#temu alumni
Explore tagged Tumblr posts
Text
Tantangan Ikapete Menghadapi Kebangkitan Baru
tebuireng.co- Tantangan Ikapete dalam menghadapi kebangkitan baru diungkapkan oleh ketua Presidium Nasional (Presnas) Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng (Ikapete) Prof. Masykuri Bakri dalam acara halal bihalal dan temu alumni nasional di Pesantren Tebuireng. Sabtu, 20/05/23. Menurutnya, dalam perjalanan Presidium Nasional Ikapete yang mencapai angka satu tahun lebih telah banyak…
View On WordPress
0 notes
Text
MISI RAHASIA ANDINI
"Aku antar sampai sini ya, Ma. Nanti kalau 15 menit acara mau selesai, langsung telpon aku. Ini aku pergi dulu ke tempat temen kantor cabang. Kebetulan diajak meet up di cafe dekat sini."
"Oke, Paa. Aku sama adek masuk kedalam dulu ya. Hati-hati dijalan Paa!" Andini mencium punggung tangan suaminya, lalu melambaikan tangannya seiring mobil berputar balik.
Andini berjalan 10 langkah ke arah gedung bertingkat 3 yang bertuliskan Jurusan Desain UTC. Malam itu gedung tempat kuliahnya dulu terlihat lebih menawan. Danau sebelah kampus, dihiasi lampu LED kecil bak resto yang menawarkan intimate dinner. Ada kapal kano kecil yang bisa dipakai untuk menyusuri danau jurusan itu. Seketika memori semasa kuliah terekam ulang. Dulu Andini dan teman sekelompoknya pernah membuat kapal kano berukuran 1x3 meter menggunakan metode modelisasi manual. Benar-benar manual menggunakan tangan. Setiap mengerjakan tugas kapal itu, teman Andini memutar lagu Dewa19. Ya pada tahun 2000 an itu grup Dewa19 memang lagi hits banget.
"ANDINI! HEY Andini Tyas Utari!" Teriak seorang wanita bertubuh gempal, rambut panjang terurai rapi, matanya bersinar indah, meski bukan body goals kebanyakan orang, entah mengapa wanita itu terlihat cantik dan menarik, ia berlari sambil menggendong anak, kurang lebih anaknya sepantaran dengan anak Andini.
"Farah!! Ya Ampun, tambah cantik aja! Ayo masuk bareng!"
"Hayu, Udah lama ya nggak ketemu! Aku penasaran sama kabarmu."
Memasuki selasar gedung yang bertulisan "Temu Alumni Angkatan 2005" mereka disambut oleh panitia yang merupakan mahasiswa baru di tahun 2018. Mereka dipersilahkan untuk duduk di meja bundar dengan 1 kursi yang sudah terisi teman angkatan Andini. Ia sontak berdiri ketika Farah dan Andini menghampiri.
"Farah, Andini! Sini duduk sini, Gimana kabarnya? eh ya ampun tau gitu anakku aku ajak kesini juga," Sapa Nia.
"Baik Ni, kamu apa kabar?" Balas Farah
"Alhamdulillah, baik juga. Eh kamu di Yogya kan Din? berarti nginep ya nanti?" Tanya Nia pada Andini
"Iya, nih Ni. Aku nginep di rumah mertua." Jawab Andini
"Oiya, Lupa. Kamu kan dulu jadian sama mas jurusan sebelah gara-gara proyek kompetisi bareng jurusan sebelah! Masnya asli sini kan ya"
"Hahahah, iyaa. Masih inget aja kamu Ni"
"Kamu gimana sekarang Ni? Kesibukannya apa?" tanya Farah
"Aku sekarang lagi running bisnis online Fa. Agak jauh sama bidang jurusan kita. Dan kamu tau faktanya setelah kita lulus itu kupikir bakalan semakin mudah ya hidup. Ternyata enggak. Kita masih perlu belajar lagi. Kupikir kalau aku lulus aku bisa langsung menjadi desainer produk. Tapi pada kenyataannya setelah aku apply dan kerja di perusahaan manufaktur aku nggak enjoy menjalaninya. Dan coba deh gais, kalo kalian amati. Berapa persen alumni dari angkatan kita yang menjadi desainer produk? 2% ? Sebagian besar pada switch career. Untuk saat ini aku ibu rumah tangga, Running bisnis baju piyama, sama ngurus anak dan suami. Jangan kira kerja dari rumah malah tambah enak! justru nggak habis-habis masalahnya. Yang paling bikin aku bahagia adalah, aku masih ada pemasukan yang lumayan disamping nafkah suami. Kalo kamu gimana Fa, Ndin sekarang?
"Aku sekarang masih kerja di Pt. P,Ni. Ya masih sama, Cuman naik satu tingkat jadi senior desainer aja. Anakku tak titipin ke daycare dekat kantor, jadi ya gitu. Pinter-pinter gimana delegasi aja. Ini masih mending sudah bisa dititipin. Dulu waktu dia masih bayi aku kudu ambil cuti, sama minta mamaku buat tinggal sama aku dulu buat bantu. Susah jadi single mother,Ni"
"Kalo kamu Ndin?" tanya Nia
"Aku fulltime ibu rumah tangga, Ni. Suamiku sebelum nikah udah bilang, kalau aku harus resign. Katanya dia ga mau aku kerja, dia punya prinsip suami harus memuliakan istri, mencukupi kebutuhannya, sampai tidak memperbolehkan istrinya untuk bekerja biar dirumah saja mengurus anak dan rumah." terang Andini
"Waaaaa, so sweet" respon Farah dan Nia kompak.
"Hebat kamu Ndin. Kamu bisa legowo dan rela melepas pekerjaan demi keluarga. Kalau kamu nggak resign waktu itu mana mungkin aku bisa gantikan posisimu di kantor. Ni, Andin ini sempet satu kantor sama aku dulu. Dia karyawan ideal. Kerjaannya bagus dan rapi, sering dapat promosi naik pangkat. Terus dia bukan karyawan yang dibenci karyawan lain, justru semua pengen deket sama Andini karena dia ga pelit ilmu. Cuman aku benar-benar kaget sewaktu acara syukuran di kantor, Andini pamitan resign. Jujur Ndin, kamu nyesel ga ambil keputusan ini." tanya Farah
Andini tersenyum, belum sempat menjawab, perhatian mereka bertiga teralihkan ke suara MC yang membuka acara.Suasana menjadi riuh. Tak lama kemudian acara dibuka dengan suara alunan musik dari band mahasiswa.
Sepanjang acara dibuka, pikiran Andini berkecamuk. Sesekali ia melihat anaknya dan anak Farah bermain di spot playground yang disediakan dan didampingi panitia. Pikirannya terngiang pertanyaan Farah. Apa dia benar-benar bahagia dengan keputusan menuruti suaminya?
***
Tangis bayi pecah, Andini tebangun kaget. Anaknya haus. Kemudian ia bergegas menggendong anaknya sembari menyambar dispenser susu di dapur.
“Jam 8 baru bangun kamu?” bentak ibu mertua Andini Andini gelagapan, belum sempat menjawab ia disambar lagi. “Kamu ini ya! Udah bangun siang, nggak kerja, cuman ngurus anak aja masih nggak becus! suamimu pergi ke kantor cabang juga nggak tau kan? ya iya lah masih ngebo” Anak andini menyedot botol susu dengan lahap, dan andini masih kaget atas perkataan ibu mertuanya. “Maaf ya bu, Andini lagi capek. Karena tau ada kemungkinan kesiangan, baju dan perlengkapan mas buat dibawa ke kantor juga sudah tak siapin dari malem, bu. Andini engga lalai kan sama suami? Lalu soal enggak kerja, ini atas permintaan mas. Apa mas nggak nyampein ke Ibu?”
“Ada apa ini pagi-pagi ribut?” tanya Ayah mertua Andini. Semuanya terdiam. Ibu mertua Andini melengos dan pergi keluar rumah sambil menyambar keranjang belanja. “Ada apa nak, coba sini cerita,” pinta Ayah mertua Andini dengan lembut. Keduanya duduk di meja dapur, kemudian Andini menceritakan apa yang terjadi. “Ya, dulu memang ibu mertuamu dulu adalah seorang wanita karir. Suamimu waktu kecil kami titipkan ke tempat neneknya. Kami terlalu sibuk bekerja sehingga tiba masa ia TK, dia dibully karena diasuh nenek. Dia dibully katanya dibuang orangtuanya. Waktu itu hanya dia saja yang setiap acara sekolah selalu didampingi nenek. Ketidakhadiran kami malah menciptakan luka untuk anak. Dari situ aku meminta agar ibu mertuamu berhenti bekerja dan mengurus rumah secara penuh. Tentu terjadi pertengkaran yang hebat. Aku tegaskan lagi kepadanya, Apa guna karir gemilang namun seharusnya bertanggung jawab atas anak, malah menjadi lalai. Mungkin ini alasan Masmu melarangmu untuk berhenti bekerja selepas menikah, Nak”
Ibu mertua tiba-tiba masuk kedalam dengan wajah masam. Ia mengambil dompet yang tertinggal di meja dapur. Ternyata ia mendengar semua perkataan suaminya.
“Menyesal aku mas nuruti kamu dulu! Kalau aku tidak menuruti katamu, aku udah naik pangkat jadi wakil direktur!”
Tangis bayi pecah lagi, Anak Andini kegerahan. Sudah waktunya dia dimandikan. Andini pamit ke belakang, untuk memandikan anaknya. Sembari memandikan anaknya, ia merenung. Apa iya berhenti bekerja adalah keputusan yang terbaik? Farah temanku juga menyayangkanku resign, ia ibu bekerja juga sambil mengurus anaknya, mana kerjanya di industri manufaktur tempat kerjaku dulu. Kalau aku tidak resign mungkin aku juga di posisinya sekarang.. Nia juga, dia running bisnis online sambil mengurus anak juga. Sejujurnya aku lebih iri pada Nia. Mana tadi pedes dan nyakitin banget omongan ibu mertua.
***
“Mas, Aku tadi diceritain sama bapak. Bapak cerita kalo kamu dulu dibully waktu TK. Gara-gara dititipin ke Nenek. Itu beneran, Mas?”
Suami Andini memutar setir, dan mengambil jalan putar bali. Jalan yang seharusnya dia belok. Malah terlewat. Kali ini mobil menuju jalan tol Surabaya - Solo.
“Ya, itu juga salah satu alasanku Ma jadi punya prinsip ini. Aku nggak ngebolehin kamu bekerja karena takut anak kita mengalami masa yang buruk seperti aku dulu. Lagian ya Ma, Menurutku “Harta Termahal�� keluarga adalah anak. Dan masa depan keluarga adalah masa depan anak. Ini mutlak. Terus kalo ada tanggapan, Istri berpendidikan tinggi apa nggak sayang dirumah aja? So, what …. ?? Justru karena istri yang pintar itulah, yang akan mencerdaskan anak. Masa istri pintar malah untuk membangun usaha orang lain, sementara anak kita dididik dan disayangi oleh orang yang bukan orang tuanya. Itu pilihan yang bodoh, Ma ! Bagiku apakah istri bekerja atau tidak bukanlah pilihan yang sulit. Konsekuensinya sudah sangat jelas. Istri jangan bekerja, jika sudah (akan) hamil, sampai anak tamat SMP atau SMA. Karena uang dan kecukupan finansial bisa menyusul, tapi masa atau usia emas anak, tidak bisa diulang dan juga tidak bisa ditunda.”
Andini tidak membalas omongan suaminya. Dia sibuk membenarkan posisi duduk anaknya yang sedari tadi banyak tingkah. Sesekali ia melihat jendela mobil. Lampu merah menyala, di seberang ada cafe yang terlihat dipenuhi kawula muda menghadap laptop masing-masing Jaman sekarang, teknologi semakin maju. Pasti ada pekerjaan yang fleksibel baik secara pengerjaan maupun tenggat waktunya. Pendapatanku hanya dari suami, sangat jauh bila dibandingkan sewaktu aku bekerja dulu. Bukannya aku merasa kurang, namun.. Jujur saja, aku merasa tidak bervalue saat ini, Aku perlu mengupgrade diri. Mungkin banyak yang berkata bahwa aku dibayar pahala. Namun entah mengapa aku juga merasa butuh reward berupa materi, Aku ingin bisa seperti Nia Ataupun Farah. Aku harus mencoba bekerja tanpa melalaikan kewajibanku mengurus anak, batin Andini.
Lampu hijau menyala, mobil melintasi zebra cross perlahan. Anak Andini menangis, diraihnya lah sebotol susu yang tinggal seperempat, kemudian ia minumkan ke anaknya,”Bismillahirrahmanirrahim.” Dia pandangi wajah anaknya, yang dia namai Naila Malika Putri yang berarti perempuan yang sukses menjadi ratu. Dengan harapan semoga anaknya menjadi seorang anak perempuan yang sukses sebagaimana seorang ratu diharapkan dia memberi manfaat kepada masyarakat yang banyak. Dan tentunya seperti karakter pemimpin pada umumnya, diperlukan pribadi yang tegas, dan sigap mengambil keputusan. Tidak seperti Andini yang selalu penurut, banyak bimbangnya dan susah mengambil keputusan sendiri. Andini tidak ingin anaknya seperti dia.
***
“Berangkat dulu ya, Ma. Ada client minta ketemu lebih pagi di kantor. Baik-baik ya Ma. Pamit dulu” “Hati-hati ya,” Andini mencium punggung tangan suaminya.
“Adik, masih tidur?”
“Masih, pules banget.”
“Hati-hati di rumah yaa, kalau ada apa-apa langsung telpon. Berangkat dulu Ma.”
Kesempatan, batin Andini.Ia melihat mobil suaminya menjauh dari pandangannya. Andini bergegas masuk kedalam. Dia langsung meraih vacuum cleaner, ember serta alat pel. Ia mengerjakan segala pekerjaan bersih-bersih rumah dengan cepat. Cepat sekali.
Rumah yang hanya terdengar suara vacuum cleaner terpecah oleh suara tangisan bayi. Saatnya memandikan anakku. “Haloo, adek sudah bangun? Mandi dulu yuk sama mama.” Andini menggendong anaknya menggunakan selendang, lalu bergegas menyiapkan air dan bak mandi untuk anaknya.
Seperti rutinitas bayi pada umumnya, bangun, mandi, makan, main sebentar, mengantuk dan tidur lagi.
Andini mencuri waktu ketika anaknya tidur. Dia membuka laptop dan lekas meriset pekerjaan apa yang fleksibel serta yang sedang on-demand. Dia juga mengumpulkan portofolio terbaru selepas resign. Barangkali masih bisa terpakai untuk melamar kerja. Kali ini dia membuka akun media sosialnya. Dia memilih jenis platform ini karena persebaran informasi lebih cepat disini.
Matanya berhenti pada suatu konten video yang lewat di beranda akunnya. “Dibuka Program Affiliasi Sefi. Marketplace terbesar abad ini. Cukup copy-paste-share link ini anda akan mendapatkan komisi setiap penjualan dari klik link Anda. Chuan dari rumah, mudah bukan? Gabung sekarang!”
Ini iklan heboh banget.
Andini mencoba menghubungi Customer Service terkait.
“Halo, selamat siang. Saya tertarik untuk ikut program afiliasi di toko kakak. Boleh minta tolong teknisnya kak?”
“Halo, selamat siang. Sebelumnya dengan ibu siapa ini?”
“Andini ya kak”
“Baik, ibu Andini untuk bergabung menjadi affiliator di toko kami melalui marketplace Sefi cukup mudah. Ibu bisa buat akun di marketplace Sefi dulu. Lalu silahkan isi formulir untuk mendaftar sebagai affiliator. Kemudian ibu tinggal copy-paste link produk kami ke semua sosial media ibu. Atau ibu bisa buat konten di TicTaec lalu untuk link produknya bisa pakai link Tictaec Shop dari kami. Cukup jelas ibu?”
“Cukup jelas kak, Lalu bagaimana dengan pembagian komisinya kak?”
“Baik untuk pembagian komisi, kami hanya bisa mengikuti sistem dari marketplace ya kak, nanti akan diinfokan lagi. Sudah jelas ibu? Kalau sudah kami akhiri sesinya.”
“Sudah kak, Terimakasih”
Belum sempat meraih laptop lagi, Heningnya rumah terpecah dengan tangis anak Andini. Anaknya terbangun. Lagi-lagi Andini terdistraksi. Kalo gini caranya gimana orang-orang bisa membagi waktu ya.. Sulit aku harus bekerja sambil momong anak, batin Andini
***
tek tek tek tek tek. Dari luar terdengar suara pagar di ketuk-ketuk.
“Paket,” suara lantang kurir yang dinanti menyapa.
“Iyaaa, Sebentar pak.”
“Ibu Andini, Bener ya bu ini paketnya.”
“Iyaa, bener. Makasih banyak pak.”
Produk sample sudah datang, saatnya Andini membuat konten promosi. Produk sampelnya berupa baju anak. Ya Andini mencoba menjadi affiliator produk baju anak. Seperti biasa Andini mencuri waktu dikala anaknya tidur. Bermodalkan ilmu mata kuliah photografi, Andini lekas memulai membuat konten promosi. Dia tata alas foto, ada beberapa aksesoris seperti bunga kering, pinus, kenari kening, dan beberapa properti foto lainnya. Lalu ia letakkan produknya dengan komposisi yang cantik. Semuanya di tata sedemikian rupa di dekat kaca kamarnya. Kebetulan matahari sedang bersahabat. Cerah. Dan hasil foto serta video mentah produknya cukup bagus.
Hanya perlu sedikit keterampilan editing foto dan video melalui handphonenya. Dan jadilah sebuah konten promosi yang aesthetic. Andini menghasilkan 5 konten video dan foto sekali take. Dan seperti biasanya belum sempat memencet tombol post dan tag link produk, susana heningnya rumah terpecah dengan suara tangis anaknya. Anaknya bangun. Kini fokus Andin kembali ke mode ibu rumah tangga.
Begitulah keseharian Andini dalam mencuri waktu, dan tibalah waktu ia rekap bulanan. Astaga, satu bulan ngonten. fyp ada 3, tapi total pemasukan 17 ribu aja? Ternyata menjadi affiliator cukup susah. Aku rindu pekerjaanku yang dulu.
Andini membuka folder lain. Ia temukan portofolio yang sudah dikumpulkan bulan lalu. Apa aku coba apply pekerjaan yang setipe kayak dulu ya?
Andini mencari-cari di platform pencari pekerjaan. Lalu dari sekian lowongan kerja yang tersedia. Tidak ada yang menurutnya cocok. Mungkin Andini akan melanjutkan esok harinya.
***
Masih berlanjut dengan aktivitas yang sama, Andini mencari-cari pekerjaan yang sekiranya tidak jauh dengan pekerjaannya dulu di industri manufaktur. Hari ini dia menemukan lowongan pekerjaan remote sebagai konsultan desain produk. COCOK! Tak pikir panjang hari itu ia memasukkan portofolio dan mengisi formulir pendaftaran onlinenya.
Untuk Apply pekerjaan ini dia tidak berharap banyak. Andini terlihat mau menyerah. Kantung matanya menggembung dan sedikit menghitam. Nampaknya dia benar-benar lelah. Mungkin kali ini adalah terakhir kalinya dia apply pekerjaan. Mengurus rumah, mengurus anak yang masih 14 bulan, serta mengerjakan pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan tidaklah mudah.
Aku butuh untuk mendelegasikan pekerjaan lain, mungkin.. menyewa suster? tapi jelas sangat beresiko ketahuan sama suamiku. Bagaimana kalau di cafe yang ada penitipan anaknya? hmmm tapi kalau suami mendadak pulang lebih cepat dan mendapati tidak ada orang dirumah? Kalau aku alasan sekali mungkin diterima, bagaimana jika 4x mendapati rumah kosong? Aduh, pusing! susah!
***
Suara vacuum cleaner berhenti, lampu rumah juga ikut mati, kini rumahnya hening kembali, anaknya tidur, tv mati dan ternyata ia dapati kabar ada pemadaman bergilir. Heningnya rumah, terpecah oleh suara dering handphonenya.
��Assalamualaikum, maaf ini dengan siapa?”
“Selamat siang ibu Andini, saya HR dari CV.X mengabarkan kalau ibu lolos tahap seleksi administrasi untuk posisi konsultan desain produk di perusahaan kami. Apakah ibu berkenan untuk melakukan sesi wawancara besok pukul 10.00 secara virtual?”
“Ah, iya. Bisa pak.”
“Baik untuk detailnya kami kirimkan lewat email saja ya ibu.”
“Baik”
“Ada yang ingin ditanyakan dulu ibu? kalau tidak ada saya akhiri.”
“Cukup pak, insyaAllah sudah jelas.”
“Baik saya akhiri ya bu, sampai jumpa di sesi interview besok.”
Alhamdulillah
Alhamdulillah
Alhamdulillah
Andini mengucap syukur dengan sangat tulus. Kini dia fokus untuk mempersiapkan interview besok pagi.
Ia menyiapkan plan A dan B. Plan A, dia akan menyiapkan interview di rumah. jikapun anaknya bangun ia akan meminta keringanan untuk interview dengan menggendong anaknya.
Plan B, jika listrik rumah mati, dan sinyal handphone tidak begitu baik, Andini akan pergi ke cafe yang ada penitipan anaknya. Kalaupun suaminya pulang lebih awal, ia tinggal bilang saja bosen di rumah sendiri.
Dan tibalah hari interview. Listrik rumah mati (lagi). Plan B dijalankan. Ia bergegas membawa anaknya ke tempat cafe yang ada penitipan anaknya.
Andini tiba di cafe 20 menit sebelum interview dimulai. Ia amati bagian playground dan penitipan anak. Sebenarnya ini bukan cafe biasa. Cafe playground dan workspace serta perpustakaan. Cafe ini sangat untuk dikunjungi keluarga. Andini mengamati betul-betul apakah ada yang berbahaya di sekitaran maupun didalam playground. Ada seluncuran kecil, dan tidak terlalu tinggi. Disebelah seluncuran ada replika rumah pohon mini.
“Permisi bu, ada yang bisa saya bantu?”
“Maaf kak, ini kalau saya titipkan di playground akan ada yang menjaga nggak ya?”
“Kebetulan staff kami sudah ada yang datang bu. Jadi bisa di titipkan yaa.”
“Ibu tinggal saya pandu untuk prosedur selanjutnya.”
Andini kemudian mengikuti arahan pegawai cafe tersebut.
***
Selama interview, semua berjalan lancar. Dan Andini tiba dirumah sebelum suaminya pulang ke rumah. Hari itu tergolong lancar, anaknya pun tidak rewel. Sekarang tinggal menunggu kabar apakah akan diterima atau tidaknya.
***
Satu minggu berlalu, dia belum mendapati kabar apapun. Hari ini Andini beraktifitas seperti biasa. Mengurus rumah dan anak. Kali ini pekerjaan rumah selesai, dan anak Andini tidak tidur siang di jam biasanya. Sewaktu ia bermain bersama anaknya di ruang tengah, Handphone miliknya berbunyi.
“Halo, Selamat siang.”
“Selamat siang ibu Andini, Saya HR dr CV.X bu. Mau mengabarkan kalau ibu di terima sebagai konsultan desainer produk. Untuk kontrak kerja sudah kami emailkan ya bu. Boleh di cek dulu, apabila ada yang ingin ditanyakan terkait kontrak silahkan kontak via whatsapp ya bu.”
“Baik, Pak. Akan saya cek terlebih dahulu. Terimakasih banyak pak.”
Andini menyambar anaknya lalu mengangkat tinggi-tinggi. Andini kegirangan. Sangat kegirangan. Akhirnya setelah penantian lama. Besok sudah mulai bekerja. Aku harus mengatur jadwalku bagaimana membaginya nanti.
*** Pada jam 9.00 sampai jam 15.00 adalah waktu bekerja Andini. Namun pekerjaannya tidak harus standby penuh depan laptop. Cukup fleksibel, Andini hanya perlu memberikan saran atas desain yang masuk. Serta melayani konsultasi terkait produk yang akan launching. Rata-rata clientnya adalah seorang business owner di UMKM. CV.X sendiri adalah lembaga konsultan khusus desain produk, dan clientnya sudah merambah di pasar global.
Pukul 10.00 ada client yang meminta untuk konsultasi secara virtual. Mengharuskan untuk video call. Saat itu rumah sedang kondusif, hanya bertahan 5 menit sejak konsultasi virtual berlangsung, anak Andini menangis.
“Mohon maaf, pak. Anak saya bangun, boleh sesi ini saya mengajak anak saya? Namun mohon maaf saya bisanya off-cam.”
“Silahkan ibu. Tidak masalah ya.”
Sesi berlangsung dengan lancar. Andini tersenyum puas sambil menutup laptopnya. Mungkin karena clientnya suportif dengan working mom, Barangkali ini adalah sesuatu yang diinginkan Andini sejak lama.
Satu bulan berlalu dan saldo rekening Andini bertambah. Gaji sudah dibayar.
***
3 Bulan berlalu. Pekerjaan Andini lancar. Namun bukan hidup namanya kalo lancar terus nggak ada batu sandungan. Handphone Andini nyala-menyala beruntun di tengah malam. Notif email sambar menyambar. Hari ini dia merestart handphonenya dan lupa mematikan segala notifikasi. Bunyi dan getar bisa disenyapkan, namun notifikasi dengan sinyal lampu LED tetap menyala-nyala sebagai tanda. Disini masalah baru dimulai.
“Ada apa sih Ma, tumben rame notif hp nya.”
“Ngga tau ni Pa, Udah lanjut tidur aja”
Suami Andini menatap curiga. Kok tumben, biasanya nggak pernah notifikasi handphonenya seramai ini, batin Suami Andini.
Pukul 03.00, Suami Andini bangun lalu berjalan mengendap-endap menuju ruang kerja. Diambilah laptop Andini. Dia terkejut, karena laptopnya di password. Tidak kurang akal. Dia membuka akses laptopnya dengan berbagai cara. Dan terbukalah halaman desktop. Dia meluncur ke browser dan dibukalah email Andini. Langsung terbuka, barangkali karena Andini tidak menghapus jejaknya di browser, jadi email langsung terbuka. Barangkali suami Andini sampai bertindak demikian karena memiliki asumsi bahwa istrinya berselingkuh selama ia bekerja.
Suami Andini menghela nafas panjang, Ia dapati banyak email invoice serta banyak email yang seperti sedang melakukan konsultasi. Suami Andini meskipun kaget bukan kepalang, namun ia lebih tenang karena asumsinya salah. Namun ia masih berwajah masam, karena mendapati istrinya melanggar janji sewaktu sebelum menikah dulu.
Apa nafkah yang aku berikan kurang, sampai dia bekerja tanpa sepengetahuanku? Kenapa sampai harus diam-diam bekerja? Aku paling tidak suka kalau ada yang disembunyikan. Dia maunya apa sih! Apa dia nggak peka? aku sudah bekerja banting tulang, memuliakan dia, mencukupi kebutuhannya, apa masih kurang?
Keesokan harinya, seperti aktifitas biasa. Andini menyiapkan sarapan. Dibalik pintu dapur, Suami Andini berwajah masam dan bergegas mengambil bekalnya. Andini memasak sambil bersenandung, Namun pandangannya teralihkan ke meja makan. Ia dapati muka suaminya masam, serta sangat tergesa mengambil bekal yang sudah disiapkan.
“Loh, Pa. Kok buru-buru dan gak sarapan?”
“Enggak”
Suami Andini bergegas mengikuti suaminya, meraih tangannya. Namun Suami Andini menghempaskan tangan Andini. Jari telunjuknya menunjuk muka Andini.
“Jangan kira aku nggak tau, apa yang kamu lakuin di belakang ya! Kenapa kamu melanggar kesepakatan pernikahan kita? Jawab Ndin! Apa nafkah dari aku kurang sampai kamu harus bekerja sembunyi-sembunyi? Kamu istri yang nggak patuh!”
“Mas.. Mass!”
Belum sempat menjelaskan, suami Andini berlalu dan membanting pintu mobil di garasi. Saking kerasnya pertengkaran ini dan suara bantingan pintu mobil, anak Andini terbangun. Satu kata untuk situasi pagi itu. Chaos.
***
Waktu sudah menjelang sore. Suami Andini memutuskan untuk tidak pulang ke rumah. Dia tega meninggalkan anak dan istrinya. Nampaknya ia masih kesal, barangkali ia merasa terkhianati. Dia memutuskan untuk menginap di masjid. Masjid itu cukup ramai biasanya, hari ini agak sepi. Diambilah air wudhu, kemudian dia menuju masjid bersiap untuk menanti shalat maghrib. Ketika masuk kedalam ia disapa oleh penjaga masjid yang sedang mempersiapkan peralatan untuk kajian.
“Mas? Sendirian? Udah lama ya nggak mampir kesini. Gimana kabar?”
“Iya, Alhamdulillah baik Mas. Mau ku bantu?”
“Tidak usah mas, Duduk aja ya Mas, Monggo.”
“Ada kajian apa ini Mas”
“Ini Mas kajian buat akhwat, Pesertanya ibu-ibu. Bahas ini sih mas, muslimah berkarir surga. Misi ya mas mau naruh barang dulu.”
Penjaga masjid itu izin lewat di sampingnya sambil membawa sekotak kabel mikrofon. Dia dan suami Andini terlihat cukup akrab, barangkali karena dahulu suami Andini memang sering ke masjid itu.
Sementara itu,dibalik pembatas diam-diam suami Andini menyimak.
“Ibu-ibu, disini siapa yang mengalami perasaan stuck tidak berkembang, iri teman-teman lainnya bisa bekerja dan mengurus anak, Ingin kembali ke masa lajang lagi buat berkarir, Pengen balik lagi ke masa masa masih punya penghasilan sendiri, lalu karena sekarang sudah menjadi ibu rumah tangga secara penuh bukannya bahagia tapi malah merasakan kemunduran?”
Jama’ah terdiam.
“Ibu-ibu, itulah yang dinamakan post power syndrome. Gejala yang ibu-ibu alami terjadi pada seseorang dimana penderitanya berada dalam bayang-bayang masa lalunya yang berupa kebesaran, kesuksesan, kekuasaan, kehebatan, keberhasilan, prestasi atau pencapaian besarnya saat dulu. Hingga menyebabkan penderita terjebak pada masa lalu dan sulit menerima dan atau beradaptasi dengan kondisi realita saat ini yang sedang dijalankan.”
Ustadzah melanjutkan.
“Biasanya, Mulai timbul itu keinginan untuk kembali menjadi wanita karir. Ibu-ibu, suaminya diajak ke kajian nggak ni? Apa cuman nganter aja? Besok lagi dibawa ke kajian juga ya. Kalau sekarang ini boleh di rekam terus sampai rumah nanti tunjukin ke suaminya.”
Ustadzah melanjutkan kembali setelah menenggak air mineral.
“Ibu-ibu, Dalam ilmu psikologi itu nyata ya bu. Dan tidak masalah jika seorang ibu juga bekerja. Pada dasarnya setiap individu, termasuk seorang ibu, butuh perasaan berharga dan berdaya. Meskipun banyak yang mengatakan kalau surga ditelapak kakinya, segala pengorbanan menjadi ibu rumah tangga akan dibalas pahala, dalam kenyataannya setiap individu itu butuh keberdayaan secara moral maupun material.”
“Upgrade diri, menjadi berdaya, adalah dua hal yang diinginkan ibu-ibu sekarang ini kan? Gapapa bu, komunikasikan ke suaminya. Memenuhi kewajiban sebagai seorang istri dan ibu, itu baik, tapi jangan lupa untuk mengupayakan diri sendiri.”
Dibalik pembatas jamaah, suami Andini termenung. Apa ini ya yang dirasakan Andini. Dulu sebelum aku menikahinya, dia adalah seorang wanita karir yang tergolong sukses. Apa iya gara-gara prinsip yang aku miliki, malah menjadikannya beban? Dan dia takut buat ngomong sama aku, makanya dia diam-diam bekerja sendiri, batin suami Andini.
“Allahuakbar, Allahuakbar….”
Suara adzan berkumandang, menandakan waktu shalat maghrib sudah tiba, Jamaah mulai masuk masjid satu persatu.
***
Usai shalat maghrib, suami Andini bersujud kembali dengan durasi yang lebih lama. Seolah ia sedang memohon petunjuk dengan sungguh. Selesainya, ia masih belum berubah pikiran kembali kerumah. Ia masih duduk disitu sambil termenung.
Tiba-tiba pundaknya ditepuk oleh penjaga masjid.
“Nunggu Isya sekalian mas?”
“Hehehe Iya.”
“Muram terus mas, ini minum dulu teh anget. Sisa pengajian tadi masih banyak. Minum dulu ya mas. Tak liat kok lagi suntuk.”
“Iya ni mas, masalah rumah.”
“Istri sama anak? ditinggal sendiri? Ada masalah apa mas kalo boleh tau?”
“Jadi gini mas…”
Suami Andini menceritakan masalahnya dengan Andini.
***
Di lain tempat, Andini dirumah sedang menangis. Karena mendapati suaminya tak kunjung pulang. Ditambah dia masih kepikiran tentang perkataan suaminya tadi pagi.
Di Atas kasur, bersama dengan anaknya dia mencoba untuk lebih tenang sambil menidurkan anaknya. Namun tampaknya tidak bisa.
Akhirnya Andini memberanikan diri untuk mengirim pesan.
Pa, Dimana? Nggak pulang? Pulang ya Pa, Aku perlu bicara buat jelasin alasan kenapa aku kerja diam-diam. Andini yang salah, Pulang ya Pa..
***
“O, jadi gitu Mas. Wah ya jalan satu-satunya coba Mas bicarain sama istrinya. Dan kalau bisa malam ini pulang ya mas. Sudah bukan remaja lagi. Masak kabur-kaburan.”
Suami Andini mengangguk. Suara adzan berkumandang, tanda masuk waktu isya.
Si penjaga masjid, dan suami Andini bergegas untuk ambil wudhu kembali. Sebelum ke tempat wudhu ia mengecheck tas dan handphonenya di loker penitipan barang. Ia dapati pesan dari Andini. Kemudian ia membalasnya,
Aku pulang agak maleman. Kamu sama Naila tidur duluan saja. Kita bicara besok pagi, mumpung kantorku besok libur. Istirahat dulu aja, jangan berpikiran aneh-aneh.
***
Pagi ini Suami Andini di rumah. Kantornya libur, jadi waktunya lebih leluasa. Anak Andini dititipkan dulu ke penitipan anak.
Ruang makan dipilih untuk duduk bersama. Mereka sepakat kalau sedang bertengkar, apapun yang terjadi, jangan bertengkar di kamar. Mereka memilih untuk menjadikan ruang makan sebagai tempat untuk berdiskusi.
“Jadi, apa yang pengen kamu jelasin?”
“Beberapa bulan yang lalu mas tau kan aku habis temu alumni. Disana aku bertemu teman-teman. Nia, dia ibu rumah tangga juga bisa ngurus online shopnya. Farah, memang dia tidak punya pilihan lain untuk bekerja sambil mengurus anak. Mas tau kan, kalo aku dan farah dulu sekantor. Kalau misal aku nggak resign, mungkin posisi Farah adalah punyaku. Mas aku pengen bisa berdaya, nggak mengandalkan nafkah dari kamu. Kalau ditanya apakah nafkah darimu kurang? Daripada aku menyebutnya kurang, Nafkah darimu itu bukannya kurang, melainkan cukup. Namun aku ingin lebih mas, setidaknya setara dengan gaji bulananku dulu sebelum menikah. Mas, pun kalau aku ga mendapat setara dengan gajiku dulu, aku ingin bekerja untuk mengupgrade diriku sendiri. Jadi mas…”
Andini, belum sempat melanjutkan. Suaranya tercekat. Dia menangis.
Suami Andini memeluknya, dan menepuk-nepuk punggung Andini.
“Maafin Mas ya, Mas baru tau. Kamu ga mau meminta ijin dulu karena takut mas marah ya?”
“Iya mas”
“Maafin ya, kamu udah berapa lama kerja diem-diem?”
“3 Bulan mas”
“Kalau liat apa yang udah kamu lakuin. Dan anak kita masih sehat, tumbuh dengan baik, aku rasa kamu cukup kompeten dalam membagi waktu. Ingat ya Ndin, prioritas utamamu. Dan mengurus rumah, anak dan pekerjaan itu juga mas yakin nggak mudah. Mas, mengijinkan kamu buat bekerja. Dengan syarat kewajiban mengurus rumah dan anak harus tuntas dulu. Kemudian mas hanya ngebolehin buat bekerja secara remote dan pekerjaan-pekerjaan yang fleksibel.”
Bak sinar matahari yang naik sepenggal, wajah Andini yang sedari tadi muram sekarang telah bersinar kembali. Barangkali pernyataan suaminya menghangatkan hati Andini hingga kini tersalur ke matanya. Matanya berbinar, senyumnya mengembang. Lalu ia peluk suaminya.
“Terimakasih, Mas”
“Kemarin sewaktu aku nggak jadi balik ke rumah, aku sempat berpikir. Sebelum menikah denganku pasti kamu memiliki impian. Lalu setelah aku melamarmu, kemudian niat hati memuliakanmu dengan melarangmu untuk tidak bekerja seusai menikah, ternyata aku membunuh mimpimu. Pencuri. Mulai sekarang mimpimu juga mimpiku, Mimpiku juga mimpimu. Untuk kedepannya jangan ada yang disembunyikan lagi ya. Sebisa mungkin kita selesaikan berdua”
***
Rumah tangga ibarat bahtera. Kapal kayu yang berukuran besar didalamnya membawa yang banyak muatan pula menuju suatu tujuan. Kemanakah tujuan akhir sebuah rumah tangga? Apakah surga yang dituju? Tentu akan tidak mudah dalam perjalanannya. Ada ombak yang menerjang silih berganti, Ada badai di tengah cuaca yang tidak dapat diprediksi, belum lagi kalau barangkali diserang oleh monster laut? Bagaimana komunikasi antar awak dan nakhoda? Apakah masih satu tujuan? Kisah Misi Rahasia Andini semoga bisa diambil sebagai pelajaran. Keluarga, karir dan komunikasi merupakan 3 peran penting yang harus selalu diusahakan dan dijaga.
13 notes
·
View notes
Text
Paslon HEBAT Dapat Dukungan IKASMASA, Siap Mengabdi untuk Masyarakat Magetan
MAGETAN | INTIJATIM.ID – Ikatan Keluarga Alumni SMAN 1 Magetan (IKASMASA) memberikan dukungan kepada Paslon Bupati dan Wakil Bupati dengan nomor urut 2 “HEBAT” (Hergunadi Basuki Terbaik) untuk Pilkada 2024 di Magetan. Hal ini disampaikan Puspo, saat acara temu pengurus IKASAMASA dan Koordinator WGR, di kediamannya, pada Jumat (4/10/2024) “Kita berkumpul disini akan memberi dukungan pasangan hebat…
0 notes
Text
Antusiasme Peserta Temu Alumni dan Jalan Sehat Fakultas Hukum Unila 2024
LAMPUNG – Fakultas Hukum Universitas Lampung (Unila) menggelar acara temu alumni dan jalan sehat pada Minggu, 29 September 2024. Acara ini dihadiri oleh ribuan peserta, baik dari kalangan mahasiswa maupun alumni, dengan tujuan mempererat silaturahmi serta meningkatkan solidaritas antar anggota fakultas. Jalan sehat yang dimulai sejak pukul 06.00 WIB itu berlangsung meriah. Selain jalan sehat,…
0 notes
Text
TEMU SERU ALUMNI ANGKATAN 2008 / 2009REUNI PERDANA ALUMNIMADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI ( MIN ) DENPASAR
elangnusantaraberita Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) yang beralamat di Jl. Raya Pemogan Gg. Shaleh Desa Pemogan Denpasar Selatan Bali Mengadakan Reuni pada hari Minggu 01 September 2024 sekitar pukul 14.30 – 19.00 witayang berlokasi di pasar Tradisional Galang Ayu Jl. Pulau Galang Pemogan Denpasar Selatan Bali. Reuni perdana alumni Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Denpasar selatan…
0 notes
Text
Temu Ramah Alumni SMP N 2 Batusangkar, Dihadiri Bupati Tanah Datar
Tanah Datar, Sumbartodaynews-Bupati Eka Putra menyampaikan Pemerintah sangat mendukung kegiatan temu ramah dan silaturahmi berbagai ikatan alumni di Tanah Datar. Ini ia sampaikan saat menghadiri Reuni Akbar Lintas Angkatan Alumni SMP N 2 Batusangkar, Jum’at (12/4) malam di Gedung Nasional Maharajo Dirajo yang turut dihadiri Wabup Richi Aprian dan undangan lainnya. “Acara temu ramah atau…
View On WordPress
0 notes
Text
Temu Alumni Departemen Bahasa, Seni, dan Manajemen Budaya - Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (SV UGM) dengan tema "Kolaborasi Dunia Industri dan Pendidikan Vokasi"
Sebuah pengalaman yang saya tidak pernah duga sebelumnya, dipercaya untuk bisa menjadi seorang “speaker” dan berbagi pengalaman mengenai pentingnya sebuah kolaborasi antara pendidikan Vokasi dengan dunia industri sesuai dengan kapabilitas dan pekerjaan saya di ZUZU Hospitality (12/11/2022). Bicara soal kolaborasi antara dua hal tersebut sebetulnya cukup kompleks menurut saya pribadi, karena saat…
View On WordPress
0 notes
Text
Enam Sikap Komunitas Alumni HMI se-Indonesia Dukung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar
YOGYAKARTA | KBA – Komunitas Alumni HMI seluruh Indonesia melakukan Temu Kangen di Yogyakarta, Sabtu, 16 Desember 2023. Ratusan perwakilan alumni HMI ini juga mendeklarasikan mendukung capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) pada Pilpres 2024. Ada enam sikap yang dinyatakan oleh Komunitas Alumni HMI seluruh Indonesia menyikapi tahun politik ini. Adapun enam sikap…
View On WordPress
0 notes
Text
Hari Yang Aneh
Kemarin hari sabtu, sekarang ahad, aneh ga? ya engga, makanya itu aneh aowkwokw canda, jadi gini
Alhamdulillah akhir pekan ini dapet full job dokum. Dari jumat malam di Temu Alumni Anestesi FK UNS, sabtu pagi Wisuda Dzatu, siangnya Simposium SOPRANE 4th, malemnya Basket 3x3 SOPRANE 4th, ahad pagi sampe ashar Simposium SOPRANE 4th part dua. Ala kulli haal, semoga penuh keberkahan, aamiin.
Keanehan dimulai dari sabtu pagi setelah foto Wisuda sesi pagi. Karena ada keperluan nganter kamera ke temen buat back up dokum selama pagi-dzuhur dan waktunya udah mepet, motor ngebut, eh tiba tiba ada pick up belok. Kalo kiriku kosong gapapa si, nah ini ada pembatas jalan. Kaga sempet rem, glodak, ceblok. Yang pertama dicek apa? ya bener, celana karena baru aja beli kemarin jumatnya.
Alhamdulillah nggores tok, ga bolong, fiuh. Lain lain juga antara kegores atau aman, ya motornya, ya aku nya. Karena agak males sama mas mas pick up yang tiba tiba turun mobil, langsung lanjut tak lanjut motoran lagi. Ngambil kamera di Moe, ngebut lagi, alhamdulillah aman, sampai tujuan, sampai balik lagi ke Kos Lazuardi. Dan posisinya laper, makan terakhir, nasi berkat jumatan yang porsinya kecil. Pas Temu Alumni ngga makan, gara gara agak takut ditegur karena gaada yang nawarin.
Biasa, sarapan kalo ke kos Nihri pagi mah, Soto gang sebelah. Udah keluar, eh lha kok ini dompet kaga ada, di kantong jaket, perasaan tak taro disitu. Coba coba cari di kos e Nihri, whola kok ra temu meneh. Waduh, ceblok ki neng dalan.
Pertama kali kepikiran ceblok neng dalan, waduh jauh juga tadi perasaan wkwkwk. Udah agak muter Solo lah. Cukup hopeless, palagi mikiri betapa kecilnya kemungkinan dikembalikan sama penemu, pula sekalipun mau dibalikin, cara ngasi tau aku ne gimana, gaada nomer WA di dompet. Mau panik, tapi kok ya ada tanggungan dokum sama belom makan. Tapi dengan harap kecil, mugo rung kejupuk wkwk.
Akhire muter rute pergi tadi, full semua, kecuali jalan Lazuardi ke Pasar Gedhe via Moewardi. Hasilnya ga ketemu. Kelar kelar udah setengah 10, rencana sesi foto Siang jam 10. Tapi karena lapar, poko e mangan sek. Habis makan, langsung pergi, ambil titipan bunga, lanjut rektorat UNS. Asem, ternyata karena jumlah wisudawannya 1500, diundur sampe jam 11. Nungguin sama Gibran, panas panas. Sambil bikin SW kehilangan dompet.
Intinya habis nunggu, lanjut sesi Foto, puanas e ora public. Kelar jam 12 lebih. Rencana lanjut foto Simposium jam 12 wkwk tapi ya mau gimana lagi. Nyusul ngebut lagi, alhamdulillah aman. Aman dari pick up, ga dari ban bocor.
Posisinya udah deket venue acara, Grand Mercure Solo Baru, tiba tiba ditengah terik panas mentari, jder! Opo iki, takira bukan apa apa. Tapi ternyata, motor ini makin lama, makin oleng aja kapten. Ngecek ban depan yang biasanya bocor, aman aman aja ik. Lanjut lagi dikit, alah paling rosoku tok. Eh lha kok iseh. Ternyata ban belakang. Untung posisinya saat itu ada Tambal ban, langsung mampir, dicek, dan ternyata ketubles sama potongan standar motor, gede jebul. Yoweslah, langsung di tambal tubeless wae
Sebagai orang yang ga ngerti otomotif dsb, bahkan cara kerja tambal tubeless, langsung ngira bakal lama, mau ngabarin Arsyi. Ternyata cepat, cek sat set, tambal langsung, ga perlu ngluarin ban dalam, pasin, potong, cek, kelar. 15 rebu. Suwun pak.
Lanjut dokum gantiin Arsyi, dia pulang sama Naoval. aku dhewe. tekan keri, mung sak sesi, kelar.
Pas lagi, fokus dokum, tiba tiba ada yang nge wa. ping, saya Agus ojol, mau ketemu mas galih. Buset, apaan ni. ya dimana dan ada keperluan apa nggih? Mau nganter dompet. Kaget
Sebagai orang yang sangat ga bisa percaya kalo udah bahas duit duit begini, pokonya kalo ditemu ya dipek dewe, ra bakal dibalekne, po meneh ruang lingkup kehilangan e jauh, dan gaada gps e. Tapi ternyata ada Mas Agus. Bulan boleh September tapi MVP tetep Mas Agus. Panjang umur selalu orang baik, semoga senantiasa hidupnya diberi keberkahan, aamiin.
Dompet saya balik, saya sangat senang.
Setelah diulik, ternyata Mas Agus ini tau nomer ssya awalnya dari Instagram. Tapi karena di IG gaada nomer hp, beliau lanjut tanya temen di IG saya dan dapet bomer telpon lantas langsung, menghubungi WA dan bertemu saya. Tanpa ditanya saat pertama ketemu, mas saya ambil buat bensin ya mas tadi, berapa? 17 ribu. Mugi tansah diparingi berkah pakkkk.
Lanjut, pulang hati senang. Ke Kos Nihri, istirahat sampe maghrib. Lanjut fotoin Basket yang sangat menjadi first experience Dokumentasi acara olahraga. Yang ternyata, sebagai orang yang gabisa ngatur orang lain, dan sangat menghargai ekspresi yang terpancar dari hati, serta beragamnya posisi gerak pemain. Memfoto kegiatan Basket 3x3 adalah taman bermain yang indah. Sangat bersyukur berkesempatan mendokumentasikan acara tersebut. Apalagi pake lensa yang aduhai. Nilai tambah.
Kelar jam 9 kurang, mampir Nihri, makan, turu, tangi jam 2, muleh. Lanjut dokum Simpo pagi sampe sore. Dimana saat tengah acara berlangsung, bisa akhirnya kembali merasakan positifnya masuk Vagus, yaitu kedekatan senior yang bahkan sudah jadi Staff, dengan juniornya yang baru aja masuk Koas. Walau masih canggung, karena ga enak juga, lagi di tengah acara resmi Anes UNS. Semoga ada kemudahan kemudahan jalan lah dari sinu, ehem, matur nuwun sanget dokter.
Sekian, habis tu pulang, upload file, dan menulis tumblr ini sejak jam 5 kurang sore tadi. Aneh ya emang harinya, tapi indah.
0 notes
Text
Hadiri Halalbihalal dan Temu Nasional IKA Unhas, Adnan Sebut Ajang Silaturahmi Antar Alumni - Gosulsel
GOWA, GOSULSEL.COM--Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan menghadiri Halalbihalal dan Temu Nasional Ikatan Alumni (IKA) Universitas Hasanuddin Makassar (Unhas) di Bantimurung, Kabupaten Maros, Kamis (27/4/2023) kemarin. Ia mengatakan, kegiatan tersebut untuk memperat hubungan emosional antar...
http://gosulsel.com/2023/04/28/hadiri-halalbihalal-dan-temu-nasional-ika-unhas-adnan-sebut-ajang-silaturahmi-antar-alumni/
#PemkabGowa
0 notes
Text
Alumni SMK Nusyrul Ulum 2019 Buka Bareng, Pererat Silaturrahmi
SUMENEP, detikkota.com – Sejumlah alumni Pondok Pesantren Nasyrul Ulum, Desa Aeng Dakeh, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur mengadakan pertemuan yang dikemas dengan acara buka bersama (bukber), Senin (10/4/2023) sore. Temu alumni disalah satu rumah makan di Kota Keris itu bertujuan untuk mempererat komunikasi antar lulusan Ponpes tersebut yang rutin digelas setiap bulan Ramadan. Salah…
View On WordPress
0 notes
Text
Nelson Sikumbang Meriahkan Acara Alumni SPG Talu Gelar Reuni Lintas Angkatan Di Pasaman Barat
Pasbar,Sumbarlivetv.com -Setelah puluhan tahun alumni Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Talu angkatan tahun 1986 – 1991 tidak bertemu, pada Minggu (12/03/2023) para alumni mengadakan Reuni di Gedung Balerong Anak Nagari Simpang Empat, Pasaman Barat. Hadir pada acara temu alumni tersebut, Bupati Pasaman Barat dalam hal ini diwakili oleh Kepala Dinas Pendidikan Agusli yang hadir bersama Bupati Pasaman…
View On WordPress
0 notes
Text
Temu Alumni Teater Becek SMKN 1 Sumenep Angkatan 2003-2013 Berlangsung Meriah
Temu Alumni Teater Becek SMKN 1 Sumenep Angkatan 2003-2013 Berlangsung Meriah
SUMENEP, MaduraPost – Alumni Teater Becek SMKN 1 Sumenep, Madura, Jawa Timur, gelar temu bersama. Temu alumni ini berlangsung dari angkatan 2003-2013. Minggu, 19 Juni 2022. Mantan pembina Teater Becek SMKN 1 Sumenep, Fauzul Ramdhani mengatakan, jika temu alumni tersebut bertujuan demi mengikat tali silaturahmi kembali, sebab sekian tahun tak bersua. “Terimakasih atas kehadiran semua para alumni.…
View On WordPress
#Angkatan Teater Becek 2003-2013#Berita Sumenep#Guru Panutan#SMKN 1 Sumenep#Teater Becek#Temu alumni
0 notes
Text
Implementasikan Penumbuhan Wirausaha Muda, Polbangtan Bogor Gaet Alumni dan Dudi Mitra Dalam Temu Bisnis
Implementasikan Penumbuhan Wirausaha Muda, Polbangtan Bogor Gaet Alumni dan Dudi Mitra Dalam Temu Bisnis
BogorOne.co.id | Bogor – Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor didirikan untuk menciptakan lulusan sebagai jobseeker atau job creator. Saat ini, ada beberapa lulusan dari Polbangtan Bogor yang memiliki wirausaha secara konsisten. Hal ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian bahwa lulusan Polbangtan diharapkan menjadi wirausaha pertanian. Hasil evaluasi dari implementasi Penumbuhan…
View On WordPress
0 notes
Text
TEMU SERU ALUMNI ANGKATAN 2008 / 2009REUNI PERDANA ALUMNIMADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI ( MIN ) DENPASAR
elangjatim Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) yang beralamat di Jl. Raya Pemogan Gg. Shaleh Desa Pemogan Denpasar Selatan Bali Mengadakan Reuni pada hari Minggu 01 September 2024 sekitar pukul 14.30 – 19.00 witayang berlokasi di pasar Tradisional Galang Ayu Jl. Pulau Galang Pemogan Denpasar Selatan Bali. Reuni perdana alumni Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Denpasar selatan setara dengan…
0 notes