#selamathariair

[nurfathonahmu]

Selamat Hari Air Sedunia #happywaterday #happywater #selamathariairsedunia #selamatpagi #selamathariair . . . Geser 📷👉👉👉👇👇👇 Ada yang baruuuu Popsocket limited edition Siapa mauuu?! Stok terbatas! #gotchaa #animalhatmurah #animalhat #popsocket #popsocketmurah #tripodhp #tripodmini #tripodmurah #minifanmurah #minifan #pandahatmurah #wolfhatmurah #woodencliplucu #woodenclip #musergeneration #muserid #musically #aksesorishp #aksesorisgadgettermurah #jakarta #bandung #yogyakarta #surabaya #malang Cp Line: @nurfathonahmu Wa 081908988013

[mendengarkan]

Bermimpi... Bertualang... . . . . . . Bersama... . . Kendaraan yang bocor.. hahaha 😂😂😂 . . . Sesekali dijepret sama @selamathariair #wildlife #folk #explorebanjarnegara (at Desa Giritirta, Kec. Pejawaran)

[slinkybones]

berdiri : @dhiyaefwe : mantan teknisi drum (2012-2016) @alwisatria__ : mantan teknisi bass (2012-2016) slinkybones : mantan gitaris (2014-2017) @selamathariair : mantan manager (2013-2014) @ometlicious : mantan vokalis (2012-2014) • duduk : @apriyandokki : logo maker the doels, close friend. @herdaninafisa08 : mantan drummer (2012-2017) @radityadestra : mantan bassist (2012-2013) • jadi ini adalah perkumpulan mantan. btw kamu pilih mantan yang mana? #thedoels #exthedoels #wesbubar #thedoelsrocknrollindonesia • momen diabadikan oleh : @sastagama

[koncoakrab-blog]

Buat apa dengerin radio? Buat apa ada hari radio berskala nasional? Duduk di kedai kopi yg baru kusinggahi pertama kali, tidak sengaja ada mention dari kawan, @selamathariair yg rutin absen timeline tiwitternya semenjak membuat akun Twitter sekitar 3/4 tahun lalu bersamaan dg hangatnya twitter di kalangan muda mudi, sebelum hadirnya virus seleb merusak suasana saya. Dalam twit tersebut ada pertanyaan yg membuat saya mengingat tahun2 lalu ketika saya membuat radio indie online pertama saya hahaha. Sama halnya twitter, radio kini sudah banyak ditinggalkan. Radio memang bukan media yg paling terdepan tp bisa saja disebut sebagai media pertama yg menyebarkan informasi. Mengingat pernah berpengalaman membuat stasiun radio sendiri yg memutar lagu band lokal dan komunitas lokal membuat saya lebih memilih mendengarkan radio ketimbang menonton tv. Dalam twit ipong "meskipun saya punya koleksi cd/kaset, saya tetap mendengarkan radio." itu membuat saya ingin menuliskan pengalaman pribadi betapa sangat terbantunya musik masuk ke Indonesia dan tersebar lewat radio. Membuat media secara indie sangat memberi pelajaran bagi saya. Terutama dampak propaganda ketimbang Tell A Visi (tv) yaitu, terbatasnya imajinasi karena adanya visualisasi, ada jg doktrin belanja dari situ, beserta virus pronografi di saat lembaga sensor makin giat saja dsb. Termasuk terkait dg pembodohan lewat busuknya sinetron yg tai banget. Orang2 pun cenderung meniru lewat tv, dan melupakan radio. Apalagi hadir aplikasi berbasi eksis lainnya. Smoga radio tidak punah, dan saya bersama teman2 bisa menghidupkan radio indie lg hehe. Sampai saat ini saya masih sering nitip2 salam via vj radio karena hal itu asik haha Di jakarta selatan, bahkan masih ada radio bernama Ruru Radio yg hidup karena scene indienya. Di jogja, masih populer dengan Pamit Yang2an, dan masih banyak radio lain yg tidak begitu sering saya dengarkan. Radio pun bisa menjadi cerminan kemajuan sebuah daerah lewat program kreatifnya. Misalnya, di banyumas, tepatnya di cilacap ada stasiun radio yg mengedepankan segmen Curanmor oleh icon nya, Kaki Samidi dan berhasil populer dg tetap membawa bahasa "banyumasan" Ini mengagumkan. #hariradionasional

[koncoakrab-blog]

Buat apa dengerin radio? Buat apa ada hari radio berskala nasional? Duduk di kedai kopi yg baru kusinggahi pertama kali, tidak sengaja ada mention dari kawan, @selamathariair yg rutin absen timeline tiwitternya semenjak membuat akun Twitter sekitar 3/4 tahun lalu bersamaan dg hangatnya twitter di kalangan muda mudi, sebelum hadirnya virus seleb merusak suasana saya. Dalam twit tersebut ada pertanyaan yg membuat saya mengingat 2 tahun lalu ketika saya membuat radio indie online pertama saya hahaha. Sama halnya twitter, radio kini sudah banyak ditinggalkan. Radio memang bukan media yg paling terdepan tp bisa saja disebut sebagai media pertama yg menyebarkan informasi. Mengingat pernah berpengalaman membuat stasiun radio sendiri yg memutar lagu band lokal dan komunitas lokal membuat saya lebih memilih mendengarkan radio ketimbang menonton tv. Dalam twit ipong "meskipun saya punya koleksi cd/kaset, saya tetap mendengarkan radio." itu membuat saya ingin menuliskan pengalaman pribadi betapa sangat terbantunya musik masuk ke Indonesia dan tersebar lewat radio. Membuat media secara indie sangat memberi pelajaran bagi saya. Terutama dampak propaganda ketimbang Tell A Visi (tv) yaitu, terbatasnya imajinasi karena adanya visualisasi, ada jg doktrin belanja dari situ, beserta virus pronografi di saat lembaga sensor makin giat saja dsb. Termasuk terkait dg pembodohan lewat busuknya sinetron yg tai banget. Orang2 pun cenderung meniru lewat tv, dan melupakan radio. Apalagi hadir aplikasi berbasi eksis lainnya. Smoga radio tidak punah, dan saya bersama teman2 bisa menghidupkan radio indie lg hehe. Sampai saat ini saya masih sering nitip2 salam via vj radio karena hal itu asik haha Di jakarta selatan, bahkan masih ada radio bernama Ruru Radio yg hidup karena scene indienya. Di jogja, masih populer dengan Pamit Yang2an, dan masih banyak radio lain yg tidak begitu sering saya dengarkan. Radio pun bisa menjadi cerminan kemajuan sebuah daerah lewat program kreatifnya. Misalnya, di banyumas, tepatnya di cilacap ada stasiun radio yg mengedepankan segmen Curanmor oleh icon nya, Kaki Samidi dan berhasil populer dg tetap membawa bahasa "banyumasan" Ini mengagumkan. #hariradionasional

[slinkybones]

#ootd #OutfitOfTheDok #otw #OffTheWok #ashmutdok #ashmutwok • 📷: @selamathariair

[koncoakrab-blog]

Jangan lama-lama, nanti aku di ambil orang. Hehehe Beberapa orang sering mekakukan perjalanan yang lama bersama dengan yang mereka sayangi, atau karib mereka. Tapi tidak dengan kami. Perjalanan yg dimulai setelah transit di @rdmusic.studio ini di isi oleh beberapa dari kami yg tidak saling mengenal satu sama lain. Ini kali pertamanya saya ke dieng nonton dieng culture festival dan melupakan perjalanan bersama wanita 😂. Bukan ora weni ngajak wanita. Tapi yang diajak terlalu jauh dari segi apapun. Begitu perjalanan ini selesai, bekas di hati terlewat begitu saja. Ternyata sesampainya saya di jogja, perjalanan yg relatif singkat sangat jarang saya lakonin. Akhirnya, piknik pun terlaksanakan di tanggal 5-6 agustus 2017 berlandaskan event tahunan pemotongan rambut gimbal di tengah-tengah kesibukan saya yang bisa dibilang nganu, dan obrolan si wanita yang seringnya nganu anunya. La nggere ora weni mening pa? Beberapa kosakata yg baru jg bermunculan di keseharian kami hingga sering kami keluarkan tanpa sadar wkwk. Meski sesampainya di jogja saya tumbang karena kondisi badan yg memang tidak mendukung, tapi tetap main PES dan menang tanpa peduli setannya lawan saya wkwkw. Terimakasih perbincangan yg tak direncanakan ini gan, dan bekson yang baru pernah saya dengar ini wkwk @rizaldhi @selamathariair @arfanvp @ocekrikrik @slinkybones @apriyandokki @yongabrel . . Dan @m.radif serta @sakabagas yg belum sempat ikut. Wkwkwk lain kali lagi ya. Video by @slinkybones

[slinkybones]

Setelah cleleng kemarin di event #diengculturefestival kami memutuskan untuk tidak lama lama ngegas nanti lama lama otak semakin keras. Ditemani hawa dingin dieng. Dan lantunan lagu mbak Cici Faramida dan juga transisi #samkolder yang tidak melulu disandingkan dengan musik edm. Jangan lupa liburan hlo, iki tenan. • Thanks to this boys : @selamathariair @m.radif @apriyandokki @sastagama @yongabrel @ocekrikrik @arfanvp_ @rizaldhi #exploredieng #explorebanjarnegara #explorewonosobo #ashmutdok #ashmutwok

[slinkybones]

Jangan dipeluk, bau samsu. 📷: @selamathariair #vsco (at Dieng Plateau)

[koncoakrab-blog]

Musik. 😬😬😬 . . "kalo musik masih benar-benar haram bagimu, tolong tunjukan saya cara membaca Alqur'an tanpa nada. Atau melakukan perbicangan tanpa mengeluarkan bunyi." . - mengutip kalimat @selamathariair dalam tulisannya di -satu2nya- zine yg beredar di Banjarnegara sekarang. Yaitu @thepukon dengan beberapa kontributor yang tergabung dalam jargonnya "Kamu Harus Tanggung Jawab". Dalam tulisannya yg berjudul -Musik Memang ada Yg Haram- ia menyebutkan "beberapa argumennya tentang musik yang dikonsumsi secara ilegal seperti mendownload, copy soft file, mengambilnya sebagai soundtrack youtube, atau menyebarluaskan setelah mendapatkannya via link tidak resmi semacam soundcloud, bandcamp, my space, ini bisa di sebut haram." Tulisan ini saya tulis sejalan dg pengalaman saya bertemu teman saya yg sedang hijrah, ia menganggap bahwa musik itu haram, merokok itu haram, merokok sambil bermusik itu masuk neraka. Lalu ia pergi ke masjid dan sholat dg mantapnya menganggap argumennya benar. Enak bener kalo ngomong, situ panitia hari kiamat apa kenal orang dalam surga bisa semena-mena mengeklaim haram, masuk neraka? Bagi yg erat dengan politik akar rumput, ini akan menjadi lucu. Karena peran pergerakan mereka akan terpotong labelitas haram yg hanya persepsi muka bumi semata. Jika musik haram dan tidaknya saja masih di perdebatkan, lalu apa kabar pemusik yg mengusung pejabat dalam kampanye nya lalu memanfaatkan musik untuk kesuksesan menarik masa? Berdosa manakah mereka yg menggunakan musik sebagai propaganda program pemerintah tai, dg mereka yg menggunakan musik untuk mengangkat kembali pelanggaran ham dan kasus2 konflik agragria lalu berjuang melawan kebijakan pembangunan yg di prakarsai oleh pemerintah yg di kampanyekan oleh pemusik itu tadi? Terserah saja menganggap apapun dg alasan apapun, jika fasis yg sangat tidak terhormat bangun karena kalian semakin terus menerus berseteru oleh perbedaan pendapat. Yaa monggo2 saja di tunggu.. Saya sendiri memilih untuk tetap menjadi pribadi yg "okelah ini semua terjadi karena tidak sepaham". Lalu tetap mengkonsusmsi musik lokal maupun bukan tergantung selera saya. Dan tetap menjadikan musik sebagai sarana saja.