#praktik dokter
Explore tagged Tumblr posts
Text
Akreditasi Faskes Primer
Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 34 Tahun 2022 merupakan peraturan baru yang mengatur tentang akreditasi pusat kesehatan masyarakat (puskesmas), klinik, laboratorium kesehatan, unit transfusi darah, tempat praktik mandiri dokter, dan tempat praktik mandiri dokter gigi. Permenkes ini menggantikan Permenkes Nomor 46 Tahun 2015 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan…
View On WordPress
0 notes
Text
"Cari kebahagiaan yang lain."
Ada dua akun sosmed yang suka aku ikuti: Dokter Tono di Instagram dan Dokter Amira di TikTok. Dokter Tono adalah konsulen fertilitas yang praktik di RS Limijati Bandung, sedangkan Dokter Amira adalah satu-satunya dokter spesialis kandungan di Fakfak, Papua Barat. Dua dokter spesialis kandungan dengan konten yang isinya bumi dan langit.
Kalau liat konten Dokter Tono, mayoritas isinya adalah para pasutri yang sudah menikah lama dan sedang berikhtiar untuk bisa mempunyai anak. Sudah berkeliling ke banyak tempat dan dokter, sampai ke luar negeri segala, tapi masih belum dapat anak juga. Sedangkan isi konten Dokter Amira mayoritas adalah anak-anak di bawah umur yang datang dengan beragam penyakit menular seksual, hamil di luar nikah, sudah aktif berhubungan seksual sejak umur belasan tahun, ibu yang datang dengan pendarahan hebat karena sudah hamil ke-5 atau lebih karena suami masih mau punya anak laki-laki, serta berbagai macam kasus kegawatdaruratan persalinan yang sungguh bikin prihatin.
Akhir-akhir ini konten Dokter Tono banyak yang isinya adalah beliau menyampaikan dengan lugas bahwa ya, memang, pasangan yang datang tidak bisa mempunyai anak. Entah rahimnya sudah rusak, ovum sudah tidak terlihat, menopause dini, sperma suami yang juga jelek - kondisi-kondisi dimana usaha bayi tabung seperti apapun, secara sains, tidak akan bisa berhasil. Hanya akan menghabiskan uang saja, dan entah kesedihan seperti apa yang akan datang dari kegagalan demi kegagalan yang mungkin datang.
Dan ada satu kalimat yang sering beliau ucapkan setelah menyampaikan putusan menyedihkan itu: "Cari kebahagiaan yang lain, ya."
Itu, juga saran untuk meningkatkan kualitas hidup - entah dengan operasi besar untuk angkat rahim supaya tidak sakit setiap bulannya, untuk menikmati waktu bersama pasangan, atau cari cara lain untuk punya keturunan seperti melalui proses adopsi.
Kadang ucapan itu disampaikan sambil beliau bilang: "Jangan nangis dulu..." karena gak terbayang juga sih seperti apa rasa kecewanya, bahwa harapan yang masih dijaga untuk tetap ada itu pada akhirnya harus dipadamkan juga. Ada yang sudah belasan tahun menikah, ada yang umur masih awal 30-an, ada yang sudah gagal bayi tabung berkali-kali.
Tapi sebenarnya apa sih, kebahagiaan yang lain itu? Kata 'kebahagiaan' dan juga 'yang lain', sepertinya bukan dua frasa yang bisa disandingkan untuk diterima seseorang dengan mudah dan hati yang lapang. Karena tetap saja, ketika kita sudah mendefinisikan kebahagiaan yang lain, kebahagiaan itu tetaplah bukan kebahagiaan 'yang itu'. Dalam konteks kehidupan yang lain, misalkan anak SMA yang gagal SNMPTN untuk masuk ke universitas yang dia idamkan - dan dia harus mencari universitas 'yang lain'. Tentu, bisa saja ternyata universitas itu adalah pilihan yang lebih baik untuknya, tapi tetap saja itu bukan universitas 'yang itu'. Atau ketika seseorang masih mencintai seorang yang lain, tapi hubungan itu harus berakhir mengecewakan dan dia harus mencari orang 'yang lain', tapi tetap saja orang itu adalah bukan orang 'yang itu'..
Kalimat "Cari kebahagiaan yang lain" itu singkat saja, tidak bertele-tele, tapi implikasinya panjang. Ada keikhlasan yang harus diusahakan, ada mimpi-mimpi yang harus dilepaskan, dan ada jalan-jalan lain dan cerita hidup lain yang harus dicari, untuk diterima. Agar mungkin, suatu hari nanti kehidupan 'yang lain' itu adalah kehidupan yang bahagia, yang bisa terbebas dari perandaian mengenai situasi kehidupan 'yang itu'.
45 notes
·
View notes
Text
mumets
terakhir kali aku menangis di motor adalah saat ninggalin ilya di rumah buat pergi ke dokter. sudah lumayan lamaa. ternyata kemarin kejadian lagi, mumetnya pikir dan tanya di kepala sudah tidak tertampung lah. ketemu ibu ayam tulang lunak goreng, aku ngusap air mata dulu wkwk
perempuan (atau mungkin kita semua?) dihadapkan pada pertarungan dalam pikiran, memaksa dua hal bertentangan berkelahi supaya bisa terwujud; sebuah realita yang teori bilang ini ideal.
misal, ibu baru melahirkan. menyusui anaknya. sudah tenang dan yakinkan diri bahwa asi akan cukup. lalu nyatanya bb anaknya tidak naik-naik sampai 3 bulan. sudah dideteksi bahwa kurang intake- berarti kurang dari produksi asinya. malah dibilang "jangan terbawa beban pikiran supaya asinya banyak". lah. nyatanya kan asinya dikit :(
jadi pikirannya teh dipaksa rileks, merasa baik-baik saja, bari harus afirmasi asiku banyak padahal sudah jelas bukti nyata bahwa asinya memang sedang kurang. kabayang lieurna?
aku itu wkwk alhamdulillaah sudah lewat.
lalu tiba lagi gelombang pertentangan pikiran dan realita lainnya. misal ibu menyusui, cutinya 3 bulan saja, harus kembali bekerja. pumping di tempat kerja harus rileks supaya suplainya aman. sedemikian rupa itu pikiran di'manipulasi', mengesampingkan rasa bersalah dalam pertimbangan bekerja-menemani anak secara utuh.
yang barusan bukan aku.
kalau aku, di rumah. ingin melakukan hal lain yang implikasinya adalah aku perlu absen sementara untuk aktif nemani ilya. misal kalau aku mau menggambar, mataku ke layar dong bukan ilya. kalau ilya bobo atau self-play mah aman ya. kalau tiba-tiba sedang minta perhatian? kadang kalau sedang fokus, dipanggil pun tidak nyahut kan kita. padahal kalau anak lagi fokus lalu dipanggil tidak nyahut, kitanya pasti kesal/marah (uhuhu)
menggambar masih lebih fleksibel selama tidak ada deadline. kalau aktivitasnya yang lain? yang butuh fokus lebih? yang idealnya auto dihentikan kalau ilya bangun dan butuh? yang malah harusnya tidak melibatkan anak-anak?
lalu misal ada kesempatan untuk menjalankan itu. ilya main sama yang lain. tetap ada lintasan "ah harusnya waktu ini kupakai untuk susun kurikulum main dan belajar ilya". ai pas sama ilya, kepikirannya ke yang lain. heu.
terus ya enak aja gitu duduk diam berpikir menyadari lintasan-lintasan perasaan dan pikiran yang ada. sambil pengen nangis karena kok mumeet ya. pas ada kesempatan motoran, nangis deh. sayang bentar da perjalanannya singkat sekali.
dulu kupikir kenapa sih ada orang yang membiarkan diri berlarut dalam sedih sekian waktu. secara sadar. dijawabnya ingin menikmati kesedihan.
ternyata memang nikmat, ketika punya kesempatan untuk menikmati rasa yang ada. yang terkini, kemumetan. kerungsingan diri, pikiran, rasa. semacam diberi kesempatan memeluk diri dan lain-lainnya yang mengiringi.
terima kasih batik halus - jalaprang.
pakai timer di pagar rumah orang.
LAH PANJANG AMAT YA BUND.
---
Sh Hamza Yusuf di bulan maulid Nabi ﷺ membawakan topik praktik Prophetic mindfullness. digarisbawahi bahwa mindful dalam Islam adalah dengan dzikrullaah, selalu mengingat Allaah di segala kondisi.
alurnya: dzikr = remembrance = rhema + more = bringing back something to mind = mindful
Rasulullaah juga sadar sepenuhnya ketika bersedih, dan beliau ﷺ selalu bersama Allaah di setiap detiknya.
Narrated Anas bin Malik:
We went with Allah's Messenger (ﷺ) (p.b.u.h) to the blacksmith Abu Saif, and he was the husband of the wet-nurse of Ibrahim (the son of the Prophet). Allah's Messenger (ﷺ) took Ibrahim and kissed him and smelled him and later we entered Abu Saif's house and at that time Ibrahim was in his last breaths, and the eyes of Allah's Messenger (ﷺ) (p.b.u.h) started shedding tears. `Abdur Rahman bin `Auf said, "O Allah's Apostle, even you are weeping!" He said, "O Ibn `Auf, this is mercy." Then he wept more and said, "The eyes are shedding tears and the heart is grieved, and we will not say except what pleases our Lord, O Ibrahim ! Indeed we are grieved by your separation."
Clip from Sahih al-Bukhari 1303, In-book reference : Book 23, Hadith 61USC-MSA web (English) reference : Vol. 2, Book 23, Hadith 390
---
semoga kita selalu dimampukan dalam mengelola diri, pikiran, dan rasa sesuai yang Allaah mau. aaamiin.
8 notes
·
View notes
Text
Sakit Gigi Lagi :(
Kronologisnya, hari Minggu malam tambalan gigi geraham kiriku lepas. Kupikir akan aman saja karena tidak ada ngilu sampai hari Senin.
Puncaknya hari Selasa pagi, sampai di kantor tiba-tiba gigiku mulai nyut-nyutan dan pipi sampai daerah sekitar bibirku kebas, rasanya seperti dibius. Aku coba cubit pun gak sakit. Panik dong. Siangnya aku reservasi jadwal malam dokter langgananku, lulusan Jepang dan seorang lektor kepala di Universitas Indonesia. Pulang kantor, aku langsung meluncur ke tempat praktik dokter gigi ini.
Malamnya setelah diperiksa, ternyata ada peradangan di saraf gigiku yang menyebabkan pipi dan daerah sekitar bibirku kebas. Alhasil, lubang karena tambalan yang lepas ditambal sementara dulu. Lalu aku diberikan obat penghilang sakit / anti radang.
Hari berganti, Rabu, Kamis, gigiku tetap nyut-nyutan dan kebasnya tidak kunjung hilang. Setiap malam susah tidur karena sakit sekali sampai sakit kepala.
Jumat siang, aku memutuskan untuk reservasi jadwal dokter lagi karena sepertinya gigi atasku juga berlubang yang menyebabkan nyut-nyutan tidak kunjung hilang.
Jumat after office, aku ke dokter gigi lagi dan benar ada lubang di gigi di atas yang kemarin tambalannya lepas. Alhasil langsung ditambal permanen karena lubangnya tidak besar.
Aku menceritakan juga bahwa masih kebas dan gigi geraham yang sedang ditambal sementara ini masih ngilu. Jadilah aku diminta untuk rontgen panoramic untuk melihat separah apa peradangan saraf di gigiku.
Aaaahhh, terakhir aku rontgen panoramic saat mau operasi impaksi gigi bungsu! Kupikir tidak akan pernah aku rontgen lagi. Dan sejujurnya berharap tidak lagi berurusan dengan dokter gigi karena sakit gigi tuh sakit cooook! (Maafin kazar, sakit banget soalnya). Biayanya juga mahal :(
Kemarin aku dapat rujukan untuk rontgen ke rumah sakit. Aku mau survei dan tanya-tanya dulu rontgen di rumah sakit terdekat dari rumah. Karena dulu pas operasi impaksi gigi bungsu, aku rontgen jauh banget :')
Warga Tumblr, mohon doanya untuk gigiku yang lagi drama sampai peradangan saraf ini ya 🥹
- ca
8 notes
·
View notes
Text
Rumah Impian itu
Selepas kakak-kakak menikah dan memiliki kehidupan masing-masing, banyak sekali pelajaran yang aku dapatkan dari mereka. Banyak informasi, cerita, pengalaman yang membuatku banyak terdiam dan berfikir. Rutinitas video call satu sama lain selepas sholat isya' adalah saat yang ditunggu untuk bercerita satu sama lain, apalagi saat aku tidak sedang ada tugas/jaga.
Salah satu yang aku antusias untuk berdiskusi ialah, perihal rumah. Rasanya penuh akan kesyukuran dan kebahagiaan ketika kakak-kakak ku menceritakan rumah impian mereka yang sudah mulai tercapai. Satu satu mereka memperlihatkan bagaimana design yang mereka inginkan, tema yang mereka usung, dan nuansa yang mereka idamkan.
Mbak pertama (kakak kedua) menceritakan tentang nuansa yang diusung, yaitu tema gold. Mulai dari gorden, meja, taplak, dan lain lain yang diselaraskan. "MasyaAllah, nampak sangat modern mbak"- komentarku ketika kakak memperlihatkan satu per satu detail rumahnya.
Mbak kedua (kakak ketiga) menceritakan tema rumah yang diimpikan dan sedang dalam renovasi oleh sebuah jasa interior design, dengan tema Japandis (Japan and Scandinavian). Sama dengan mbak pertama, mbakku yang satu ini juga mengumpulkan pernik² kecil untuk menunjang cantiknya rumah sesuai tema "MasyaAllah, nampak sangat hangat mbak, nuansa kayu itu" - komentar yang kuberikan saat vidcall bersama.
Semua indah, semua penuh doa. "Semoga tiap tiap rumah kakak kakakku, menjadi baiti jannati, menjadi sumber keberkahan, menjadi nafas kebahagiaan, bersinar dengan iman dan taqwa" doa ku menutup panggilan sambil berkaca kaca saking terharunya.
Beberapa saat setelah menutup panggilan, sambil membaca buku, aku terdiam dan menanyakan pada diri sendiri,
Lalu, bagaimana dengan rumah impianmu nad?
Aku menjawab diri, "Masih jauh untuk memikirkan hal ini. Sedang ada di posisi lagi belajar-belajarnya, belajar ilmu agama di antara nya aqidah, fiqh, hadist, tasawuf, sirah dll. Jua masih memperjuangkan mimpi menjadi seorang dokter. Apalagi ujian kompetensi kedokteranku yg sepertinya baru bisa diindra di tahun depan sekitar batch Mei/Agustus. Mmm masih lama." Lalu, aku tutup halaman buku yang sedang kubaca, dan menarik pandangan jauh ke luar jendela kamar kos, seraya berkata dalam hati. "Kalau aku bisa bermimpi,
Aku menginginkan sebuah rumah sederhana, yang minimalis, yang berhias dengan ilmu,
Rumah yang ketika engkau mengetuk pintunya, engkau akan menjumpai sebuah serambi surga lengkap dengan taman taman ilmu di setiap jangkahnya,
Rumah yang ketika engkau memasukinya, engkau akan terselimuti oleh nuansa ketenangan dan ruh keilmuan,
Rumah yang ketika engkau susuri per ruangannya, engkau akan mendapati ilmu di pojok-pojok dindingnya,
Rumah yang ketika engkau dengarkan dinding nya, akan mengalun murottal/hadist/kajian/adzkar/ sholawat yang terus diputar agar anak anak terbiasa dengannya; menjadi hafal dengannnya,
Rumah yang ketika engkau pandang, akan tercitra ruh kecintaan kami akan ilmu, menjadi sebuah tempat tumbuhnya seorang ulama dan ahli ilmu,
Yang berdiri ruang perpustakaan keluarga, ruang mushola, ruang bermain anak-anak, ruang praktik dokter, ruang dapur, ruang beristirahat yang terhubung dengan dasar iman dan ilmu.
Untuk saat ini, aku tidak terlalu memusingkan bagaimana bentuknya, tapi yang aku impikan, ialah rumah sebagai taman ilmu yang bersinar iman dan taqwa dari tiap tiapnya.
Semoga Allah mengabulkan doa doa dan mimpi itu, untuk menjadikan anak anak dan keturunan kami menjadi mujahid bagi umat, meneruskan tradisi ilmu, dan menjadikan iman sebagai sinaran hati. Aamiin yaAllah
3 notes
·
View notes
Text
Sedikit Cerita Diri yang Terjebak di Sini
Kala masih duduk di bangku sekolah, tak terpikir di dalam benakku untuk menjadi seorang tenaga kesehatan. Mimpiku adalah menjadi fisikawan atau matematikawan. Aku menyukai hitungan, tetapi benci akan hapalan. Aku juga takut akan darah. Alih-alih darah yang berceceran, setetes darah untuk pemeriksaan gula darah saja, mampu membuatku berkeringat dingin hingga jatuh pingsan. Ajaib bukan, jika sekarang aku malah menjadi seorang tenaga kesehatan yang katanya adalah garda terdepan. Inilah yang dinamakan takdir, bukan kebetulan.
Setelah melalui proses perkuliahan selama enam tahun dengan penuh perjuangan, aku akhirnya lulus menjadi dokter umum pada tahun 2015 dengan nilai pas-pasan. Aku mengawali karir sebagai dokter internsip di Kota Banjarbaru, kota kediaman. Selesai internsip 1 tahun, aku pun langsung berpindah ke Tenggarong Kalimantan Timur, untuk mengikuti suami dan mencoba mencari peruntungan. Pada akhirnya, aku memutuskan untuk lanjut bekerja di salah satu klinik swasta. Jika ada pertanyaan, “Mengapa tidak bekerja di rumah sakit?” maka jawabnya adalah, “Aku tidak suka menangani kasus kegawatdaruratan.” Jika ada pertanyaan lagi, “Mengapa tidak bekerja di puskesmas?” maka jawabnya, “Aku sudah sempat melamar di sana, namun tidak ada panggilan.” Jika masih ada pertanyaan, “Mengapa tidak membuka praktik sendiri?” maka jawabnya, “Aku masih malas-malasan.”
Hampir empat tahun aku bekerja sebagai dokter umum di sebuah klinik dengan sistem jaga shift. Aku hanya menangani pasien saat jam jaga, kemudian pulang tanpa beban, dan mendapatkan gaji di akhir bulan. Rasanya cukup menyenangkan, sama sekali tidak ada tekanan, dan minim kelelahan. Bahkan saat pandemi Covid-19 melanda, pekerjaanku sebagai tenaga kesehatan masih terbilang santai. Maklum, aku bukan relawan, hanya dokter jaga klinik yang bisanya melakukan rujukan. Namun, mudah-mudahan tetap bisa membawa kebermanfaatan.
Cerita dimulai saat akhirnya ada penerimaan CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) di Kabupaten Kutai Kartanegara. Jujur, diri ini kurang berminat untuk mengikuti. Namun, dikarenakan situasi dan desakan kondisi yang tengah terjadi, akhirnya aku memutuskan mencoba mengikuti tes CPNS tersebut. Aku sempat bimbang menentukan pilihan formasi saat itu, antara rumah sakit yang jaraknya dekat dengan rumah, ataukah puskesmas yang jaraknya cukup jauh. Entah mengapa, hati ini cenderung lebih memilih puskesmas. Akhirnya, kuputuskan untuk memilih formasi di puskesmas. Walaupun jaraknya terbilang jauh, setidaknya, bekerja di puskesmas dapat mengurangi paparan kasus kegawatdaruratan. Singkat cerita, atas kehendak Allah, aku lulus tes, dan mulai mengabdi sebagai dokter di puskesmas. Puskesmas Jonggon Jaya namanya, jauh lokasinya, sekitar 50 km dari rumah, dan perlu waktu tempuh kurang lebih 1 jam untuk sampai ke sana. Untungnya, rekan kerjanya ramah dan baik semua, meskipun bermacam-macam tingkah lakunya.
Kini, sudah berjalan dua tahun aku terjebak di sini, menjadi salah satu tenaga kesehatan di puskesmas pedesaan ini. Berbagai rasa dari sedih, kesal, senang, dan bahagia pernah dialami. Bekerja di puskesmas membuatku sadar jika seorang dokter di puskesmas tugasnya tidak hanya datang pagi, mengobati, kemudian berlalu pergi. Menjadi dokter puskesmas ternyata lebih dari itu. Saat bekerja di klinik, pasien datang dan pergi, lalu aku tidak tahu kabarnya lagi. Lain cerita dengan puskesmas, pasien datang dan akan kembali. Aku pun mulai mengenal beberapa pasien, menyelami karakter, hingga masalah yang mereka hadapi. Rumit, ternyata sakit itu tak sekadar sakit, tak cukup diberi resep dan diobati. Begitu kompleks berbagai permasalahan yang harus dihadapi dan turut andil dalam kesehatan seorang pasien.
Seorang dokter puskesmas tidak bisa bekerja sendiri, harus bahu membahu. Di puskesmas, semua orang memiliki andil yang penting. Tak hanya pegawainya saja, bahkan masyarakat pun harus turun tangan. Mengapa? Karena Puskesmas adalah Pusat Kesehatan Masyarakat, bukan pusat pengobatan masyarakat. Pengobatan hanyalah secuil bagian dari puskesmas. Keberhasilan upaya kesehatan bergantung pada masyarakat. Inilah sedikit cerita tentang diri, awal kisah dari tulisan yang nantinya akan dibagi.
“Tidak ada yang terjebak. Semua telah diatur oleh Yang Maha Kuasa.”
3 notes
·
View notes
Text
Klinik Gigi Terbaik di Bandung
Sedang Promo, CALL 0813-1491-2119, klinik gigi anak bandung selatan, klinik gigi buka di hari minggu, klinik keluarga terdekat cimahi, rekomendasi klinik gigi daerah antapani, klinik gigi bandung rating bagus, klinik pasang behel bojongsoang, klinik gigi bojongsoang, rekomendasi orthodentis bojongsoang, tempat perawatan gigi anak bojongsoang, klinik gigi terbaik di bandung, klinik gigi terpercaya, klinik gigi bandung, dokter gigi bandung, klinik gigi cimahi, klinik gigi murah, klinik gigi terdekat, praktik dokter gigi, dokter gigi bandung, klinik gigi bandung, klinik gigi terbaik bandung, cabut gigi anak, dokter gigi anak bandung, pasang behel murah, cabut gigi murah, dokter gigi murah, perawatan gigi berlubang, scaling gigi murah.
Kesehatan gigi adalah bagian penting dari kesejahteraan kita secara keseluruhan. Memiliki senyum yang sehat dan indah tidak hanya meningkatkan rasa percaya diri, tetapi juga memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan umum kita. Di kota Bandung yang ramai dan berkembang pesat, layanan perawatan gigi berkualitas menjadi semakin penting. Untuk itu, kami telah menyusun daftar klinik gigi terbaik di Bandung yang siap memberikan layanan terbaik untuk kebutuhan Anda.
Cabang Tami Dental Care
Bojongsoang 1, Jl Raya Bojongsoang No 222 Bojongsoang, Kab Bandung (seberang pom bensin, dekat univ telkom)
Bojongsoang 2, Jl Raya Bojongsoang No 195 Bojongsoang, Kab Bandung (seberang podomoro)
Cimahi, Jl Raya Barat No 840 Cimahi Tengah, Kota Cimahi (sebelah subur ban)
Antapani, Jl Sulaksana No 35 Kiaracondong, Kota Bandung (sebelah rumah daging)
Sarijadi, Jl Sarimanah No 29 Sukasari, Kota Bandung (sebelah laundry-q syariah)
Kopo, Jl. Terusan Kopo No.197 Katapang
Maps klik: https://tamidentalcare.com/link-tree/ dan pilih 'Lokasi'
Ayo tunggu apalagi? Segera reservasi dan konsultasikan kesehatan gigimu di Tami Dental Care. Untuk informasi lebih lanjut anda bisa menghubungi Call Center utama kami https://wa.me/6281314912119 atau kunjungi Instagram kami https://instagram.com/tamidentalcare?igshid=MzNlNGNkZWQ4Mg== atau website resmi kami di www.tamidentalcare.com
#tamidentalcare#tamidentalcarebojongsoang#tamidentalcarecimahi#tamidentalcareantapani#tamidentalcaresarijadi#tamidentalcarekopo#klinikgigibandung#klinikgigibojongsoang#klinikgigicimahi#klinikgigiantapani#klinikgigisarijadi#klinikgigikopo#dokterterbaikbandung#doktergigibojongsoang#doktergigicimahi#doktergigiantapani#doktergigisarijadi#doktergigikopo#perawatangigibandung#kebersihangigidanmulut#kesehatangigidanmulut#bahagiatanpahenti#senyummuberarti
1 note
·
View note
Text
Hampir sebulan yang lalu, 28 Oktober 2023
Alhamdulillah sudah sah jadi Ummi dan jadi alumni Klinik Ibunda 😜🫶
Postingan ini untuk kenang-kenangan supaya tidak lupa yaa wahai Jihan
Waktu itu HPL sudah ditetapkan, yaitu di tanggal 26 Oktober 2023. Aslinya kalau menurut perhitungan di aplikasi HPL nya di tanggal 29 Oktober, tapi seperti biasa.. dokter mencari tanggal aman supaya tidak lewat HPL karena berpotensi muncul resiko
Terakhir USG adalah H-2 HPL (24 Okt 2023), waktu itu hasilnya bagus, debay udah masuk panggul, cairan ketubannya cukup, sudah sangat siap untuk lahir. Tapi karena selaput ketubannya masih sangat tebal dan belum ada kontraksi asli (biasanya cuma muncul kontraksi palsu), padahal udah H-2, akhirnya dokternya ambil tindakan untuk membrane stripping. Rasanya sakit dan bikin nangis (monmaap pain tolerance nya setipis tisu dibagi dua). Akibatnya keesokan harinya keluar lendir darah dan itu terjadi kurleb selama 2 hari (25-26 Okt 2023) disertai perut sangat kencang atau kalau dipegang keras bangett (kalo kata orang2 sekeras jidat).
Hari Jumat tanggal 27 Okt, yang artinya udah lewat sehari dari HPL, lendir darahnya udah berhenti tapi perut semakin kencang tanpa ada rasa sakit. Kata orang2 kalo kontraksi itu mulesnya sampe punggung bawah, tapi aku sama sekali ngga ngerasain itu. Karena Bulekku lagi hamil dan kebetulan kita periksa di dokter yg sama, aku nitip tanya apakah dokternya nanti di hari Minggu praktik di klinik atau di RS? Dan kalau di RS jam berapa?. Tanpa sepengetahuanku, ternyata Ibukku juga nitip tanya dan menceritakan kondisiku ke dokternya, eh malah sama dokternya disuruh segera ke klinik. Yaudah akhirnya siang2 banget pas mau Jumatan aku dianter Ibukku dan Bapakku ke klinik. Dimana suami? Lagi kerja doi di Jogja dan aku lagi di Pacitan, yaa LDM ceritanya. Sampai klinik aku langsung diperiksa karena kebetulan itu bukan jadwal praktek, jadi ngga ada antrian. Setelah diperiksa, yaa kondisinya masih sama seperti USG sebelumnya, kecuali satu. Cairan ketubannya udah di bawah 5. Sebenernya masih dibolehin menunggu sama dokternya, tapi dikembalikan lagi ke aku sih buat memutuskan. Karena aku belum punya pertimbangan yg matang buat menentukan, akhirnya Ibukku memutuskan untuk diambil tindakan pada saat itu. Akhirnya diinduksi lah aku wkwkw
Setelah menyetujui adanya tindakan, aku dikasih kamar. Pas di kamar, aku dikasih semacam tablet induksi. Saat itu kurang lebih jam 3 sore. Aku baca2 efek dari tablet induksi, katanya akan berefek kurleb di 6 jam kedepan. Dan bener aja jam set 9 malam aku dipanggil ke ruang tindakan dan diminta memakai dresscode lahiran wkw. Daster dengan kancing depan untuk IMD (Inisiasi Menyusui Dini), kerudung pastinya, dan jarik wkw.
Aku udah deg2an banget, kayak ini beneran mau lahiran?? Sampai di ruang tindakan aku diobservasi dan hasilnya tablet induksinya engga berefek ke kontraksi dan pembukaan ngga nambah. Lalu aku dikasih induksi tahap selanjutnya, yaitu metode kateter foley atau metode balon kalo kata orang2. Cari sendiri penjelasannya wkw ini lumayan bikin mules lahir batin. Tapi lama kelamaan aku bisa handle rasa sakitnya dengan cara atur nafas dan beristighfar. Kontraksinya masih sekitar 1x per 10 menit. Aku cari2 lagi di internet visualisasi kateter foley ini dan gimana cara kerjanya. Agak serem sih wkw tapi aku paling ngga bisa kalo cuma ngikutin tanpa tahu apa yg sedang terjadi. Jam set 3an balonnya lepas di saat ada bidan yg periksa. Pas posisiku lagi miring, sama bidannya disuruh telentang yg mana tulang ekorku udah sakit banget karena kasurnya keras wkw Nah pas proses aku mau telentang balonnya lepas dan keluar cairan yg aku ngga tau itu darah atau apa karena ketutupan perutku. Pas dicek udah nambah jadi pembukaan 3. Huuum lumayan juga, udah segitu sakit masih pembukaan 3 dong.
Lanjuut... Jam 3an dikasih induksi lanjutan pake metode infus, dan inilah pertama kalinya dihidupku diinfus wkw Mulai dari jam 3 sampe jam 7 ngga ada efek lagi.. dan Mbak bidannya heran kok aku bisa tidur, yg artinya dosis infusnya perlu ditambah. "Mbak mumpung bisa tidur, tidur yaa. Nanti kalau kontraksinya mulai intens udah ngga bisa tidur soalnya" ini kalimat beberapa kali terucap dari bidan yg berbeda2. Hmm jadi agak takut yeaah.
Jam 7 itu akhirnya dosisnya kayaknya ditambah yaa. Naah ini sakit kontraksinya udah mulai ampun2an dan ini aja belum terlalu intens padahal kontraksinya. Tiap detik, tiap menit berasa banget berjalan lambat. Entah kenapa setiap Mbak bidannya visit aku seneng karena mau dapet update info terkait perkembanganku wkw lama2 udah makin intens 3x per 10 menit, tapi ya masih okelaah bisa dihandle. Nah jam 11an ini pas dicek aku baru pembukaan 4, kagetlah aku ternyata selama ini dan sebegini sakitnya baru pembukaan 4. Ibukku meyakinkan, "biasanya kalo udah pembukaan 4 setelah itu cepet kok". Aku ingin percaya dan berusaha percaya wkw. Terus dokternya dateng dan kayaknya mecahin kantung ketubannya. Aku udah ngga bisa berpikir jernih dan membiarkan semua yang harus terjadi maka terjadilah. Wahhh ini sakit kontraksinya luebih luebih luebih dahsyatt. Selama hidupku aku ngga pernah membayangkan ada sakit yang seperti ini, rasanya kayak lebih baik aku menghilang aja. Setiap kontraksi datang aku teriak2 dan bahkan aku bilang ke bidan yang visit ngga boleh ngobrol karena mendistrak konsentrasiku untuk mengendalikan diri. Ini intens banget sakitnya. Ibukku yg disampingku selalu nuntun buat nafas yg bener, "diatur nafasnya", "hirup dari hidung, dikeluarin dari mulut", "ayo Jihan bisa Jihan bisa", "rileks Jihan rileks Jihan", "hayo hayo ngga boleh ngeden", "jangan teriak nanti tenaganya habis", "minta ke Allah supaya dikuatkan", "Jihan udah bisa dari kemaren sampai sekarang, insyaallah tinggal sebentar lagi" terus ngusap ngusap kepala, megangin tanganku, aku remes tangannya dan kayaknya sakit. Kadang aku marah karena pas Ibukku praktekin nafas itu sambil niup2 ke arah mukaku, dan itu mengganggu hitungan nafasku wkwkw
Jam set 12 udah pembukaan 9. Aku nanya ke Mbak bidannya, kapan pembukaan 10 nyaa. Mbaknya ngga tau tapi aku maksaa mbaknya harus bisa ngasih estimasi gitu lhoo biar aku bisa tauul dan memperkirakan. Mbak2 bidan lain dateng dan nyiap2in alat buat lahirannya karena aku liat2 kayaknya ini udah mau pembukaan 10. Aku kesel dongg kenapa baru siap2 wkw aku bilang ke Mbaknya, "Mbak cepetan siap2nyaa" ini kayak di luar kontrol ku gitu weh wkw
Dan... Mbaknya secara implisit ngasih tau kalo pembukaannya udah cukup, tapi oh tapi dokternya masih perjalanan ke klinik, sepertinya habis ada tindakan di RS. Yaudah nggapapa. Tapi nggak lama dokternya dateng dan ngasih aku briefing cara mengejan yg bener. Ternyata mengejannya harus pas kontraksinya dateng, trus suruh bilang pengen BAB wkw kalo diinget sekarang geli banget wkwkw
Jadi pas udah siap semua, dokter dan bidannya nunggu kontraksi dateng. Pas aku bilang pengen BAB, aku langsung dikasih instruksi buat mengejan. Tarik nafas puanjang, hembuskan 3x, mengejan se-lama mungkin. Yang pas pertama aku gagal karena aku belum paham harus seberapa lama mengejan. Alhamdulillah nya kepala bayinya belum keluar pas itu. Datanglah kontraksi selanjutnya, pas aku bilang pengen BAB (WKW) aku disuruh mengejan dengan mindful dan efektif. Nafas kayak tadi lagi dan masih kurang ternyata, akhirnya diminta nyambung ngejan langsung.
Alhamdulillah... keluar juga debay nya dengan status sangat sehat, alhamdulilah tsumma alhamdulilah. Aku kira sudah selesaiii. Ternyata pengambilan plasenta lebih sakit rasanya ketimbang proses pengeluaran debayy. Wuaduh perutku diacak2 rasanya. Begitupun pas dijahit woahh zakitt, apalagi sembari IMD, rasanya ngga bisa fokus. Terus setelah semua proses selesai, aku disuruh tidur sambil observasi selama 3 jam. Nah pas ini nggabboleh miringg, hmm padahal tulang ekorku udah swakit banget rasanya, tapi yaudahh.
Selesai sudah cerita lahirannya ;D
Terimakasih buat anakku Mukaffih yang sudah mau berjuang bersama Ummi saat melahirkan. Terimakasih suamiku atau support dan perhatiannya. Terimakasih buat Ibukku yang selalu disampingku selama aku menjalani semua proses lahiran. Aku tau Ibukku sangat capek karena ngga tidur juga, selalu mensupport dengan afirmasi kata2 positif pas kontraksiku dateng, megangin tanganku buat menguatkan, nahan tanganku saat aku mukul2 kepalaku atau saat aku ngeremes mukaku sendiri saking aku ngga kuat nahan sakit. Aku ngga tau gimana kalo pas itu ngga ada Ibuk, atau aku ngga bisa ngebayangin perempuan di luar sana yang lahiran tanpa didampingi Ibunya. Terimakasih buat Bapakku yang udah nyetir dengan sangat hati2 saat kontrol, saat berangkat lahiran, apalagi pas pulang lahiran. Bapakku juga ngegantiin Ibukku buat gantian jagain aku. Tapi kalo Bapakku yg jagain sambil nonton berita politik keras2, jadi yaa gimana yaa agak ngga bisa tidur yaa wkwkw
3 notes
·
View notes
Text
Keunggulan Beras Organik untuk Penderita Diabetes
Keunggulan bers diabetes - Diabetes mellitus adalah salah satu penyakit kronis yang semakin umum di seluruh dunia. Bagi mereka yang menderita diabetes, pengelolaan gula darah adalah aspek kunci dalam menjaga kesehatan. Salah satu pilihan yang semakin banyak digunakan oleh penderita diabetes adalah beras organik. Beras organik memiliki berbagai keunggulan yang dapat mendukung pengelolaan diabetes dan kesehatan secara keseluruhan. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa keunggulan beras organik untuk penderita diabetes.
Indeks Glikemik yang Rendah
Salah satu keunggulan utama beras organik adalah indeks glikemik yang rendah. Indeks glikemik adalah ukuran seberapa cepat makanan meningkatkan kadar gula darah setelah dikonsumsi. Beras organik, terutama beras merah atau coklat, memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dibandingkan beras putih konvensional. Hal ini berarti karbohidrat dalam beras organik diserap perlahan oleh tubuh, sehingga tidak menyebabkan lonjakan gula darah yang tajam.
Kandungan Serat yang Tinggi
Beras organik, khususnya beras merah atau coklat, kaya akan serat. Serat adalah komponen penting dalam diet penderita diabetes karena membantu memperlambat penyerapan glukosa dalam darah. Dengan mengonsumsi beras organik yang kaya serat, Anda dapat menjaga kadar gula darah tetap stabil.
Kandungan Nutrisi yang Lebih Tinggi
Beras organik seringkali memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan beras putih konvensional yang telah diproses. Nutrisi seperti vitamin, mineral, dan antioksidan penting untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan. Kandungan nutrisi yang lebih tinggi dalam beras organik dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi Anda tanpa mengorbankan kadar gula darah.
Tidak Mengandung Residu Pestisida
Ketika beras organik ditanam, praktik pertanian yang lebih berkelanjutan digunakan, dan penggunaan pestisida kimia sintetis dihindari. Ini berarti beras organik memiliki kemungkinan lebih rendah mengandung residu pestisida yang dapat memengaruhi kesehatan tubuh. Penderita diabetes yang sensitif terhadap bahan kimia tertentu mungkin akan mendapatkan manfaat dari menghindari residu pestisida.
Rasa yang Lezat dan Pulen
Beras organik sering memiliki rasa yang lebih kaya dan tekstur yang lebih baik dibandingkan dengan beras putih konvensional. Ini dapat membuat makanan menjadi lebih lezat, sehingga Anda merasa lebih puas dengan porsi yang lebih kecil. Hal ini membantu dalam mengendalikan asupan karbohidrat dan menjaga kadar gula darah tetap stabil.
Kesimpulan
Penderita diabetes perlu memilih makanan dengan hati-hati untuk menjaga kadar gula darah mereka tetap terkontrol. Beras organik, dengan indeks glikemik rendah, kandungan serat yang tinggi, kandungan nutrisi yang lebih baik, dan keunggulan lainnya, adalah pilihan karbohidrat yang sehat untuk penderita diabetes.
Nah, sekian ulasan tentang keunggulan beras diabetes, selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi Anda sebelum membuat perubahan besar dalam diet Anda untuk memastikan sesuai dengan kebutuhan khusus Anda. Dengan memasukkan beras organik ke dalam pola makan yang seimbang, Anda dapat membantu meningkatkan pengelolaan diabetes Anda dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
#beras organik#pola hidup sehat#preventing diabetes#hidup dengan diabetes#MakananOrganik#PertanianOrganik#ProdukOrganik#KeuntunganMakananOrganik#KesehatanDanMakananOrganik#LingkunganDanMakananOrganik#NutrisiOrganik#TanamanOrganik#HewanTernakOrganik#PestisidaAlami#ProdukSusuOrganik#DagingOrganik#KeberlanjutanMakanan#GayaHidupOrganik#ProdukPertanianBerkelanjutan#LabelOrganik#AntioksidanAlami#ProdukBebasBahanKimia#ManfaatPertanianOrganik#PilihanMakananSehat
2 notes
·
View notes
Text
Menjelajahi Tren Diet dan Gaya Hidup Sehat
Dalam upaya menjaga kesehatan dan kesejahteraan kita, tren diet dan gaya hidup sehat selalu menjadi topik yang menarik perhatian. Dua tren diet yang sering dibahas adalah diet Mediterania dan pola makan nabati. Selain itu, tidak dapat diabaikan bahwa kegiatan fisik dan kesehatan mental juga memainkan peran penting dalam mencapai gaya hidup sehat secara menyeluruh. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi tren diet tersebut, serta membahas manfaat dan risikonya. Selain itu, akan dibahas juga pentingnya kegiatan fisik dan kesehatan mental dalam perjalanan menuju kehidupan yang sehat.
Diet Mediterania:
Diet Mediterania merupakan pola makan yang terinspirasi oleh kebiasaan makan orang-orang di daerah Mediterania. Pola makan ini kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, ikan, dan minyak zaitun. Beberapa manfaat yang dikaitkan dengan diet Mediterania antara lain:
Menurunkan risiko penyakit jantung: Kandungan lemak sehat dalam minyak zaitun dan asam lemak omega-3 dalam ikan dapat membantu menjaga kesehatan jantung.
Mendukung kesehatan otak: Pola makan ini juga dikaitkan dengan penurunan risiko gangguan kognitif dan penyakit Alzheimer.
Menjaga berat badan yang sehat: Diet Mediterania dapat membantu menjaga berat badan yang sehat karena rendah kalori dan kaya serat.
Meskipun diet Mediterania memiliki banyak manfaat, tetap penting untuk memperhatikan asupan kalori secara keseluruhan dan memastikan keseimbangan nutrisi yang tepat.
2. Pola Makan Nabati:
Pola makan nabati atau vegetarian telah menjadi tren yang semakin populer dalam beberapa tahun terakhir. Pola makan ini menekankan konsumsi makanan berbasis tumbuhan seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian, kacang-kacangan, dan mungkin juga termasuk produk nabati seperti tempe atau tahu. Beberapa manfaat yang dikaitkan dengan pola makan nabati meliputi:
Penurunan risiko penyakit jantung: Mengkonsumsi lebih banyak serat nabati dan lemak sehat dari sumber nabati dapat membantu menjaga kesehatan jantung.
Manajemen berat badan: Pola makan nabati cenderung lebih rendah kalori dan kandungan lemak jenuh, yang dapat membantu dalam manajemen berat badan.
Kesehatan pencernaan yang baik: Kaya serat nabati dapat mempromosikan kesehatan pencernaan dan membantu mengurangi risiko sembelit dan penyakit usus.
Namun, penting untuk memastikan bahwa pola makan nabati mencakup semua nutrisi yang dibutuhkan tubuh, seperti protein, zat besi, kalsium, dan vitamin B12, yang dapat ditemukan dalam sumber nabati atau suplemen yang sesuai.
Baca Juga : Hasil Olahan Untuk Gaya Hidup Sehat
3. Kegiatan Fisik:
Selain pola makan yang sehat, kegiatan fisik juga penting dalam mencapai gaya hidup sehat. Olahraga teratur seperti berjalan, berlari, berenang, atau bersepeda dapat membantu meningkatkan kebugaran kardiovaskular, memperkuat otot, dan menjaga fleksibilitas tubuh. Dengan berolahraga, tubuh kita dapat mengendalikan berat badan, mengurangi risiko penyakit jantung, dan meningkatkan kesehatan mental.
4. Kesehatan Mental:
Kesehatan mental adalah bagian yang tak terpisahkan dari gaya hidup sehat. Dalam upaya menjaga keseimbangan mental, penting untuk mengelola stres, tidur yang cukup, dan menjaga hubungan sosial yang positif. Praktik meditasi, yoga, atau aktivitas yang membantu meredakan stres juga dapat berkontribusi pada kesehatan mental yang baik.
Mengadopsi tren diet seperti diet Mediterania atau pola makan nabati dapat menjadi langkah positif dalam menjalani gaya hidup sehat. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda, dan konsultasi dengan profesional kesehatan seperti dokter atau ahli gizi sangat dianjurkan sebelum mengubah pola makan. Selain itu, memadukan kegiatan fisik yang teratur dan memperhatikan kesehatan mental merupakan aspek penting dalam mencapai gaya hidup sehat secara menyeluruh. Jaga keseimbangan, nikmati perjalanan menuju kesehatan yang lebih baik, dan selalu prioritaskan kesehatan Anda.
2 notes
·
View notes
Text
There’s nothing you can do about it...
Kata-kata yang aku tuliskan pada judul tulisan ini, adalah salah satu hal yang aku dan teman-teman profesi lainnya bawa setelah kami melaksanakan praktik di Rumah Sakit Jiwa Marzoeki Mahdi, Bogor. Pengalaman 3 pekan terakhir, yang bukan hanya melelahkan secara fisik karena harus berangkat dari jam 6 pagi dan beberapa kali pulang malam hari dan esoknya kembali berangkat ketika matahari masih “malu-malu” menunjukkan dirinya; namun juga melelahkan secara mental melihat bagaimana gangguan psikologis bisa sampai mengambil alih “kesadaran” individu.
Kebanyakan pasien-pasien yang sudah dirawat di RSJ adalah pasien-pasien dengan gangguan psikosis, terutama skizofrenia paranoid. Dalam hierarki masalah kejiwaan, gangguan ini termasuk gangguan yang paling berat... Pada satu titik tertentu, aku sampai mempertanyakan, ya Allah katanya Engkau tidak akan memberikan ujian melebihi kemampuan hamba-Mu, tapi ujian yang menimpa para pasien ini tampak sudah melebihi kemampuannya ya Allah, mereka sampai mengalami kondisi “pecah” antara pikiran, perasaan, dan perilakunya, bahkan kontaknya dengan realitas pun terganggu...
Tapi setelah dipikir lagi, maha bijaksana-Nya Allah yang menurunkan syariat justru orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) bisa terlepas dari kewajiban menunaikan ibadah. Maka barangkali ujiannya bukan lagi untuk ODGJ yang bersangkutan, melainkan orang-orang di sekitarnya. Dari beberapa literatur, aku juga menemukan bahwa memang pada konteks orang dengan skizofrenia, terapi individu kurang efektif dan memerlukan terapi keluarga. Jadi masalah kesehatan mental bukan lagi masalah yang dilihat case by case secara individu, namun sebagai “sistem”. Kalau biasa di biro maupun klinik, pasien datang secara mandiri, individual, dengan akses pribadi; ketika di rumah sakit, layanan kesehatan mental perlu dilihat dari kacamata sistem, dari mulai sistem tatanan sosial ekonomi, kesehatan (BPJS), sistem yang tersedia di rumah sakit (koordinasi dari berbagai nakes seperti perawat, psikiater, dokter umum, bahkan termasuk office boy), sitem caregiver (apakah keluarga atau yayasan), dan lain sebagainya. Sampai pada titik tertentu, aku menyadari kapasitas aku dan teman-teman yang memang fokus pada “talk therapy”, sementara pada pasien ODGJ dengan kontak realitas yang sering kali terputus, percakapan yang dirasa “nyambung” dan dapat dipercaya menjadi pengalaman berharga dan terkadang langka. Pada beberapa momen, kami memang perlu menerima fakta bahwa memang tidak ada yang bisa kami lakukan, karena treatment utamanya adalah farmakoterapi. Di momen-momen seperti itu, rasanya akan sangat frustasi ketika kita memiliki harapan yang tinggi. Tapi bagaimanapun, Allah adalah pemegang kendali semuanya. YaAllah, kalaulah penilaian aku sebagai manusia begitu banyak keterbatasannya, semoga Engkau menurunkan rahmat-Mu juga mukjizat-Mu pada pasien yang memang prognosisnya sudah jelas negatif. YaAllah tolong kabulkan doa-doa para caregiver pasien yang berjuang dengan sabarnya menghadapi ujian ini. Apabila di dunia rasanya tidak ada hal yang didapat selain rasa lelah, sedih, ataupun marah; semoga pahala di akhirat untuk mereka nanti jumlahnya bertumpuk-tumpuk yaAllah... Terima kasih sudah mengizinkan aku melewati pengalaman ini yaAllah, bantulah hamba-Mu ini dengan segala keterbatasannya menjalani peran ini bukan sekadar menjalankan peran sebagai mahasiswa ataupun calon psikolog, melainkan sebagai seorang muslim, seorang yang senantiasa berserah diri pada-Mu, mengembalikan segala urusan pada-Mu, akrab dengan kalimat “sesungguhnya kami milik Allah dan akan kembali kepada-Nya”...
2 notes
·
View notes
Text
Tata Cara Akreditasi Praktik Dokter Mandiri
Tata Cara Akreditasi Praktik Dokter Mandiri berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1368/2023 Akreditasi praktik dokter mandiri adalah proses penilaian kelayakan dan kualitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh dokter yang melakukan praktik mandiri di tempat praktik mandiri dokter (TPMD) atau tempat praktik mandiri dokter gigi (TPMDG) berdasarkan standar…
View On WordPress
0 notes
Text
Appointment WA 0857-5184-6379, Dokter Ahli Tulang Perempuan Di Banjarmasin
HUBUNGI wa.me/6285751846379 untuk membuat Janji Temu dengan Dokter Ortopedi Perempuan Banjarmasin, Dokter Ortopedi Perempuan Di Banjarmasin, Dokter Ortopedi Wanita Banjarmasin, Dokter Ortopedi Wanita Di Banjarmasin, Dokter Spesialis Ortopedi Perempuan Di Banjarmasin, dr Ortopedi Wanita Banjarmasin.
dr. Essy Dwi Damayanthi, Sp.OT (K) Sport merupakan seorang Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatology. Beliau juga Konsultan Sport Injury & Arthroscopy yang ada di kota Banjarmasin.
Sebagai dokter ortopedi, beliau memiliki keahlian untuk menangani cedera dan penyakit pada sistem muskuloskeletal tubuh, mencakup tulang, sendi, tendon, ligamen dan saraf.
Sementara itu, sebagai Konsultan Sport Injury, beliau berpengalaman menangani cedera tulang, sendi, otot dan jaringan ikat akibat kecelakaan dalam olahraga. Cedera olahraga (sport injury) bisa berupa memar, keseleo, tegang, robekan, otot yang putus (ACL) dan patah tulang karena overtraining, kurangnya pengkondisian dan bentuk atau teknik olahraga yang kurang tepat.
dr. Essy Dwi Damayanthi, Sp.OT (K) merupakan anggota dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Perhimpunan Ahli Bedah Ortopedi Indonesia (PABOI). Adapun layanan yang beliau berikan meliputi Bedah Ortopedi, Konsultasi Ortopedi, Hemiarthroplasti, Operasi Pergantian Siku, Rekonstruksi Ligamen, Arthroskopi, Artroplasti, Bedah Penggantian Tulang Kaki, Operasi Bahu, Operasi Pergelangan Tangan, Meluruskan Sendi, Operasi Pergantian Lutut, Injeksi Cairan Sendi, Rekonstruksi Ligamen Siku, Shoulder Arthroscopy.
Praktik dr. Essy Dwi Damayanthi, Sp.OT (K) Konsultan Sport Injury and Arthroscopy RSUD Ulin Banjarmasin | RS Khusus Bedah Siaga Banjarmasin | Ciputra Mitra Hospital Banjarmasin
Konsultasi dan Appointment Hubungi : WA 0857-5184-6379
Linktree Twitter Instagram
Dokter Spesialis Tulang Belakang Di Surabaya | Dokter Tulang Yang Bagus | Klinik Ortopedi Di Surabaya | Dr. Komang Ortopedi Surabaya | Dokter Ortopedi Bpjs Surabaya | Dokter Tulang Ketut Surabaya | Dokter Ortopedi Siloam Surabaya | Biaya Rumah Sakit Orthopedi Surabaya
#doktertulangyangbagusdirsciputrabanjarmasin#doktertulangyangbagusdirscmhbanjarmasin#doktertulangyangbagusdirssiagabanjarmasin#doktertulangyangbagusdirsulinbanjarmasin#drorthopedidirsbanjarmasin#drorthopedidirsciputrabanjarmasin#drorthopedidirscmhbanjarmasin
2 notes
·
View notes
Text
Pasang Behel Murah
Sedang Promo, CALL 0813-1491-2119, klinik gigi anak bandung selatan, klinik gigi buka di hari minggu, klinik keluarga terdekat cimahi, rekomendasi klinik gigi daerah antapani, klinik gigi bandung rating bagus, klinik pasang behel bojongsoang, klinik gigi bojongsoang, rekomendasi orthodentis bojongsoang, tempat perawatan gigi anak bojongsoang, klinik gigi terbaik di bandung, klinik gigi terpercaya, klinik gigi bandung, dokter gigi bandung, klinik gigi cimahi, klinik gigi murah, klinik gigi terdekat, praktik dokter gigi, dokter gigi bandung, klinik gigi bandung, klinik gigi terbaik bandung, cabut gigi anak, dokter gigi anak bandung, pasang behel murah, cabut gigi murah, dokter gigi murah, perawatan gigi berlubang, scaling gigi murah.
Mendapatkan gigi rapi dengan biaya terjangkau tidak harus sulit. Tami Dental Care menawarkan solusi pasang behel murah dengan berbagai pilihan jenis behel yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran Anda. Dengan kualitas layanan yang profesional dan harga yang bersaing, Tami Dental Care menjadi pilihan yang tepat bagi Anda yang menginginkan perawatan gigi yang baik tanpa menguras kantong. Jangan ragu untuk berkonsultasi dan memulai perjalanan menuju senyum yang lebih percaya diri!
Cabang Tami Dental Care
1. Bojongsoang 1, Jl Raya Bojongsoang No 222 Bojongsoang, Kab Bandung (seberang pom bensin, dekat univ telkom)��
2. Bojongsoang 2, Jl Raya Bojongsoang No 195 Bojongsoang, Kab Bandung (seberang podomoro)
3. Cimahi, Jl Raya Barat No 840 Cimahi Tengah, Kota Cimahi (sebelah subur ban)
4. Antapani, Jl Sulaksana No 35 Kiaracondong, Kota Bandung (sebelah rumah daging)
5. Sarijadi, Jl Sarimanah No 29 Sukasari, Kota Bandung (sebelah laundry-q syariah)
6. Kopo, Jl. Terusan Kopo No.197 Katapang
7. Cileunyi, Jl. Raya Cinunuk No.171C, Cinunuk, Kabupaten Bandung (sebelah steak moen-moen/sebrang borma cinunuk)
Maps klik: https://tamidentalcare.com/link-tree/ dan pilih 'Lokasi'
Ayo tunggu apalagi? Segera reservasi dan konsultasikan kesehatan gigimu di Tami Dental Care. Untuk informasi lebih lanjut anda bisa menghubungi Call Center utama kami https://wa.me/6281314912119 atau kunjungi Instagram kami https://instagram.com/tamidentalcare?igshid=MzNlNGNkZWQ4Mg== atau website resmi kami di www.tamidentalcare.com
#bahagiatanpahenti#senyummuberarti#tamidentalcare#tamidentalcarebojongsoang#tamidentalcarecimahi#tamidentalcareantapani#tamidentalcaresarijadi#tamidentalcarekopo#tamidentalcarecileunyi#klinikgigibandung#klinikgigibojongsoang#klinikgigicimahi#klinikgigiantapani#klinikgigisarijadi#klinikgigikopo#klinikgigicileunyi#dokterterbaikbandung#doktergigibojongsoang#doktergigicimahi#doktergigiantapani#doktergigisarijadi#doktergigikopo#doktergigicileunyi#perawatangigibandung#kebersihangigidanmulut#kesehatangigidanmulut#behelbandung#orthobandung#behelterbaikbandung#klinikgigiterbaikdibandung
0 notes
Text
Cabut Gigi Anak
Sedang Promo, CALL 0813-1491-2119, klinik gigi anak bandung selatan, klinik gigi buka di hari minggu, klinik keluarga terdekat cimahi, rekomendasi klinik gigi daerah antapani, klinik gigi bandung rating bagus, klinik pasang behel bojongsoang, klinik gigi bojongsoang, rekomendasi orthodentis bojongsoang, tempat perawatan gigi anak bojongsoang, klinik gigi terbaik di bandung, klinik gigi terpercaya, klinik gigi bandung, dokter gigi bandung, klinik gigi cimahi, klinik gigi murah, klinik gigi terdekat, praktik dokter gigi, dokter gigi bandung, klinik gigi bandung, klinik gigi terbaik bandung, cabut gigi anak, dokter gigi anak bandung, pasang behel murah, cabut gigi murah, dokter gigi murah, perawatan gigi berlubang, scaling gigi murah.
Masa tumbuh kembang anak adalah periode yang penuh dengan perubahan, dan salah satu momen penting dalam perkembangan mereka adalah saat gigi susu mulai tanggal atau dicabut. Gigi susu, yang pertama kali muncul di usia sekitar enam bulan, akan mulai tanggal satu per satu saat anak berusia sekitar enam tahun, dan proses ini berlangsung hingga mereka berusia sekitar 12 tahun. Namun, terkadang ada kondisi yang membuat gigi susu harus dicabut lebih awal.
Tami Dental Care hadir untuk memberikan perawatan gigi terbaik bagi anak-anak Anda, termasuk dalam prosedur cabut gigi yang terkadang dibutuhkan dalam perkembangan gigi anak. Proses ini bisa menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua, namun dengan pendekatan yang tepat, pencabutan gigi anak dapat dilakukan dengan aman dan nyaman. Artikel ini akan memberikan penjelasan mengenai cabut gigi anak di Tami Dental Care, termasuk alasan, prosedur, serta tips pemulihan yang perlu diketahui oleh orang tua.
Cabang Tami Dental Care
Bojongsoang 1, Jl Raya Bojongsoang No 222 Bojongsoang, Kab Bandung (seberang pom bensin, dekat univ telkom)
Bojongsoang 2, Jl Raya Bojongsoang No 195 Bojongsoang, Kab Bandung (seberang podomoro)
Cimahi, Jl Raya Barat No 840 Cimahi Tengah, Kota Cimahi (sebelah subur ban)
Antapani, Jl Sulaksana No 35 Kiaracondong, Kota Bandung (sebelah rumah daging)
Sarijadi, Jl Sarimanah No 29 Sukasari, Kota Bandung (sebelah laundry-q syariah)
Kopo, Jl. Terusan Kopo No.197 Katapang
Cileunyi, Jl. Raya Cinunuk No.171C, Cinunuk, Kabupaten Bandung (sebelah steak moen-moen/sebrang borma cinunuk)
Maps klik: https://tamidentalcare.com/link-tree/ dan pilih 'Lokasi'
Ayo tunggu apalagi? Segera reservasi dan konsultasikan kesehatan gigimu di Tami Dental Care. Untuk informasi lebih lanjut anda bisa menghubungi Call Center utama kami https://wa.me/6281314912119 atau kunjungi Instagram kami https://instagram.com/tamidentalcare?igshid=MzNlNGNkZWQ4Mg== atau website resmi kami di www.tamidentalcare.com
#bahagiatanpahenti#senyummuberarti#tamidentalcare#tamidentalcarebojongsoang#tamidentalcarecimahi#tamidentalcareantapani#tamidentalcaresarijadi#tamidentalcarekopo#tamidentalcarecileunyi#klinikgigibandung#klinikgigibojongsoang#klinikgigicimahi#klinikgigiantapani#klinikgigisarijadi#klinikgigikopo#klinikgigicileunyi#dokterterbaikbandung#doktergigibojongsoang#doktergigicimahi#doktergigiantapani#doktergigisarijadi#doktergigikopo#doktergigicileunyi#perawatangigibandung#kebersihangigidanmulut#kesehatangigidanmulut#behelbandung#orthobandung#behelterbaikbandung#klinikgigiterbaikdibandung
1 note
·
View note
Text
SEKDIN DAN PPDS
Pagi ini, saya mencari sarapan di sebuah warkop andalan saya, tempat yang selalu menjadi pelarian dari rutinitas harian. Aroma kopi hitam dan suara riuh pelanggan tua2 selalu membawa kehangatan tersendiri. Ketika saya mengambil tempat di sudut ruangan, pandangan saya tertuju pada sosok yang tidak asing: dokter tua yang kemarin sempat berdiskusi dengan saya.
Dokter ini, yang kini sangat menikmati masa2 tuanya, terbukti dengan secakir kopi dan roti di pagi hari ini hehe, Saya menyapanya, dan setelah beberapa basa-basi, percakapan kami kembali mengalir—kali ini lebih dalam dan penuh emosi.
“Nug" Siap Pak? , kamu tau bahwa perundungan di dunia pendidikan kita ini sudah seperti tradisi yang sulit dipatahkan?” tanyanya tiba-tiba, dengan nada yang terdengar getir. Saya mengangguk, mengingat pengalaman saya sebagai alumni sekolah kedinasan.
Beliau melanjutkan, “Perundungan di perguruan tinggi kedinasan memang sering diberitakan, seperti kasus tragis yang baru baru2 terjadi di Sekolah Pelayaran. Tapi tahu kmu nug ? bahwa di dunia dokter spesialis, praktik seperti ini juga terjadi, meski jarang dibicarakan, tidak main fisik, tapi main mental"
Saya terdiam, penasaran dengan arah ceritanya. Dokter itu menghela napas panjang sebelum melanjutkan, “Di Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS), junior sering dipaksa melakukan hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan profesi mereka—mengurus pakaian, mengumpulkan uang untuk sewa tempat olahraga, bahkan menyediakan makanan untuk senior. Mereka menyebutnya ‘ujian mental’, tapi itu tidak lebih dari eksploitasi.”
Nadanya semakin serius. “Bayangkan, ada dokter umum yang menyerah melanjutkan ke PPDS hanya karena tuntutan tak masuk akal dari seniornya—tiket pesawat, Handphone, bahkan uang dalam jumlah besar. Mereka yang tidak berasal dari keluarga kaya merasa terlalu terbebani.”
Sebagai seseorang yang pernah berada di sistem kedinasan, saya tahu betapa beratnya tekanan semacam itu. Namun, cerita ini menambah lapisan keprihatinan yang baru bagi saya.
“Yang lebih menyedihkan,” lanjutnya, “lingkungan ini menciptakan lingkaran setan. Junior yang dulu ditindas akhirnya menjadi senior dan melakukan hal yang sama, seolah itu sudah menjadi norma. Banyak yang depresi, bahkan ada yang memilih menyerah pada hidupnya.”
Saya mengingat kembali berita-berita yang belakangan ramai dibahas media tentang depresi di kalangan mahasiswa PPDS. Dokter itu mengonfirmasi semua itu dengan nada lirih. “Mereka yang bertahan biasanya hanya karena menunggu giliran jadi senior. Setelah itu, barulah mereka merasa ‘aman’.”
Ia menatap saya, kali ini dengan sorot yang lebih tajam. "Lingkungan pendidikan dokter seharusnya menjadi tempat yang mendidik, bukan tempat yang menekan dan menghancurkan. Kalau tidak, bagaimana kita bisa berharap dokter-dokter ini nantinya mampu memberikan empati dan perawatan terbaik kepada pasien mereka?”
Kata-katanya terpatri di benak saya. Sebagai alumni sekolah kedinasan, saya tahu perubahan tidak mudah. Namun, ini bukan alasan untuk menyerah. Tradisi perundungan, baik di sekolah kedinasan maupun di dunia pendidikan dokter spesialis, harus dihentikan. Bukan hanya untuk melindungi generasi mendatang, tetapi juga untuk menjaga nilai-nilai kemanusiaan yang seharusnya menjadi landasan setiap profesi mulia ini.
Saat kami mengakhiri percakapan, matahari pagi mulai menghangatkan warkop itu. Tetapi beratnya cerita yang ia sampaikan meninggalkan bayang-bayang yang sulit dihapus dari pikiran saya. Bentuk berbeda tapi tujuan sama, yakni menyakiti.
Ambon, 30 Desember 2024
0 notes