#sejarahjambi
Explore tagged Tumblr posts
jamistirahat-blog · 8 years ago
Text
Ketika Walikota dan Gubernur Jambi Satu Kantor
Pergi ke Kotabaru menuju tugu, kita akan bertemu dengan kantor pemerintahan Kota Jambi. Berbalik arah ke Telanaipura, kita tentu akan langsung ketemu dengan kawasan kantor gubernur. Padahal pada awal pembentukan provinsi Jambi dua kantor administrasi ini bekerja dalam satu kantor.
  Ingatan tentang gubernur dan walikota yang satu kantor dulu, tersimpan di gedung polisi air sekarang. Beralamat di Jalan Raden Mattaher. Berseberangan dengan Rumah Sakit Bahyangkara kini.
 Usut punya usut ternyata Hartman Manap, ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Jambi pernah punay ingatan soal gedung ini. Hartman merupakan anak ketujuh dari gubernur kedua Jambi, Abdul Manap. Jarak rumahnya ke kantorgubernur itu hanya tiga pelemparan batu. 
 Hartman Manap ingat betul masa kecilnya di Jambi. Masa-masa perencanaan menjadikan Jambi sebagai pemeritah yang otonom. Berbentuk provinsi. Ingatannya berputar  pada waktu-waktu ayahnya sibuk bantu rapat persiapan pembentukan Provinsi Jambi.
  Rumahnya berada di Jalan Cut Meutia. Dulu bernama Gang Melati. Rumah ini menjadi tempat rapatnya. Rumah yang tak jauh dari karesidenan Jambi waktu. Saat masih tergabung di Sumatera Tengah.
  Tahun 1952 dia ke Jambi. Ikut ayahnya, Abdul Manap yang nantinya akan menjadi gubernur Jambi kedua. Ayahnya diberi rumah disana untuk diperbantukan di Karisedan (kantor residen).
 Abdul Manap sendiri tidak ikut politik karena waktu itu Soekarno tidak membolehkan pegawai karesidenan untuk ikut politik. Lantas dia hanya membantu menyediakan tempat dan mempersiapkan segala kebutuhan. Sembari bolak-balik Bangko Jambi awalnya. "56 dan 57 kami pindah ke Bangko ditugaskan kesana," ungkapnya.
  "Dulu yang golongan F itu tidak boleh berpolitik. Soekarno tidak mau," katanya, Rabu (4/1).
 Rapat-rapat itu diadakan dirumah Abdul Manap yang diberikan residen. Kantor rsiden pun tak jauh dari sana. Jaraknya tidak sampai 200 meter. Kini kantor residen itu menjadi markas kepolisian air di depan rumah sakit bhayangkara.
 Jika masuk ke halaman kepolisian air itu masih terasa teduh karena pepohonan besar.  Beberapa masih ada disana. "Tiap musim buah. Burung bukan main banyaknya disama," katanya.
 Setelah Jambi menjadi provinsi sendiri Kantor Residen itu berubah menjadi kantor gubernur Jambi. Namun, tak lantas sepenuhnya jadi kantor gubernur.
 Gedung yang didirikan Belanda tahun 1918 itu jika dilihat dari atas bentuknya leter U. "Sebelah kiri gedung dipakai untuk walikota dan sebelah kanan untuk kantor gubernur," ungkap Hartman.
 Tiang-tiang kayu yang menopang gesung masih terlihat seperti dulu. Pintu-pintu berukuran besar khas arsitektur Belanda. Ada tanda seperti jamur di atasnya dan atapnya dari genteng, kini berwarna hitam.
 Hingga sekitar tahun 1960 dan 1961 Joesoef Singadekane yang terpilih menjadi gubernur pertama Jambi memutuskan pindah kantor. Kantor di telanaipura. Menurut Hartman kenapa dipilih telanaipura, karena waktu itu Singadekane sempat mengatakan bahw asalah satu raja di Jambi konon bernama tun telanai. Maka dia juga mendirikan kantor disana.
  "Saya ingat betul, waktu itu saya masih sekolah di Sekolah Menengah Atas. Yang sekarang jadi SMA 1 Kota itu," katanya.
 Setelah pemerintah provinsi atau kantor gubernur pindah ke telanaipura. Lalu kantor gubernur lama kemudian diserahkan ke pemerintah kotamadya Jambi sepenuhnya. 
  Hartman tidak mengikuti lagi perpindahan kantor walikota ke Kotabaru. Fahmi Sabki yang merupakan anak dari Muhamad Sabki yang pernah menjadi walikota Jambi mengatakan bahwa bekas gesung karesidenan itu hingga era kepemimpinan walikota Drs Ashari yang mulai menjabat tahun 1983. Ashari adalah walikota Jambi yang ketujuh.
 "Antara 1983 dan 1988 itu pindahnya pemerintah kota ke kotabaru. Pas Pak Sabki sudah di Kota Baru," ungkapnya.
 Setelah itu bekas kantor residen itu dijadikan kantor Pendidikan dan Kebudayaan (PDK). Baru sampai sekitar tahun 2000-an menjadi kantorBrigadir Mobile (Brimob). Lalu hingga kini menjadi polisi air.
 Sayang sekali Saya belum dapat menemukan Surat Keputusan perpindahan kantor gubernur lama ke Telanaipura. Saya sudah menanyakan Museum Perjuangan, Biro Aset dan Biro Organisasi Kantor Gubernur, hingga Badan Arsip Provinsi Jambi.
 Serasa kosong saja setiap kali kepala administrasi Jambi seperti gubernur dan walikota ngomong peduli budaya. Arsip sejarah saja tidak ada. Tapi lagi-lagi kita tak bisa percaya sepenuhnya pada politisi.
 Kantor gubernur selanjutnya diubah arsitekturnya pada era Zulkifli Nurdin. Hingga tulisan ini diturunkan di blog saya, bentuknya masih peninggalan era Zulkifli Nurdin.
    Catatan: Tulisan ini Pernah dimuat di Tribun Jambi edisi ulang tahun Jambi, 6 Januari 2017. Dengan versi yang sedikit berbeda.
C15a6M*(��
0 notes
rivaixgen-blog-blog-blog · 9 years ago
Photo
Tumblr media
Buku yang istimewa banget.. yang mengulas sejarah awal jambi dan kerajaan jambi termasuk raja2 jambi, salah satunya sultan thaha syaifuddin yang sekarang dikenal sebagai pahlawan nasional #jambi #sejarahjambi
0 notes