#refleksihidup
Explore tagged Tumblr posts
Text
Merasa Biasa Salah
Menurut saya, salah satu hukuman terberat dalam melakukan kesalahan adalah merasa terbiasa. Jangankan merasa bersalah, kita justru sangat mungkin tidak merasa malu untuk melakukannya di depan banyak orang dan/atau tidak "merasa terganggu" ketika melihat orang lain melakukannya. Bahkan lebih jauh, kita akan selalu berusaha mencari pembenaran dari kesalahan yang dilakukan.
Sebut saja misalnya berbicara kasar atau kotor. Pada awalnya saya rasa hampir tidak ada orang yg merasa nyaman melakukannya, sampai akhirnya hal itu dianggap biasa saja. Teguran dari teman atau orang sekitar rasanya tidak lagi memberikan pengaruh apapun.
Tidak dipungkiri, lingkungan bisa jadi faktor utama yang membentuk persepsi biasa tadi. Orang yang sehari-hari tinggal di komunitas yg secara jamak terbiasa melakukan satu kesalahan, akan sangat mungkin menganggap hal tersebut sebagai hal yang biasa, atau bahkan sebagai sesuatu yang tidak salah.
Maka, selain berusaha untuk tetap menjaga perasaan bersalah ketika melakukan satu kesalahan, dengan memperdalam keilmuan mengenai apa yang benar dan salah, penting juga bagi kita untuk mengukur diri dalam kaitannya memilih pertemanan. Meminjam istilah Habib @umh110 kita perlu menyadari kapasitas diri apakah kita termasuk "orang sehat" atau "dokter".
Jika hanya level orang sehat, maka jalan terbaik untuk menjaga kesehatan adalah dengan berusaha menjalani pola hidup sehat dan berada di lingkungan yang sehat. Dan tidak perlu gegabah untuk merasa mampu menyembuhkan orang sakit, dengan memilih hidup di lingkungan yang penuh dengan orang sakit. Karena yg ada, sangat mungkin kita malah ikut terpengaruh.
Namun, jika kita memang memiliki keilmuan, keahlian dan pengakuan (dari pihak otoritatif), serta komunitas yg bisa jadi tempat rujukan, pilihan untuk berperan dalam menyembuhkan orang sakit adalah hal baik, atau bahkan menjadi keharusan.
Syahdan, kita perlu juga secara sadar mengukur, jangan-jangan selama ini justru kita adalah orang sakit itu yang sedang membutuhkan pertolongan untuk sembuh, setidaknya dari perasaan biasa melakukan kesalahan.
4 notes
·
View notes
Text
Menulis Buku : SMP (PERSAHABATAN).
Salah satu moment yang aku ingat dari Sekolah Menengah Pertama adalah persahabatan dengan sekelompok teman sebaya yang sangat menyenangkan. Kami menyebutnya "Gengsta". Entah apa arti dari sebutan itu, yang kuingat mereka adalah teman-teman yang sepanjang 3 tahun sekolah bersamaku. Ada banyak moment kami meluangkan waktu untuk makan bareng, jajan bareng, nongkrong bareng, naik pohon bareng, menemui seseorang dengan sembunyi2, dan berbagai keseruan lainnya.
Pengalaman tersebut sangat indah bagiku (setidaknya yang saat ini merasa tidak mudah untuk berkumpul lagi di tengah kepadatan aktifitas saat ini) -> Desember 2024 saat tulisan ini dibuat. Bagiku pengalaman bersama mereka mahal sekali. Terlepas dari pandangan bahwa "geng" itu tidak baik, tapi mereka menjadi sahabat yang mengisi gelas cintaku. Ngomong-ngomong soal cinta, tentu masa SMP adalah masa suka dengan lawan jenis. Mereka pula orang pertama yang kuceritakan mengenai kisah cinta monyet ku, yang bukan dengan monyet sungguhan ya. Masa SMP terasa sangat seru, dengan tim basket yang juga menjadi komunitas lain bagiku. Teman-teman basket tentu lebih beragam secara gender dan usia. Ada kakak kelas, dan pria, berbeda dengan group cewe2 sekelas yang di awal kuceritakan. Ternyata di tim basket aku belajar untuk melihat bahwa orang lain bisa sedekat itu bahkan menjadi saudara yang hangat. Kami melatih fisik dan strategi. Entah mengapa aku bangga berada dekat mereka, meski peranku tidak terlalu penting rasanya (cadangan mati konon disebutnya). hahaa.. Tak apa, aku tetap bangga dengan peran itu. SMP juga jadi tempat ku bertumbuh dengan musikalitas. Aku mengiringi ibadah di gereja, bahkan mulai melatih privat orang-orang tertentu (padahal aku pun masih proses belajar). Maka tidak sedikit anak yang akhirnya aku ajari di masa usia ku masih sangat muda. Pertemuan dengan muridku (anak hingga lansia) menolongku bertumbuh menjadi pribadi dewasa (belajar mengatur waktu, mengatur materi yang akan kusampaikan). Selain itu musikalitas ku dituangkan dalam berbagai tim (drum band, maupun ansemble di kota sukabumi). Baik itu tingkat sekolah maupun badan kerjasama gereja-gereja. Waw,, hidupku seru dan menyenangkan sekali ternyata.. Masa SMP tidak lepas dari luka dan trauma masa kecil hingga remaja. Tapi lewat berbagai orang yang kutemukan aku bertumbuh dan dibentuk sedemikian rupa oleh Tuhan. Tak pernah kusesali sedikit pun masa lalu yang terjadi. Kita nggak bisa mengubah apa pun yang sudah tergores di masa lampau, dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi di beberapa tahun ke depan), maka aku mau menikmati masa kini dan di sini. Rasanya cukup dulu tulisanku mengenai masa SMP yang seru, penuh dengan orang-orang keren dan mengasihiku. Aku belajar bahwa siapapun yang Tuhan hadirkan pasti berdampak untuk "pembentukan" ku. Makasih Tuhan, untuk setiap pribadi yang hadir di masa SMP ku. Meski jarak kami terpisah, kiranya berkat Tuhan tetap Engkau nyatakan bagi mereka. Di waktu baik lainnya semoga kami bisa bertemu dan saling berbagi kabar. -Fore Cibubur, 15.33- #menulisbuku #refleksihidup
0 notes
Photo
Beberapa orang tak suka menjelekkan orang lain, tapi pintar membuat orang lain terlihat jelek. What a talent right? 😂🤪😂😜🤪😂 Selamat sore, mari ngupi lah kita biar rileks riang gembira... ☕️🥜🍰🥧🍩🍻🍷🥃🍸🍺 #copasdoang #refleksihidup #koreksimental #mentalbaja #iamanironlady #betme #lifeistruggle #pelajaranhidup #nevergiveup #lettheworkspeakforitself #forgiveness
#pelajaranhidup#forgiveness#refleksihidup#mentalbaja#nevergiveup#lifeistruggle#betme#copasdoang#iamanironlady#koreksimental#lettheworkspeakforitself
0 notes
Text
DATANGLAH
Diam aku melihatnya
Aku merasa: kau lebih baik dengannya
Ternyata, aku salah merasa
Apakah aku pengharapanmu?
Naluriku berkata demikian
Gelisah diriku memikirkanmu yang resah
Lambat kusadari
Akan kucoba mengembalikan senyummu,
Hari-hari indahmu
20 Agustus 2017
0 notes
Text
Tahun Baru
Tepat 1 Tahun yang lalu saya memikirkan apa yang akan terjadi hari ini. Saat itu saya tidak tau apa yang akan terjadi hari ini dan pada hari antara hari itu sampai hari ini. namun sekarang saya telah mengetahui jawabannya.
Pertanyaannya apa yang akan terjadi dari hari ini sampai 1 tahun mendatang? kita tidak akan tau, bisa baik, bisa buruk. Hanya Tuhan yang tau. Ketidakberdayaan manusia mengetahui takdirnya merupakan salah satu kuasa besar Tuhan.
1 note
·
View note
Text
Teruntuk: suara itu
Hey kau, getaran tak berbentuk. Tibamu selalu saja tak terduga. Aku tahu kau ada dimana-mana, tapi kau adalah sosok yang paling egois. Seenaknya saja memilih hinggap di hati manapun. Kadang jadwal terbangmu juga tak tentu, picik!
Datangmu dari ruang hampa, aku tahu itu. Mudah bagimu untuk mengisi hati-hati mereka dengan bentuk apapun. Padahal kampung halamanmu hanyalah kehampaan. Bagaimana bisa manuvermu sedemikian tajam? Sampai-sampai si pemilik hati itu rela menghentikan denyutnya sendiri. Gila kau memang!
Bisakah kau sedikit lebih lembut layaknya sifat tempat asalmu itu? lebih hampa maksudku, sedikit saja kontrasmu. Kau tau mengapa kupinta begitu? Biar pergimu yang seenaknya itu tak menghampakan mereka, wahai kawan lamaku.
Sobatku, suaraku, berkolaborasilah dengan para pemujamu. Benar kau lebih fana dari ketidakjelasan manapun. Tapi aku mohon bimbinglah mereka, kami ini hanya ingin kau mengatur segala bentuk opsi itu.
[Lalu, pertanyaan terakhir ini akan menjawab semuanya itu.]
Apakah kami dapat mengatur volume-mu hai tuan suara? Kau taulah apa tujuanya.
fadilmfadil yogyakarta, september 2015
2 notes
·
View notes
Quote
Kegalauan itu timbul karena 4 hal : Kurang sibuk, kurang sabar, kurang bersyukur, dan yang paling penting kurang deket sama Allah.
Danar Anindito Mu'jizat
>> So true ka :)
848 notes
·
View notes