#stayathomewhereyoubelongs
Explore tagged Tumblr posts
jatijepat ยท 5 years ago
Text
#StayAtHome
Panas terik, hujan, badai, badanku kurus dan sesak. Bertanya-tanya bahwa ada yang kian mendekat. Mereka membawa beberapa kata magis yang terdiri dari curiga, tipu daya, dan kecewa. Perasaan-perasaan itu tertuang dalam ketakutan.
Panas terik, hujan, badai, badanku rebah dalam nyenyak. Bertanya-tanya kepada yang kian mendekat. Mereka membawa beberapa kata magis yang terdiri dari doa, dosa, dan rahasia. Perasaan-perasaan itu tertuang dalam harapan.
Sepertinya beberapa pekan ini aku kembali nyenyak merenung, tak hanya tentang kepergian dan keberangkatan, tak hanya kepulangan dan pemberhentian, tak hanya terbatas tentang tujuan dan asal muasal, tak hanya remeh temeh yang disebut sebagai rumah. Udara semakin baik namun botol handsanitizer makin banyak terbuang.
Pandemi ini membuat kami untuk tetap mawas diri, berjaga-jaga atas jarak, berjaga-jaga atas hubungan yang pelik. Pandemi ini membuat kami untuk selalu waspada dan curiga. Pandemi ini membuat kami lebih mengenal kematian, waktu yang tiba-tiba pergi. Pandemi ini membuat lingkungan semakin bersih dan sosial yang semakin tak terawang. Pandemi ini membuatmu menjadi orang yang paling berani dan tidak takut mati. Pandemi ini juga membuatmu menjadi orang yang paling penakut dan siap untuk mati. Pandemi ini membuatmu lebih mengenal kebosanan dan hal-hal yang tidak pasti. Pandemi ini membuatmu menjadi lebih tampak sebagai pahlawan dan tampak sebagai pecundang di jalanan. Pandemi ini bersuara merdu dan membuat mata makin melihat sisi aksi si bisu. Pandemi ini membuat sebagian dari kami mati kelaparan dan sebagiannya lagi pesta kelayapan. Pandemi ini jelas membuatmu terjebak di kelas-kelas karantina. Pandemi ini membuat kami hidup dengan saling membahayakan. Pandemi ini tiba-tiba menjelma peperangan antara nabi dengan setan. Pandemi ini melahirkan kitab-kitab dan sabda perubahan.
Ada yang berubah baik maupun buruk baik itu lapisan ozon, kicau burung di pagi hari, udara yang sejuk, pemikiran orang-orang, harga cabai, tata cara sholat Jumat, tata cara pengakuan dosa, aturan baru lengkap dengan cara-cara melanggarnya, perintah para pemerintah, utang, piutang, sepeda yang makin mengkilat, rumah yang makin sepi, pembicaraan dari kejauhan, porsi isi perut, omong kosongmu, omong kosongku, omong kosong kita semua. Ada yang berubah baik maupun buruk baik itu moralitas, modalitas, mortalitas, laporan keuangan, dompet yang makin tipis, saudara menghina saudara, teman mengejek teman, orang asing yang saling bantu, harga daging ayam dan daging sapi, emisi pupuk kandang, air yang makin buruk, plastik yang makin banyak, tata cara menjaga jarak yang makin baik, tata cara bertamu dengan sopan, ada yang berubah dengan perasaan-perasaan yang tak terlalu sepi dan dipenuhi oleh ketidakmampuan, ketidakpedulian, ketidakmautahuan, ketidakpastian, ketidakpercayaan, ketidakberdayaan, ketidakbersamaan, ketidakseimbangan, dan ketidakmungkinan yang mungkin saja terjadi.
Entah apa yang aku takutkan dari perubahan-perubahan ini, tak hanya mengenai umur yang makin pendek dan pertanyaan-pertanyaan menjadi dewasa. Entah apa yang aku perhatikan dari ketakutan ini, bukanlah mati hina dan putus asa, bukanlah ekonomi maupun asmara.
Tangisku tak mengalir bagi ia yang pergi, tangisku mengalir bagi ia yang benar-benar telah membuktikan kehidupan. Tangisku ada dan berada baginya yang mempunyai keyakinan hakiki.
Sampai saat ini aku hanya sedang tak punya pendapatan materi, tapi aku sedang menambah pendapatan ilmu. Aku tetap di depan komputer, mendengarkan musik atau keluhan, membaca komik atau buku, berdiam di kamar atau di teras rumah, memandikan jenazah bapak yang wangi. Aku tetap merokok, bersepeda sore hari, kota-kota maupun desa-desa, naik gunung orak-arik, ngopi di galeri dan berkunjung ke sanak saudara. Aku tetap harus berhati-hati, aku harus tetap waspada, aku tetap jalan-jalan menyapa mereka yang ada di jalanan maupun di persawahan, mencoba berbagai macam kopi dan fermentasi, merakit dan merawat kebun juga taman, makan nasi sepiring penuh dengan bobor bayam. Aku tetap merindukan kamu, menginginkan ia, ngrasani teman di tongkrongan. Sepertinya aku memang sedang berpesta di masa paling bahaya, di masa paling bahagia. Mati karena pandemi atau mati dengan sendirinya. Yang kuingat dari hidup memang sekali dan aku harus tetap berada di rumah. Tetaplah di sana, turut berduka bagi siapapun yang tak memilikinya. Mari membaca.
Home is where you belongs
0 notes