#sepatu quechua | Explore Tumblr posts and blogs

liputanviral-blog · 6 years ago

Text

Mendaki 'Gunung Pelangi' di Peru

LiputanViral - Peru, tanah suku Inca yang terletak di bagian barat wilayah Amerika Latin merupakan salah satu tujuan wisata terkenal di dunia. Setiap tahunnya, Peru didatangi oleh sekitar 5 juta wisatawan mancanegara. Peru menawarkan berbagai jenis wisata, dari monumen arkeologi, wisata lingkungan di wilayah hutan Amazon, wisata budaya di kota-kota kolonial, wisata gastronomi, wisata petualangan, dan wisata pantai. Reruntuhan kota Inca—Macchu Picchu—merupakan salah satu obyek wisata paling terkenal di Peru. Namun, artikel saya kali ini tidak akan membahas mengenai Macchu Picchu. Atas ajakan (baca: desakan) seorang teman, saat berkunjung ke Peru, saya memutuskan untuk mendaki Gunung Pelangi—dikenal oleh masyarakat setempat dengan nama Vinicunca yang dalam bahasa lokal Quechua berarti gunung berwarna.

Vinicunca terletak di bagian pegunungan Andes yang berada di wilayah Cusco. Untuk mencapai Vinicunca, kita harus menaiki kendaraan selama 3 jam dari pusat kota Cusco, yang juga merupakan kota transit jika ingin mengunjungi Macchu Picchu. Sejak tahun 2010, Vinicunca mulai populer sebagai objek wisata petualangan di Peru. Karena salju di puncak Vinicunca meleleh, tersingkap bahwa Gunung Pelangi tersebut memiliki warna-warna yang tidak lazim ditemui di pegunungan. Menurut Kantor Lansekap Budaya Kota Cusco, Vinicunca memiliki 6 warna yang dihasilkan oleh komposisi bebatuan dan mineral yang berbeda-beda, yakni merah muda, putih, merah, hijau, coklat, dan kuning Karena keterbatasan waktu (dan fisik), saya dan seorang teman memutuskan untuk mengambil tour satu hari ke Gunung Pelangi. Perjalanan dimulai dari Kota Cusco pukul 3 pagi. Setelah mengendarai mobil selama kurang lebih 3 jam, kami berhenti di kaki gunung untuk menikmati sarapan hangat yang dimasak oleh penduduk setempat. Sayangnya saya tidak ingat makanan apa yang disajikan. Setelah sarapan, kami pergi menuju tempat pemberhentian dimana sekelompok pemandu dan kuda yang akan kami tunggangi menuju ke puncak gunung menanti. Naik kuda? Ya, saya dan teman saya cukup tahu diri untuk tidak memaksakan hiking sejauh kurang lebih 5 km sekali jalan di ketinggian 4.800-5.200 meter di atas permukaan laut. Keputusan kami berbuah manis karena kebetulan pada hari itu akses terdekat menuju Vinicunca ditutup akibat kerusakan jalan. Kami harus memutar, mengambil rute yang lebih panjang sekitar 4 kilometer. Jadi total jarak yang kami tempuh hari itu untuk mendaki ke puncak Vinicunca adalah sekitar 18 km bolak-balik.

Dengan kondisi oksigen yang tipis dan proses aklimatisasi kami yang kurang, pendakian (dari atas kuda) menjadi sangat melelahkan. Di beberapa bagian, terutama sekitar 1 km menuju puncak gunung, kami harus berjalan kaki karena kecuraman gunung yang didaki—berbahaya kalau memaksakan terus duduk di atas kuda. Di bagian akhir pendakian, kami bahkan harus beristirahat dan mengambil napas setiap berjalan lima langkah. Semua penderitaan dan kelelahan seperti terbayarkan saat tiba di puncak. Bukan hanya panorama gunung 7 warna yang memukau, tapi pemandangan selama pendakian turun yang tidak sempat saya nikmati saat naik adalah keajaiban yang menggetarkan. Selain itu, sepanjang pendakian banyak dijumpai Llamas dan Alpacas, hewan endemik Amerika Selatan, yang berkeliaran di wilayah pegunungan. Pemandangan yang rasanya tidak akan pernah saya lihat lagi seumur hidup.

Jika pembaca sekalian berminat mengikuti jejak kami untuk mendaki Vinicunca saat berkunjung ke Peru, ada beberapa hal yang perlu diingat untuk memastikan keselamatan pendakian. Yang pertama ialah kesiapan fisik. Tidak hanya cukup istirahat, untuk mendaki di ketinggian Vinicunca, disarankan untuk melakukan proses aklimatisasi di kota Cusco, pada ketinggian 3.800 m di atas permukaan laut selama minimal 2 hari. Saran ini sayangnya tidak kami penuhi, karena keterbatasan waktu, kami hanya menghabiskan kurang dari 1 hari di Cusco sebelum memulai pendakian. Akibatnya, saya mengalami high-altitude sickness atau mual-mual akibat perbedaan ketinggian yang cukup parah. Tidak ada makanan yang bisa masuk setelah pendakian dan bahkan obat anti mual pun tidak bisa membantu. Asupan oksigen dari tanki oksigen yang disediakan di hotel dan istirahat yang cukup yang pada akhirnya membantu menghilangkan rasa mual.

Teman mendaki saya bahkan harus ditampar bolak balik di puncak gunung supaya tidak pingsan akibat kekurangan oksigen. Saran kedua yang perlu diingat adalah menyiapkan pakaian yang sesuai untuk pendakian. Walaupun Peru berada di wilayah yang relatif hangat, namun di daerah pegunungan udaranya sangat dingin dan cepat berubah-ubah, ditambah lagi dengan minimnya oksigen yang membuat udara terasa semakin dingin. Pada saat kami melakukan pendakian di bulan April, cuaca di Vinicunca berkisar antara 10-15 derajat Celcius. Namun jika matahari terhalang oleh awan mendung, suhu dapat turun secara drastis. Oleh karena itu, disarankan untuk berpakaian berlapis-lapis, menggunakan jaket yang tahan air dan angin serta sepatu yang ditujukan untuk berjalan/hiking. Jangan lupa juga untuk membawa bekal makanan ringan dan air minum. Pendakian Vinicunca umumnya berakhir sekitar jam 1-2 siang. Jasa tour yang ditawarkan biasanya akan memberikan makan siang setelah pendakian selesai, sebelum perjalanan kembali ke Kota Cusco. Selamat mendaki! Read the full article

0 notes

mputandini · 7 years ago

Text

Konveksi Tas Surabaya, Pabrik tas Surabaya, Produsen Tas surabaya, Grosir Tas Surabaya, Jual Tas Surabaya, Harga Tas, Model Tas, Tas di Surabaya, Tas Sidoarjo, Konveksi Tas Gresik, Gambar Tas, Toko Tas Murah, Grosir Tas Malang.

Konveksi Tas Jakarta, Minimal Order 50 Pcs

Jakarta Timur : Jl. Condet Raya Rt.011 Rw.002 No.4 E (Belakang Islamic School), Kelurahan Balekambang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur 13530

Kami melayani delivery order, anda cukup telpon/whatsapp, kami akan datang ketempat anda

Telp : (021)22800861

Telp / Whatsapp / SMS : 08561537166

Email : [email protected]

Jpeg