#tumbuhkembang tumbuhkembanganak speechdelay terlambatbicara pengalamanspeechdelay autisme ASD terlambatperkembangan
Explore tagged Tumblr posts
Text
Memulai
12 April 2021
Bismillah.. Hari ini mulai untuk memposting secara rutin apa saja yang kami (mima dan abi) lakukan untuk mencari tau dan memahami tumbuh kembang Neil. Catatan ini dibuat sebagai pengingat bagi kami selaku orangtua dalam membersamai Neil dalam masa-masa awal kehidupannya. dan semoga bisa menjadi tempat berbagi informasi bagi orangtua lain yang sama bingungnya seperti kami (?) hehe
Yuk, mulai ceritanya ...
Dimulai pada tanggal 17 Desember 2020 (kalau tidak salah ingat), kami main ke rumah Panda (kakak laki-laki mima, yang memiliki seorang anak perempuan berusia 11 tahun, dan anak laki-laki berusia 10 tahun saat ini). Kami bertiga main kesana karena teteh Key (anak pertama Panda) sedang berulang tahun. tapi entah mengapa Neil melakukan kegiatan aneh, yaitu senang sekali tiba-tiba tengkurap dilantai. semua orang yang hadir menotice hal itu. dan ketika mima dan abi sadari, hal itu sudah berlangsung sejak beberapa waktu lalu. Neil suka tiba-tiba tengkurap, entah apa alasannya. Perasaan mima mulai tidak tenang. mencari di google pun tidak ada yang membahas kebiasaan ini pada anaknya, tidak ada artikel parenting tentang ini. Saat itu pun mima dan abi sudah menunggu momen Neil “heboh” seperti anak-anak lain, seperti tepuk tangan, dadah, kissbye, berjoget-joget ketika mendengarkan musik, yaa seperti tipikal bayi yang menggemaskan gitu deh. tapi kok Neil ga kunjung menjadi “heboh” ya?
Mima selalu kepikiran, browsing dan mencari tahu kesana kemari, karena memang mima tipe emak-emak overthinking yang ga bisa diem aja. Kenapa Neil belum bisa seperti anak lain, padahal usia nya saat itu sudah 14 bulan menuju 15 bulan.
Semakin diperhatikan, semakin banyak ternyata tingkah neil yang aneh. seperti suka hand flapping (mengepak-ngepakkan tanga ke arah samping badannya, seperti sayap burung), suka berputar, dan suka bermain roda mobil-mobilan. Setiap melihat mobil-mobilannya, Neil akan langsung tertuju pada roda mobil itu. Neil juga tidak mau menengok ketika dipanggil. walaupun kita sudah berteriak-teriak memanggilnya, dia akan tetap cuek (entah sejak kapan, tapi baru ketauan saat kami memantau detail perkembangan Neil). Dan ketika mima googling, betapa terkejutnya mima bahwa itu semua ciri anak dengen Autisme atau biasa disebut ASD. Apa yang kemudian terjadi? mima mentally breakdown. Mima menangis berhari-hari. Tidak mengerjakan pekerjaan rumah apapun, bahkan mima tidak mau bermain dengan Neil. karena setiap melihat tingkah aneh Neil, mima jadi sedih lagi.
Saat itu, orang yang paling menderita adalah Abi. Karena harus bekerja, mengurus neil, juga menenangkan mima yang sangat stress. Tidak jarang kita bertengkar karena abi kelelahan tapi mima tetap hanya tiduran dan menangisi keadaan. that time was hard for us, but now, kita bisa ketawain. betapa bodohnya mima saat itu, karena google aja bisa jadi stress berat hehehe
Oh iya, saat itu kami tinggal dirumah serang, rumah yang mima dan abi beli dari sejak Neil masih dalam kandungan. Mulai ditempati saat Neil berusia 2 bulan karena sebelumnya masih harus direnovasi. Neil lahir cukup besar, berat badan 3,7kg dan panjang 50cm. Mima dan abi mengasuh neil berdua saja, dengan harapan tidak banyak gangguan dari pihak-pihak yang membuat mima akan kumat stress nya hihi Kami berdua mengasuh neil dengan penuh kasih sayang, tapi minim modal pengetahuan. karena mima dan abi tentu saja belum pernah menjadi orangtua, dan juga tidak pernah membersamai keponakan atau adik kecil dari 0. kita hanya tau seru-serunya saja main sama anak-anak, tidak tau repotnya. Akhirnya kami kurang ilmu yang berakibat sedikit banyak pada pertumbuhan Neil. Cerita tentang ini akan ada dipostingan lain ya..
Akhirnya kami memutuskan ke dokter anak di serang, namanya dokter Argo. karena masa pandemi, yang bisa masuk ruang dokter hanya mima dan Neil, abi menunggu diluar. Mima ceritakan gejala Neil ke dokter Argo, dan langsung di cap “ANAK INI AKAN SPEECH DELAY BU”. hmmmmmm -_- kalau di ingat-ingat mima kesel sih. Kemudian dokter Argo merujuk kami untuk tes pendengaran Neil ke Kasoem Hearing BSD. Kata beliau, jika hasil tes pendengaran baik, maka Neil ikut terapi wicara. jika hasil tes pendengaran buruk, harus konsul ke dokter THT.
Abi pun mengambil cuti untuk mengantar mima dan Neil cek pendengaran di BSD (karena di area Serang belum ada alatnya menurut dokter Argo). Alhamdulillah hasil tes pendengaran baik, telinga Neil normal. dan Mima ngide untuk lanjut ke Klinik Tumbuh Kembang mengecek apa yang sebenarnya terjadi pada Neil. mumpung kita ada di “KOTA”. Saat itu klinik yang ada di area BSD dan bisa melakukan assesment tanpa pernjanjian hanya di KLINIK ASA BSD. Dengan dokter spesialis rehab medik (Oh iya, belakangan mima baru tau bahwa untuk melakukan assesment tumbuh kembang, bisa dilakukan oleh dokter anak subspesialis tumbuh kembang, psikolog klinis anak, maupun dokter rehab medik). Neil diberikan mainan didalam ruangan dokter, dan ketika dokter memanggil, Neil tidak mau menengok. Bahkan dokter membunyikan lonceng pun Neil tidak mau menengok. Neil sibuk kesana kemari, mengacak-acak ruangan dokter nya hahaha tapi dokter tidak memberikan diagnosa apapun, hanya bilang kurang atensi, dan harus dilatih fokusnya dengan bermain knob puzzle dan donat susun. Targetnya adalah neil bisa greetings (tepuk tangan, dadah, kissbye, salim) sebelum usia nya 22 bulan. Karena menurut dokter, penanganan terbaik adalah sebelum usia 24 bulan. Neil masih punya waktu 7 bulan untuk berlatih, jika ada kemajuan, maka tidak usah dikhawatirkan dan tidak usah terapi apa-apa, juga tidak usah kembali ke klinik tersebut. Tidak puas dengan hasil itu, mima membawa neil ke tempat terapi sensori integrasi di Klinik Utama Ratu Farma di serang. Namun disana hanya di assesment oleh terapis, bukan dokter. Dan dari beberapa ciri, neil memang ada kecenderungan ke arah autisme, namun masih sangat samar. yang paling terlihat justru ada masalah sensori, karena Neil dimasukkan bola ke bajunya oleh terapis tapi malah tidak bergeming dan terus saja main. Oke mima memutuskan untuk terapi disitu, mengabaikan dokter di klinik ASA yang bilang tunggu sampai 22 bulan (jujur mima takut sekali terlambat dalam penanganan Neil, dari banyak sumber yang mima baca semakin cepat di intervensi akan semakin baik kemajuannya). Tapi terapi hanya sempat 3 kali. Stress mima tidak kunjung reda, setiap hanya berdua dengan Neil, mima bisa langsung menangis berjam-jam. Karena kondisi mima lebih mengkhawatirkan dari kondisi Neil, maka kami memutuskan pulang ke rumah nenek Neil di kampung sementara waktu dan menghentikan terapi. Di kampung, mima mulai membaik. Hanya kemudian Nenek Neil pun menyadari ada yang salah, dan saat mencari di youtube yang keluar pun ciri neil adalah ciri anak autisme. Jadiiii, kami malah panik berjamaah hahaha Oh iya, kami pernah mendatangkan seorang ustadz juga ke rumah atas rekomendasi kakak kami. (Bagian ini pun akan ada postingan lain ya hehe) Bersambung ....
1 note
·
View note
Text
Pindah Rumah (Memulai part 2)
Setelah merasa agak baikan, kami pulang lagi ke rumah Serang. Mima membeli banyak mainan edukasi untuk Neil seperti yang orang-orang rekomendasikan, katnaya bisa membantu merangsang sensori yang kurang baik, mima pikir juga akan baik menghabiskan waktu berdua dengan Neil daripada mima melamun dan menangis. tapi hari pertama pulang, Neil malah menangis tidak jelas arahnya. hampir 2 jam Neil menangis saat malam hari dan tidak bisa ditenangkan (padahal biasanya nyalakan video youtube akan tenang), takut Neil sakit atau kenapa-kenapa, akhirnya kami bawa Neil ke IGD. Sampai di IGD Neil tenang, tidak menangis, bahkan tidur lagi haha Dokterpun bilang tidak apa-apa dan bisa pulang.
Karena menyadari biaya kedepannya tidak sedikit untuk “perjuangan” ini, maka mima membahas untuk menjual rumah serang dan abi menyetujui. Tidak butuh waktu lama, rumah serang laku terjual, bertepatan dengan abi mendapat pekerjaan ditempat baru yang gajian nya hampir 2x ditempat lama. Kami pikir ini jalan dari Allah, Allah menjawab doa kami, Allah memberi kami jalan untuk bisa memperjuangkan anak kami Muhammad Neil Adiar Putra semaksimal mungkin. Kami mengalahkan ego, kami pulang dan tinggal bersama orangtua Mima yang kebetulan dirumah pun hanya berdua saja (adik mima 1 di Jogja berkuliah, 1 lagi di pondok pesantren yang hanya pulang saat liburan). Sambil mencari ridha Allah menemani kedua orang tua, kami saat ini menumpang tinggal dahulu entah sampai kapan haha Karena tidak lama sejak kepindahan ini, mima mendapat pekerjaan di kantoran lagi, jadi Neil pun aman ditinggal dengan pengasuh dibawah pengawasan nenek dan kakeknya. Jadi kami belum memikirkan membeli rumah lagi. Mima pernah berpikir apakah rumah serang membawa sial? hahaha karena sejak tinggal disana abi susah sekali mendapat pekerjaan baru, mima pun menganggur hampir 2 tahun, dan Neil begitu banyak tingkah anehnya (termasuk suka tertawa seperti ada yang mengajak bercanda kejar-kejaran).
Mima masih rajin membaca blog ibu-ibu yang anaknya memiliki masalah yang sama. membaca forum femaledaily tentang tumbuh kembang dan speech delay, juga membaca terkait Autisme (karena walaupun hati kecil mima yakin Neil tidak autis, tapi mima takut tergolong sebagai emak-emak denial). Mima berusaha menerima dan menghadapi ini semua dengan lapang dada. Belakangan mima tahu, bahwa ciri autisme salah dua nya adalah suka tertawa sendiri, dan menangis saat terbangun dari tidur malam seperti yang pernah terjadi pada Neil (tapi tidak sering). Tapi mima dan abi sudah lebih menerima apapun yang terjadi, kita akan berjuang bersama Neil. Apapun untuk Muhammad Neil Adiar Putra sayangku..
0 notes