#sepatu safety untuk kerja
Explore tagged Tumblr posts
yaninurhidayati · 2 years ago
Text
Tumblr media
Jika dirasa-rasa, kehidupan ini lucu juga. Kita yang membuat ekspektasi, ketika tidak tercapai kita marah-marah. Lalu, menyalahkan diri sendiri. Padahal hasil bukanlah kendali kita. Barangkali ekspektasi kita yang terlalu tinggi, belum tersupport oleh kapasitas diri kita yang masih terlalu rendah. Aku jadi teringat dengan sebuah ayat Al Qur’an yang mengatakan, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan untuk mengatakan, 'kami telah beriman' TANPA diuji?!...” Apakah setelah menetapkan ekspetasi, tidak akan ada ujian untuk mengetahui kesungguhan diri untuk mencapainya? Sesuatu yang barangkali selalu ingin dihindari manusia, UJIAN.
Ada hal yang yang pernah terpikir olehku, membayangkannya akan menjadi hal yang menyenangkan jika aku benar-benar berada pada situasi itu. Namun, nyatanya di hari ke-100 aku menjalaninya, mungkin masih hitungan jari aku benar-benar menjalani peran ini dengan bahagia.
Suara riuh anak-anak terdengar hingga dalam rumah. Teriakan goal sesekali terdengar, membuatku ingin sekali segera menontonnya seperti hari-hari sebelumnya. Tinggal sedikit lagi apa yang aku masak siap disajikan di atas meja makan. Menu nutrisi penting untuk tubuh jompo kami, jangan sop. Kuah telah mendidih sempurna, rasa sudah pas, dan wortel sudah cukup empuk untuk digigit. Kumatikan kompor, kuambil eros, kugayung jangan sop beserta isinya dari panci ke mangkok. Kubawa menu terakhir ke atas meja. Voila! Makan malam sudah siap, waktunya bersantai sejenak menonton pertandingan anak-anak di depan rumah.
Tanah luas itu tepat berada di depan rumah kontrakan. Satu-satunya tanah yang paling luas yang ada di perumahan ini. Tanah yang seringkali dijadikan tempat tanding bola, badminton outdoor, sampai acara nikahan tetangga. Fasum serbaguna tempat menjalin silaturahmi antar tetangga, juga tempat berita terbaru dengan cepat menyebar.
“Tante Rayya!!!” suara pertama yang kudengar saat membuka pintu pagar rumah. Mbak Anggun melambaikan tangan si bungsu ke arahku. Kubalas dengan lambaian tangan paling tinggi dan senyum seriang mungkin. Kuberjalan menuju mereka dan membiarkan pintu pagar terbuka sedikit. Kugerak-gerakkan jari jemariku, membuat pertunjukkan sederhana yang membuat si bungsu tertawa riang. Dia mengangkat tangannya seakan-akan memberitahu bahwa aku pengen digendong tante Rayya. Kusambut tangan itu, lalu kugendong putri kecil yang baru berusia enam-belas bulan itu.
“Kok telat, dhek?” tanya mbak Anggun ketika mengalihkan si bungsu kepadaku.
“Iya, mbak. Menu makan malam kali ini sedikit ribet,” jawabku sekenanya.
“Merayakan sesuatu?”
“Enggak. Permintaan paksu.”
“Oh…,” jawab mbak Anggun mengakhiri topik permenuan.
“Itu siapa mbak?” tanyaku sambil menunjuk seorang gadis yang baru muncul dari belokan jalan menuju ke arah lapangan, melewati kami dengan senyuman, lalu masuk ke rumah yang berjarak tiga rumah dari rumahku.
“Itu Gina. Putri sulung Bu Joko. Dia dulu merantau ke Medan. Udah hampir satu bulan ini dia ditugaskan di Surabaya. Jadi, bisa pulang sebulan sekali. Nggak kayak dulu, setahun sekali aja sudah untung.”
Gina. Pertama kalinya ada seseorang yang membuatku teringat akan masa laluku sejak kepindahanku ke perumahan ini. Gadis berkerudung krem, ber-PDL mirip dengan yang pernah kupakai dulu, bersepatu safety dengan besi di bagian atasnya, dan tentu dengan ransel yang barangkali berisikan laptop, takut tiba-tiba si bos besar bertanya mendadak tidak peduli staffnya sedang cuti atau tidak.
***
Tahun lalu...
Menjejakkan sepatu safety di tengah tanah yang lebih sering berlumpur di kala hujan adalah salah satu scene kehidupan yang telah kubayangkan sejak mengenal apa itu praktek kerja lapangan saat kuliah. Bau semen yang begitu khas. Pepohonan yang hampir tidak ada sama sekali. Lonjoran besi di mana-mana. Tentu, tak ketinggalan, tangga scaffolding yang ngeri-ngeri sedap saat menaikinya. Tangga yang kubenci sekaligus kusuka dalam satu waktu. Karena dengannya-lah aku bisa mendapati pemandangan kota dari lantai tertinggi dan menjadi perempuan pertama yang menikmatinya sebelum menjadi viral saat gedung ini telah sempurna.
Bulai Mei yang digadang-gadang akan memasuki musim kemarau, ternyata telah mengalami cuaca yang labil dan upnormal. Sudah seminggu lebih hujan turun terus menerus tanpa henti, menyebabkan pergeseran jadwal pengecoran sangat di luar prediksi. Pawang hujan? Sayangnya itu tidak bekerja. Allah rupanya tidak menulis takdir bahwa pawang hujan itu akan berhasil dalam misinya kali ini. Seminggu lebih kami hanya bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan di dalam ruangan. Untungnya, lantai basement, mezzanine, lantai 1, lantai 2 dan lantai 3 telah tuntas proses cor. Pekerjaan arsitek dan Mechanical Electrical (ME) bisa masuk, sambil berharap hujan segera berhenti dan proses pengecoran lantai 5 segera dilakukan.
Hari ini, hari pengecoran pertama setelah off tujuh hari. Dengan semangat yang mulai membara lagi, aku mengikuti proses pengecoran yang memakan waktu satu hari penuh untuk memenuhi separuh bekisting plat lantai 5 yang telah diisi oleh besi-besi yang teranyam.
Roger... roger... Readymix terakhir datang! Readymix terakhir datang! Siap-siap test slump! Akhirnya, sebentar lagi pengecoran hari ini selesai.
"Rayya... Rayya... Rayya...," suara handy talky memanggilku.
"Ya, pak!" jawabku.
"Mbak, kamu order berapa kubik? Ini kenapa sisa banyak sekali?"
Deg! Aku yang mendengar pertanyaan itu langsung menutup mata dengan tangan kiriku. Teringat sebuah kertas berisi rincian BOQ yang digunakan acuan untuk order readymix ke supplier setiap harinya. BOQ yang kubaca adalah BOQ lama untuk pengecoran tertulis untuk pengecoran plat dan balok sekaligus 72 meter kubik. Sedangkan untuk pengecoran hari ini di jadwal baru hanya 65 meter kubik. Artinya tujuh meter kubik tersisa.
"Order tujuh puluh dua meter kubik, pak," jawabku dengan sedikit cemas. Aku telah melakukan sebuah kesalahan dan aku baru tersadar di detik-detik terakhir pengecoran malam ini akan tuntas.
"Gimana sih kamu, mbiaaaak! Kamu baca BOQ lama? Kesepakatan kita kan di rapat kemarin hanya 65 meter kubik!!!"
"Iya, pak! Maaf!" jawabku lemah. Sudah terbayang bagaimana marahnya Pak Roto yang berusaha semaksimal mungkin mempercepat pekerjaan di lapangan, namun, aku mengacaukannya.
"Pak Roto! Pak Roto! Ijin masuk, pak!" Aku mendengar suara yang tak asing masuk menyela percakapan kami.
"Iya, Ryan! Kamu ada area yang bisa dicor malam ini?!"
"Ada, pak. Tujuh meter kubik siap diterima di area tower A sisi utara."
"Oke, Ryan. Yok, semuanya siapkan jalan menuju tower A sisi utara! Segera! Beton makin mengeras. Duit ini! Duit. Yok, segera habiskan! CEPET! CEPET! CEPET!" Seketika nafasku lega. Tujuh meter kubik beton terselamatkan malam ini.  
Suara handy talky masih terdengar riuh. Bintang-bintang yang meramaikan langit malam seakan menyapaku dan bertanya apakah kau baik-baik saja? Lampu-lampu yang memberikan terang cahaya untuk para pencari nafkah di atas anyaman besi di lantai 5 itu seakan memberitahu ini pengecoran terakhir hari ini, sebentar lagi kita akan istirahat. Tenanglah. Sisa tujuh kubik itu telah ada solusinya. Are you okay, Rayya?
"Belum pulang, mbak?" suara di belakangku membuat kuterkejut. Portofon terlepas begitu saja. Buk. Jatuh tepat di luar railing balkon Site Office, untung tidak sampai terpantul ke luar lebih jauh. Aku menunduk dan melihat sebuah tangan sedang mengambil portofon melalui sela-sela railing yang tidak terlalu rapat, lalu memberikannya padaku seraya berkata, "Sampeyan terlihat lelah."
"Hehe. Makasih, pak! Maaf ya, merepotkan. Kalau nggak ada bapak, aku bisa pingsan mempertanggungjawabkan kelebihan orderan malam ini."
"Tenang mbak. Tadi tukangku mau kerja lembur menyiapkan balok dan plat untuk jadwal pengecoran besok. Dan udah diceklist. Kalau bisa dicor malam ini, kenapa nggak! Toh, kita semua yang untung kan," Ryan menoleh ke arahku, 
“He’em.”
"Sampeyan nggak pulang, karena khawatir ta, mbak?
“Nggak. Lagi pengen aja mengamati proses cor hari ini. Udah lama nggak lihat proses cor malam ditemani semarak lampu di atas sana.”
“Hahaha. Apa istimewanya, mbak?”
“Suka aja. Malam nggak selamanya ditemani bintang-bintang. Juga nggak selamanya mendapatkan cahaya rembulan. Lampu-lampu itu selalu menemani proses cor hingga tetes beton terakhir. Seakan pagi atau malam tak ada beda cahayanya. Sama-sama terang.”
“Puitis sekali. Biasanya manusia-manusia yang puitis punya tingkat kekhawatiran yang tinggi.”
“Bisa jadi iya. Bisa jadi enggak. Karena khawatir itu akan selalu ada membersamai manusia. Itu salah satu bentuk ujian manusia.”
“Sampeyan tak perlu terlalu mengkhawatirkan kejadian malam ini! Perjalanan masih panjang. Masih ada sepuluh lantai lagi.”
“Haha! Iya masih sepuluh lantai lagi ya. Masih panjang perjalanan drama proyek ini!”
“Namanya juga hidup, mbak. Kalau nggak ada drama, kata anak muda, nggak asyik,” ucap Ryan menirukan ekspresi anak muda, “Hidup itu ada yang bisa kita kendalikan, ada yang tidak. Dan kita tidak perlu mencemaskan hal yang tidak bisa kita kendalikan.”
"Sepakat! Dan kenyataan bahwa kita punya tingkat kekhawatiran yang tinggi membuat hidup lebih berwarna. Seperti malam ini. Kukira akan mulus, ternyata jantungku berdegub lebih kencang di saat-saat terakhir, ketika mengetahui aku kelebihan order. Antara merasa bersalah membuat kekacauan atau merasa beruntung akhirnya target kita hari ini terlampaui tanpa terencana. Hahaha. Allah itu Maha Baik ya!”
“Hahaha. Jantungku juga berdegub kencang sekarang, mbak."
"Mulai… Udah, ah! Makasih untuk ruang tujuh kubiknya. Jangan kapok kerja satu tim denganku. Ingat istri dan anak di rumah.” Aku menepuk bahunya dan membalikkan badan, melangkah meninggalkannya, dan masuk ke dalam kantor. Aku berjalan menuju meja kerjaku yang terlihat sangat berantakan dari jarak sepuluh meter. Barangkali jika ada orang-baru melihatnya, ia tak akan percaya bahwa pemilik meja itu adalah seorang wanita berkerudung yang dulu sering mendapatkan imej seorang ukhti. Sayangnya imej itu perlahan luntur semenjak aku memutuskan bergabung dengan kontraktor ini tiga tahun lalu. Rok yang biasa kupakai, kini telah menggantung di lemari selama sekian tahun. Aku belum pernah memakainya lagi. Tugas negara yang mengharuskan berteman dengan lumpur, tangga scaffolding, dan tumpukan material, membuatku harus memilih untuk menggantinya dengan celana. Setiap hari. Bahkan di jadwal cutiku, sekalipun.
Kertas berisikan gambar kerja, surat perintah cor, notulen rapat, dan memo-memo lainnya berantakan menutupi hampir seluruh meja hingga menyisakan satu luasan kecil yang telah tertutupi oleh sebuah tas kertas berwarna coklat. Aku berhenti tepat di depan mejaku sendiri. Mulai berpikir, apakah aku memesan makanan dari ojol, kurasa tidak. Tanganku reflek meraih tas itu dan membukanya. Sebuah buku bercover dua manusia yang berada di depan dua lukisan. Lukisan bunda maria dan langit-langit Masjid Hagia Sophia. Buku yang telah lama menjadi incaranku itu telah sampai di mejaku begitu saja. Aku melihat ada sebuah note di dalam tas itu.
"Buku untuk menemani perjalanan bertemu keluarga di kampung halaman. Semoga cutimu menyenangkan ya, mbak!"
Aku pun menoleh ke arahnya dan tersenyum. Dia penyelamat tujuh kubik betonku.
----
Esok harinya…
Bunyi sirine kereta terdengar. Gerbong besi yang konon tingkat keamanannya ditemukan oleh Eyang Habibie saat di Jerman ini bergerak perlahan membawaku menuju kampung halaman yang kurindu. Seperti biasa, tempat favoritku di samping jendela. Rumah-rumah penduduk yang hanya selemparan batu dari rel, terlihat sangat padat. Pemandangan anak-anak berlarian kejar-kejaran membuat senyuman akhirnya mampir di pagi ini. Pakaian yang tergantung pada kawat di pinggir rel pun tak mau kalah tampil dengan anak-anak kicik itu. Kereta semakin mempercepat lajunya ketika telah lepas dari kampung pinggir rel itu. Pemandangan berganti dengan berjajarnya kendaraan yang sedang antre hendak melewati pembatas kereta api. Kereta api sungguh menjadi rajanya kendaraan di darat ini.
Pramusaji mulai berlalu lalang menawarkan sarapan pagi atau sekadar camilan dengan kadar msg yang bikin nagih. Tapi ku hanya melihatnya, tak memanggilnya. Masih enggan untuk menyarap di jam sepagi ini. Ku melihat jam tangan di pergelangan kiriku, masih dua jam lagi kereta ini sampai pada kampung halamanku.
Aku membuka goodie bag yang sedari tadi sudah memanggil-manggil untuk kubuka. Kuraih sebuah buku yang masih dalam bungkusnya. Novel perjalanan 99 Cahaya di Langit Eropa. Aku sudah pernah membaca ulasannya di mana-mana. Itu yang membuatku tertarik untuk membacanya. Tak kusangka, Ryan memberikannya tepat di saat jadwal cutiku tiba dan di tengah huru hara cuaca yang tak menentu penyebab keterlambatan progress di lapangan dan tragedi tujuh kubik beton. Sungguh laki-laki yang jika ia masih single, kuingin sekali berdampingan dengannya seumur hidup.
Hanum Rais Salsabila. Wanita yang pernah kekeuh untuk menjalani LDR dengan suaminya, akhirnya memilih untuk membersamai suaminya, Rangga, yang sedang melanjutkan studi di benua Eropa. LDR? Akankah esok aku juga akan LDR dengan suamiku? Seperti kebanyakan pekerja proyek lainnya? Sebuah pertanyaan yang tiba-tiba muncul dan tanpa tahu kapan akan terjawab, karena hilal imam pun belum nampak. Berkarir terus di dunia perproyekan? Hm…sepertinya cukup empat tahun saja, tidak lebih. Karena aku memilki impian menjadi seorang dosen, dosen yang memiliki pengalaman di lapangan. Menjadi dosen pun artinya menetap di satu domisili. Lalu bagaimana jika mendapatkan suami yang tetap memilih bekerja di proyek? Akankah aku tetap menuju impianku, ataukah berubah haluan mengikuti ke manapun suamiku nanti pergi. Ah…persoalan ini rumit tanpa solusi sebelum bertatap muka dengan my future husband. 
Roda kereta sekali lagi menderit. Berhenti di stasiun S, stasiun ke-5, selama 10 menit. Seperti di stasiun sebelumnya, di stasiun ini juga ramai dengan penumpang naik. Meskipun terhitung stasiun kecil, stasiun ini telah menjadi pusat mobilitas tertinggi di kotanya.
Sepuluh menit termasuk waktu yang pendek. Penumpang yang hendak naik, telah mempersiapkan diri di belakang garis kuning. Ketika kereta benar-benar berhenti, mereka sat set wat wet memasuki gerbong kereta agar tidak tertinggal. Aku yang telah satu jam berada di dalam gerbong kereta mengamati aktivitas di luar yang sudah mulai lengang.
“Hey!” seorang laki-laki tiba-tiba duduk di sampingku. Seketika aku menoleh ke arahnya dan cukup terkejut dengan kehadirannya. “Ga nyangka ya, bisa ketemu di sini.”
“Hey!” jawabku dengan muka bingung. Laki-laki yang sudah empat tahun tak pernah jumpa, hari ini Allah kirimkan tanpa duga di sampingku. Terbesit di pikiranku, anak ini kenapa tahu aku duduk di sini? Dia secret admirer? Stalker ku yang tak pernah kutahu?
“Sebuah kebetulan yang Allah takdirkan ya,” ucapnya sambil menunjukkan tiket kereta yang tertulis nomor kursi beserta gerbongnya. Tiket yang wujudnya berbeda dengan yang kupegang. Tiket yang menunjukkan dia memesannya beberapa jam sebelum kereta ini datang. On the spot. Takdir ilahi.
“Ikutan reuni hari ini?” tanyanya membuyarkan lamunanku.
“Emang ada reuni?” jawabku yang baru sadar dari lamunan dan membetulkan posisi duduk.
“Ada. Kamu ga ikutan ikatan alumni kampus?”
“Nggak.”
“Pantes. Hari ini ada reuni kampus. Kabarnya sih akbar gitu. Mau bareng ke sana?”
“Kamu beli tiket dadakan hanya untuk reuni kampus? Sungguh anak kampus beneran. Nggak berubah, ya?” tanyaku menoleh dengan menghadapkan tubuh sedikit serong ke arahnya.
“Hahaha. Enggak. Dadakan beli tiket karena dipanggil bos besar. Harus segera sampai sebelum adzan dhuhur berkumandang.”
“Kamu kerja di Malang, sekarang?”
“Nggak. Aku kerja di kota ini. Bos besar di kota Malang.”
“Oh…”
“Mau ikutan reuni nggak? Ayo, datang bareng. Udah lama kita nggak dateng acara bareng.”
“Nggak. Aku mau jumpa bapak ibu.”
“Udah, ikut aja. Ntar aku anterin sampe rumah.” Deg! Anak ini! Tetap dengan sifatnya. Tidak berubah. Sekali jumpa denganku, aku harus turut serta dengannya. Dia pun akan rela membayarnya dengan mengantarkanku sampai depan pintu rumah dalam keadaan perut kenyang dan bertemu bapak ibu sekadar menceritakan kegiatanku bersamanya di hari itu. Takut akan dicap sebagai teman putrinya yang nggak baik.
Iya. Teman. Kami hanya teman. Teman yang seringkali memunculkan gosip bahwa kami memiliki hubungan lebih. Gosip itu pun sempat membuatku mempertanyakan kejelasan hubungan kami.
“Yo,” tanyaku saat kami memutuskan belajar bersama di teras perpustakaan.
“Hm,” jawabnya pendek sambil menulis tugas kuliah.
“Kita jadian aja, yuk!” ajakku to the point yang membuat Rio menghentikan gerakan pulpennya. 
Satu detik. Dua detik. Tiga detik. “Nggak, ah!” jawabnya tanpa menatapku.
“Kenapa?” desakku dengan menatapkan mataku ke arah matanya walau aku harus menempelkan pipiku di atas meja dan kakiku sedikit berjinjit. Demi melihat ekspresi wajahnya yang masih menunduk mengerjakan tugas kuliah.
Akhirnya dia meletakkan pulpennya dan menatapku dalam-dalam, “Aku suka kamu. Kamu itu istri-able, bukan pacar-able. Aku lebih seneng ngejaga kamu dengan hubungan seperti ini. Tidak perlu terbebani dengan perasaan kita masing-masing. Karena perasaan yang kita miliki itu sudah fitrah. Kalau pun suatu saat nanti akhirnya kita terpisah jarak dan waktu, kamu nggak perlu mencemaskan aku, aku pun tidak akan mencemaskanmu. Aku punya impian, kamu pun punya impian. Kita raih impian kita masing dulu. Jika sudah waktunya, nanti pasti akan bersama. Percaya!” Ia mengakhiri kalimatnya dengan senyuman menyakinkanku.
Mendengar jawabannya, aku hanya bisa diam. Terpaku. Berpikir keras. Dia suka aku? Sejak kapan? Jadi, selama ini dia menghabiskan banyak waktu denganku, karena dia ingin menjagaku? Kok bisa sih? Momen yang tak akan pernah kulupakan sepanjang hidupku. Dan hari ini ingatan akan momen itu tetiba muncul kembali setelah sekian tahun. Sikapnya. Cara bicaranya denganku. Sama. Tidak berubah.
“Kamu suka baca buku?” sekali lagi dia membuyarkan lamunanku.
“Oh, ini? Nemenin aja. Biar ga bosen di kereta. Ga ada yang diajak ngobrol.”
“Oh… buku bagus itu. Sembilan puluh sembilan cahaya di langit Eropa. Seorang Napoleon Bonaparte yang diduga tertarik dengan islam, sengaja membangun Eropa dengan titik awal di Arc de Triomphe menuju Ka’bah. Jika dugaan itu benar, sungguh Islam benar-benar telah memberikan cahaya di seluruh muka bumi ini. Panglima selevel Napoleon tunduk dengan cahayaNya,” penjelasannya membuktikan bahwa ia masih sama dengan Rio yang dulu. Lelaki cerdas. Suka membaca sekaligus menganalisa. Aku selalu kagum dengan cara dia berpikir.
“Dan negeri Eropa telah sedemikian pesat berkembang dengan mengamalkan nilai-nilainya, sayang mereka belum mengimani agama ini,” tambahku.
“Sepakat!” ucapnya menoleh ke arahku seraya menyodorkan gawainya, “Simpan kontakmu di hape ini ya.”
Pertemuan tak terduga yang menjadi awal hubungan kami terajut kembali. Setahun lagi, satu impianku sempurna aku jalani. Bekal pengalaman di lapangan menambah portofolio dan rasa percaya diriku untuk memulai karir di dunia pendidikan formal. Rio pun begitu, satu impiannya akan sempurna ia jalani, satu tahap lagi menjadi Site Engineer Manager termuda di perusahaan yang sudah ia incar setahun sebelum kelulusan.
***
Calon imam mulai nampak hilal. Namun, jawaban atas pertanyaan, akankah aku menjalani hubungan jarak jauh setelah menikah, bagaikan memasuki taman labirin. Bingung, pusing, serasa masih jauh menemukan muaranya.
Menikah tidak sebercanda itu. Menikah artinya siap untuk membangun sebuah peradaban baru penerus generasi penjaga bumi. Memang, semua-muanya sekarang serba berteknologi, bahkan yang jauh menjadi dekat. Tapi, apakah sebuah pernikahan jarak jauh hanya satu-satunya pilihan, padahal kita masih bisa memilih pilihan lain yang lebih Allah ridhoi? Takut rezeki akan seret karena harus resign dari kerja dan memilih untuk mengusahakan selalu bersama? Bukankah menikah sendiri adalah sebuah rezeki? Rezeki yang harus dijaga. Bukankah Allah menakdirkan seorang manusia yang menjadi pasangan kita untuk menjadi penenang jiwa, pembuka pintu rezeki untuk kita? Tentu, secanggih apapun teknologi, bonding yang paling powerfull adalah ketika bertatap muka langsung, bukan dengan video call. Secanggih apapun teknologi, keberkahan rumah tangga akan lebih banyak turun ketika sepasang suami istri lebih sering bercengkrama di bawah satu atap rumah, bukan dalam satu forum chatting teknologi. Secanggih apapun teknologi, manusia akan lebih merasa tidak sendirian, ketika pasangannya berada dalam jangkauan penglihatannya, walau tidak sedang beraktivitas yang sama. Ah… ketika keduanya menjadi pekerja proyek yang harus berpindah-pindah domisili memang memiliki konsekuensi ini. Menikah dengan LDM atau salah satu bersedia untuk ikut ke manapun pasangannya ditugaskan. Dan itu yang menjadi dilemaku ketika Rio datang kepada orangtuaku memintaku menjadi istrinya, sebulan setelah pertemuan kami di kereta kemarin. Berdiskusi dengan orangtuaku pun serasa ah…sudahlah!
“Kamu bakal resign?” tanya mama terkejut ketika aku menyampaikan rencana resignku.
“Iya, Ma.”
“Kenapa? Kenapa kamu harus resign?” Mama terlihat mulai menunjukkan emosi ketidaksetujuannya terhadap rencanaku.
“Aku nggak mau LDR-an Ma setelah nikah,” terangku.
“Kamu yang nggak mau atau Rio yang nggak ngijinin kamu berkarir?” Mama memulai pertanyaan-pertanyaan menyelidik.
“Rio ngijinin aku berkarir. Akunya nggak mau LDR-an abis nikah, Ma,” aku masih santai menjawab segala pertanyaan Mama.
“Rayya. Menjadi istri itu nggak harus selalu di rumah aja! Kamu bisa berkarya di luar rumah,”
“Ma… ini pilihan Rayya. Rio juga nggak maksa Rayya buat ikut dia ke mana pun penempatannya. Kenapa mama emosi, sih?”
“Karena wanita tanpa kemandirian finansial hanya akan membuat dia tidak berdaya, Rayya!!”
“Tapi kemandirian finansial juga akan membuat wanita tersebut abai terhadap suaminya, Ma!!”
“Rayya!” Plak! Tamparan mendarat di pipiku.
Pertama dalam seumur hidup, mama menamparku. Aku tercengang, wajahku memerah panas, air mataku menggenang. Aku tinggalkan mama di ruang makan, dan BRAK! Aku tutup pintu kamar sekeras yang kubisa. Aku berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis, tapi gagal. Sekeras apapun aku menahannya, ia tetap jatuh.
Tamparan? Hanya berdiskusi tentang hal itu, mama sampai menamparku? Salahnya di mana? Ketika nggak setuju, haruskah dengan menampar? Toh, apa yang aku utarakan adalah sebuah fakta. Kesibukan mama di luar rumah membuat mama abai terhadap ayah.
Tubuhku terasa tegang dari ujung rambut hingga ujung kepala. Jantungku berdegub kencang, nafasku cepat, membuat aku berjalan mondar mandir entah sudah berapa putaran. Aku paksakan duduk di tepi ranjang, kupaksa bernafas lebih sadar, tapi air mata tetap mengalir dan pikiran secepat kilat me-recall memori-memori masa lalu. Tanganku masih mengepal, emosi tak tertahankan membuatku memukul-mukul bantal dan teriak sekencang mungkin. Aku tidak peduli apa kata tetangga.
Tok! Tok! Tok!
“Rayya… Ayah boleh masuk?”
Aku tidak menyahut panggilan ayah. Tak lama, Ayah sudah duduk di sampingku, di tepi tempat tidur. Kami menghadap ke arah luar jendela, ke titik yang sama.
“Nak, maafkan mamamu ya! Dia sama sekali nggak bermaksud menampar kamu. Itu refleks dari emosinya yang memuncak.” Aku masih sesenggukan, kepalan tanganku mulai merenggang.
“Kamu lihat pohon itu, Nak? Mungkin usianya seusiamu lebih mudah beberapa tahun. Kamu inget nggak, kalau kita yang menanamnya bersama-sama saat kamu umur tiga tahun? Kamu merengek terus untuk ikut ayah merapikan halaman itu. Rengekanmu sungguh membuat gempar tetangga jika ayah tidak menuruti. Akhirnya, ayah mengizinkan kamu ikut menanam beberapa pohon. Salah satunya pohon ini. Dulu, dia hanya setinggi ini ketika di tanam,” ayah memanjangkan lengan kirinya, “sekarang, tingginya sudah melebihi atap rumah kita. Banyak hal yang ia lewati. Panas matahari yang membakar. Hujan badai yang membuatnya basah kuyup. Petir menggelegar yang selalu tertarik dengannya. Lihatlah, ia semakin berdiri kokoh. Dari ranting yang setebal lengan ini, menjadi pohon yang kita peluk pun tak sanggup mempertemukan jari jemari tangan kiri dan kanan kita. Dari daun yang tidak bisa melindungi kita dari terik matahari, menjadi rimbunan daun yang jika kita duduk di bawahnya kita bisa berteduh sepanjang hari. Nggak ada hidup yang santai kayak di pantai terus menerus, Nak. Mungkin ini salah satu badai kecil yang harus kamu hadapi.”
“Trus aku harus gimana, Yah?” tangisku mulai mereda dan kepalan tanganku mulai membuka.
“Kamu boleh marah. Kamu boleh nangis. Terima semua emosi yang menghampirimu. Salurkan semuanya. Nggak ada yang salah dengan emosi itu,” ucap ayah sembari mengelus kepalaku, “Kami, orangtuamu, hanya manusia biasa, Nak. Seringkali kami khilaf terhadap kamu. Marah. Ngomel. Atau sampai memukul kamu. Kami pun sama denganmu, berusaha memahami kamu, tapi terkadang tidak paham jalan pikiran kamu. Ada banyak hal yang berbeda antara kami dan kamu. Suatu saat, ketika kamu sudah menjadi kami, kamu akan mengerti,” ayah merangkulku.
“Tapi sakit, Yah! Mama nggak harus ngomong gitu kan di depan Ayah tadi,” kuletakkan kepalaku di pundak ayah. Sandaran paling nyaman dan paling menenangkan.
“Pssst!”
“Kenapa ayah selalu diam? Kenapa ayah nggak ngomong?” aku menegakkan kepala dan memutar tubuhku sedikit menghadap ke arah ayah.
“Pernah, Nak! Ayah pernah,” ayah tetap menghadap ke arah keluar jendela dengan wajahnya yang tetap meneduhkan. “Tapi, setelah itu, Ayah sadar. Mama kamu hanya seorang manusia biasa, yang asal penciptaannya dari tulang rusuk. Tulang rusuk yang akan selalu bengkok. Tulang rusuk yang jika dipaksa untuk lurus, ia akan patah. Ketika patah, ia tak lagi bisa berfungsi menjaga hati si empunya tubuh. Dan Ayah tidak ingin mamamu patah. Ayah memilih untuk mengalah agar kapal ini tetap berlayar. Jika tidak ada salah satu dari kami yang mengalah, sudah sejak lama kapal ini karam, Nak.”
Dari wajah ayah, aku melihat bahwa pohon yang telah menjadi kokoh dan rimbun itu adalah ayah. Ayah yang menjadi ayah rumah tangga untukku, anak semata wayangnya. Ayah yang menjadi kepala sekolah untuk guruku, mama. Guratan pada wajahnya mengisyaratkan bahwa telah banyak kejadian besar dalam rumah tangganya yang telah ia taklukkan dengan usaha maksimalnya. Telah banyak hal yang tentu ia korbankan agar kapalnya tetap berlayar mengarungi samudra kehidupan yang penuh kejutan.
“Mamamu hanya khawatir dengan kamu, Nak. Ia sadar sekali, walau wajahmu sangat mirip dengan Ayah, namun karakter dan sifatnyalah yang ada pada diri kamu. Mamamu tahu kalau kamu nggak akan betah terus menerus di dalam rumah dengan aktivitas rumah yang monoton. Mamamu tahu kalau kamu suka pekerjaan yang menantang, dan mengurus pekerjaan domestik itu kurang menantang.”
“Trus, yang tentang kemandirian finansial? Selama ini aku melihat mama bertindak seenaknya terhadap ayah. Mentang-mentang menghasilkan duit sendiri, aku nggak mau merasa lebih tinggi dari suamiku nanti, Yah.”
Ayah tersenyum, “Setiap awal pernikahan, tidak semua pasangan baru memiliki finansial yang cukup, Nak. Dulu, Ayah belum seperti sekarang. Ayah belum bekerja dengan penghasilan yang tetap dan cukup setiap bulannya. Sedangkan Mamamu, sudah. Ayah belum bisa memberikan sepenuhnya kebutuhan lahir Mama kamu. Kebutuhan dapur pun kadang sebulan cukup, kadang enggak. Sisanya ditutupi oleh penghasilan Mama kamu. Mama kamu khawatir kalau Rio yang sekarang seperti Ayah yang dulu. Mamamu hanya ingin memastikan kamu tidak perlu mengalami apa yang ia alami dulu di awal pernikahan.”
“Rio kan sudah kerja empat tahun, Yah!”
“Itu belum menjamin pengaturan keuangannya baik, Rayya. Kamu sudah pernah membicarakannya?”
Aku terdiam, karena memang aku belum pernah menyentuh topik itu sama sekali. Aku masih merasa itu hal tabu untuk diobrolin di awal.
“Bicarakanlah, Nak! Agar itu bisa membuat kamu lebih tenang menjalani rumah tanggamu nanti. Mama dan Ayah memiliki sebuah kesepakatan yang kami buat agar Ayah nyaman, Mama nyaman, dan kapal ini tetap ajeg walau badai menghadang. Salah satunya tentang pengaturan keuangan. Di dalam agama kita, berlaku hukum keterpisahan harta antara suami dan istri. Itu yang kami sepakati di awal. Mungkin mama terkesan abai terhadap Ayah, tapi sebenarnya tidak. Kami memiliki waktu bersama untuk membicarakan segalanya dan menyepakati solusinya. Kami menjalankannya dan tidak mempedulikan apa kata orang. Karena kamu adalah buah hati ayah mama, ketika tadi kamu mengeluarkan statement itu, perlu menurut ayah meluruskannya.”
Kalimat-kalimat ayah membuatku makin terdiam. Ada banyak hal yang tidak kutahu tentang pernikahan. Yang kutahu ayah dan mama selalu bertemu setiap hari, setidaknya saat sarapan dan makan malam. Saat itulah kami membicarakan segala hal tanpa distraksi gawai. Setelahnya, mereka tak banyak bicara dan sibuk dengan urusannya masing-masing, walau berada dalam satu tempat. Ternyata itulah cara mereka mendukung satu sama lain, memberikan ruang berkarya untuk menumbuhkan potensi yang ada.
Satu atap. Ruang berkarya. Bertumbuh. Keberkahan. Banyak kata kunci yang berseliweran dalam benakku, memberikan andil pada keputusan besar yang akan kubuat. Menikah, pasti. Rio adalah lelaki yang entah sejak kapan ia berhasil mencuri perhatianku dan membuatku yakin bahwa kami bisa bertumbuh bersama. Berfokus pada rumah, ini yang masih kupertimbangkan. Keinginan paling besar dalam hidup setelah pernikahan adalah bisa sering bertatap muka dengan suami membicarakan banyak hal tentang masa depan keluarga kami.
"Abis nikah, aku resign, ya! Aku bakal ikut kamu di mana pun penempatan kamu," kataku kepada Rio saat kami mulai membicarakan masa depan di teras perpustakaan yang sering kami singgahi dulu waktu kuliah.
"Kamu yakin bakal melepaskan karir kamu, Rayya?" kata Rio yang cukup terkejut dengan pernyataanku.
"He'em. Bulan depan kita sudah menikah. Tepat empat tahun aku menimba ilmu di dunia perproyekkan. Kurasa cukup dan satu impianku telah sempurna tercapai. Waktu yang tepat untuk mencoba hal baru," jawabku mantap.
"Apa yang membuatmu mengambil keputusan itu? Kamu pintar. Kamu punya nilai akademis yang baik. Dan kamu punya kesempatan besar untuk meniti karir di perusahaanmu sekarang. Aku ga masalah kalau kita nanti harus LDM. Toh, aku kerja setiap hari dan hampir selalu lembur. Terus gimana dengan rencana sekolahmu?"
"Aku masih ingin lanjut sekolah, tetapi mungkin itu bisa kita bicarakan lagi. Hal terbesar yang ingin aku capai dalam pernikahanku adalah aku pengen kita jumpa setiap hari nantinya. Aku pengen kita bisa pillow talk mendiskusikan banyak hal untuk masa depan keluarga kita. Tanpa alat komunikasi untuk menghubungkan jarak kita yang jauh. Dan tentunya, aku pengen mencium tanganmu setiap pagi saat kamu berangkat kerja dan mendoakanmu dalam jarak dekat. Urusan rumah serahkan saja padaku," aku menatapnya sambil tersenyum, "tentu dengan satu syarat."
"Apa itu?" tanyanya menyelidik.
"Kasih aku uang jajan khusus, ya! Hahaha," jawabku sambil tertawa.
"Hmm... baik," jawab Rio dengan senyum manyun lalu membetulkan posisi duduknya, "betewe, terima kasih, ya! Sudah mau mengalah untuk selalu bersama saat menikah nanti. Jujur, aku tidak berekspektasi kalau kamu bakal memutuskan hal itu. Tentang sekolahmu nanti, insya Allah akan aku dukung."
"Itu soal prinsip, Rio," jawabku. Keputusan telah dibuat. Ada rasa deg-degan membayangkan seorang Rayya yang suka lembur, sering ngeluh kalau pulang larut, selalu pakai PDL setiap hari, akan menjadi Rayya yang sering berada di rumah, mengerjakan segala hal di rumah agar suaminya senang saat pulang rumah rapi, makan malam sudah tersedia. Uwuuu banget.
***
Hari ke-30 setelah resepsi pernikahan.
Mendapatkan keberkahan, memang harus mengalahkan ego. Surga tak didapatkan hanya dengan tawa riang. Karena tawa riang yang terlihat menyenangkan, seringkali membawa manusianya terjerembab dalam neraka.
Tiga puluh hari berada di rumah saja, ternyata memang bukan Rayya yang sebelumnya. Benar kata ayah dan mama. Pekerjaan rumah itu monoton dan kurang menantang bagiku. Tak seperti hari-hari sebelum menikah, awal pagi selalu terisi dengan semangat membara, ada perasaan bahwa aku akan menemui sesuatu yang menyenangkan di tempat kerja. Setelah pernikahan, awal pagi seperti itu hanya bertahan seminggu. Selebihnya, aku harus terus mencari hal yang membuatku bisa tetap bersemangat mengawali hari. Mulai dari nonton Youtube Devina Hermawan untuk menemukan resep simple tapi endeus, sampai cek out peralatan mbenthel untuk menemani sore yang kadang gabut. Tapi semuanya tetap tidak bertahan lama. Aku harus terus mencari sesuatu yang membuat Rayya yang dulu kembali. Rio pun merasakannya.
“Yang,” ucap Rio suatu saat makan malam di hari ke-50 pernikahan kami.
“Hm…,” jawabku pendek sambil mengunyah makanan.
“Nggak pengen balik kerja?” tanyanya agak kurang jelas karena sedang mengunyah makanan.
“Kenapa, yang?” tanyaku balik ketika suapan terakhir telah sempurna kutelan.
“Biar kamu bisa ceria seperti dulu.”
“Emang sekarang nggak ceria?” tanyaku sambil merapihkan meja makan dan menunggu Rio selesai dengan makanannya.
“Enggak,” jawabnya menggeleng. Ia telah menghabiskan seluruh makan malamnya.
“Kok bisa?” aku menyandarkan diri ke kursi makan.
“Yang… gapapa banget lho, kalau kamu mau kerja lagi. Aku dukung. Dulu kan aku pernah bilang, gapapa banget kalau kamu mau meniti karir dan kita LDRan.”
“Tapi aku tetep nggak mau LDRan, Yang.”
“Oke, kamu nggak mau LDRan. Kamu cari kerja yang bisa kerja dari rumah aja. Karena kamu yang sekarang seperti bukan kamu. Ga bisa diajak bercanda seperti dulu. Bawaannya sensi mulu. Padahal dulu kalau aku becandain, reaksi kamu ga seserius itu. Aku nggak tau ya, kamu ada pikiran apa. Ini hanya dugaanku. Kamu kangen kerja ya?”
“Aku nggak tau aku kangen kerja atau nggak, Yang. Tapi rasanya aku useless di rumah ini. Ya…meskipun pekerjaan domestik setiap hari ngantre, tapi masih ada perasaan yang nggak bisa aku jelasin dengan kata-kata.”
“Hayuk, aku bantu menemukannya.”
“Apa?”
“Yang bikin kamu bingung.”
“Yakin?”
“Emang kamu sudah tau?”
“Kemarin aku mulai menuliskan apa yang bikin aku kayak gini. Hanya, ini perlu divalidasi sama kamu.”
“Coba apa aja?”
“Sepertinya karena aku terbiasa untuk menghasilkan uang sendiri, Yang. Mendapatkan uang bulanan dari kamu, seharusnya bisa sama bahagianya ketika mendapatkan uang dari keringat sendiri. Nominal besarannya sama. Beban kerjanya lebih ringan.”
“Hey, mengurus rumah itu nggak ringan, Sayang.”
“Ringan. Hanya monoton. Itu yang membuat tantangannya tak sebesar ketika aku di proyek dulu. Selain itu, aku tidak berjumpa dengan manusia lain. Tidak ada yang bisa kuajak ngobrol.”
“Kamu nggak pernah maen ke rumah mbak Anggun, istrinya mz Pras, teman kantorku? Kan rumahnya di depan kita.”
“Pernah. Tapi feelnya berbeda.”
“Fix, kamu memang butuh kembali ke dunia sipil, Yang.”
“Gitu, ya?”
“Iya. Kamu rindu dengan duniamu, Yang.”
“Kamu ga papa?”
“Aku nggak papa. Aku ridho. Asalkan aku tetap menjadi prioritas pertama kamu,” jawabnya memberikan senyuman menyakinkan itu lagi.
Berada di tempat asing, tanpa teman dan keluarga, membuatku lebih memilih untuk berdiam diri di rumah. Ingin sonjo, tapi mulai dari mana. Seringnya, bukan aku yang mendahului, tetapi para ibu-ibu tetangga yang memulai. Tanah luas yang di depan kontrakan menjadi penyelamatku dari kesendirian. Ibu-ibu tetangga tiba-tiba menyapa dan mengajak bergabung menonton anak mereka bertanding. Seringkali aku iyakan. Setidaknya aku telah mencoba untuk membaur dan memperkenalkan diri kepada mereka. Tapi, tetap saja ada sebuah ruang yang kosong tak bisa terisi oleh hal-hal itu. Entah apa itu.
Hingga, suatu ketika ada yang menelponku. Di hari ke-100, di pagi hari setelah Rio berangkat kerja. “Halo, Assalamu’alaikum,” aku menjawab telepon dari nomor yang asing bagiku.
“Wa’alaikumsalam, Rayya. Ini Bu Kris,” suara empuk di seberang sana membuatku teringat akan masa lalu yang menyenangkan. Ada rasa yang mulai mengisi ruang kosong itu. Tapi aku belum tahu apa.
“Eh, bu Kris. Apa kabar? Maafkan nomornya belum tersave,” jawabku basa basi.
“Nggak papa. Kamu sekarang di mana?”
“Di Banyuwangi, Bu. Ibu di Banyuwangi?”
“Iya. Ibu di Banyuwangi. Sekarang sedang di hotel Amaris. Kalau Rayya tidak sibuk, boleh kita bertemu?”
“Jam berapa ibu senggang?” aku langsung mengiyakan. Sudah lama aku tidak berjumpa dengan Bu Kris. Sudah lima tahun berlalu.
“Rayya senggang jam berapa?”
“Sekarang senggang, bu.”
“Sekarang aja, yuk! Ibu tunggu di restoran hotel, ya.”
“Baik, bu,” kataku bersemangat. Bu Kris. Wanita yang pernah menjadi atasanku saat aku magang di kantor BUMN besar. Wanita yang sudah seperti ibuku sendiri. Ibu ideologisku.
Tak banyak kata, kulaju motor menuju Hotel Amaris. Ada banyak hal yang terlintas di dalam ingatan. Pengalaman magang pertama selepas lulus kuliah. Pertama kali mengenal dunia kerja yang nyatanya mengharuskan kita memberikan toleransi terhadap hal-hal yang tidak sesuai teori di perkuliahan. Pertama kali gejolak batin muncul begitu hebat dan Bu Kris lah yang memegang tangan ini agar tidak masuk dalam pusaran kegalauan yang terlalu dalam. Semoga hari ini pun Bu Kris membawa berita baik. 
“Hai, Rayya,” teriakan Bu Kris membuatku menoleh, lalu menuju ke arahnya.
“Assalamu’alaikum, bu!” aku meraih dan mencium punggung tangannya.
“Wa’alaikumsalam. Wah, Rayya makin bersinar saja wajahnya. Sini, duduk!” bu Kris menepukkan tangan ke kursi sebelah tempat ia duduk.
“Makasih bu. Ada agenda apa, bu di sini?” tanyaku basa basi di sampingnya.
“Ada yang harus ibu urus di sini. Tapi ibu nggak bisa lama-lama di kota ini.”
“Ibu sudah berapa hari di sini?”
“Sejak kemarin siang. Turun pesawat, ibu langsung menuju lokasi. Ibu mikir, siapa ya yang bisa ibu delegasikan untuk melanjutkan tugas ini. Semalaman ibu mikir. Iseng ibu buka instagram dan story kamu muncul. Jadilah, pagi ini ibu telpon kamu. Untung nomor kamu nggak ganti,” ucap Bu Kris dengan logat bugisnya yang khas, “Terus terang, kerjaan ibu di kantor pusat sedang menumpuk dan harus selesai akhir bulan ini. Dan agenda ini permintaan pak Bos.”
“Kerjaannya tentang apa?” ruang yang kosong itu terasa mendapatkan angin segar.
“Jadi, pak Bos punya lahan di sini. Beliau ingin membuat rumah lengkap dengan kebun pangannya. Apa ya istilah yang sedang in sekarang ini, per..per…”
“Permaculture, bu?”
“Nah, iya! Rayya tahu tentang permaculture?”
“Sedikit bu.”
“Bagus. Belajar yang banyak tentang itu ya! Tugas ini rencananya ibu delegasikan ke kamu. Pak Bos juga sudah tahu kinerjamu. Kukira dia akan setuju kalau project ini kamu yang handle. Kamu masih di sini dalam jangka lama kan?”
“Insya Allah begitu. Nanti saya diskusikan dengan suami ya, bu!”
“Kenapa? Suamimu melarang kamu kerja?”
“Oh, nggak, bu. Malah sebaliknya. Saya dulu yang terlalu keukeuh untuk berhenti bekerja dan memilih untuk mengurus rumah saja. Ternyata, mengurus rumah lebih melelahkan dan membosankan. Tantangannya tidak sesuai dengan saya. Hehe”
“Haha. Rayya… Rayya,” Bu Kris menepuk bahuku, “seringkali Allah menguji hambaNya dengan ekspetasi yang ia buat sendiri.”
Aku bengong mendengar kalimat bu Kris. Allah sedang menguji keinginanku? Apakah aku serius menjadi ibu rumah tangga yang hanya mengerjakan pekerjaan rumah, ataukah aku bisa berpikir lebih realistis bahwa berkarya pun tak masalah bagi seorang istri?
“Okeh, nanti bicarakan dengan suamimu ya. Semoga apapun keputusan kalian, ridho Allah menyertai.”
“Amin.” 
Pagi yang membawa angin segar, walau Banyuwangi di atas jam 10 pagi sudah sangat membuat gerah. Sepulang dari Hotel Amaris, aku beraktivitas melanjutkan pekerjaan rumah yang belum selesai. Kali ini, mengerjakan rumah lebih menyenangkan dari sebelumnya. Aku merasakan ada yang berbeda dalam diriku. Apakah benar adanya bahwa aku rindu dunia sipil? Ah, jika sepulang dari berjumpa Bu Kris membuatku lebih bersemangat, artinya benar. Aku memang rindu.
“Yang,”
“Hm…”
“Tadi aku jumpa dengan Bu Kris.”
“Bu Kris siapa?”
“Ohya, aku belum cerita ya. Jadi, dulu setelah lulus kuliah, aku mendaftar magang di perusahaan A. Nah, Bu Kris ini atasan aku.”
“Oh… iya. Trus?”
“Dia menawariku kerjaan.”
“Kerjaan apa?”
“Kamu tahu permaculture kan? Salah satu list impian yang aku tuliskan bulan lalu?”
“Kemandirian pangan?”
“He em. Nah, Pak Bosku dulu itu punya tanah di sini. Mau bangun permaculture itu. Luasnya memang hanya 500m2. Rumah tinggalnya juga maunya dibangun sederhana aja. Mendengar itu tadi, seakan gayung bersambut tau nggak, Yang?”
“Kamu mau mengambil kesempatan itu?”
“He em.” jawabku tersenyum mantap.
“Nah, kita dong! Cahaya mata yang selalu kurindukan sudah kembali.”
“Heh?”
“Iya, aku ijinin kamu mengurus project itu. Aku percaya, kamu bisa atur waktu antara pekerjaan, suami, dan rumah.”
“Aaaah, terima kasih, Sayang!” kupeluk Rio dan kucium pipinya. Barangkali jika ku ditanya, hal apa yang aku syukuri saat ini, aku akan menjawab, memiliki Rio sebagai teman hidup sekaligus teman bertumbuh.
17 notes · View notes
manusialangkah · 3 days ago
Text
Bea Cukai Serah Terimakan 1.199 Potong Baju dan 1.238 Pasang Sepatu kepada Pemerintah Kota Probolinggo
 Selasa, 15 Oktober 2024 14:03 WIB
Tumblr media
Probolinggo (ANTARA) – Kepala Bea Cukai Probolinggo, Bagus Sulistijono, menyerahkan 1.199 potong baju pelindung kerja dan 1.238 pasang sepatu safety bertali kepada Pemerintah Kota Probolinggo. Acara serah terima tersebut berlangsung di Kantor Walikota Probolinggo pada Rabu (25/09). 
Tumblr media
Sekretaris Daerah Kota Probolinggo, Ninik Ira Wibawati, mengapresiasi langkah Bea Cukai Probolinggo dalam kegiatan serah terima BMMN tersebut. Ia mengungkapkan bahwa barang-barang yang diserahkan rencananya akan dimanfaatkan oleh pemerintah kota untuk mendukung berbagai program yang sedang berlangsung. "Kami akan memanfaatkan barang-barang ini sebaik mungkin untuk kepentingan bersama," ujar Ninik. 
Bagus berharap serah terima BMMN ini juga dapat menjadi momentum untuk memperkuat koordinasi dan kerja sama antara Bea Cukai Probolinggo dan Pemerintah Kota Probolinggo dalam upaya menegakkan aturan serta melindungi masyarakat dari peredaran barang-barang yang ilegal. 
��Dengan pengelolaan yang tepat, BMMN hasil tegahan ini akan memberikan manfaat positif bagi pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat,” pungkas Bagus.
Pewarta: PR Wire Editor: PR Wire Copyright © ANTARA 2024
0 notes
baliportalnews · 1 year ago
Text
Pererat Kerja Sama, Bikago Motorbike Rental Dapat Edukasi Safety Riding dan Product Knowledge Honda
Tumblr media
BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Sebagai salah satu upaya untuk menjaga hubungan baik dan kerjasama yang telah terjalin, Astra Motor Bali melalui PIC Grup Customer (GC) melaksanakan kegiatan yang mengundang salah satu perusahaan penyewaan motor berkualitas di Bali yakni Bikago.Motorbike Rental. Perusahaan yang telah bekerja sama dengan Astra Motor dalam pengajaan unit sepeda motor Honda untuk kelancaran sewa-menyewa, selama satu hari pada Senin (28/8/2023) telah mengikuti acara yang dikemas dalam bentuk seminar singkat. Berlokasi di ruang Ubud Astra Motor Bali, sebanyak 60 karyawan Bikago Motorbike Rental dibagi menjadi 2 batch yakni pagi mulai dari pukul 10.00-12.00 WITA dan batch sore pukul 16.00-18.00 WITA. Kegiatan diawali dengan materi keselamatan berkendara, memaparkan faktor penyebab kecelakaan, bagaimana cara memprediksi bahaya serta kelengkapan dalam berkendara (helm SNI, jaket, sepatu) juga peduli dengan keselamatan si pembonceng. Dengan menularkan #Cari_Aman oleh team safety riding Astra Motor Bali, Yosept Klaudius menekankan untuk selalu ingat dengan cari aman karena dijalan raya segala kemungkinan bisa saja terjadi. Games seru dan contoh-contoh yang sering terjadi di jalan raya menjadi suasana edukasi sangat atraktif dan efektif. Diakhir sesi helm dan jaket sebagai hadiah terindah yang bisa didapatkan peserta dengan keberuntungan melalui game online. Selanjutnya seluruh peserta diajak untuk mengenal apa itu smartkey dan system kerja pada motor Honda. Dalam pemaparan ini banyak pertanyaan tehnik terkait sepeda motor diajukan peserta, hingga melewati batas waktu yang telah disediakan panitia.praktek dengan sepeda motor Vario 160 membuat pembelajaran lebih mantap dan bisa diterima oleh peserta. PIC Grup Customer, Bismi Fatamshi menyebutkan, kegiatan ini merupakan hasil sharing dan koordinasi bersama Bikago Motorbike Rental yang ingin mengenal lebih dalam terkait safety riding dan product knowledge Honda. Untuk melancarkan acara maka peserta dibagi menjadi 2 batch. “Dengan semangat Sinergi Bagi Negeri, ingin memperluas edukasi safety riding hingga semua komponen bisa dijangkau. Rental sebagai salah satu perusahaan yang menyediakan jasa sewa menyewa harapannya dapt pula mengedukasi calon penyewanya sehingga keselamatn berkendara bisa diusung bersama-sama. Ini adalah acara perdaya yang kami lakukan, berikutnya akan dikemas acara yang berbeda yang dapat mengenalkan Honda lebih dalam,” ungkap Bismi. Bikago Motorbike Rental merupakan salah satu perusahaan yang menyewakan motor berkualitas di Bali.Untuk menambah kenyamanan pelanggan, Bikago Motorbike Rental juga menawarkan Bikago Mobile, yang dapat memudahkan selama proses sewa-menyewa.(bpn) Read the full article
0 notes
hlemproyekbiru · 2 years ago
Text
WA : 0812-5971-0646 Jual Helm Proyek Biru Sambas
Kami dari CV Bintang Sinar Jaya merupakan Distributor APD Proyek diantaranya helm safety, jas hujan proyek, rompi proyek, sepatu boot, sepatu safety dll
Helm proyek diantaranya adalah Helm Proyek Enzo, Helm Proyek ASA, Helm Proyek NSA, Helm Proyek AAA
Helm Safety Proyek Asa sudah bersertifikat SNI (Inner Staz on) Tersedia warna Putih, Kuning, Oren, Biru, Hijau dan Merah.
Inner Fastrack dan Inner Standart
Helm Proyek Enzu bersertifikat Sucofindo tersedia warna kuning dan Hijau
Tersedia hanya inner fastrack
Helm Keselamatan Kerja HDPE terbuat dari bahan HDPE yang telah melalui uji SNI untuk melindungi kepala dari insiden kecil maupun besar.
Untuk Anda yang banyak bekerja di lingkungan proyek bangunan dan konstruksi. Helm ini juga sangat nyaman dikenakan untuk jangka panjang.
Safety Helmet didesain manfaat membuat perlindungan kepala dari special resisting penetration seperti terbentur dengan pipa, atap dan peluang jatuhnya benda dari atas.Cara pemakaian Helm Safety yang benar akan memberi perlindungan optimal untuk kepala. Pemakaian Helm Safety dengan cara tepat dan benar dapat kurangi konsekwensi yang muncul ketika terjadi beberapa hal yg tidak dikehendaki.
Setiap pembelian ecer maupun grosir sebaiknya chat dahulu menanyakan stok, sebab stok barang terus bergerak.
Informasi Pemesanan:
Tlp/ WA klik :
CS 1 : 0822-2591-8902
CS 2 : 0812-5971-0646
Website : http://www.bsj-safety.com
Google map : https://g.co/kgs/4rKg4V
Tokopedia : https://tokopedia.link/bintangsinarjaya57
Shopee : https://shopee.co.id/grosiralatsafety57
Bukalapak : https://www.bukalapak.com/u/hans_hanafi_34500
Jual Helm Proyek Biru Sambas, Jual Helm Proyek Biru Sambas, Jual Helm Proyek Biru Sambas, Produsen Helm Proyek Biru Sambas, Agen Helm Proyek Biru Sambas, Toko Helm Proyek Biru Sambas, Grosir Helm Proyek Biru Sambas, Supplier Helm Proyek Biru Safety Sambas, Harga Helm Proyek Biru Sambas, Jual Helm Proyek Biru Murah Sambas
#helmproyek #helmproyeknasa #helmproyeknsa #helmproyekkuning #helmproyekputih #helmproyekhijau #helmproyekbiru
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
helmproyekoranye04 · 2 years ago
Text
WA : 0812-5971-0646 Jual Helm Proyek Oranye Banjarmasin
Jual Helm Proyek Oranye Banjarmasin, Jual Helm Proyek Oranye Banjarmasin, Jual Helm Proyek Oranye Banjarmasin, Produsen Helm Proyek Oranye Banjarmasin, Agen Helm Proyek Oranye Banjarmasin, Toko Helm Proyek Oranye Banjarmasin, Grosir Helm Proyek Oranye Banjarmasin, Supplier Helm Proyek Oranye Safety Banjarmasin, Harga Helm Proyek Oranye Banjarmasin, Jual Helm Proyek Oranye Murah Banjarmasin
Kami dari CV Bintang Sinar Jaya  Distributor APD Proyek diantaranya helm safety, jas hujan proyek, rompi proyek, sepatu boot, sepatu safety dll
Helm proyek diantaranya adalah Helm Proyek Enzo, Helm Proyek ASA, Helm Proyek NSA, Helm Proyek AAA
Helm Safety Proyek Asa sudah bersertifikat SNI (Inner Staz on) Tersedia warna Putih, Kuning, Oren, Biru, Hijau dan Merah.
Inner Fastrack dan Inner Standart
Helm Proyek Enzu bersertifikat Sucofindo tersedia warna kuning dan Hijau
Tersedia hanya inner fastrack
Helm Keselamatan Kerja HDPE terbuat dari bahan HDPE yang telah melalui uji SNI untuk melindungi kepala dari insiden kecil maupun besar.
Untuk Anda yang banyak bekerja di lingkungan proyek bangunan dan konstruksi. Helm ini juga sangat nyaman dikenakan untuk jangka panjang.
Safety Helmet didesain manfaat membuat perlindungan kepala dari special resisting penetration seperti terbentur dengan pipa, atap dan peluang jatuhnya benda dari atas.
Cara pemakaian Helm Safety yang benar akan memberi perlindungan optimal untuk kepala. Pemakaian Helm Safety dengan cara tepat dan benar dapat kurangi konsekwensi yang muncul ketika terjadi beberapa hal yg tidak dikehendaki.
Setiap pembelian ecer maupun grosir sebaiknya chat dahulu menanyakan stok, sebab stok barang terus bergerak.
Informasi Pemesanan: 
Tlp/ WA klik : 
CS 1   : 0822-2591-8902
CS 2  : 0812-5971-0646
#helmproyek #helmproyeknasa #helmproyeknsa #helmproyekkuning #helmproyekputih #helmproyekhijau #helmproyekbiru
#helmproyekmurah
#helmproyek
#helmsafety
#helmsafetyproyek
#helmproyekasa
#helmproyeksni
#helmproyeksafety
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
sepatusafetylembang · 2 years ago
Text
Tumblr media
Pemasok sepatu safety Lembang, - WA.No : 081359117118
Redibos Berkah Mulia produsen & Supplier sepatu safety kulit murah, harga sepatu safety pertamina, sepatu safety boot wanita, sepatu safety harga 100 ribuan, sepatu safety hitam polos, sepatu safety kw, sepatu safety lokal berkualitas, sepatu safety untuk kerja, sepatu safety lazada murah, sepatu safety perusahaan online terpercaya sejak 2010. Melayani pengiriman ke berbagai daerah di Indonesia seperti Banjar, Kedawung, Pungging, Kopuo, Sungai Penuh, Kotabumi Utara, Kepanjen, Prabumulih, Cihampelas, Banjarbaru
0 notes
sepatusafetybatu · 2 years ago
Text
Tumblr media
Jual sepatu safety Batu, - WA.No : 081359117118
Redibos Berkah Mulia produsen & Supplier sepatu safety kulit murah, harga sepatu safety pertamina, sepatu safety boot wanita, sepatu safety harga 100 ribuan, sepatu safety hitam polos, sepatu safety kw, sepatu safety lokal berkualitas, sepatu safety untuk kerja, sepatu safety lazada murah, sepatu safety perusahaan online terpercaya sejak 2010. Melayani pengiriman ke berbagai daerah di Indonesia seperti Kalipuro, Cijeruk, Trucuk, Ngoro, Curup Utara, Bangkinang Barat, Talang Leak I, Tuban, Agung Timur, Kembang
0 notes
sepatusafetybergas · 2 years ago
Text
Tumblr media
Pabrik sepatu safety Tarogong Kaler, - WA.No : 081359117118
Redibos Berkah Mulia produsen & Supplier sepatu safety kulit murah, harga sepatu safety pertamina, sepatu safety boot wanita, sepatu safety harga 100 ribuan, sepatu safety hitam polos, sepatu safety kw, sepatu safety lokal berkualitas, sepatu safety untuk kerja, sepatu safety lazada murah, sepatu safety perusahaan online terpercaya sejak 2010. Melayani pengiriman ke berbagai daerah di Indonesia seperti Cileungsi, Cikampek, Batang, Pasuruan, Mojokerto, Kota Bekasi, Palembang, Tangerang, Pekanbaru, Surabaya
0 notes
sepatusafetykopuo · 2 years ago
Text
Tumblr media
Produsen sepatu safety Sungai Penuh, - WA.No : 081359117118
Redibos Berkah Mulia produsen & Supplier sepatu safety kulit murah, harga sepatu safety pertamina, sepatu safety boot wanita, sepatu safety harga 100 ribuan, sepatu safety hitam polos, sepatu safety kw, sepatu safety lokal berkualitas, sepatu safety untuk kerja, sepatu safety lazada murah, sepatu safety perusahaan online terpercaya sejak 2010. Melayani pengiriman ke berbagai daerah di Indonesia seperti Pacitan, Bima, Kedung, Godean, Sungai Liat, Madiun, Arjawinangun, Karangasem, Kabanjahe, Purworejo
0 notes
sepatusafetywonosari · 2 years ago
Text
Tumblr media
Harga sepatu safety Sumber, - WA.No : 081359117118
Redibos Berkah Mulia produsen & Supplier sepatu safety murah berkualitas, krusher sepatu safety, sepatu safety pln, ukuran sepatu safety no 7, sepatu safety untuk wanita, sepatu safety kerja, sepatu safety kets, sepatu safety online, shopee sepatu safety, sepatu safety bagus online terpercaya sejak 2010. Melayani pengiriman ke berbagai daerah di Indonesia seperti Majalengka, Temanggung, Tual, Jember, Pariaman, Pacet, Batu, Nagreg, Tarutung, Gumelar
1 note · View note
sepatusafetybanguntapan · 2 years ago
Text
Tumblr media
Daftar Harga sepatu safety Banguntapan, - WA.No : 081359117118
Redibos Berkah Mulia produsen & Supplier merk sepatu safety paling bagus, harga sepatu safety team, harga sepatu safety boot, sepatu safety pria pendek, sepatu safety untuk chef, sepatu safety kulit sapi, sepatu safety kerja lapangan, harga sepatu safety original, sepatu safety di shopee, sepatu safety pendek tali online terpercaya sejak 2010. Melayani pengiriman ke berbagai daerah di Indonesia seperti Majalengka, Temanggung, Tual, Jember, Pariaman, Pacet, Batu, Nagreg, Tarutung, Gumelar
1 note · View note
sepatusafetypariaman · 2 years ago
Text
Tumblr media
Tempat beli sepatu safety Pariaman, - WA.No : 081359117118
Redibos Berkah Mulia produsen & Supplier sepatu safety pdh, sepatu safety buat kerja, sepatu safety tahan listrik, sepatu safety paling kuat, sepatu safety wanita ace hardware, sepatu safety laboratorium kimia, sepatu safety laki laki, sepatu safety terkuat, sepatu safety untuk perempuan, harga sepatu safety shopee online terpercaya sejak 2010. Melayani pengiriman ke berbagai daerah di Indonesia seperti Pontianak, Klaten, Semarang, Yogyakarta, Depok, Bandung, Bogor, Kota Tangerang Selatan, Padang, Jln Koperasi
0 notes
sepatusafetysintang · 2 years ago
Text
Tumblr media
Pemasok sepatu safety Majalengka, - WA.No : 081359117118
Redibos Berkah Mulia produsen & Supplier sepatu safety kulit original, bawahan sepatu safety, sepatu safety ukuran besar, sepatu safety wanita keren, merk sepatu safety murah berkualitas, sepatu safety otomotif, sepatu safety untuk kerja lapangan, sepatu safety untuk las, pusat sepatu safety, harga alas sepatu safety online terpercaya sejak 2010. Melayani pengiriman ke berbagai daerah di Indonesia seperti Lembang, Kendal, Windusari, Kalinyamatan, Kemang, Mungkid, Purwokerto, Sumber, Wonosari, Pematang Siantar
0 notes
baliportalnews · 2 years ago
Text
Kunjungi SMKN 1 Klungkung, Astra Motor Bali Ajak Siswa Wujudkan #Cari_Aman di Jalan
Tumblr media
BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR - Astra Motor Bali kembali kunjungi sekolah binaan dengan memberikan edukasi keselamatan berkendara kepada siswa melalui team Safety Riding Astra Motor Bali. Dengan mengusung tujuan wujudkan #Cari_Aman, edukasi diberikan kepada 70 siswa yang tergabung dalam kelas X dan XI. Selain edukasi juga di informasikan untuk siswa kelas 12 terkait peluang kerja setelah tamat sekolah dan gambaran mengenai AHASS. Dengan metode teori in class team Safety Riding Astra motor Bali, Instructor Yosepth Klaudius, memaparkan hal–hal yang patut diketahui oleh seusia anak muda saat berkendara diantaranya memprediksi bahaya yang dibagi beberapa kategori yaitu bahaya langsung, bahaya tidak langsung, dan bahaya tersembunyi. Peserta diingatkan dalam berkendara bukan hanya sekedar bisa mengendarai sepeda motor tapi persiapan fisik dan mental maupun memprediksi akan bahaya di jalan raya wajib untuk dipahami. Siswa juga diajarkan menggunakan perlengkapan keamanan seperti helm SNI, jaket, celana panjang, sarung tangan, dan sepatu. PIC Safety Riding & Community Promotion Astra Motor Bali, Ngurah Iswahyudi mengatakan sebagai pihak yang peduli dengan keselamatan berkendara yang selaras dengan program ‘Sinergi Bagi Negeri’, edukasi tentang keselamatan berkendara terus menerus digaungkan. Pemahaman dari tingkat sekolah menjadi sasaran utama untuk selalu menyebarkan pemahaman #Cari_Aman untuk menciptakan budaya keselamatam berkendara di lingkungan sekolah. “Kami sadari edukasi ini tidak serta merta bisa merubah prilaku dalam berkendara, namun yang kami tekankan adalah bagaimana membangkitkan pemahaman dan kesadaran siswa untuk mampu menularkan pentingnya safety riding dengan #Cari_Aman di kalangan anak muda. Untuk itu kami mengajak siswa bisa menjadi contoh perilaku baik dan juga lebih peduli terhadap keselamatan berkendara serta mampu menjadi generasi #Cari_Aman dimanapun berada,” ungkap Iswahyudi.(bpn) Read the full article
0 notes
hlemproyekbiru · 2 years ago
Text
WA : 0812-5971-0646 Jual Helm Proyek Biru Mempawah
Kami dari CV Bintang Sinar Jaya merupakan Distributor APD Proyek diantaranya helm safety, jas hujan proyek, rompi proyek, sepatu boot, sepatu safety dll
Helm proyek diantaranya adalah Helm Proyek Enzo, Helm Proyek ASA, Helm Proyek NSA, Helm Proyek AAA
Helm Safety Proyek Asa sudah bersertifikat SNI (Inner Staz on) Tersedia warna Putih, Kuning, Oren, Biru, Hijau dan Merah.
Inner Fastrack dan Inner Standart
Helm Proyek Enzu bersertifikat Sucofindo tersedia warna kuning dan Hijau
Tersedia hanya inner fastrack
Helm Keselamatan Kerja HDPE terbuat dari bahan HDPE yang telah melalui uji SNI untuk melindungi kepala dari insiden kecil maupun besar.
Untuk Anda yang banyak bekerja di lingkungan proyek bangunan dan konstruksi. Helm ini juga sangat nyaman dikenakan untuk jangka panjang.
Safety Helmet didesain manfaat membuat perlindungan kepala dari special resisting penetration seperti terbentur dengan pipa, atap dan peluang jatuhnya benda dari atas.Cara pemakaian Helm Safety yang benar akan memberi perlindungan optimal untuk kepala. Pemakaian Helm Safety dengan cara tepat dan benar dapat kurangi konsekwensi yang muncul ketika terjadi beberapa hal yg tidak dikehendaki.
Setiap pembelian ecer maupun grosir sebaiknya chat dahulu menanyakan stok, sebab stok barang terus bergerak.
Informasi Pemesanan:
Tlp/ WA klik :
CS 1 : 0822-2591-8902
CS 2 : 0812-5971-0646
Website : http://www.bsj-safety.com
Google map : https://g.co/kgs/4rKg4V
Tokopedia : https://tokopedia.link/bintangsinarjaya57
Shopee : https://shopee.co.id/grosiralatsafety57
Bukalapak : https://www.bukalapak.com/u/hans_hanafi_34500
Jual Helm Proyek Biru Mempawah, Jual Helm Proyek Biru Mempawah, Jual Helm Proyek Biru Mempawah, Produsen Helm Proyek Biru Mempawah, Agen Helm Proyek Biru Mempawah, Toko Helm Proyek Biru Mempawah, Grosir Helm Proyek Biru Mempawah, Supplier Helm Proyek Biru Safety Mempawah, Harga Helm Proyek Biru Mempawah, Jual Helm Proyek Biru Murah Mempawah
#helmproyek #helmproyeknasa #helmproyeknsa #helmproyekkuning #helmproyekputih #helmproyekhijau #helmproyekbiru
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
helmproyekoranye04 · 2 years ago
Text
WA : 0812-5971-0646 Jual Helm Proyek Oranye Singkawang
Jual Helm Proyek Oranye Singkawang, Jual Helm Proyek Oranye Singkawang, Jual Helm Proyek Oranye Singkawang, Produsen Helm Proyek Oranye Singkawang, Agen Helm Proyek Oranye Singkawang, Toko Helm Proyek Oranye Singkawang, Grosir Helm Proyek Oranye Singkawang, Supplier Helm Proyek Oranye Safety Singkawang, Harga Helm Proyek Oranye Singkawang, Jual Helm Proyek Oranye Murah Singkawang
Kami dari CV Bintang Sinar Jaya  Distributor APD Proyek diantaranya helm safety, jas hujan proyek, rompi proyek, sepatu boot, sepatu safety dll
Helm proyek diantaranya adalah Helm Proyek Enzo, Helm Proyek ASA, Helm Proyek NSA, Helm Proyek AAA
Helm Safety Proyek Asa sudah bersertifikat SNI (Inner Staz on) Tersedia warna Putih, Kuning, Oren, Biru, Hijau dan Merah.
Inner Fastrack dan Inner Standart
Helm Proyek Enzu bersertifikat Sucofindo tersedia warna kuning dan Hijau
Tersedia hanya inner fastrack
Helm Keselamatan Kerja HDPE terbuat dari bahan HDPE yang telah melalui uji SNI untuk melindungi kepala dari insiden kecil maupun besar.
Untuk Anda yang banyak bekerja di lingkungan proyek bangunan dan konstruksi. Helm ini juga sangat nyaman dikenakan untuk jangka panjang.
Safety Helmet didesain manfaat membuat perlindungan kepala dari special resisting penetration seperti terbentur dengan pipa, atap dan peluang jatuhnya benda dari atas.
Cara pemakaian Helm Safety yang benar akan memberi perlindungan optimal untuk kepala. Pemakaian Helm Safety dengan cara tepat dan benar dapat kurangi konsekwensi yang muncul ketika terjadi beberapa hal yg tidak dikehendaki.
Setiap pembelian ecer maupun grosir sebaiknya chat dahulu menanyakan stok, sebab stok barang terus bergerak.
Informasi Pemesanan: 
Tlp/ WA klik : 
CS 1   : 0822-2591-8902
CS 2  : 0812-5971-0646
#helmproyek #helmproyeknasa #helmproyeknsa #helmproyekkuning #helmproyekputih #helmproyekhijau #helmproyekbiru
#helmproyekmurah
#helmproyek
#helmsafety
#helmsafetyproyek
#helmproyekasa
#helmproyeksni
#helmproyeksafety
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes