#sumpahpalsu
Explore tagged Tumblr posts
Text
Alhamdulillah Alloh Maha Sayang & Maha Menerima Tobat. Aku Jadi Kesayangan Alloh Saat Tobat Dari "Sumpah Palsu" #Dakwah #Islam
Fatwa Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah bin Baaz rahimahullahu Ta’ala Pertanyaan: Saya memiliki kerabat yang banyak bersumpah atas nama Allah, baik jujur atau dusta. Apa hukum hal tersebut? Alhamdulillah Alloh Maha Sayang & Maha Menerima Tobat. Aku Jadi Kesayangan Alloh Saat Tobat Dari "Sumpah Palsu" Jawaban: Berikanlah nasihat dan katakan kepadanya, “Janganlah Anda banyak bersumpah, meskipun isi sumpah tersebut benar karena Allah ta’ala berfirman, وَاحْفَظُوا أَيْمَانَكُمْ “Dan jagalah sumpah-sumpah kalian” (QS. Al-Maidah: 89). Juga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ثلاثة لا يكلمهم الله ولا ينظر إليهم يوم القيامة ولا يزكيهم ولهم عذاب أليم أشيمط زان وعائل مستكبر ورجل جعل الله بضاعته لا يشتري إلا بيمينه ولا يبيع إلا بيمينه “Terdapat tiga golongan yang tidak Allah ajak bicara, tidak dilihat oleh Allah pada hari kiamat, dan juga tidak Allah sucikan, bagi mereka adzab yang pedih. (yaitu) orang yang telah beruban tapi malah berzina, orang yang miskin tapi sombong, dan orang-orang yang menjadikan Allah sebagai barang dagangannya, tidaklah dia menjual atau membeli kecuali dengan bersumpah.” Orang Arab jaman dahulu mendapatkan pujian karena tidak banyak bersumpah. Sebagaimana kata seorang penyair: قليل الألايا حافظ ليمينه إذا صدرت منه الألية ضرّتِ “Mereka (orang Arab) jarang bersumpah, kalaupun bersumpah mereka sangat menjaganya Dan jika bersumpah, mereka akan merasa terbebani” Hal yang disyariatkan bagi seorang mukmin adalah tidak banyak bersumpah, meskipun isi sumpahnya benar (jujur), karena banyak bersumpah terkadang menjerumuskan seseorang dalam kedustaan. Dan kita mengetahui bahwa kedustaan adalah hal yang diharamkan, dan pengharamannya lebih besar jika kedustaan itu disokong dengan sumpah. Akan tetapi, tidak mengapa jika terdapat kondisi darurat atau maslahat tertentu untuk bersumpah secara dusta. Hal ini berdasarkan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari hadits yang diriwayatkan oleh Ummu Kultsum binti ‘Uqbah bin Abu Mu’ith radhiyallahu ‘anha, ليس الكذاب الذي يصلح بين الناس فيقول خيرا أو ينمي خيرا “Tidaklah (termasuk) berdusta orang yang mendamaikan di antara manusia, sehingga dia mengucapkan kebaikan atau bersumpah (karena menginginkan) kebaikan.” Ummu Kultsum radhiyallahu ‘anha berkata, ولم أسمعه يرخص في شيء مما يقول الناس إنه كذب إلا في ثلاث: الإصلاح بين الناس، والحرب، وحديث الرجل امرأته، وحديث المرأة زوجها “Tidaklah aku mendengar dari beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan keringanan terhadap (bolehnya) sesuatu perkara yang dikatakan dusta oleh manusia kecuali dalam tiga perkara: mendamaikan antara manusia dan peperangan; ucapan seorang suami kepada istrinya dan ucapan istri kepada suaminya” (HR. Muslim). Misalnya, seseorang berkata ketika mendamaikan orang (yang berselisih), “Demi Allah, sesungguhnya sahabatmu mencintai perdamaian dan ingin menyatukan kalimat, dan menginginkan demikian dan demikian.” Kemudian dia mendatangi yang lain dan mengatakan yang semisal. Maksudnya pun baik dan ingin mendamaikan saudaranya. Hal ini tidaklah mengapa berdasarkan hadits di atas. Demikian pula, jika kita melihat seseorang ingin membunuh orang lain secara zalim atau ingin menzalimi dalam hal yang lain, lalu kita katakan kepada orang tersebut, “Demi Allah, sesungguhnya dia itu saudaraku”, sehingga kita dapat membebaskannya dari orang zalim yang ingin membunuhnya atau mencelakainya tanpa alasan yang dibenarkan. Apalagi jika kita mengetahui bahwa dengan menyatakan orang itu adalah saudara kita, orang yang zalim tersebut akan mengurungkan niatnya karena menghormati diri kita. Maka dalam kondisi demikian justru menjadi kewajiban untuk membebaskan saudara kita dari kezaliman, Maksudnya, hukum asal bersumpah dusta adalah haram, kecuali jika terdapat maslahat yang lebih besar daripada dusta itu sendiri, sebagaimana tiga perkara dalam hadits yang disebutkan sebelumnya. *** Diselesa
ikan di sore hari, Rotterdam NL 8 Muharram 1439/29 September 2017 Yang senantiasa membutuhkan ampunan Rabb-nya, Penerjemah: Muhammad Saifudin Hakim Artikel: Muslim.or.id Catatan kaki: Diterjemahkan dari https://binbaz.org.sa/fatawa/7 Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/35371-jangan-banyak-bersumpah.html بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Alloh Maha Sayang & Maha Menerima Tobat. Aku Jadi Kesayangan Alloh Saat Tobat Dari "Sumpah Palsu"
#02TobatHebat#asysyakur#attawwab#bohong#nabiMuhammad#palsu#sumpah#Taubat#tawwab#tobat#umatNabiMuhammad#Alloh#blogAlloh#sumpahpalsu#tobathebat#umatRosululloh
0 notes
Text
Lirik Lagu Pelarianmu - Ghea Idol
Lirik Lagu Pelarianmu – Ghea Idol
Bilang terus terang padakuAku harus tahu maksudmuMumpung hubungan belum jauhHarap suka-sukaan dulu #Karna ku tahu putusmu masih baruBaru seminggu yang laluJujurlah baby padaku Reff:Jangan kau jadikan aku pelarianmuBila kau tak ingin hancurkan hatikuJangan-jangan pernah kau ucapkan sumpahPalsu.. Ada apa di balik hatimuTakutnya cuma alasanmuBiar terlihat masih lakuDi hadapan teman-temanmu Back…
View On WordPress
0 notes
Text
Di tengah pergeseran zaman saat ini, pemahaman sekuler kian bercokol dan menjamur di berbagai kalangan. Agama dan dunia hampir dipisahkan sama sekali. Agama merupakan privasi dari setiap individu dan orang lain tidak berhak mengaggu-gugat, apalagi ikut campur. Dari sana timbul berbagai macam fenomena yang cukup memprihatinkan. Di antaranya, semakin mudahnya orang untuk melakukan sumpah
Hampir di setiap perkataan selalu membawa sumpah. Baik dalam hal meyakinkan, melobi dan membujuk orang lain. Padahal Allah melarang perbuatan semacam ini. Dalam agama Islam menerangkan agar umatnya tidak mudah bersumpah atas sesuatu, kecuali jika memang keadaan mengharuskan.
Al-Ustadz Musbihin Sahal, Lc menyebutkan, di hadis Rasulullah pernah menceritakan bahwa ada seorang pedagang yang sering mengumbar sumpah demi melariskan barang perniagaannya. Bukannya menjadi tambah laris, justru Allah berkehendak lain. Akhirnya, dia mengalami kerugian yang besar.
“Kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita umat Islam. Tidak boleh melakukan sumpah untuk sesuatu yang mura. Seperti di dalam hadis itu, untuk melariskan dagangannya, seorang penjual bersumpah misal dagangan bawangnya kualitasnya sangat baik dan lain sebagainya,” kata dosen IAIN Salatiga ini.
Berangkat dari kejadian itu, Rasulullah menekankan umatnya untuk jangan sekali-kali mudah untuk mengeluarkan sumpah. Terutama dalam hal melariskan barang dagangan. Selain itu, lanjut Musbihin, jika memang kondisinya mengharuskan orang itu untuk bersumpah, maka bersumpahlah atas nama Allah, bukan yang lain.
“Kita dilarang untuk bersumpah atas sesuatu selain Allah. Semisal makhluk, seperti tumbuhan, matahari, malaikat atau Kakbah sekalipun. Jika ada yang bersumpah selain atas nama Allah, maka dia sudah masuk dalam orang syirik,” jelasnya.
Dilihat dari prakteknya, Musbihin memaparkan dalam Islam, bersumpah tidak harus dengan diangkat Al-Quran di atas kepala orang itu. Atau dengan sumpah pocong seperti yang biasa. Ini merupakan kebiasaan dan adat yang dilakukan oleh orang Indonesia. Sebab, dengan mengucapkan sumpah atas nama Allah saja itu sudah sesuai dan benar menurut ajaran Islam.
Adapun jika kita sudah terlanjur bersumpah, sudah seharusnya kita menepati janji dan sumpah itu. Karena kita sudah melakukan sumpah atas nama Allah. Meski orang lain, tidak tahu, pastinya Allah Maha Mengetahui dan Melihat kebenaran yang terjadi. “Jadi, kita contohkan ada seorang bersumpah akan pergi kuliah. Kita harus benar-benar berangkat kuliah,” imbuhnya.
Apabila, sambungnya, orang yang bersangkutan tidak menepati sumpah tersebut, maka dikenakan denda atasnya. Ada tiga macam denda yang harus dipenuhi. Dimulai dari memerdekakan budak, puasa tiga hari (tidak harus berturut-turut) dan terakhir dengan memberi makan 10 orang miskin dant tidak mampu.
“Nah, di sini harus mengerjakan salah satu dari denda ini. Bila tidak ada budak, diganti dengan berpuasa tiga hari. Atau jika dia tidak kuat, lalu diwajibkan baginya untuk memberi makan 10 orang miskin,” papar pria yang menamatkan pendidikan S1-nya di LIPIA Jakarta ini.
Bagaimana dengan orang yang sengaja berbohong dalam sumpahnya. Musbihin menjawab, orang yang seperti itu termasuk dalam golongan disebut “yaminu-l-lugomut”. Kata ini berasal dari kata “gomata” yang berarti mencelupkan diri. Adapun maksudnya di sini yakni mencelupkan dirinya ke neraka. Sebagaimana ayat Allah yang menerangkan, bagi orang yang bersumpah atas nama Allah dan sengaja berbohong. Maka dia kelak akan dimasukkan dalam neraka Jahannam selamanya.
“Konsekuensinya dia harus mempertanggungjawabkan sumpahnya kepada Allah di hari akhir nanti. Di samping itu, dalam Al-Quran pula Islam menganjurkan umatnya untuk tidak mudah melakukan sumpah,” tukas Musbihin di akhir perbincangan.
0 notes