#susunan crew film
Explore tagged Tumblr posts
monstervr-blog · 1 year ago
Text
Tumblr media
Dalam industri perfilman, kru film memiliki peran penting dalam menciptakan sebuah karya seni yang memukau.
Keahlian kru film membentang dari sutradara kreatif hingga ahli tata rias yang teliti.
Setiap anggota kru film membawa kontribusi uniknya, menyatukan keahlian mereka dalam sebuah kolaborasi harmonis.
Berikut ulasan lengkap mengenai susunan kru di dalam produksi sebuah film.
0 notes
ecycream27 · 5 years ago
Text
Ngedit Film? Makanan apa itu? (Part 3)
Tumblr media
Ngobrol-ngobrol soal jobdesk Editor. Ternyata masih saja ada yang meremehkan. . "Enak yaa ngedit film cuma gabung gabung gabung, potong potong potong, kasih musik, kasih efek-efek cetar, oke, yapp render", "kerenan sutradara yg leadership nya kliatan, kece, ngatur jalannya syuting, dan yang terkenal kalo filmnya sukses pastinya sutradara dong" . Heehehehe. Stop! Hentikan pemikiran kuno itu. Gini, di dunia perfilman ga ada istilah crew ini lebih penting daripada crew itu. Jobdesk ini kastanya lebih tinggi dari jobdesk itu. Ga ada. Semua mempunyai peran yang sangat sangat penting bagi satu sama lain. . "Jadi, ngedit film itu ngapain sebenarnya?" Karena editor adalah orang pertama yang ngliat film, maka "Editing is storytelling". Ngedit film itu proses menganalisa. Bagaimana bentukan cuttingnya. Bagaimana pemilihan shotnya agar bisa menciptakan mood ceritanya. . Seperti dalam hidup bermasyarakat, ada sebab dan ada akibat.. Ngedit film juga menciptakan aksi dan reaksi dalam isi cerita yang berasal dari penyusunan hasil shot-shot yang diperoleh ketika syuting. Impact atau pengaruh terhadap cerita akan berubah ketika susunan shot nya dirubah. . "Ada yang janggal", "Kok gak nyambung?", "Kok si ini tiba-tiba jadi gini?", "Loh kapan terjadinya kok tiba-tiba dah kayak gini aja?" . Masih ada yang mikir kayak gitu pas keluar dari bioskop? Atau setelah nonton film?😂 . Ada banyak contoh film-film bioskop yang bisa dikatakan gagal dalam mempengaruhi perasaan penontonnya, karena ada yang hilang dari tataran aksi reaksi yang diciptakan pada saat editing. Ya karena mempengaruhi penonton melalui feel ketika ngedit film itu gak gampang, ferguso!😂 . Hayo, setelah penjelasan singkat tadi masih ada yang mau berpikiran "halah ngedit film cuma gini"?😂 Ngobrol-ngobrol soal jobdesk Editor. Ternyata masih saja ada yang meremehkan. . "Enak yaa ngedit film cuma gabung gabung gabung, potong potong potong, kasih musik, kasih efek-efek cetar, oke, yapp render", "kerenan sutradara yg leadership nya kliatan, kece, ngatur jalannya syuting, dan yang terkenal kalo filmnya sukses pastinya sutradara dong" . Heehehehe. Stop! Hentikan pemikiran kuno itu. Gini, di dunia perfilman ga ada istilah crew ini lebih penting daripada crew itu. Jobdesk ini kastanya lebih tinggi dari jobdesk itu. Ga ada. Semua mempunyai peran yang sangat sangat penting bagi satu sama lain. . "Jadi, ngedit film itu ngapain sebenarnya?" Karena editor adalah orang pertama yang ngliat film, maka "Editing is storytelling". Ngedit film itu proses menganalisa. Bagaimana bentukan cuttingnya. Bagaimana pemilihan shotnya agar bisa menciptakan mood ceritanya. . Seperti dalam hidup bermasyarakat, ada sebab dan ada akibat.. Ngedit film juga menciptakan aksi dan reaksi dalam isi cerita yang berasal dari penyusunan hasil shot-shot yang diperoleh ketika syuting. Impact atau pengaruh terhadap cerita akan berubah ketika susunan shot nya dirubah. . "Ada yang janggal", "Kok gak nyambung?", "Kok si ini tiba-tiba jadi gini?", "Loh kapan terjadinya kok tiba-tiba dah kayak gini aja?" . Masih ada yang mikir kayak gitu pas keluar dari bioskop? Atau setelah nonton film?😂 . Ada banyak contoh film-film bioskop yang bisa dikatakan gagal dalam mempengaruhi perasaan penontonnya, karena ada yang hilang dari tataran aksi reaksi yang diciptakan pada saat editing. Ya karena mempengaruhi penonton melalui feel ketika ngedit film itu gak gampang, ferguso!😂 . Hayo, setelah penjelasan singkat tadi masih ada yang mau berpikiran "halah ngedit film cuma gini"?😂
0 notes
chandradwtr · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Sweet 20 (Indonesia/ 2017)
Dirilis sebagai film yang ikut memeriahkan nuansa lebaran, gw sejujurnya telat menonton Sweet 20. Sudah banyak review sana - sini bertebaran di sosial media. Positifnya review film ini membuat gw semakin yakin harus segera nyempetin nonton sebelum slot-nya tergantikan film lain di bioskop. Bener aja, begitu ada waktu luang, hanya tersisa 2 bioskop saja yang menayangkan Sweet 20. Yang satu bioksop di pinggiran kota Bandung yang macetnya ampun - ampunan dan satu lagi bioskop favorit para abg yang juga sering dijadikan tempat nobar film Indonesia bareng cast and crew hehe.
Sedikit cerita, udah lama juga sih ga nonton di bioskop ini. Banyak hal yang sebenernya gw males nonton disini, mulai dari susunan kursi yang bisa dibilang terlalu 'datar' (auditorium-nya kurang berundak) hingga kebanyakan para audience abg-nya dengan segala kelakuan pada saat nonton yang kadang menggangu. But, untungnya, pas gw nonton kemarin sih suasana cukup kondusif dan terkendali hahaha. Walau sudah masuk periode akhir penayangannya, jumlah penonton Sweet 20 waktu itu masih lumayan banyak. Sekitar 1/3 kursi bioskop masih terisi. Menandakan memang filmnya masih punya animo.
Oke, mari kembali kita cerita tentang filmnya. Sweet 20 merupakan remake dari film korea berjudul Miss Granny (2014). Sweet 20 merupakan salah satu dari sekian banyak remake dari berbagai negara. Sebut saja Vietnam, Jepang, Thailand, Cina. Sedangkan remake Filipina, India dan Jerman sedang dalam tahap development. Entah apa maksud dari CJ Entertaiment mengembangkan banyak adaptasi dari bermacam - macam negara. Tapi yang pasti tema Sweet 20 bukan tema orisinil, karena adapun film serupa yang bercerita tentang kembali tokohnya ke masa mudanya yang penuh gejolak dan berapi - api. Tapi selama penyajiannya berbeda mungkin ada aspek selain cerita yang bisa ditonjolkan.
Bagi kalian yang sudah menonton Miss Granny, versi orisinil dari Korea-nya pasti sudah tau jalan ceritanya seperti apa. Tidak banyak perbedaan secara garis besar, beberapa scene pun sengaja tidak dihilangkan. Tapi ada faktor di Sweet 20 yang menurut orang - orang (termasuk gw) juga menjadi nilai tambah, yaitu improvisasi dari budaya lokal yang diintegrasikan kedalamnya. Dari mulai adat masyarakat, kostum, jokes dan tata riasnya. Unsur - unsur tersebut nge-blend dengan rapih tanpa mengubah cita rasa film aslinya. Walau memang, yang namanya film remake pasti ada batasan untuk tidak terlalu keluar jalur dan mengembangkan cerita. Istilahnya mah mungkin udah punya pakemnya. Baca disebuah berita, justru dari pihak CJ Entertainment-nya lah yang memaksa untuk mengakulturasi budaya negara dimana filmnya diadaptasi, oke juga.
Pemilihan Slamet Rahardjo sebagai Hamzah menurut gw paling pas dengan karakternya. Aktingnya dapat mengimbangi kehadiran Tatjana Saphira sebagai tokoh utama. Walau sudah pasti, daya pikat utama ada pada Tatjana, tapi Om Slamet tetap jadi karakter favorit gw. Padahal, di film aslinya Miss Granny, karakter kakek lanjut usia ini ga begitu menonjol. Widyawati yang biasanya kita liat aktingnya keibuan dan anggun (bahkan sudah jadi ciri khas), sekarang berubah jadi ibu - ibu genit nan centil, jadi lucu sendiri liatnya hahaha. Dan, Tatjana, adalah favorit khalayak pemirsa, cantik dan supel. Sweet 20 bisa menjadi langkah pembuka peran - peran utama selanjutnya. 
Pada akhirnya, gw lebih suka Miss Granny dibanding versi remakenya (jujur, belum sempet nonton remake negara lainnya). Bisa jadi karena Miss Granny-lah gw semakin mengidolakan Eun-kyung Shim setelah love at the first sight di Sunny (2011). Sweet 20 is a good reminder for the genuine one.
0 notes