Paper Bowl Multifungsi
Natal adalah waktu untuk pesta, menyenangkan dan tentunya harga. Meskipun ada banyak pilihan yang tersedia di pasar untuk dekorasi rumah dan barang-barang hadiah untuk membeli, itu selalu merupakan ide yang baik untuk menjadi kreatif dan menciptakan barang-barang Anda sendiri. Ini memberikan sentuhan pribadi yang hangat dan ekonomi keuangan. Salah satu item hadiah yang dapat diperhatikan adalah kertas mache mangkuk serbaguna. Supplier Paper Bowl
Hal-hal yang diperlukan:
1. koran Old
2. Wallpaper Pasta
3. Lukisan
4. dekoratif stiker
5. Vaseline
6. Varnish
7. Brush
Langkah-langkah untuk membuat mangkuk kertas mache Natal:
• Memilih mangkuk: Pertama, memilih bentuk mangkuk dan ukuran favorit Anda untuk digunakan sebagai cetakan. Ini akan menjadi bijaksana untuk mengingat bahwa mangkuk besar memakan waktu lebih lama untuk mengatur dan kering. Oleh karena itu, disarankan untuk tetap berpegang pada mangkuk sedang.
• Terapkan Vaseline: Hidupkan mangkuk dan tempat di atas nampan. Mantel luar dengan petroleum jelly. Hal ini membuat kertas menempel ke dalam panci.
• Melaksanakan lem: Membuat pasta dengan mencampur lem dengan kertas dinding air.
• Kertas Dasar: kertas Air Mata menjadi potongan-potongan kecil dan menutupi permukaan dilapisi potongan-potongan ini, lem dengan lem yang telah disiapkan. Anda dapat menerapkan lem dengan sikat kecil untuk mengurangi kekacauan. Menutupi seluruh permukaan dengan selembar kertas, memungkinkan untuk tumpang tindih untuk memastikan tidak ada bintik-bintik yang kosong. Anda bahkan dapat meninggalkan potongan-potongan tergantung kertas di tepi cetakan. Mereka dapat dipangkas kemudian. Pada akhir lapisan pertama, pindah ke lapisan kedua dan ketiga dengan cara yang sama. Biarkan malam utuh tray kering. Hari berikutnya, selama lima sampai enam lapisan tumpang tindih serupa. Supplier Paper Bowl
• Pengeringan: Tunggu sampai mangkuk benar-benar kering. Ini mungkin memakan waktu beberapa hari.
• Ukuran: Sebuah kali benar-benar kering, mengambil gunting dan memotong menggantung kertas kelebihan di tepi.
• Ekstraksi: Hati-hati angkat off dan kertas mache cetakan mangkuk. Anda mungkin perlu menggunakan pisau antara cetakan dan mangkuk.
• tepi: Buat bagus tepi cangkir dengan menempelkan potongan-potongan kertas tepat di tepi dan lipat.
• Warna: Warna mangkuk di kedua sisi. Gunakan merah, putih dan hijau untuk membawa semangat partai.
• Varnishing: Tutup mangkuk dengan lapisan pernis untuk membuat bersinar dan melindungi cat. Supplier Paper Bowl
• menghiasi: Hiasi mangkuk dengan menyenangkan stiker. Ini juga merupakan ide yang baik untuk personalisasi item dengan menulis pesan ke elemen khusus, akan menghargai Anda untuk itu.
0 notes
Piece of Happiness part4 ~
Yay semalam saya tidur nyenyak, mungkin sudah mulai dapat suasana penginapan dan kelelahan seharian berpetualang. hehe...
Saya bangun sebelum Adzan Subuh berkumbangan, sambutan hawa yang tidak terlalu dingin ya karena saya tidur pakai kaos kaki dan masih dengan jaket ijo pinjaman. Hehe... Maafkan bau minyak telon dan ilerku ya Mas~
Tujuan hari ini kami ke air terjun Tumpak Sewu. Coba searching di Google bagus banget pemandangannya. Karena acaranya ndak padat seperti kemaren, maka kami janjian berangkat pukul 8.
Nah disela bangun sampai jam 8 itu sangat panjaaang, saya putuskan untuk jalan-jalan di sekitar penginapan. Seperti waktu di penginapan Solo itu lho, tujuan utama nyari sarapan. Haha...
Eh tapi info dari Mastourguide, saya dapat jatah sarapan dari penginapan ya berarti ini jalan-jalan nyari suasana pagi kota Lumajang dan kearifan warga lokal.
Setelah mencoba tidur lagi setelah Subuhan, saya putuskan jalan-jalan pukul 6, pikirku udah padang + belum panas menyengat juga. Keluar dengan pakai pakaian tidur (wong ya itu dipakai muter-muter semalem, maklumlah backpacker, pakaian seadanya. hahaha) , pakai jaket ijo mas + kacamata (soale itu belum mandi juga tapi uwes sikat gigi kok, aman). Mulai menyusuri jalan tanpa trotoar , pengamatan sekitar saya anggap seperti jalan Gajah di Semarang yang padat tapi ndak padat banget. Eh piye ya?
Banyak anak-anak berangkat sekolah, mungkin sekolahnya ndak Negeri jadi Sabtu berangkat. Ada yang naik onthel, ada yang diantar orangtuanya naik sepeda motor, dan ada yang dijemput bapak tukang becak(mungkin langganan). Ohya becak di Lumajang itu kecil simple tanpa atribut, rencana kalau saya capek jalan-jalan ini pulangnya naik becak. Hehe tapi baca aja dulu, saya jadi naik becak apa ndak, sok tekateki ya:D
Saya ketahui dari map, itu daerah Jogotrunan Kecamatan Lumajang Kota Lumajang, eh bener ndak ya? target jalan saya sampai depan Gang Perum Tukum Indah , eaeaea... Itu rumah Mastourguide. Hehe sampai gang saja, ala-ala anak sd yang naksir temannya tapi cuma berani sampai gang takut ketahuan kayak secret admirer gitu lho. Haha opo iki?
Pengamatan tergelitik pada tempat servisan kulkas dengan nama "Kapan Cool" , guyonan ini tak kasih ke Mas, tapi dia respon datar saja. Ah selera humor saya rendah : | . Lanjut jalan saya ketemu persawahan di kiri jalan dekat sekolahan, kuamati sejenak My Sun~
Maju jalan lagi, saya lihat ada kerumunan orang. Ternyata itu penjual jajan pasar gitu, saya iseng mampir untuk melihat apa ada yang unik disana. Setelah milih-milih, jatuhlah pada corobikan (sebutan dari Semarang, kalau Lumajang Bikang sepertinya) dan Sule putih (setelah tanya penjual itu Susu Kedele, saya agak melongo itu haha)
Maju jalan lagi 10menitan, ketemu sawah yang lebih luas lagi dari deket sekolahan tadi, sambil istirahat atur napas saya amati dan resapi warna hijau padi , pohon kelapa, suara air kali dan sinar jingga dari Matahari pagi itu, komposisi yang apik untuk semangat pagi hari. Huhu... Teringat sawah di sekitar MAJT yang hilang berganti daratan pasir berdebu untuk dijadikan bangunan Komersial.
Jadi sedih deh...
Di persawahan itu saya mulai berdaya untuk memotret, untuk kenangan dan memberi makan akun IG saya Amlangit_ hehe... Setelah napas stabil, saya lanjutkan jalan-jalan pagi, cek map ternyata kurang dikit sampai Gang Perum Tukum Indah, yeay semangat~
Sepuluh menit berjalan, akhirnya sampai di Gang Perum Tukum Indah, iseng memotret gapura untuk disimpan dan pamer ke Mas. Haha...
Muter balik ke penginapan dengan semangat dan cepat-cepat, sambil terus mengamati jalan dan sepertinya saya juga diamati masyarakat sekitar. Mungkin mereka berpikir itu orang mana jalan sendiri, kasian lingak linguk. Haha GR kayak dipikirke wae. Mampir ke kios bermaksud beli deterjen, maklumlah backpacker kehabisan celana. Percakapan dengan ibu penjual:
"Bu tumbas So clean setunggal bu." "Mean wong ngendi mbak? Ndak wong kene yo , opo wong Pondokan kono kae." "Kulo tiyang Semarang bu, njih bu." "oh mulane...iki mbak sewu regone." begitu kira-kira si ibu pakai logat dan bahasa Lumajang, maafkeun penulisannya ndak sama persis dengan apa yang diucapkan hehe... Lanjut jalan ada beberapa tawaran bapak tukang becak, saya menolak halus karena masih semangat jalan. Mulai goyah saat lelah datang, eh karena ndak tahu harga yang cocok (takut nawar kemurahan atau malah keblondrok) jadi lanjut jalan lagi, pelan-pelan yang penting sampai. Yay saya ndak jadi naik becak. Hehe...
Taraaa... Akhirnya sampai penginapan pukul 7.18, lelah pun berganti sumringah, kulihat dari kejauhan mas-mas pelayan hotel berdiri depan pintu kamar saya sambil bawa makanan buat sarapan. Yeyeye... Tersaji 2 piring nasi ayam ( dimasak bersantan seperti opor tapi kuah sedikit + sambal) dan 2 gelas teh anget . Yakin deh kamar saya berbooking 2 orang. Haha... Sembari melepas lelah saya minum Sule yang saya beli tadi, lalu merendam celana dengan deterjen.
Karena lapar saya langsung melahap nasi ayam dengan sambal, saya mbatin "kok sambalnya dikit, kurang ni buat makan." eh inget perkataan mas "jangan ambil sambal banyak-banyak, sambal JawaTimuran iku pedes lho." entah penelitian dari mana padahal lomboke yo podo tapi bener Emang Pedes !
Beberes makan saya lanjut nyuci, njemur dengan hanya bantuan kipas angin level maksimal berharap sore celana sudah kering. Hahaha...
Waktu menunjukkan pukul 7.45an, saya lanjut mandi dan siap-siap karena janjian pukul 8. Jengjeng... chat balasan dari mas muncul di layar ponsel , sebelumnya saya kirim poto gang Perum Tukum Indah. Mengabarkan kalau dia baru bangun dan lagi proses pengumpulan nyawa. Kasian pasti kecapekan ya mas :'
Infonya juga Rofidah ndak jadi ikut petualang hari ini, karena ndak ada temen boncengan. Saya menyarankan untuk boncengan sama Rofidah tapi ndak dibolehin. Akhirnya jam 9 , mas siap jemput saya. Ku tawari sarapan dulu, nasi dari penginapan tadi. Hehe... lumayan ya mas. Mas bilang sebelum berangkat kita mampir dulu kerumah Rofidah, katanya mau dibawain bekal. Waw baik sekali Rofidah. Kami menuju rumah Rofidah, sampai disana ya dengan guyonan mereka, saya ndak cuma lihat guya guyu tapi juga ada kegiatan motong kuku. Haha minjem alat potong kukune Rofidah. Beberes digowoni dua kotak makan, kami pun berpamitan dan terus mengucapkan terimakasih. Dijalan saya bilang Mas kalau Rofidah kui apikan pol ya , mas jawab "ho.o ya"
Perjalanan menuju Tumpak Sewu memakan waktu 2 jam an, saya tidak henti mengamati jalan sambil cari tahu ini jalan apa namanya. Mastourguide juga mendiskripsikan jalan yang kami lalui katanya di sini banyak tambang pasir dari Gunung Bromo. Dengan fakta di jalanan banyak lalu lalang truk pengangkut pasir. Mas juga cerita kalau dia pernah ikut gerak jalan dari Candipuro sampai Kota Lumajang yang disingkat CANDIL untuk menyemarakkan HARJALU (Hari Jadi Lumajang) waw sangar sekali...saya dibimbing orang yang tepat. Hahaha...
Perjalanan menuju air terjun adalah akses Lumajang - Malang. Jalanan yang berkelok kelok mengitari perbukitan. Dipertengahan jalan kami melewati jembatan yang bernama Gladak Perak, Mas sengaja berhenti menunjukan dan bercerita sejarahnya, bahwa jembatan ini Penghubung Lumajang - Malang dan di bawahnya aliran air dari Gunung Bromo yang membawa pasir . Bila musim penghujan tiba yang mengalir air bah, saking besar alirannya bisa menggulingkan truk pengangkut pasir. Kuasa Sang Pemilik Semesta~
Ohya disisi kanan kami, masih ada jembatan Gladak yang lama, lebih kecil ukurannya dan buatan jaman Belanda, jadi pasti sudah lama tapi masih bisa dilalui.
Kami melanjutkan perjalanan setelah puas mengamati, saya kagum disertai dredeg karena jembatan sekokoh apapun pasti akan ada getaran bila ada yang melewatinya. Hehe
Suguhan jalan berkelok tak henti kami lewati. Tikungan tikungan tajam berhasil Mas lalui. Tapi rasa takut saya ndak bisa ditutupi , seringkali Mas mengingatkan agar satu irama "kalau kekiri, ya badannya juga harus ikut ke kiri ya." saya jawab sepasrahnya " iya maaf mas, ndak sinkron ini." Saat konsentrasi berkendara, Mas masih sempat menjelaskan bahwa ada tempat yang dinamai Piket Nol, yaitu Pos polisi di tempat titik tertinggi perbukitan ini. Mas juga janjini pulang mau ajak makan bakso di sekitar situ sambil lihat pemandangan dari ketinggian. Akankah terwujud? Baca dulu aja ya. Hehe...
Setelah perjalanan 2 jam, sampailah kami di gang menuju Air Terjun Tumpak Sewu. Tidak jauh dari jalan besar, kami sudah sampai parkiran. Disodori karcis parkir dan tiket masuk dengan harga 25ribu. Artinya parkir 5ribu dan tiket masuk 2 orang 20ribu. Ya harga ndak mahal, semoga benar benar untuk perawatan dan keamanan. Ohya waktu kemaren kami ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru , hanya bayar parkir dan kotak kamar mandi (berkali kali karena beser hawane adem. Hehe) Mas bersikap seperti AKamSi ( Anak Kampung Sini ) jadi ya ndak bayar pas diberhentiin di pos menuju kawasan TNBTS. Haha pinter sekali mas.
Balik ke Air terjun, dari pintu masuk kami temui jalanan menurun. Saya guya guyu karena jalanan enak. Hehe...Kira-kira 15menit kami sudah sampai di tempat memandang Air Terjun Tumpak Sewu. Saya mengamati dengan termangu, begitu indah ciptaan Allah. Aliran air terjun yang begitu kencang, seperti kapas-kapas yang berterbangan. MashaAllah ~
Mas bilang kalau kami ke Gua tetes pemandangan jauh lebih indah dan bisa dekat dengan grojogan air. Lagi-lagi saya menawar cukup memandang Air terjun dari Tumpak Sewu aja. Alesannya habis jatuh dan takut kelelahan karena besok harus perjalanan pulang. Masuk akal kan gaeees. Haha... Ngapurane mas :)
Ohya soal jatuh ternyata tangan kiri mas keteklik sedikit susah digerakkan. Hiks... Saya berjanji memijatnya, berbekal keahlian memijat diri sendiri saat pegal pegal. Semoga berhasil :"
Setelah dirasa cukup memandang air terjun , kami pun mencari tempat untuk memasak dan makan bekal dari Rofidah. Hehe... Kami memilih di dekat pos pandang dengan dudukan beton penahan bukit. Situasi ramai, mas cuek mengeluarkan kompor travelling, panci dan air. Sembari menunggu air matang , saya menuangkan Milo yang saya bawa dari Semarang ke mug koleksi mas yang dibanggakannya . Saya nyess sama Mas karena dia menuruti saya. Saat pertama sampai penginapan, saya meminta agar ndak maem mie instan dan minum kopi selama trip ini. Padahal mas penggemar keduanya. Huhu maaf ya mas :"
Taraa... air sudah matang, siap untuk dituangkan. Harum milo yang khas kami hirup lekat-lekat. Hmm... Dibukalah bekal dari Rofidah berisi nasi, sayur sop, tahu bulat (500an digoreng dadakan. Eh... ) dan pepes pindang. Saya bilang ke mas " apikan tenan nyiapke iki ya mas."
Kami lahap menyantapnya, sambil sesekali memandang air terjun dan mengamati para pengunjung lainnya, yang juga mengamati kami. Jadi amat-amatan gitu. Haha... Selesai makan kami berbincang sambil menghabis wedang milo kami. Disela itu saya ijin video call Risca teman SD saya. Yang berjasa dalam trip saya ini. Dari rencana, beli buah tangan, dan memantau saat perjalanan. So luvluv~ saya perkenalkan Mastourguide juga. Hehe walau ndak jelas gambar dan suaranya, Risca tak tunjuki pemandangan air terjun. Hehe...
Setelah beberes alat masak dan makan, kami pun berjalan pulang. Ya tadi enak datang jalanan menurun , ini pulangnya jalannya menanjak. Sering ditawari mas untuk istirahat duduk, saya menolak merasa masih kuat. Mas iseng berhenti, eh saya keenakan berhenti, tapi ndak duduk kok. Cuma ngos-ngosan. Haha...
Sampailah kami di pintu masuk tadi , saya nyletuk "wah cedhak ya, wah ngono tok ya." mas balasnya "ayo balik lagi ayo, ada yang harus dilihat lagi." saya guyu sambil narik tangan "ayoo pulang sajaaa, belum sholat dzuhur lho" haha...
Perjalanan pulang, saya minta yang mboncengke mas , mas menolak tapi saya bilang sampai ketemu Masjid saja mas. Hehe
Ketemu Masjid yang masuk 100m masuk gang. Kami lanjut perjalanan pulang yang melewati jalan berkelok-kelok tadi. Rasa takut selalu saja hadir, padahal Mas ahli dijalanan lho. huhu...
Ditengah jalan berkelok rintik gerimis pun turun, hawanya jadi semakin adem. Mas tidak mengurangi kecepatan sepedanya, saya tetap fokus memboceng, sambil berharap gerimis segera reda.
Dengan pertimbangan hujan dan perut masih kenyang, kami mengurungkan niat makan bakso. Hehe...
Alhamdulillah gerimis reda, kami sudah sampai dijalanan datar lurus ndak berkelok-kelok. Mas memilih jalan baru, lurus dipesisir pantai. Jadi samar samar terlihat laut Lumajang. Sampai ujung jalan baru, mas kehilangan arah. Buka maps tertulis "Unnamed road" , mas nyeletuk "wah kita lost in wilayahku sendiri." saya ayem-ayem saja mungkin karena bareng mas. Haha...
Tidak jauh dari kami berhenti, ada bapak-bapak lagi benerin truknya , Mas menghampiri lalu bertanya arah ke Kunir . Sang bapak menjawab kalau kami kebablasan harusnya belokan kiri speaker amalan itu . Lah itu tadi kan seng tak guyu karo mas , bapak bapak yang pembicara amalan logatnya lucu dan pakai topi koboy . hehe maafkeun pak. Setelah paham, mas pun mengajak puter balik kembali ke jalan tadi yang ada speaker amalan. Masuk gang lurus yang menandakan kecamatan Kunir , entah itu dimana , saya manut saja . Setelah lurus dan bingung diperempatan , kami kembali bertanya pada kumpulan bapak bapak yang sedang kerja bakti merenovasi sekolah. Mereka antusias sekali memberitahu jalan, matur suwun sanget njih pak , sehat sehat njih pak . Lanjut jalan , akhirnya mas hapal jalan yang dilalui dan harus kearah mana juga. Sampai-sampai dia mau mampir rumah teman Mts nya , sayangnya si teman tidak ada dirumah tanpa diketuk pintunya tanpa ditanyai. mas sudah menganggap ndak ada . jan jan...
Ternyata itu jalan tembusannya jalan Tukum , saya hapal gang rumah Mas . hehe...Yeay sampai penginapan jam 4 sore, lumayan ada waktu buat santai dan packing baju untuk pulang besok :"
Ba'dha Isya' , Mas jemput saya untuk main kerumahnya lagi ketemu orang rumah dan berpamitan pulang :" .Sesampai di rumahnya, ibunya bertanya soal pertualang selama di Lumajang , apakah senang dan bagaimana kesan saya. hehe jujur saya senang sekali atas petualangan ini. Ibunya juga menyiapkan buah tangan untuk saya bawa pulang, banyak sekali kripik pisangnya (khas Lumajang, Pisaaang) , satu tas kertas besar. Saya sangat berterima kasih bu :) . Disana saya kembali ditawari makan , dengan semangat saya melahapnya. Haha...luwe soale...
Berpamitan dengan orang rumah mas untuk pulang besok pagi-pagi. Rasanya dihati campur aduk , nano nano mungkin ya. :" : ) : (
Selanjutnya Saya diajak mas ketemu teman teman komunitas GASPALU, mereka sudah berkumpul di rumah mas Cenod. Kembali saya diperkenalkan, orang Semarang yang ndak bisa diajak omong cepet. Haha...
Lalu kami diajak ke tempat jualan salah satu teman mereka, lumayan jauh dan saya ndak tahu itu dimana. Haha gelap si... Sampai lah kami, ternyata itu tempat jual kopi dan ketan. Melihat Mas dan teman-temannya ngobrol, rasanya semangat kebersamaan mereka itu masih berkobar. Saya sebagai orang luar, ikut semangat. Tapi banyak ndak mudeng bahasanya jadi ya ming guya guyu sama nyanyi lagu jadul yang diperdengarkan disana. Haha...
Semoga pertemanan mereka awet hingga menua usia. Aamiin
Jam menunjukkan pukul 11, Mas ngajak pulang. Karena besok saya ba'da Subuh harus ke Stasiun untuk pulang. Ya hari itu berjalan sangat cepat dan tinggal beberapa jam saya harus pulang ke Semarang.
Tentang perasaan saya malam itu hingga sampai stasiun ya cukup bernyanyi "Di sini senang, di sana senang. Di mana mana hatiku senang ~ "
Ndak ada kata untuk mengungkapkan perasaan untuk Pergi dan Pulang , kita jalani saja Skenario dari Pemilik Semesta, Sebaik-baiknya ketetapan di Semesta raya dan Akhirat .
Terima kasih sudah membaca beberapa part ini ya, I hope this story makes you smile because it sure makes me smile. ;u;
0 notes