#perundungan di sekolah
Explore tagged Tumblr posts
Text
Polisi Upayakan Kasus Siswi SMP di Serang Di-bully Berakhir Tanpa Masuk Pengadilan
SERANG – Polresta Serang bakal lebih mengutamakan upaya diversi atau penyelesaian perkara anak di luar peradilan dalam kasus viralnya dugaan perundungan seorang siswi SMP berinsial SA berusia 14 tahun asal Kecamatan Serang, Kota Serang. Kasat Reskrim Polresta Serang, Kompol Hengki Kurniawan menjelaskan bahwa kronologi kasus tersebut berawal pada 23 Juli 2024 lalu ketika korban yang sedang berada…
0 notes
Text
BENARKAH SAYA TIDAK BUTUH ORANG LAIN?
untuk diriku, orang-orang yang kukasihi, dan sekumpulan yang sempat kujauhi.
Saya suka menyendiri. Hanya saya dan jutaan pikiran yang berkasih-kasihan. Namun, sejak kanak-kanak 'diam' diberi label negatif. Sekolah Menengah bahkan lebih liar. Keriangan kerap mendatangkan perundungan. Seni menyendiri itu barulah paripurna setelah menyelami dunia perkuliahan. Tanpa tahu cara mendekati, duduk dan berjalan sendirian terasa nikmat. Sepuasnya penjelajahan dilakukan, menemukan tempat paling sunyi di sudut kampus atau jalan pintas yang jarang dipilih manusia lain.
Beratus-ratus kali saya—dengan sangat sengaja—mengatakan tak ingin dibersamai siapapun. Berdalih itu mekanisme pertahanan diri. Padahal mungkin saja persoalannya lebih berat: takut kesepahaman sulit tercapai, takut harapan tinggi orang tak terwujud, takut akan kebergantungan manusia, dan takut-takut lainnya yang disadari ketika bermonolog. Benarkah saya benar-benar tidak ingin orang lain leluasa hadir?
Ternyata saya butuh orang lain. Sungguh! Saya butuh! Kebiasaan tidak ber-a-i-u-e-o hampir berujung pada kehilangan kemampuan bercakap-cakap. Mulut mogok bicara, kekosongan berjaya. Apakah kesadaran itu datang seperti pencuri? Tentu tidak. Percakapan di telepon dengan sosok kakak perempuan yang penuh kasih, celotehan lucu teman-teman, ayat-ayat kitab suci, firman dalam video singkat, dan masih banyak lagi sudah merupakan alasan kuat bahwa saya masih bisa belajar mencintai ramai dan keterbukaan.
Seperti periode mengandung, kelahiran kedekatan dengan orang memakan waktu. Ajaib benar manusia-manusia tersebut tahan banting dengan keanehan saya. Sedikit emosional, tapi terima kasih sudah berusaha memahami. Bertahan di sana walau diri ini serupa paradoks berjalan, yang kadang mendatangkan jengkel di hati. Tolong temani lebih lama lagi barangkali saya mampu tidak menyendiri sesering dulu, berhubungan lebih lama lagi, dan berhenti menutup akses dengan terus menyatakan saya suka menyendiri.
Leonny Eudia La Jemi, Mei 2024
9 notes
·
View notes
Text
Seorang remaja belia menemuiku pagi hingga siang tadi. Usianya masih belasan awal. Ia mengenakan seragam sekolah jilbab putih dengan ransel yang terlihat cukup berat. Saat hendak duduk, aku meminta melepaskan tasnya terlebih dahulu, agar dapat duduk lebih lega.
Ia duduk sambil menunduk, hanya sesekali menatapku. Suaranya lirih nyaris tak tedengar. Saat ditanya, responnya pendek-pendek. Bahkan saat diminta membuat cerita dari susunan gambar, ia hanya menyebut satu kata per kartu tanpa merangkai kalimat. Menurut keterangan ibu, anaknya jarang sekali bercerita. Kerap kali masalah yang ia miliki hanya dipendam sendiri.
Ibu bercerita bahwa remaja belia itu adalah anak ketiga dari empat. Keterbatasan ekonomi, minimnya edukasi, juga ketidaksiapan ibu mengurus bayi dengan jarak yang dekat, membuat ibu sempat berusaha meluruhkan si anak di usia kehamilan dua bulan. Ibu menenggak beragam pil dan jejamuan agar si anak tidak berkembang, namun atas izin Allah si anak itu tetap bertahan.
Ternyata, remaja belia itu sudah kuat sejak janin. Maka tak heran ia bisa begitu tegar memendam ragam masalah sendirian. Dalam hening dan diamnya. Saat sesi bersama anak, aku sedikit emosional dan sempat menangis diam-diam. Ia yang tak diharapkan sejak dalam kandungan, apakah mendapatkan kasih sayang yang memadai hingga usia ini? Apa saja yang sudah ia lalui? Apakah dia merasa aman? Bagaimana ia memandang dunia? Bagaimana cara ia bertahan sampai hari ini?
Di akhir sesi, aku sempatkan berbincang dengannya. Ku turunkan posisi dudukku agar sejajar. Saat ku tanya, ia sudah dapat lebih lama menatapku, meski responnya masih tetap terbatas. Bahwa ia pernah mendapatkan perundungan, bahwa ia pernah diolok bisu saking sulitnya berinteraksi dengan temannya. Saat aku tanya perasaannya tentang pengalaman itu, lama ia menatapku lalu lirih menjawab “marah”, “sedih”, “takut”. Ku lihat mata itu berkaca dengan raut wajah yang mendung. Tampak masih berusaha menahan semua sendiri.
Ah, kamu memang sudah kuat bahkan dari janin, duhai belia. Mari jumpa di takdir selanjutnya, untuk mengalirkan rasa-rasa yang kamu pikul sendirian. Sampai hari itu tiba, bertahan ya, yang kuat 🤍
4 notes
·
View notes
Text
Namaku Alam
Resensi Novel Namaku Alam
Judul : Namaku Alam Penulis : Leila S. Chudori Penerbit : kepustakaan populer gramedia Tahun : 2023 Genre : Fiksi Sejarah, Coming of age
Sinopsis :
Novel "Namaku Alam" karya Leila S. Chudori menceritakan tentang seorang remaja bernama Segara Alam yang sedang mencari identitas dirinya, novel ini berkisar di era orde baru. Novel ini menceritakan perjalanan dari Alam masih kecil hingga dia beranjak dewasa. Ia harus berurusan dengan masalah- masalahnya di sekolah, masalah percintaan oleh dari nafsunya, dan menahan amarah atau emosinya atas dendam yang di lakukan atas stigma buruk dari masyarakat karena selalu mendiskriminasi keluarganya.
Kelebihan :
Sesuai dengan covernya isi dari novel ini sangat menarik karena menceritakan tentang sisi -sisi yang tidak di ceritakan oleh guru sejarah kita tentang aktivis -aktivis yang mencari atau membersihakan keluarga atau keturunan dari Eks- Tapol.
Sejarah kelam dari masa orde baru
Covernya yang cukup menarik.
Kekurangan :
Novel ini mungkin ada beberapa adegan yang cukup sensitif untuk dibaca para pembaca
Terlalu panjang saat menjelaskan tentang sesuatu yang membuat buku terlalu lama atau terlalu panjang
Kesimpulan :
"Namaku Alam" adalah novel yang sangat luar biasa untuk perjalanan seorang anak yang mencari jati dirinya. Novel ini juga menceritakan tentang perundungan yang terjadi di sekolah yang sayangnya masih terjadi hingga sekarang. Dannjuga tentang stigma buruk masyarakat yang diberikan yang juga mungkin masih terjadi di era sekarang ini.
Nilai -nilai yang terkandung dalam novel :
Keberanian: Sagara Alam yang berani untuk melawan siapapun yang berani menghina ataupun membully orang-orang yang ia sayangi
Persahabatan : Sagara Alam dan kawan-kawannya yang selalu kompak bahkan saling mendukung atas apapun yang terjadi.
Cinta Kasih : Sagara Alam yang selalu mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari keluarganya
Rekomendasi :
Buku ini cocok dibaca oleh Remaja hingga orang Dewasa. Buku ini sangat cocok untuk seseorang yang mungkin mendapatkan perundungan dan bagaimana mengatasinya. Dan buku ini juga sangat cocok sekali untuk pembaca yang terarik dengan sejarah kelam Indonesia dan para aktivis.
2 notes
·
View notes
Text
slice of life
saya pernah mengalami perundungan di waktu sekolah dasar. maksudnya saya yang menjadi korban perundungan. jenisnya? ah, sudahlah. saya kurang nyaman menulisnya. saya pikir saya "istimewa" karena cuman saya yang di-gitu-in. tapi ternyata kok membekas ya?
awal masuk MTs, saya meyakinkan diri sendiri bahwa saya adalah korban. termasuk self-claimed ga, ya? dulu tidak berani bilang ke orangtua. pasalnya saya takut gimana cara ngomongnya, takut mereka tidak percaya. ternyata lagi, pas di MTs, saya juga dirundung. karena menurut mereka, saya caper dengan kating, tidak murah hati berbagi camilan alias pelit, sering mendengkur saat tidur, dst. sampai-sampai saya mendapat "julukan" oleh beberapa teman, yang membuat saya risih, bingung, merendah.
lantas gimana? masih takut ngomong sama orangtua? hmm. sewaktu disambang itu, saya memberanikan diri bilang ke ibuk. masih ada takutnya sih, tapi yaa akhirnya tidak apa wkwk.
am I healed? gatau juga karena sibuk mengurus (((hidup)))😂. karena ternyata lagi-lagi, di kuliah pun ada kejadian "ah-embuh" yang akhirnya saya dibawa periksa ke dokter. intinya, saya depresi (saya tahu setelah menanyakan ke ipar yang ikut mendampingi periksa).
kalau ditarik mundur, rasanya tiap fase di atas adaa aja "sakit"-nya. tapi saya tidak menyadari kapan "sembuh"-nya. yang biasa (akhir-akhir ini & beberapa yang saya ingat) saya lakukan kalau tiba-tiba stress adalah menangis wkwk. kadang saat terpantik mendengar doa, suara merdu, di jalan, bahkan saat nonton kdrama, bisa brebesmili tiba-tiba wkwk.
baru kadang coret-coret atau menulis di kertas. atau pura-pura sibuk dengan beberes–tapi ini pegel sih cuman yaa kelihatan hasilnya🤣. emosi marah keluar, keringat keluar, tempat jadi bersih & rapi, energi tersalurkan wkwk. diam-diam saya juga menyukai ngosek kamar mandi wkwk.
kalau menilik makna healing versi mbak Uti @prawitamutia adalah perjalanan hati—memaafkan, maka saya sepertinya masih belum utuh memaafkan. masih terasa ada yang mengganjal. masih ada denial-nya. masih sering mempertanyakan why-nya tanpa mencari solusinya. masih belum menerima sepenuhnya. jangan-jangan saya-nya yang belum menyayangi diri sendiri(?).
3 notes
·
View notes
Text
ibu dan cita- cita pembebasan
Sekali lagi Palestina membuat kita berpikir ulang, tentang kehidupan yang sedang kita jalani sekarang. Salah satu yang paling menyita waktu berpikir saya adalah soal anak. Lihat ga bagaimana anak-anak Palestina merespon soal kehilangan? Sedikit dari mereka yang mengeluh saat kehilangan keluarga yang mereka cintai.
Sejauh upaya saya memahami, sangat sulit sekali melihat sudut pandang yang begitu kuat. Sudut pandang yang jauh dari iming-iming dunia. Kita mungkin menganggap anak-anak Palestina hidup dalam ketidakpastian. Masa depan yang kita pikirkan buat anak-anak kita mungkin ga ada dalam resolusi mereka. Menjadi dewasa, sekolah ditempat terbaik, tidak dikota impian, dan menjadi profesi yang dicita-citakan. Anak palestina tak punya itu.
Tapi, pada dasarnya merekalah yang hidup dalam kepastian. Kepastian akan posisi mulia yang bisa mereka dapatkan kapan saja sepanjang mereka ada di Palestina. Tumbuh besarnya mereka adalah peluang memenangkan peperangan, sementara gugurnya mereka adalah kesempatan untuk beristirahat.
Orang tua Palestina hidup dengan beban minimal tentang hisab pada anak-anaknya, disaat kita masih beradu dengan lingkungan, gadget, sekolah yang berlomba membentuk anak-anak kita, ssat kita ketakutan anak kita menjadi korban perundungan atau menjadi pelakunya.
Ibu palestina, kau pasti lelah
Tapi, percayalah ibu kaum muslimin yang hidup dalam penjajahan pemikiran jauh lebih rapuh. Bahkan mereka tak sadar akan kerapuhannya.
Aku mendoakan pembebasanmu palestina
Namun, aku juga mendoakan pembebasan pemikiran para ibu dari dominasi dunia dan keserakahan. Yang akan mengantarkan pada terbentuknya generasi pembebas al Quds.
2 notes
·
View notes
Text
Siswa SD Korban Bullying di Subang Meninggal Dunia, Sempat Koma 6 Hari
INGATLAH.COM – Seorang siswa Sekolah Dasar (SD) di Subang, Jawa Barat, berinisial ARO (9), meninggal dunia setelah diduga menjadi korban perundungan oleh tiga kakak kelasnya. Korban sempat menjalani perawatan intensif di ruang ICU RSUD Subang selama tiga hari sebelum mengembuskan napas terakhir pada Senin (25/11/2024) pukul 16.10 WIB. Menurut keterangan Kapolres Subang AKBP Ariek Indra Sentanu…
0 notes
Text
Deklarasi Sekolah Anti Narkoba Hingga Perundungan, Pj Wali Kota Puji SMP 8
Hargo.co.id, GORONTALO – Penjabat (Pj) Wali Kota Gorontalo, Ismail Madjid memberikan pujian kepada Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 8 Kota Gorontalo yang pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-40 melaksanakan deklarasi sekolah anti narkoba, anti sampah plastik, anti perundungan, dan pangan jajan yang sehat. Perayaan HUT ke-40 sekolah yang terletak di Kecamatan Kota Tengah itu, berlangsung…
#Ismail Madjid#Kota Gorontalo#Pemkot Gorontalo#Pj Wali Kota Gorontalo#Sekolah Anti Narkoba dan Perundungan#SMP Negeri 8 Kota Gorontalo
0 notes
Text
Hei, akhir-akhir ini, aku tengah menggemari film-film dengan tema komedi romansa, terlebih film-film yang dirilis sekitar tahun 2000-an. Film seperti The Proposal, He's Just Not That into You, 27 Dresses, How to Lose a Guy in 10 Days, dan Bridget Jones's Diary.
Akhir-akhir ini aku juga kembali membaca Webtoon karena hiburan media sosial seperti Instagram dan Twitter sedang kubatasi. Jika dulu aku sangat bersemangat dengan tema aksi, terlebih yang berhubungan dengan perundungan — dimana perundung dihajar habis-habisan, kali ini aku kembali dengan tema romansa. Aku sudah menamatkan satu judul yang sudah selesai untuk Season 1, Maybe Meant to Be.
Maybe Meant to Be menceritakan kisah klasik romansa antara dua teman masa kecil yang pada akhirnya menikah di bawah kontrak. Aku senang dengan tokoh yang sama-sama dewasa, maksudku tidak terlalu menye-menye dengan kelabilan anak sekolah.
Karena Maybe Meant to Be sudah finish di Season 1 dan belum ada kabar terbaru untuk season yang baru, aku pun mencoba mencari judul dengan cerita serupa: romansa antara manusia dewasa. Minimal antara orang kantorlah.
Aku menemukan beberapa judul, tapi ternyata tidak sesuai dengan ekspektasiku. Kebanyakan menyajikan cerita cinta orang-orang high-class, misalna direktur muda. Bleh.
Meski demikian, tetap ada permata tersembunyi di antara judul-judul itu. Peka, Dong! adalah salah satu judul dengan premis yang mirip-mirip dengan Maybe Meant to Be. Yang spesial dari Peka, Dong! adalah bumbu komedinya yang sangat menghibur.
Sayangnya, author Peka, Dong! sedang hiatus.
Kemudian ada juga Situationship dan Jangan Mendekat yang porsi dewasanya lebih dominan. Keduanya menceritakan hubungan antara tokoh utama wanita dengan tokoh utama pria yang merupakan karyawan baru dan baru saja putus dengan pacarnya. Selebihnya aku belum tahu banyak, karena dua judul ini sudah tamat dan hanya bisa dibaca melalui tiket harian.
Kurang gereget sih cerita keduanya. Maksudku, tidak ada porsi komedinya. Tapi alur cerita dan artwork-nya bagus, jadi kulanjutkan.
Aku tidak begitu menyukai cerita masa sekolah, karena merasa sudah tidak relate. Namun ternyata aku salah. Aku masih sangat menikmatinya, selama alur ceritanya menarik dan artwork-nya oke.
Ada 30 Minute Walk yang menyajikan innocent love antara dua anak SMA; Introverted Us yang baru kubaca, menceritakan tentang dua tokoh utama yang sama-sama introvert dan canggung; Into the Boundary of Love, menceritakan dua tokoh utama yang bersahabat sejak kecil hingga salah satunya memiliki perasaan lebih; dan When the Day Comes yang menceritakan dua murid yang pura-pura masih pacaran, padahal sudah putus, demi memenangkan sebuah lomba antarkelas.
Selain Webtoon impor, ada juga Webtoon lokal yang menyajikan cerita romansa anak SMA yang fresh dan sangat antimainstream. Salah satunya adalah Lara(s)hati yang menceritakan bagaimana seorang siswa yang biasa-biasa saja jatuh cinta dengan siswi pujaan satu sekolah, dan harus berhadapan dengan sebuah geng yang berusaha menghalangi siapapun untuk berpacaran dengan siswi tersebut. Udha agak lupa deh, ceritanya gimana. Tapi asli, ini ceritanya bagus banget!
Lara(s)hati memiliki sekuel, Zona Maya, yang menceritakan kelanjutan hidup tokoh-tokohnya saat kuliah.
Baru-baru ini, aku sedang bersemangat membaca SCRAMBLED: Journeylism. Ide ceritanya sangat antimainstream, meskipun mungkin klise, yaitu seorang siswi yang ditugaskan untuk mewawancarai lima cowok populer di sekolah, yang mana salah satunya adalah si crush. Sayangnya, aku sudah dapat spoiler tentang bagaimana ceritanya berakhir. Andai saja orang-orang di kolom komentar Webtoon itu bisa menahan ketikannya.
Nah, kenapa coba aku cerita sepanjang ini?
Di tengah-tengah semangatku membaca cerita yang gemas dengan tokoh-tokoh cowok yang tampan mempesona — tapi gepeng, aku menyadari satu hal:
Aku nggak punya cerita romantis yang gemas seperti ini. Namun aku punya harapan untuk mempunyai cerita serupa. Makanya, untuk memenuhi harapanku, aku memilih untuk membaca Webtoon seperti ini.
Sedih, ya ...?
1 note
·
View note
Text
Stop Perundungan
Perundungan (bullying) adalah tindakan yang merugikan orang lain, baik secara fisik, verbal, maupun psikologis. Di lingkungan sekolah, perundungan sering terjadi secara berulang dan menimbulkan dampak yang mendalam bagi korban, termasuk rasa takut, rendah diri, hingga gangguan kesehatan mental yang serius. Meski perundungan jelas melanggar nilai-nilai kemanusiaan dan peraturan sekolah, realitasnya masih banyak kasus yang tidak tertangani dengan baik.
Salah satu penyebab utama perundungan adalah kurangnya pengawasan serta ketidakpedulian lingkungan sekitar. Sebagai contoh, orang-orang di sekitar sering kali memilih untuk diam karena takut ikut menjadi sasaran. Selain itu, masih ada anggapan bahwa perundungan hanyalah bagian dari "proses pendewasaan," yang justru memperparah situasi. Stigma ini harus dihapuskan karena tidak ada alasan yang dapat membenarkan kekerasan dalam bentuk apa pun.
Pemerintah, pihak sekolah, dan orang tua memiliki tanggung jawab besar dalam memberantas perundungan. Sekolah perlu menerapkan kebijakan anti-bullying yang tegas, menyediakan layanan konseling, dan mengedukasi siswa tentang pentingnya empati dan saling menghormati. Kesadaran kolektif harus dibangun agar semua pihak, termasuk saksi mata, berani bersuara melawan perundungan.
Sebagai penutup, perundungan bukan masalah sepele. Tindakan ini merusak kehidupan individu dan menciptakan lingkungan yang tidak sehat. Kita semua memiliki peran dalam memastikan bahwa perundungan tidak lagi mendapat tempat di masyarakat kita. Keberanian dan kepedulian bersama adalah kunci untuk menghapus budaya perundungan.
0 notes
Text
Viral Kasus Perundungan di SMA Binus Serpong, Anak Artis Diduga Jadi Pelaku
BANTEN – Jagad media sosial X (Twitter) diramaikan dengan kabar kasus perundungan yang diduga dilakukan oleh anak-anak SMA Binus Serpong, Tangerang Selatan. Kabar tersebut pertama kali diunggah akun X @BosPurwa dan kini menjadi viral di media sosial. “Gw dapat info, ada perundungan di SMA Binus Intl BSD, seorang anak dipukulin sama belasan seniornya hingga masuk rumah sakit, mereka anak-anak…
View On WordPress
0 notes
Text
BNPT: Sekolah Damai tanamkan nilai perdamaian hingga toleransi siswa
Untuk itu, para pendidik dituntut untuk berperan aktif dalam mengenali tanda-tanda radikalisme, intoleransi, dan kekerasan di lingkungan sekolah serta mengedepankan pendidikan karakter yang kokoh
Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengatakan program Sekolah Damai bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai perdamaian, keberagaman, dan toleransi dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika kepada para guru dan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat.
Dalam acara pelatihan guru di SMKN 2 Banda Aceh, Aceh, Rabu, Direktur Pencegahan BNPT Irfan Idris menilai langkah tersebut sangat penting sebagai upaya menanggulangi bibit intoleransi, kekerasan, dan perundungan (bullying) di sekolah dengan menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, inklusif, serta terbebas dari sikap ekstremisme dan radikalisme.
0 notes
Text
Stop Perundungan (bullying) di sekolah
Perundungan (bullying) merupakan masalah serius yang sering kita jumpai di sekolah. Perundungan memiliki dampak yang sangat serius mulai dari gangguan psikis hingga kecacatan fisik. Kampanye “stop perundungan” sudah banyak diinisiasi oleh berbagai pihak, termasuk sekolah, pemerintah, hingga berbagai organisasi sosial. Namun, yang perlu disoroti adalah uapay ini hanya sering menjadi wacana saja tanpa diikuti oleh tindakan nyata yang komprehensif dan berkelanjutan.
Salah satu akar permasalahan dari perundungan adalah kurangnya kesadaran akan dampak jangka panjang dari perilaku ini, baik dari sisi korban maupun pelaku. Perundungan bukan hanya sekadar masalah pribadi antara individu, melainkan juga refleksi dari lingkungan sosial dan budaya sekolah yang kurang mendukung penerimaan perbedaan. Sekolah, sebagai lembaga pendidikan, seharusnya menjadi tempat yang aman dan inklusif bagi seluruh siswa, tetapi pada kenyataannya, tidak semua sekolah memiliki kebijakan dan prosedur yang jelas untuk menanggulangi perundungan.
Selain itu, penanganan perundungan seringkali terlalu fokus pada hukuman bagi pelaku, sementara pencegahan dan pemulihan korban kurang diperhatikan. Pendekatan ini bisa menjadi tidak efektif jika tidak diimbangi dengan upaya edukasi yang menekankan pentingnya empati, solidaritas, dan keberagaman. Pendidikan karakter harus menjadi bagian integral dari kurikulum, sehingga siswa tidak hanya diajarkan materi akademik, tetapi juga dilatih untuk menghargai sesama.
Peran guru dan orang tua sangat krusial dalam menangani perundungan. Guru perlu memiliki keterampilan yang memadai untuk mendeteksi dan merespons tanda-tanda perundungan dengan cepat. Di sisi lain, orang tua juga harus lebih terbuka terhadap komunikasi dengan anak-anak mereka dan sekolah, serta membangun lingkungan keluarga yang mendukung perkembangan emosi anak.
Untuk benar-benar menghentikan perundungan di sekolah, perlu adanya pendekatan yang holistik dan melibatkan semua pihak. Pendidikan anti-perundungan harus disertai dengan upaya membangun budaya sekolah yang menghargai perbedaan dan menumbuhkan rasa saling menghormati. Kampanye "Stop Perundungan" tidak boleh hanya berhenti pada slogan, tetapi juga diterjemahkan dalam tindakan nyata, mulai dari kebijakan sekolah, keterlibatan komunitas, hingga partisipasi siswa dalam menciptakan lingkungan yang aman dan positif.
0 notes
Text
Kuasa hukum korban perundungan Binus School sebut pelaku anak pejabat
Kasus perundungan di SMA Binus School yang melibatkan seorang siswa bernama RE kini menjadi perhatian publik setelah terungkap bahwa pelaku diduga merupakan anak-anak dari pejabat dan ketua partai politik. Kuasa hukum korban, Agustinus Nahak, menjelaskan bahwa RE mengalami perundungan sejak ia pindah ke sekolah tersebut, dengan puncak perundungan terjadi pada akhir Januari 2024. Korban melaporkan bahwa pelaku mengintimidasi, melakukan kekerasan verbal, dan bahkan pelecehan seksual
.baca selengkapnya.. klik link disini klik link disini
0 notes
Text
RDP Komisi 2 Terkait Pemecatan Siswa
RDP Komisi 2 Terkait Pemecatan Siswa
Medan – Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar Komisi II DPRD Kota Medan terkait masalah siswa dipecat oleh pihak Sampoerna Academy (SA), berlangsung alot, Senin (12/8/2024). Pasalnya Komisi II merekomendasikan agar pihak Sampoerna Academy memenuhi keinginan orangtua siswa yang menjadi korban pemecatan akibat adanya dugaan perundungan antar siswa di sekolah internasional tersebut. Namun pihak…
0 notes
Text
Temui Pelajar, Kanit Binmas Polsek Taman Edukasi Bahaya Bullying
SIDOARJO | MMCJATIM – Mencegah terjadinya tindakan bullying atau perundungan di kalangan pelajar, polisi di Kabupaten Sidoarjo masif turun ke sekolah. Guna berikan edukasi ke pelajar mengenai bahaya dari bullying. Kanit Binmas Polsek Taman AKP Agung Budi S., Rabu (28/2/2024) di SDN 1 Gilang, Taman, dengan memberikan penyuluhan terkait bahaya bullying di lingkungan sekolah. Melalui edukasi ini…
0 notes