#upacara adat jawa
Explore tagged Tumblr posts
Text
Tradisi Upacara Adat Tedak Siten di Jawa
Indonesia, negara yang kaya akan keberagaman budaya, memiliki banyak tradisi dan upacara adat yang memperkaya khazanah kebudayaannya. Salah satu dari sekian banyak upacara adat yang memiliki keunikan tersendiri adalah Upacara Adat Tedak Siten. Upacara ini merupakan bagian penting dari budaya Jawa yang secara khusus dilakukan untuk merayakan tahapan pertumbuhan anak. Dalam artikel ini, kita akan…
View On WordPress
0 notes
Text
wedang uwuh beverage, WA 0813-5812-3335, Jual Wedang Uwuh Solo
Wedang Uwuh adalah minuman tradisional Indonesia yang berasal dari daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Minuman ini terbuat dari campuran rempah-rempah seperti jahe, kayu manis, biji pala, cengkeh, dan kapulaga, yang kemudian direbus bersama-sama dengan air dan gula aren.
Wedang Uwuh sering disajikan dalam acara-acara tradisional Jawa, seperti pernikahan, upacara adat, atau saat berkumpul dengan keluarga dan teman. Selain itu, minuman ini juga dianggap memiliki manfaat kesehatan, seperti membantu menghangatkan tubuh, meredakan sakit kepala dan flu, serta membantu meredakan stres dan kecemasan.
Selain khasiatnya yang bermanfaat, Wedang Uwuh juga memiliki rasa yang khas dan nikmat. Rasa manis dari gula aren dan aroma rempah-rempah yang harum menjadikan minuman ini sangat cocok disajikan dalam cuaca yang dingin atau pada saat sedang bersantai.
Wedang Uwuh dapat ditemukan di banyak warung atau kedai kopi di Jawa Tengah dan Yogyakarta, dan kini telah mulai dikenal di berbagai wilayah di Indonesia. Bagi Anda yang ingin mencoba minuman tradisional ini, Wedang Uwuh dapat dengan mudah dibuat sendiri di rumah dengan resep yang sederhana dan mudah diikuti.
📲 0813-5812-3335
https://wa.me/6281358123335 Dan bisa langsung ke lokasi kami di :
Jl. Phospat no 31, Pandean 2 , Purwantoro, Blimbing, Malang, Jawa Timur, Indonesia
Terimakasih dan happy shooping…
#Wedang Uwuh adalah minuman tradisional Indonesia yang berasal dari daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Minuman ini terbuat dari campuran remp#kayu manis#biji pala#cengkeh#dan kapulaga#yang kemudian direbus bersama-sama dengan air dan gula aren.#Wedang Uwuh sering disajikan dalam acara-acara tradisional Jawa#seperti pernikahan#upacara adat#atau saat berkumpul dengan keluarga dan teman. Selain itu#minuman ini juga dianggap memiliki manfaat kesehatan#seperti membantu menghangatkan tubuh#meredakan sakit kepala dan flu#serta membantu meredakan stres dan kecemasan.#Selain khasiatnya yang bermanfaat#Wedang Uwuh juga memiliki rasa yang khas dan nikmat. Rasa manis dari gula aren dan aroma rempah-rempah yang harum menjadikan minuman ini sa#Wedang Uwuh dapat ditemukan di banyak warung atau kedai kopi di Jawa Tengah dan Yogyakarta#dan kini telah mulai dikenal di berbagai wilayah di Indonesia. Bagi Anda yang ingin mencoba minuman tradisional ini#Wedang Uwuh dapat dengan mudah dibuat sendiri di rumah dengan resep yang sederhana dan mudah diikuti.#📲 0813-5812-3335#https://wa.me/6281358123335#Dan bisa langsung ke lokasi kami di :#Jl. Phospat no 31#Pandean 2#Purwantoro#Blimbing#Malang#Jawa Timur#Indonesia#https://g.page/griya-mint-malang?gm
1 note
·
View note
Text
10 wangsit dari tepi sungai Cileuleuy
Diyakini sebagai salah satu agama asli masyarakat di tatar Sunda, para penghayat kepercayaan Budi Daya mengharapkan perlakuan yang setara dengan para penganut agama lain di Indonesia.
Sejak Nusantara terbentuk dan berpenghuni berabad-abad silam, para penghayat kepercayaan Budi Daya di Kampung Cicalung, Lembang, Jawa Barat, meyakini nenek moyang mereka yang mendiami tatar Sunda telah mengakui eksistensi Tuhan Yang Maha Esa.
Keyakinan tersebut bisa dilacak dalam penyebutan Tuhan melalui penggunaan bahasa Sunda kuno dari era pra-Hindu, sebelum dipengaruhi bahasa Sanskerta, Arab, dan bahasa-bahasa asing lainnya.
Beberapa sebutan untuk Sang Pencipta adalah Hyang (Tuhan, yang diagungkan), Hyang Manon (Yang Maha Tunggal), Sang Hyang Kersa (Yang Maha Kuasa), dan Si Ijunajati Nistemen (Maha Pencipta).
Karenanya, Engkus Ruswana (62) selaku Ketua Organisasi Penghayat Budi Daya menolak tegas jika mereka dianggap sebagai penganut animisme dan dinamisme.
"Istilah itu sebenarnya didengungkan oleh para antropolog Barat untuk melecehkan agama nenek moyang kita. Karena mereka tidak memahami upacara ritual yang dilakukan, dipikirnya itu upacara menyembah roh halus dan kekuatan gaib," kata Engkus.
Keyakinan yang sempat terkikis dan menghilang tersebut kemudian diwartakan kembali oleh Mei Kartawinata setelah menerima Dasa Wasita atau 10 Wangsit. Kejadian turunnya wangsit berlangsung di tepi Sungai Cileuleuy, Kampung Cimerta, Subang, pada 17 September 1927.
Mei Kartawinata (1 Mei 1897 - 11 Februari 1967) menyebut hasil penggaliannya terhadap ajaran leluhur di Bumi Parahyangan dengan istilah pamendak alias temuan terhadap kepercayaan para leluhur.
Walaupun menolak disebut sebagai sinkritisme, Engkus tidak menampik jika ajaran Budi Daya banyak bersinggungan dengan budaya dan tradisi masyarakat Sunda.
Ini terlihat dari inti ajaran Budi Daya yang mengajarkan konsep cara pandang hidup orang Sunda bernama "Tri Tangtu". Isinya tentang wawasan atau tuntunan menyangkut diri manusia sebagai makhluk pribadi, sosial bermasyarakat, dan ber-Tuhan.
Ada banyak nama yang disematkan untuk ajaran Mei Kartawinata. Di luar Aliran Kebatinan Perjalanan (AKP), Agama Perjalanan, dan Agama Buhun, orang-orang mengenalnya sebagai Agama Traju Trisna, Agama Pancasila, Agama Petrap, Agama Sunda, Ilmu Sejati, Permai, atau Jawa-Jawi Mulya.
Mereka yang hendak melecehkannya cukup menyebutnya "Agama Kuring".
Dalam bahasa Indonesia, Kuring adalah kosakata untuk "Aku" atau "Saya". Prosekusi label "Agama Kuring" mengarah pada usaha mendiskreditkan pemeluk agama ini sebagai penganut agama semau gue.
Agama-agama leluhur orang Sunda sangat menghormati alam sebagai pusat kosmologi adat dan kepercayaan paling signifikan.
Bagi para penghayat, alam semesta adalah tempat belajar dan menghayati segala keteraturan. Gunung, lembah, air, api, tanah, angin, dan segala mahluk hidup menjalankan kodratnya untuk kepentingan dan kesejahteraan umat manusia.
Karenanya, Mei Kartawinata meletakkan alam sebagai "kitab suci". Alam adalah kumpulan tulisan Tuhan yang tidak bisa dibuat oleh manusia, berlaku universal, dapat dipelajari oleh semua makhluk tanpa membedakan usia, agama, bangsa, ras maupun gender.
Dalam prosesnya, Mei Kartawinata mendirikan wadah untuk menampung para pengikut atau penghayat ajarannya yang namanya kerap berubah-ubah.
Pertama membentuk Perhimpunan Rakyat Indonesia Kemanusia'an sehingga ajarannya disebut Kemanusa'an. Setelah Indonesia merdeka dan bersiap melangsungkan pemilihan umum pertama, Mei ikut mendirikan Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia (Permai).
Usai pelaksanaan Pemilu 1955, nama tersebut berubah menjadi Organisasi Perjalanan alias Lalampahan.
Sepeninggal Mei Kartawinata, terjadi konflik internal yang membuat anggota terpecah menjadi beberapa organisasi yang melahirkan AKP, Budi Daya, dan Aji Dipa. Tidak ada perbedaan esensial antar tiga organisasi ini karena sumber ajarannya sama.
Menurut keterangan Engkus, Budi Daya sebagai organisasi terbentuk sejak 1980. "Pada era 1950-an ketika ramai pemberontakan DI/TII, kami juga disebut Agama Buhun, Agama Pancasila, dan Agama Kuring," imbuh Engkus.
Pertemuan kami dengan Engkus yang selalu terlihat mengenakan totopong (ikat kepala khas Sunda) berlangsung di Bale Pasekawan Waruga Jati, Kampung Cicalung, Lembang, Jawa Barat (3/3/2018).
Rute menuju kampung tersebut adalah jalan selebar tiga meter yang diwarnai tanjakan dan turunan. Sejauh mata memandang, terlihat bebukitan dan hamparan tanah yang ditanami beragam jenis sayur-sayuran, seperti terong ungu, brokoli, cabe rawit dan kriting, sawi putih, buncis, labu, timun, dan selada.
Bagi warga penghayat di Kampung Cicalung yang berjumlah 78 orang, Bale Pasekawan bukanlah rumah ibadah, tapi tempat pertemuan atau berkumpul alias ngariung dalam bahasa Sunda.
Tempat yang jadi pusat kegiatan para penghayat Budi Daya ini diresmikan pada 17 Mei 2012 oleh Bupati Bandung Barat H. Abubakar.
Luas Bale Pasewakan 1.400 meter persegi yang terdiri dari dua bangunan utama. Ada aula seluas 9 x 11 meter persegi dan panggung seluas 48 meter persegi.
Selain jadi tempat mengajarkan pelajaran Budi Daya sebagai pengganti pelajaran agama di sekolah bagi siswa SD, SMP, dan SMA penghayat kepercayaan, gedung ini kerap pula menampilkan pentas kesenian, seperti degung, jaipongan, salendroan, dan wayang.
Tidak heran jika terdapat alat musik tradisional seperti gendang, gong, dan gamelan di dalam Bale. Mereka yang ingin memanfaatkan Bale tidak harus para penghayat Budi Daya.
"Asal kegiatannya untuk kemaslahatan warga desa. Bukan kegiatan untuk politik praktis macam kampanye," tutur Ondo (52), salah satu penghayat saat kami temui di Kampung Cibedug yang berjarak sekitar 6,9 kilometer dari Cicalung.
Di kampung itu, terdapat Bale Pasewakan Rasa Jati yang usianya lebih tua karena berdiri sejak 1951. "Dulu bentuknya hanya gubuk bambu. Lama-kelamaan menjadi bangunan permanen seperti sekarang," jelas Ondo.
Adapun kegiatan yang sering berlangsung di Bale Pasewakan, antara lain peringatan turunnya wangsit kepada Mei Kartawinata pada 17 September, tahun baru dalam sistem kalender Jawa (1 Sura), dan renungan malam 1 Juni yang bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila.
Menganut kepercayaan yang diyakini milik nenek moyang di negeri ini ternyata tak semudah membalik telapak tangan.
Berbagai perlakuan diskriminasi dari masyarakat telah mereka rasakan. Apesnya lagi, negara turut melanggengkannya melalui berbagai peraturan yang mengikat secara yuridis, alih-alih memenuhi hak para penghayat kepercayaan sebagai sesama warga negara.
Misalnya kejadian yang dialami Asep Setia Pujanegara (47) ketika menikahi Rela Susanti (41) pada 23 Agustus 2001.
Kukuh ingin melaksanakan pernikahan seturut keyakinan penghayat, pernikahan mereka tidak mengantongi Akta Pernikahan dari Kantor Catatan Sipil.
Merasa haknya sebagai warga negara tidak dipenuhi, Asep mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Bandung.
Gugatan pasutri ini kemudian disetujui PTUN tertanggal 25 April 2002. Perkawinan yang dilangsungkan dengan cara adat Sunda itu dapat dicatatkan di Kantor Badan Kependudukan dan Catatan Sipil (BKCS) Kabupaten Bandung.
Pun demikian, Mahkamah Agung tetap bergeming. Asep bersama istri harus menunggu hingga terbitnya Undang-Undang No. 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan.
Hal itu membuat akta kelahiran anak pertama mereka hanya bisa mencantumkan nama ibu dan tidak memiliki hubungan hukum keperdataan dengan ayahnya. Dengan demikian, buah cinta pasangan ini dianggap sebagai anak yang dilahirkan di luar perkawinan.
Pada saat UU Adminduk disahkan, terjadi lagi problem teknis dalam pelaksanaan. Nama ayah hanya ditambahkan dalam catatan pinggir yang dituliskan di bagian belakang alih-alih pembaruan akta lahir.
"Alasannya menurut saya sih tidak masuk akal. Karena masalah nomor registrasi tidak boleh ganda," ujar Asep yang menjabat sebagai penanggung jawab pendidikan bagi warga penghayat kepercayaan Budi Daya.
Padahal menurut Engkus, nomor registrasi tak perlu diperbarui. "Cukup lembaran blangko akta kelahirannya saja yang dibuat baru dengan menambahkan nama ayah bersanding dengan ibu."
Engkus juga pernah jadi korban diskriminasi saat ibundanya meninggal di Desa Panjalu, Ciamis, Jawa Barat. Warga sekitar menolak jenazah almarhumah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) karena dianggap tidak beragama.
"Kata mereka, 'Ini khusus kuburan orang beragama, yang tidak beragama tidak boleh.' Setelah melalui rapat desa, diputuskan jenazah harus disalatkan, baru boleh dikuburkan," kenangnya.
Diskriminasi di sektor pendidikan berlangsung lebih lama lagi. Keturunan para penghayat kepercayaan dipaksa memilih pelajaran agama yang diakui negara.
Regenerasi penghayat jadi terhambat karena kebanyakan anak-anak tidak mengikuti penghayat kepercayaan orang tuanya.
Siswa penghayat kepercayaan juga kerap menjadi sasaran perundungan di sekolah dalam bentuk verbal. Akibatnya siswa bersangkutan meminta pindah sekolah karena tidak tahan jadi sasaran bully.
Setelah sekian lama berjuang, mulai 2016 keluar keputusan Kemdikbud yang menyatakan bahwa murid-murid penghayat kepercayaan mendapatkan pelajaran rohani sesuai kepercayaannya.
Berhubung tidak semua sekolah memiliki guru agama dari kalangan penghayat --karena teknis dan kurikulumnya masih dibahas, beberapa siswa dikembalikan ke organisasi atau komunitas penghayat kepercayaan untuk mendapatkan pelajaran keagamaan.
Asep salah satu yang mengabdikan diri sebagai guru pengajar penghayat kepercayaan. "Untuk sementara saya mengajarkan mata pelajaran untuk semua jenjang pendidikan dari SD hingga SMA. Pelajaran biasanya berlangsung setiap hari Minggu di Bale ini. Panduannya sudah ada. Sisanya saya gabung dengan buku-buku karya Pak Mei Kartawinata."
Seiring dikabulkannya gugatan uji materi Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan perihal Penganut Kepercayaan oleh Mahkamah Konsitusi (7/11/2017), Engkus berharap tidak lagi ada perbedaan dan diskriminasi terhadap warga penghayat kepercayaan.
"Kita semua punya hak yang sama sebagai warga negara Indonesia. Selama ini penghayat kepercayaan selalu dianggap lebih rendah. Hak-hak pelayanan sosial untuk kami selalu terkebiri," katanya.
Padahal, kata Engkus, jika berkaca pada sejarah, perlakuan semacam itu sebenarnya dilakukan oleh penjajah untuk merendahkan bangsa kita.
#penghayat kepercayaan#agama#budaya#agama nusantara#budi daya#buhun#jawa barat#mei kartawinata#engkus ruswana#subang#Sungai Cileuleuy#diskriminasi#Lalampahan#Aji Dipa#Sunda#UU Adminduk
2 notes
·
View notes
Text
Meningkatkan System Kekebalan Tubuh ,WA ,0813-5812-3335, Wedang Uwuh Alami Mojokerto
Wedang Uwuh, Minuman Herbal Kaya Manfaat
WA : 0813-5812-3335 (INFORMASI PEMESANAN)
Wedah uwuh, minuman herbal, manfaat wedang uwuh, harga wedang uwuh, uwuh malang
Wedang Uwuh adalah minuman tradisional Indonesia yang berasal dari daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Minuman ini terbuat dari campuran rempah-rempah seperti jahe, kayu manis, biji pala, cengkeh, dan kapulaga, yang kemudian direbus bersama-sama dengan air dan gula aren.
Wedang Uwuh sering disajikan dalam acara-acara tradisional Jawa, seperti pernikahan, upacara adat, atau saat berkumpul dengan keluarga dan teman. Selain itu, minuman ini juga dianggap memiliki manfaat kesehatan, seperti membantu menghangatkan tubuh, meredakan sakit kepala dan flu, serta membantu meredakan stres dan kecemasan.
Selain khasiatnya yang bermanfaat, Wedang Uwuh juga memiliki rasa yang khas dan nikmat. Rasa manis dari gula aren dan aroma rempah-rempah yang harum menjadikan minuman ini sangat cocok disajikan dalam cuaca yang dingin atau pada saat sedang bersantai.
Wedang Uwuh dapat ditemukan di banyak warung atau kedai kopi di Jawa Tengah dan Yogyakarta, dan kini telah mulai dikenal di berbagai wilayah di Indonesia. Bagi Anda yang ingin mencoba minuman tradisional ini, Wedang Uwuh dapat dengan mudah dibuat sendiri di rumah dengan resep yang sederhana dan mudah diikuti.
Untuk pemesanan dan info lebih lanjut bisa hubungi 0813-5812-3335 https://wa.me/6281358123335
Dan datang langsung ke lokasi kami (Griyamint Malang) di Jl. Phospat no 31, Pandean 2 , Purwantoro, Blimbing, Malang, Jawa Timur, Indonesia https://g.page/griya-mint-malang?gm
Atau bisa melalui Shopee dengan link dibawah ini https://shp.ee/x3zymce
Happy Gardening… and Happy Shopping
#WedangUwuh#MinumanTradisional#BeverageSehat#WedangHerbal#WedangKhasJawa#MinumanSegar#WedangOrganik#WedangKesehatan#WedangTradisional#MinumanAlami
3 notes
·
View notes
Text
Boneka Mistis Khas Nusantara, Harta Budaya atau Sumber Merinding?
Ruang Mistis – Pernah dengar cerita boneka yang bisa bergerak atau menangis sendiri? Kalau iya, mungkin kamu pikir itu cuma cerita dari luar negeri. Tapi jangan salah, Indonesia punya versi mistisnya sendiri. Mulai dari penjaga kampung hingga media pemanggil arwah, boneka-boneka ini punya cerita yang nggak kalah bikin merinding. Berani baca sampai habis?
Ondel-Ondel: Dari Penangkal Roh Jahat ke Ikon Kota Jakarta
Ondel-Ondel yang sering kita lihat di acara budaya ternyata lebih dari sekadar boneka raksasa yang ramah. Dulu, boneka ini digunakan untuk menangkal roh jahat. Tapi jangan bayangkan wajahnya seperti sekarang yang ceria, ya. Dulu, wajah Ondel-Ondel justru menyeramkan, cocok untuk tugas mistisnya.
Ritual sebelum memainkan Ondel-Ondel pun cukup unik. Boneka ini harus diberi rokok dan minuman sebagai "syarat". Kalau lupa, siap-siap ada kejadian aneh. Sekarang, Ondel-Ondel memang tampil lebih "manusiawi," tapi cerita mistisnya tetap melekat.
“Baca juga: Tiket Pesawat Turun 10% Jelang Persiapan Masa Liburan”
Sigale-Gale: Boneka Mistis Penawar Duka dari Pulau Samosir
Boneka khas Batak ini punya cerita yang menyayat hati. Sigale-Gale diciptakan untuk mengobati kesedihan orang tua yang kehilangan anak mereka. Dengan wajah menyerupai manusia dan pakaian adat lengkap, boneka ini sering dimainkan dalam upacara duka cita.
Uniknya, Sigale-Gale bisa "menari" dengan bantuan tali, diiringi musik tradisional Batak. Konon, boneka ini adalah perwujudan anak yang telah meninggal. Jadi, setiap gerakannya seolah-olah menggambarkan kehadiran kembali sosok yang dirindukan. Menyeramkan atau justru mengharukan?
Jailangkung: Boneka Mistis Favorit Anak 90-an
Siapa yang nggak kenal Jailangkung? Permainan mistis ini sempat jadi fenomena, apalagi setelah diangkat ke layar lebar. Dibuat dari bahan sederhana seperti gayung kelapa dan kayu, boneka ini punya satu tujuan: memanggil arwah.
Mantra legendaris "Datang tak diundang, pergi tak diantar" menjadi pembuka ritual. Konon, arwah yang datang akan menggerakkan boneka untuk menjawab pertanyaan. Tapi hati-hati, banyak yang berakhir kesurupan gara-gara arwahnya "nggak suka diajak main." Siap mencoba keberanianmu?
Nini Thowong: Boneka Sihir yang Konon Bisa Menyembuhkan
Nini Thowong berasal dari budaya Jawa dan punya cerita yang nggak kalah mistis. Boneka ini terbuat dari tempurung kelapa dan bambu, dengan wajah menyerupai perempuan. Masyarakat percaya, Nini Thowong bisa "kemasukan" roh halus yang memberikan petunjuk atau bahkan menyembuhkan penyakit.
Tapi tunggu dulu, asal usul boneka ini justru lebih menyeramkan. Konon, Nini Thowong adalah seorang gadis jahat yang disihir oleh tetangganya. Jadi, kalau kamu punya kebiasaan buruk, hati-hati. Siapa tahu kamu juga "diabadikan" jadi boneka seperti dia.
“Simak juga: Ekonomi RI di Balik Wacana Kenaikan Pajak Menjadi 12 Persen”
Boneka Mistis: Warisan Budaya yang Sarat Misteri
Dari Ondel-Ondel hingga Jailangkung, boneka-boneka mistis ini adalah bagian penting dari tradisi Indonesia. Terlepas dari sisi menyeramkannya, mereka juga menyimpan nilai budaya dan sejarah yang kaya. Jadi, apa kamu masih melihat boneka dengan santai, atau mulai curiga kalau mereka tiba-tiba bergerak?
#Boneka Mistis#Khas Nusantara#Ondel-Ondel#Sigale-Gale#Jailangkung#Nini Thowong#Boneka Sihir#Boneka mistis Indonesia#Asli Indonesia
0 notes
Text
Mampir ke Solo: Oleh-Oleh, Sejarah, dan Harmoni Singkat
Perjalanan kali ini bermula dari undangan pernikahan teman di Kediri. Setelah menghadiri momen bahagia tersebut, kami memutuskan untuk mampir ke Solo, salah satu kota yang selalu menawarkan pengalaman sederhana namun bermakna. Meski kunjungan ini singkat, Solo memberikan kesan tersendiri :)
Pasar Gede: Surga Oleh-Oleh Tradisional
Destinasi pertama kami di Solo adalah Pasar Gede, pasar legendaris yang kaya akan aroma, warna, dan cita rasa tradisional. Di sini, kami berburu oleh-oleh khas yang sederhana tetapi penuh manfaat. Kami membeli bumbu pecel dengan aroma kacang yang khas, wedang chia seed, dan minuman tradisional serupa wedang uwuh yang bermanfaat untuk menjaga kadar kolesterol.
Pasar ini bukan sekadar tempat belanja, tetapi juga ruang yang memamerkan keberagaman budaya kuliner Solo. Saya juga mencoba sarapan dengan Selat Solo di pasar Gede.
--------
Keraton Solo: Menyusuri Jejak Sejarah
Setelah dari Pasar Gede, kami menuju Keraton Kasunanan Surakarta, tempat yang menjadi simbol penting dalam sejarah dan budaya Jawa. Bangunan-bangunan megah dengan arsitektur khas Jawa langsung menyambut kami, membawa kami masuk ke suasana masa lalu yang sarat nilai tradisi.
Di dalam kompleks keraton, kami mengikuti panduan singkat yang menceritakan sejarah kerajaan, kisah-kisah kehidupan istana, hingga makna di balik berbagai benda bersejarah yang dipamerkan. Tempat ini memberikan wawasan mendalam tentang budaya Solo dan peran penting keraton dalam membentuk identitasnya.
Ditambahkan dari sumber lain dan guide di keraton, berikut ringkasannya;
------
Keraton Surakarta: Perjalanan Kekuasaan Menuju Era Modern
Keraton Kasunanan Surakarta adalah salah satu simbol budaya dan sejarah yang mencerminkan perjalanan panjang kekuasaan di Tanah Jawa. Berdiri pada tahun 1745, keraton ini merupakan hasil dari perjanjian Giyanti (1755) yang membagi Kesultanan Mataram menjadi dua wilayah: Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Pemisahan ini tidak hanya mengakhiri konflik internal kerajaan, tetapi juga menandai awal dari kontrol yang lebih besar oleh kolonial Belanda atas politik Jawa.
Hierarki Kekuasaan Keraton
Sebagai pusat kekuasaan, Keraton Surakarta memegang peran penting dalam hierarki tradisional Jawa. Raja atau Sunan adalah penguasa tertinggi yang dianggap sebagai representasi kekuasaan spiritual dan duniawi. Sunan dikelilingi oleh para bangsawan, abdi dalem, dan pejabat yang menjalankan tugas administratif dan ritual.
Namun, posisi keraton dalam hierarki kekuasaan mulai melemah seiring dengan meningkatnya pengaruh kolonial Belanda di Nusantara. Pada abad ke-19, Kasunanan Surakarta menjadi kerajaan bawahan (vassal state) di bawah kontrol pemerintah Hindia Belanda. Meskipun tetap mempertahankan otoritas budaya dan spiritual, kekuasaan politiknya semakin terbatas.
Perubahan di Era Kemerdekaan
Saat Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, struktur pemerintahan tradisional mulai mengalami perubahan drastis. Keraton Surakarta awalnya mendukung penuh kemerdekaan Indonesia. Namun, pada tahun 1946, terjadi pergolakan sosial di Surakarta yang melibatkan gerakan anti-feodalisme. Keraton dianggap sebagai simbol feodalisme oleh beberapa kelompok masyarakat, yang menuntut penghapusan kekuasaan kerajaan tradisional.
Tekanan ini memuncak pada pembubaran status otonomi Kasunanan Surakarta melalui Keputusan Presiden pada tahun 1946. Keraton kemudian kehilangan statusnya sebagai entitas politik dan secara resmi berada di bawah Pemerintah Republik Indonesia.
Keraton di Era Modern
Meskipun tidak lagi memiliki kekuasaan politik, Keraton Surakarta tetap memainkan peran penting sebagai penjaga tradisi dan budaya Jawa. Keraton menjadi pusat upacara adat, pelestarian seni seperti tari, musik gamelan, dan batik, serta tempat pembelajaran tentang sejarah Jawa.
Di era modern, hubungan antara keraton dan pemerintah Indonesia bersifat simbolis dan fungsional. Keraton sering menjadi tuan rumah acara budaya tingkat nasional maupun internasional yang menunjukkan kekayaan budaya Indonesia.
Keraton Surakarta adalah contoh nyata bagaimana kekuasaan tradisional bisa beradaptasi di bawah struktur pemerintahan modern. Ia tidak hanya menjadi saksi bisu perjalanan sejarah bangsa, tetapi juga tetap menjadi penjaga nilai-nilai budaya yang menjadi identitas Jawa dan Indonesia secara keseluruhan.
__________
Pasar Klewer: Ramai Meski Hari Minggu
Dari keraton, perjalanan dilanjutkan ke Pasar Klewer, pusat belanja batik yang sangat terkenal. Meskipun kunjungan kami bertepatan dengan hari Minggu dan beberapa toko tutup, suasana pasar tetap ramai. Para pedagang yang masih buka menawarkan beragam kain batik cantik dengan motif khas Solo.
Kami berhasil membeli beberapa batik untuk oleh-oleh. Meski waktu terbatas.
----------
-----------
Lokananta: Harmoni klasik
Perhentian terakhir kami adalah Lokananta, studio rekaman legendaris yang menyimpan sejarah musik Indonesia. Didirikan pada tahun 1956, Lokananta bukan hanya studio rekaman biasa, tetapi juga salah satu simbol penting perjalanan bangsa.
Kontribusi Lokananta terhadap sejarah Indonesia sangatlah besar, termasuk saat awal kemerdekaan. Lokananta menjadi tempat penggandaan rekaman suara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Bung Karno. Salinan rekaman ini kemudian disebarluaskan ke berbagai daerah di Indonesia, memastikan kabar Proklamasi dapat didengar oleh lebih banyak rakyat, bahkan di pelosok negeri.
Selain itu, Lokananta juga menjadi rumah bagi arsip-arsip musik nasional yang bernilai sejarah tinggi, termasuk lagu-lagu tradisional dari berbagai daerah. Mengunjungi Lokananta memberi saya pengalaman emosional, seolah berada di ruang waktu yang menghubungkan masa lalu dan masa kini melalui harmoni musik dan suara perjuangan.
---------
Solo, meski hanya menjadi tempat persinggahan, berhasil memberikan pengalaman yang lengkap—dari belanja oleh-oleh di Pasar Gede, menyusuri sejarah di keraton, berburu batik di Pasar Klewer, hingga mengenang perjuangan di Lokananta. Kota ini mengajarkan bahwa perjalanan singkat pun bisa meninggalkan kesan tersendiri.
0 notes
Text
Kirab Budaya Bregodo dan Gunungan Hasil Bumi, Simbol Kemakmuran di Tanah Jawa
Kirab budaya merupakan salah satu tradisi yang masih dijaga dengan penuh semangat oleh masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. Kirab ini menjadi sarana untuk melestarikan nilai-nilai budaya, sejarah, serta keagamaan yang sudah ada sejak lama. Di Jawa, kirab budaya sering kali diadakan sebagai bentuk syukur atas hasil bumi, serta untuk memohon berkah dan kelimpahan rezeki di masa depan. Salah satu kirab budaya yang sangat khas dan penuh makna adalah Kirab Bregodo dan Gunungan Hasil Bumi, yang sering kali digelar dalam berbagai perayaan dan upacara adat.
Artikel ini akan mengulas tentang apa itu kirab budaya bregodo dan gunungan hasil bumi, serta mengapa keduanya menjadi simbol penting bagi kemakmuran dan kelangsungan hidup masyarakat Jawa.
1. Pengertian Kirab Budaya Bregodo dan Gunungan Hasil Bumi
Kirab Budaya adalah sebuah prosesi yang melibatkan perjalanan panjang atau parade yang mengusung berbagai simbol budaya, seperti pakaian adat, alat musik tradisional, dan benda-benda yang memiliki nilai historis atau religi. Kirab ini biasanya diadakan dalam rangka merayakan suatu acara besar, seperti peringatan hari besar keagamaan, ulang tahun kota atau desa, atau upacara adat tertentu.
Di Jawa, salah satu jenis kirab yang paling populer adalah Kirab Bregodo, yang merupakan prosesi yang melibatkan kelompok-kelompok atau pasukan yang disebut "bregodo." Bregodo sendiri merujuk pada kelompok orang yang berpakaian adat, biasanya mengenakan pakaian perang atau pakaian adat kerajaan, yang berbaris dalam formasi tertentu. Dalam kirab ini, bregodo berfungsi sebagai simbol keberanian dan kekuatan serta menunjukkan rasa hormat terhadap leluhur.
Selain itu, dalam banyak kirab budaya di Jawa, terdapat juga prosesi Gunungan Hasil Bumi, yaitu sebuah tumpukan hasil pertanian yang disusun sedemikian rupa dalam bentuk gunungan atau gunung kecil. Gunungan ini biasanya berisi berbagai jenis hasil bumi seperti beras, sayuran, buah-buahan, dan hasil pertanian lainnya. Gunungan hasil bumi ini menjadi simbol kemakmuran dan ucapan syukur atas hasil bumi yang telah diperoleh oleh masyarakat.
2. Makna dan Filosofi di Balik Kirab Bregodo dan Gunungan Hasil Bumi
Kirab budaya bregodo dan gunungan hasil bumi memiliki makna yang mendalam, tidak hanya sebagai ajang pawai, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan dan doa bersama untuk kemakmuran masyarakat.
Bregodo sebagai Simbol Keberanian dan Kerjasama Bregodo dalam kirab budaya mencerminkan rasa persatuan, kekompakan, dan keberanian. Sebagai sebuah kelompok, bregodo berfungsi untuk menunjukkan bahwa masyarakat bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan yang lebih besar, yaitu kesejahteraan dan kemakmuran bersama. Dalam beberapa kasus, bregodo juga melambangkan kekuatan dari kerajaan atau pemimpin adat yang diwakili dalam prosesi tersebut.
Gunungan Hasil Bumi sebagai Simbol Kemakmuran Gunungan hasil bumi melambangkan kelimpahan rezeki yang diterima oleh masyarakat. Gunungan ini dibuat dari hasil bumi yang dipanen selama setahun, dan diangkat dalam prosesi untuk dipersembahkan kepada Tuhan sebagai ucapan syukur atas hasil yang melimpah. Tumpukan hasil bumi dalam gunungan ini juga dapat menjadi harapan untuk masa depan yang lebih baik, agar hasil bumi di tahun-tahun mendatang semakin berlimpah.Gunungan juga menjadi simbol keseimbangan antara manusia dan alam. Di dalam ajaran Jawa, terdapat keyakinan bahwa alam harus dijaga dan dihormati, karena segala yang ada di bumi adalah anugerah dari Tuhan. Melalui kirab ini, masyarakat diingatkan untuk tidak melupakan pentingnya menjaga alam dan berbagi rezeki kepada sesama.
3. Perayaan Kirab Bregodo dan Gunungan Hasil Bumi di Jawa
Setiap daerah di Jawa memiliki tradisi kirab budaya yang berbeda, namun secara umum, kirab ini dilakukan dengan tujuan yang serupa. Beberapa perayaan kirab budaya bregodo dan gunungan hasil bumi yang paling terkenal antara lain:
Kirab Budaya Grebeg Syawal di Yogyakarta Salah satu kirab yang paling terkenal di Yogyakarta adalah Grebeg Syawal, yang dilaksanakan sebagai rangkaian dari perayaan Idul Fitri. Kirab ini melibatkan bregodo yang mengenakan pakaian adat khas keraton Yogyakarta dan mengarak gunungan hasil bumi menuju masjid agung untuk diperebutkan oleh masyarakat. Gunungan ini terdiri dari hasil bumi seperti sayuran, buah-buahan, serta tumpukan nasi yang melambangkan kemakmuran. Perayaan ini bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur atas berkat yang diterima selama bulan Ramadan.
Grebeg Maulud di Yogyakarta dan Surakarta Selain Grebeg Syawal, Grebeg Maulud juga merupakan tradisi kirab budaya yang dilaksanakan di Yogyakarta dan Surakarta dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dalam perayaan ini, gunungan hasil bumi juga dibawa dalam prosesi kirab yang diikuti oleh bregodo. Setelah itu, gunungan tersebut diperebutkan oleh warga sekitar sebagai simbol keberkahan dan kemakmuran.
Kirab Sedekah Laut di Pantai Selatan Di daerah pesisir pantai selatan Jawa, seperti di Pelabuhan Ratu dan Parangtritis, masyarakat juga memiliki tradisi kirab budaya yang dikenal dengan sebutan "Sedekah Laut." Kirab ini dilakukan untuk memohon keselamatan dan keberkahan dari laut. Masyarakat mengarak gunungan hasil laut seperti ikan, hasil pertanian, serta tumpeng, untuk dipersembahkan kepada penghuni laut dan sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil laut yang melimpah.
4. Proses Pembuatan Gunungan Hasil Bumi
Pembuatan gunungan hasil bumi bukanlah perkara yang sederhana. Di beberapa daerah, gunungan dibuat dengan sangat detail dan penuh kreativitas. Biasanya, gunungan ini disusun dengan berbagai macam hasil bumi, seperti padi, jagung, ubi, pisang, kelapa, sayuran, dan buah-buahan. Hasil bumi ini dipilih dengan cermat, karena selain untuk simbol kemakmuran, gunungan juga memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat setempat.
Proses penyusunan gunungan dilakukan oleh masyarakat dengan semangat gotong-royong. Setiap anggota masyarakat turut berpartisipasi dalam menghias dan menyusun hasil bumi ini agar gunungan tampak megah dan penuh berkah. Gunungan yang telah selesai akan dibawa dalam prosesi kirab, dan setelah sampai di tempat tujuan, biasanya akan diperebutkan oleh warga sebagai bentuk simbolis dari berbagi rezeki.
5. Kirab Bregodo dan Gunungan Hasil Bumi Sebagai Media Pelestarian Budaya
Kirab budaya bregodo dan gunungan hasil bumi juga memiliki peran penting dalam pelestarian budaya dan tradisi Jawa. Selain sebagai acara budaya, kirab ini juga berfungsi sebagai sarana edukasi bagi generasi muda untuk mengenal dan mencintai warisan leluhur. Di dalam prosesi kirab, terdapat berbagai nilai luhur yang diajarkan, seperti pentingnya kebersamaan, gotong-royong, dan rasa syukur.
Melalui kirab ini, generasi muda juga diajak untuk lebih peduli terhadap keberlanjutan lingkungan dan pentingnya menjaga keseimbangan alam. Selain itu, kirab budaya ini dapat mempererat hubungan antarwarga dan membangun rasa persaudaraan di antara masyarakat.
6. Penutupan
Kirab budaya bregodo dan gunungan hasil bumi adalah tradisi yang penuh dengan makna dan filosofi yang dalam. Lebih dari sekadar perayaan, kirab ini mencerminkan rasa syukur masyarakat terhadap Tuhan atas hasil bumi yang melimpah, serta harapan agar kemakmuran terus berlanjut. Kirab ini juga menjadi sarana untuk memperkuat persatuan dan kesatuan masyarakat, serta menjaga kelestarian budaya dan tradisi Jawa.
Dengan terus melestarikan tradisi kirab budaya ini, kita tidak hanya menghormati warisan leluhur, tetapi juga menjaga keberagaman budaya yang ada di Indonesia. Kirab bregodo dan gunungan hasil bumi adalah contoh nyata bagaimana budaya dan alam saling berhubungan untuk menciptakan kehidupan yang seimbang dan harmonis.
0 notes
Text
Keris
(sumber: lawas.net)
Warisan Budaya Indonesia yang keenam adalah keris. Keris merupakan sebuah senjata tradisional yang berasal dari pulau Jawa dan masuk ke dalam daftar ICH UNESCO pada tahun 2008, walaupun sebelumnya telah diproklamirkan pada tahun 2015.
Keris sendiri masuk ke dalam daftar perwakilan. Hal ini dikarenakan keris masih seringkali dipakai dan digunakan pada upacara khusus maupun pada kehidupan sehari-hari. Pada umumnya, keris juga bisa digunakan sebagai bagian aksesoris dari busana adat maupun digunakan sebagai benda pusaka yang sudah diwariskan oleh generasi secara turun temurun. Selain itu, masyarakat pulau Jawa sendiri masih memelihara dan mempercayai tradisi ritual untuk mencuci keris yang dilakukan setahun sekali.
0 notes
Text
Kemeja Batik Pria Khas Jawa untuk Gaya Klasik dan Modern.
Kemeja batik pria khas Jawa merupakan salah satu pilihan busana yang tidak hanya menampilkan keindahan, tetapi juga menyiratkan nilai budaya yang mendalam. Kain batik Jawa yang kaya akan motif dan warna mencerminkan kekayaan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dalam perkembangannya, batik tidak hanya dipandang sebagai pakaian tradisional, tetapi telah bertransformasi menjadi busana yang cocok untuk gaya klasik maupun modern.
Setiap motif pada batik Jawa memiliki makna yang dalam dan seringkali melambangkan nilai-nilai kehidupan. Motif parang, kawung, hingga sogan misalnya, dikenal luas karena keindahan dan filosofi yang terkandung di dalamnya. Bagi pria yang menghargai nilai-nilai budaya, kemeja batik khas Jawa dengan desain tradisional dan modern adalah pilihan tepat untuk menonjolkan identitas mereka. Batik menawarkan fleksibilitas, di mana pria bisa tampil elegan di acara-acara formal, namun tetap santai dan berkelas dalam suasana yang lebih kasual.
Jual kemeja batik pria saat ini semakin berkembang, mengikuti tren fashion yang menggabungkan unsur tradisional dengan sentuhan kontemporer. Bagi pria yang ingin tampil klasik, kemeja batik dengan motif tradisional dan warna-warna netral menjadi pilihan yang aman. Motif seperti kawung atau lereng yang berkesan sederhana namun tetap elegan sangat cocok untuk acara formal seperti pertemuan bisnis atau upacara adat.
Namun, bagi pria yang lebih menyukai tampilan modern, kini banyak tersedia kemeja batik dengan sentuhan desain yang lebih segar dan dinamis. Desain yang memadukan warna-warna cerah dengan motif batik kontemporer menjadikan kemeja batik tidak hanya sebagai simbol budaya, tetapi juga sebagai bagian dari tren fashion masa kini. Pilih kemeja batik khas Jawa dengan desain tradisional dan modern, sehingga Anda dapat tampil menarik di berbagai kesempatan, baik di acara formal maupun semi-formal.
Selain nilai estetikanya, kemeja batik juga menawarkan kenyamanan yang tak tertandingi. Kain batik yang umumnya terbuat dari katun atau sutra memberikan rasa nyaman saat dikenakan, terutama di iklim tropis seperti Indonesia. Katun yang lembut dan menyerap keringat menjadikan kemeja batik cocok untuk dipakai sepanjang hari tanpa mengorbankan kenyamanan. Bagi Anda yang ingin tampil mewah, batik sutra adalah pilihan yang sempurna, memberikan kesan anggun dan eksklusif.
Tren batik dalam dunia fashion pria terus berkembang. Dengan inovasi yang dilakukan oleh para desainer lokal, kemeja batik kini menjadi busana yang relevan untuk semua kalangan dan segala suasana. Anda bisa tampil modern dengan kemeja batik yang tetap memegang teguh nilai-nilai tradisi.
Tidak ada alasan lagi untuk ragu mengenakan batik dalam keseharian. Batik adalah simbol kecintaan terhadap budaya sekaligus pernyataan gaya. Jika Anda ingin tampil menawan, pesan sekarang untuk tampil elegan di berbagai acara dengan kemeja batik pria yang memadukan unsur klasik dan modern.
Untuk informasi lebih lanjut dan pemesanan, hubungi 088126000636. Jangan lewatkan kesempatan untuk memiliki kemeja batik berkualitas yang mampu meningkatkan penampilan Anda dengan sempurna.
0 notes
Text
Musik Gondang Memerlukan Perhatian
Jika diibaratkan sebagai manusia, Viky Sianipar melihat musik gondang saat ini tengah bernegosiasi dengan malaikat maut di ruang ICU rumah sakit. Tubuhnya terbaring lemah, hidupnya bergantung dengan alat-alat. Musik gondang sekarat. Perlu perhatian serius!
Seperti nasib budaya tradisional lainnya, eksistensi musik gondang saat ini berada di ujung tanduk. Tak banyak yang perduli, bahkan orang Batak sendiri. “Orang batak sendiri sekarang nggak terlalu peduli dengan budayanya,” kata Pengajar Etnomusikologi IKJ Tarsan Simamora kepada Jurnal Nasional, Jumat (25/4).
Menengok ke belakang hampir punahnya musik gondang tak terlepas dari propaganda penjajah untuk memecah orang Batak. Musik gondang digunakan dalam upacara agama untuk menyampaikan doa manusia ke dunia atas. Ketika musik dimainkan, pemain sarune dan pemain taganing dianggap sebagai menifestasi Batara Guru. “Musik gondang dipergunakan untuk berkomunikasi dengan dunia atas dan rupanya tranformasi pemain musik ini terjadi untuk memudahkan hubungan dengan dunia atas,” tutur Viky.
Kemudian, lanjut dia, masuknya agama Kristen ke Tanah Batak mengubah kebudayaan masyarakat di sana. Bahkan gereja menganggap musik gondang yang identik dengan pemujaan roh nenek moyang sebagai bentuk penyembahan terhadap berhala.
Pada awal abad ke-20 Nommensen minta pemerintah kolonial Belanda untuk melarang upacara bius dan musik gondang. Larangan ini bertahan hampir empat puluh tahun sampai pada tahun 1938. “Itu merupakan pukulan telak bagi perkembangan musik gondang,” ujar Viky.
Viky juga mencoba menelaah kondisi sosial ekonomi masyarakat Batak saat itu, yang hidup dibalut kemiskinan. Jadi boro-boro memikirkan kebudayaan, kata Viky, mereka sudah terlalu sibuk memikirkan keluarganya mau makan apa.
Kondisi tersebut semakin diperparah dengan keadaan kaum muda yang tergilas oleh gelombang budaya Barat yang masuk ke Indonesia. Para generasi MTV ini lebih bangga mempelajari musik dari luar negeri. Musik tradisional seperti gondang ditingal karena dianggap kampungan. “Mereka berusaha meniru Amerika, padahal di Amerika mereka juga tidak dianggap,” kata pemilik Viky Sianipar Music Center tersebut.
Jarangnya musik gondang dipakai dalam upacara-upacara adat Batak, seperti penikahan juga menjadi fakta yang membuktikan minimnya kepedulian masyarakat terhadap kelestarian musik gondang. “Mereka malah lebh sering memakai organ tunggal, hanya satu dua yang menggunakan musik gondang,” tukas Jeffar Lumban Gaol.
Musik tradisional yang seharusnya diletakkan sebagai aset berharga, malah dibiarkan menguap begitu saja. Sehingga bukan suatu hal yang mustahil bila kemudian keberadaan musik gondang menguap tergerus zaman. “Padahal di world music, gondang memiliki lapak yang spesial,” ungkap Jeffar.
Keunikan musik pentatonik
Ditinjau dari kacamata etnomusikologi, gondang merupakan salah satu jenis musik tradisi Batak Toba. Namun gondang juga dapat diterjemahkan sebagai komposisi yang ditemukan dalam jenis musik tersebut. Ada dua ensembel musik gondang, yaitu Gondang Sabangunan yang biasanya dimainkan di luar rumah, di halaman rumah, dan Gondang Hasapi yang biasanya dimainkan dalam rumah.
Gondang Sabangunan terdiri dari sarune bolon (sejenis alat tiup-”obo”), taganing (perlengkapan terdiri dari lima kendang yang dikunci punya peran melodis dengan sarune), gondang (sebuah kendang besar yang menonjolkan irama ritme), empat gong yang disebut ogung dan hesek sebuah alat perkusi (biasanya sebuah botol yang dipukul dengan batang kayu atau logam) yang membantu irama.
Sarune Bolon adalah alat tiup double reed (obo) yang mirip alat-alat lain yang bisa ditemukan di Jawa, India, China. Pemain sarune mempergunakan teknik yang disebut marsiulak hosa (mengembalikan napas terus-menerus) dan biarkan pemain untuk memainkan frase-frase yang panjang sekali tanpa henti untuk menarik napas.
Menurut Viky, keunikan musik gondang terletak pada tangga nadanya. Ia menjelaskan, tangga nada pada musik gondang dikunci dalam cara yang hampir sama dengan tangga nada diatonis mayor yang ditemukan di musik Barat. “Sejauh yang saya tahu, tidak bisa ditemukan di tempat lain di dunia ini,” ujar Viky.
Seperti musik gamelan yang ditemukan di Jawa dan Bali, sistem tangga nada yang dipakai dalam musik gondang punya variasi di antara setiap ensembel, variasi ini bergantung pada estetis pemain sarune dan pemain taganing. Kemudian ada cukup banyak variasi di antara kelompok dan daerah yang menambah diversitas kewarisan kebudayaan ini yang sangat berharga.
Ogung terdiri dari empat gong yang masing-masing punya peran dalam struktur irama. Pola irama gondang disebut doal, dan dalam konsepsinya mirip siklus gong yang ditemukan di musik gamelan dari Jawa dan Bali, tetapi irama siklus doal lebih singkat.
Sebagian besar repertoar Gondang Sabangunan juga dimainkan dalam konteks ensembel Gondang Hasapi. Ensembel ini terdiri dari hasapi ende (sejenis gitar kecil yang punya dua tali yang main melodi), hasapi doal (sejenis gitar kecil yang punya dua tali yang main pola irama), garantung (sejenis gambang kecil yang main melodi ambil peran taganing dalam ensembel Gondang Hasapi), sulim (sejenis suling terbuat dari bambu yang punya selaput kertas yang bergetar, seperti sulim dze dari China), sarune etek (sejenis klarinet yang ambil peran sarune bolon dalam ensembel ini), dan hesek (sejenis alat perkusi yang menguatkan irama, biasanya alat ini ada botol yang dipukul dengan sebuah sendok atau pisau).
Tangga nada yang dipakai dalam musik gondang hasapi hampir sama dengan yang dipakai dalam Gondang Sabangunan, tetapi lebih seperti tangga nada diatonis mayor yang dipakai di Barat. Ini karena pengaruh musik gereja Kristen.
Sayangnya kekayaan musik gondang kurang mendapatkan perhatian. Beberapa musisi menyambung napas musik gondang yang tengah tersengal antara mati dan hidup dengan mengadakan acara Gondang Naposo. “Mirisnya acara tersebut diadakan oleh Dewan Kesenian Jakarta,” kata Jeffar.
Ada banyak jalan yang dapat ditempuh untuk menyelamatkan musik tradisional seperti gondang, di antaranya dengan mengadakan pertunjukkan yang dikemas secara modern. “Media berperan besar dalam menciptakan tren,” ujar Viky.
Senada dengan Viky, Jeffar juga menyarankan agar musisi lebih sering melakukan pertunjukkan musik tradisonal. Selain itu, ia juga menghimbau agar para musisi populer menyelipkan satu dua lagu dalam albumnya, untuk mempengaruhi anak muda. “Mereka punya pengaruh yang sangat besar,” tuturnya. (Grathia Pitalok)
0 notes
Text
Musik Gamelan
Musik Gamelan dari Jawa dan Bali mendapatkan pengakuan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO pada tahun 2010. Gamelan adalah ansambel musik tradisional yang terdiri dari berbagai alat musik, termasuk gong, metallophone, dan drum. Musik Gamelan memiliki struktur yang kompleks dan sering kali digunakan dalam pertunjukan tari dan upacara adat. Gamelan tidak hanya berfungsi sebagai hiburan tetapi juga sebagai bagian penting dari kehidupan ritual dan sosial di Indonesia.
𝐁𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐋𝐞𝐧𝐠𝐤𝐚𝐩𝐧𝐲𝐚 : Klik disin
0 notes
Text
Kenanga (Cananga odorata)
Kenanga (Cananga odorata) adalah tanaman berbunga yang terkenal di kawasan tropis, khususnya di Indonesia. Bunga kenanga dikenal karena aroma harum yang khas dan digunakan secara luas dalam berbagai budaya, baik sebagai tanaman hias maupun dalam industri parfum.
Ciri-ciri Kenanga:
Bunga: Bunganya memiliki bentuk yang unik, dengan kelopak panjang dan ramping berwarna kuning hingga hijau keputihan. Bunga kenanga memiliki aroma yang sangat kuat dan menyenangkan, yang sering dihasilkan pada malam hari.
Ukuran: Tanaman kenanga dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 15–20 meter. Daunnya berwarna hijau gelap, lonjong, dan mengkilap.
Habitat: Kenanga tumbuh di daerah tropis dan subtropis, sering dijumpai di kebun, halaman rumah, dan taman. Tanaman ini menyukai sinar matahari penuh hingga teduh sebagian.
Buah: Setelah berbunga, tanaman ini menghasilkan buah berbentuk bulat yang berwarna hijau dan berukuran kecil.
Kegunaan:
Parfum dan Minyak Esensial: Aroma bunga kenanga yang kuat membuatnya sangat populer dalam industri parfum. Minyak esensial yang diambil dari bunga ini digunakan dalam pembuatan wewangian, sabun, dan produk perawatan tubuh.
Tanaman Hias: Kenanga sering ditanam sebagai tanaman hias karena keindahan dan aromanya yang menyegarkan. Bunga ini sering digunakan dalam rangkaian bunga dan upacara adat.
Pengobatan Tradisional: Dalam pengobatan tradisional, beberapa bagian tanaman kenanga digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan, seperti demam, nyeri, dan sebagai ramuan penenang.
Makna Simbolis:
Kenanga sering diasosiasikan dengan cinta, keindahan, dan kesucian. Dalam budaya Jawa, bunga kenanga digunakan dalam berbagai upacara, termasuk pernikahan dan ritual keagamaan, sebagai simbol penghormatan dan keanggunan.
Status Konservasi:
Kenanga adalah tanaman yang umum dan tidak termasuk dalam daftar spesies terancam, tetapi penanaman yang berlebihan di beberapa daerah dapat mempengaruhi keberadaannya di habitat asli. Oleh karena itu, penting untuk menjaga dan melestarikan keberadaan tanaman ini di lingkungan yang alami.
Kenanga adalah contoh indah dari kekayaan flora Indonesia, yang tidak hanya menambah keindahan alam tetapi juga memiliki nilai ekonomis dan budaya yang tinggi.
BERIKUTNYA : LOGIN > DAFTAR >
0 notes
Text
Kuda Lumping
1. Muncul Pada Masa Pangeran Diponegoro
Tari Kuda Lumping disebutkan merupakan simbol dukungan penuh serta apresiasi rakyat jelata kepada perjuangan dari Pangeran Diponegoro serta pasukan kudanya yang telah mengusir penjajah dari Nusantara.slotgacor
2. Ada Sejak Zaman Primitif
Tarian Kuda Lumping dipercaya sudah ada sejak zaman primitif. Umumnya, tarian ini digunakan dalam acara ritual yang berkaitan dengan unsur magis serta upacara adat.
Properti yang digunakan sangat sederhana pada awalnya, namun berubah menjadi seperti sekarang mengikuti perkembangan zaman.
3. Pada Masa Kerajaan Mataram
Sebagian masyarakat percaya bahwa tarian Kuda Lumping adalah tarian yang sudah ada sejak masa Kerajaan Mataram.
Di mana tarian ini dianggap penggambaran proses latihan pasukan perang dari Kerajaan Mataram dan dikomandoi Sultan Hamengku Buwono I dalam berjuang menghadapi penjajahan Belanda.polagcor
4. Sejak Masa Sunan Kalijaga
Asal-usul tarian Kuda Lumping dipercaya telah ada sejak masa Sunan Kalijaga. Sebagian masyarakat percaya tarian Kuda Lumping menggambarkan perjuangan Sunan Kalijaga serta Raden Patah sekaligus para pasukan dalam mengusir penjajah di bumi Nusantara.
Itulah penjelasan tentang asal-usul Kudang Lumping di Tanah Jawa yang menarik untuk diketahui. permatabet88
0 notes
Text
Upacara Adat Kelahiran Masyarakat Jawa: Mitoni atau Tingkeban
Masyarakat Jawa memiliki tradisi yang kaya dan beragam dalam menghadapi berbagai fase kehidupan, termasuk kelahiran. Salah satu upacara adat yang sangat penting dalam tradisi Jawa adalah Mitoni atau Tingkeban. Upacara ini dilakukan saat kehamilan mencapai usia 7 bulan dan merupakan salah satu tahap penting dalam kehamilan. Berikut adalah penjelasan detail tentang upacara adat ini, termasuk…
0 notes
Text
kipas tangan trenggalek
kipas tangan trenggalek
Kipas tangan Trenggalek merupakan contoh cemerlang dari kerajinan tangan yang memadukan keindahan seni tradisional dengan fungsionalitas sehari-hari. Trenggalek, sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, dikenal dengan kekayaan budayanya dan kerajinan tangan yang unik. Kipas tangan dari daerah ini bukan hanya alat untuk mendinginkan tubuh, tetapi juga merupakan karya seni yang menggambarkan tradisi dan kreativitas lokal.
Asal Usul dan Sejarah Kipas Tangan Trenggalek
Kipas tangan telah lama menjadi bagian dari budaya Indonesia, dan Trenggalek adalah salah satu tempat di mana tradisi ini terus hidup dan berkembang. Sejarah kipas tangan Trenggalek berkaitan erat dengan tradisi dan adat lokal. Dalam masyarakat Trenggalek, kipas tangan sering kali digunakan dalam berbagai upacara adat dan acara resmi. Kipas ini juga menjadi simbol status dan keanggunan, terutama dalam acara-acara penting seperti pernikahan atau pertunjukan seni.
kipas tangan trenggalek
Desain dan Material Kipas Tangan Trenggalek
Kipas tangan Trenggalek terkenal dengan desain yang khas dan penggunaan bahan-bahan berkualitas. Beberapa ciri khas dari kipas tangan Trenggalek meliputi:
Motif Tradisional: Kipas tangan Trenggalek sering dihiasi dengan motif-motif tradisional yang mencerminkan kekayaan budaya Jawa. Motif-motif ini bisa berupa pola batik, bunga-bunga lokal, atau simbol-simbol khas yang memiliki makna mendalam.
Bahan Berkualitas: Kipas tangan ini umumnya terbuat dari bahan-bahan alami seperti bambu, kayu, atau kain. Bambu dan kayu dipilih karena kekuatan dan fleksibilitasnya, sementara kain seperti satin atau katun memberikan sentuhan elegan dan nyaman saat digunakan.
Teknik Pembuatan: Para pengrajin di Trenggalek menggunakan teknik tradisional dalam pembuatan kipas tangan. Setiap langkah pembuatan, mulai dari pemilihan bahan hingga pengukiran atau pengecatan, dilakukan dengan teliti untuk memastikan kualitas dan keindahan produk akhir.
Kipas tangan Trenggalek adalah lebih dari sekadar alat untuk mendinginkan tubuh; ia merupakan karya seni yang mencerminkan kekayaan budaya dan keterampilan tradisional. Dengan desain yang kaya akan makna budaya dan kualitas yang tinggi, kipas tangan ini menawarkan keindahan dan fungsi dalam satu paket.
Untuk pemesanan lebih lanjut hubungi
082233934122
kipas tangan trenggalek
0 notes
Text
Ternak Ayam Kampung: Panduan Lengkap untuk Pemula
Ternak ayam kampung adalah salah satu usaha peternakan yang cukup populer di Indonesia. Ayam kampung, yang dikenal dengan dagingnya yang lezat dan kaya rasa, memiliki banyak keunggulan dibandingkan ayam ras. Selain itu, ayam kampung juga lebih tahan terhadap penyakit dan lebih mudah dipelihara, menjadikannya pilihan yang tepat bagi peternak pemula atau mereka yang memiliki lahan terbatas. Ayam kampung biasanya dibudidayakan untuk menghasilkan telur, daging, atau bahkan dijadikan ayam hias.
Artikel ini akan memberikan panduan lengkap tentang cara memulai ternak ayam kampung, mulai dari persiapan kandang, pemeliharaan, hingga pemasaran hasil ternak.
Keuntungan Ternak Ayam Kampung
Sebelum membahas cara memulai ternak ayam kampung, berikut beberapa keuntungan yang bisa Anda dapatkan dari usaha ini:
Daging dan Telur Berkualitas Daging ayam kampung terkenal lebih kenyal, gurih, dan memiliki rasa yang lebih kaya dibandingkan ayam ras. Selain itu, telur ayam kampung juga lebih kaya akan nutrisi, seperti protein dan omega-3, yang banyak dicari konsumen.
Tahan terhadap Penyakit Ayam kampung lebih tahan terhadap penyakit dibandingkan ayam ras, karena memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik terhadap cuaca ekstrem dan kondisi lingkungan yang kurang ideal.
Pemeliharaan yang Mudah Ayam kampung tidak memerlukan perawatan yang rumit. Mereka bisa dipelihara di lahan yang tidak terlalu luas dan membutuhkan biaya operasional yang lebih rendah.
Permintaan Pasar yang Stabil Daging dan telur ayam kampung selalu memiliki permintaan yang stabil di pasar, baik itu untuk konsumsi sehari-hari, upacara adat, atau acara spesial. Selain itu, ayam kampung juga sering dicari oleh restoran atau warung makan yang mengutamakan kualitas bahan baku.
Biaya Pakan Relatif Murah Ayam kampung dapat diberi pakan alami yang mudah didapatkan, seperti rumput, dedaunan, atau serangga. Hal ini membuat biaya pakan untuk ayam kampung lebih rendah dibandingkan dengan ayam ras.
Jenis-Jenis Ayam Kampung
Ada berbagai jenis ayam kampung yang populer di Indonesia, dan pemilihan jenis ayam yang tepat akan sangat mempengaruhi keberhasilan usaha ternak ayam kampung Anda. Beberapa jenis ayam kampung yang terkenal antara lain:
Ayam Kampung Jawa Ayam Kampung Jawa adalah salah satu jenis ayam kampung yang paling populer di Indonesia. Dikenal dengan tubuhnya yang agak besar, ayam ini memiliki daging yang lezat dan banyak dicari di pasar untuk konsumsi. Ayam ini biasanya digunakan untuk daging dan telur, serta memiliki kemampuan bertelur yang baik.
Ayam Kampung Bali Ayam Kampung Bali memiliki ciri khas bulu yang berwarna merah kekuningan. Ayam ini terkenal dengan dagingnya yang empuk dan cita rasa yang sangat gurih. Meskipun ukurannya lebih kecil daripada ayam Jawa, ayam Bali memiliki potensi yang baik untuk dibudidayakan.
Ayam Kampung Aceh Ayam Kampung Aceh dikenal karena kemampuannya beradaptasi dengan cuaca tropis dan produktivitas telur yang cukup tinggi. Ayam ini sering digunakan sebagai ayam pedaging atau ayam petelur, dan memiliki warna bulu yang bervariasi dari hitam, putih, hingga coklat.
Ayam Kampung Kedu Ayam Kampung Kedu berasal dari daerah Kedu, Jawa Tengah. Ciri khas ayam ini adalah tubuhnya yang besar dan berotot, serta dagingnya yang lezat dan empuk. Ayam Kampung Kedu memiliki harga jual yang lebih tinggi karena kualitas dagingnya.
Persiapan dalam Memulai Ternak Ayam Kampung
Untuk memulai ternak ayam kampung, ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan agar usaha ternak Anda berjalan dengan lancar. Berikut adalah beberapa hal yang perlu disiapkan:
1. Memilih Lokasi dan Kandang yang Tepat
Kandang adalah tempat utama untuk ayam, sehingga pemilihan lokasi dan pembuatan kandang yang sesuai sangat penting. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih lokasi dan membangun kandang ayam kampung antara lain:
Lokasi yang Aman: Pilih lokasi yang jauh dari gangguan predator seperti anjing, kucing, atau ular. Kandang juga sebaiknya terhindar dari hujan langsung dan sinar matahari yang terlalu terik.
Kebersihan: Kandang ayam harus bersih dan kering agar ayam tidak mudah terserang penyakit. Pastikan sirkulasi udara di dalam kandang baik agar udara tetap segar dan ayam tidak kekurangan oksigen.
Ukuran Kandang: Pastikan ukuran kandang cukup untuk menampung jumlah ayam yang akan dipelihara. Ayam kampung memerlukan ruang yang cukup untuk bergerak, tidur, dan makan. Setiap ayam sebaiknya memiliki ruang minimal sekitar 1-2 meter persegi.
Kandang Terpisah untuk Jantan dan Betina: Pisahkan ayam jantan dari betina jika tujuan Anda adalah untuk produksi telur. Hal ini dapat mengurangi potensi kerusakan pada telur dan meningkatkan kenyamanan ayam betina.
2. Pakan Ayam Kampung
Pakan adalah salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi ayam kampung. Ayam kampung bisa diberi pakan alami maupun pakan komersial. Berikut adalah beberapa jenis pakan yang bisa diberikan kepada ayam kampung:
Pakan Alami: Ayam kampung sangat menyukai pakan alami seperti rumput, daun-daunan, biji-bijian, cacing, serangga, dan biji kacang-kacangan. Memberikan pakan alami ini dapat mengurangi biaya pakan dan meningkatkan kualitas daging ayam kampung.
Pakan Komersial: Selain pakan alami, Anda juga dapat memberikan pakan komersial seperti konsentrat ayam, yang mengandung nutrisi lengkap. Pakan komersial sangat berguna untuk mendukung pertumbuhan ayam, terutama ayam petelur yang membutuhkan lebih banyak protein.
Air Bersih: Pastikan ayam kampung selalu memiliki akses terhadap air bersih yang cukup. Air yang cukup sangat penting untuk metabolisme tubuh ayam dan dapat meningkatkan produksi telur.
3. Pemilihan Bibit Ayam Kampung
Memilih bibit ayam kampung yang sehat dan unggul sangat penting agar ternak Anda dapat berkembang dengan baik. Berikut adalah tips untuk memilih bibit ayam kampung:
Kesehatan: Pilih ayam yang terlihat sehat, aktif, dan memiliki bulu yang bersih dan mengkilap. Hindari membeli ayam yang tampak lemah atau cacat.
Usia Ayam: Pilih ayam yang masih muda, sekitar 1-2 bulan, karena ayam muda lebih cepat beradaptasi dan tumbuh dengan baik.
Induk yang Berkualitas: Jika Anda berniat untuk mengembangbiakkan ayam kampung, pastikan induk yang dipilih memiliki genetik unggul, sehat, dan produktif.
4. Perawatan dan Kesehatan Ayam Kampung
Perawatan yang tepat sangat penting untuk menjaga ayam kampung tetap sehat dan produktif. Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam perawatan ayam kampung:
Pemberian Vaksinasi: Ayam kampung perlu diberikan vaksinasi untuk mencegah penyakit-penyakit umum, seperti ND (Newcastle Disease) dan IB (Infectious Bronchitis).
Pembersihan Kandang: Bersihkan kandang ayam secara rutin untuk mencegah penumpukan kotoran yang dapat menimbulkan penyakit.
Pemantauan Kesehatan: Lakukan pemeriksaan rutin pada ayam untuk mendeteksi dini jika ada ayam yang menunjukkan gejala sakit. Pisahkan ayam yang sakit agar tidak menular ke ayam lainnya.
Pemasaran dan Penjualan Hasil Ternak Ayam Kampung
Setelah ayam kampung dipelihara dengan baik, Anda bisa mulai memikirkan cara pemasaran hasil ternak Anda. Beberapa cara pemasaran ayam kampung antara lain:
Pasar Tradisional: Daging ayam kampung biasanya banyak dicari di pasar-pasar tradisional, terutama pada acara-acara tertentu seperti hari raya atau acara adat.
Restoran dan Warung Makan: Banyak restoran atau warung makan yang lebih memilih menggunakan ayam kampung sebagai bahan baku masakan karena rasanya yang lebih gurih dan kenyal.
Penjualan Telur: Telur ayam kampung bisa dijual ke konsumen langsung atau ke toko bahan makanan. Telur ayam kampung memiliki permintaan yang cukup tinggi karena khasiatnya yang lebih baik dibandingkan telur ayam ras.
Jual Ayam Hidup: Anda juga bisa menjual ayam kampung hidup untuk kebutuhan konsumsi atau pemeliharaan di daerah-daerah yang membutuhkan ayam jantan untuk kawin.
0 notes