#tasyrik day
Explore tagged Tumblr posts
Text
Random rant of the day:
So I meant to fast today so I refrained from watching the 2 AM Euro game since I won't be able to drink coffee in the afternoon if I get sleepy.
I've done all the suhoor and shit, only for my dad to tell me that it's literally haram to fast today.
I'm an idiot.
5 notes
·
View notes
Text
#AstroTalk : Meroket, Merendah, Melangit, Membumi
Selamat sore menjelang senja, man! Sore ini, menjadi hari tasyrik terakhir di tahun 1440 H, ya? Sore ini juga, ketikanku ditemani segelas teh -karena tadi pagi keburu ngopi-, dan musik klasik dari Claude Debussy! Sedikit banyak, sore ini im so full with joy! Tadi, sebakda ashar, paket bukuku alhamdulillah tiba dengan selamat! Nggak seperti paket buku yang biasanya, kali ini, aku super excited. Soalnya, buku ini bener-bener udah kukejar mati-matian sejak semester 1, hahah! Kemarin, waktu ada Big Bad Wolf di Jogja, buku ini juga jadi prioritas utamaku buat dicari, dan ternyata nihil. Sampe ikut jastip sekalipun, hasilnya tetep sama. Akhirnya nekat beli sendiri, dan alhamdulillah dapet harga yang bisa dibilang murah banget! Harga aslinya, 400k sekian, dan aku dapet cuma 190k! Ditambah ongkir dari Surabaya ke Banjar, 44k. Karena Shopee suka ngasih free ongkir sekian ribu, jadi aku cuma bayar 24k!
Dan, buku ini juga jadi super spesial, soalnya jadi buku ensiklopedia kedua yang aku beli di bulan Agustus ini. Yang pertama, beli buku Encyclopedia of Knowledg e, terbitan Milles Kelly, harganya 115k di Big Bad Wolf. Nah, kali ini, beneran spesifik : tentang SPACE, alias luar angkasa, man! Judulnya, Knowledge Encyclopedia SPACE! Terbitan DK, asal Inggris. DK itu kependekan dari Dorling Kingsley, penerbitnya. Fyi, DK itu penerbit Inggris yang spesialis buku-buku pengetahuan yang asik banget, man! Tapi ya- needless to say, its pricey enough. Despite of, ada harga, ada rupa!
Kali ini, bukan mau unhaul bukunya, sih. Cuma mau cerita sedikit tentang astronomi. Disiplin ilmu yang ketika zaman kejayaan islam, disebut ilmu falak. Astronomi -yang karenanya, nama astronom Muslim semacam Al Biruni, Al Battani, kian melangit pada masanya. Astronomi yang -nyaris aja aku pilih mapel olimpiade ini ketika SMA, if only aku pinter kalkulasi. Astronomi yang -bikin aku lebih bersemangat buat menelaah isi quran, dan astronomi yang bikin aku deket sama orang! -apaan sih heo.
Been exploring astronomy since i was child, sedikit banyak, aku akrab sama astronomi, termasuk sains. Dari kecil, topik favoritku selalu satu : alien! Parah emang. Entah, mungkin karena terlalu misteri, atau karena terlalu banyak teori konspirasi soal itu. Toh, waktu kecil, pengetahuanku soal ilmuwan cuma sebatas Neil Armstrong dengan prestasi pendaratan Bulan-nya. No more.
Day by day is passing, aku masih belajar -meskipun bukan jadi prioritas utamaku, tentunya. Ketika SMA, aku nggak belajar banyak, kecuali di Fisika. Mapel yang, gurunya sering kujahili, sering nggak paham sendiri, pun subscriber remidi. Parah! Jadi aku mulai belajar lagi ketika kuliah, baca-baca lagi! Dari situ aku mulai eksplor lebih banyak hal yang realis. Kenal ilmuwan-ilmuwan muslim, Barat, banyak! Dan, selama ini, ada satu orang ilmuwan whom i adore so much, named Dr. Carl Sagan. Saking sukanya, aku sampe beli magnum opus-nya, judulnya ‘Cosmos’. Ada lagi satu astrofisikawan Amerika yang aku suka, namanya Neil deGrasse Tyson. Lagi-lagi, aku beli bukunya, judulnya ‘Astrofisika Untuk Orang Sibuk’ -padahal aku gabut parah.
Pertama kali tau Dr. Carl Sagan dari internet sama jurnal-jurnal astronomi, sih. Ternyata, beliau itu polymath of science. Master sains, cuma spesialisasinya memang astronomi. Beliau udah berkali-kali mengorbit, mengalami asam manisnya dunia per-luar angkasa-an, pasti. Kupikir nggak ada yang istimewa dari beliau, paling cuma astronom biasa. But i was totally wrong. Waktu semester 1, aku nemu sebuah video di channel yutub. Judulnya bikin aku mengernyit : The Pale Blue Dot. Titik biru pucat. I was astonished, so i clicked the play button.
Selama sekian belas menit itu, aku bener-bener tertegun, terpaku, termangu, dan -i lost my words, man. Video itu menayangkan beliau, dalam balutan pakaian favoritnya -sweater warna merah bata. Beliau menceritakan ulang apa yang beliau sampaikan waktu jadi dosen tamu di Colombia University, tahun 1996. Ini inti yang bikin aku terpana. Jauh.
Beliau menampilkan citra pengindraan super jauh dari luar angkasa, man. Sebuah foto yang terkesan buram, karena banyak noise-nya. But no, there aren’t noises, but a bunch of stars in the galaxy, man. Di foto itu, beliau menunjuk satu titik dengan panah, lantas bertanya : “Kelihatan nggak, ini apa?” Jawabannya tentu tidak. Nggak ada satupun yang bisa mengidentifikasi apa yang ditunjuk panah itu, lha wong semuanya sama, just like dusts scattered anywhere. Tapi Sagan tersenyum, dan bilang –
-“This is Earth, our home. Yang di sini kita hidup, berbagai macam ras, agama, perasaan, cinta, sakit, peperangan, perdamaian, tempat tinggal orang yang kita sayang, tempat kita bernafas, tempat adanya banyak agama -ini Bumi kita. Sebuah planet biru yang di mata kita, manusia, begitu besarnya, padahal -jauh di angkasa raya, planet Bumi tidak lebih dari sebuah titik kecil -nyaris tak kasat mata- dengan warna biru pucat. Cuma sebuah titik kecil yang bahkan kita tidak sadar, bahwa itu Bumi.”
“Satu titik biru pucat itu, namanya Bumi. Bumi yang sedemikian besar di pandangan kita, ternyata jauh bernilai zonk ketimbang semesta raya yang mana satupun manusia tidak ada yang bisa menerka luas dan panjangnya. Lantas, kalau Bumi yang di mata kita sebesar ini, ternyata begitu kecil di semesta, kita, sekecil apa? Kita terlihat sekecil apa dalam pandangan semesta?”
“Maka buat apa kita sombong, merasa paling, padahal nyatanya, kita tidak ada apa-apanya. Bumi yang sebesar ini, sekali lagi -cuma setitik kecil di semesta raya, apalagi kita. Maka buat apa, buat apa kita sombong dan merasa superior, padahal -we’re just nothing...”
Sebakda nonton itu, aku nangis kejer, man. Alay? Iya, barangkali. Tapi aku bener-bener merasa tertohok sekaligus takjub. Sebuah kombinasi perasaan yang nampak rumit. Aku bener-bener takjub, bagaimana Carl Sagan bisa berkontemplasi sejauh itu. it was really a five minutes speech about humanity that changes me a lot. Changes us, it gotta be.
Kemudian, seiring berjalannya waktu -aku berpikir, sok-sokan berkontemplasi. Andaikan Sagan tahu, bahwa Allah bahkan sudah jauh berfirman -bahwa dunia ini, nggak lebih bernilai dari sayap nyamuk. Andaikan Sagan tahu, bahwa analogi Allah yang bicara, bahwa apabila semesta raya diibaratkan seperti lautan, dan kita mencelup satu jari ke dalamnya, maka nilai dunia cuma sekadar buliran air yang tertinggal di ujung jari. Andaikan Sagan tahu, bahwa jauh sebelum ia bicara, al quran sudah menyurat tentang larangan sombong di berbagai ayat -QS Luqman ayat 18, qs An Nahl ayat 23, et cetera. Dan -andaikan Sagan tahu, bahwa jauh sebelum ilmuwan berdebat pikiran soal klausul alam semesta, Allah sudah terlebih dahulu membenamkan iblis ke neraka karena pongah dan sombongnya. Terakhir, andaikan Sagan tahu -bahwa dalam quran, dunia ini cuma permainan dan senda gurau, dan cuma di akhirat -eksistensi keabadian itu ada.
Iya, andaikan Carl Sagan tahu.
Well. Pemaknaan atas ilmu dan eksplorasinya sama quran-lah yang bikin aku semakin bersemangat buat banyak belajar astronomi, sampai saat ini. Nggak cuma astronomi, tapi juga ilmu-ilmu lainnya! Aku percaya, man. Selain buat meninggikan derajat, jadi orang yang berilmu -seharusnya juga bikin kita semakin dekat sama Allah. Semakin bijak menyikapi segala sesuatu, dan tentunya -mengamalkan satu peribahasa : Bagaikan ilmu padi, semakin lama, semakin merunduk.
Dah. Segitu dulu ceritaku, man! Pasti banyak luputnya, so kinda tell me of that! Dan kalaupun ada sedikit hikmah yang bisa dinukil, mutlak dateng dari Allah, pastinya.
Allahu ta’ala a’lam.
-sengaja dikasih hashtag, biar gampang klasifikasinya! Besok besok, kalo cerita tentang sejarah, barangkali jadi #HistoTalk!
Banjarnegara, hari pramuka 1440 H.
Heologyca @slmhnfh
44 notes
·
View notes
Text
Bahagia itu (bener-bener) Sederhana
“Bahagia itu buat Mas sederhana banget. Yaitu.. bisa tidur siang sama kamu, De.”
“Hahahaha.. Koq bisa gitu?”
“Iya.. Soalnya momennya jarang banget. Karena kalo tidur malem, udah biasa.”
“Hahahahaha.. ”, tawa kami bersamaan sembari ku jiwit pinggangnya yang mulai menebal 😅
Ya.. Bahagia itu (bener-bener) sederhana. Sesederhana punya waktu luang di siang hari di hari Ahad. Keketawaan sambil bikin video “facial rumahan”-nya Mas. Abis itu ngobrol serius tentang planning ke depan. Dan kadang diselingi isak tangis tetiba dariku. Sampai Mas parno dan berujar, “Kenapa?”
“Entah.. Ade bahagiaaaa banget.. Ade bersyukuuur banget.. Dan ade khawatir bila cinta ini melebihi kecintaanku pada Allah dan RasulNya.. Padahal jelas-jelas aku pun takut kehilanganmu, Mas..”, jawabku sambil terbata-bata karena masih terisak-isak.
“Apakah Ade berpikir bahwa Mas akan pergi ninggalin ade?!”
“Engga Mas, bukan itu.. Ade yakin mas setia sama Ade, sayang sama Ade, dan engga akan pernah nyakitin Ade. Tapi.. Ade selalu ketakutan bahwa ade begitu bahagia dengan keadaan kita sekarang sehingga ade lupa, bahwa ada ajal yang kita tak tau kapan akan menyapa.”
“Ade engga terbayang entah siapa yang akan pergi pulang lebih dahulu. Yang jelas, Ade begitu mencintaimu. Dan ade pun khawatir bila setan mampu memengaruhi ade untuk mencintaimu melebihi cinta untukNya.. ”, lanjutku.
Mas terdiam.. Dan ia memelukku erat..
“De, Mas semakin mencintaimu.. Karena Allah, tentunya..”
Dan kau tau?!
Ya.. Aku begitu bahagia..
Dan bahagia itu (memang, bener-bener) sederhana.
Sesederhana bisa lari pagi dan lari sore bersama, dengan kostum yang senada tentunya.
Sesederhana bisa hadir di walimatul ‘ursy sahabat, sambil bergandengan tangan, merasa baru menikah kemarin. Dengan kostum yang kompak pula.
Sesederhana bisa menjawab pertanyaan: Kawan : “Di rumah kamu merk TV nya apa? ” Mas : “Kami engga punya TV” 😄 Kawan : “Hah?! Istri engga masalah gitu?!” Mas : “Malah dia setuju banget. Bahkan bahagia engga ada TV di rumah. Kami bisa 'having quality time’ lebih banyak dan lebih menyenangkan. 😍😍😍
Sesederhana bisa dapet doorprize panci saat jalan santai di lingkungan RT
Sesederhana bikin telur dadar nyaris gosong sebelah, tapi rupanya dihabisin dan dibilang enak.
Sesederhana nangkep 'tamu tak diundang’ pake jebakan lem tikus, gegara bagian belakang rumah kontrakan masih agak terbuka.
Sesederhana bisa nangkep kecoa dengan plastik bareng-bareng.
Sesederhana bisa ketawa terbahak-bahak gegara cerita tentang 'semut hitam’ di sekolah.
Dan hal-hal kecil lainnya yang membuat kita tertawa lepas. Endorfin meningkat dan orang lain pun berujar..
"Mukanya aga bersihan deh. Aku engga focus di chubby nya ya.. Tapi keliatan sumringah aja. Seneng liatnya..” (kata senior)
“Senyumnya engga abis-abis deh.. Ikut bahagia liat kamu kayak gitu..” (kata temen)
“Mas-nya gemukan ya.. Tapi kliatan lebih bersih.. Putihan.. Seneng kayaknya.” (kata Mama-Papa)
Apapun itu.. Kami akan selalu berujar.. “Alhamdulillaah. Ini semua karena campur tangan Allah di dalamnya.. 😍😘”
See?! Bahagia itu (bener-bener) sederhana (banget) 😆
@Kontrakan, Tasyrik’s Day 3 Sept 2017
©amaliapratiwie
#
#43daysbeingfamily #happycouple #hope4barakah #lovelycouple
3 notes
·
View notes