#qs: 309
Explore tagged Tumblr posts
Text
Zikir
Syarat yang kedua adalah Zikir, mengingat, menyebut, dan menghadirkan kebesaran Allah SWT dalam setiap gerak hati, lidah dan anggota tubuh.
Kita dapat belajar dari para pemuda penghuni Goa yang dikenal dengan "Ash-Habul Kahfi" yang bisa tidur dengan lelap, nyenyak dan tenang selama 309 tahun, sekalipun tidur diatas batu, dalam lobang yang sempit, gelap, dan pengap, tidak ada penerang apalagi AC, bahkan musuh berkeliaran diluar Goa yang siap mencincang tubuh mereka jika ditemukan.
Namun semua itu tidak menghalangi mereka untuk mendapatkan ketenangan hati, dalam suasana sulit, dan tidak menyenangkan.
Jawabannya tentu saja karena mereka adalah para pemuda yang tidur dengan Iman dan selalu berzikir kepada Allah SWT.
(Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu berdoa, "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu dan mudahkanlah bagi kami petunjuk untuk segala urusan kami. QS. Al-Kahfi Ayat 10.
Begitupun pada Ayat 13 "Sesungguhnya mereka adalah para pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka. QS. Al-Kahfi Ayat 13.
Bentuk Zikir dalam Al-Quran yang membentuk hati manusia tenang adalah Solat QS. Thaha Ayat 14, Membaca Al-Qur'an, QS. Al-Anbiya Ayat 50.
Selalu mengingat, menyebut, dan menghadirkan Allah dan kebesaran-Nya dalam hati seseorang, kapanpun, dimanapun, dan dalam kondisi apapun.
Artinya (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring. QS. Ali-Imran Ayat 191.
0 notes
Text
Muhammadan Way
B'ism Allah... Alhamdulillah, d'après les enseignements de Mawlana Shaykh Nurjan Mirahmadi (QS), le concept des portails célestes est profondément enraciné dans les réalités spirituelles mentionnées dans le Coran. Les Gens de la Caverne, également connus sous le nom des Sept Dormeurs, étaient un groupe de sept jeunes qui se sont réfugiés dans une caverne pour échapper à la persécution. Ils sont mentionnés dans la sourate Al-Kahf (La grotte) du Coran.
L'histoire décrit comment ces sept dormeurs se sont réfugiés dans une grotte et ont été réveillés après une longue période, qui s'est avérée être de 309 ans selon le Coran (18:25).
Cette histoire illustre l'existence d'un portail qui leur a permis de transcender le temps et l'espace, leur offrant un moyen de protection et d'orientation divine.
En outre, l'histoire de Sayyidina Musa (AS) et Sayyidina Khidr (AS) dans la sourate Al-Kahf met également en lumière l'existence de portails spirituels. Sayyidina Khidr (AS) est connu sous le nom d'homme vert dans l'islam et est considéré comme une référence symbolique à un portail spirituel pour le refuge et la guidance divine. Ses rencontres avec Sayyidina Musa (AS) soulignent la nature mystique et transcendante de ces portails.
Dans la sourate An-Naml, l'histoire de Sayyidina Sulaiman (AS) et du trône de Saba illustre l'existence d'autres dimensions et la capacité d'y accéder grâce à la connaissance et au pouvoir divins. Cette histoire met en évidence les profondes capacités spirituelles accordées aux prophètes et l'existence de connexions interdimensionnelles.
En outre, dans la sourate Al-Isra, le concept de Isra et Mi'raj, le voyage nocturne miraculeux du prophète Muhammad ﷺ, indique également l'existence de portails célestes et la transcendance des dimensions physiques et spirituelles. Il signifie l'ascension du prophète à travers les cieux et sa rencontre avec les réalités divines.
Shaykh Nurjan souligne que ces portails ne se limitent pas au passé, mais qu'ils sont également pertinents aujourd'hui. Les enseignements du Coran et les conseils du prophète Muhammad ﷺ permettent d'accéder à ces portails spirituels.
En ce qui concerne le point de vue sur les grands collisionneurs de hadrons susceptibles d'ouvrir des dimensions sataniques, Shaykh Nurjan souligne l'importance de comprendre les implications spirituelles des progrès scientifiques. La discussion sur les accélérateurs de particules tels que le Grand collisionneur de hadrons (LHC) et leur potentiel à ouvrir des portails pour les énergies négatives s'aligne sur la compréhension plus large des royaumes invisibles et de l'influence des forces obscures.
Shaykh Nurjan enseigne que si l'exploration scientifique est précieuse, il est crucial d'aborder de telles entreprises avec un discernement spirituel et des considérations éthiques. L'impact potentiel des expériences scientifiques sur le tissu spirituel de l'existence doit être soigneusement évalué, et la poursuite de la connaissance doit être guidée par une profonde compréhension de l'ordre divin et des réalités invisibles.
Qu'Allah (SWT) nous accorde la sagesse de rechercher la connaissance avec sincérité et compréhension, et qu'Il nous guide sur le chemin de la vérité et de l'illumination. Ameen. Et je vous encourage à avoir un bon caractère, une himma élevée, et à être au service de la Tariqa et des autres.
🌹 Votre soutien à la Tariqa est incroyablement précieux, et si c'est dans vos moyens, envisagez d'aider la noble cause à www.MuslimCharity.com. Chaque geste compte.
🌟 Pour plus de connaissances spirituelles, visitez les vidéos de Mawlana sur www.youtube.com/nurmir
Copyright ©️2023 - Shaykh.AI - Mystic Meditation (US) - Sufi Meditation Centers Society (Canada). Tous droits réservés
thumb_upthumb_down
sources : gog-and-magog-are-trapped...an-emerald-portal-to-heav...Unlocking the 6 Powers of...urdu-how-to-lower-materia...
0 notes
Photo
#queen sugar#qs: 309#rutina wesley#nova bordelon#dawn-lyen gardner#charley bordelon west#ralph angel bordelon#kofi siriboe#trinh phan#vivien ngo#tina lifford#violet bordelon#nicholas l. ashe#micah west#myles truitt#myron parker wright#nikko austen smith#stevonte hart
31 notes
·
View notes
Text
Pemuda, Kabur, Tidur
Padahal yang dilakuin cuma 'kabur' dan 'tidur', apa yang buat spesial dari pemuda-pemuda itu? Lama banget lagi, 309 tahun!
Di tengah kejaran pasukan dzolim dan berbekal keteguhan iman, mereka dikasih petunjuk, yakni harus kabur dan nemuin gua. Kalo dipikir", pasti musuh akan ngecek gua. Tapi, mereka lakuin aja gitu.. dan benar lagi.. Allah nyelametin mereka dan dibuat tidur bertahun-tahun.
Hm kalau direnungi, masa muda ialah masa di mana setiap yang dilakuin sepertinya penuh dengan ide"/gagasan mendasar (masa paling ideologis) dan penuh lika-liku. Dengan usia muda dan minim pengalaman, harusnya pemuda bisa jadiin perjalanan hidupnya sebagai sarana pembelajaran.
Pemuda, punya banyak masa untuk mengeksplorasi hal baru dan menjadikan perjalanannya sebagai pengalaman. Jadi jangan terlalu banyak pertimbangan kalau putusin sesuatu. Kuncinya satu, keteguhan keyakinan :')
Jadi,
pemuda, beriman, dekat dengan petunjuk, insyaAllah..
-QS Al Kahfi ayat 13-
-hq
2 notes
·
View notes
Photo
YANG KAU INGINKAN BELUM TENTU YANG TERBAIK.. . Orang sukses itu bukanlah orang yang berhasil mendapatkan apa yang dia INGINKAN.. Tetapi orang sukses itu adalah orang yang berhasil mendapatkan KEBAIKAN dalam hidupnya.. . Karena sesuatu yang berhasil didapat dari keinginan kita belum tentu akan menjadi kebaikan dalam kehidupan kita.. Maka hendaklah kita meminta selalu yang terbaik dari sisi Allah Ta'ala.. Karena Allah Ta'ala berfirman : . وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ. . “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah yang mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Qs. Al-Baqarah 216) . 👤 Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhuma berkata : . من اتكل على حسن اختيار الله له، لم يتمن شيئا. وهذا حد الوقوف على الرضى بما تصرف به القضاء . “Barangsiapa yang bersandar kepada baiknya pilihan Allah untuknya maka dia tidak akan mengangan-angankan sesuatu selain keadaan yang Allah pilihkan untuknya. Inilah batasan sikap selalu ridha terhadap semua ketentuan takdir dalam semua keadaan yang Allah berlakukan bagi hambaNya.” (Siyaru A’laamin Nubalaa’ 3/262) . . 👤 Syaikh Shalih al-'Utsaimin rahimahullah berkata : . لا تكره شيئا اختاره الله، قد يختار الله شيئا فيه مصلحة عظيمة لا تدري عنها أنت . . "Jangan engkau membenci sesuatu yang telah Allah pilih, karena sejatinya Allah memilihkan sesuatu yang padanya mengandung kemaslahatan besar yang engkau tidak mengetahui darinya." (Syarh Riyadh As-Shalihin, 3/309) https://www.instagram.com/p/B_kLRm0hWFh/?igshid=1bzmj0m51a7tz
0 notes
Photo
Recuerda que en friki plaza local 309 encontrarás todo lo que necesites de #demonslayer #kimetsunoyaiba desde aretes, figuras, llaveros y todoooo lo que necesites !! (en Cobra Kai Store.) https://www.instagram.com/p/B8NrqfQl-qs/?igshid=12cnc1e7y8sk8
0 notes
Photo
#Repost from @thesunnah_path . Apa itu Tabarruj? . Kata tabarruj Allah sebutkan dalam al-Quran di surat al-Ahzab, . وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى . ”Hendaklah kalian (para wanita) tetap di rumah kalian dan janganlah kalian bertabarruj dan seperti tabarruj orang-orang Jahiliyah yang dahulu…” (QS. Al-Ahzab: 33) . Al-Qurthubi menjelaskan makna at-tabarruj secara bahasa, beliau mengatakan, . وَالتَّبَرُّجُ: التَّكَشُّفُ وَالظُّهُورُ لِلْعُيُونِ، وَمِنْهُ: بُرُوجٌ مُشَيَّدَةٌ. وَبُرُوجُ السَّمَاءِ وَالْأَسْوَارِ، أَيْ لَا حَائِلَ دُونَهَا يَسْتُرُهَا . Tabarruj artinya menyingkap dan menampakkan diri sehingga terlihat pandangan mata. Contohnya kata: ’buruj musyayyadah’ (benteng tinggi yang kokoh), atau kata: ’buruj sama’ (bintang langit), artinya tidak penghalang apapun di bawahnya yang menutupinya. (Tafsir al-Qurthubi, 12/309). . Sementara makna tabbaruj seperti yang disebutkan dalam ayat, Ibnul Jauzi dalam tafsirnya menyebutkan dua keterangan ulama tentang makna tabarruj, . Pertama, Abu ubaidah,. التبرُّج: أن يُبْرِزن محاسنهن . “Tabarruj: wanita menampakkan kecantikannya (di depan lelaki yang bukan mahram).” . Kedua, keterangan az-Zajjaj, . التبرُّج: إِظهار الزِّينة وما يُستدعى به شهوةُ الرجل . “Tabarruj: menampakkan bagian yang indah (aurat) dan segala yang mengundang syahwat lelaki (non mahram).” . [Zadul Masir fi Ilmi at-Tafsir, 3/461]. . Berdasarkan keterangan di atas maka segala upaya wanita menampakkan kecantikannya di depan lelaki lain yang bukan mahram, termasuk bentuk tabarruj yang dilarang dalam ayat di atas. Karena itu, memakai pakaian ketat, pakaian transparan, atau menutup sebagian aurat, namun aurat lainnya masih terbuka, atau obral make up ketika keluar rumah, semuanya termasuk bentuk tabarruj yang dilarang dalam syariat. . Kecantikan wanita bukan untuk diumbar, sehingga dinikmati banyak mata lelaki jelalatan, namun kecantikan menjadi hak suami, sang imam bagi istrinya. . Dan bagi anda para suami, jadilah suami yang memiliki rasa cemburu, karena itu bukti bahwa anda mencintai istri anda. . Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com) . 📷 @thesunnah_path https://www.instagram.com/p/B5sKvHdB1G-/?igshid=15x0nxo5l3qn2
0 notes
Text
Beberapa Bentuk Bakti Kepada Orang Tua
Di artikel “Perintah Untuk Birrul Walidain” kita telah mengetahui perintah Allah dan Rasul-Nya untuk berbakti kepada orang tua, dan betapa agungnya kedudukan birrul walidain dalam Islam. Maka pertanyaan selanjutnya, bagaimana cara berbakti kepada orang tua?
Berikut ini beberapa adab yang baik dan akhlak yang mulia kepada orang tua:
1. Berkata-kata dengan sopan dan penuh kelembutan, dan jauhi perkataan yang menyakiti hati mereka
Allah Ta’ala berfirman:
وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” (QS. Al Isra: 23).
Ibnu Katsir menjelaskan tentang ayat [فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ]:
أي لا تسمعهما قولا سيئا حتى ولا التأفيف الذي هو أدنى مراتب القول السيئ
“Maksudnya jangan memperdengarkan kepada orang tua, perkataan yang buruk. Bahkan sekedar ah yang ini merupakan tingkatan terendah dari perkataan yang buruk” (Tafsir Ibnu Katsir).
2. Bersikap tawadhu’ kepada orang tua dan sikapilah mereka dengan penuh kasih sayang
Allah Ta’ala berfirman:
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.” (QS. Al Isra: 24).
3. Tidak memandang orang tua dengan pandangan yang tajam, tidak bermuka masam atau wajah yang tidak menyenangkan 4. Tidak meninggikan suara ketika berbicara dengan orang tua
Dalil kedua adab di atas adalah hadits Al Musawwir bin Makhramah mengenai bagaimana adab para Sahabat Nabi terhadap Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, disebutkan di dalamnya:
وإذا تكَلَّمَ خَفَضُوا أصواتَهم عندَه ، وما يُحِدُّون إليه النظرَ؛ تعظيمًا له
“jika para sahabat berbicara dengan Rasulullah, mereka merendahkan suara mereka dan mereka tidak memandang tajam sebagai bentuk pengagungan terhadap Rasulullah” (HR. Al Bukhari 2731).
Syaikh Musthafa Al ‘Adawi mengatakan: “setiap adab di atas terdapat dalil yang menunjukkan bahwa adab-adab tersebut merupakan sikap penghormatan”.
5. Tidak mendahului mereka dalam berkata-kata
Dari Abdullah bin Umar radhiallahu’anhu beliau berkata:
كنَّا عندَ النَّبيِّ صلَّى اللهُ عليْهِ وسلَّمَ فأتيَ بِجُمَّارٍ، فقالَ: إنَّ منَ الشَّجرةِ شجَرةً، مثلُها كمَثلِ المسلِمِ ، فأردتُ أن أقولَ: هيَ النَّخلةُ، فإذا أنا أصغرُ القومِ، فسَكتُّ، فقالَ النَّبيُّ صلَّى اللهُ عليْهِ وسلَّمَ: هيَ النَّخلةُ
“kami pernah bersama Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam di Jummar, kemudian Nabi bersabda: ‘Ada sebuah pohon yang ia merupakan permisalan seorang Muslim’. Ibnu Umar berkata: ‘sebetulnya aku ingin menjawab: pohon kurma. Namun karena ia yang paling muda di sini maka aku diam’. Lalu Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam pun memberi tahu jawabannya (kepada orang-orang): ‘ia adalah pohon kurma'” (HR. Al Bukhari 82, Muslim 2811).
Ibnu Umar melakukan demikian karena adanya para sahabat lain yang lebih tua usianya walau bukan orang tuanya. Maka tentu adab ini lebih layak lagi diterapkan kepada orang tua.
6. Lebih mengutamakan orang tua daripada diri sendiri atau iitsaar dalam perkara duniawi
Hendaknya kita tidak mengutamakan diri kita sendiri dari orang tua dalam perkara duniawi seperti makan, minum, dan perkara lainnya. Dalilnya adalah hadits dalam Shahihain tentang tiga orang yang ber-tawassul dengan amalan shalih yang salah satunya bertawassul dengan amalan baiknya kepada orang tua, diantara ia melakukan iitsaar kepada orang tuanya. Hadits ini telah disebutkan pada materi yang telah lalu, walhamdulillah.
7. Dakwahi mereka kepada agama yang benar
Allah Ta’ala berfirman:
وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَبِيًّا إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ لِمَ تَعْبُدُ مَا لَا يَسْمَعُ وَلَا يُبْصِرُ وَلَا يُغْنِي عَنْكَ شَيْئًا يَا أَبَتِ إِنِّي قَدْ جَاءَنِي مِنَ الْعِلْمِ مَا لَمْ يَأْتِكَ فَاتَّبِعْنِي أَهْدِكَ صِرَاطًا سَوِيًّا يَا أَبَتِ لَا تَعْبُدِ الشَّيْطَانَ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلرَّحْمَنِ عَصِيًّا يَا أَبَتِ إِنِّي أَخَافُ أَنْ يَمَسَّكَ عَذَابٌ مِنَ الرَّحْمَنِ فَتَكُونَ لِلشَّيْطَانِ وَلِيًّا
“Ceritakanlah (Hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al Kitab (Al Quran) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi. Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya; “Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun? Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi syaitan”” (QS. Maryam: 41-45).
8. Jagalah kehormatan mereka
Dari Abdullah bin Umar radhiallahu’anhuma, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
إِن��َ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَيْكُمْ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا ، فِي شَهْرِكُمْ هَذَا، فِي بَلَدِكُمْ هَذَا
“sesungguhnya Allah telah mengharamkan atas sesama kalian darah kalian (untuk ditumpakan) dan harta kalian (untuk dirampais) dan kehormatan (untuk dirusak). Sebagaimana haramnya hari ini, haramnya bulan ini dan haramnya negeri ini” (HR. Bukhari).
9. Berikan pelayanan-pelayanan kepada orang tua dan bantulah urusan-urusannya
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
المسلمُ أخو المسلمِ ، لا يَظْلِمُه ولا يُسْلِمُه ، ومَن كان في حاجةِ أخيه كان اللهُ في حاجتِه ، ومَن فرَّجَ عن م��لمٍ كربةً فرَّجَ اللهُ عنه كربةً مِن كُرُبَاتِ يومِ القيامةِ ، ومَن ستَرَ مسلمًا ستَرَه اللهُ يومَ القيامةِ
“Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lain, tidak boleh menzhaliminya, tidak boleh membiarkannya dalam bahaya. barangsiapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya sesama Muslim, maka Allah akan penuhi kebutuhannya. barangsiapa yang melepaskan saudaranya sesama Muslim dari satu kesulitan, maka Allah akan melepaskan ia dari satu kesulitan di hari kiamat. barangsiapa yang menutup aib seorang Muslim, Allah akan menutup aibnya di hari kiamat” (HR. Al Bukhari no. 2442)
10. Jawablah panggilan mereka dengan segera
Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
فَأَتَتْ أُمُّهُ يَوْمًٍا فَقَالَتْ: يَا جُرَيْجُ! وَهُوَ يُصّلِّى، فَقَالَ فِي نَفْسِهِ – وَهُوَ يُصَلِّي – أُمِّي وَصَلاَتِي؟ فَرَأَى أَنْ يُؤْثِرَ صَلاَتَهُ، ثُمَّ صَرَخَتْ بِهِ الثَّانِيَةَ، فَقَالَ فِي نَفْسِهِ: أُمِّي وَصَلاَتِي؟ فَرَأَى أَنْ يُؤْثِرَ صَلاَتَهُ. ثُمَّ صَرَخَتْ بِهِ الثَالِثَةَ فَقَالَ: أُمِّي وَصَلاَتِي؟ فَرَأَى أَنْ يُؤْثِرَ صَلاَتَهُ. فَلَمَّا لَمْ يُجِبْهَا قَالَتْ: لاَ أَمَاتَكَ اللهُ يَا جُرَيْجُ! حَتىَّ تَنْظُرَ فِي وَجْهِ المُوْمِسَاتِ
“Suatu hari datanglah ibu Juraij dan memanggil anaknya (Juraij) ketika ia sedang melaksanakan shalat, ”Wahai Juraij.” Juraij lalu bertanya dalam hatinya, ”Apakah aku harus memenuhi panggilan ibuku atau meneruskan shalatku?” Rupanya dia mengutamakan shalatnya. Ibunya lalu memanggil untuk yang kedua kalinya. Juraij kembali bertanya di dalam hati, ”Ibuku atau shalatku?” Rupanya dia mengutamakan shalatnya. Ibunya memanggil untuk kali ketiga. Juraij bertanya lagi dalam hatinya, ”lbuku atau shalatku?” Rupanya dia tetap mengutamakan shalatnya. Ketika sudah tidak menjawab panggilan, ibunya berkata, “Semoga Allah tidak mewafatkanmu, wahai Juraij sampai engkau melihat wajah pelacur” (HR. Al Bukhari dalam Al Adabul Mufrad, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Adabil Mufrad).
11. Jangan berdebat dengan mereka, jangan mudah menyalah-nyalahkan mereka, jelaskan dengan penuh adab
Sebagaimana dialog Nabi Ibrahim ‘alahissalam dengan ayahnya. Sebagaimana juga diceritakan oleh ‘Aisyah Radhiallahu’anha:
“Kami keluar bersama Rasulullah Shalallahu‘alaihi Wasallam pada beberapa perjalanan beliau. Tatkala kami sampai di Al-Baidaa atau di daerah Dzatul Jaisy, kalungku terputus. Rasulullah Shalallahu‘alaihi Wasallam pun berhenti untuk mencari kalung tersebut. Orang-orang yang ikut bersama beliau pun ikut berhenti mencari kalung tersebut. Padahal mereka tatkala itu tidak dalam keadaan bersuci (dalam keadaan berwudu) dan tidak membawa air. Sehingga orang-orang pun berdatangan menemui Abu bakar Ash-Shiddiq dan berkata, ‘Tidakkah engkau lihat apa yang telah dilakukan oleh Aisyah? Ia membuat Rasulullah Shalallahu‘alaihi Wasallam dan orang-orang berhenti padahal mereka tidak dalam keadaan bersuci dan tidak membawa air. Maka Abu Bakar pun menemuiku, lalu ia mengatakan apa yang dikatakannya. Lalu ia memukul pinggangku dengan tangannya. Tidak ada yang mencegahku untuk menghindar kecuali karena Rasulullah Shalallahu‘alaihi Wasallam yang sedang tidur di atas pahaku. Rasulullah Shalallahu‘alaihi Wasallam terus tertidur hingga subuh dalam keadaan tidak bersuci. Lalu Allah menurunkan ayat tentang tayammum. Usaid bin Al-Hudhair mengatakan, “Ini bukanlah awal keberkahan kalian wahai keluarga Abu Bakar”. Lalu kami pun menyiapkan unta yang sedang aku tumpangi, ternyata kalung itu berada di bawahnya”. (HR. An Nasa-i no.309, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Sunan An Nasa-i).
12. Segera bangkit menyambut mereka ketika mereka masuk rumah, dan ciumlah tangan mereka
Dari Aisyah radhiallahu’anha, ia berkata:
وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَآهَا قَدْ أَقْبَلَتْ رَحَّبَ بِهَا ثُمَّ قَامَ إِلَيْهَا فَقَبَّلَهَا ثُمَّ أَخَذَ بِيَدِهَا فَجَاءَ بِهَا حَتَّى يُجْلِسَهَا فِي مَكَانِهِ. وَكَانَتْ إِذَا أَتَاهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَحَّبَتْ بِهِ ثُمَّ قَامَتْ إِلَيْهِ فَقَبَّلَتْهُ
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam jika melihat putri Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam (Fathimah) datang ke rumah beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyambut kedatangannya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri lalu berjalan menyambut, menciumnya, menggandeng tangannya lalu mendudukkannya di tempat duduk beliau. Jika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi rumah Fathimah radhiyallahu anhuma , maka Fathimah menyambut kedatangan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia bangkit dan berjalan kearah Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu mencium (kening) Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam” (HR. Bukhari dalam Al Adabul Mufrad, Ibnu Qathan dalam Ahkamun Nazhar[296] mengatakan: “semua perawinya tsiqah”).
13. Jangan menganggu mereka di waktu mereka istirahat
Sebagaimana firman Allah dalam surat An Nur ayat 58 (yang artinya): “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum baligh diantara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari), yaitu: sebelum shalat subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari, dan sesudah sesudah shalat Isya’. (Itulah) tiga ‘aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.
14. Jangan berbohong kepada mereka
Karena Nabi Shallallahu’alaihi Wasalam bersabda:
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ؛ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ يَصْدُقُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ؛ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ، وَالْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكتب عند الله كذاباً
“Wajib bagi kalian untuk berlaku jujur. Karena kejujuran itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga. Seseorang yang senantiasa jujur, ia akan ditulis di sisi Allah sebagai Shiddiq (orang yang sangat jujur). Dan jauhilah dusta, karena dusta itu membawa kepada perbuatan fajir (maksiat) dan perbuatan fajir membawa ke neraka. Seseorang yang sering berdusta, akan di tulis di sisi Allah sebagai kadzab (orang yang sangat pendusta)” (HR. Muslim no. 2607).
Berbohong adalah dosa besar. Lebih lebih jika dilakukan terhadap orang tua, lebih besar lagi dosanya.
15. Jangan pelit untuk menafkahi mereka
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
ابْدَأْ بِنَفْسِكَ فَتَصَدَّقْ عَلَيْهَا ، فَإِنْ فَضَلَ شَيْءٌ فَلِأَهْلِكَ ، فَإِنْ فَضَلَ عَنْ أَهْلِكَ شَيْءٌ فَلِذِي قَرَابَتِكَ
“Mulailah dari dirimu sendiri, engkau beri nafkah dirimu sendiri. Jika ada lebih maka untuk keluargamu. Jika ada lebih maka untuk kerabatmu” (HR. Muslim no.997).
Maka orang tua adalah orang yang paling berhak dinafkahi setelah diri sendiri dan keluarga. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menjelaskan bahwa seorang anak wajib menafkahi orang tuanya jika memenuhi dua syarat: 1. Orang tua dalam keadaan miskin 2. Sang anak dalam keadaan mampu menafkahi
Jika dua kondisi ini tidak terpenuhi, maka tidak wajib.
16. Sering-seringlah mengunjungi mereka
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
أنَّ رجلًا زارَ أخًا لَهُ في قريةٍ أخرى ، فأرصدَ اللَّهُ لَهُ على مَدرجَتِهِ ملَكًا فلمَّا أتى عليهِ ، قالَ : أينَ تريدُ ؟ قالَ : أريدُ أخًا لي في هذِهِ القريةِ ، قالَ : هل لَكَ عليهِ من نعمةٍ تربُّها ؟ قالَ : لا ، غيرَ أنِّي أحببتُهُ في اللَّهِ عزَّ وجلَّ ، قالَ : فإنِّي رسولُ اللَّهِ إليكَ ، بأنَّ اللَّهَ قد أحبَّكَ كما أحببتَهُ فيهِ
“Pernah ada seseorang pergi mengunjungi saudaranya di daerah yang lain. Lalu Allah pun mengutus Malaikat kepadanya di tengah perjalanannya. Ketika mendatanginya, Malaikat tersebut bertanya: “engkau mau kemana?”. Ia menjawab: “aku ingin mengunjungi saudaraku di daerah ini”. Malaikat bertanya: “apakah ada suatu keuntungan yang ingin engkau dapatkan darinya?”. Orang tadi mengatakan: “tidak ada, kecuali karena aku mencintainya karena Allah ‘Azza wa Jalla”. Maka malaikat mengatakan: “sesungguhnya aku diutus oleh Allah kepadamu untuk mengabarkan bahwa Allah mencintaimu sebagaimana engkau mencintai saudaramu karena-Nya“ (HR Muslim no.2567).
Saling mengunjungi sesama Muslim sangat besar keutamaannya, lebih lagi jika yang dikunjungi adalah orang tua.
17. Jika ingin meminta sesuatu kepada mereka, mintalah dengan lemah lembut
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
لَا تُلْحِفُوا فِي الْمَسْأَلَةِ، فَوَاللهِ، لَا يَسْأَلُنِي أَحَدٌ مِنْكُمْ شَيْئًا، فَتُخْرِجَ لَهُ مَسْأَلَتُهُ مِنِّي شَيْئًا، وَأَنَا لَهُ كَارِهٌ، فَيُبَارَكَ لَهُ فِيمَا أَعْطَيْتُهُ
“Jangan kalian memaksa jika meminta. Demi Allah, jika seseorang meminta kepadaku sesuatu, kemudian aku mengabulkan permintaannya tersebut dengan perasaan tidak senang, maka tidak ada keberkahan pada dirinya dan apa yang ia minta itu” (HR. Muslim no. 1038).
Meminta kepada orang lain dengan memaksa adalah akhlak yang buruk, lebih lagi jika yang diminta adalah orang tua.
18. Jika orang tua dan istri bertikai maka berlaku adillah
Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al Maidah: 8).
19. Bermusyarawahlah dengan mereka dalam urusan-urusanmu
Ajaklah orang tua untuk berdiskusi dalam masalah-masalahmu. Allah Ta’ala berfirman:
وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَ��ْرِ
“Bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan-urusanmu” (QS. Al Imran: 159).
20. Berziarah kubur mereka dan sering-sering doakan mereka
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
كنت نهيتكم عن زيارة القبور ألا فزوروها فإنها ترق القلب ، وتدمع العين ، وتذكر الآخرة ، ولا تقولوا هجرا
“Dulu aku pernah melarang kalian untuk berziarah-kubur. Namun sekarang ketahuilah, hendaknya kalian berziarah kubur. Karena ia dapat melembutkan hati, membuat air mata berlinang, dan mengingatkan kalian akan akhirat namun jangan kalian mengatakan perkataan yang tidak layak (qaulul hujr), ketika berziarah” (HR. Al Haakim no.1393, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jaami’, 7584)
Semoga yang sedikit ini bermanfaat. Wabillahi at taufiiq was sadaad.
Penyusun: Yulian Purnama, S.Kom. Hafizhahullah
Disarikan dari kitab Fiqhu at Ta’amul Ma’al Walidain, karya Syaikh Musthafa Al ‘Adawi dan Kaifa Nurabbi Auladana karya Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu
Source: https://muslim.or.id/47133-beberapa-bentuk-bakti-kepada-orang-tua.html
0 notes
Text
HATI-HATI ! JEBAKAN RIBA ADA DIMANA-MANA
Berbagai macam cara “modern” memperoleh harta kekayaan pun bermunculan di zaman sekarang. Cara-cara yang seolah elegan padahal mengandung racun mematikan. Cara yang terlihat “pintar” padahal hakikatnya dosa. Cara yang kebanyakan dilakukan oleh orang yang sesungguhnya telah “berpunya” tapi hawa nafsunya mendominasi untuk terus memupuk materi. Cara yang sebagian besar ditempuh oleh orang yang sebenarnya berpendidikan. Mulai dari berbagai kredit motor, mobil, perabotan dan rumah. Perusahaan leasing motor dan mobil bermunculan bak jamur di musim penghujan. Uang muka yang rendah, bunga ringan dan cicilan berjangka panjang telah menjadi daya tarik sendiri bagi masyarakat. Mereka yang sebenarnya sudah punya kendaraan dirangsang untuk beli lagi. Sudah punya satu pingin dua, demikian seterusnya. Begitu pula dengan kredit pemilikan rumah baik melalui bank konvensional maupun bank syariah. Banyak yang sebenarnya sudah punya rumah, tapi tidak cukup satu saja. Masih ingin lagi dan lagi. Belum lagi penawaran kredit uang langsung tunai, dengan bunga rendah. Juga adanya produk kartu kredit, menjadikan akses menambah harta dengan berhutang disertai bunga tertentu semakin mudah dilakukan. Hutang dalam sistem kapitalis telah menjadi hal teramat biasa. Hutang tak lagi karena kepepet untuk memenuhi kebutuhan pokok yang menentukan hidup matinya seseorang. Hutang telah menjadi bagian dari life style bahkan untuk orang kaya sekalipun. Masyarakat semakin terbuai dan terhipnotis untuk semakin memperkaya diri dan lupa rambu-rambu agama. Merasa bangga dan terhormat bisa memiliki harta walau dari hasil hutang ke bank/rentenir. Gengsi bila tak punya apa-apa dan takut ketahuan miskin. Seolah beranggapan bahwa ketika hampir semua orang terlibat “bunga bank”, maka hal itu menjadi sesuatu yang benar. Sama sekali bukan kesalahan dan berdosa. Lupa dengan seruan Allah sebagai berikut, ” Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (Al-Baqarah: 275) Riba dengan segala bentuknya adalah haram dan termasuk dosa besar, dengan dasar Al-Qur`an, As-Sunnah, dan ijma’ ulama. “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri, melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.” (QS Al-Baqarah: 275). “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan shadaqah.” (QS Al-Baqarah: 276). Dari Jabir ra, ia berkata. “Rasulullah saw melaknat pemakan riba, pemberi makan riba, dua saksinya dan penulisnya.” Dan Beliau bersabda, “Mereka semua sama.” (Shahih: Mukhtasar Muslim no: 955, Shahihul Jami’us Shaghir no: 5090 dan Muslim III: 1219 no: 1598). dan masih banyak hadist yang lainnya tentang LARANGAN RIBA. Dengan beberapa dalil diatas pun lebih dari cukup kiranya untuk umat Islam tidak terjebak riba dengan berbagai ” bungkus” dan “kemasan” indah menipu mata.
Saatnya Cinta Perlu Pembuktian Jika benar cinta Allah, maka akan menaati-Nya apapun resiko dan konsekuensi yang dihadapi sekalipun kemiskinan di hadapan mata. Bila betul hanya takut pada Allah, pasti akan mengikatkan hati, pemikiran, ucapan dan perilaku hanya pada aturan Allah. Istiqomah menggenggam hukum syara.
Saatnya Mengevaluasi Diri Jangan sampai diri termasuk orang-orang yang dengan sadar memilih terlibat aktif dalam ribawi. Jangan pernah meremehkan sekecil apapun usaha maksimal kita untuk terlepas dari riba. Ada Roqib Atid yang tidak akan pernah keliru menulis catatan amal tiap individu. Tentu berbeda catatannya antara orang-orang yang memilih berhutang ke bank dengan yang tidak. Pasti berbeda penilaian Alloh, antara orang-orang yang lebih memilih sabar hidup hanya bisa jadi kontraktor alias penyewa rumah, dengan mereka yang memilih beli rumah dengan cara KPR yang nyata-nyata bathil. Sudah tentu juga berbeda antara mereka yang lebih memilih kemana-mana naik sepeda ontel bahkan jalan kaki dengan mereka yang berkendaraan ria dari hasil kredit riba/leasing. Pasti berbeda, antara mereka yang sabar atas kemiskinannya, dengan mereka yang melakukan dalih pembenaran atas pilihan perbuatan ribawi dan “menyalahkan saudara sesama muslimnya” yang tidak mau menolong saat saudaranya dalam kemiskinan. Tentu berbeda, antara mereka yang lebih memilih mengayomi anak istri di gubug reot daripada di rumah hasil kredit ke bank. Amat pasti berbeda, antara mereka yang memberi makan anak istri dengan menjadi kuli, daripada mereka yang menjadi pungli. Sebab, dosa sekecil apapun ternyata adalah pintu masuk bagi dosa / maksiat lain yang mungkin lebih besar bila tak segera bertobat. Bila rasa malu adalah karena Allah, maka akan menjadi bagian yang melekat kuat dan menyatu dalam aliran darah manusia. Ia tak mungkin akan memilih jalan dosa yang bertentangan dengan perintah Allah, termasuk dalam mendapatkan harta. Mungkin manusia lain tak tahu darimana harta kita diperoleh, tapi malu lah pada Allah yang Maha Melihat. Apalagi bagi aktifis dakwah, atau mereka yang rutin mengkaji kitab. Harus lebih hati-hati dan istiqomah dengan ilmu yang didapat. Kalau memang belum sanggup beli Kantor, nggak usah maksa Ngutang. Udah sewa aja.. Kalau memang kita belum sanggup beli Mobil, nggak usah maksa Leasing. Udah motoran aja.. Kalau memang kita belum sanggup beli Motor, nggak usah maksa Leasing. Udah Ngangkot aja.. Kalau memang belum sanggup beli Rumah, nggak usah maksa KPR. Udah ngontrak aja.. "Hidup ini indah dengan kesederhanaan apa adanya, tidak usah memaksakan diri padahal itu jalan yang bisa menyesatkan diri, tidak perlu pikirkan dengan penilaian orang namun pikirkan dengan nasibmu di masa depan jika itu semua kamu lakukan.." Kebanyakan kita terjebak RIBA terjadi bukan karena kebutuhan yang sudah tercukupi dan terpenuhi, melainkan karena KEINGINAN YANG TERLALU TINGGI tapi tidak terbeli. Akhirnya kejebak deh sama Leasing, sama KPR, sama Kartu Kredit dan yang lainnya. Kuncinya adalah: SABAR. tunda KESENANGAN. Gaya hidup mewah BUKAN berarti menunjukkan bahwa hidup kita KAYA bisa jadi itu mah banyak GAYA padahal orang yang gak punya. ‘Umar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Janganlah seseorang berdagang di pasar kami sampai dia paham betul mengenai seluk beluk riba.” ‘Ali bin Abi Tholib mengatakan, “Barangsiapa yang berdagang namun belum memahami ilmu agama, maka dia pasti akan terjerumus dalam riba, kemudian dia akan terjerumus ke dalamnya dan terus menerus terjerumus.” (Mughnil Muhtaj, 6/310) Hadist-hadist diatas melarang kita untuk tidak berjualan kalau kita belum memahami tentang ilmu agama dalam berjualan. Karena apa? Karena kita bisa saja terjerumus dalam riba.
Apa Itu Riba? Secara etimologi, riba berarti tambahan (al fadhl waz ziyadah). (Lihat Al Mu’jam Al Wasith, 350 dan Al Misbah Al Muniir, 3/345). Juga riba dapat berarti bertambah dan tumbuh (zaada wa namaa). (Lihat Al Qomus Al Muhith, 3/423)
Hukum Riba Ibnu Qudamah mengatakan, “Riba itu diharamkan berdasarkan dalil Al Qur’an, As Sunnah, dan Ijma’ (kesepakatan kaum muslimin).” (Al Mughni, 7/492). Bahkan tidak ada satu syari’at pun yang menghalalkan riba. Al Mawardiy mengatakan, “Sampai dikatakan bahwa riba sama sekali tidak dihalalkan dalam satu syari’at pun. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala, “Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya.” (QS. An Nisaa’: 161). Maksudnya adalah riba ini sudah dilarang sejak dahulu pada syari’at sebelum Islam. (Mughnil Muhtaj, 6/309) Diantara dalil Al Qur’an yang mengharamkan bentuk riba adalah firman Allah Ta’ala, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Ali Imron: 130) Dari penjelasan diatas, semua ulama sepakat bahwa RIBA hukumnya haram baik berdasarkan Al Quran, Al Hadist dan Ijma’. Nah sekarang coba saya bahas ya apa saja dosa-dosa riba, berikut ini: 1. Riba Termasuk Dosa Besar Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jauhilah tujuh dosa besar yang akan menjerumuskan pelakunya dalam neraka.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apa saja dosa-dosa tersebut?” Beliau mengatakan, “[1] Menyekutukan Allah, [2] Sihir, [3] Membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan alasan yang dibenarkan, [4] Memakan harta anak yatim, [5] memakan RIBA, [6] melarikan diri dari medan peperangan, [7] menuduh wanita yang menjaga kehormatannya lagi (bahwa ia dituduh berzina).” (HR. Bukhari no. 2766 dan Muslim no. 89) Dalam hadits diatas dijelaskan bahwa dosa besar ada 7 dan RIBA termasuk salah satunya. Jadi jika kita melakukan transaksi Ribawi maka kita telah melakukan dosa besar loh.
2. Pelaku Riba Di Laknat Oleh Rasul Shallallahu ‘alayhi wa sallam Dari Jabir bin ‘Abdillah, beliau berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pemakan riba (rentenir), orang yang menyerahkan riba (nasabah), pencatat riba (sekretaris) dan dua orang saksinya.” Beliau mengatakan, “Mereka semua itu sama.”(HR. Muslim no. 1598) Maksud perkataan “mereka semua itu sama”, Syaikh Shafiyurraahman Al Mubarakfury mengatakan, “Yaitu sama dalam dosa atau sama dalam beramal dengan yang haram. Walaupun mungkin bisa berbeda dosa mereka atau masing-masing dari mereka dari yang lainnya.” (Minnatul Mun’im fi Syarhi Shohihil Muslim, 3/64) Bagaimana perasaan kita jika Rasul SAW mencintai kita? Sungguh pasti hati kita akan berbunga-bunga. Tapi kalau sebaliknya gimana? Di laknat Rasul karena kita melakukan transaksi ribawi. Silahkan dibayangkan..
3. Seperti Berzina Sebanyak 36 Kali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Satu dirham yang dimakan oleh seseorang dari transaksi riba sedangkan dia mengetahui, lebih besar dosanya daripada melakukan perbuatan zina sebanyak 36 kali.” (HR. Ahmad dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih mengatakan bahwa hadits ini shahih) Berapakah 1 dirham jika dikonversi ke dalam rupiah? 1 dirham itu sekitar 60 ribu rupiah. Kebayang gak sih dengan nilai riba 60 ribu saja kita seperti berzina sebanyak 36 kali. Coba deh bayangkan jika ribanya dihasilkan dari jual beli rumah yang ribanya ratusan juta rupiah. Na’udzubillahi min dzalik.
4. Seperti Berzina Dengan Ibu Kandung Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Riba itu ada 73 pintu (dosa). Yang paling ringan adalah semisal dosa seseorang yang menzinai ibu kandungnya sendiri. Sedangkan riba yang paling besar adalah apabila seseorang melanggar kehormatan saudaranya.” (HR. Al Hakim dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih dilihat dari jalur lainnya)
Apakah kita semua sayang kepada ibu kita? Pastinya kan. Kalau sayang dengan ibu tapi kita masih melakukan riba maka dosanya seperti menzinahi ibu kita. Serem banget gak sih dosa riba yang satu ini? Semoga Allah menghindari kita dari perbuatan ini. Aamiin
5. Siap Mendapat Adzab Allah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila telah marak perzinaan dan praktek ribawi di suatu negeri, maka sungguh penduduk negeri tersebut telah menghalalkan diri mereka untuk diadzab oleh Allah.” (HR. Al Hakim. Beliau mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan lighoirihi. Ada yang siap kalau misal kampungnya di adzab sama Allah?? Tidak ada yang mau lah ya saya yakin. Nah kalau ada praktek ribawi yang marak di sebuah tempat dan ditambah maraknya perzinahan maka sesungguhnya mereka telah menghalalkan adzab Allah untuk mereka.
6. Diperangi Allah dan Rasul “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu.” (Al Baqarah: 278-279) Nah itulah beberapa dosa-dosa Riba.
Semoga Allah ‘Azza wa Jalla memberikan kita kemudahan untuk menjauhkan dosa-dosa tersebut. Aamiin Semoga yang sudah Hijrah Semakin Istiqomah, Bagi yang belum maka Segeralah ! Indahnya Bermualah Sesuai Syariah..
1 note
·
View note
Text
TADABBUR
Dari Pemuda Kahfi Kita Belajar Kisah Pemuda Kahfi adalah kisah tentang sekumpulan pemuda muslim yang hidup di negeri kafir. Mereka bertekad hijrah untuk mempertahankan agama. Ini dilakukan setelah mereka mendakwahi kaumnya lalu mendapatkan penolakan, tekanan, dan intimidasi.Kemudian Allah melindungi dan mejaga mereka dengan membuat mereka tertidur di dalam gua selama 309 tahun. Saat mereka terbangun, mereka mendapati kaumnya telah berubah. Negeri tempat tinggal mereka dahulu menjadi negeri yang beriman.Allah azza wa jalla menjadikan bangunnya mereka setelah tidur panjang sebagai tanda kesempurnaan dan kekuasaan-Nya. Juga sebagai penegas bahwa janji Allah tentang kebangkitan pasti benar adanya. Dari pemuda Kahfi, kita belajarbahwa sumbu peradaban dunia adalah pemuda. Kucuran keringat mereka yang berpadu dengan pemikiran fundamental dan visioner mampu mendobrak kejumudan berpikir masyarakat tempat mereka hidup. Bermodalkan landasan tauhid dan visi rahmatan lil ‘alamin, mereka mampu merubah mimpi menjadi kenyataan. Pemuda Kahfi juga mengajari kita bahwa seorang pemuda harus teguh memegang keyakinannya terhadap Rabbnya. Menentang ketidakadilan dan berupaya mengubahnya semata-mata karena ketundukan kepada Rabbnya azza wa jalla.Segala cinta dan rasa harap hanya ditujukan untuk sang kekasih, Allah azza wa jalla. Pemuda Kahfi meletakkan keimanan kepada Allah sebagai ruh dalam kehidupannya. Meyakini kebenaran hanya datang dari Allah, yang disampaikan lewat utusan-Nya. Bukan kebenaran versi pemikiran manusia (isme) atau warisan nenek moyang (tradisi/kultural). “Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu". QS. Al Kahfi : 29 Dari pemuda Kahfi kita juga belajar bahwa orang yang memohon perlindungan kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala, maka Allah akan melindungi dan menyayanginya, dan menjadikan nya sebab hidayah bagi orang lain. Dari pemuda Kahfi kita juga belajar bahwa diantara sumber keteguhan dan keistiqomahan di jalan dakwah adalah hadirnya sahabat-sahabat yang shalih yang senantiasa meneguhkan langkah ketika diri mulai berbisik untuk berhenti. Wallahu a'lamSelamat beraktifitas
sumber: ig boim97
youtube
1 note
·
View note
Text
Jika menunggu nyaman
Jika menunggu nyaman, mengapa Nabiyullah Adam as yang sudah bahagia di Surga bersama Siti Hawa ditakdirkan Allah turun ke muka bumi kemudian bersusah payah memulai peradaban awal manusia, lalu kalau bukan untuk dakwah?
Jika menunggu nyaman, mengapa Nabiyullah Nuh as diperintah Allah untuk mengajak kepada Tauhid dan membangun bahtera di daratan sahara nan kemarau panas terik tanpa tahu apa tujuannya, yang karenanya ia dicaci kaumnya, ditinggal istri dan anaknya, lalu kalau bukan untuk dakwah?
Jika menunggu nyaman, mengapa Nabiyullah Ibrahim as diperintah untuk meninggalkan Siti Hajar dan Ismail kecil di sebuah lembah kering tak berpenghuni, setelah bersusah payah menunggu waktu lama melahirkannya, lalu kalau bukan untuk dakwah?
Jika menunggu nyaman, mengapa Nabiyullah Ismail yang baru mulai tumbuh dewasa diperintah Allah untuk disembelih oleh Ayahandanya, Nabiyullah Ibrahim as setelah bertahun-tahun ditinggalnya, lalu kalau bukan untuk dakwah?
Jika menunggu nyaman, mengapa Khalilullah Ibrahim as bersikeras mengajak kaumnya bertauhid, tidak takut dirajam oleh Ayahnya Azar, bahkan mendoakannya agar selamat, lalu kalau bukan untuk dakwah?
Jika menunggu nyaman, mengapa Abul Anbiyaa Ibrahim as tergerak menghancurkan patung-patung sesembahan kaumnya tak takut resiko kematian tepat di depannya berupa dilempar dengan manjaniq ke dalam kobaran api, lalu kalau bukan untuk dakwah?
Jika menunggu nyaman, mengapa Nabiyullah Yusuf as lebih memilih penjara sebagai tempat peraduannya dibanding Istana megah kerajaan Mesir berikut kecantikan wanita-wanita di dalamnya, lalu kalau bukan untuk dakwah?
Jika menunggu nyaman, mengapa Nabiyullah Yunus as tidak bersabar mengajak kaum Ninawa bertauhid hingga Ia ditelan dalam kegelapan berlipat kegelapan di dalam perut ikan paus, lalu kalau bukan untuk dakwah?
Jika menunggu nyaman, mengapa Kaliimullah Musa as diutus untuk membebaskan Bani Israil dari tirani dan kezaliman penguasa? Mengapa ia diperintah Allah untuk mengajak Firaun yang mengaku dirinya Tuhan kepada Tauhid? Mengapa ia diperintah untuk berlelah payah lari dulu dari kejaran Firaun baru dibelah lautan untuknya, lalu kalau bukan untuk dakwah?
Jika menunggu nyaman, mengapa Nabiyullah Daud as ikut turun berjihad menjadi tentara Tahlut ketika memerangi Jalut hingga ia muncul menjadi pahlawan kemenangan, lalu kalau bukan untuk dakwah?
Jika menunggu nyaman, mengapa Nabiyullah Sulaiman as rela menyembelih kuda gagah kesayangannya agar ia dapat fokus beribadah mengingat Tuhannya hingga dibalas dengan kerajaan di dunia yang tiada tandingannya, lalu kalau bukan untuk dakwah?
Jika menunggu nyaman, mengapa Nabiyullah Yahya dan Nabiyullah Zakariya tidak takut ancaman tirani ketika menyampaikan ajakan Tauhidnya hingga mereka berakhir dibawah tajamnya gergaji dan syahid tubuh terbelah menjadi dua, lalu kalau bukan untuk dakwah?
Jika menunggu nyaman, mengapa Maryam diperintah agar menggoyangkan batang kurma yang dikenal sangat kokoh padahal kondisinya saat itu sangatlah payah hampir-hampir sakarat tersebab melahirkan Isa, lalu kalau bukan untuk dakwah?
Jika menunggu nyaman, mengapa Nabiyullah Isa as harus bersusah payah melarikan diri dari kejaran para pemburunya hingga ia harus diangkat ke langit, padahal ia dimampukan untuk meniupkan ruh hidup pada bongkahan tanah thin berbentuk burung dan hiduplah ia. Padahal ia dimampukan untuk menyembuhkan penderita penyakit kusta dan buta, padahal ia dimampukan untuk mengembalikan hidup orang yang sudah mati dikuburkan, lalu kalau bukan untuk dakwah?
Jika menunggu nyaman, mengapa Habib An Najjar rela berlari dari ujung kota ke tengahnya hanya untuk mengatakan kepada kaumnya, “Ikutilah para utusan itu, ikutilah mereka yang tidak meminta upah lagi mendapat petunjuk itu” kemudian ia mati diinjak-injak oleh kaumnya karena ucapannya, lalu kalau bukan untuk dakwah?
Jika menunggu nyaman, mengapa tujuh pemuda gua berjuluk Ashabul Kahfi harus berlari dan bersembunyi dari kejaran Raja Musyrik nan Zhalim setelah ketauhidan mereka tidak takluk oleh kekuasaan Raja tersebut ke dalam gua, jika pada akhirnya setelah 309 tahun tertidurnya mereka di dalam gua tersebut mereka terbangun, lalu kalau bukan untuk dakwah?
Jika menunggu nyaman, mengapa Nabiyullah wa Rasuluhu Muhammad saw giat mengajak kaumnya meninggalkan kesyirikan padahal karenanya ia dilempari batu dan kotoran, padahal karenanya ia diboikot selama 3 tahun, padahal karenanya ia berkali-kali mengalami usaha pembunuhan, padahal karenanya para sahabatnya mengalami siksaan maha dahsyat dan tekanan super represif selama 13 tahun lamanya di Makkah, lalu kalau bukan untuk dakwah?
Jika menunggu nyaman, mengapa Mushab bin Umair saw rela meninggalkan tanah kelahirannya yang darinya ia membangun keluarga, kedudukan, perniagaan, harta, untuk kemudian diutus ke Madinah sebagai muballigh dan muassis tauhid disana, untuk mempersiapkan ladang amal seluruh masyarakat muhajirin lainnya yang mengorbankan hal yang sama demi peradaban baru disana, lalu kalau bukan untuk dakwah?
Jika menunggu nyaman, mengapa Nabiyullah wa Rasuluhu Muhammad saw berjalan kaki ketika menempuh hijrah dari Makkah ke Madinah padahal ia mampu di Isra dan di Miroj-kan dalam semalam ke Baitul Maqdis bahkan menuju langit ketujuh Sidratul Muntaha lalu kalau bukan untuk dakwah?
Jika menunggu nyaman, mengapa Rasulullah saw ikut turun memecah batu pada perang Ahzab padahal ia melilit perutnya dengan kerikil karena menahan dahsyatnya rasa lapar, lalu kalau bukan untuk dakwah?
Jika menunggu nyaman, mengapa Rasulullah saw bersama para sahabatnya tetap keluar menuju Tabuk padahal panasnya cuaca pada hari itu sangatlah dahsyatnya hingga membuat orang-orang munafik terduduk tidak mau berperang, lalu kalau bukan untuk dakwah?
Jika menunggu nyaman, mengapa Rasulullah saw dalam setiap peperangannya selalu memiliki jumlah pasukan yang lebih sedikit berkali lipat dibanding pasukan musuh, Badar: 313 berbanding 1000, Uhud: 1000 berbanding 3000, Khandaq: 5000 berbanding 10.000, Mutah: 3000 berbanding 100.000!, Hunain: 12.000 berbanding 40.000, lalu kalau bukan untuk dakwah?
Jika menunggu nyaman, mengapa Abdullah ibn Rawahah tidak ingin meminta bantuan pasukan tambahan dari Madinah pada perang Mutah tatkala ia mengetahui jumlah pasukan musuh berpuluh kali lipat banyaknya, bahkan mengatakan “Kita memerangi mereka bukan dengan jumlah banyak ataupun kekuatan besar, tapi kita memerangi mereka dengan agama ini, yang dengannya kita menjadi mulia! Maka majulah, pilihannya hanya dua, kemenangan atau kesyahidan!”, lalu kalau bukan untuk dakwah?
Jika menunggu nyaman, mengapa Hanzholah Ghosiilul Malaikah langsung terbangkitkan dari ranjang malam pertamanya dan meninggalkan istrinya yang baru semalam ia nikmati tatkala seruan jihad datang hingga ia belum sempat mandi janabah ketika ia syahid, sampai-sampai malaikat turun memandikannya, lalu kalau bukan untuk dakwah?
Jika menunggu nyaman, mengapa Abu Bakar As Shiddiq ra menginfakkan seluruh hartanya, Umar bin Khoththob setengahnya, Utsman bin Affan 300 unta bersama pelana dan 1000 kuda beserta peralatan perangnya pada peristiwa Tabuk, hingga mereka sisakan Allah dan Rasul-Nya saja untuk keluarga mereka, lalu kalau bukan untuk dakwah?
Jika menunggu nyaman, mengapa para sahabat Nabi Muhammad saw sedikit sekali yang dimakamkan di dua tanah haram; Makkah dan Madinah padahal dua tanah tersebut ialah semulia-mulia wilayah yang ada di atas muka bumi, lalu kalau bukan untuk dakwah?
Dan kisah-kisah heroik para pejuang islam lainnya yang tidak menunggu nyaman barulah mereka bergerak. Yang lewat tangan-tangan mereka semualah Allah Azza wa Jalla menyampaikan fitrah agama ini ke seluruh penjuru muka bumi hingga tiap sudut yang ada di atasnya, hingga merasuk di tiap relung-relung hati kita.
“(Bagi mereka) surga ´Adn mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka didalamnya adalah sutera. Dan mereka berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampum lagi Maha Mensyukuri. Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya; didalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu” (QS. Fathir: 33-35).
terimakasih telah menginspirasi -sb-
2 notes
·
View notes
Text
DIMENSI SAINS ISRA MI'RAJ
____________________________
Oleh : Prof. Dr. Fahmi Amhar
Peneliti Utama Badan Informasi Geospasial
Anggota Dewan Pakar Ikatan Alumni Program Habibie
Ketika peristiwa Isra’ Mi’raj diperingati, pada umumnya para khatib menghubungkannya dengan perintah sholat. Begitu pentingnya ibadah sholat, sehingga Rasulullah sampai dipanggil langsung bertemu Allah di langit.
Sholat adalah pilar agama. Sedang sholat berjama’ah dapat disebut “pilar negara”, karena memberi pelajaran berharga model kepemimpinan dalam Islam, yang tetap relevan sampai kapanpun. Kepemimpinan Islam bukanlah diktatur (karena imam bisa diingatkan bila salah dan diganti bila batal), juga bukan demokratis (karena syarat dan rukun sholat tak bisa didiskusikan). Pemimpin dipilih oleh rakyat untuk memimpin dengan syariat dari Tuhan Yang Maha Esa. Sudah benar bahwa di konstitusi kita tidak tersurat “demokrasi” namun “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”.
Namun Isra’ Mi’raj sebagai sebuah perjalanan ajaib di malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha di bumi yang diberkati juga memiliki dimensi sains dan politik.
Dimensi sains karena perjalanan Isra’ saja yang menempuh jarak kurang lebih 1250 Km pada masa itu sudah sesuatu yang mustahil ditempuh dalam semalam. Memang saat ini, dengan pesawat supersonik, perjalanan itu dapat ditempuh 15 menit saja. Namun peristiwa mi’raj ke langit tentu tetap misterius.
Andaikata perjalanan pergi-pulang ke langit itu ditempuh dari ba’da Isya (sekitar pukul 20) sampai menjelang Shubuh (sekitar pukul 04), maka jarak bumi – langit adalah 4 jam. Bila Nabi beserta malaikat jibril bergerak dengan kecepatan cahaya, maka jarak yang ditempuh baru sekitar 4.320.000.000 Km, atau baru di sekitar Planet Neptunus. Belum keluar tata surya. Bintang terdekat Proxima Alpha Centaury ada pada jarak sekitar 4,2 tahun cahaya. Tidak mungkin dikunjungi pergi-pulang dalam semalam.
Apalagi ada kendala Teori Relativitas Khusus. Menurut Einstein, materi yang bergerak mendekati kecepatan cahaya, maka akan mengalami kontraksi ukuran sampai mendekati nol, dan pada saat yang sama massanya mendekati tak terhingga. Apakah Nabi mengalami hal itu?
Misteri ini tentu makin menantang para ilmuwan muslim untuk menjawab dengan berbagai teori fisika yang dikenal saat ini. Teori Einstein sudah terbukti ribuan kali di dunia fisika partikel, dan juga pada satelit yang mengorbit bumi 90 menit sekali sambil membawa jam atom.
Ada juga yang mencoba memahami dengan ayat 70 Surat al-Maarij, “Malaikat-malaikat dan Jibril naik kepada Rabb dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun”, sebagai jarak ke langit adalah 50.000 tahun cahaya. Malaikat mampu melesat dengan laju jauh di atas cahaya (Faster Than Light, FTL-Travelling).
Namun astrofisika memastikan bahwa sehari malaikat ini belum keluar dari galaksi Bimasakti. Galaksi tetangga Andromeda saja berjarak 2,5 juta tahun cahaya. Dan itu juga belum langit. Di manakah langit sebenarnya? Batas jagad raya teramati ada pada 14 Milyar tahun cahaya!
Melihat hal ini, sains mulai berspekulasi bahwa dunia yang kita amati ini memiliki struktur yang tidak linear. Terlalu banyak materi gelap (“dark matter”) yang mungkin telah melengkungkan ruang dan waktu. Allah barangkali telah memasang “gerbang-gerbang langit” yang bisa menjadi jalan pintas ke lokasi yang maha jauh. Bukankah Allah telah memberi tantangan “Hai jama`ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan” (QS 55:33). Dan relativitas waktu telah ditunjukkan dengan kisah Ashabul Kahfi, yang ditidurkan selama 309 tahun, sementara mereka hanya merasa setengah hari.
Semua ini memang ujian keimanan. Namun bagi seorang mukmin, iman yang ideal adalah iman yang produktif. Ada ratusan ayat suci yang menggelitik seorang muslim untuk menguak rahasia alam. Itulah yang diinginkan Allah ketika berfirman “Maka mengapa kalian tidak memperhatikan bagaimana unta diciptakan, dan langit ditinggikan?“ (QS 88:17-18). Muslim generasi awal menjadikan ayat itu inspirasi untuk mempelajari biologi dan astronomi. Kitab astronomi “Almagest” karya Ptolomeus (100-170M) pernah dijadikan “kitab tafsir” atas ayat tersebut.
Maka abad pertengahan dihiasi oleh ratusan astronom muslim, dari Al-Battani (858-929M), Al-Biruni (973-1048M), hingga Quthubuddin As Syairazy (1236–1311M). Mereka tidak hanya memastikan bulatnya bumi, juga mewariskan teknik mengukurnya, bahkan memastikan bahwa bumi bukan pusat tata surya, ratusan tahun sebelum Copernicus (1473-1543M).
Dalam teknologi, Abbas Ibn Firnas (810-887M) dari Cordoba diketahui benar-benar membuat alat terbang. Dia berhasil terbang dengan alat yang kita kenal sebagai gantole dan parasut. Lebih 11 abad kemudian Wright bersaudara dari Amerika menambahkan mesin padanya, dan jadilah pesawat terbang bermesin.
Pada abad pertengahan, umat Islam memiliki keunggulan di bidang sains ketika semangat berpikir menguak rahasia alam masih tinggi, dan iklim mencintai sains masih hidup baik di masyarakat maupun di pemerintahan. Berijtihad dalam sains masih dianggap ibadah dan amal jariyah. Dan berwakaf untuk laboratorium atau observatorium masih menjadi gengsi para aghniya.
Namun ketika aktivitas berpikir makin diabaikan, maka ada suatu titik ketika bangsa Barat menyalip keunggulan peradaban Islam, dan akhirnya penjajahan atas negeri-negeri Islam dimulai. Puncaknya adalah saat al Aqsha di bumi yang diberkahi dijajah oleh Israel hingga hari ini. Inilah dimensi politik dari Isra’ Mi’raj.
Oleh karena itu, dalam memperingati Isra’ Mi’raj sudah sewajarnya kita kuatkan kembali keimanan, lalu kita jadikan sholat berjama’ah sebagai model kepemimpinan Islam. Kemudian kita jadikan cinta sains untuk membangun ulang peradaban Islam, yang akan menjadi bekal memerdekakan bumi Islam yang terjajah.
Umat Islam tanpa sains dan teknologi terbukti mudah terjajah. Sains dan teknologi tanpa Islam cenderung menjajah. Hanya jika umat Islam memegang kendali atas sains dan teknologi, maka mereka akan kembali merahmati alam, membebaskan dunia dari penjajahan.
1 note
·
View note
Photo
YANG KAU INGINKAN BELUM TENTU YANG TERBAIK.. . Orang sukses itu bukanlah orang yang berhasil mendapatkan apa yang dia INGINKAN.. Tetapi orang sukses itu adalah orang yang berhasil mendapatkan KEBAIKAN dalam hidupnya.. . Karena sesuatu yang berhasil didapat dari keinginan kita belum tentu akan menjadi kebaikan dalam kehidupan kita.. Maka hendaklah kita meminta selalu yang terbaik dari sisi Allah Ta'ala.. Karena Allah Ta'ala berfirman : . وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ. . “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah yang mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Qs. Al-Baqarah 216) . 👤 Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhuma berkata : . من اتكل على حسن اختيار الله له، لم يتمن شيئا. وهذا حد الوقوف على الرضى بما تصرف به القضاء . “Barangsiapa yang bersandar kepada baiknya pilihan Allah untuknya maka dia tidak akan mengangan-angankan sesuatu selain keadaan yang Allah pilihkan untuknya. Inilah batasan sikap selalu ridha terhadap semua ketentuan takdir dalam semua keadaan yang Allah berlakukan bagi hambaNya.” (Siyaru A’laamin Nubalaa’ 3/262) . . 👤 Syaikh Shalih al-'Utsaimin rahimahullah berkata : . لا تكره شيئا اختاره الله، قد يختار الله شيئا فيه مصلحة عظيمة لا تدري عنها أنت . . "Jangan engkau membenci sesuatu yang telah Allah pilih, karena sejatinya Allah memilihkan sesuatu yang padanya mengandung kemaslahatan besar yang engkau tidak mengetahui darinya." (Syarh Riyadh As-Shalihin, 3/309) . Semoga Allah mudahkan kita dalam kebaikan.. . _________________ . 📜 Penyusun | Abdullah bin Suyitno (عبدالله بن سيتن) https://www.instagram.com/p/B_Thxp2hm1D/?igshid=3j4upqgus794
0 notes
Photo
Nasib Hewan, Surga atau Neraka?
📆 Senin, 28 Muharrom 1440H / 8 Oktober 2018
📚 Fiqih dan Hadits 📝 Pemateri: Ustadz Farid Nu'man Hasan, S.S.
Bismillahirrahmanirrahim ..
Hewan itu tidak kena taklif (beban syariat), sebab taklif itu hanya untuk manusia dan yang berakal sempurna.
Tetapi hewan adalah umat juga sebagaimana manusia, mereka juga beribadah dengan caranya sendiri, mereka juga berselisih sesama mereka. Di akhirat Allah Ta'ala berkehendak mengumpulkan mereka kembali ke sisiNya:
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلَّا أُمَمٌ أَمْثَالُكُمْ ۚ مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ ۚ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ
Dan tidak ada seekor binatang pun yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat-umat (juga) seperti kamu. Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam Kitab, *_kemudian kepada Tuhan mereka dikumpulkan._*
(QS. Al-An'am, Ayat 38)
Imam Al Qurthubi Rahimahullah berkata tentang makna *_kemudian kepada Tuhan mereka dikumpulkan._* : yaitu _Lil jazaa_' - untuk mendapatkan pembalasan. *(Tafsir Al Qurthubi, 7/309)*
Beliau juga berkata:
ودل بهذا على أن البهائم تحشر يوم القيامة، وهذا قول أبي ذر وأبي هريرة والحسن وغيرهم، وروي عن ابن عباس، قال ابن عباس في رواية: حشر الدواب والطير موتها، و��اله الضحاك. والاول اصح لظاهر الاية و الخبر الصحيح
_Dari ayat ini menunjukkan bahwa hewan pun akan dikumpulkan pada hari kiamat. Inilah pendapat Abu Dzar, Abu Hurairah, Al Hasan, dan lainnya, dan diriwayatkan dari Ibnu Abbas. Ibnu Abbas berkata dalam salah satu riwayat: hewan melata dan burung akan dikumpulkan saat kematiannya (bukan di akhirat, pen). Tapi yang benar adalah yang pertama (dikumpulkan di akhirat), sesuai ayat dan hadits shahih_. *(Ibid)*
Ayat lain yg menguatkan pendapat ini adalah:
وَإِذَا الْوُحُوشُ حُشِرَتْ
_Dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan (pada yaumul mahsyar)_ (QS. At-Takwir, Ayat 5)
Juga hadits Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَتُؤَدُّنَّ الْحُقُوقَ إِلَى أَهْلِهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُقَادَ لِلشَّاةِ الْجَلْحَاءِ مِنْ الشَّاةِ الْقَرْنَاءِ
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Semua hak itu pasti akan dipenuhi pada hari kiamat kelak, *hingga kambing bertanduk pun akan dituntut untuk dibalas oleh kambing yang tidak bertanduk."*
*(HR. Muslim no. 2582)*
Sementara, ada ulama yang memaknai bahwa maksud dari ayat: *_kemudian kepada Tuhan mereka dikumpulkan_* , adalah tentang orang-orang kafir, bukan tentang hewannya.
Ada pun maksud hadits Shahih Muslim di atas adalah tamtsil (perumpamaan) saja betapa besar urusan saat itu, bukan benar-benar hewan akan ditagih tanggungjawab pula. Sebab hewan tidak berakal dan tidak dituntut atas beban syariat.
Tapi, pendapat ini dikoreksi oleh Imam Al Qurthubi Rahimahullah:
قلت: الصحيح القول الأول لما ذكرناه من حديث أبي هريرة، وإن كان القلم لا يجري عليهم في الأحكام ولكن فيما بينهم يؤاخذون به، وروي عن أبي ذر قال: انتطحت شاتان عند النبي صلى الله عليه وسلم فقال: (يا أبا ذر هل تدري فيما انتطحتا؟) قلت: لا. قال: (لكن الله تعالى يدري وسيقضي بينهما) وهذا نص.
Aku Berkata: yang benar adalah pendapat yang pertama. Berdasarkan riwayat yang kami sebutkan dari Abu Hurairah, walau hukum syariat tidak berlaku bagi mereka tetapi apa yg terjadi sesama mereka akan diminta tanggungjawab.
Diriwayatkan dari Abu Dzar, bahwa ada dua ekor kambing yang sedang berkelahi di hadapan Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam, Beliau bersabda:
_"Wahau Abu Dzar, tahukah kamu karena apa mereka bersengketa?"_
Abu Dzar menjawab: "Tidak." Lalu Nabi bersabda: _"Tetapi Allah tahu, mereka berdua akan diadili."_ Inilah dalil!!
*(Tafsir Al Qurthubi, 7/309-310)*
Maka, penjelasan ini menunjukkan hewan juga mengalami pengadilan Allah Ta'ala kelal di hari kiamat, dan akan mendapatkan balasan sesuai haknya.
Di surga, hewan ada tiga macam:
1. Hewan yang dikabarkan masuk surga. Seperti anjing pemuda Ak Kahfi, dan Untanya Nabi Shalih 'Alaihissalam. Tapi, tidak ada dalil shahih yang menguatkan ini. Ini menjadi keyakinan dari mulut ke mulut.
2. Hewan yang Allah Ta'ala sediakan, untuk penghuni surga.
Misalnya:
وَلَحْمِ طَيْرٍ مِمَّا يَشْتَهُونَ
_Dan daging burung apa pun yang mereka inginkan_. (QS. Al Waqi'ah: 21)
Ayat lain:
وَأَمْدَدْنَاهُمْ بِفَاكِهَةٍ وَلَحْمٍ مِمَّا يَشْتَهُونَ
_Dan Kami sediakan kepada mereka buah-buahan dan daging apa saja yang mereka inginkan._ (QS. Ath Thur: 22)
Dalam hadits:
قَالَ الْيَهُودِيُّ فَمَا تُحْفَتُهُمْ حِينَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ قَالَ زِيَادَةُ كَبِدِ النُّونِ قَالَ فَمَا غِذَاؤُهُمْ عَلَى إِثْرِهَا قَالَ يُنْحَرُ لَهُمْ ثَوْرُ الْجَنَّةِ الَّذِي كَانَ يَأْكُلُ مِنْ أَطْرَافِهَا
Yahudi itu bertanya lagi; 'Apa hidangan spesial bagi mereka ketika memasuki surga?’ Beliau menjawab; “Organ yang paling bagus dari hati ikan hiu.” Dia bertanya lagi; 'Setelah itu hidangan apa yang disuguhkan untuk mereka?’ Beliau menjawab; “Mereka disembelihkan sapi surga yang dimakan dari sisi-sisinya.”
*(HR. Muslim no. 315)*
3. Hewan yang pada dasarnya memang menjadi penghuni surga.
Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
صلوا في مراح الغنم وامسحوا رغامها فإنها من دواب الجنة
Shalatlah di kandang kambing dan bersihkanlah, karena dia termasuk hewan surga.
*(HR. Al Baihaqi, 2/489. Shahih. Lihati Shahihul Jaami' no. 3789)*
Dalam hadits lain:
عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ بِنَاقَةٍ مَخْطُومَةٍ فَقَالَ هَذِهِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَكَ بِهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَبْعُ مِائَةِ نَاقَةٍ كُلُّهَا مَخْطُومَةٌ
Dari Abu Mas'ud Al Anshari dia berkata, "Seorang laki-laki datang dengan menuntun seekor unta yang telah diikat dengan tali kekangnya seraya berkata, "Ini saya berikan untuk berjuang di jalan Allah." Lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Mudah-mudahan pada hari kiamat kamu akan mendapatkan tujuh ratus unta beserta tali kekangnya."
*(HR. Muslim no. 1892)*
Demikian. Wallahu a'lam
Baca selengkapnya di: http://www.manis.id/2018/10/nasib-hewan-surga-atau-neraka.html
0 notes
Text
Where to buy University of Westminster fake diploma
New Post has been published on http://fakediplomaoffer.com/where-to-buy-university-of-westminster-fake-diploma/
Where to buy University of Westminster fake diploma
buy University of Westminster fake diploma, buy University of Westminster fake degree, buy University of Westminster fake transcript, buy University of Westminster fake document, buy University of Westminster fake diploma and transcript. The University of Westminster is a public university in London, United Kingdom. Its antecedent institution, the Royal Polytechnic Institution, was founded in 1838 and was the first polytechnic institution in the UK. Westminster was awarded university status in 1992 meaning it could award its own degrees. Its headquarters and original campus are in Regent Street in the City of Westminster area of central London, with additional campuses in Fitzrovia, Marylebone, and Harrow. It operates the Westminster International University in Tashkent in Uzbekistan. Westminster’s academic activities are organized into seven faculties and schools, of which there are around 45 departments. The University has numerous centers of research excellence across all the faculties, including the Communication and Media Research Institute, whose research is ranked in the Global Top 40 by the QS World University Rankings. Westminster had an income of £170.4 million in 2012/13, of which £4.5 million was from research grants and contracts. buy University of Westminster cheap and safe fake diploma, buy University of Westminster cheap and safe fake degree, buy University of Westminster cheap and safe fake transcript, buy University of Westminster cheap and safe fake document, buy University of Westminster cheap and safe fake diploma and transcript. Westminster is a member of the Association of Commonwealth Universities, the Association of MBAs, EFMD, the European University Association, and Universities UK. The Royal Polytechnic Institution was built by William Mountford Nurse in 1837 and opened at 309 Regent Street on 6 August 1838 to provide (in the words of its prospectus of 1837) “an institution where the Public, at little expense, may acquire practical knowledge of the various arts and branches of science connected with manufacturers, mining operations and rural economy.” Sir George Cayley (1773–1857), the “father of aeronautical engineering”, was the first chairman and the Polytechnic formally received a Royal charter in August 1839. The Polytechnic housed a large exhibition hall, lecture theatre and laboratories, and public attractions included working machines and models, scientific lectures and demonstrations, rides in a diving bell and, from 1839, demonstrations of photography. Prince Albert visited the institution in 1840 when he descended in the diving bell and became a patron in 1841. The first public photographic portrait studio in Europe opened on the roof of the Polytechnic in March 1841. In 1848, a theatre was added to the building, purpose-built to accommodate the growing audiences for the Polytechnic’s optical shows. These combined magic lantern images with live performances, music, ghosts and specters, illuminated fountains and fireworks in increasingly sophisticated displays, spreading the fame of what was arguably the world’s first permanent projection theatre.
0 notes
Photo
Blugi slim fit bleumarin cu doua randuri de nasturi QS by s.Oliver Spalare: 40 ° CVei aprecia: croiul slim fit Pret: 309 lei ℹ️ Clic pe link pentru mai multe informatii: https://ift.tt/2ItqjJl www.euforia-mall.ro #euforiamall https://ift.tt/2lE4r4N
0 notes