.
"Kurasa kau perlu topeng. Mereka pasti mengenali wajah dan kau akan dalam bahaya." Sahut Theon, di sebuah rumah tua takjauh dari danau. Theon bersama pemilik rumah menjaga Speed.
"Pedang ini harus kamu bawa, jaga dengan nyawamu." Sahut Theon.
"Tidak, takdir itu salah!" Sahut Speed.
Dia menunduk. Berbisik perlahan, "kurasa kau tidak bisa menyalahkan begitu saja. Kau telah diselamatkan pedang itu."
"Jadi pedang itu bisa berpikir?" Tanya Speed. Berusaha berontak dari pendirian yang dinyatakan Theon.
Speed berlari dari rumah, ia menginginkan hal lain yang dianggapnya benar. Para pekerja itu membenci Speed. Tuan Barka dianggap tidak adil dalam memperlakukan pekerja.
Sayangnya Tuan Barka telah menetapkan bahwa Speed akan menggantikannya selama ia sedang dalam perawatan. Tuan Barka sakit keras juga karena Patnir. Salah satu pekerja yang sangat jelas licik.
Patnir anak sulung di keluarga anggota Dewan Kota yang bernama belakang Likic Semua sudah mengenal siapa Likic. Keluarga yang berperilaku culas. Patnir salah satunya, ia merasa yang seharusnya menggantikan Tuan Barka.
Patnir dipaksa mengaku di hadapan orang-orang kota oleh Speed. Bahwa ia dan kawan-kawan pekerja lain mengikat tubuh Speed dengan rantai batu dan mendorongnya ke danau. Membiarkan pemuda itu tenggelam demi jabatan.
Speed menggunakan topeng sesuai saran Theon untuk mencari keadilan untuk dirinya. Topeng yang menyerupai ikan digunakannya dalam menaril Patnir sehingga ketakutan ketika Speed memburunya untuk kejahatan yang telah dia lakukan.
"Kau bukan arwah penasaran pemuda itu?" Tanya Patnir di saat dipaksa Speed bicara di hadapan khalayak. "Kau siapa?!"
Teriakan panik itu menggema di alun-alun kota. Teriakan Patnir, kawan-kawannya yang terbujur kaku di lapangan alun-alun.
"Aku hanya ingin kau mengaku, kejahatanmu sudah tidak bisa dimaafkan." Gemeretak gigi Speed terdengar saling beradu karena Patnir masih bersikap seolah ia menganggap Speed hanyalah orang yang dikirim oleh musuh keluarganya.
Teriakan panik itu ternyata pura-pura. Dan ia takmerasa takut meski dipaksa bicara di depan masyarakat. "Aku yang seharusnya ditakuti, keluargaku keluarga kaya, sebentar lagi orang dari keluargaku akan menangkapmu dan aku yang akan menyiksamu di depan orang-orang."
"Aku takpeduli siapa keluargamu." Seru Speed. Pedang melingkari leher Patnir, saat ia berteriak dan tertawa meremehkan Speed dengan ancamannya. "Aku bisa menghabisi mereka diam-diam setelah ini. "
Speed terhentak dengan perkataannya sendiri. Nafsunya menguasai diri. Nafas Patnir tersengal-sengal ketika pedang kayu itu ditarik di lehernya sehingga kepalanya naik ke atas. Punggungnya diinjak Speed. Orang-orang yang memihak pada keluarga Patnir berusaha mendekati diam-diam. Mencoba menyerang Speed dari belakang.
Serangan itu bisa diantisipasi Speed dengan refleks yang cepat. Seorang terkena tendang dan sikut di belakangnya. Seorang lagi tercekik saat Speed dengan cepat berbalik ke depan dan menyarangkan pedang kayunya menusuk di perut lalu menyilangkannya vertikal ke leher.
"Aku lebih cepat!"
_______________________________________
Pedang kayu itu, jadi awalnya.
Nama Speed, anak muda yang belajar ilmu khusus bangunan dengan kekhususan utama pembuat bangunan air. Tapi hanya setingkat sekolah terapan menengah. Dulu nama itu berasal dari nama Si Piit, yang artinya burung kecil Piit, sering terbang malam dan sangat cepat. Konon pernah ada yang menemukan burung purba itu terbang secepat cahaya. Sebuah kamera super pernah mengabadikan kecepatannya dengan baik sekali.
Pilihan nama sangat kebetulan, kakek Speed yang pilih karena satu orang tua Speed sudah lama meninggal. Ayahnya sebulan setelah ibunya diperiksa dan terbukti dari hasil itu ibunya hamil serta juga divonis sakit sama seperti ayahnya. Virus menular yang terjadi di Dam. Ayahnya yang taktertolong karena virus telah merusak semua bagian vital tubuh.
Kota Dam atau wilayah utama Nagark di belahan Bumi penuh aliran sungai, penampungan air alami seperti danau dan juga bangunan buatan manusia seperti bendungan yang berdiri atas jasa keluarga Cellmubrak. Leluhur Speed dan dilupakan saat ini oleh penduduk kota jasa-jasa pendiri serta jiwa-jiwa kepahlawanannya. Leluhur Speed adalah mereka yang berkorban banyak untuk Nagark.
Kota yang telah menjadi kampung halaman. Speed itu nama asli, ia didaftarkan kakaknya di sistem informasi kependudukan Nagark secara otonom sejak undang-undang kependudukan dan kewarganegaraan Nagark mengharuskan anak dengan status orang tua meninggal dunia dicatat dalam keharusan terpisah dari kerabat, keluarga lain atau saudara kandungnya.
Tower of Ten, pusat negara Nagark mengakuinya sebagai murid sekolah kenegaraan ke 200 di Dam. 200 Tech nama singkat sekolah itu, Speed saat itu berada di Tingkat Terapan Menengah atau tingkatan khusus di mana para murid dipercaya dengan pekerjaan-pekerjaan khusus seperti pemantauan urusan pemeliharaan lingkungan dan bangunan infrastruktur air.
Pekerjaan itu baru ia terima setelah enam bulan pendidikan. Sesuai rekomendasi pengajarnya yang melihat potensi atas dirinya yang selalu giat belajar. Sungguh tantangan bagi dirinya karena jika tidak ia ambil pekerjaan itu ia harus mencari bidang kerja lain yang harus ia pelajari.
Selama lima bulan pekerjaan dan pendidikan yang sekaligus harus menjadi beban keseharian setelah ia terima tanpa tanya dan komentar pekerjaan bisa ditangani dengan baik. Sampai satu waktu di hari terik lapangan mengawasi beberapa pekerja pembangun dinding pinggir sungai. Speed terkejut saat ia didatangi seorang pria. Theon, pria tua itu mengaku berasal dari Dunjeun yang berarti bukan berasal dari Bumi.
Saat itu hari masih pagi. Pemeliharaan pinggiran danau masih berlangsung sejak dua minggu ke belakang. Tugas Speed sebagai wakil pengganti Tuan Barka yang diberitakan sedang sakit. Tidak ada yang aneh, ia masih mendorong mesin pemotong rumput sambil memandangi gelombang kecil air yang ditiup angin yang perlahan mendorong suhu panas danau ke arah berbeda.
Tuan Barka yang biasa mengawasinya membabat rumput. Tapi sekarang ia mengawasi dirinya sendiri. Tidak lama ada berita kemudian, Tuan Barka memberi kabar melalui Patnir Likic. Sakitnya membuat dia harus dirawat lama. Speed harus terus terkungkung di pekerjaannya dan pendidikannya takberkembang karena ia harus ditinggalkan mentornya yakni Tuan Barka sendiri.
Terlalu lama pekerjaannya itu. Speed bersama pekerja lain sering tidak dua atau tiga kali ada perselisihan. Karena Tuan Barka percaya Speed. Pekerjaan orang lain terpaksa Speed kerjakan. Ketika Tuan Barka sakit kesempatan, para pekerja lain mangkir dalam satu atau beberapa hari. Pekerja lain lebih berpikir soal penghasilan daripada pekerjaan baik dan bermanfaat.
Kucuran upah mereka terima dengan cara licik. Setiap pemberi upah datang yang karena ada jadwalnya. Mereka mengelabui sang pemberi upah dengan banyak alasan. Bahkan saling menjelek-jelekan pekerjaan. Mengaku-aku bahwa pekerjaan mereka adalah yang setiap saat Speed kerjakan. Pada kenyataannya Speed memang memiliki gerakan yang sangat cepat, sampai mereka sendiri tidak sadar bahwa Speed bisa melakukan pekerjaan lima sampai tujuh seorang diri.
Sampai akhirnya Speed takberhenti dirundung kemalangan. Hal itu terjadi karena si pemberi upah curiga di satu hari. Dan ia melihat semuanya. Tapi malang, si pemberi upah juga takberdaya. Ia diancam oleh para pekerja. Orang yang memimpin ancaman adalah Patnir. Patnir memang lebih pintar. Dia selalu berpola pikir lebih karena kedudukannya di kota.
Patnir salah seorang anak pimpinan dewan kota. Ia punya banyak teman dan kepercayaan. Dulu ia membuat Tuan Barka percaya dirinya cakap bekerja di danau. Tapi keserakahan mendarah daging dan memang diajarkan harus seperti itu oleh keluarga Likic.
Laki-laki kurus perut buncit itu mengancam si pemberi upah. "Teruskan pekerjaan ini atau terjadi hal lain."
Salah satu teman Likic membicarakan Speed. "Pemuda itu dibawa Tuan Barka. Kita tidak bisa diam aman jika masih ada di sini. Meski sudah banyak bekerja dia bisa bebahaya."
Para pekerja itu berpikir lebih baik juga jika Speed dibawa ke danau dan ditenggelamkan. Dengan keadaan seperti kecelakaan kerja tentunya. Rencana dibicarakan, ditentukan harinya, saat hujan deras turun. Hal yang tidak masuk rencana. Pekerja-pekerja culas itu tidak merasa hujan yang turun deras bukan masalah.
Danau Tirtarahayu, danau tua. Pemerintah Nagark merencanakan danau itu untuk penampungan air tiga kota di Distrik di mana Dam, sebagai salah satu dari tiga kota itu memerlukannya untuk cadangan air bersih serta pasokan penggerak turbin pembangkit energi.
Hal yang jadi masalah, sudah empat puluh tahun sejak renovasi terakhir. Usulan renovasi ulang diabaikan oleh wakil rakyat dan lebih memusatkan kinerja proses perbaikan tata kelola kota. Sumber daya manusia juga diabaikan, ada selama itu para pendatang juga orang berkepentingan lain dari hal yang prioritas berbondong-bondong merongrong dengan alasan pengangguran tidak lagi mudah dimonitor.
Rencana tetap rencana. Sepakat pekerja merayu Speed untuk mengikutinya. Mereka memintanya istirahat dari pekerjaan. "Kami minta maaf, sudah saatnya kami menebus dosa."
Tanpa basa-basi. Speed diminta naik perahu. Orang yang mengajak bernama Patnir Likic, dulu pernah jadi orang kepercayaan Tuan Barka. "Kita bicara di atas perahu, kurasa kau belum pernah naik dan biasa bekerja."
"Sekali-kali ayo kita berdua beristirahat. Aku sudah lelah berada di daratan. Orang ke danau untuk menikmati pemandangannya." Sekadar ajakan istirahat, biarkan pekerjaan mereka lanjutkan. Tidak ada sangkaan lain. Speed menurut pada seniornya itu.
Di perahu besar, Patnir dan dua temannya yang mengemudi kapal. Berbisik salah seorang temannya. Takterdengar tapi gerak mata orang itu membuat Speed berpikir dalam putaran imajinasi.
Speed takmengenal keduanya, tapi ia percaya seniornya. Bukan hanya itu, mungkin celaka akan terjadi hari ini pada dirinya pikir Speed. Takmengira kalau itu akan menjadi perbuatan Patnir dan sebagian pegawai yang selama ini berada di bawah Tuan Barka. Mereka berpikir usul Patnir menghapus jejak adalah berawal dari Speed. Hal ini mengingat halangan seperti Tuan Nabire Barka taklagi bukan masalah besar.
Tidak panjang cerita lakon ini. Tapi akhir cerita bukan di sini. Speed dibiarkan ikut karam bersama kapal di danau yang luas itu. Patnir dan dua teman dari dewan kota menyelamatkan diri dengan perahu kecil. Mereka mengabarkan bahwa Speed sudah diperingatkan untuk tidak berulah dengan naik kapal sendiri.
"Speed sudah gila, ia pikir ia bisa semua." Sahut Patnir pada Lockwood. Penyidik khusus kepolisian itu curiga, sebab gestur dan pembawaan Patnir saat bercerita takmeyakinkan.
Sementara itu, sebenarnya Speed terselamatkan. Adalah Theon Murakash penyelamatnya. Blumarb atau lubang marmer biru, pintu antar dimensi yang terbuka dari Pedang Batuwesi sebagai alat masuk antar dunia menjadi pintu Theon ke Bumi.
Pintu terbuka di kedalaman air danau. Speed dibawa ke daratan oleh Theon.
_____________________________________________________________
Speed kemudian membungkuk, lalu duduk di atas tikar beludru biru bermotif kubus dan dua kubah berpuncak bulan sabit di tengahnya bintang. Ia merasa pedang itu akan membuat berbagai kesulitan dalam hidup.
Di atas tikar itu setelah kewajiban seorang penganut agama taat. Berdoa juga kewajiban, seperti halnya perintah ayahnya untuk berguru kepada setiap pendekar dimanapun mereka berada. Perintah yang pernah dipesankan melalui beberapa anggota keluarga yang masih tersisa.
Dia akui ia tidak bisa berkata-kata. Tentang pedang yang orang sempat bicara hanya pedang untuk berlatih biasa. Benda itu diberikan padanya saat Speed baru turun dari ruangan tempatnya berlatih bela diri. Ia belum sampai pelajaran jurus berpedang, Theon Si Pengawal Awan berpikir takdir untuknya adalah menjadi pemilik dan penjaga berikutnya pedang itu. Sejak dibawa ke daratan pedang itu takpernah pergi dari sisi Speed. Theon awalnya ini usaha pedang itu supaya tetap memilih dirinya sebagai penjaga dengan bersikap aneh.
Belajar beladiri yang seharusnya ia pelajari sejak ayahnya masih hidup. Bisa membuatnya tepat untuk takdirnya sebagai penjaga benda yang diperebutkan setiap orang itu. Selama ini di usia muda, ia hanya memikirkan bagaimana membuat kokoh dan kuatnya bangunan air.
Takterpikir untuk menjadi takdirnya, masuk ke dunia berbeda. Dunia tentang para petarung bela diri berkekuatan magis atau di luar nalar.
Ayahnya seorang pesilat bukan praktisi beladiri jenis lain yang berasal dari luar negeri seperti Speed sekarang.
Speed takpernah bisa selama hidupnya membayangkan hal ini terjadi. Tidak ada cerita kalau ia yang baru saja memutuskan belajar bela diri. Tiba-tiba diserahi benda yang kemudian banyak orang dan pihak-pihak tertentu memburu keberadaan senjata itu.
Kuncinya ada pada pedang itu. Theon Murakash, sang pemilik sebelumnya meminta untuk tidak pernah membawanya pergi ke luar rumah tanpa wadahnya. Sehelai kain yang berasal dari kulit kayu yang sama.
"Jaga dengan nyawamu. Banyak yang akan datang untuk benda ini." Sahut Theon. Pria misterius yang datang ke Farhath atau Dam. Theon kemudian mempercayakan pedang itu pada Speed.
Dikisahkan, pemilik sebelumnya menerima benda itu dari ayahnya. Seperti yang telah terjadi pada Speed, pedang akan membawa pemegang ke tempat awal pedang itu berasal. Sebuah pohon purba di dimensi lain. Pedang kayu itu adalah bagian dari pohon itu. Airenwod, tapi kebanyakan di Valbod menyebut pohon itu Raktrag.
Valbod tempat kedua Speed datangi. Ia dibawa pedang itu menembus lorong seperti marmer berwarna kebiruan. Dr. Zoo menyebutnya fenomena astral yang berasal dari lubang yang muncul tiba-tiba. Pria yang pernah juga terkejut ketika terjadi Blue Marble Hole atau Lubang Marmer Biru. Istilah itu lahir dari mulut Dr. Zeezee Top Zoo setelah mencoba meneliti pedang kayu yang dibawa Speed padanya.
Pohon purba itu ada di Lorkzod, tempat pertama itu Speed kunjungi. Lorkzod dihuni Kera Sakti Song Ong. Sang kera juga yang mengajari Speed banyak hal, salah satunya bagaimana menggunakan dan mengajari pemuda itu memanfaatkan dengan baik pedang kayu Kaiwezi.
"Kaiwezi bukan senjata, tapi sebuah alat." Sahut Song Ong. Masih terngiang di telinga Speed. Pedang itu selalu ada di kasurnya. Pernah dia di awal setelah pedang diberikan padanya. Telah beberapa kali Speed membuang, memberikannya pada orang lain. Terakhir pada seorang pendekar pedang yang bernama Sheng Chai dari Taiwan.
Pendekar itu mengalahkannya, tapi terkejut saat pedang yang ia peroleh dari pertarungannya dengan Speed ternyata hilang dan kembali pada Speed. Sheng marah besar saat mengetahui pedang itu bisa ada dengan sendirinya di tangan Speed.
Beberapa kali Speed dikalahkan, saat itu Speed belum menguasai kemampuan menggunakan pedang dari Song Ong. Sheng pernah juga sekali waktu mencoba membakar pedang kayu yang bisa merobek kulit dan mematahkan besi itu setelah memperolehnya dari Speed lagi. Tapi hal itu takmemusnahkan pedang. Tekstur kayu pada pedang makin jelas seperti dicat hitam dan terlihat mengkilap setelah terbakar.
Sheng akhirnya menyerah setelah pedang kembali pada tangan Speed. Ketika itu Speed baru berhasil setelah pulang dari Lorkzod dan telah beberapa tahun belajar bersama Song Ong. Speed berpikir waktu bertemu lagi dengan Sheng situasi akan berbeda. Dimana usia akan berubah, tapi seperti bagaimana yang terjadi di Lorkzod, tubuh Speed takberubah sejalan waktu di alam yang berbeda dengan Bumi.
Saat kembali ke Bumi, hal yang seru di benaknya. Bagaimana ia bisa kembali ke detik yang sama setelah ia menemukan Blue Marble Hole akibat getaran yang timbul dari pedang kayu yang kembali kepada Speed setelah dicoba dibakar Sheng.
Sudah beberapa kali pula sesungguhnya Lubang Marmer Biru terjadi sehingga Speed menemui guru sekolah nyentrik seperti Dr. Zoo. Kejadian luar biasa yang sering terjadi akibat pedang kayu itu sepakat dirahasiakan Speed. Kejadian-kejadian itu dianggap Speed sebagai cara Kaiwezi berbicara dengan Speed.
Kejadian selanjutnya ialah saat orang dari Valbod meminta ia mengalahkan Galoth. Kejadian di mana Speed dianggap malaikat pelindung Valbod. "Dia datang seperti saat Tajikistan muncul di bukit yang mereka percaya sebagai tempat para pelindung tinggal."
"Dia pasti akan menyelamatkan." Sahut Murkaz. Seorang Valbod tua yang terlempar masuk ke dalam Blumarb. Lubang marmer biru nyaris sama sebutannya di Valbod. Murkaz masuk ke Bumi tepat setelah Sheng kalah oleh Speed.
Sejak saat itu Murkaz berusaha menemukan cara membuat Blumarb buatan. "Aku seorang ilmuan di tempatku dilahirkan. Memperhitungkan fenomena itu pekerjaanku saat berada di Valbod."
Tapi ketika ia melihat pedang itu dan Speed dengan percuma memberikannya pada Murkaz. Sungguh ini kesempatan, hanya saja pedang itu memiliki pikiran sendiri dan ia yakin Speed bukan hal seperti kecelakaan jika pedang itu ada padanya.
Setiap waktu yang takterduga, tapi semua berdasarkan perhitungan dan cara-cara yang diduga.
Kata-kata makhluk itu berlanjut, "lubang itu bukan tidak mungkin dibuat. Selama beberapa hari ini aku membuat rumus-rumus dan kerangka alat pembuatnya. Aku tidak yakin pada awalnya. Tapi ketika aku menemukan sejarah bagaimana Tajikistan dari Bumi mengalahkan Sajoth leluhur para Galoth yang kini mencoba menguasai Valbod. Aku yakin aku bisa pulang membawa seorang Jaua ke Valbod."
Speed berpikir lain, mungkin jika ia berikan pedang itu pada Murkaz masalah akan selesai. Tapi Murkaz menolaknya. Kecuali sahabatnya yang kemudian mengulurkan tangannya. Sahabat Murkaz yang bernama Zadin seorang ahli pedang. Dia berpikir Speed masih sangat muda. Begitu naif pikirnya dengan kekuatan luar biasa pada pedang kayu itu mengapa menolak.
"Tidak mungkin dia bisa menyelamatkan kita." Sahut Zadin. Pandangannya meremehkan Speed. Murkaz tetap berpendirian lain. Sheng yang ada di sana tertawa mengejek ketika pertengkaran Murkaz dan Zadin dianggapnya menghalangi tujuan semula.
"Kalian membuang-buang waktu!" Sahut Sheng. "Aku hanya ingin pulang, di mana mereka itu? Para Zhaloth yang kalian katakan. Mengapa takut pada pedang kayu yang kini di tangan bocah itu?"
"Bukan Zhaloth." Sahut Zadin. "Galoth, kau bilang begitu karena belum bertemu."
Speed terkejut. Ia bukan merasa karena kaget Sheng yang juga ikut terbawa masuk ke Blumarb dengan sikap yang sombong itu bersumpah serapah seolah dia seorang petarung yang terampil dan lihai.
Tapi Speed merasa di sekeliling tempat itu sangat asing. Ia benar-benar berada di tempat takdikenal. Langit tempat itu kemerahan, seperti terbakar. Suhu terasa dingin, dingin yang menusuk. Entah berapa derajat ukuran dinginnya.
Ada beberapa pasang mata, yang hanya Speed bisa melihat. "Kita tidak di Valbod'kan?"
"Sial, kita kembali tepat di hadapan para Galoth!" Pekik Zadin. Ia menoleh ke arah depannya, lalu menyisir sekelilingnya. Dugaannya benar, Blumarb membawa dirinya, sahabat seperjuangannya Murkaz, selain itu kekuatan Blumarb menarik Sheng dan Speed terhisap ke Valbod.
Ada rasa bersyukur dan menyesal. Tempat mereka kembali ternyata wilayah kekuasaan musuh. Speed melihat wajah-wajah ketakutan. Murkaz datang ke Bumi selain dengan Zadin juga bersama lima pengawal.
"Kaiwezi di tangan Speed lagi!" Teriak Zadin. Ia terkejut, semula pedang itu diberikan jelas kepada Murkaz. Tapi Blumarb menghisap semuanya.
0 notes
italianoutlanders · 6 years ago
Photo
Tumblr media
#Repost from @valbo00 . Boys Didn’t you get the Blue T-Shirt Tuesday Memo 😂 After 100 Burpees and there’s still some smiles 💪 Who’s Joining me for day 20? #everydayathletegym #valbod #100burpees #peakstreak2019 #mpc2019 . #SamHeughan #mypeakchallenge2019 #mypeakchallenge https://www.instagram.com/p/Bs-m2V9gmmp/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=is8buoel2q3m
20 notes · View notes
jovifan64 · 6 years ago
Video
instagram
Credit to @valbo00 : Testing Week and Back in the 200kg Club... oh how it’s been a while. - Some good Deadlifting and Accessory work with @dankool57 and then it was day 6 of the dreaded 100 Burpee Challenge 🤮. The question is has @patrick_0_brien even started his challenge yet? 😉 - #everydayathletegym #glasgow #valbod #glasgowpt #peakstreak2019 https://www.instagram.com/p/Bs_E7w5Btrh/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=1tmtjocicz6zp
1 note · View note
sniiboo · 4 years ago
Photo
Tumblr media
Month 1 difference! HUUUUUGE LOSS! I lost 1" on my calves too unfortunately. My Peak Challenge makes a huge difference in my life! I dont have any before photos but these are this months. Cannot wait to see what Peakstreak brings! @samheughan @valbo00 @jordanalbrown @mypeakchallenge @raleigh_peakers . . . . . #samheughan #mypeakchallenge2020 #jordanabrown #valbod #valbo #mpc2020 #peaksandvalleys #raleighpeakers #weightlossjourney #edsawareness #eds #ehlorsdanlostype3 #ehlersdanlossyndrome #fitnessmotivation #613fitness #lifestyle #disabledpeaker #disability #hypothyroidism #lookwhaticando #wheelchairavoidance (at Ottawa, Ontario) https://www.instagram.com/p/CJVB_0UF7BW/?igshid=xbokn8sz7ia4
0 notes
genoacedo · 7 years ago
Photo
Tumblr media
#Repost @valbo00 (@get_repost) ・・・ @samheughan is happy because he almost punched through the pads this morning. Don’t worry he missed my face 😂 #everydayathletegym #valbod #mypeakchallenge #gymjones #samheughan
36 notes · View notes
abigailrosehill · 6 years ago
Photo
Tumblr media
Is it crazy that I miss dragging myself out of bed for early morning training sessions at @everydayathletegym with @valbo00 @christine.dimech @nichutch1 @englandpeakers @peakersscotland @mypeakchallenge ? 2019 is going to be a great year on my MPC journey, can't believe this is my 3rd year already 💪 #gym #gymlife #motivation #fitspo #mypeakchallenge #mpc2019 #peakstreak #peakersscotland #englandpeakers #maltapeakers #workout #charity #fundraising #valbod #Glasgow (at Everyday Athlete Gym) https://www.instagram.com/p/BsqO0dIBE79/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=17bujzlqqte1p
0 notes
laird-brochtuarach · 6 years ago
Video
tumblr
valbo00 Day 100 Of 100 Burpees for 100 Days Last Day to round off 10,000 Burpees. Thank you to everyone who has taken part and helped get me through, to my fellow coaches, to friends who did some with me to the Peakers who helped do some or encouraged me, it’s been an awesome experience and a very sweaty one as well. Job Done now time for a dram whisky 🥃 Swipe Left #everydayathletegym #mypeakchallenge #burpees #neveragain #valbod #letsgettoit
61 notes · View notes
moosenmelts · 4 years ago
Video
I could not ask for a better “end” to our hike. The view was absolutely breathtaking. The videos do not hold a candle to being there. Totally recommend all to do this trail. “I am leaving you with a gift—peace of mind and heart. And the peace I give is a gift the world cannot give. So don’t be troubled or afraid.” John‬ ‭14:27‬ ‭NLT‬‬ #wedohardthings #valbod #millennialpeakers #waterfalls (at South River Falls Trailhead) https://www.instagram.com/p/CDqz16nhk8I/?igshid=g8702k36uuus
0 notes
yaquelin25 · 7 years ago
Video
#Repost from @outlander__forever by @InstaSave.DStudio ・・・ Sam meets "his Peakers" Credit to @everydayathletegym #samheughan #valbo #valbod #peakers #mpc2017event #mpc #InstaSaveApp
0 notes
outlanderpod · 7 years ago
Video
Have you heard about the Stephen Rowan Show? He's interviewed Sam's trainer John Valbonesi and Bryan Larkin (Geordie, S1). Take a peek! And a listen! www.stephenrowanshow.com #Repost @stephen_rowan ・・・ Whose excited about the season premiere? #stephenrowanshow #outlander #outlanderseason3 #valbod #theroyalburghofculross #outlanderlocations (at Culross, Fife)
0 notes
italianoutlanders · 6 years ago
Photo
Tumblr media
#Repost from @valbo00 . Hey Valbo your not afraid of heights are you? “Eh actually I Am why” Great let’s get propelled off this building and fly down Vegas 🤦‍♂️ Definitely out my comfort zone but loved it! Cheers to @samheughan and @alexnorouzi for not letting me bail on this challenge. #mypeakchallenge #valbod https://www.instagram.com/p/Bun-h7gg5m5/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=1adbqw8wmu1dn
11 notes · View notes
jovifan64 · 6 years ago
Video
instagram
Credit to @valbo00 : It Turns Out I’m Not Alone 😀 After today’s training session a few friends decided to keep me company on day 19 of 100 Burpees for 100 Days.... So I decided to make it interesting for them. 25 Burpees 25 Burpee Box Jump 25 Burpee Pull-up 25 Devils Press None of them are talking to me now 😇 I’ve also been loving everyone’s posts who are also joining me in 100 Burpees. #everydayathletegym #valbod #mpc2019 #peakstreak2019 https://www.instagram.com/p/Bs_EBoFhe01/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=vw2jlkb6v6xz
1 note · View note
genoacedo · 6 years ago
Video
instagram
OMG @samheughan 💪💪💪 #Repost @valbo00 (@get_repost) ・・・ Upper Body Day in @everydayathletegym and a good day for @samheughan as today I wasn’t “disappointed” but rather proud 😂 - 100kg (225#) Rep test - Training for #bloodshot paying off for the big guy 💪 - Although we should talk about his blatant attempt at sabotage on my set. - #everydayathletegym #valbod #mypeakchallenge #bloodshot 🎥 @martin.mccann.pt
49 notes · View notes
abigailrosehill · 6 years ago
Photo
Tumblr media
No schmaltzy New Year post from me because I'm stuffed full of Poutine and still a bit zonked after a brilliant 8am Hogmanay edition of #valbod at @everydayathletegym with @peakersscotland and @valbo00 . Have a good one, wherever you are, whoever you're with and whatever you're doing ❤️ #happynewyear #hogmanay #glasgow #westend #peoplemakeglasgow #breadmeatsbread #poutine #food #eats #friends (at Bread Meats Bread West End) https://www.instagram.com/p/BsEbVUCBGda/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=ykl7rw42hvy3
0 notes
laird-brochtuarach · 6 years ago
Video
tumblr
valbo00 Completing a challenge is always manageable when you have a great team and these lads got me through last nights FYF.
- Mistakenly asked @tommyyoung83 and @patrick_0_brien to incorporate 100 Burpees into the session, and Tommy being Tommy decided 200 was a better no. Alongside the 150 Reps Bench Press and 200 Cals Assault Bike.
- To say I’m tired is an understatement and couldn’t have done it without these lads @samheughan @dankool57 and @danik_mems. Cheers Lads - #everydayathletegym #valbod #peakstreak2019 #mypeakchallenge2019
104 notes · View notes
yaquelin25 · 7 years ago
Video
#Repost from @outlander__forever by @InstaSave.DStudio ・・・ Sam meets "his Peakers" Credit to @everydayathletegym #samheughan #valbo #valbod #peakers #mpc2017event #mpc #InstaSaveApp
0 notes