#tulisanhanna
Explore tagged Tumblr posts
Text
Awal
Hai, perkenalkan saya manusia yang biasanya lebih banyak memendam dan melupakan segala isi hati yang sedang dirasakan. Kemudian mulai tergerak hati dan raga ini untuk mencoba mencurahkan segalanya melalui kata-kata.
Karena, menjadi seorang ibu, tenyata...
Membuat saya banyak sekali belajar.
Belajar memahami diri sendiri.
Menghargai diri sendiri.
Percaya akan diri ini.
Bagaimana tidak berpura-pura baik padahal sedang lelah.
—Jul, 2023
2 notes
·
View notes
Text
Keberanian mengutarakan rasa
Tak terasa waktu bergulir hingga satu tahun berlalu, kelak tulisan ku ini akan terkenang sebagai nasihat untuk diriku dan manusia lainnya. Aamiin♡
—Jul, 2024
0 notes
Text
Dingin yang terasa pada kulit masuk perlahan hingga masuk perlahan kedalam tubuh, menjulur semakin dalam lagi hingga terasa hati semakin kebas.
Peran sehari-hari dijalani dengan tak mengindahkan rasa kebas yang begitu menggeluti hati yang semakin kelam.
Pikiran demi pikiran beterbangan bersama angin di awan gelap namun tetap menaruh harapan kebaikan.
Dukungan pada diri untuk dapat bertahan lebih baik muncul dan hilang berkali-kali yang seperti api terkalahkan oleh angin dingin di luar jendela.
Hidup seakan sedang menjalankan berbagai peran kecil dengan karakter yang dibuat-buat agar bertahan dalam zona aman. Atau bahkan zona kebanyakan kalangan?
0 notes
Text
Kata dan Cerita
Sudah berapa lama kalian menelusuri lebih dalam diri sendiri?
Sudah berapa banyak cerita yang telah kalian lihat dari rangkaian kehidupan orang lain?
Percaya deh, semakin banyak kalian membaca kisah ataupun cerita pendek kehidupan seseorang lambat laun kalian akan mengerti makna sebuah cerita yang nyatanya setiap manusia melalui hal serupa dengan kita. Sesuatu yang kusadari bahwa Allah beri ujian itu dalam kondisi yang berbeda-beda pada hambanya, namun satu permasalahan yang sama.
Seperti; Lelah akan takdir, Salah memilih, melangkah, membuat keputusan, Rezeki, Jodoh, dan masih banyak lagi.
Salah satu upaya ku dalam mengurai kerumitan pemikiran pada otak dan hati ini adalah dengan membaca buku. Memilih judul buku yang sekiranya aku sedang butuhkan. Sungguh sangat membantu meluluh lantahkan beban pada pemikiran sendiri dan pada pundak yang rasanya semakin berat.
Semakin ku baca sub judul hingga akhir seperti di sentuh sedikit demi sedikit hati ini bahwa bukan diri ini saja yang sedang mengalami kesulitan itu. Namun semua manusia. Ya, memang dalam fase kehidupan ini kita akan terus dipertemukan dengan permasalahan yang tak pernah putus. Datang terus menerus hingga hisab menanti kita di depan mata.
Des, 2023
0 notes
Text
Aku Telah Siap
Keputusan ini aku selam semakin dalam, biarkan ku tebak terlebih dahulu penilaian akan tanggapan dari kerabat dekat bahwa ini sebuah kehancuran, membuat banyak hati mereka kecewa atau bahkan iba. Sungguh berat.
Rintangan demi rintangan serta peristiwa yang telah diarungi bersama tidak berjalan beriringan, hanya berakhir tangisan; maaf; janji, dan terus diulang. Perubahan yang begitu lambat, tak sanggup mengimbangi tanggung jawab yang semakin meningkat.
Cinta yang kebas selama bahtera ini dijalankan, semakin terasa tak nyaman, tak aman, seperti membohongi diri dan pasangan. Bagaimana aku harus berjalan?
"Penyesalan".
"Masih terbesit dari permulaan hingga sekarang".
"..............".
Keputusan ini terus ku tanam, ku langitkan, ku sujudkan. Bersabar akan Janji-Nya serta pertolongan-Nya yang sungguh dekat.
Aku telah siap, sampai-sampai telah aku susun persiapan kehidupan selanjutnya ketika keputusan itu terungkap pada waktu terbaikNya.
0 notes
Text
Menjadi saksi dalam sebuah sejarah kelam memang banyak membekas kepedihan pun pelajaran yang begitu mendalam. Bagaimana sebuah perjuangan itu di lalui dengan penuh tekad, akan Janji-Nya yang kuat di dalam hati.
0 notes
Text
"Sudah ribuan kali kita mengakui bahwa memang benar berharap kepada manusia akan berujung kekecewaan. Namun lagi-lagi memang tubuh ini enggan mengingat lekat-lekat, karena tak mau putus harap pada sosok yang selalu hadir dalam dekat. Hah dasar!".
0 notes
Text
Ketika seluruh tubuh dalam diri ini hancur, waktu berlalu begitu lambat, menanti-nanti akan Janji-Nya terus-menerus tiada henti. Hari demi hari, waktu demi waktu. Bagaimana aku bisa bertahan?
Sungguh pedih, sampai-sampai tak mampu untuk berdiri terarah. Terlena akan kehancuran diri ini sampai-sampai lengah mempererat diri pada-Nya. Hanya banyak berhalusinasi akan cepat datangnya sebuah kesempurnaan dunia.
Tidak akan sampai.
0 notes
Text
Hi!
Kecewa itu tak mengapa, uraikan saja rasa tersebut dalam untaian kata. Tak mengapa terlihat lemah, dan tulisan kata demi kata tampak tak beraturan. Sungguh itupun yang aku sedang lakukan.
Disaat kita merasa tak ada seorangpun yang ingin mendengar atau tak ada seorangpun yang kita anggap nyaman untuk berbagi perasaan. Tuliskan saja.
Sebelum menulis memohon dan meminta pertolongan pada Sang Kuasa terlebih dahulu ya.
Dunia itu memang tempatnya berlelah.
Yuk bangkit!
0 notes
Text
Akhir tahun 2023 sebentar lagi menyapa. Ketika diberi pertanyaan apa yang akan kamu lakukan 5 tahun kedepan rasa nya sulit untuk dirangkai.
Barangkali diri ini belum mampu untuk percaya pada kemampuan yang dimiliki.
Barangkali tatapan orang sekitar yang menganggapmu lemah membunuh rasa percaya dirimu.
Barangkali beribu ketakutan yang dirimu pikirkan begitu menghantui.
Wahai diri, sungguh berbaik sangka lah pada Sang Kuasa atas takdir pada dirimu. Yakin kan pada hati dan tekad kan pada aksi bahwa waktu yang kamu nantikan akan datang memghampiri!
0 notes
Text
Bercermin pada anakku dikala emosi ini sedang membara akibat pikulan kekecewaan dalam hari terus bertambah. Dengan riang gembira anak kecil ini merubah raut muka serta hati sambil bermain loncat-loncatan, berlari kesana kemari, bersenandung sendiri melupakan kekecewaan yang sedang Ia alami. Mungkin kecewa padaku, dirinya sendiri, atau mungkin karena keadaan. Mengapa dia bisa dengan cepat menghilangkan rasa kecewa itu?
"Salah satu hal tersulit menurutku pada tahap dewasa ini." Ucapku dalam hati.
Salah satu buku anak yang kubeli untuknya menjelaskan sama persis dengan situasi yang sering orang dewasa alami. Rasa kecewa yang dapat bertemu sehari 3 kali atau bahkan lebih benar-benar membuat kita putus asa, seakan-akan hidupnya begitu sengsara.
Didalam buku anak yang berjudul "Maafkanlah" karya Na'ima B Robert dan Mufti Menk merincikan bahwa kamu akan merasa lebih baik jika kamu memaafkan, melepaskan perasaan kecewa tersebut, dan membiarkan berlalu. Biar kupetik kalimat dalam buku tersebut agar kita belajar bersama.
"Tak semua orang bersikap baik dan menyenangkan. Tak semua orang membuat kita merasa nyaman."
"Memaafkan bukanlah sebuah kelemahan. Hanya orang kuat yang bisa memaafkan."
"Memaafkan itu seperti melepaskam tas besar, yang dibawa sepanjang hari, tak sebentar."
"Tidurlah dengan hati yang bersih selalu. Hapus hal buruk yang terjadi di hari itu."
Bagaimana? Membacanya saja sudah seperti tertampar bukan? Melatih diri untuk bisa menempatkan emosi pada porsi setiap peristiwa sungguh berat.
Kutipan terakhir yang kunyakini kalian juga sering luput ketika berhadapan dengan rasa kecewa.
"Tapi, satu hal yang kutahu pasti, Teman. Kita semua kadang berbuat salah, bukan?"
Selamat berproses menjadi pribadi terbaik versi dirimu ya, Teman!♡
0 notes
Text
Tentang Waktu
Berkaitan dengan waktu, banyak sekali reka adegan yang ku harap dapat diulang kembali. Sampai-sampai terbawa ke dalam angan pikiran dikala malam sudah menyapa. Raga ini memang sudah siap masuk kedalam mimpi, namun pikiran ku tetap ingin merajut angan tentang reka adegan yang ingin kubuat tetapi tak sampai pada kenyataan. Inilah yang disebut tipu daya syaitan yang sudah ku alami bertahun lamanya, sungguh menakutkan.
Dampak yang lebih parah lagi sampai mengganggu psikologis dan ironisnya baru ku sadari sekarang ini. Tidur sulit, ingin serba cepat, tak dapat menghargai proses, emosional. Hingga sampai ku dapatkan ilmu bahwa apa yang sudah ku alami ini harus segera kubawa pada ahli dibidangnya. Karena...
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang tak dapat berdiri sendiri. Kita memang butuh "mentor" dalam hal apapun itu dalam hidup ini. Kalau kamu sudah memilikinya? Aku masih mencari dan mencari tahu. Semoga kita dapat menemukan mentor yang kita cari selama ini. Semangat berproses! Tenang kamu tidak sendirian♡
0 notes
Text
Sudah hampir seharian penuh air mata mengalir dengan derasnya karena jiwa ini merasa belum cukup mendapat dukungan dikala merasa terpuruk, seakan mati rasa akan hadirnya cinta, putus asa dalam hangatnya rasa kasih dan sayang.
"Apakah aku masih belum pantas untuk mendapatkan kehangatan dan rasa kebahagiaan dalam sebuah keluarga?"
0 notes
Text
Lahir menjadi anak pertama memang menyimpan begitu banyak pikulan pada pundak; Tuntutan, ekspetasi, keinginan. Baik dalam keluarga bahkan dalam banyak pandangan orang sekitar.
Semakin dewasa rasa pundak ini sungguh semakin berat atau karena kita yang memberatkan sendiri?
0 notes
Text
Tentang Perempuan & Pria
Sejatinya, perempuan hanya butuh didengar segala isi hati dan pikirannya. Ternyata tujuan Tuhan menciptakan Pria salah satunya untuk itu, benarkan? Mendengarkan.
Karena jika pria menjadi pendengar si perempuan, ia akan mencerna dengan akal. Sedangkan, jika perempuan menjadi pendengar, ia akan menggunakan hati, lalu kemudian diterima dengan otak menjadi; amarah, dengki, kesal, hingga luka kesedihan.
Sebagaimana seorang anak yang membutuhkan input perhatian dari seorang Ayah dalam tumbuh kembangnya. Jika hanya seorang ibu yang hadir, itu akan memberi ruang kosong dalam hati dan jiwa pun memberi kesan "memprihatinkan" kepada seorang ibu atas segala usaha yang ia kerahkan dalam mendidik seorang insan yang didambakan bersama. Itu yang aku rasa. Bagaimana dengan kalian?
—Sept, 2023
0 notes
Text
Air Mata.
Air yang jatuh dari kedua buah bola mata menurutku adalah sebuah kejujuran dari rasa haru, bahagia, sedih, kecewa, amarah, serta luka. Lisan menjadi pilihan kedua ku dalam mengutarakan sebuah emosi yang sedang di alami, karena aku telah diingatkanNya menjaga lisan adalah prioritas yang harus dijaga. Ucapkanlah hanya perkataan yang baik.
Seiring bertambah usia, emosi yang keluar dari tubuh ini lebih dominan pada air mata yang terus mengalir, lucu sekali bukan?. Haha
Begitu banyak peristiwa demi peristiwa yang sangat tak terduga hadir dalam hidup, terlebih berhadapan dengan rasa takut. Memang ya, bertumbuh menjadi sosok dewasa lebih banyak muncul rasa takut; takut akan diri sendiri; target hidup; masa depan; mimpi; harapan dan masih banyak lagi.
Saat masih remaja aku kira tangisan itu merupakan bentuk kelemahan diri. Namun, kini aku tersadar air mata yang jatuh dari kedua bola mataku ternyata adalah sebuah kejujuran terhadap diri sendiri.
0 notes