#tumbuhdewasadengansegenaptanya
Explore tagged Tumblr posts
Text
Menyampaikan Apa yang Dirasakan
Salah satu seni yang sulit saat dewasa adalah menyampaikan apa yang dirasakan. Tidak hanya urusan rasa dalam asmara, tapi juga di pekerjaan, juga di keluarga, di pernikahan, di pertemanan, juga di hal-hal lain yang sifatnya membuat kita tidak nyaman dan berpikir keras terhadap keadaan yang sedang terjadi. Banyak hal di saat dewasa yang sulit kita ceritakan, bahkan untuk bertanya kepada orang lain, kita pun takut untuk dihakimi, takut untuk dinilai tidak loyal, takut untuk dinilai mengadu domba, takut dinilai kurang bersyukur, takut diketahui kelemahan kita oleh orang lain.
Ketidakberanian kita untuk mengungkapkan apa yang dirasakan, jujur pada kondisi diri, jujur pada apa yang sedang memenuhi ruang hati dan pikiran sudah sangat akut. Sementara, badan kita tidak bisa berbohong. Ia gemetar, ia asam lambung, ia psikosomatis, ia jari-jemarinya bergetar dan kebas, ia mengalami sakit kepala hebat, ia tidak bisa tidur nyenyak. Badan kita memberi sinyal-sinyal yang terus menerus kita halau, kita kuat-kuatkan karena merasa kitalah yang salah di keadaan ini. Kita yang kurang berusaha. Kita yang kurang teliti.
Lupa untuk melihat dalam konteks yang lebih luas bahwa sebenarnya lingkungan kitalah yang salah, orang lainlah yang tak mampu membendung emosi dan ambisinya, keadaan yang sebenarnya sangat mampu untuk kita ganti dengan satu-satunya cara yaitu keluar dari jalan tersebut.
Memberanikan diri kembali setelah kita kehilangan rasa berdaya, kehilangan keberhargaan diri, kehilangan keberanian, kehilangan keyakinan kepada diri kita sendiri bahwa nggak apa-apa loh untuk mengambil jalan lain. Meninggalkan apa yang sedang kita jalani untuk memilih takdir lainnya yang lebih baik.
Sulit sekali memang menjadi berani setelah seluruh ketakutan itu telah dibenamkan dan ditanamkan kedalam diri kita. Seolah-olah kita tidak ada pilihan lain. Seolah-olah kita tidak akan berhasil jika mengambil jalan yang berbeda.
Kita masih punya pilihan yang ada di depan mata. Jarak kita kepada pilihan itu hanya sejengkal keberanian. Sesuatu yang selama ini digerus dari diri kita. Maka, janganlah takut. Kita tahu persis, apa yang sedang kita rasakan dan alami. Kita tahu persis, bagaimana kehidupan kita ini ingin kita jalani seperti apa. Jangan terjebak terlalu lama.
(c)kurniawangunadi
197 notes
·
View notes
Text
Bekal Rasa Percaya
Ternyata di perjalanan menjadi dewasa, bawaan rasanya banyak banget. Ada di dua kondisi, pertama merasa banyak hal yang dibutuhkan, mau dibawa semua. Atau, ternyata nggak ada apa-apa yang dibawa buat bekal perjalanan. Banyak nggak tahunya. Jadi sedih, membayangkan rasanya tumbuh dewasa tanpa tahu apa-apa.
Akhirnya memberanikan diri buat memulai banyak hal baru, meski masih abu-abu, banyak ragu-ragu. Nggak apa-apa. Ternyata salah satu hal yang baru kutahu saat jadi dewasa adalah betapa sulitnya percaya sama diri sendiri. (c)kurniawangunadi
160 notes
·
View notes
Text
Bagaimana Caranya Menimbun Seluruh Lautan?
Mustahil! Itu sama halnya ketika kita berharap bisa kembali ke masa lalu dan memperbaikinya. Sama halnya dengan ketika kita ingin mengintip masa depan yang membuat gelisah dan khawatir. Dan berbagai hal mustahil lainnya yang dengannya kita berandai-andai bisa memperbaiki hidup.
Hidup kita saat ini, yang ketika dijalani membuat kita sangat ingin berhenti. Coba kenal lagi lebih dalam hakikat kehidupan kita di dunia ini. Mengapa kita ada di dunia ini? Apa tujuannya? Ke mana sebenarnya setelah kematian? Hakikat yang membuat kita melihat hidup yang dinamikanya luar biasa ini, ada hal yang menyenangkan, ada hal yang membuat kita sedih. Semua itu adalah hal baik untuk kita. Definisi kebaikan yang jelas berbeda persepsinya antara kita dan sang Pencipta. Dan kadang, kita baru bisa memahami kebaikan itu setelah hal-hal itu lewat beberapa waktu, ada yang bahkan melewati bertahun-tahun baru memahami kenapa itu harus terjadi di dalam hidup kita.
Saat ini, bahkan saat kita begitu lelah menjalani hari demi hari. Berseteru dengan rasa kesepian, rasa tidak berharga, di kebingungan yang tak berujung. Di benak kita bertanya-tanya, bagaimana rasanya tidak dilahirkan. Bagaimana rasanya jika dulu aku mati waktu sakit, waktu berkendara, waktu-waktu kita begitu dekat dengan kematian tapi kita tidak mati. Kita masih hidup hingga saat ini.
Kehidupan yang sementara di dunia ini, segala kesulitan yang dihadapi. Segala riuhnya isi pikiran. Segala bentuk kekalutan yang kita miliki. Semuanya sementara. Tidak lama, dibandingkan dengan kehidupan kekal setelah kematian.
Untuk itu, jangan terlalu bersedih dengan kehidupan yang tidak sesuai harapan. Selama kita tidak putus asa, tetap berusaha sebaik dan sebisa kita. Hati masih bisa bersyukur atas nikmat yang kita peroleh. Diberi kesehatan. Dianugerahi ilmu yang bisa dibagi. Diberikan kecukupan harta yang mencukupi kebutuhan sehari-hari, tidak berlebih seperti yang dimiliki orang lain. Diberi tetangga yang baik. Diberi teman-teman yang baik. Dan banyak hal lainnya yang bisa membangun kesadaran kita bahwa tidak semua hal yang ada dalam hidup kita, seburuk itu.
Kita hanya sedang kalut. Sedang terlalu mendengar bisikan setan. Terlalu takut dengan hal-hal yang ada di pikiran sendiri. Kita tidak perlu berkecil hati dengan segala hal yang menjadi rezeki kita saat ini. Karena itu adalah yang terbaik bagi kita saat ini. Kita saja yang sering salah memahami maksud-Nya :) (c)kurniawangunadi
83 notes
·
View notes