#travelinasia
Explore tagged Tumblr posts
munichasia · 2 years ago
Photo
Tumblr media
Sunset - Wat Phra That Mon Pra Jao Lhay in Chiang Rai, Thailand 🙏💯😊🇹🇭🛸 Greetings and have a fantastic day all . . #loveasia #total_asia #travelinasia  #visitasia #seasia #seasiatravel #southeastasiatravel #southeastasiatrip #südostasien  #travelsoutheastasia #visitseasia  #beautifulseasia #thisisasia  #travelthailand #beautifulthailand #discoverthailand #ilovethailand #thaiculture #thailand_allshot #thailand_ig #thailandgram #thailandinsider #thailandismagic #thailandphotography #thailandtourism #thailandtrip #lostinthailand #unseenthailand #wheninthailand #tourismthailand (at Chiang Rai, Thailand) https://www.instagram.com/p/CpK3i0nsQkw/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
kohmaya · 3 years ago
Photo
Tumblr media
5 great movies set in Asia, movies that might inspire you to travel and discover new countries or itineraries, but that also tell amazing stories...
0 notes
nisha322-blog · 5 years ago
Link
0 notes
skylanternfestival · 5 years ago
Photo
Tumblr media
Luang Prabang today. #laos #luangprabang #life #travelinasia #asia (at Luang Prabang) https://www.instagram.com/p/B4ERxiDg8mU/?igshid=zcx0k4nca9pz
0 notes
signoutfromtheworld · 6 years ago
Text
#KelanaAgi 3 ft. Hasna: 6 Days in Bangkok
Sawasdee ka!
Gue baru aja balik dari trip ke Thailand beberapa bulan yang lalu. Awalnya, gue, Hasna dan Alika udah ngerencanain trip ini dari akhir tahun 2017. Berawal dari keisengan gue yang ingin ngajak main-main ke Spore atau Malay aja, malah disambut dengan ide Hasna yang mau ngerasain minum teh di Thailand (yes, I mean Thai Tea).
Rencana ini sempat menjadi sebuah wacana, karena tiba-tiba di akhir tahun Hasna harus kehilangan pekerjaannya. Gue, sebagai orang yang paling excited dan udah bikin list itinerary, tidak patah semangat. Bahkan, di akhir Januari gue secara impulsif membeli tiket pulang Thai-Indo tanpa tahu kapan beli tiket perginya HAHA bahkan di saat gue melakukan hal ini, Hasna dan Alika belum ngurus paspor sama sekali. Prinsip gue sekarang, “don’t stop for anybody” Karena kalau nggak gini, nggak bakal jalan sama sekali.
Sambil bikin itinerary dan juga nunggu kabar dari Hasna dan Alika, gue memutuskan buat beli tiket pergi di bulan Maret. Alhamdulillah, Hasna akhirnya dapet kerjaan lagi dan jadi ikut gue ke Thailand, sedangkan Alika ada UAS di tanggal gue pesen tiket pulang-pergi. Jadilah kita berdua meninggalkan Alika yang bete karena ternyata jadwal UAS-nya setelah kita pulang ke Indo dan harusnya dia bisa ikut cabut ke Thai haha.
Selanjutnya gue bakal share itinerary, pengalaman dan tips-tips kecil yang semoga bisa membantu petualangan kalian di Bangkok, ya!
Tips sebelum berangkat:
Pastikan kalian aktifin roaming data sebelum berangkat. Gue dari tahun lalu pasti selalu aktifin XLPass (walaupun sekarang harganya udah naik hampir dua kali lipat huhu) yang roaming datanya masih termurah dibanding provider lain. Coba aktifin via Traveloka, ya, karena kemarin gue dapet potongan harga. Atau bisa beli AIS SimCard, harganya sekitar 150 ribuan dan bisa dibeli di Tokopedia (dapet info ini dari Aji yang udah duluan berangkat ke Thailand).
Day 1: May 9th, 2018
Berhubung flight gue dan Hasna beda karena kita nggak booking bareng, jadilah gue subuh-subuh buta ke bandara dianter nyokap. Anyway, buat kalian yang booking dari Pegipegi, coba sering-sering cek flight kalian deh, ada perubahan jadwal atau engganya via Flightradar24 atau web check-in. Gue sempet panik karena pas gue mau web check-in, flight gue yang semula pukul 06.10 berubah menjadi pukul 05.25. Gue nggak mendapat pemberitahuan apapun dari Pegipegi maupun Malindo Airnya di email. Setelah gue cek di Flightradar24, udah beberapa minggu terakhir flight gue emang berubah jadi lebih pagi. Sedangkan waktu gue booking via Traveloka, terminal keberangkatan berubah pun gue dapet notifikasinya. Jadi, usahain cek secara berkala, ya, sebelum berangkat. Jangan sampai panik kayak gue haha.
Gue sampe di bandara sekitar jam 3 pagi. Berhubung gue nggak pernah dapet flight sepagi ini, gue baru tau ternyata check-in gate pun juga bisa tutup. Gue yang awalnya berniat langsung drop bagasi dan bobo-bobo ayam di boarding room pun kecewa. Sekitar jam 4 pagi, check-in gate baru dibuka dan antrian pun udah super panjang karena banyak yang flight pagi dan buru-buru. Hal ini pun sempet bikin gue murka, karena pas gue mau drop bagasi, gue disuruh ngelewatin x-ray lagi buat dapet sticker ‘security check’. Menurut gue ini buang-buang waktu banget, sih, kenapa ngga dari awal ngelewatin x-ray langsung ditempel sticker? Dan karena kejadian ini pula, gue disuruh ngebongkar koper karena gue nyimpen powerbank cadangan di dalam koper. I mean, gue udah ngelewatin x-ray YANG SAMA sebelumnya, kenapa baru di kali kedua dia minta gue bongkar? Apakah pas pertama kali mesinnya belum berfungsi? Hanya Tuhan dan petugas bandara yang paham.
Tumblr media
Gue punya waktu transit di Malaysia sekitar 7 jam. Awalnya gue mau ide ke Twin Tower, tapi kok rasanya lemes banget, ya. Apa mungkin karena early-morning flight dan gue belum tidur sama sekali dari malemnya. Akhirnya gue memutuskan buat naik shuttle bus ke Mitsui Outlet Park. Jadi, ini mall di kawasan bandara. Mereka nyediain free shuttle bus dari KLIA dan KLIA2. Rutenya searah, sih, jadi MOP-KLIA2-KLIA-MOP. 
Tumblr media
Anyway, karena gue landing di Gate C KLIA, gue harus naik aerotrain menuju main terminal building untuk melewati imigrasi. Setelah melewati imigrasi, gue sempet muter-muter bodoh di lantai 1 buat nyari tempat naik free shuttle bus-nya MOP. Gue nyasar ke konter bus antar-kota dan nunggu beberapa menit di sana, kemudian sadar kalau ternyata shuttle bus-nya berada di exit gate 2 lantai 1. Kalian bisa cek jadwal shuttle bus-nya di sini.
Tumblr media
MOP ini terdiri dari dua lantai dan bangunannya memanjang. Jadi agak lumayan capek juga muternya hehe. Ekspektasi gue, sih, mall ini rame. Tapi ternyata sepi banget. Di sini ada beberapa merk kayak Adidas, NB, Asics, Cotton On, Typo, Watsons, Bratpack, Teva, dan lain-lain. Rata-rata barang diskon, sih, dan mungkin juga beberapa barang sisa dari konter aslinya. Ada tempat makan juga, tapi bukan fast food, jadi gue nggak familiar sama sekali. Gue pun nggak beli apa-apa karena nggak tertarik sama barang-barangnya.
Dengan dorongan rasa kantuk yang kuat, akhirnya gue balik ke KLIA. Sebelum masuk imigrasi, gue sempet nongkrong di McDonald’s sekitar sejam. Lokasinya pas banget di sebelah International Departure gate. Gue beli set-nya Ayam Spicy, dapet dua potong ayam, kentang, dan minum yang large. Harganya sih normal ya, sama aja kayak di Indonesia.
Kebetulan gue cek, boarding gate gue udah ada di display. Karena berniat mau bobo dulu sebelum flight, akhirnya gue nyari tempat tidur di deket boarding gate gue. Lumayan, dapet tidur sejam di bangku panjang sebelum ada segerombolan ibu-ibu intervensi dan suara obrolan mereka bikin gue bangun. Akhirnya gue mutusin buat keliling bandara. Tenant di KLIA ini menurut gue lebih lengkap dibanding MOP. Gue spend waktu lumayan lama di Lonely Planet World, liatin buku-bukunya. Sempet ke musholla juga buat solat. Mushollanya adem, luas, dan sepi. Bahkan view-nya pun ke lapangan udara.
Tumblr media
Di pesawat, gue kembali tidur sepanjang perjalanan. Sempet kebangun buat makan piza yang diserve sama pramugari, dan kebetulan yang duduk di sebelah gue pasangan dari Indonesia yang obrolannya bisa gue dengerin sepanjang jalan walaupun gue udah pake headset. Oh iya, di flight ini bahkan ada in-flight entertainment, loh. Bahkan ada wi-fi on board-nya, sayang gue nggak sempet nyoba karena sibuk ketiduran. Gue sempet heran, sih, orang yang duduk di depan gue sibuk youtube-an, tapi dengan positifnya gue mikir mungkin dia pake fitur saved offline. Mungkin next time kalo gue naik Malindo lagi bakal gue coba wi-fi on boardnya.
Gue tiba di Don Mueang (DMK), dan imigrasinya super antri. Mungkin karena flight gue berdekatan dengan banyak flight yang selangnya cuma 5-10 menit kali, ya. Kebetulan flight gue dan Hasna cuma selisih 10 menit. Jadi nggak lama gue lewat imigrasi dan ambil bagasi, Hasna bisa nyusul di belakang gue.
Dari DMK, kita naik shuttle bus ke hostel. Jadi, selama hostel-hunting ini, gue emang nyari di daerah yang banyak dilewati rute-rute transportasi publik. Terutama yang daerahnya strategis. Awalnya, pilihan gue ada di dua tempat, yaitu Khao San Road dan Chatuchak. Tapi setelah gue liat-liat, kok nggak ada yang sreg, ya? Antara bagus tapi di luar budget, atau pas di budget tapi, kok, kayaknya nggak worth it. Mungkin karena dua area ini adalah area yang hits bagi para turis. Khao San Road pun kita coret dari list karena terlalu pricey untuk fasilitas hostel yang seadanya. Akhirnya gue bukalah google maps, dan gue liat nama daerah yang masih di sekitar Chatuchak tapi dilewatin sama rute BTS. Dari pencarian ini, jadilah kita memasukkan Phaya Thai sebagai perimeter pencarian hostel kita.
Di Phaya Thai ini, banyak banget hostel yang budgetnya terjangkau. Bahkan banyak hostel ala-ala yang instagramable. Akhirnya, pilihan kita pun jatuh kepada Buff Hostel. Lokasinya strategis, deket stasiun BTS, deket bus stop, bahkan ke Chatuchak pun jaraknya hanya walking distance. Harganya pun murah, sekitar 250 ribu permalam kita udah dapet kamar kapasitas dua orang dan ber-AC, tapi shared bathroom.
Anyway, hostel kita pun dilewati shuttle bus dari DMK. Nomor bus-nya A2, bisa kalian tunggu di exit gate dari International Arrival. Kebetulan pas kita nunggu, ada petugas bus-nya yang helpful, tapi bahasa Inggrisnya agak berantakan. Jadilah setelah nunggu sekitar 15-20 menitan, dia bilang bus A2 masih lama dan nyuruh kita naik shuttle A1 aja, turun di BTS Mo Chit kemudian lanjut naik BTS. Shuttle bus ini ada empat rute ya, A1 - A4. Kalian bisa googling sendiri rutenya kemana aja daaan biayanya hanya 30 baht! Bus ini full AC dan lewat tol, tinggal tunjukkin aja tujuan kalian (gue nunjukkin rute di google maps) dan kondekturnya nanti yang ngasih tau kapan kalian harus turun.
Tips: Kalau kalian landing di Suvarnabhumi, ada kereta penghubung ke BTS Station dari airport. Bisa menghemat budget juga dan menurut gue transportasi publiknya udah baggage-friendly, sih. Tapi kalau turun di Don Mueang, shuttle bus A1 - A4 ini rekomendasi banget, dari segi harga dan kenyamanan. Tapi kalau kalian trip lebih dari 4 orang, mending naik taksi/grab, karena cost-nya bisa dibagi dan lebih nyaman.
Setelah perjalanan sekitar sejam, kita turun di BTS Mo Chit. Setelah kita cek, hostel kita ternyata masih sekitar 3km. Akhirnya kita mutusin buat naik BTS ke Saphan Kwai (hanya 1 stasiun dari Mo Chit). Anyway, BTS ini pengukuran tarifnya sesuai jarak antar stasiun, ya. Jadi nanti di mesinnya tinggal dipilih aja yang berapa tarifnya, lalu masukkin koinnya. Kalian belum punya koin? Tenang, loket stasiunnya bisa jadi tempat buat nukerin uang, kok. Di beberapa stasiun BTS, bahkan ada mesin yang bisa pakai uang kertas dengan pecahan maksimal 100 baht.
Tips: pisahkan uang koin dan uang kertas kalian. Biar pas beli tiket atau bayar bus gampang nyari recehnya. Karena pecahan uang koin baht ada yang 1, 2, 5 sampai 10, jadi lumayan sering dapet kembalian uang koin kalo abis belanja.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Lokasi hostel kita letaknya sekitar 1 km dari BTS Saphan Kwai. Lokasinya pun strategis banget, ada supermarket Big C, trus ada banyak street food yang buka dari pagi sampe malem di depannya. Banyak 711 juga di deket hostel kita, bahkan ada rumah sakit dan kedai makan yang harganya masih affordable.
Day 2: 10th May, 2018
Keesokan harinya, kita berangkat menuju Hua Hin! Destinasi kita ada dua, yaitu Camel Republic dan Santorini Park. Sekitar jam 7 pagi kita udah keluar hostel dan order grab menuju Mo Chit Bus Terminal karena rute bisnya agak tricky dan jalan kakinya agak jauh (emang mager aja anaknya haha). Sesampainya di sana, satu terminal isinya konter tiket. Karena bingung, kita tanya satpam ‘Hua Hin?’ dan mereka langsung ngerti. Setelah pesen tiket van ke Hua Hin (cukup bilang Santorini Park dan petugas pun langsung paham), kita disuruh nunggu karena van kita jadwal berangkatnya jam 7.30. Harga tiketnya 160 baht untuk sampai ke Cha Am, tapi kalau kalian mau ke Hua Hin jadi 180 baht. Kita pun memutuskan untuk ke 711 untuk beli air mineral.
Tumblr media
Setelah kita balik ke bangku di depan konter, ada bapak-bapak yang ternyata supir van kita yang nyamperin dan nyuruh kita ikut dia ke van. Ternyata van-nya udah penuh. Seating di van-nya sama persis kayak kalian naik MRTrans atau Cititrans ke Bandung. Gue sempat tertidur beberapa kali, tapi selalu kebangun karena supirnya rada gila bawa mobilnya.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 3 jam, kita turun di depan Santorini Park. Jadi, jalanannya itu semacam jalan besar (tapi bukan tol) dan kendaraan yang melintas semua superkenceng. Kita diturunin di depan Swiss Sheep Farm, yang terletak persis di seberang Santorini Park. Karena tujuan utama kita Camel Republic, akhirnya kita jalan kaki sejauh sekitar 1 km. Tapi belum lama kita jalan, ada seorang ibu dari dalam mobil yang nanya kita mau kemana dan nawarin kita buat nebeng.
Awalnya kita pikir ibu ini orang Indonesia atau Malaysia karena logat melayunya, ternyata dia asli Thailand dan seorang muslim yang punya warung nasi di daerah Cha Am. Akhirnya kita pun nebeng dan terhindar dari panasnya matahari Thailand yang sangat menyengat.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Harga tiket masuk ke Camel Republic 150 baht, dan kita sempet dikasih potongan wortel untuk ngasih makan hewan di dalam. Tempat ini menurut gue masih sangat underrated, sih, dibanding Santorini Park. Pas gue ke sana sepiiii banget. Cuma ada beberapa keluarga dan satu gerombolan anak TK-SD. Mungkin karena pas di tengah minggu juga kali, ya. Tapi dari segi ambience dan dekorasi, menurut gue mereka berhasil menghadirkan nuansa Timur Tengah. Walaupun beberapa dekor dengan Unta terkesan agak maksa karena kebanyakan.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Oh iya, di Camel Republic ini juga banyak banget hewan-hewan yang bisa kalian kasih makan langsung. Harga makanan hewannya exclude dari harga tiket, ya. Gue dan Hasna sempet nyoba ngasih makan Flamingo, tapi gue panik karena mereka sangat agresif. Setelah gue perhatiin, pantes aja mereka agresif, ternyata gue orang pertama di hari itu yang ngasih mereka makan. Soalnya setelah itu, pengunjung jadi rame rebutan ngasih mereka makan dan mereka nggak se-agresif pas sama gue sebelumnya.
Tumblr media
Setelah puas muter-muter dan foto-foto, kita langsung memutuskan buat jalan ke Santorini Park. Karena lokasi Santorini Park ada di seberang jalan, kita nyebrang lewat tunnel tempat mobil dan motor putarbalik. Info soal tunnel ini gue dapet dari hasil baca-baca blog orang. Ada beberapa yang bilang 'ah bohong tuh' atau 'mana ngga ada', mungkin mereka termasuk netijen mager. Karena lokasi tunnelnya sekitar 10 meter dari pintu masuk Swiss Sheep Farm. JADI nggak tepat di tempat van berhenti buat menurunkan kalian.
Tumblr media
Tiket masuk Santorini Park seharga 150 baht, udah termasuk free one ride. Tapi rides di theme park ini kebanyakan lebih ke wahana receh, sih. Semacam wahana yang cuma cocok dinaikkin sama anak SD.
Begitu sampai di Santorini Park, kita berdua memutuskan untuk langsung cari tempat makan siang karena udah laper banget dan paginya nggak sempet sarapan. Ada beberapa opsi restoran di dalam Santorini Park. But you've been warned, ya, harganya pricey abis. Dengan idenya, gue ngajak Hasna makan di Miffy's cafe yang superhits (dan herannya sepi. Apa karena theme park-nya juga sepi, ya?) dan disambut dengan baik.
Tumblr media Tumblr media
Tips: kalian bisa bawa makanan dan minuman ke dalam Camel Republic dan Santorini Park. Lumayan banget untuk ngehemat, sih. Di pintu masuk pun nggak dicek sama penjaganya. Kalian bisa nge-save setengah dari budget makan kalian di dalam tempat ini dan makan dengan budget normal, trus uangnya bisa buat belanja, deh.
Somehow, gue merasa ambience Camel Republic lebih berasa dibanding Santorini Park yang lebih terkenal. Mungkin karena di Santorini Park banyak dekor-dekor yang 'out of place' dari temanya, sehingga bikin kita ngerasa kayak 'apaan, nih?'
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Kalau kalian mau balik ke Bangkok dengan naik van, kalian bisa langsung ke Information Center yang ada di pintu masuk Santorini Park. Di sana kalian tinggal bilang 'van to Bangkok' dan biasanya disuruh nunggu dulu sama penjaganya. Sekitar 10-15 menit kemudian, dateng deh mobilnya.
Tumblr media
Setelah sampai di Bangkok, kita memutuskan untuk jadi turis sejati dan menuju ke Khao San Road. Ini pertama kalinya kita nyoba buat naik bis umum. Kita naik dari terminal Bis yang walking distance dari Mo Chit Bus Terminal. Terminal ini letaknya ada di lapangan luas, beda sama Mo Chit Bus Terminal yang letaknya ada di dalam gedung. Bis-nya ber-AC dan menurut gue udah termasuk nyaman. Terminalnya pun udah jauh lebih teratur dibanding Indonesia, karena udah ada pos-pos tersendiri untuk masing-masing rutenya. Tarif bus-nya cuma 19 baht! (menangis).
Berhubung gue agak mabok darat karena kelaperan, sesampainya di Khao San Road kita langsung cari makan. Gue insist mau makan nasi, karena udah dua hari belum nyentuh nasi sama sekali (maklum, mental orang Indonesia).
Tips: jangan belanja di Khao San Road. Harganya bisa dua kali lipat dibanding Chatuchak Market, Asiatique atau Platinum Mall. Agak nyesel karena kalap duluan di sini. Udah nawar aja masih dapet harga yang lumayan tinggi dibanding di tempat lain.
Day 3: 11th May, 2018
Hari ini destinasi kita menuju Erawan Museum, Grand Palace, Wat Arun, Wat Pho, dan Asiatique. Sungguh ambisius, bukan?
Tips: to save the time and budget, kayaknya mending ke Wat Arun + Wat Pho dibanding ke Grand Palace. Tapi kalau kalian punya waktu dan budget, nggak ada salahnya juga datengin ketiganya karena emang destinasi must-visit kalau ke Bangkok. Tapi agak nyesel sih karena cuma ke Grand Palace (dan harganya lumayan) dan nggak dapet ke Wat Arun dan Wat Pho.
Kebetulan hari ini kita bangun agak kesiangan, padahal Erawan Museum ini lumayan jauh jaraknya dari hostel. Dari hostel kita naik BTS sampai BTS Samrong. Sebenernya bisa lanjut naik bis umum, tapi karena rute yang ditunjukkin Google Maps agak membingungkan, kita mutusin buat naik Grab Car.
Harga tiket masuk ke Erawan Museum ini 400 Bath. Agak mahal memang, tapi gue ngebet banget mau ke sini setelah liat foto-foto interiornya di Google dan bingung kenapa tempat ini nggak mendapat liputan sebanyak Grand Palace atau temple-temple lainnya.
Erawan artinya Gajah. Jadi, Erawan Museum ini merupakan museum dengan patung gajah supergede berkepala tiga yang terletak di atas bangunan utama museum tersebut. Ketiga kepala ini merepresentasikan Dewa Brahma, Vishnu, dan Mahesh di dalam kepercayaan Hindu. Saking besarnya patung gajah berkepala tiga ini, bisa terlihat dari jarak sejauh 100 meter dari jalan raya.
Tumblr media
Museum ini didominasi oleh cat berwarna pink. Di pekarangannya ada banyak patung-patung Gajah yang colorful berbagai warna mengelilingi bangunan utama museum. Detail ukiran-ukirannya dari luar, sih, udah terlihat mantap dan sedap. Gue optimis.
Sebelum masuk ke dalam bangunan utama museum, kita harus lepas alas kaki dulu. Pas masuk ke dalam, sumpah sih aku panas-dingin. Gue bukan optimis lagi. Rasanya ingin menari di dalam sambil nggak berkedip. Asli. CANTIK. BANGET. Detailnya super gila. Super detail. Super keren. Nggak bisa diceritain, harus liat sendiri. ASLI.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Sebenarnya nggak banyak hal-hal yang bisa diliat di dalam. TAPI DETAILNYA ASLI SIH BIKIN MATA TERHARU. Di basementnya baru terisi pajangan dan diorama layaknya museum pada umumnya. But it's nothing compared to the details upstairs. Jadi, setelah sampai di lantai paling atas, sebenarnya ada tangga putar dan lift yang menuju ke atas. Asumsi gue sih bisa ke atap, atau at least sampai kaki patung gajah berkepala tiga. Tapi setelah kita coba untuk naik dan agak pusing karena tangga putarnya semacam endless, akhirnya kita memutuskan buat balik turun. Belum lagi dinginnya ac di tangga bikin merinding. Ambiencenya jadi semacam sakral gitu, ceu.
Destinasi selanjutnya yang mau kita tuju yaitu, Grand Palace. Estimasi dari Google Maps sekitar 1,5 jam dengan naik bis umum. Di perjalanan sempat turun hujan rintik-rintik, bikin panasnya Bangkok jadi agak kalem dikit. Untungnya, bis ini naik tol. Jadi waktu tempuhnya agak lebih cepat. Pas kita sampai di Grand Palace, asli rame banget kayak Ancol pas lebaran. Apalagi cuacanya lagi adem abis hujan. Orang-orang kayaknya juga baru pada keluar lagi sehabis berteduh.
Tiket masuk Grand Palace lebih mahal lagi, yaitu 500 Baht. Sayangnya, kita nggak sempet ke Wat Arun maupun Wat Pho karena waktunya udah mepet. Kita sampai di Grand Palace sekitar jam 2 siang, sedangkan Wat Arun dan Wat Pho tutup jam 4 sore. Berhubung Grand Palace super luas dan membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk mengeksplornya, maka kita pasrah merelakan Wat Arun dan Wat Pho.
Berbeda dengan Erawan Museum, audio guide di Grand Palace dikenakan biaya. Gue lupa berapa biayanya, sekitar 100-150 Baht kalau nggak salah. Nggak sempet fotoin infonya karena buru-buru takut nggak sempet eksplor puas di dalam Grand Palace.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Grand Palace ini merupakan sebuah kompleks yang berisikan gedung-gedung pemerintahan (at least itu yang berhasil gue tangkep di tengah crowded-nya manusia dan sibuk mengamati detail-detail bangunannya). Setelah puas dan capek muter-muter Grand Palace, kita memutuskan buat langsung ke Asiatique karena udah jam setengah lima.
Dari Grand Palace, kita mencoba naik riverboat dari Tha Chang Pier (tinggal jalan 5 menit aja!). Oh iya, nama providernya Chao Phraya Express Boat ya. Riverboat ini mengarungi sungai di kota Bangkok yang super lebar dan arusnya pun lumayan kenceng sih. Walaupun airnya berwarna agak butek, tapi nggak ada bau menyengat sama sekali. Menurut gue bisa sih dijadiin benchmark untuk transportasi air dalam kota di Jakarta.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Riverboat ini kapalnya terbuka ya. Jadi kadang kalo lagi deres banget arusnya bisa nyiprat-nyiprat cantik. Ada kursi 3-3, tapi kalo penuh kita harus berdiri. Ya mirip-mirip kalo naik patas di Jakarta. Berikut rutenya yang terdapat di antrian dermaga. Semoga kebaca! Hehe.
Setelah turun, kita harus jalan kaki dulu untuk menuju Asiatique-nya. Deket kok, sekitar lima menitan. Asiatique ini tempatnya super foto-able dan enak buat window shopping. Cuma karena dia bentuknya berblok-blok gitu, mungkin agak ngebingungin untuk pertama kali. Gue pun sempet muter-muter di tempat yang sama karena terkecoh. Buat belanja pun barangnya oke dan harganya manusiawi, bahkan bisa di bawah harga Khao San Road.
Di sini ada bianglala yang ikonik banget, yang baru nyala setelah hari mulai gelap. Toko-toko di sini pun baru buka sekitar jam 4 sore. Ambiencenya agak mirip-mirip kafe di pinggir pantai Ancol, bedanya kalo di sini ada di tepi sungai. Selain bianglala, ada beberapa atraksi yang bisa kita mainin (tiketnya terpisah satu sama lain), gue nggak tertarik jadi kurang tau ada apa aja atraksinya. Makanan di sini pun termasuk murah! Gue dan Hasna bisa makan kenyang di sini dan dengan harga yang reasonable.
Setelah puas keliling dan belanja, gue dan Hasna memutuskan untuk pulang karena capek seharian banyak jalan. Setelah melepas lelah di hostel, gue dan Hasna memutuskan untuk membeli oleh-oleh makanan di Big C Supermarket yihaa. Beli macem juhi-juhian yang hits, coklat, Nestea Thai Tea, dan segala rupanya. Gue sempet menemukan section dimana cemilan-cemilan ini dijual dengan bulk price, yang pastinya lebih murah dan masuk banget ke budget buat oleh-oleh orang banyak.
Day 4:12th May, 2018
Hari ini jadwal kita ke Chatuchak Weekend Market!
Kita bangun pagi-pagi, dan memutuskan buat jalan kaki sekitar 1km untuk mencapai Chatuchak. Jujur, kita sebuta itu sama Chatuchak dan nggak berinisiatif buat nyari tau dulu tentang peta pasarnya. Tujuan utama kita yaitu mencari sisa oleh-oleh karena Hasna besoknya akan pulang duluan. Setelah berkeliling sekitar 2 jam, akhirnya kita berhasil nemuin semua oleh-oleh yang kita mau.
Untuk harganya sendiri, menurut gue pribadi sangat beragam, sih. Tergantung kita mau cari apa dan yang kualitasnya kayak gimana. Ada beberapa barang di toko fancy yang emang pricey, tapi worth it karena modelnya nggak pasaran. Ada barang yang pasaran tapi dengan harga yang terbilang murah. Setelah kelar belanja, kita mutusin balik ke hostel buat mandi karena kita mau ke Madame Tussauds!
Madame Tussauds terletak di dalam Siam Center. Dari hostel kita, cukup sekali naik BTS dari Saphan Kwai dan turun di BTS Siam. Sebelum berangkat ke Thailand, kita udah beli tiket di aplikasi Klook! Harganya lebih murah dibanding beli di Traveloka. Tapi coba cek dua-duanya aja ya, mungkin kurs-nya bisa lagi beda waktu itu.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Kita ngabisin waktu sekitar 2-3 jam di Madame Tussauds. Kita sampai muterin museumnya dua kali plus nonton Ice Age 4D Show haha karena agak sayang, sih, dengan harga sekitar 400ribuan tapi museumnya lumayan kecil. Setelah dari Madame Tussauds, kita cari money changer karena udah keabisan uang tunai Baht dan menurut info yang kita baca-baca di internet, kalau ambil cash di ATM kena charge sebesar 250 Baht huhu lumayan banget kan buat belanja di Chatuchak :(
Tumblr media
Setelah googling, gue mendapat rekomendasi untuk nukerin uang di Superrich Thailand, counternya ada di Siam Paragon. Menurut info di internet, money changer ini punya best rates buat nukerin uang. Gue tukerin Ringgit dan Rupiah, dan harganya emang nggak selisih jauh dibanding pas gue nukerin di Jakarta. Gue pun turut mampir ke Cha Tra Mue buat beli Thai Tea yang masih berupa bubuk daun gitu buat diseduh (titipan kakak). Anyway, Cha Tra Mue ternyata bentuknya macem Starbucks Cafe gitu, dan gue pun baru tau kalo mereka juga punya menu es krim Thai Tea!
Dari Siam Paragon, kita jalan kaki menuju Platinum Mall. Jaraknya lumayan, kita jalan lewat jalan belakang mall Siam yang nembus ke Platinum. Di Platinum kita nggak belanja banyak, karena udah bingung juga mau beli apa haha sayang sih datengnya udah sore dan toko udah banyak yang siap-siap buat tutup. Hasna juga nggak terlalu suka belanja, jadi gue nggak punya temen buat ngubek-ngubek Platinum haha.
Day 5th: May 13th, 2018
Hari ini Hasna pulang :( gue awalnya mau sightseeing keliling Bangkok, namun apadaya badan udah capek diajak jalan nonstop selama 4 hari, jadi gue memutuskan untuk bangun siang. Trus dengan idenya, gue jalan lagi ke Chatuchak untuk muterin dengan tuntas seisi pasarnya haha. Ide ini berakhir dengan gue kalap belanja baju yang harganya 100 Bath (sekitar 45ribu rupiah). Saking kalapnya, gue harus pasrah narik uang di ATM dan kena charge 250 Bath :(
Setelah kelilingin Chatuchak sampe dua kali, gue menemukan bahwa ada section khusus yang jual baju-baju preloved yang branded dan masih mulus, bahkan ada yang jual jeans ala inang-inang yang kalo dirupiahin cuma 20 ribuan! Sayang sizenya besar semua, padahal gue naksir banget sama overall jeansnya :(
Di deket section preloved clothes ini pun gue menemukan Musholla kecil, tapi gue nggak sempet mampir karena kebetulan lagi haid. Oh iya, section ini sederetan sama section distro-distro estetik ya, tapi gue lupa deket gate berapa haha. Pokoknya kalo masuk dari pintu utama, kalian belok ke arah kanan aja, nyusurin kios-kios yang nempel deket pager.
Setelah puas mengarungi Chatuchak, sempet kehujanan pula, akhirnya gue pulang dan memutuskan untuk nggak kemana-mana lagi karena takut uang gue habis HAHA. Untungnya wifi hostel kenceng, jadi gue bisa streaming drama korea semaleman. Malamnya gue sempet main lagi ke Big C Supermarket buat beli cemilan-cemilan lucu buat oleh-oleh (lagi).
Day 6th: May 14th, 2018
DI SINI DRAMA PANIK BUAT PULANG DIMULAI. Jadi guys, ternyata di hari kepulangan gue ini bertepatan dengan public holiday-nya Thailand. Gue yang udah megang cash pas-pasan, takut ngga cukup buat naik Grab + bayar tol ke airport. Takut juga kalo shuttle bus ke airport-nya libur karena public holiday. Jadilah gue pagi-pagi sekitar jam 7, jalan ke halte terdekat dan nungguin shuttle bus itu lewat. Ternyata lewat!!! Gila gue super seneng banget liat shuttle busnya. Sampe diliatin orang-orang di halte gitu karena gue sempet teriak. Akhirnya gue segera balik ke hostel, mandi dan packing, buru-buru geret koper ke halte lagi. Takut hujan juga soalnya, karena kemarin tiba-tiba hujan di Chatuchak.
Akhirnya gue sampe 5 jam lebih awal dari flight gue, bahkan check-in counternya pun belum buka. Pas gue lagi duduk di McD, nggak taunya udah hujan badai di luar sana! Sebadai itu sampe air hujannya nyiprat-nyiprat ke dalam bandara.
Tumblr media
Setelah nunggu sekitar 2 jam, akhirnya bisa lewatin imigrasi dan nunggu di boarding room. Astaga geng, boarding room-nya super padet banget kayak lagi bedol desa. Sempet beli McD buat makan di pesawat, eh harganya pun lebih mahal dibanding counter di luar bandara hiks. Jadilah dengan receh-receh sisa aku beli cheeseburger buat di pesawat.
Pesawat nggak delay dan nggak telat sama sekali. Akhirnya aku sampai di rumah setelah 6 hari di Thailand! Kalau ditanya mau balik lagi ngga ke Thailand? Mauuuu banget! Jajanannya asik banget dan enak, yang terpenting muraaah! Mau ke kota-kota lain juga, kayak ke Chiang Mai, atau ke Pattaya juga boleh. Mungkin next trip bakalan ke Phuket, sih, hehe.
Anyway, salut banget sama transportasi umum di Thailand ini. Kita naik bis umum aja dapet robekan karcisnya, lho, kayak kalau kita top-up kartu TransJakarta. Here’s I give you the thing that amazes me the most selama di sana: Kecrekan kernet bis! Hahaha, isinya buat taruh uang koin sama robek karcis penumpang.
Tumblr media
Ada yang mau ditanya-tanya lebih detail soal trip ke Thailand? Comment down below, ya!
All the photos above are taken by myself.
Gear: Fujifilm XA-10 & Iphone 6.
0 notes
dragonviews · 6 years ago
Photo
Tumblr media
Little India in Singapur / Singapore ⛩ #singapore #instatravel #latergram #travelsingapore #travelinasia #reiseninasien #asienreise #singapur #reiseninsingapur #asienblogger #blogger #asiablogger #asianerd #asiennerd #beautifulasia #travel #reisen #urlaubinasien #asiavacation #asien #asia #travelpics #instasingapore #littleindia #littleindiasingapore https://www.instagram.com/p/BtGCxkWjH4p/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=6hkm8dpi7g2a
0 notes
fannydo · 6 years ago
Photo
Tumblr media
Hội An, Vietnam
2 notes · View notes
asiawlove · 6 years ago
Photo
Tumblr media
A must visit for #travelinasia & #burgerlovers @burgerjointsaigon https://www.instagram.com/p/Bpb1omynHTW/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=iv3ag5tk56cw
0 notes
travelwireasia · 6 years ago
Link
0 notes
munichasia · 2 years ago
Photo
Tumblr media
Sa Pa in Vietnam by night. 🇻🇳😊 Greetings and have a great evening all. ~~~~ Sa Pa in Vietnam Sa Pa is a town in the Hoàng Liên Son Mountains of northwestern Vietnam. A popular trekking base, it overlooks the terraced rice fields of the Muong Hoa Valley, and is near the 3,143m-tall Phang Xi Pang peak, which is climbable via a steep, multiday guided walk. Hill tribes, such as the Hmong, Tay and Dao, make up much of the town's local population. . . . #travelinasia #tv_asia #visitseasia #destinationasia #fever_asia #loveasia #việtnam #vietnam🇻🇳 #vietnamcharm #vietnamtravels #vietnamnow #vietnamphotography #vietnamwonders #vietnamflashback #vietnamtourism #vietnamstreetphotography #vietnamtravel #vietnamtrip #vietnamstyle #vietnamlife #beautifulseasia #travelsoutheastasia #southeastasiatrip #discoverasia #visitasia #seasia #seasiatravel #southeastasiatravel #total_asia #amazingasia (at Sa Pa - Lào Cai) https://www.instagram.com/p/ChAI-TkP92o/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
mikeramen · 5 years ago
Video
instagram
Walking around in taiwan #digitalnomad #taiwan #foreignersintaiwan #canadiansabroad #travelinasia #canadians #taiwantravel https://www.instagram.com/p/B6-q0MiheFU/?igshid=yapsab2rxiq8
0 notes
nisha322-blog · 5 years ago
Link
Ghorepani  Poonhill trek is one the of the most famous trekking routes in the region and also one of the best as it provides mesmerizing views of beautiful silver peaks.  The route encompasses a perfect altitude range and blend of climate and vegetation to make the trek memorable for trekkers. Because of the stunning views of western mountains, the trek route is also known as Annapurna Panorama trek. We can see 3 peaks that stand tall at elevation above 8,000m like Mount Dhaulagiri, Annapurna 1, Manaslu and other equally mesmerizing peaks like Machhapuchhre among others. Poonhill is one of the most famous viewpoint in the region as is also famous for the sunset and sunrise views we can behold from here. It is truly fascinating to see the sunrays hitting the silver peaks and turning them into blazing orange. We can also see the Kali Gandaki gorge, the deepest in the world from Poonhill.
0 notes
thecrazycollectorunknown · 7 years ago
Video
youtube
(via https://www.youtube.com/watch?v=Rh5G7RMw950)
0 notes
taishikatothisgreatworld · 7 years ago
Photo
Tumblr media
アンコールワットまでの道のり。長いし暑い。 またいきたいなー @gopro #Cambodia #SiemReap #gopro #lonelyinasia #lonelyincambodia #travel #travelinasia #backpacker #バックパッカー #旅 #カンボジア #シュムリアップ #goprohero #adventure #goprosession #explore ##backpackerlife #thegoprolifestyle #goprophotography #AngkorWat #アンコールワット #goprophotos #goproshots #bengmealea #goodvibes (Angkor Wat, Siem Reap, Cambodia)
0 notes
dragonviews · 6 years ago
Photo
Tumblr media
So beautiful! 😍 Financial District in Singapore ⛩ #singapore #instatravel #latergram #travelsingapore #travelinasia #reiseninasien #asienreise #singapur #reiseninsingapur #asienblogger #blogger #asiablogger #asianerd #asiennerd #beautifulasia #financialdistrictsingapore #travel #reisen #urlaubinasien #asiavacation #asien #asia #travelpics #instasingapore (hier: Singapore) https://www.instagram.com/p/Bsz3ihfj_Sy/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=13s2qo4yt8e41
0 notes
lesphotosdeval · 7 years ago
Photo
Tumblr media
Waragas temple anémique #sulawesi #teamsulawesi #religion #cemetery #travelinasia
0 notes