#ruang temu
Explore tagged Tumblr posts
Text
181.
Pagi tadi ketika langit masih mendung dan udara masih sejuk, aku bertemu Ibumu secara tidak sengaja. Aku sempat terdiam ketika mata kami beradu temu.
Ibumu; wanita yang pernah ku doakan supaya hatinya dilembutkan dan bisa menerimaku yang dicintai oleh putra tertuanya. Wanita yang sangat ku sayangi dan sempat ku tangisi di hadapan-Nya agar ia mau menyayangiku layaknya putri sendiri. Wanita yang ku harap bisa mengobati kerinduanku kepada Mama.
Pertemuan itu membuatku lega ternyata dendam dan kebencianku memang sudah purna. Aku tidak lagi memaksa takdir berpihak meski ingatan tentang betapa beliau memandangku begitu rendah, membuat pernyataan yang tidak-tidak dan semua hal yang dulu menciptakan luka mendalam masih terekam jelas.
Ah, benarlah, sudah memaafkan bukan berarti telah melupakan. Aku senang melihat Ibumu sehat, bagaimanapun perlakuannya dulu, aku tetap menghormati Ibumu sampai kapanpun.
Dan Tuhan Maha Baik. Dia kabulkan doa-doaku melalui Ibu dari lelaki lain. Seorang Ibu yang kini resmi menjadi Ibuku juga, wanita baik yang menyayangiku dan aku pun begitu menyayanginya. Begitulah Doa. Tidak ada doa yang tidak Dia kabulkan.
Allah, terima kasih, ya.
Ruang Jeda, 18.49 | 30 Oktober 2023.
75 notes
·
View notes
Text
Kecocokan dan Kesepahaman Jiwa
Faktor yang Sering Berperan dalam Kecocokan Jiwa atau Kesepemahaman Jiwa
Kecocokan jiwa atau kesepemahaman jiwa antara pasangan sering kali menjadi faktor penting dalam menjaga hubungan yang sehat dan bahagia. Istilah ini mencerminkan sejauh mana dua orang memiliki nilai-nilai, visi, dan perasaan yang serupa atau saling mendukung dalam hubungan mereka.
Beberapa faktor yang sering berperan dalam kecocokan jiwa atau kesepemahaman jiwa antara pasangan:
Nilai-nilai yang serupa: Bagaimana cara masing-masing individu memandang hidup, moralitas, dan pentingnya hal-hal tertentu dalam kehidupan sehari-hari bisa sangat memengaruhi kecocokan jiwa. Misalnya, jika satu pasangan mengutamakan kejujuran dan komitmen, sedangkan pasangan lainnya lebih fleksibel dalam hal ini, bisa timbul ketidakcocokan yang dapat mengganggu hubungan.
Tujuan hidup yang sejalan: Meskipun tujuan hidup bisa berbeda-beda, memiliki visi yang sejalan atau setidaknya saling mendukung dalam mencapai tujuan masing-masing dapat memperkuat kesepemahaman jiwa. Misalnya, jika satu pasangan memiliki tujuan karir yang ambisius sementara yang lain lebih fokus pada kehidupan keluarga, penting untuk menemukan titik temu dan kompromi.
Komunikasi yang baik: Kemampuan untuk terbuka dan jujur dalam berkomunikasi merupakan hal penting dalam membangun dan menjaga kesepemahaman jiwa. Pasangan yang dapat berbicara tentang perasaan, kebutuhan, dan harapan mereka dengan terbuka akan lebih mungkin untuk membangun kecocokan jiwa yang kuat.
Respek dan dukungan: Menghormati perbedaan dan mendukung pertumbuhan masing-masing individu juga krusial. Pasangan yang saling menghargai dan mendukung satu sama lain dalam mencapai potensi maksimal mereka cenderung memiliki kecocokan jiwa yang lebih baik.
Keintiman dan keterlibatan emosional: Mampu merasakan dan memahami perasaan satu sama lain serta membangun kedalaman emosional dalam hubungan adalah inti dari kesepemahaman jiwa. Ini mencakup dukungan emosional, pengertian, dan kepercayaan satu sama lain.
Penting untuk diingat bahwa kesepemahaman jiwa bukanlah sesuatu yang statis; ia bisa berkembang seiring waktu dan memerlukan usaha dari kedua belah pihak. Terbuka terhadap kompromi, belajar dari perbedaan, dan berinvestasi dalam komunikasi yang sehat adalah kunci untuk memelihara kecocokan jiwa dalam jangka panjang. Cara Membangun Kecocokan dan Kesepahaman Jiwa
Membangun kecocokan dan kesepemahaman jiwa dalam hubungan adalah suatu proses yang memerlukan waktu, usaha, dan komitmen dari kedua belah pihak. Beberapa cara yang dapat membantu memperkuat kecocokan dan kesepemahaman jiwa antara pasangan:
Komunikasi yang Terbuka dan Jujur: Salah satu kunci utama dalam membangun kesepemahaman jiwa adalah komunikasi yang terbuka dan jujur. Berbicaralah secara terbuka tentang perasaan, kebutuhan, harapan, dan ketakutan masing-masing. Dengarkan dengan penuh perhatian dan tanpa menghakimi. Ini membantu membangun kepercayaan dan pemahaman yang lebih dalam antara pasangan.
Berbagi Nilai-nilai dan Visi Hidup: Diskusikan nilai-nilai penting dalam hidup masing-masing dan bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi keputusan sehari-hari dan tujuan jangka panjang. Menemukan titik temu atau setidaknya saling menghormati perbedaan nilai-nilai dapat memperkuat kesepemahaman jiwa.
Menghormati Kebutuhan dan Ruang Pribadi: Penting untuk saling menghormati kebutuhan dan ruang pribadi masing-masing. Memiliki waktu untuk diri sendiri dan memungkinkan pasangan untuk melakukannya juga merupakan bagian dari membangun kecocokan jiwa. Ini membantu menjaga keseimbangan dan memberikan kesempatan untuk berkembang sebagai individu.
Menjadi Dukungan Satu Sama Lain: Dukungan emosional dan mental sangat penting dalam membangun kecocokan jiwa. Berikan dukungan dan dorongan satu sama lain dalam mencapai tujuan dan menghadapi tantangan hidup. Menunjukkan bahwa Anda peduli dan siap mendukung pasangan dalam segala situasi akan meningkatkan ikatan emosional dan kesepemahaman.
Memiliki Keterbukaan terhadap Pertumbuhan Bersama: Berbicaralah tentang tujuan dan harapan jangka panjang, baik secara individu maupun sebagai pasangan. Bersedia untuk tumbuh bersama, belajar dari pengalaman, dan menghadapi perubahan bersama-sama adalah kunci untuk membangun kesepemahaman jiwa yang kuat.
Berinvestasi dalam Kualitas Waktu Bersama: Menghabiskan waktu bersama secara bermakna adalah cara lain untuk membangun kecocokan jiwa. Jadwalkan waktu untuk melakukan aktivitas yang dinikmati bersama, seperti liburan, hobi bersama, atau bahkan hanya menghabiskan waktu bersama tanpa gangguan dari teknologi atau kegiatan lainnya.
Mengatasi Konflik dengan Bijak: Konflik dalam hubungan adalah hal yang wajar. Penting untuk belajar cara mengatasi konflik dengan cara yang konstruktif, seperti berbicara dengan tenang, mendengarkan dengan penuh perhatian, dan mencari solusi yang memuaskan kedua belah pihak. Ini membantu membangun kedalaman dan kepercayaan dalam hubungan.
Dalam semua hal ini, penting untuk diingat bahwa membangun kecocokan dan kesepemahaman jiwa adalah proses yang berkelanjutan. Itu membutuhkan komitmen untuk terus belajar dan tumbuh bersama, serta kesiapan untuk menyesuaikan dan berkembang seiring waktu.
15 notes
·
View notes
Text
Temu di Ujung Rindu
Malam itu kita bertemu, terpekur menatap satu sama lain, tersenyum. mengisi ruang hati yang kosong karena rindu. harap sua yang sudah lama berdebu, merekah sempurna. anehnya, bukan kaku yang kita sampaikan dalam kata. tapi hangat peluk sapa yang terlontarkan.
Aku tidak lagi memberikan pertanyaan-pertanyaan retorik dan penuh permintaan validasi mengenai kala itu, disaat kamu memilih bersama yang lain. aku hanya berkata, apa kabarmu selama hilang ditelan bumi? dan tanyamu pun sama, apakah tangisku masih tetap hadir disetiap malam?
Tangis itu masih tetap ada, tapi kelakarku lebih mendominasi hari-hariku setelah keputusan itu dibuat. Aku tidak mau mengambil lebih banyak patah hati lagi.
Bandung, katamu. tapi ternyata bohong. tak apa. mungkin kemarin, malam juga membantu kita untuk lebih ikhlas dengan apa yang sudah terjadi. petuahmu, cara marahmu dan kesalmu masih bisa kau tumpahkan hingga bulan terasa merangkul kita dalam hangatnya percakapan itu.
Kelakarku, masih menjadi kalimat yang asing di telingamu, tapi rona merah jambu di pipiku, selalu menjadi tempat favoritmu untuk membuatnya menjadi lebih pekat. Sial.
Jadi, selamat. kita sudah bertemu di ujung rindu. rasa sesak yang sering hadir pada malam yang katamu membosankan, sudah melepaskan jangkarnya.
Malam itu sangat hangat, tidak seperti malam sebelumnya yang terasa dikejar setan. perlahan dan menyenangkan. Terimakasih atas pertemuan itu.
Pada akhirnya, kita hanya akan kembali menjadi teman. Kata teman yang pernah aku tolak dan benci dimasa aku masih mencari. Tak apa, aku sudah terima.
selamat, kita sudah menjadi dua insan yang bisa mengatur rasa. Selamat menempuh hidup yang baru.
#cerpen#curahanhati#cerita pendek#catatan#kisah hidup#tulisan#cinta#menulis#sajak puisi#puisi#cerita
12 notes
·
View notes
Text
Merayakan Hitam, Putih, Abu-Abu
Entah siapa yang lebih dulu pergi dari ruang tunggu.
Beralih, pindah, menempuh hidup yang baru.
Aku akan berbahagia atasmu,
menghujani dengan doa-doa terbaik semampuku.
Aku tidak akan menangis tersedu,
seperti diri yang lalu.
Tapi jika yang lebih dulu itu aku,
jangan pernah ragu mengganggu,
teruslah bercerita dan mengadu semaumu.
Tentang tawa, cinta, bahkan hari yang sendu.
Apapun itu, mari kita rayakan temu dan waktu,
berdetik hitam, putih, atau mungkin abu-abu.
Dariku, untukmu, kuusahakan selalu.
-Bid
15 notes
·
View notes
Text
Eunoia
Kau yang kucari dalam jalan panjang ternyata ditemukan dalam perpisahan maha dahsyat. Secepat rinduku yang bermetamorfosa menjadi temu, begitu juga ia kau ubah menjadi kelu. Layaknya cahaya, tanpa ruang dan waktu, kau pergi meninggalkan setumpuk pilu.
Apa kau pernah membayangkan rasanya? Saat kau sedang sepenuhnya dalam cinta lalu semua rasa percaya yang kau beri dihempas tanpa sisa. Puing-puing yang berserak menjelma jatuh bangun yang membuat diri berulang kali ingkar. Nyaris aku tak percaya bahwa kelak aku akan selamat.
Tapi Tuhan maha bijaksana, maka; terima kasih atas pedih yang kau ukir dalam diri. Bilangan hari demi bulan terlewati. Luka itu kian mengering. Tapi kau tahu kan, kalau lapisan epidermis yang terluka pasti meninggalkan bekas. Baiknya tidak sampai ada keloid disana, mengingat setajam apa pisau yang kau gunakan. Syukurku pula, kehilanganmu membawaku pada perjalanan yang memberikan aku makna memperjuangkan, diriku sendiri untuk tidak kehilangan.
Tulus dari hati, sekali lagi ku ucapkan, terima kasih untuk segalanya.
dari puan @yhharahap & @tulisanmimi
75 notes
·
View notes
Text
Balada Mencintaimu
Oleh @kanal-imaji & @yhharahap
—gif from Pinterest
Aku ingin kembali pura-pura jadi tiba-tiba penyair saat jatuh cinta padamu. Menafsirkan rentang jarak, pertemuan, perjalanan, dan perpisahan sebagai jalan rindu melahirkan anak-anak puisi merah jambu.
Atau bersepakat dengan stasiun yang menyimpan rahasia degup jantungku yang memburu di ruang tunggu pada suatu pagi, ketika kita berjanji-temu di halaman balairung kampusmu.
Tapi aku selalu berada di tempat yang tidak kau inginkan, seperti kotamu yang telah lama kau tinggalkan, membuat ringkih tubuhku harus menghindar dari hilir mudik rindu.
Seperti rahasia yang membentang di antara waktu, aku masih memapah kakiku untuk berbalik darimu. Sebab kau masih serupa tuju yang aku petakan dalam napas, sedang kita serupa mata angin yang bergerak ke dua arah.
Apa suatu waktu kau akan menanggalkan kenangan? Selayaknya kau meninggalkan ingatan yang tidak menyenangkan—segala daya menggapaimu di langit—membiru indah pada bola matamu, membiru dalam dadaku.
Kuharap, kulepas, selayaknya cinta yang tak akan dibalas. Menemui aku dalam rindu yang bertubi-tubi. Membunuh semesta, upaya kesekian aku melarikan diri.
Mukomuko — Medan, 02 Februari 2023
67 notes
·
View notes
Text
WP #54 TADIKA MESRA
Pict: pinterest
Benarkah ilusi?
~~~~~~~~~~~~
Engkaulah rasi bintang yang menunjukkanku jalan pulang ketika aku terhilang.
Engkaulah matahari yang bercahaya terang ketika langitku diselimuti oleh temaram.
Engkaulah sayap yang membawaku terbang tinggi menuju tempat yang belum pernah kuketahui.
Tetaplah di sini.
Menemaniku menghapus sepi yang tiada bertepi.
Melewati malam yang kelam tanpa ikut tenggelam.
Bangunkan aku dari ilusi, tetapi jangan pernah pergi.
Tunggulah aku.
Yang belum ingin menyerah menemukanmu.
@hardkryptoniteheart
———
Di semesta raya
Biar cintaku mati saja
Namun rinduku tetap ada
Hidup di kepala masing-masing kita
Tak perlu ada temu
Biar waktu-waktu menjemu
Di antara doa-doa yang beradu
Saling menempuh tunggu
Berdampingan mencipta delusi
Terselimuti syair-syair patah hati
Semoga selalu saja begini
Sampai menemukan pelangi baru lagi
@by-u
———
Aku pikir rindu hanyalah bagian ilusi yang mengada-ngada. Namun, pikiran itu terbantahkan saat ku dapati aku rela menempuh jarak yang sangat jauh hanya untuk dapat bertemu denganmu.
Aku pikir, rindu hanyalah tubuh tanpa ruh—bagian dari Ilusi orang-orang yang kesepian. Namun, rindu ini memberi harapan dalam keputusasaan. Memberi waktu untuk menunggu. Memberi warna untuk segala lembaran ingatan yang kelabu.
Aku pikir, rindu hanyalah ilusi yang tersesat di dalam bilik kepalaku. Namun ku dapati karena ketersesatannya itu...hatiku selalu terketuk dan tanganku senantiasa menengadah untuk mendoakan keselamatanmu
Rupanya, rindu melampaui ilusi, ia nyata. Hidup dalam setiap jiwa yang mencintai.
@kkiakia
———
Dalam waktu aku mengenangmu engkau hadir sebagai kisah terindah dalam hidupku.
Saat bayangmu semakin nyata dirimu kian sirna di telan kenyataan.
Peluklah aku walau hanya sementara , dan biarkan aku merasakan cinta yang sama lagi.
Ceritamu selalu tertulis indah dalam ruang imajiku.
bagai sajak yang tak bisa ku pahami.
Seperti puisi yang tak pernah bisa aku rangkai.
Saat semua tak lagi sama kau hidup dalam anganku sebagai ilusi yang terindah.
Buatlah semu menjadi nyata karna di dalam ilusi dirimu adalah sebuah kenyataan.
@kevinsetyawan
———
Para perempuan itu jadi sering berilusi, karena seorang lelaki.
Ia berbaik hati kepada semua orang, katanya. Karena pendidikan yang baik, karena itu ajaran agama, karena memang begitulah ia sejak masa kanak-kanak, _katanya lagi._
Karena sebab-sebab yang sama, ia mencari pembenaran dengan melakukannya secara terus-menerus kepada semua teman ~perempuan~ nya, ialah yang sebenarnya telah menciptakan berbagai ilusi di kepala semua orang yang menerima kebaikan hatinya. Bagi beberapa yang paham, ia berlebihan, dan memang begitu kenyataannya.
Ia seakan sengaja memberi kesempatan bagi banyak orang untuk menafsirkan bahwa kebaikannya punya maksud yang berbeda-beda. Kawan lamanya membela, "Ia hanya ingin mencari kemana arah kompas perasaannya. Ia mudah terbawa perasaan, (meski ia seorang lelaki) karena hal-hal yang sederhana, karena pertolongan kecil, karena kata-kata yang bijak dan satu lagi, ..."
"Rupa." Sela salah satu perempuan yang mulai paham.
"Ternyata kau sudah tahu jawabannya"
Dan meski sudah tahu bahwa kebaikannya milik semua orang, mereka, para perempuan yang telah berkali-kali kelimpungan dengan perasaan, masih menyimpan benih perasaannya pada tempat yang dikhususkan. Sembari berharap, pengharapan yang buta, semoga perasaan yang dirawatnya itu berhasil menjadi indah.
Padahal pengharapan mereka seperti pengharapan kepada matahari untuk menyinari rumahnya seorang."
Tapi para perempuan itu tidak menyadari, mengapa menjerumuskan diri mereka sendiri dengan mempercayai ilusi yang timbul karena kebaikan seperti ini?
@haloinifaiq
———
Bahwa di jaman baru ini,
Kita diharuskan untuk bertahan....
bertahan hidup dengan seluruh kemampuan yang ada
berusaha dengan segala daya dan sisa percik cahaya
menembus gelap yang entah sampai kapan....
entah ada ujungnya atau tidak....
lantas entah karena aku memang bodoh atau terlalu banyak menelan bualan para filsuf
aku semakin tak peduli dengan semua yang dikatakan "kebiasaan - kebiasaan baru" ini
aku justru merasa takut....
bahwa pada akhirnya, jika-pun aku sanggup bertahan aku akan terjebak dalam ilusi sesat ini....
Bahwa aku bertahan karena aku berusaha! Atas usahaku sendiri! Bukan karena memang masih direstui-NYA....
dengan demikian aku menjadi binatang kufur yang pongah
dan lantas untuk apa lagi aku bertahan lama-lama
@lucifermorningstark
———
"GITA CITA"
Tenang
Biar kutemui bapakmu
Kutanyai mau tidak dia jadi bapakku
Ibumu? Oo sudah tentu dia juga
Pasti mereka mau?
Oo belum tentu
Pokoknya kamu tenang saja.
Meski ini baru sebatas ilusi adanya.
@barakelana
———
Serangkaian takdir yang menyapa, terikat doa hingga mewujud menjadi nyata.
Banyak nyata yang terlewati begitu bermakna.
Meskipun pada akhirnya, menyublim sampai tidak ada lagi yang tersisa.
Harus kemana lagi kubagikan intuisi yang selalu menyala ini?
Terlalu lama disimpan sendiri yang ada malah membuatnya tidak lagi menyala.
Hingga akhirnya—
Intuisi yang menyala ini, menyumblim juga menjadi ruang tanpa suara.
Bagaimana bisa?
Intuisi. Resonansi. Senada-seirama pernah begitu apik menjalankan perannya dengan nyata—
Tetapi, kenapa nyata-nyata yang sudah terlewati menjelma menjadi cerita-cerita yang tidak bisa lagi kuraba?
Ilusi—Delusi.
Padahal sebelumnya Intuisi—Resonansi.
@aksara-rasa
———
Besok, akan ku masuki duniamu yang sepi.
Akan ku jadikan diriku nyala pijar di tengah sunyi.
Akan ku warnai harimu dengan warna-warni.
Masih besok belum hari ini, ketika mencintaiku bagimu sudah bukan ilusi.
@langitawaan
———
Atau memang benar adanya?
~~~~~~~~~~
Ruang Kelas Tadika Mesra, 29 Januari 2023.
66 notes
·
View notes
Text
simpul janji abadi
takdir itu misteri ya! yang tak pernah kita sangka dan kira ternyata menjelma nyata di ujung cerita. sekalipun telah kubenamkan harapan yang kukira maya. sekalipun telah lenyap keberanian diri untuk merangkai ikat janji bersama. namun, segenggam keyakinan mengantar kita pada ikrar janji suci untuk menua bersama.
beberapa kali, kita pernah menyerah pada bentang jarak yang mempersempit ruang interaksi. menjadi asing dan sendiri. namun, tak peduli seberapa jauh kita terpolarisasi, tak peduli seberapa panjang dimensi yang memisahkan diri. di persimpangan jalan berliku itu pula, titik temu keyakinan kita untuk saling mengikat janji abadi.
terima kasih, sudah bersedia menjadi teman hidup untuk tunaikan ibadah terlama ya cha. terima kasih untuk tetap membuka simpul hati atas kesempatan yang selama ini terbuang sia-sia.
tugas kita di depan akan terasa berat. namun, seiring perjalanan, mari berproses dan bertumbuh untuk belajar saling memahami. memupuk rasa bahagia dan saling melengkapi.
@andikasptracdr | 7/7/2024
5 notes
·
View notes
Text
"Jangan meminta untuk saling menunggu. Aku kerjakan bagianku, kamu kerjakan bagianmu. Perihal temu, biarkan Allah yang tunjukan kuasa-Nya."
Entah hanya firasatku saja, atau tulisan ini memang ditujukan untukku?
Terima kasih karena telah kembali menguatkan. Beberapa hari ini aku memang sedang memikirkan perihal "kapan kita bertemu lagi?". Sebab, jarak kini begitu jauh. Intensitas kita tak seperti dulu. Memasuki tahun ke-2, ku harap aku bisa menjalani hari-hari seperti sebelumnya. Ya, meski terkadang ada ruang rindu yang menyapa..
Jarak ini semoga membuat kita masing-masing bertambah dewasa ya. Persis seperti katamu, kamu di sana mengerjakan tugasmu sementara aku di sini juga mengerjakan tugasku. Aku yakin, Allah pasti selalu dan selalu punya jalan untuk mempertemukan kita meskipun menurut kita hao itu mustahil.
Baik-baik di sana ya, jaga kesehatan. Doa terbaik selalu untukmu. Semoga Allah senantiasa mudahkan segala urusan kita. Semoga Allah berkenan mempersatukan kita. Aamiin...
3 notes
·
View notes
Text
The Golden of The Next 10 Years
Kala itu, pertemuan kita akan diawali dengan senyummu yang lebih ikhlas, hatimu yang lebih luas serta sikapmu yang semakin tegas.
Aku akan melihat sosokmu dalam kondisi terbaik; selesai dengan banyak hal, berdamai dengan banyak keadaan dan menghilangkan kebiasaan menghambur-hamburkan tangisan.
Kala itu, mungkin jarak dan frekuensi temu tak lagi menentu. Mungkin juga kita tak ada lagi waktu untuk sekedar bertanya "Adakah yang bisa dibantu?" atau sekedar mengingatkan untuk tidak telat makan dan tidur tidak lebih dari jam satu :v
Namun pintaku, mari tetap untuk saling ingat serta saling butuh.
Di masa itu, kamu telah menemukan sosok yang akan selalu mengisi hari-harimu yang dulu pernah sendu.
Ia akan percis sepertimu, lalu kalian akan menjadi dua tokoh utama yang saling memenangkan dalam cerita panjang yang menyenangkan.
Tak ada lagi pesimisme dan kekhawatiran abstrak di sela-sela malam yang dulu pernah menikam; yang hadir hanyalah tenang, senang dan menang.
Kabar gembiranya lagi, kau tak akan selamanya ada, namun keberhargaanmu akan selamanya dipinta.
Maka saat itu, hadirlah sosok kecil yang dulu sering kita khayalkan. Sosok yang telah mengenal tuhannya dengan baik sedari ia di ruang kecil terkuat milik ibunya yang istimewa.
Saat itu, ia mulai bertumbuh menjadi malaikat kecil yang mencintai pedoman hidupnya, bertutur dengan selembut-lembutnya, dan berfisik yang meneduhkan hingga semua dapat mencintainya.
Ps. This post is for punishment :v
2 notes
·
View notes
Text
Untuk kamu yang telah datang.
Tautan takdir sudah terlihat makin nyata semenjak kau datang. Namun rinduku masih belum mampu ku luapkan karena keberanian ini masih bersembunyi tertelungkup malu.
Bila kau masih belum bisa menemani di sisi. Biarlah lembaran kertas buram yang mengganti. Seujung pena terus menggores tiap rindu yang beradu mengharap temu.
Apa dayaku bila raga tak mungkin saling bersinggung menyimpulkan padu? Aku masih menunggu, kapan waktu memberi ruang untuk aku dan kamu.
Semoga tak lagi, karena kurasa tak terbendung lagi seonggok rindu yang terus menggelitik hati.
3 notes
·
View notes
Text
Rasa istimewa, meredalah menjadi biasa.
Tuan, aku berusaha berlepas diri dari bayang² tentangmu yg kadang masih saja menyapa. Di sudut rasa, di denting suara, di kedipan mata, bahkan di harumnya bunga mimpi.
Debar dan sesak berlomba menguasai dada.
Setelah beberapa waktu tak lagi ada temu diantara kita berdua sedekat ini, meski hanya berpapasan dan melontar senyum dari bibir kita masing².
Aku kira hatiku sudah biasa saja, ternyata aku salah mengira.
Jantungku terasa dipompa tanpa jeda,
Dan ruang hatiku seperti dipenuhi sesuatu tanpa celah, sesak.
Mungkinkah masih ada cinta yg tersisa, atau akibat dari penolakan terhadap rasa sayang yg tak seharusnya? 💔
Aku sadar punya Tuhan, tempat mengadu segala rasa suka dan keresahan. Tapi, betapa hati butuh kekuatan besar untuk dapat dg baik dikendalikan.
May 20th, 2024
5 notes
·
View notes
Text
Kamu hanyalah ruang rindu yang tak akan pernah temu. Dan kamu hanyalah sebuah angan yang tak akan bisa terkabulkan.
3 notes
·
View notes
Text
Selamat hari raya, Sayang. Maafkan aku yang akhir ini seringkali buatmu sedih. Meski aku meninggalkan banyak luka, tak ada habisnya engkau beri ruang bernama kenyamanan. Terima kasih, Kesayangan.
Dariku, pada siang itu, di mana tak ada temu saat orang bersatu padu.
3 notes
·
View notes
Text
Menujumu.
Menujumu tak pernah hanya soal rindu. Apalagi bujuk dan rayu yang manisnya semu dan palsu.
Menujumu butuh waktu. Untuk aku menempuh jarak jauh, di jalan juang yang barangkali kutemui banyak terjal dan liku.
Menujumu butuh ilmu. Bukan cuma satu dua hingga tujuh, tapi berpuluh beratus jumlahnya, dan tak akan berhenti bahkan jika nanti kita sudah saling tiba di titik temu.
Mereka bilang orang-orang baik akan saling dipertemukan. Maka aku tengah berbenah menjadi lebih baik sambil terus memantaskan.
Mereka bilang tujuan yang sama akan mempertemukan orang-orang di perjalanan. Maka aku sedang persiapkan sebaik bekal supaya tak berkekurangan aku di perjalanan. Siapa tahu, kita benar-benar bertemu saat sedang menempuh perjalanan, kan?
Pun kamu. Beban di pundakmu masih jua kau pikul sendirian, ya? Dulu, katamu ada beberapa hal yang perlu kau selesaikan sebelum kita beranjak pada sebuah permulaan.
Maka, begitupun aku dalam ruang tungguku.
Aku tak ingin terburu melesat ke arahmu, meski tak ingin pula terlampau melambat. Tapi dengan langkah yang kian kulatih ini, semoga menujumu menjadi salah satu perjalanan tak terlupakan yang akan mengantarkanku pada indahnya pertemuan dua insan dalam satu tujuan : sebaik-baik keridhoan-Nya.
Aamiin..
2 notes
·
View notes
Text
Penghuni Ambang Pintu
Telah lama kubiarkan kau duduk di ambang pintu, tanpa kepastian hendak mundur ataukah maju. Kau hanya bergeming. Menggantung janji-janji semu di atas kepalamu, memastikan tidak ada celah untuk selainmu.
Sesiapa yang datang kau usir sesukamu. Berlagak kau telah menjadi penghuni tetap di hatiku. Padahal, kau masih sebatas di ambang pintu, menjadi tamu. Apa maumu?
Kau menghalangi nama-nama baru yang hendak menemuiku. Katamu, "Ini kediamanku, enyahlah segera dari depan pintu."
Sampai akhirnya, kau melihat pintu lain menganga di seberangmu. Pintu yang lebih lebar, yang baru saja menguarkan wangi keindahan. Dan, inilah kau yang sebenarnya. Kau beranjak tanpa kata, meninggalkan yang kau sebut rumah, melenggang tanpa rasa bersalah.
Teganya kau memaksaku menutup pintu dengan segera. Jejakmu yang sebatas di ambang menganga sudah kucabut, tak berguna. Walaupun hanya di ambang pintu nyatanya kau berhasil diam-diam menyelundupkan harapan palsu ke ruang terdalamku. Hingga tak ada lagi inginku membuka pintu, membiarkan ruangan itu kosong tanpa temu.
Kau ... Enyahlah dari hadapanku.
23 notes
·
View notes