Tumgik
#pertama kali haid
manifestasi-rasa · 3 months
Text
Udah lamaaa pengen mulai journaling, jadi mari kita mulai dari
Day 1
10 Juli 2024
Hari ini cukup asik karenaaa... sepagian sampe siang kegiatanku menguras otak. Pagi aku ujian lisan eksperimen yg mana baru aku pelajari 1 jam sebelum masuk, tapi pas ada pertanyaan "siapa mau maju pertama?" dengan tidak tau diri aku mengangkat tangan dengan cepat. Fortunately, aku cukup jago belajar sks alias sistem kebut sejam, jadi soal yg ditanyakan bisa kujawab dengan mudah (ps: sombonglah selagi ada yg disombongkan T.T).
Abis tu ganti ke jas almet dan lari ke siwal buat Musabaqoh Fahmil Quran Univ. Poinnya cukup bagus, tapi aku di kloter yg salah bcs ambis dan kompetitif semua 🤣 nice try tapi gpp, aku suka proses belajarnya yg kebut kebutan itu bahahah.
Abis dhuhur berniat baca buku di taman depan sudal, tapi di halteng liat ada sosok makhluk yg entah kenapa aku niatnya mampir bentar tapi malah ngobrol hampir tiga jam?! Gajadi baca buku bcs ada janji mw dengerin curhatan percintaan orang dan menggampar dia (read: menyadarkan). Cukup berhasil dibuktikan dengan 'kok kamu bisa tau tanpa kubilang, sih? Oh iya juga ya' tau dong, aku kan cenayang. W juga heran sih sebetulnya bisa tepat nebak pov orang wgwgw.
Abis tu jalan menyusuri solo sama nisa dan berakhir di es Masuk Gajahan. WAH ACC SIH ES TELERNYA. Karena memenuhi syarat minimal es teler versiku: alpukat, kelapa muda, dan nangka, hehe. Udah gitu sup matahari nya juga gurih bangett. Emm bahasa lain dari keasinan dikit. Oke, lain kali aku akan kembali.
Lalu mengakhiri hari dengan mengajar privat, tadi aku kasih tau ttg fikih haid, ilmu yang semua muslimah harus tauuu. Balik balik dan buka HP, dibombardir dengan pertanyaan adek tingkat yang mempertanyakan filsafat dan psikologi yang kata dia banyak syubhat nya, lalu kita harus bagaimana? Maaf dik, aku tida bisa menjawab, kita bertemu guru saja pankapan, yah.
What a nice day, hari ini hampir ngga ngerasain perasaan negatif, setelah kemarin jadi manusya toxic. Mengapresiasi diri juga karena sakjane udh kerasa terintimidasi sama tim lain yg keliatan ambiss poll, tapi aku masih stay cool 😂 (dalemnya kebat kebit)
Bonus dokumentasi tudei
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
8 notes · View notes
khoiriyalatifa · 11 months
Text
Jejak-Jejak Doa #2: Menanti Kabar Bahagia
Pernikahanku memasuki usia 2 bulan ketika aku mulai bertanya-tanya "Kok aku belum hamil juga ya?" Bukan tanpa alasan, sebab saat itu banyak sekali teman-teman yang baru saja menikah, namun sudah update test pack garis dua. Memasuki bulan ketiga, aku belum hamil juga. Tanpa bisa ditahan, menangislah aku dipelukan suamiku ketika haid datang tepat waktu. Memang masih terlalu dini untuk khawatir. Tapi, ternyata perasaan itu muncul dengan sendirinya.
Bulan keempat pun datang, tapi kabar bahagia itu tidak kunjung mendatangi kami. Kami mencoba berikhtiyar dengan lebih baik: membeli ovutest, minum madu, makan yang bergizi dan lain sebagainya. Namun, lagi-lagi hasilnya masih nihil. Dada rasanya sesak setiap kali Ibuk menanyakan kabar. Sedih rasanya belum bisa memberikan kabar bahagia yang ditunggu-tunggunya, kehadiran cucu pertama.
Memasuki bulan kelima, aku mulai was-was. Aku mulai mempertanyakan diriku sendiri. Ada yang salah kah? Ada yang tidak benar kah ini? Kepercayaan diriku perlahan merosot. Aku pun mulai menyalahkan diri sendiri. Dalam keterpurukan itu, ada satu waktu di waktu dhuha, di mushola kantor, aku menangis hebat. Kuadukan semuanya pada Allah. Semua perasaan: takut, sedih, kecewa, marah, tumpah ruah saat itu. Sudah lama aku tidak merasakan sedekat itu curhat ke Allah. Baru terasa, kegundahanku akan masa depan selama ini mungkin karena kurang dekat dengan Dzat Yang Maha Mengetahui. Setelah momen itu, aku menjadi lebih siap dengan keputusan Allah, apapun itu.
Bulan ke enam, perasaanku menjadi lebih lapang dan ringan. Jika Allah izinkan, maka mudah bagi-Nya untuk meniupkan ruh ke dalam rahimku. Bilapun belum saatnya, maka hal itu pasti yang terbaik menurut skenario-Nya.
Dan, qadarullah. Memang sudah paling benar yang namanya berserah diri.
Aku hamil.
15 notes · View notes
tulisanditaputri · 3 months
Text
SADARI untuk Menyadari
"Sebuah cerita nyata, dari salah seorang pasien wanita. Usianya 39 tahun, masih usia kepala tiga dan terbilang muda. Pasien tersebut memiliki anak tiga, dengan anak terkecil berusia setahun, masih balita dan memerlukan ibunya. Kali terakhir bertemu, saat pasien tersebut meminta rujukan ke poli penyakit dalam bagian onkologi atau kanker, masih cukup stabil saat itu kondisinya. Walaupun selalu ada perasaan seperti tertahan yang terlihat dari semburat raut wajahnya tiap kali aku bertemu dengannya. Dorongan semangat yang diberi untuk rutin menjalani kemoterapi, selalu dibalas oleh senyum kecil yang menyimpan rahasia."
Bayangkan jika pasien itu adalah anda duhai wanita. Bagaimana rasanya saat divonis menderita kanker payudara stadium tiga. Bagaimana rasanya saat dijelaskan bahwa sel-sel ganas tersebut sudah menjalar ke mana-mana. Bagaimana rasanya saat harus menjalani kemoterapi setiap minggu, saat kehidupan sudah cukup dan tenang di desa. Bagaimana rasanya harus bolak-balik kontrol ke rumah sakit dan menempuh waktu perjalanan yang cukup lama. Bagaimana rasanya meninggalkan anak yang masih kecil merengek-rengek memanggil mama. Pasrah, tak bisa berbuat apa-apa. Dan bagaimana rasanya, seandainya mengetahui bahwa harapan hidup tak lagi lama.
Kanker masih merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di negeri kita. Kanker leher rahim dan kanker payudara masih bersaing sengit untuk menempati urutan teratas dalam merenggut nyawa wanita. Padahal, kanker payudara dapat dicegah dengan deteksi dini yang dilakukan sendiri oleh tiap wanita. Caranya sangat mudah dan sederhana. Tidak ada alat dan bahan yang diperlukan untuk memeriksa. Lantas, bagaimana caranya?
Tumblr media
SADARI artinya pemeriksaan payudara sendiri. Pemeriksaan dilakukan oleh diri kita sendiri, dengan melihat dan meraba payudara sendiri. SADARI dilakukan semenjak seorang wanita mendapat haid pertama kali. Untuk mengetahui perubahan payudara dari waktu ke waktu, SADARI perlu dilakukan setiap 1 bulan sekali. Waktu terbaik untuk melakukan SADARI adalah seminggu setelah periode menstruasi. SADARI bisa dilakukan saat berada di depan kaca, saat berbaring, atau saat mandi.
Pertama, lihat terlebih dulu, apakah ada yang tampak berbeda di payudara. Apakah ada payudara yang terlihat lebih besar dibandingkan yang satunya. Apakah ada kulit yang mengerut di puting dan area sekitarnya.
Setelah melihat, barulah meraba. Boleh lumuri tangan dengan pelembab atau minyak agar lebih memudahkan saat meraba. Angkat tangan pada sisi payudara yang ingin diperiksa, sementara tangan lain akan meraba. Lakukan pemeriksaan dengan meraba secara melingkar searah jarum jam, lakukan bergantian untuk keduanya. Sentuh dan rasakan apakah kira-kira terdapat benjolan di payudara. Selanjutnya, pencet perlahan puting untuk melihat apakah ada cairan yang keluar. Jangan buru-buru, lakukanlah dengan saksama.
Jika setelah SADARI ditemukan benjolan atau ada sesuatu yang dirasa mengganjal, maka jangan langsung panik dan cemas. Cukup datanglah ke puskesmas. Tenaga kesehatan akan melakukan SADANIS atau pemeriksaan payudara secara klinis. Jika ditemukan benjolan, pasien akan dilakukan rujukan ke dokter ahli untuk pemeriksaan lanjutan. Harapannya, deteksi dini dapat menemukan kasus kanker yang masih stadium dini. Peluang pengobatan dan kesembuhan sangat tinggi apabila kasus ditemukan lebih awal dan dini. Jadi, tunggu apa lagi? Segera lakukan SADARI untuk menyadari.
"Rupanya, kali terakhir bertemu dengan pasien tersebut benar-benar menjadi pertemuan terakhir kami. Tiba-tiba aku dikabari bahwa pasien tersebut telah menutup mata untuk yang terakhir kali. Mata berkaca, bergetar rasanya hati. Hanya doa dan harapan yang mampu diberi. Terima kasih, karena kisah ini akan selalu menjadi pembelajaran yang sangat berarti bagi kami."
***
2 notes · View notes
sabaryangindah · 10 months
Text
WANITA HAID TIDAK MENGQADHA SHALATNYA
Bismillah was shalatu was salamu 'ala Rasulillah wa ba'du.
Dari Mu'adzah dia berkata, Aku bertanya kepada Aisyah radhiallahu 'anha, lalu kukatakan: "Mengapa wanita haid harus menggadha puasanya dan tidak mengqadha shalatnya?" Aisyah balik bertanya: "Apakah engkau termasuk golongan Haruriyah?" Aku menjawab: "Aku bukan golongan Haruriyah. Tapi aku hanya bertanya." Aisyah berkata: "Kami pernah mendapatkan haid lalu kami diperintahkan untuk mengqadha puasa dan kami tidak diperintah mengqadha' shalat." [HR. Bukhari dan Muslim]
Penjelasan Lafaz:
"Apakah engkau termasuk golongan Haruriyah?" Golongan ini dinisbatkan kepada sebuah wilayah di dekat Kufah yang namanya Harura. Ini merupakan golongan pertama dari orang-orang yang memberontak terhadap Ali bin Abu Thalib, sehingga orang-orang Khawarij juga dikenal dengan sebutan Haruriyah.
Makna Global:
Mu'adzah bertanya kepada Aisyah tentang sebab yang ditetapkan syariat bahwa wanita haid harus mengqadha puasa yang ditinggalkannya selama haid, namun tidak perlu mengqadha shalatnya selama haid, padahal dua ibadah ini sama-sama wajib, dan bahkan shalat lebih agung daripada puasa.
Golongan Khawarij yang melandaskan pahamnya kepada hal-hal yang keras dan berat tidak membedakan keduanya dalam hal keharusan qadha.
Dengan nada mengingkari, Aisyah balik bertanya kepada Mu'adzah: "Apakah engkau termasuk golongan Haruriyah yang meyakini apa yang mereka yakini dan bersikap ekstrim seperti mereka?"
Mu'adzah menjawab: "Aku bukan termasuk golongan Haruriyah, tapi aku bertanya layaknya orang yang ingin belajar dan mencari tahu."
Aisyah berkata: "Kami pernah mendapat haid pada masa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan kami meninggalkan puasa dan shalat. Lalu beliau memerintahkan agar kami mengqadha puasa dan tidak memerintahkan kami mengqadha shalat. Sekiranya qadha shalat ini wajib, tentunya beliau memerintahkannya dan tidak mendiamkannya." Seakan-akan dia berkata: "Cukuplah bagi kami untuk mengikuti perintah pembawa syariat dan bertindak sesuai dengan batasan-batasannya."
Kesimpulan Hadis:
1• Wanita haid harus mengqadha puasa dan tidak perlu mengqadha shalat, karena shalat dikerjakan berulang-ulang setiap hari hingga lima kali. Jadi shalat merupakan ibadah yang terus-menerus, sehingga jika harus diqadha, tentu akan mendatangkan kesulitan.
2• Pengakuan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam terhadap sesuatu bagi umatnya dianggap bagian dari As-Sunnah.
3• Pengingkaran terhadap setiap orang yang mengajukan pertanyaan dengan maksud menentang dan membantah.
4• Keharusan menjelaskan ilmu kepada orang yang mencarinya.
5• Tidak adanya qadha shalat bagi wanita haid, karena pertimbangan kesulitan. Di antara dalil yang menetapkan kaidah Islam yang bersifat umum ialah: Kesulitan justru mendatangkan kemudahan.
والله أعلم، وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
Referensi: Buku "Syarah Hadits Pilihan Bukhari-Muslim." Karya Abdullah bin Abdurrahman bin Shalih Ali Bassam. Penerbit Darul Falah
5 notes · View notes
galeritumbang · 4 months
Text
Second Home
Siang tadi tiba² ditanyain bu kepsek, "mba, njenengan hari ini ada acara mboten?". Dengan bingung dan rasa berat hati pun aku menjawab, "....mboten bu, pripun?". Dan ternyata seperti biasa, beliau mengajakku dan beberapa guru yg memang lebih dekat dengannya untuk ikut keliling mencari sesuatu. Bahkan beliau sudah melabeli grup yg sering diajaknya pergi² dgn geng dolan wkwk. Padahal hari ini hari pertamaku haid, jadi sesungguhnya keadaan perut dan bagian tubuh lainnya kurang nyaman.
Ternyata benar² setelah selesai rapat langsung pergi ke daerah Wates. Diajaklah aku dan mba Afi ke sebuah toko mas. Karena pihak sekolah memang sedang mencarikan kenang²an untuk guru² yg sudah lolos menjadi PPPK. Dan hari ini kami membelikan sebuah cincin untuk bu Puji yg sudah mengabdi di sekolah kami selama 22 tahun. Masyaa Allah, perlu waktu yg tidak sebentar ya untuk menempuh jalan kesuksesan.
Sebelumnya bu kepsek dan bu Mei melihat² gelang terlebih dahulu, namun rasanya kalau gelang terlalu kecil gramnya haha. Akhirnya beralih ke cincin. Lalu, aku dan mba Afi yg sama² belum menikah tentu saja dikomporin untuk memilih cincin² yg sesuai dgn selera masing². Lucunya, aku dan mba Afi ini sama.. kami sama² kurang paham perihal perhiasan. Jadi kami pun hanya kesana-kemari mengamati beberapa bentuk cincin.
Sampai akhirnya di depan kami ada alat untuk mengukur lingkar jari² tangan. Mba Afi dan aku pun mencoba untuk kali pertama. Dan baru diketahui bahwa jari manis mba Afi berada di ukuran 10, sedangkan jari manisku berada di angka 12. Respon bu kepsek yg spontan cukup membuatku kaget yah, beliau langsung nyeletuk begini "loh mba, ternyata jarine njenengan cilik bgt, pdhl njenengan kan gedhe. kok iso malah jari²ne cilik kepiye?". Aku pun tertawa juga, karena memang selama ini jemari tanganku bukan tipe yg gemoy. Bisa dibilang termasuk dlm kategori jari² yg cukup ramping wkwk.
Setelah selesai membeli cincin, kami melewati alun-alun wates dan mampir ke Mie Ayam Pakdhe Wonogiri yg terletak di dekat lintasan rel kereta api. Seperti biasa, aku dan mba Afi yg masih berstatus guru baru di sekolah saat ini hanya mampu jadi pendengar dan pengamat bagi bu kepsek dan bu Mei yg menceritakan keluh kesah di sekolah. Sampai akhirnya kami memutuskan untuk pulang, dan bu Mei mengingatkan "makasih ya mba-mba, besok kalo uang sekolah udah ada lagi.. kita lanjut nyari kenang²an untuk guru yg lain yaa". Dan bu kepsek tak lupa juga berterimakasih, "makasih banyak ya mba, besok² kita nyari lagi sekalian main ya. nah ini baru yg disebut lembur juga mba". Wkwk jujur ada di antara rasa senang karena sering dilibatkan, tapi juga harus siap sewaktu-waktu kalau diajak pergi sana-sini.
Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah.. bener² besyukur dgn lingkungan kerja sekarang yg jauh lebih baik dan sehat. Huhu suka terharu kalau inget kebaikan bapak/ibu guru saat di sekolah saat ini yg bahkan rasanya benar² sudah seperti keluarga kedua. Pantas saja guru² yg sudah keterima PPPK dan pindah ke sekolah yg baru merasakan berat untuk meninggalkan sekolah. Bahkan ketika sekolah memiliki hajat, guru² yg sudah tidak di sekolah kami tetap masih hadir dan ikut menghadiri berbagai macam acaranya. Semoga Allah senantiasa menjaga tali kekeluargaan di sekolah kami saat ini. Aamiin🤲🏻✨
*Ditulis dengan segala rasa lelah dan terkantuk-kantuk
Jogja, 13 Mei 2024 | 21.49
4 notes · View notes
pergimelaut · 6 months
Text
Pemarah
Ternyata, aku lebih pemarah daripada yang kutahu.
Mungkin karena haid dan adaptasi ke gaya hidup yang baru (atau "adulting" HAHAHA). Ya, terutama haid sih. Hadi bikin malas. Atau mungkin ada penjelasan ilmiahnya ya, tapi, yang kupahami adalah, JADI MALESSSS BANGET POKOKNYA. Dulu, kalau malas ngapa-ngapain, aku bisa bolos ke UKS atau ke perpustakaan dan meninggalkan kelas, atau skip kuliah untuk nongkrong di sekre. Sekarang ... ya sebenarnya juga "bisa", karena alhamdulillah ada skemanya untuk itu (kalau misalnya haid bikin sakit sehingga perlu cuti, itu bisa tanpa memotong cuti tahunan). Tapi ... aku kan, nggak sakit HAHAHA aku cuma ... jadi malas. (Ya ampun, ini nggak sensitif ke kawan-kawan perempuan yang kalau haid sampai nyeri bangettt, maaf, nggak bermaksud gitu.) Kalau kabur terus dari keinginan pengin tidur-tiduran seharian setiap bulannya, kayaknya aku nggak dewasa. Huh. Ternyata dewasa itu bukan checkpoint dalam game yang tahu-tahu kita dapatkan, kayak berupa notifikasi "congratulations! you're adult now! rewards: maturity, calmness, ability to handle pressure, being responsible in life, etc read more here". Tapi dewasa itu kayak real-time bar chart yang naik-turun kayak saham, kita harus evaluasi & kroscek biar tetep stabil, nggak anjlok turun, karena kalau turun dikit langsung merah semua satu ruangan kayak kokpit di pesawat kalau mau jatuh, ditambah pakai suara sirine dan teriakan "MAYDAY MAYDAY MAYDAYYYY you're THIS close for being childisshhhh MAYDAY MAYDAY".
Anyway. Perlawanan yang bisa kulakukan kalau aku males tapi maksain tetep kerja adalah ... nggak ketemu siapa pun. Aku sudah menolak tiga kali bukber minggu ini ... terus karena rasa malesnya kutekan-tekan biar nggak muncul ... output-nya adalah aku jadi PEMARAH GITU .... Gawat kan ini. Bawaannya pengin MARAH terus. Internetnya lemot marah, laper marah, rapat diundur marah, direspons lama marah, apa-apa rasanya bisa bikin marah. Terus, itu bikin aku nggak bisa memperlakukan seseorang dengan baik (atau sepantasnya) karena aku sibuk mengelola emosi di dalam diriku.
Aku mau cerita di sini karena apa yang baru saja terjadi antara aku sama ... seseorang ... yang ... aku ... sayangi. Seseorang ini udah tahu kondisiku yang gampang overthinking dan REWELLLL banget soal perbendaharaan kata, kayak, coba pakai kata yang lebih halus, harusnya nggak ngomong pakai kata ini, dst. Terus, obrolan tentang keutamaan Ramadhan itu mengarah pada penyesuaian konsep pertemuan yang biasanya kalau ketemu itu makan bareng. Karena sekarang puasa, jadi perlu dialihkan ke yang lain.
Seseorang ini tuh ... udah bilang rapiiii bangettt dan mencoba memitigasi semua hal, dia udah bilang, "Gimana kalau dikurangi ... bukan ditiadakan, tapi dikurangi," biar aku nggak overthinking, lalu, "Kira-kira kegiatan apa ya, yang bisa kita lakukan?" biar membuka diskusi bareng-bareng, lalu, "Aku bilang ini tanpa bermaksud terkesan mengurangi rasa sayang," biar aku nggak OVERTHINKING, lalu, "Maaf kalau kata-kataku masih berantakan, aku udah mencoba serapi dan sehalus mungkin." TAPIIII APAAAA? Aku malah, "Terus gimana?" terus, "Maksudnya apa?", terus, "Jadi ketemu sekali doang?" terus, "Kamu tuh BLABLABLABLA," dan nggak lupa dengan emoji "😠"
Untungnya hari itu berlalu dan konflik mereda, tapi setelah selesai haid, aku ingat lagi obrolan kami dan ... rasanya ... pengin jedukin kepala ke tembok deh ... malu banget ... waktu itu udah minta maaf karena penerimaanku jelek dan udah mengapresiasi usahanya sih ... tapi rasanya tetep buruk aja gitu karena nggak bisa merespons dengan pikiran tenang & rasional dengan cepat. Kenapa ya ... HADEH BANGET GITU LHO. Di antara kami berdua, aku lebiiiiihhhh buaaaanyakkkk marahnya. Ini juga yang bikin aku malu sama diriku, kalau, ya, kayak di di baris pertama post ini, kalau, ternyata aku tuh lebih pemarah dari yang kutahu.
Gatahu kenapa keinget ajaaa HAHAHA. Kok sekalinya nge-post random & tentang hal yang memalukan gini sih. Gapapa jadi pengingat dan jangan diulangiii!
Yok berbenahhh yukk. Selamat Ramadhan yaaa! <3
3 notes · View notes
putrikaguya · 2 years
Text
Perjalanan 6 tahun kami
Hari Kamis kemarin tanggal 9-2-2023 akhirnya aku dilakukan tindakan Inseminasi sama dokter. Waktu tindakan itu aku mewek terharu, ya Allah rasanya aku udah melakukan semaksimal mungkin yang aku bisa, setelah hampir 6th belum punya anak, harapannya kali ini bisa berhasil.
Mulai November aku udah ke RS, yang awalnya datang sendiri ke RS karna merasa masalahnya ada di aku terus kena omel dokter karna promil harus berdua bukan sendiri, lalu ajak suami dan sempet konsultasi yang ga enak banget padahal kita udah putusin bayi tabung tapi emang jadi ragu karna selain biayanya mahal, dokternya pun bikin ga nyaman waktu konsultasi.
Bayangin aku udah datang ke RS sesuai waktu yang dianjurkan, obat juga rutin aku minum, tapi begitu konsul karna reaksi muka aku yang ramah dan selow dibilang aku ga serius mau punya anak, dokternya yang mikirin sendirian dan kayak ga percaya aku udah abisin obat 6 macam dalam sehari yang sebenarnya aku sedih kepikiran ginjal aku aman atau engga minum obat sebanyak itu.
Tapi Allah kan emang maha baik dan pemurah hati, Tiba-tiba setelah konsul 3x dengan dokter yang sebelumnya, aku haid di hari sabtu. Suster udah kasitau dokter ku yang itu mau datang tapi nunggunya agak lama, kalau mau yang cepet ada dokter lain yang kebetulan subfertilitas. Yaudah aku ga mikir panjang langsung minta sama dokter yang ini aja.
Pas konsul dokter yang ini tenang banget, terlihat sudah lebih senior dan aku merasa klik aja gitu, tapi memang waktu tindakan USG terasa lebih mules, cuma gapapa, toh setelah USG udah ga berasa apa-apa. Rasanya aku lebih nyaman sama dokter yang ngomongnya ga nyakitin hati karna promil kan ga boleh stres. Tapi kalau sama yang sebelumnya tu mau pas datang mau konsul aja aku udah kepikiran "Duh nanti diomongin apalagi yaa". Setelah kupikir pikir lagi ya waktu lagi konsul tu sober ga sih dokter yang sebelumnya ya bisa tempramen banget soalnya serem.
Baru kunjungan ketiga tiba-tiba dokter yang ini udah saranin aku inseminasi setelah aku suntik sendiri selama 4 hari setiap pagi. Rasanya MasyaAllah banget luar biasa karna aku paling takut melakukan tindakan ke diri sendiri. Hari pertama sendiri, kedua dibantu asisten di rumah, hari ketiga dibantu suami, hari ke empat sendiri, hari kelima kontrol dan dijadwalkan inseminasi 2 hari kemudian.
Dan hari ini adalah hari keempat pasca inseminasi. Aku full bedrest hari ini dan kerjaan yang di luar rumah juga aku ijin dulu. Daerah bawah perut udah better dibanding kemarin tapi mulai agak pegel mungkin kebanyakan tidur.
Mohon doa nya ya semoga berhasil dan kami lekas diberi momongan yang soleh solehah. Aku berusaha untuk ga banyak expectasi karna insem ini keberhasilannya lbh kecil dari bayi tabung, hanya 10-15%, makanya semoga sisanya terbantu berhasil punya anak dari doa orang orang yang mana tau lebih dijabah daripada aku dan suami.
Semangat terus untuk pejuang garis 2 🥰🙏
11 notes · View notes
annisamsyaf · 2 years
Text
Surat Kecil untuk Buah Hatiku
2 Januari 2023
De, apa kabar? Senangkah disana? Lagi apa? Mudah-mudahan senang ya De. Hari ini Papa udah masuk kantor lagi, meeting jam 9. Mama masih belum banyak gerak dan belum aktif lagi supaya pendarahannya cepat berhenti.
Nak, Mama mau menuliskan cerita kita di beberapa waktu ke belakang ya agar Mama dan Papa selalu ingat bahwa Dede pernah ada di hidup kami berdua. Mudah-mudahan Dede disana bisa ikut membaca dan merasakan bahwa Mama dan Papa sayang sekali dengan Dede, tapi Allah lebih sayang.
Sore itu, Jumat, 18 November 2022
Sekitar jam 16.00, Mama merasa tidak enak badan De. Sebetulnya pagi-pagi Mama sempat ke kantor, ada janji interview dan harusnya Mama mengajar sore itu. Namun Mama tidak kuat dan langsung pulang setelah interview itu. Sorenya, Papa meminta agar Mama segera tes kehamilan, pakai tespack yg sebetulnya sudah lama Papa beli karena Mama sudah telat sekitar 2 pekan. Akhirnya kami coba tes saja De dan menunggu hasilnya beberapa detik. Kemudian inilah yg kami lihat.
Tumblr media
De, ini betulankah? Ada Dede di perut Mama 🥹 De, Mama sebetulnya tidak terlalu kaget karena merasa memang badan Mama agak sedikit aneh belakangan ini, namun Mama lebih ke tidak percaya, apakah ini betulan?
Papa juga sama. Papa kaget De, agak tidak percaya karena setiap Mama telat haid, ujung-ujungnya suka haid juga. Namun ini tidak De, Mama tidak kunjung haid setelah itu. Papa lantas memeluk Mama dengan kondisi kami sama-sama belum yakin. Kami harus ke dokter secepatnya.
Kalau tidak salah ingat, kami ke dokter De setelah itu. Kami berikan tespack itu, dokternya sebetulnya tidak seyakin itu kelihatannya, tetapi beliau kasih Mama asam folat dan beberapa obat terkait sakitnya Mama dan menyarakan agar kami mengunjungi dokter kandungan di pekan ke 8-12 supaya saat di USG terlihat dengan jelas. Memang, kalau dihitung, saat itu baru memasuki pekan ke-6.
Papa sempat mengabari keluarga Cibiru tentang kehamilan ini. Mereka antusias namun belum 100% yakin juga dan meminta segera ke dokter kandungan. Nenek dan Om Sukamenak diberitahu secara langsung mengingat memang malam itu Papa dan Mama akan menginap di Sukamenak karena esoknya kami semua akan menghadiri undangan keluarga Leles. Nenek Sukamenak kami beri tespacknya maksudnya agar kejutan, tapi Nenek terlihat bingung, maksudnya apa katanya. Setelah diberi tahu bahwa Mama hamil, Nenek langsung berkaca-kaca De, senang sekali dan sangat menanti kehadiran Dede. Ingin dipanggil Nenek katanya 🥹
Sabtu, 19 November 2022
Pagi itu, kami segera pergi ke Garut. Disana sudah banyak keluarga yang hadir. Mereka seperti biasa, seperti netizen, bertanya Mama sudah hamil atau belum, karena melihat perut Mama yang memang besar kali ya hehe. Kali ini Mama bisa menjawab “InsyaaAllah doakan aja ya”🥲. Mereka mengelus perut Mama dan mendoakan Dede. Sepanjang acara, Mama tidak dibiarkan banyak jalan-jalan oleh Nenek dan Papa. Memang saat itu Mama merasa mudah sekali lelah dan engap, tapi mungkin itu normal ya? Lalu kami pulang lagi ke Bandung siang harinya.
Beberapa hari sebelum tanggal 30 November 2022
Mama dan Papa menjalani hari-hari seperti biasa De. Alhamdulillah jam mengajar Mama bisa dikurangi, sudah tidak ngajar SD lagi, karena Mama sudah mengabari Miss Ranny sepertinya Mama tdk bisa mengajar banyak-banyak. Hari pertama jadwal baru saja, Mama mengajar 4 jam seperti terengah-engah, padahal biasanya di kantor rata-rata 8 jam Mama kuat De. Gapapa mungkin memang Mama harus adaptasi ya De. Papa juga lagi lumayan sibuk, biasa akhir tahun, kejar target proyek De. Kadang dari pagi sampai malam Papa masih di depan laptop De. Kalau Dede tahu, Papa sangat passionate dengan kerjaannya sebagai programmer De, sangat bekerja keras. Mama beruntung menikah dengan Papa yang sangat bertanggung jawab. Mama yakin Papa bisa jadi Papa yang baik juga untuk Dede.
Sehari-hari juga Mama mengalami beberapa perubahan De. Pagi-pagi Mama suka mual, tapi engga sampai muntah. Lemes banget rasanya De, pingin di kasur terus. Akhirnya Mama merasakan bagaimana rasanya hamil karena dulu teman-teman Mama pun banyak izin kalau hamil muda. Mama juga mulai cari tahu dos and donts saat hamil terutama makanan. Yaa Allah ini godaan terbesar De. Mama suka banget makan sate, batagor, steak, yang ternyata harus Mama stop dulu De, tapi Mama gapapa De karena kesehatan dan perkembangan Dede di dalam kandungan itu lebih penting menurut Mama. Harus Mama tahan dulu.
Pagi itu, Rabu, 30 November 2022
Alhamdulillah, kami bisa meluangkan waktu de untuk cek kandungan pertama kali ke dokter kandungan. Kami cek di RS Unggul Karsa Medika untuk bertemu dengan dr. Rizna. Kami sepakat untuk memilih dokter kandungan perempuan De karena Papa sungkan katanya kalau Mama dipegang-pegang dokter laki-laki 😅 dan memang lebih nyaman aja ya jika ada aurat terbuka karena sesama perempuan. Alhamdulillah ada dr. Rizna.
Sebelum masuk ke ruangan, Mama sempat cek tensi dan saturasi serta diwawancara berbagai pertanyaan hehe alhamdulillah lulus hasilnya bagus De. Lalu kami masuk ke ruangan dan ditanya keluhannya apa. Kemudian Mama diminta berbaring dan mulailah proses USGnya. Dokter mengoleskan gel USG ke perut bawah Mama dan menekan alatnya, agak menekan karena ternyata sulit terlihat karena sebelumnya Mama pipis dulu. Kata dokter kalau mau USG sebaiknya engga pipis dulu supaya pemantulan dr kantung kemih ke rahim terlihat. Tapi alhamdulillah Dede terlihat di dalam kantung kehamilan. Sekarang Papa dan Mama yakin bahwa Dede benar-benar telah hadir di hidup kami. Mama berkaca-kaca karena senang De. Papa karena tidak biasa menangis jadi tidak menangis, hanya saja Mama tahu, Papa pun senang dengan kehadiran Dede. Ini foto USG Dede yang pertama
Tumblr media
Yaa Allah, ini ternyata betulan. Sepanjang perjalanan pulang Mama masih percaya tidak percaya sih, ada sesuatu di perut Mama. 🥹 Selama ini ada ketakutan kalau Mama tidak bisa punya anak, tapi alhamdulillah ini ternyata hanya soal waktu. Di usia pernikahan kami yang hampir satu tahun Allah percayakan Dede untuk menjadi anak kami yang pertama.
Kami diminta kembali kontrol bulan depan untuk melihat perkembangan Dede selanjutnya. Berarti tanggal 30 Desember 2022. Mama dibekali beberapa obat de. Ada Ondasetron untuk mual (yang akhirnya tidak Mama habiskan karena Mama merasa tdk mual lagi akhir-akhir ini), Premaston untuk penguat kandungan, dan Asam Folat. Mama berusaha tidak skip minum obat De karena Mama takut terjadi sesuatu pada Dede 🥺. Setiap makan pun Mama jadi merasa lebih mindful, perhatian terhadap makanan apa yang masuk, lebih ingat untuk berdoa, supaya sejak dalam kandungan Dede tdk dimasuki makanan yang tidak baik 🥲. Mama takut banget De, di dalam sana Dede kurang gizi, Dede kemasukan makanan haram atau tdk thoyyib, sehingga Mama berupaya banget untuk lebih perhatian dengan apa yang Mama makan. Searching dulu ini boleh atau engga. Kalau boleh sesekali, Mama merasa senang sekali akhirnya bisa makan makanan kesukaan Mama. Tapi kalau yg gaboleh bgt gapapa Mama hrs lebih sabar. 🥹👍 susah juga ternyata ya De menjadi ibu. Perjuangannya dari awal kehamilan. Mama tdk pernah menyangka, oh begini ternyata rasanya jadi ibu. Merasa banyak dosa banget sama Nenek De, merasa Mama belum menjadi anak yang baik dan berbakti bgt untuk Nenek. 😰 ya selama hamil ini memang jd banyak merenung 🥺
Sabtu, 24 Desember 2022
Pagi itu, Mama dan Papa diajak Nenek Cibiru untuk ke IKEA karena keluarga Cibiru katanya belum pernah. Sebetulnya Mama ragu-ragu karena malamnya Mama ada agenda juga, harus datang ke undangan yang memang sudah ada dari jauh-jauh hari. Mama takut kecapean, tapi karena sayang momennya, keluarga Cibiru memang pada sibuk, mumpung pada bisa, Mama iyakan untuk ikut ke IKEA. Pikir Mama lumayan juga untuk refreshing.
Disana kan memang jalan-jalan ya, keliling-keliling. Sekalian makan-makan syukuran ulang tahun Papa yang sebetulnya hari kemarin De. Mama dan Papa senang bisa menemani keluarga Cibiru kesana walaupun pulangnya tepar banget De. Mama ngerasa cape banget karena ternyata sore juga pulangnya. Pergi jam 10 pulang jam 4 sampai rumah. Mama langsung tertidur, bahkan tak sempat pamitan dengan keluarga Cibiru sebelum pada pulang.
Tidak lama dari situ Mama bangun dan harus siap-siap lagi ke undangan. Cape banget sebetulnya tapi gimana ya, malah ini agenda yg udah jauh-jauh hari. Kami harus pergi. Kami pesanlah grab yang taunya dicancel. Kami nekat ke rumah Sukamenak pakai motor karena waktu udah mepet banget, gamungkin kalau pesen mobil lagi. Papa berusaha nyetir sepelan mungkin supaya Mama tidak terlalu terguncang. Lalu sampailah di Sukamenak. Nenek Sukamenak agak marah melihat kami naik motor, takut Dede kenapa-kenapa.😰 tapi kami berusaha menjelaskan kenapa naik motor dan kami dinasehati agar tidak naik motor lagi.
Singkat cerita, kami sampailah di Grand Asrillia. Jalan dari parkiran ke venue agak jauh. Mama sebetulnya udah agak gakuat jalan tapi mau bagaimana lagi. Pas di undangan pun kami kehabisan makanan. Mama hanya bisa ambil sayur lodeh dan mie goreng karena makanan lain adalah makanan yang hrs dihindari saat hamil. Pas mama makan, mie gorengnya juga agak asam, sedih juga hanya makan sayur lodeh 😅 untung aja masih ada sate padang setelah itu. Mama lihat satenya tdk terlalu dibakar lama jadi Mama berani makan karena lapar banget belum makan sejak terakhir di IKEA dan sayur lodeh itu. 🥲
Kami pulang agak larut. Lagi, harus jalan ke parkiran. Sampai di rumah kami langsung tidur karena tepar 🥹
Minggu, 25 Desember 2022
Paginya, kami pamit dari Sukamenak untuk pulang ke rumah kami. Tidak ada hal-hal aneh, biasa saja De. Hanya cape lalu istirahat. Malamnya kami terkejut karena Papa melihat bekas darah di paha Mama. Mama minta Papa melihat apakah darahnya banyak atau tidak. Ternyata tidak mengalir, hanya membekas. Lalu Mama pakailah pembalut supaya keliatan kalau pendarahan lagi. Ini pendarahan pertama selama hamil. Kami berusaha tidak panik walaupun Mama nangis juga takut Dede kenapa-kenapa. Papa berusaha menenangkan Mama, memeluk, meyakinkan ga akan terjadi apa-apa, semoga.
Senin, 26 Desember 2022
Sebelum shalat subuh, Mama melihat ada bercak darah yang lebih banyak dari sebelumnya. Memang saat tidur Mama merasa sakit di bagian bawah perut sehingga tidur pun merasa tdk maksimal. Karena takut, kami putuskan untuk kontrol ke RS lebih cepat dari jadwal. Kami lihat ada jadwal praktik dr. Rizna hari ini. Kami bergegas pagi-pagi pesan grab dan sampailah di RS. Sebetulnya harusnya Mama ada agenda makan-makan sama teman kantor De hari itu, tapi Mama batalkan. Yang Mama pikirkan hanya Dede saat itu.
Qadarullah ternyata dr.Rizna sedang cuti. Saking panik dan tidak kuat (Mama pakai kursi roda saat itu), Mama minta untuk konsul ke dokter siapa saja yang ada. Mama dan Papa sudah pasrah karena dr.Rizna adalah satu-satunya dokter kandungan perempuan di RS tsb, sehingga sudahlah tidak apa-apa sama dokter laki-laki juga 😰
Ada dr. Aloy. Dipersilakan masuk ke ruangan. Kami diwawancara sedikit dan Mama diminta berbaring untuk USG. Saat USG, Mama agak waswas saat melihat ke layar. Dede masih ada kah disana? Mama takut Dede sudah tidak ada 😭
Inilah hasil USG kedua saat itu
Tumblr media
Dokter Aloy bilang bahwa Dede masih ada, hanya saja detaknya lemah. Kantung kehamilan terpantau masih ada. Mama didiagnosis Abortus Imminens. Dokter Aloy menyarankan Mama bedrest dan rawat inap di rumah sakit. Kami tidak berpikir apa-apa saat itu, kami iyakan saja. Tidak ada persiapan apapun, tidak bawa apapun. Tidak pernah urus rawat inap sebelumnya, kami agak bingung.
Dibawalah Mama ke IGD oleh suster. Ditempatkan di suatu bed sambil Papa mengurus administrasi. Mama mulai disuntik untuk diinfus dan diambil darah dan juga swab antigen. Kondisi Mama saat itu sudah agak tidak karuan. Pusing, lemas, dan sakit perut. Mama baru dapat ruangan sekitar pukul 13.00, alhamdulillah itu juga dapat ruangan. Mama merasa darah mengalir sesekali. Mama diminta bedrest tidak ke kamar mandi. Jika mau pipis katanya pakai pispot atau pakai pembalut dewasa. Papa pulang dulu untuk membawa beberapa perlengkapan untuk menginap. Sesungguhnya Mama lapar sekali, kirain akan dikasih makan siang taunya jam makan siang sudah lewat. Jadi Mama menunggu Papa untuk beli makan siang. Mama pesan ayam lada hitam, Papa pesan fuyunghai. Kami makan dengan lahap karena kelaparan. Mama sebetulnya agak khawatir katanya ibu hamil tdk boleh makan lada hitam, tapi Mama cari lagi katanya boleh tapi tdk terlalu banyak. Jadi Mama makan saja karena sudah sangat lapar.
Hari itu sebetulnya adalah hari Anniversary kami yang pertama De. Kami senang sekali di tahun pertama menikah kami sudah dikaruniai Dede, tapi kami juga sedih ternyata hari Anniversary ini harus kami lalui di rumah sakit, untuk memperjuangkan Dede. Kami gapapa De, yang penting Dede sehat.
Keluarga pun mulai berdatangan dari siang hingga malam. Disana sepertinya tidak ada jam besuk, hanya saja pembesuk dan penjaga dibatasi 1 orang/pasien. Saat dibesuk, mungkin Mama merasa senang dan lupa bahwa Mama harus bedrest. Merasa agak baikan, Mama sempat duduk saat makan dan mengobrol. Namun ternyata, setelah itu perut Mama sakit sekali De. Suster bilang itu karena Mama duduk. Mama sungguh menyesal De kenapa Mama tidak tiduran saja 😭 mungkin Dede terganggu ya dengan itu 😭🙏🏻
Malamnya sebelum tidur, Mama sempat ganti pembalut. Darahnya cukup banyak ternyata. Papa dengan sabar mengganti pembalut Mama, membantu Mama pipis pakai pispot, mengusap Mama saat sakit, memeluk Mama di bed sebelum tidur, membacakan doa-doa untuk kita. Papa orang yang sangat baik De, sangat menyayangi Mama dan Dede. Mama beruntung sekali di saat-saat seperti ini ada Papa yang menemani Mama 😥
Selasa, 27 November 2022
Adzan Shubuh pun tiba. Papa membangunkan Mama untuk shalat. Seingat Mama, sebelum shalat Mama ingin pipis sehingga Papa bantu dulu. Setelah itu kami shalat shubuh berjamaah.
Tidak disangka setelah shalat shubuh, perut Mama sangat sakit De. Ini lebih-lebih dari kemarin. Papa panggil suster, kemudian suster menyuntikkan obat cair ke infusan. Setelah penyuntikan itu, mulut Mama terasa asam (kata suster memang obatnya agak asam). Mama masih merasa sakit perut yang hebat itu. Mama sedikit mengejan tapi suster melarang Mama, lebih membimbing Mama untuk bernapas panjang agar lebih rileks dan Mama kunjung membaik saat itu.
Beberapa waktu berselang, sakit perut itu datang lagi. Sakit haid Mama selama ini serasa tidak ada apa-apanya De 😖 kali ini lebih lebat karena disertai pusing dan mual. Sampai Mama muntah, Mama merasa ada aliran darah yang cukup deras ke arah pembalut. Mama tak bisa berpikir apa-apa. Mama muntah lagi, kali ini muntahannya lebih kuat dan menekan rongga perut Mama. Saat itu Mama merasa akan ada gumpalan yang keluar dari perut Mama ke arah pembalut. Mama takut itu Dede. Mama berusaha tahan agar tidak keluar 😣
Mama memeluk Papa. Takut kalau Dede sudah tidak ada. Takut sebenarnya Dede sudah keluar. Papa menenangkan Mama bahwa Papa sudah ikhlas dengan apapun yang terjadi. Mama pun saat itu mencoba pasrah saja, ikhlas jika terjadi sesuatu pada Dede walaupun berat De rasanya 😭 Mama sudah sangat menyayangi Dede yang beberapa bulan ini selalu menemani Mama kemana-mana 😭 berat rasanya jika Dede harus meninggalkan Mama.😭🫣
Dokter datang pagi itu. Yang datang adalah dr. Roland. Dokter yang menangani Mama sejak Mama di ruang inap. Dokter Roland baik sekali. Menenangkan orangnya. Mengingatkan bahwa pagi ini akan ada USG lagi untuk pengecekan. Mama bilang bahwa Mama muntah dan merasa ada yang mengalir. Dokter Roland terlihat pasrah juga namun tetap berusaha membesarkan hati Mama, berusaha untuk memperjuangkan Dede.
Lalu saat USG pun tiba. Ini foto Mama dan Papa sebelum berangkat USG De. Maaf ya De kami suka malu menunjukkan wajah asli kami 🥲
Tumblr media
Saat bangun dari tempat tidur, seperti ada darah dan gumpalan yang mengalir ke pembalut. Apakah itu Dede? 😭 gumpalan yang aku tahan agar tidak keluar akhirnya keluar juga saat aku berdiri dari bed. Tidak tertahankan 😰 darah pun mengalir hingga menetes ke lantai. Mama menangis. Mama merasa gagal mempertahankan Dede, namun Mama masih berpositif thinking gumpalan yang keluar itu hanyalah gumpalan lain.
Saat USG, dr. Roland memperlihatkan layarnya. Ternyata memang kantung kehamilannya memang sudah tidak ada 😭😭😭😭 hanya tersisa sedikit-sedikit gumpalan yang harus dikeluarkan. Mama menangis saat itu juga. Merasa gagal mempertahankan Dede 😭 Mama tak memperhatikan muka Papa saat itu. Mama didiagnosis akhir Abortus Incomplete. Dengan demikian, Mama harus menjalani kuretase siang nanti. De, Mama sungguh ga percaya, kemarin-kemarin masih gapapa, hari ini Dede udah ga ada 😭😭😭.
Mama diantar Papa dan Nenek menuju ruangan. Kursi roda Mama didorong suster sehingga Papa dan Nenek tertinggal di belakang. Mama masuk duluan ke ruang ranap. Ternyata di ruang tunggu, Papa menagis terisak memeluk Nenek. Rasanya sesak katanya, tapi Papa tidak mau menangis di depan Mama. Papa merasa gagal menjaga Mama. Nenek menenangkan Papa saat itu. 😭 engga apa-apa katanya.
Setelah ada di ruang ranap, Mama diminta puasa untuk persiapan kuret. Suster mengecek pembalut Mama, ingin melihat gumpalan apa yang ada di pembalut Mama.
Ternyata itu Dede, bersama plasenta. Mama tak sanggup melihat wujudnya, bahkan sampai tulisan ini dibuat. 😭 Suster mendokumentasikannya dan melaporkannya pada dr. Roland.
Sambil menunggu jadwal kuret, Mama putuskan untuk tidur De supaya Mama tidak larut dalam kesedihan karena mental pun harus disiapkan. Yaa Allah, Mama ternyata harus mengalami juga yang namanya keguguran dan mengalami juga kuretase. Mama serahkan saja semuanya kepada Allah karena Mama tidak bisa memikulnya sendiri 😭.
Momen Kuret, Selasa Siang
Jam 12.00, saat itu Papa sedang shalat dzuhur. Mama dibangunkan suster untuk persiapan kuret. Katanya kita akan ke ruang operasi setelah Papa selesai shalat.
Singkat cerita Mama dibawa suster, disusul Papa dan Nenek, menuju ruang operasi. Kami berpisah di pintu kaca. Hanya Mama dan suster yang boleh masuk. Sejak saat itu Mama tidak bertemu lagi dengan Papa dan Nenek sampai operasi selesai.
Mama ganti baju operasi. Di dalam dingin sekali De. Ternyata Mama baru mulai operasi jam 14.30. Sambil menunggu, Mama degdegan. Masuklah Mama ke ruang operasi. Disana sudah menunggu beberapa dokter residen dan dokter muda yang siap membantu dr. Roland yang memimpin operasi kuret ini.
Mula-mula Mama dibaringkan di meja operasi. Kedua lengan Mama direntangkan, dipantau tekanan darah dan saturasi. Cairan infus yang bergabung dengan darah dibersihkan agar tdk menyumbat. Kedua kaki Mama dilebarkan dan ditahan di suatu alat agar memudahkan proses operasi nanti. Tiba-tiba, seorang dokter meminta izin untuk memasangkan selang oksigen. Saat selang oksigen itu dipasangan, Mama merasa ada gas menyegarkan keluar dari situ dan seketika Mama tidak ingat apa-apa lagi.
Singkat cerita, mata Mama terbuka. Ada Papa di sebelah Mama, terlihat cemas katanya takut Mama tidak bangun lagi 🥲. Mata Mama masih berat dan Mama pun tertidur lagi. Baru beberapa saat kemudian, Mama sempurna sadar dan dilepaskanlah selang-selang sisa operasi dan Mama didorong bednya menuju ruang ranap kembali.
Malamnya pukul 20.00, Mama diperbolehkan pulang alhamdulillah. Kondisi Mama baik-baik saja, tidak terasa sakit. Namun Mama masih hrs pakai kursi roda untuk menghindari guncangan akibat jalan kaki.
Mama pamitan pada penghuni baru Kamar Bagja 1, Bu Alfiah, yang baru saja melahirkan anak ke-4 secara sesar. Bu Fiah membesarkan hati Mama, akan ada Dede selanjutnya setelah ini, mudah-mudahan. Mama belum berpikir ke arah sana De. Mama dan Papa masih membutuhkan waktu untuk itu. Biarlah Allah ya De yang menentukan.
Saat sampai rumah, Mama istirahat dan Papa pergi ke rumah Nenek untuk menguburkan Dede dan plasenta Dede. Sedih sekali kata Nenek saat menguburkan Dede disana. Maaf De, Mama belum menengok Dede lagi di rumah Nenek karena belum bisa banyak bepergian.
Hari-hari Setelahnya hingga Hari Ini
De, ternyata sulit ya, kehilangan untuk kedua kalinya. Mama pernah kehilangan Kakek, sulit sekali sembuh, barangkali sampai hari ini masih terbayang rasa sedihnya. Sekarang kehilangan Dede, Mama juga masih sedih jika tiba-tiba teringat lagi Dede.
Kemarin-kemarin, Mama lihat aplikasi pemantau Dede di HP, Mama tiba-tiba menangis. Mama ingat Dede, biasanya sambil lihat aplikasi itu, Mama sambil mengelus perut Mama. Papa memeluk Mama, menenangkan bahwa tidak apa-apa, sudah jalannya.
Hari ini, Mama ingin menuliskan kisah ini agar Mama bisa ingat setiap detail yang pernah terjadi. Untuk mengenang bahwa Dede pernah ada dan selalu ada dalam hidup Mama, walaupun Dede sekarang sudah ada di tempat yang lebih baik. ✨
De, maafkan Mama bila selama Dede ada di perut Mama, Dede kurang nyaman. Mama masih kadang suka jajan makanan yang mungkin Dede tidak suka. Mama masih banyak gerak-gerak yang mungkin buat Dede tidak nyaman. Mama masih kurang belajar untuk mempersiapkan kehadiran Dede, mungkin ini jadi pelajaran untuk Mama dan Papa agar lebih siap lagi jika nanti ada adik baru.
De, makasih banyak ya sudah mengizinkan Mama merasakan jadi Mama. Sudah mau tinggal di perut Mama walau sebentar. Mama sungguh senang dan sangat menyayangi Dede sampai-sampai kadang Papa berpikir kayanya Mama akan lebih sayang Dede daripada Papa 🥹.
Kami berdua sayang sama Dede, untuk itu kami ikhlaskan kepergian Dede. Selamat main-main disana ya De. Sampai ketemu lagi. Nanti lambaikan tangan ya kalau Dede melihat kami di sana, semoga Dede bisa menjadi tabungan syurga juga bagi kami yang masih banyak kurangnya ini.
Sampai jumpa lagi De. Titip Dede yaa Allah, hingga nanti kami bertemu dengannya lagi 🤍
11 notes · View notes
zafirazahrah · 12 days
Text
hmm, bingung mau mulai cerita dari mana ya..
disclaimer nulis disini biar jadi time capsule dan sebagai refleksi emosi.
jadi udah 2 bulan aku telat haid, ahh pikirku selalu kearah pasti PCOS ini kambuh lagi.
satu kebiasaan baru setiap aku telat haid pasti aku cek pakai testpack, walaupun hasilnya selalu negatif, rasanya capek di prank tapi yaudahlah berusaha untuk menerima.
nah di telat yang sudah 2 bulan ini, entah kenapa di satu minggu setelah telat 1 bulan perutku kembung, terus mual, keram, dan nyeri sekitar pinggul. Ingin berharap kalau kali ini berhasil, tapi diriku yang lain meyakinkan sepertinya ini efek PCOS nya.
Setelah diskusi sama umi, umi nyaranin coba dilihat satu minggu kedepan gejalanya konsisten nggak, ternyata setelah 1 minggu aku benar2 merasa sakit seperti yang di deskripsikan di atas, dan uniknya itu muncul di tengah malam sampai pagi saja, siangnya aku seperti orang biasa. Sedikit aku jadi berharap apa ini benar hamil ya, gara-gara di tiktok melihat ada yang PCOS juga kasusnya dia nggak haid 3 bulan tetapi ternyata bisa hamil, walaupun usia kehamilan tidak bisa mengacu ke HPHT (hari pertama haid terakhir).
Gara-gara melihat hal itu aku jadi berharap dan menikmati rasa sakitku, rasanya nikmat sekali, meski aku nggak bisa ngapa-ngapain.
Sampailah setelah 1 minggu, akhirnya aku pun cek menggunakan testpack, sebelum tes aku bilang ke suami, "aku takut ke prank lagi", mas cuma jawab "gapapa kalo belum jadi."
Dan benar saat tes aku hanya lihat satu garis tebal, aku menghampiri mas, maaf masih garis satu, mas mengelus kepalaku dan bilang, "gapapa."
Tapi entah kenapa aku nggak langsung buang testpack itu, nah setelah sudah agak terang, aku kembali melihat testpack ku, kok kayaknya ada garis ya tapi samar dan tipis banget, berkali-kali aku lihat dengan pencahayaan dan benar terlihat garis tipis. Aku menanyakan suamiku juga apa dia melihat garis tipisnya, tapi dia bilang tidak lihat.
Akupun membawa testpack ku kerumah umi, untuk dibaca sama umi dan adik2ku, mereka ternyata sama melihat garis tipis itu juga.
Harapanku menjadi lebih tinggi lagi, namun suamiku masih berekspektasi bahwa aku belum hamil. Aku pun meminta untuk diantar cek usg, aku bilang kalau memang bukan hamil, semoga bisa buat deteksi dini kalau ada masalah lain. Suami baru bisa mengantar di 4 hari setelah testpack.
Di H-1 sebelum cek usg, aku iseng melihat test pack yang kusimpan, setelah didiamkan garisnya makin terlihat, setelah suami pulang, aku memperlihatkan padanya, "nih kan yang, keliatan garisnya." suami langsung tersenyum lebar baru kali ini aku lihat mukanya sesenang itu, "Oke besok kita lihat ke dokter ya." suami langsung memelukku.
Di paginya, suamiku menyamakan warna bajunya dengan warna bajuku, putih. Aku dari semalam itu sampai pagi itu rasanya moodku sangat baik, bagaimana kalau aku ternyata benar-benar hamil.
Sesampainya di klinik, aku melihat ada sekitar 10 pasangan yang sedang menunggu, aku takjub semua ibu-ibu itu di dampingi oleh suaminya. Satu persatu pasangan keluar dari ruang periksa dokter, dengan wajah berseri-serinya setelah tau keadaan janin mereka.
Sampailah akhirnya mendekati nomor antriku, aku bilang ke suami, "yang aku deg-degan.", suamiku hanya menggenggam tanganku, menenangkan.
Sampailah aku masuk, dokter yang menyambutku sangat ramah sekali, dokter langsung bilang, "Hasil testpacknya garis 2 ya, selamat ya! sekarang kita cek yaa", "bapak lihat ke tv diatas itu ya pak." Aku di USG transvaginal untuk pertama kalinya, rasanya aneh tapi ternyata tidak seserem yang kupikirkan.
Hasil USG muncul di TV, namun tiba-tiba muka dokter yang tadi ramah, langsung tidak seramah diawal, aku yang melihat kearah TV juga sepertinya tau apa yang terjadi, tidak ada kantung kehamilan disana,
"Ibu ini saya tidak melihat ada kantung kehamilan, dan tidak ada penebalan pada dinding rahim, saya khawatirnya testpack kemarin positif palsu karena hormonnya."
DEGG! rasanya hatiku benar-benar turun, sesak.
Dokter pun mencoba memperlihatkan ke arah ovarium, dan benar-benar muncul gambar seperti hasil USG wanita-wanita yang memiliki PCOS yaitu terlihat sel telur yang kecil2.
"Nah kan ini lebih mengarah ke PCOS nya ternyata ibu, ada di kedua ovariumnya. Jadi memang karena efek hormonnya ya bu."
Hari itu semakin terkonfirmasi aku memang PCOS dengan PCO, suami ku terdiam melihat aku yang didiagnosa langsung di depan dokter.
"Tapi kita coba testpack dulu ya setelah ini, kalau memang garis 2 lagi, tunggu 2 minggu lagi terus USG lagi ya." dokternya sangat positif thinking, padahal dalam hati aku udah mau pulang dan nangis.
Masih berusaha tegar, aku keluar ruangan, diiringi tatapan pasangan lain disana, apalagi saat dipanggil suster untuk testpack rasanya malu aja saat itu, aku pun ke kamar mandi, dan akhirnya air mata nggak bisa kutahan.
Aku tetap testpack walaupun aku tau hasilnya pasti negatif. Beberapa saat kemudian aku pun dipanggil kembali oleh dokter,
"Ibu ini hasilnya negatif ya, saya resepkan pelancar haid ya, karena bagaimana bisa dibuahi kalau ibunya tidak haid ya, ubah pola hidup ya, jangan makan yang manis-manis."
iya dok, jawabku. aku juga tau, aku juga sudah mengubah makanku, ucapku dalam hati.
Aku dan suami keluar ruangan, kami sama-sama diam selama di perjalanan pulang.
Sesampainya dirumah, suami untuk menutupi rasa sedihnya ia langsung memainkan gamenya, aku menghampirinya.
"Mas makasih ya sudah nemenin aku berobat dan biayain pengobatanku, maaf kalau belum sesuai harapan ya, semoga rezeki yang dikeluarkan hari ini diganti Allah dengan lebih baik ya."
Aku tau obat hormon ku ini mahal sekali, dan sedihnya PCOS ini nggak bisa di cover BPJS.
dengan suara bergetar aku bertanya, "mas aku boleh nangis nggak?" aku tau dia nggak suka sekali kalau aku nangis, itulah kenapa akhirnya aku izin untuk nangis karena aku udah nggak kuat menahannya.
Akhirnya tangisku pecah, baju suamiku benar-benar basah, tanpa kata apa-apa suamiku hanya menenangkan ku dengan pelukan.
Entah saat itu aku menangisi apa, aku berusaha menerima takdirku ini sejak sebelum menikah, tangisku saat itu sepertinya disebabkan banyak hal, mungkin karena kecewa akan ekspektasi ku, merasa bersalah karena belum bisa memenuhi harapan suami, atau karena merasa gagal atas segala upaya yang kulakukan untuk menerapkan hidup sehat.
Semoga tangisku bukan karena aku marah atas takdir yang Allah gariskan untukku.
Suamiku seharian itu banyak diam, aku memberinya waktu untuk menerima kenyataan ini, beberapa waktu belakangan mungkin itu fase aku menerima dirinya, tapi kali ini mungkin fasenya untuk menerima diriku. Semoga Allah mudahkan dan lapangkan hati kita untuk bisa menerima keadaan satu sama lain aaamiin.
0 notes
ziaziia · 2 months
Text
Pendidikan dan Sastra
Saya tidak sengaja tecemplung dalam dunia kesusastraan Arab. Atau sengaja menyemplungkan diri? Ntah lah karena apa, yang jelas sejak pertama kali belajar bahasa Arab dengan Pak Sobari alias Pak Obay saat MTs dahulu, hati saya langsung merasa terpikat.
Pun dengan obrolan bersama teman-teman di kelas saat duduk di bangku kelas dua Tsanawiyah, Ada sebuah obrolan yang memiliki hikmah besar bagi saya saat ini. Yaitu ketika kita saling mendebatkan perkara membaca Al Qur'an. Yap. Membaca/menyentuh alquran bagi wanita haid. Saat itu adalah masa-masa dimana kami para remaja-remaja perempuan baru merasakan baligh. Di tengah perdebatan yang sengit diantara kami saat itu, yang ternyata perdebatan terkait perempuan haid membaca/menyentuh Qur'an sudah ada sejak lama. Saya tetap pada prinsip bahwa "Quran itu petunjuk, jika memang Allah menurunkannya untuk menjadi petunjuk kehidupan, kenapa kita tidak boleh membacany."
Ternyata perdebatan tersebut sudah ada sejak lama. Dan para ulama pun telah beberkan dalil terkait hukum tersebut. Yang mana saat semakin dewasa saya menemuka jawabannya di pesantren tempat saya menimba ilmu ketika SMA dan di pesantren tempat saya menghafal quran ketika kuliah.
Semenyenangkan itu ternyata berdekat-dekat dengan Al Qur'an. Dan selama masa SMA-Kuliah, saya buanyak sekali belajar berhikmah bagaimana menjalani hidup ini sesuai panduan syariat sesuai tuntunan Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wasalam. Meskipun ternyata saya harus menjalani hari dengan cara yang berbeda dengan orang lain karena karunia Allah berupa sakit yang tidak biasa menurut pandangan orang awam. Saya yakin bahwa Allah lah yang menuntun saya sampai pada titik sejauh ini. Sebagaimana fitrah saya sebagai perempuan.
Allah pilihkan saya diterima kuliah pada jurusan Bahasa dan Sastra Arab tidak lah mungkin tanpa sebab. Meski saya tidak berlatar belakang sekolah dengan bahasa Arab aktif, saya malah memilih jurusan 'jurang' yang mungkin menjadi seram bagi sebagian orang. Dan ternyata saya paham kenapa jurusan tersebut menjadi seram bagi sebagian orang setelah saya masuk ke dalamnya. Niat sederhana saya ingin kuliah di jurusan Bahasa dan Sastra Arab adalah hanya untuk agar saya dapa memahami isi panduan kitab suci Al Qur'an. Sesederhana itu. Tapi ternyata Allah karuniakan banyak hal dengan niat sederhana tersebut. Allah tempatkan saya menjadi orang paling tinggi dalam organisasi tingkat jurusan pada tahun kedua masa kuliah. Allah bantu saya menyelesaikan tugas akhir yang sudah seperti hari akhir dengan banyak dukungan dari keluarga dan teman.
Banyak sekali ruang belajar yang saya masuki pada masa kuliah terserbut. Terutama ruang belajar tentang keberlangsungan kehidupan di dunia ini. Yap. Meski aktif di tingkat jurusan, saya juga aktif di unit kegiatan dakwah kampus. Lembaga yang akhirnya menguatkan saya menjalani hari sebagai pribadi muslim yang sejati. Yang benar niatnya, tulus hatinya, indah caranya, bermanfaat ujungnya. Pribadi yang tidak hanya mementingkan diri sendiri tapi juga umat. Nahnu Dua Qobla Kulli Syai (Kita adalah Dai sebelum menjadi apapun). Kalimat ini begitu kuat tertanam dalam diri saya yang akhirnya membawa saya kepada jalan yang Allah bimbing ini. Yap. Jalan pendidikan berbasis sastra. Ternyata pendidikan berbasis kesusastraan bukanlah hal yang baru. Ia telah ada sejak masa lalu. Allah yang ngaturnya, yang menjaganya, yang membimbing Nabi-Nya melalui Kalam-Nya. Yap. Kalam Allah adalah sastra tertinggi dalam kehidupan ini. Yang membuatnya terjaga dan terus mengalir dari generasi ke generasi melalui pendidikan keumatan ini. Melalui syariat Islam ini. Semoga Allah mampukan saya berkecimpung dan beraktivitas pada latar pendidikan dan minat yang Allah tuntunkan hati saya ini. Aamiin
0 notes
nerdlady · 3 months
Text
Pengalaman pertama pakai Menscup 🌹
2 minggu sebelum tamu bulanan datang, aku udah coba praktek lepas dan pasang sampai 3x. Disitu aku sampe gemeterrr wkwkwkwkwkwkwk
Hari pertama haid !
((pake 2x pasang dulu baru berasa ajegg))
WAH TERNYATA ENAKEUN. Nggak berasa lg haid karena nggak ada sesuatu yang mengalir.... Walaupun sambil huru hara nyeri haid tapi gapapa aku jalani saja 🤣
Pasang pertama sampe 4 jam karena gakuat pinisirin pengen lihat sebanyak apa flownya ☠️
Ternyata pertama kali melepas dan melihat darahnya aku berasa dalam adegan film abis kill orang 🙏😅 karena tangan kena darah 🤣😂🤣🥹 yaelah dramatis bgt..
Day 2 pake..
Pagi - siang - ganti.
Siang- sore - aman.
Pasang lg malam. Rencana mau dibawa tidur tapi ternyata kayaknya aku pasangnya miring apa gimana huhu rasanya nggak nyaman, ganjel sih nggak, tapi general discomfort gituloo, terus aku merasa kandung kemihku tertekan apa kesenggol gt weh jadi mayan sakit lalu aku searching youtube.. wkwk jadi kulepas aja dan memutuskan tidur pake pembalut sekali pakai 🍗
Wuuufhhh gapapa,
Besok coba lagi.
0 notes
sabaryangindah · 11 months
Text
MASA IDDAH WANITA - TUNTUNAN PRAKTIS FIQIH WANITA
Perceraian terjadi dalam dua macam. Yang pertama perceraian yang terjadi pada masa hidup. Kedua, perceraian yang dikarenakan oleh kematian. Setiap perceraian tersebut, kewajiban adanya iddah. Yaitu waktu tertentu untuk menanti pernikahan baru menurut agama. Setiap wanita yang berpisah dengan suaminya, baik karena talak semasa hidup ataupun karena kematian suami, maka pada saat itu ada namanya masa iddah.
DEFINISI MASA IDDAH
Secara bahasa, iddah berarti menghitung sesuatu. Adapun pengertian iddah secara istilah, diantaranya perkataan para ulama madzhab Hanafi mendefinisikan bahwa iddah adalah sebuah kata untuk batasan waktu dan ungkapan untuk menunjukkan apa yang masih tersisa dari bekas nikah.
Madzhab Maliki mengatakan bahwa dia adalah waktu atau masa yang dijadikan sebagai bukti atas bersihnya rahim karena terjadinya perpisah dalam pernikahan ataupun karena kematian suami atau karena talak dari suami. Ketahuilah, salah satu yang sangat darurat dan wajib dijaga dalam agama Islam adalah kesucian. Oleh karenanya, ketika terjadi perpisahan antara suami istri karena satu dan lain hal, maka ada masa iddah yang fungsinya untuk membersihkan rahim.
Madzhab Syafi’i mendefinisikan iddah sebagai sebuah kata yang menunjukkan kepada sebuah masa. Didalamnya seorang perempuan menunggu untuk mengetahui bersihnya rahimnya atau sebagai bentuk peribadahan kepada Allaah, atau untuk menghormati pernikahan dengan suaminya yang terdahulu.
Adapun dalam madzhab Hambali, iddah secara istilah syariat adalah penungguan seorang wanita yang terpisah dengan suaminya disebabkan oleh wafatnya suami atau karena kehidupan suami dengan mentalaknya, atau karena khulu’, atau karena perpisahan dengan suami.
Jika kita ringkas dari semua definisi yang disebutkan oleh para ulama fiqih, iddah secara syariat adalah batasan yang sudah diketahui dengan hukum syariat. Diwajibkan seorang wanita untuk memperhatikan hukum-hukum yang khusus tersebut pada batasan yang telah ditentukan tersebut. Dengannya, wanita mempunyai hukum-hukum khusus pada waktu ini.
HIKMAH MASA IDDAH
Pertama, untuk mengakhiri pernikahan sebelumnya.
Kedua, dalam agama Islam ada lima perkara yang sangat dijaga. Dan salah satunya adalah menjaga keturunan. Ketika seorang perempuan berpisah, kemudian ada masa iddah, fungsinya adalah untuk memastikan rahim perempuan itu benar-benar bersih. Sehingga jika ada laki-laki yang menikahi perempuan itu, maka benar-benar sudah bersih dan tidak ada lagi campuran air mani dari suami sebelumnya. Jika sampai terjadi campuran, maka mengakibatkan ketidakjelasan kandungan itu anak siapa. Juga hilangnya keturunan yang jelas. Sehingga seorang wanita tidak mencampurkan keturunan di dalam rahimnya.
Ketiga, untuk menghormati akad nikah yang lalu. Dan menghargai hak suami yang menceraikannya.
Keempat, senantiasa jelas terjadi perceraian.
Kelima, seorang wanita yang ditinggal meninggal oleh suaminya, masa idahnya berdasarkan hari. Yaitu empat bulan sepuluh hari. Sedangkan wanita yang ditalak suaminya adalah berdasarkan haid. Karena ketika suaminya yang mentalaknya, suaminya masih tahu kapan istrinya haid. Maka itu yang dijadikan sebagai rujukan.
JENIS MASA IDDAH
Pertama, masa iddah wanita yang sedang hamil. Yaitu hingga dia melahirkan kandungannya. Baik dia bercerai yang tidak boleh kembali lagi dengan suaminya, atau yang boleh menikah lagi dengan bekas suaminya. Baik bercerai hidup atau bercerai mati. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
…وَأُولَاتُ الْأَحْمَالِ أَجَلُهُنَّ أَن يَضَعْنَ حَمْلَهُنَّ ۚ…
“…Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya. …” (QS. At-Talaq[65]: 4)
Ini juga terdapat pelajaran bagi kaum muslimah bahwa apabila seorang suami mentalaq seorang istri dalam keadaan hamil, maka sah talaqnya dan tidak ada halangannya. Karena yang dilarang adalah orang yang sedang haid.
Kedua, masa iddah wanita yang cerai dalam keadaan haid. Yaitu tiga kali suci. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَالْمُطَلَّقَاتُ يَتَرَبَّصْنَ بِأَنفُسِهِنَّ ثَلَاثَةَ قُرُوءٍ ۚ …
“Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru’…” (QS. Al-Baqarah[2]: 228)
Ketiga, wanita yang tidak haid. Ada dua wanita yang tidak haid. Yaitu wanita yang masih kecil atau wanita yang sudah tua dan tidak lagi mengalami haid. Masa iddahnya adalah tiga bulan dan tidak dengan hitungan haid.
وَاللَّائِي يَئِسْنَ مِنَ الْمَحِيضِ مِن نِّسَائِكُمْ إِنِ ارْتَبْتُمْ فَعِدَّتُهُنَّ ثَلَاثَةُ أَشْهُرٍ وَاللَّائِي لَمْ يَحِضْنَ ۚ …
“Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (monopause) di antara perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya), maka masa iddah mereka adalah tiga bulan…” (QS. At-Talaq[65]: 4)
Keempat, wanita yang suaminya wafat. Allaah subhanahu wa ta’ala menjelasakan masa iddahnya dalam firmanNya:
وَالَّذِينَ يُتَوَفَّوْنَ مِنكُمْ وَيَذَرُونَ أَزْوَاجًا يَتَرَبَّصْنَ بِأَنفُسِهِنَّ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا ۖ …
“Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan isteri-isteri (hendaklah para isteri itu) menangguhkan dirinya (ber’iddah) empat bulan sepuluh hari…” (QS. Al-Baqarah[2]: 234)
Ayat ini mencakup semua wanita yang suaminya wafat, termasuk wanita muda, wanita tua.
5 notes · View notes
galeritumbang · 1 day
Text
Tumblr media
Ya Allah, betapa beruntungnya orang² yg menikah dgn orang yg mereka cintai dan begitu dicintai. Hari ini kondangan ke salah satu rekan kerja, yang menjadi fokusku kali ini justru dibagian huruf pada nama pengantinnya yaitu singkatan DD. Kebetulan nama pengantin perempuannya memang sama denganku, seketika pikiranku melayang pada satu nama istimewa yg pernah singgah dalam hidupku sekitar 3 tahun lalu.
Jika saja aku berjodoh dan menikah dengannya, mungkin kami juga menggunakan inisial pada undangan pernikahan dengan huruf DD, karena nama panggilan kami memang diawali dgn huruf tersebut. Juga perihal tempat yg memanggil memoriku disaat kami berpisah dulu.. setelah kami memutuskan untuk mengakhiri hubungan, justru aku mengajaknya bertemu di pantai Parangtritis sambil mendengarkan lagu milik Yura Yunita.
Aku masih ingat betul, kali pertama dia mendengarkan video dari lagu Dunia Tipu-Tipu dgn TWS miliknya sambil menangis bersamaku. Kami menangis sesekali menatap satu sama lain di tepian pantai dgn tiupan angin laut dan beberapa masyarakat yg sedang melarungkan sesajennya. Kala itu aku masih ingat bagaimana tatapan matanya, bagaimana suaranya yg tercekat di ujung tenggorokan, aku juga masih ingat lembutnya genggaman tanganmu. Aku masih ingat bahwa kamu memiliki perasaan sayang, cinta, kasih, peduli yg seutuhnya untukku. Meskipun itu semua sudah berubah menjadi masa lalu.
Namun entah mengapa, rasanya sampai saat ini ketika aku sedang PMS atau menjelang haid pasti masih merasa bahwa kami tidak sejauh itu. Meski tak ada lagi tegur sapa maupun komunikasi, rasanya dia masih dekat denganku, rasanya dia masih selalu ada di hidupku. Bukankah ironi sekali ketika aku masih seperti itu sampai saat ini? Pasti kamu juga akan berpikir dan merasa bahwa aku perempuan yg cukup aneh.
Namun, tenang yaa mas.. insyaa Allah aku bukan perempuan yg terobsesi untuk memaksa kamu agar menjadi milikku. Insyaa Allah, aku sekarang sudah menjadi perempuan yg sadar diri dan menerima kenyataan yg ada. Aku menerima kenyataan bahwa kamu memang laki² yg baik sekali, hanya saja kamu tidak memilihku untuk menjadi teman hidupmu. Dan aku menerima hal itu, hanya saja masih ada beberapa hal yg ternyata cukup mengingatkanku padamu.
Mas, kamu tau kan warna baju kesukaanku apa? Kira² kamu masih ingat ga ya? Dari foto di atas, aku yg mana coba?
Apapun itu, semoga keselamatan dan keberkahan selalu menyertaimu dan keluargamu yaa. Aamiin✨
Jogja, 22 September 2024 | 22.47
1 note · View note
mahijaanstasia · 5 months
Text
PLOT ON: Siaran langsung.
Anastasia tak khawatir lagi—sekarang hari ketiga, juga kali ketiga sang dara melakukan siaran langsung pada kanal instagramnya, ia selalu mendapat respon positif dari penggemarnya. Beberapa narasi seksis maupun misoginis mungkin dilontarkan oleh sebagian orang, tetapi Anastasia tak mau pusing, toh tujuan utamanya menjadi influencer adalah untuk mengubah pola pikir orang-orang.
Meski tidak suka, Anastasia tidak menampik bahwa Patriarki adalah sistem—atau budaya—yang telah dilanggengkan sejak lama, sehingga tidak mudah untuk mengubah pola pikir orang-orang, penetrasi yang Anastasia angan-angankan memang dimulai dari lingkup terkecil dulu, jangan sampai mati dalam cekik ingin yang utopis juga.
“Halo teman-teman!” Suara ceria menyapa timpani sang dara, juga orang-orang yang mendengarnya melalui gawai. “Hari ini kita mau re-view buku Evolusi Perempuan karya Evelyn Reed ya, dia itu salah satu penulis kesukaan saya, buku lainnya yang terkenal adalah Mitos Inferioritas Perempuan.”
“Nah, makanya kita akan bahas soal buku ini ya!” Anastasi tersenyum cerah—aroma mint semerbak mendesak rongga pernafasannya, “Jadi, awalnya waktu saya beli, saya pikir buku ini cuma bahas soal perempuan aja. Tapi sewaktu saya baca bab pertama saya kebingungan, kenapa bukunya malah bahas hewan?”
Anastasia tidak melanjutkan narasinya, ia mulai terbiasa untuk sekedar melirik kolom komentar dan berinteraksi dengan ratusan hingga ribuan orang yang menonton siaran langsungnya. “Iya kan? Heran?” Responnya pada salah satu komentar penggemar.
“Ternyata, Evelyn Reed ini sepertinya sepemikiran dengan penulisnya Homo Sapiens, Guns, Germs and Steels atau The Origin of Species ya, bahwa manusia ini adalah hewan—kita adalah evolusi dari kera.” Anastasia menunduk lagi, ia tahu narasi tersebut akan menuai kontroversy, buru-buru ia meredam gejolak tersebut, “Woh, santai ya santai, apa yang sifatnya dogmatis boleh dipercaya ya. Saya gak akan menentang, sementara ilmiah begini, boleh dipertentangkan masing-masint, tetapi saya pribadi menyepakati begitu ya.” Ucapnya tenang.
“Jadi, buku ini bener-bener di luar dugaan saya, Evelyn Reed benar-benar secara detail menceritakan evolusi perempuan.” Anastasia melirik kolom komentarnya lagi, “Fokus bahasannya? Sabar dong, pelan-pelan. Kita baru aja mulai.” Jawabnya.
“Fokusnya tentu membahas soal perubahan bentuk kehidupan manusia sih, dari berbentuk klan, suku sampai keluarga initi. Saya gak mau spill banyak, dikit-dikit aja supaya selebihnya kalian yang baca ya.” Ucapnya lagi.
“Ya, coba tanya-tanya deh di kolom komentar.” Anastasia lantas menunduk, mendekatkan indranya pada layar gawainya agar bisa membaca komentar dan pertanyaan pengikutnya secara seksama.
“Contoh evolusinya?” Anastasia nampak berpikir keras, “Sebetulnya sih banyak, ya. Tapi saya harap kalian terpantik untuk membaca sendiri ya nanti, saya kasih satu saja nih!”
“Kalian pernah mikir gak sih, kok haidnya perempuan itu ditumpangi stigma? Kayak, kalau kita haid harus sembunyi-sembunyi, atau bahkan dalam kepercayaan tertentu, haid itu enggak bagus? Perempuan yang haid harus dijauhkan dari sesuatu sebab akan membawa sial. Kira-kira kenapa ya?”
“Saya bingung awalnya, kalau dulu perempuan merupakan lambang ilahiah sampai patriarki merebut peradaban, lantas kontradiksi apa yang menyebabkan adanya bifurkasi stigma terhadap darah haid perempuan? Jastifikasi itu tidak mungkin hadir begitu saja pada masyarakat, pasti ada dialektikanya, tapi untungnya buku Evelyn Reed ini menjawab dengan baik! Bukan hanya secara faktor langsung, tetapi juga penjelasan mendasar.”
“Darah haid membuat laki-laki lemah, atau darah haid akan menyebabkan kegagalan perang/perburuan pada laki-laki. Sebelumnya para antropolog yang berjenis kelamin laki-laki telah menyalapahami bahwa tabu terhadap haid hadir sebab laki-laki zaman kebuasan menganggap bahwa perempuan haid akan menyebabkan kontaminasi pada laki-laki sehingga membawa kesialan pada mereka. Padahal, setelah menelisik corak kehidupan mereka, ditemukan sebuah fakta yang berbeda.”
“Bahwa, para ahli antropolog telah gagal melihat bahwa manusia pada zaman kebuasan tidak mengerti haid sebagai faktor biologis. Laki-laki menjadi kelompok gender yang melakukan perburuan dan peperangan, mereka harus disucikan setiap kali kembali, sebab mereka berlumuran darah.”
“Apabila perempuan menstruasi dan laki-laki berada di dekat perempuan, masyarakat tidak akan menganggap bahwa haid hadir sebagai konsekuensi biologis melainkan luka, luka berdarah. Semua darah adalah luka.”
“Sehingga laki-laki bisa saja tertuduh sebagai pelaku, penyebab mengapa perempuan terluka. Sehingga, perempuan yang waktu itu memegang kontrol sosial, mengkonstruksi sebuah tabu terhadap haid. Tabu adalah sebab, bukan efek mengapa darah haid jadi begitu mengerikan.”
“Tabu menstruasi dulunya adalah sebuah kenyamanan bagi perempuan, di mana perempuan merasa nyaman, membuat kelompok kolektif yang melindungi mereka dan merupakan sebuah bentuk perlindungan kepada lelaki agar tidak tertuduh melukai perempuan.”
“Sampai patriarki hadir dan melekatkan bifurkasi stigma terhadap haid. Tabu haid yang dulunya melindungi perempuan sekarang membuat perempuan dihukum oleh Dewa-dewa laki-laki.”
“Begitulah kira-kira! Jadi menurut saya, buku ini 10/10, temen-temen beneran harus baca, selebihnya seperti biasa ya? Boleh tanya tanya pada link di bio saya saja. Sampai jumpa, terimakasih telah menonton!” Nada ceria tersebut lantas mengakhiri siaran langsung Anne hari ini.
Catatan: Penulis memberi informasi berdasarkan apa yang penulis baca tetapi sebagaimana manusia yang tidak sempurna, penulis memohon maaf apabila adalah kesalahan dalam memberi materi/teori
Tumblr media
0 notes
annisamsyaf · 2 months
Text
Selamat Datang, Nahla!
Halo Dede Nahla, anakku 👋🏻 Mama mau cerita soal proses hamil sampai lahiran Dede ke dunia. Orang bilang katanya ibu hamil, melahirkan, dan menyusui suka jadi rada pelupa, jadi mumpung masih segar di ingatan, Mama mau cerita ya. Supaya bisa dibaca lagi di kemudian hari 😁
Pertengahan November 2023 di Tangerang Selatan
Waktu itu, seingat Mama, Mama merasa badan lemes banget, De. Terus mulai kerasa mual-mual. Apalagi haid Mama memang sudah harus waktunya, tetapi sampai tengah November belum haid juga. Mama minta Papa beli tespek dan Mama coba subuh-subuh, tapi karena hasilnya samar (ditambah alat tespeknya kepegang tangan waktu buka dari bungkusnya), Papa Mama cepet ke apotek lagi buat beli lagi. Setelah dicoba lagi, ternyata hasilnya
POSITIF
Yaa Allah De. Kami antara senang sekaligus kaget karena kami baru aja memulai masa perantauan ke luar kota karena Papa udah dipanggil kerja onsite De, tapi alhamdulillah, penantian selama 10 bulan pasca kuret akhirnya berakhir juga 🥲 apakah benar Papa dan Mama mau punya anak lagi?
Waktu itu karena serba baru pindah, BPJS juga belum dipindahin De 😅 jadi kami urus BPJS dulu dan langsung cek ke Klinik dr. Popy, ketemu sama bidan Imma 😊 bidannya baik De, mungkin nanti kalau kita masih tinggal di sana bisa ketemu bidan Imma.
Waktu cek pertama kali, ternyata usia Dede sudah sekitar 5-6 minggu. Karena Mama pernah keguguran, kandungan Mama harus dicek ke obgyn untuk pemantauan. Alhamdulillah sama dr. Muchlis diperiksa sudah ada kantung embrio Dede 🥹 kami senang akhirnya Allah titipkan lagi anak untuk kami.
Namun, ada yang mengganjal di hati kami. Kami sangat takut untuk mengumumkan kehamilan ini. Bukan kami tidak senang De, tapi kami menghindarkan Dede dari hati-hati yang tidak senang terhadap kabar ini. Jujur kami masih ada bekas trauma dengan kejadian keguguran itu, terutama Mama. Takut Ain sehingga yang awalnya kami kabari hanya keluarga inti saja. Bahkan teman kami ke rumah pun, tidak kami beri tahu De 🥹 hingga akhirnya kami berhasil merahasiakan kehamilan Mama sampai waktunya lahir tiba. Selama perjalanan kehamilan, Mama hanya memberi tahu orang-orang yang Mama pikir bisa dipercaya atau orang yang memang bertanya.
Trimester 1
Selama TM1, Mama merasa badan memang sulit untuk bergerak De. Mungkin karena ga ada tuntutan bekerja juga ya jadi terasa lebih lemas, maunya di kasur aja, masak-masak dan beres-beres pun ga kuat De 🥹 tapi alhamdulillah di sela-sela kesibukannya, Papa selalu sigap membantu Mama, tidak menuntut Mama apa-apa, memaklumi bahwa kehamilan adalah proses yang butuh perjuangan.
Awal-awal pun Mama kadang terasa susah makan. Agak mual memang, jadi Mama makan sebisanya aja supaya bisa minum obat dari bidan, cuma engga sampai ga masuk makanan banget sih, masih normal makan 3x sehari. Belajar dari pengalaman dulu, Mama lebih berhati2 pilih makanan sekaligus lebih berani mencoba makanan, yang penting tidak mentah dan bersih. Dulu waktu hamil pertama, Mama serba takut makan De, jadi kaka bayi mungkin kurang nutrisi juga. Pas hamil Dede, Mama berusaha makan lebih sehat walaupun pilih-pilih.
Terus makannya juga challenging. Selama hamil karena Mama ga kuat masak (nyium bau minyak mau muntah De 😅), kami coba gofood, catering harian, gofood lagi. Minum susu juga mual. Alhamdulillah ternyata susu ga wajib De, jadi Mama lebih tenang. Walaupun netizen-netizen maksa Mama minum susu, ya Mama minum kalau sekiranya lagi bisa minum.
Tapi kalau Dede tanya, minuman apa yang Mama suka banget waktu hamil? Jawabannya adalah Diamond Juice Cranberry sama Mixue Fresh-squeezed Lemonade 😁 Tangsel panas banget De (ga kebanyang panasnya neraka gimana yaa Allah jauhkan kami dari api neraka, di Tangsel aja banyak rengekan 🥲), jadi Mama pengennya yang dingin-dingin terus. Tapi karena gaboleh banyak sugar intake jadi seringnya minum air kulkas aja 😁.
Trimester 2
TM2 ini kira-kira terjadi pas bulan Ramadhan De. Mama worry banget waktu hamil, gimana ya caranya sahur sedangkan Mama gabisa masak, Mama harus puasa ga ya, ini itu banyak overthinking De 😅 tapi qadarullah alhamdulillah Allah mudahkan De. Pas masuk TM 2 dan masuk bulan puasa, alhamdulillah Mama udah bisa balik ke dapur, masakin sahur dan buka, sekaligus bisa ikutan puasa 🥹 dari sebulan, Mama tidak puasa 5 hari aja alhamdulillah. Itupun karena Mama betul-betul gak kuat, worry sama keselamatan Mama dan Dede. Pertama, waktu itu muntah. Kedua, waktu itu lemes banget. Ketiga, waktu Mama mudik ke rumah Nenek, naik kereta rasanya goncangannya dahsyat banget 😅 yang keempat dan kelima mah ini meragukan dan ngaco banget. Karena waktu itu buka puasa RT dan ga jelas dia udah adzan atau belum, terus waktu itu pernah nangis mau ditinggal Papa dan kayanya ketelen deh air matanya. Jadi yaudahlah gapapa, alhamdulillah setelah lebaran Mama bisa bayar semua puasanya 😊 alhamdulillah Allah kasih kuat De, walaupun ibu hamil ga wajib buat puasa, tapi Allah yang kuatkan Mama buat puasa.
Waktu TM2 ini perut Mama juga belum membesar banget De. Jadi waktu mudik ada yang nyeletuk kok perutnya belum gede sih? Ya gimana ya, Mama jg udah berusaha untuk makan lebih baik cuma kiloan emang susah naik De. Kalau gasalah sampe TM2 tuh berat Mama masih kisaran baru naik 3-4kg an dari berat sebelum hamil. (Cuma memang waktu TM1 karena agak susah makan, Mama turun dulu sampai 4kg De, jadi mungkin ini tuh sebenernya dah naik 7kg-an, ya alhamdulillah yah).
Nah di TM2 ini juga kami mulai tahu jenis kelamin Dede. Wah ternyata perempuan 😁 udah 3 obgyn kali yah yang memastikan ini perempuan selama di Tangsel jadi kuat pendapat Dede beneran perempuan 😁.
Trimester 3
Nah masuk TM3, nafsu makan Mama membabi buta banget De 🥹 pengennya makan yang manis-manis terus. Donat lah, martabak lah, roti lah. Padahal sebelum hamil, Mama bukan penyuka makanan manis De. Mungkin Dede yang mau yah? 😁 beraktivitas juga udah lumayan bisa De. Waktu Mama mulai hijrah ke Bandung di awal Juni, Mama udah bisa balik dapur, nyuci jemur, yaa lumayan lah ga mager banget. Mama juga coba yoga hamil, pakai gymball. Lumayan ada geraknya. Apalagi Nina suka nyuruh Mama jalan pagi, ya sambil cari sarapan boleh lah walau jalannya bentar 😅. Badan Mama membengkak sampai 12kg De hitungannya dari berat sebelum hamil (atau 15kg dari semenjak turun di TM1). Perut Mama jadi besar banget De di TM3 ini. Rasanya cepet banget membesarnya 😅 ternyata waktu week 38an itu Dede udah 3,1kg 😁 udah gemoy bet kata dokter perut Dede besar ya wkwk. Ya gimana Papa Mamanya mungkin yah 😅.
Nah pas udah di Bandung ini, Mama Papa mulai nyicil perlengkapan Dede. Beli ini itu, cuci ini itu, semangat banget De 😁
Hari Perkiraan Lahir, 7 Juli 2024
Pas HPL ini, Mama ga ngerasa apa-apa De seharian. Mulai worry kenapa Dede kok belum mau keluar ya. Padahal kata dokter, kepala Dede udah masuk panggul, Mama juga udah lumayan banyak gerak, dan rasanya kaya feeling bilang udah deket banget Dede mau lahir. Nah tapi pas malamnya (8 Juli dini hari), Mama lumayan ngerasa mules-mules, udah dari beberapa hari sih kerasa mules-mules tapi masih kontraksi palsu aja, belum yang intens.
Senin, 8 Juli 2024
Akhirnya, paginya Papa Mama ke RS UKM ketemu dr. Rizna buat make sure kondisi kandungan Mama karena udah lewat HPL sehari. Ternyata, alhamdulillah banget dicek ke RS De 😭 pas dicek tuh dr. Riznanya ngeh kalau ini udah lewat HPL walau hasil USG bilang masih sekitar 39week. Terus beliau cek-cek lebih luas lagi, ternyata berat Dede waktu itu udah 3,6kg (naik 1kg dari sebulan lalu ketemu dr. Rizna), terus plasenta Dede udah mulai ada pengapuran. Yang lebih bikin kaget adalah, ternyata kepala Dede sebenernya belum bener-bener masuk panggul. Jadi kaya belum stay kuat di panggul. Pas dr. Rizna cek bukaan, belum kepegang kepala Dede sama sekali. Dari hasil pemeriksaan itu, diputuskanlah Mama harus menjalani induksi dan dirawat inap De, supaya mancing kontraksi. Walaupun katanya keberhasilan induksinya cuma 60-70% aja, tapi dicoba aja semoga gausah caesar katanya.
Keluar dari ruangan, Mama nangis De. Ngerasa salah kenapa Mama ga lebih rajin olahraganya, kenapa Mama ga cek dari kemarin-kemarin. Pokoknya sedih. Mama ga sanggup juga kabarin kakek nenek semua, jadi Papa yang ngabarin, dan akhirnya kami memutuskan buat yaudah hari ini masuk ranap. Soalnya semakin lama semakin buruk juga kalau ditunggu sampai akhir pekan.
Mama Papa langsung ke IGD, dicek ini itu sama perawat dan dokter IGD, pasang infus, rekam jantung Dede juga. Abis itu sekitar jam 1an Mama baru bisa dapet ruangan, di Ruang Bersalin Bagja Lantai 2. Nina udah dateng dari pas kami di IGD alhamdulillah bisa gantian jaga sama Papa. Cuma masih harus bolak balik ke hotel karena ada tugas. Pas Nina udah pergi, sekitar jam 16.00, induksi dimulai De. Di bayangan Mama, induksi rasanya akan sama kaya mules-mules waktu keguguran kaka bayi, jadi Mama udah lebih siap mental sebetulnya buat nahan mules karena justru kalau mules ya bagus. Induksinya lewat infus (katanya kalau udah lewat infus sebetulnya dosisnya udah lebih tinggi dari obat minum) dan berjalan sampai infusannya habis. Waktu itu kalau gasalah baru habis jam 03.00 atau 04.00 subuh yang berarti 11-12 jam induksi.
Pas induksi ini Mama cuma ngerasa mules-mules dikit banget, malah lebih mules kalau lagi di rumah dan ga ada apa2nya banget dibanding mules waktu keguguran kaka bayi. Yang ngeri adalah cek bukaan. Jujur Mama ga sanggup De, setiap cek bukaan sama perawat/bidan ruangan, sakit bener, kek kuku mereka panjang-panjang 😭 yang pure ga sakit cuma cek bukaan sama dr. Rizna, hampir ga kerasa apa-apa. Mama udah diomelin jangan tegang, jangan angkat pantat, tapi gimana ya itu otomatis 😭😅.
Selasa, 9 Juli 2024
Mungkin karena hasil induksi ini ga ada kemajuan berarti, ga ada bukaan sama sekali, tambah tensi Mama waktu itu lumayan tinggi juga (140/100), maka pagi itu diputuskanlah Mama harus menjalani SC, ga lanjut induksi labu kedua.
Mama sebetulnya ga anti SC, cuma yaudahlah yang terbaik aja. Di pikiran Mama yang penting Dede dulu deh selamat, kalaupun nanti Mama kenapa-kenapa Mama pasrah, yang penting Dede keluar dengan sehat dan ga kurang apapun.
Jadwal SC Mama keluar jam 15.00. Alhamdulillah ga kagok. Mama bisa shalat dulu, Asharnya Mama jamak aja takut molor operasinya dan udah masuk Ashar, tapi nanti susah buat sholat. Jujur Mama ga ada ketakutan berarti pas mau SC walaupun selama ini suka digentayangi, jangan SC mahal loh, ih disuntik punggungnya sakit loh, pake jarum gede loh. Duh udah bodo amat Mama De, yang penting Dede selamat, udah. Mama tenang. Mama berusaha santai aja dulu sampai akhirnya jadwal SC datang.
Yangti dan Yangkung juga datang pas banget Mama masuk ruang preparasi. Sempet ngunjungin dulu sebelum naik meja operasi. Bantu doa dan semangat. Akhirnya Mama masuk meja operasi tepat waktu kayanya waktu itu.
Proses Sectio Caesaria
Waktu itu Mama diminta pindah ke bed operasi dari bed sebelumnya. Di bed sebelumnya, Mama dicek tensi dan saturasi oksigen serta pubic hair Mama dicukur secukupnya supaya tidak menghalangi saat menyayat kulit area bawah pusar nanti, supaya ga bawa infeksi juga katanya. Setelah pindah bed, Mama diminta duduk membungkuk memeluk bantal dan posisinya kaya udang melengkung. Tujuannya biar rawan di antara tulang belakang terbuka meregang dan disuntik disitunya ga sakit. Dokter-dokter muda yang jadi asisten pada pro de. Sebelum dokter anestesinya bekerja, asisten ini simulasi dulu. Nyuntiknya bakal dimana, suntikannya sebesar apa, kalau kerasa sakit harus apa. Bener-bener detail dan helpful banget.
Akhirnya dokter anestesinya, dr. Adi datang. Karena udah simulasi dulu, pas mulai suntik bius tuh berlangsung cepet aja. Mama disarankan baca doa Maryam selama proses, alhamdulillah membantu banget De. Jadi Mama fokus berdoa, ga fokus ke proses biusnya. Sakit biusnya jg ga ada apa-apanya dibanding tusukan infus menurut Mama. Cuma emang josnya agak lama aja tapi it’s totally ok. Habis itu, Mama diminta berbaring. Baju operasi Mama diangkat ke sebuah gawang biar nutupin pandangan Mama ke perut nanti. Diyakinkan juga bahwa Mama bener2 gabisa liat pantulan apapun dari lampu operasi.
Beberapa menit kemudian, buat ngecek biusnya udah kerja atau belum, dr. Adi cubit area dada atas dan paha Mama. Ngecek mana yang lebih sakit. Ternyata bius di paha itu bukan ngilangin sakit sama sekali, tetep kerasa cuma kaya dicubit gemes gitu De. Padahal tekanan ke dada juga sama, cuma dada kan ga kebius, jadi lebih kerasa dicubit.
Habis make sure Mama ga ngerasain sakit beneran di area bius (perut ke bawah), para asisten mulai masang kateter. Ini yang Mama takutin banget. Mama baca2 lagi doa Maryam biar ga fokus sama kateternya. Alhamdulillah, inipun ga sakit, cuma kerasa pas nempelin aja.
Setelah semua siap, dr. Rizna datang sebagai pemimpin operasi SC waktu itu. Sebelum mulai, beliau nyamperin Mama dulu. Kasih semangat, suruh berdoa, dan walaupun SC juga gapapa, gausah sedih. Mama jadi optimis dan ga takut buat SC.
Setelah itu, operasi dimulai. Mama beneran gabisa liat apa-apa di depan selain tangan kiri dan kanan yang terbentang, terhubung ke alat-alat. Ada saatnya Mama ngerasa mual, pusing, pas dikasih obat, akhirnya dipasangin selang oksigen biar stabil lagi. Tadinya pake masker, Mama ga kuat minta dicopot aja karena sesak.
Selama operasi, Mama cuma bisa bayangin sih kayanya lagi disayat, tapi bukan yang kerasa banget gitu loh. Kaya dibikin lukisan sayatan pake jari rasanya, jadi keteken halus aja. Terus kerasa banget perut Mama kaya digoyang kanan kiri gitu dan ada waktunya di akhir sesi utama operasi, perut bagian atas beneran diteken sampai dokter asisten pun bilang ini bakal sedikit ga nyaman. Kayanya lagi ngedorong Dede keluar dan abis itu Mama denger tangisan Dede yang pertama kali 😭 pukul 15.19 katanya Dede lahir.
Mama auto nangis De. Syukur alhamdulillah Dede langsung menangis, Mama juga masih hidup. Beneran takut pas Dede keluar, Mama malah keluar dari dunia ini, tapi alhamdulillah Allah masih mengizinkan Mama hidup. Dengar tangisan pertama Dede, lihat Dede digotong ke bagian urus bayi (disana udah ada dr. Melissa sebagai dokter anak dan asistennya), sigap banget bersihin Dede. Sampai beberapa waktu kemudian, dr. Melissa laporan soal detail Dede ke Mama dan ke dr. Rizna. Ternyata Dede lahirnya 3,69 kg 🥹 besar juga De, panjangnya juga 50 cm. Luar biasa anak Mama 🤍 Mama saking terharu sampai cuma bisa lihatin Dede aja, terus disuruh ciumin Dede untuk pertama kali sebelum Dede dibawa keluar untuk diadzanin Papa.
Habis itu, dr. Rizna dan tim fokus menutup luka. Perut Mama langsung kosong De. Setelah ditimbang tuh hilang 7kg 😅 kerasa masih digoyang-goyang ini perut dan setelah selesai, baju operasi dan kain hijau diturunkan lagi, Mama dipindahin ke bed lain buat dibawa ke ruang pemulihan. Kaki Mama masih belum bisa ngangkat, luka-luka juga masih belum kerasa karena efek bius masih ada sampe sekitar jam 21.00.
Di ruang pemulihan, Mama menggigil banget De, karena ruang operasinya dingin kali yah. Terus akhirnya Mama bisa ketemu Papa lagi walau sebentar. Habis dicek Mama mulai stabil, Mama bisa pindah lagi ke ruang rawat Bagja. Dianter suster.
Sesampainya di ruangan, Papa, Nina, Yangkung, Yangti bergantian masuk, ucapin selamat. Mama jujur masih lemes jadi iya-iya aja dan aamiin 😅 oh begini ya rasanya abis lahiran banget tuh, kerasa banget kaya blm pulih, belum siap ketemu banyak orang.
Setelah masuk ruang ranap, Mama diminta tetep coba untuk gerak secara bertahap. Mulanya coba guling kanan kiri. Kalau udah bisa, lanjut duduk, lalu lanjut berdiri, dan terakhir berjalan. Sampai malemnya Mama baru bisa guling kanan doang, entah kenapa guling kiri tuh sakit banget. Nah pagi besoknya baru lanjut latihan lagi. Efek bius mulai hilang pas malem-malem, mulai kerasa senut-senut walau udah ditambahin pereda nyeri sering banget, paracetamol aja sekali minum langsung 2 tablet, harusnya 1000mg yah 😅
Rabu, 10 Juli 2024
Bangun pagi, abis sarapan langsung coba guling kiri, walau masih sakit harus dipaksain. Entah udah berapa suster yang masuk nyuruh mulu gerak bahkan mandi. Yaudah abis itu cobain duduk, berdiri, eh ternyata bisa alhamdulillah walau sakit juga. Btw pagi-pagi banget, kateter tuh udah dicabut 😭 memaksa Mama biar bangun dan ke kamar mandi kalau pengen pipis. Kan jadi gerak yah.
Abis itu Mama coba mandi karena badan Mama kerasa kotor banget banyak darah dan baju operasi masih nempel di badan. Bener aja abis mandi, Mama ngerasa lebih segar dan bugar. Mulai latihan jalan, diliatin suster, katanya kalau gini sore juga bisa pulang 🥹
Sekitar jam 10.00, suster bayi masuk bawa kereta bayi. Dede datang 🥰🥰🥰 akhirnya itu pertama kali Mama lihat Dede sejak operasi kemarin. Susternya kasih beberapa info, harus disusuin dan diganti popok. Aduh walaupun Papa Mama udah ikutan kelas newborn care tetep aja pas nyatanya mah kami bingung 😅 akhirnya karena asi Mama belum keluar dan Dede udah lapar, Dede kami kembalikan ke ruang bayi, kasihan 🥹 daripada Mama ngotot nunggu asi yang gatau kapan keluar, mungkin jalan terbaik Dede minum sufor dulu.
Dan benar aja, setelah siang dikunjungi dr. Rizna buat ganti perban jadi yang waterproof, Mama dibolehin pulang, tapi Dede belum ada kepastian karena dokternya kan beda. Jadi Mama udah harus keluar ruangan sorenya karena kamarnya mau dipakai orang lain 😅
Mama Papa nunggu di luar, dekat ruangan Dede. Makan dulu gofood Gohanku, makanan yang Mama pengen banget makan pas hamil Dede 😅 tapi meni sedih karena RS udah sepi banget, ga dikasih sendok, jadi Papa keluar buat cari sendok 🥹
Akhirnya, Dede bisa pulang tuh sekitar abis isya. Seneng banget akhirnya bisa bawa Dede pulang bareng. Gendong Dede, nimang Dede sambil nunggu gocar rasanya masih ga percaya. Mama Papa punya anak 😭😭😭😭
Selamat datang, Nahla, anak kami tersayang. 🤍 selama ini kami cuma bisa dongengin Dede, ngajak Dede ngobrol, main catur bareng Dede, rasain tendangan, sikutan, dan cegukan Dede, sekarang Dede ada di depan mata kami.
Ini pengalaman baru kami sebagai orangtua, maaf ya De kalau learning by doing. Pasti Dede bakal bikin Papa Mama banyak belajar hal baru. Kami akan berusaha semaksimal mungkin buat Dede, memastikan Dede ga kekurangan kasih sayang dan cinta. Setidaknya dari kami berdua.
Peluk cium dari kami,
orang tua yang sangat menyayangimu
Papa Nofan dan Mama Nisa
0 notes
samuderabiru · 5 months
Text
Sholat Sunnah Rawatib
Tumblr media
TING!
satu notifikasi masuk melalui aplikasi telegram di ponsel dan berisi 1 pesan berupa poster kajian. "wah kajian pertama setelah libur panjang lebaran nih" fikirku. untungnya, walau berhalangan hadir secara langsung kajian tersebut memfasilitasi secara live melalui facebook dan berikut linknya https://www.facebook.com/share/v/YUApTHGzqyWcvgoM/?mibextid=oFDknk
Beberapa poin dari kajian tersebut yang bisa aku sampaikan kembali, semoga rangkuman ini sedikit membantu.
Seperti yang kita ketahui bahwa shalat yang mengiringi shalat fardhu ini hadiahnya bukan main-main ya, bukan lagi perkara hadiah di dunia tetapi hadiahnya ialah dibangunkan rumah di surga kelak oleh Allah SWT, MasyaAllah sekali bukan?
Jika di totalkan maka terdapat 22 rakaat shalat rawatib yang dapat dilaksanakan baik yang bersifat muakad maupun ghair muakad (untuk penjelasan ini aku menyarankan untuk langsung menonton video dari link diatas karena khawatir penyampaianku sedikit keliru). Berikut rincian dari 22 rakaat shalat tersebut
Subuh : 2 rakaat sebelum subuh (muakad)
Dzuhur : 4 rakaat sebelum dzuhur dan 2 rakaat setelah dzuhur (muakad), bisa dilakukan 2 rakaat lagi setelah dzuhur dengan total 4 rakaat setelah dzuhur akan tetapi 2 rakat tambahan termasuk ghair muakad. Oh iya, untuk pelaksanan shalatnya dijelaskan oleh Ustad Abdul Rahman Mubarak bahwa 4 rakaat shalat tidak dilakukan dengan sekali salam tetapi dalam 4 rakaat tersebut dengan 2 kali salam
Ashar : 4 rakaat sebelum ashar (ghair muakad). Kenapa setelah ashar tidak ada shalat rawatib? dijelaskan oleh Ustad Abdul Rahman Mubarak pada kajian tersebut bahwa setelah ashar merupakan waktu terlarang
Maghrib : 2 rakaat sebelum maghrib (ghair muakad) dan 2 rakaat sesudah maghrib (muakad)
Isya : 2 rakaat sebelum isya (ghair muakad) dan 2 rakaa sesudah isya (muakad)
dari 22 rakaat shalat sunnah rawatib tersebut tetapi jika kita melaksanakan 12 rakaat saja (yang sifatnya ghair muakad) Allah sudah menjanjikan akan membangunkan kita rumah di surga nanti MasyaAllah, Maha baik Allah. Tetapi ada pendapat lain juga yang mengatakan bahwa dengan melaksanakan 10 rakaat shalat sunnah rawatib sudah mendapatkan ganjaran akan dibangunkan rumah di surga juga sama halnya dengan melaksanakan 12 rakaat shalat sunnah rawatib tadi. nah kalo hanya 10 rakaat lalu 2 rakaat mana yang tidak dilaksanakan? dari penjelasan Ust. Abdul Rahman Mubarak bahwa 2 rakaat yang tidak dilaksanakan pada pendapat tersebut ialah 2 rakaat sebelum dzuhur jadi total sholat yang dilaksanakan ialah 2 rakaat sebelum dzuhur dan 2 rakaat setelah dzuhur. kedua pendapat tersebut hanya berbeda kedudukan saja dimana melaksanakan 12 rakaat shalat sunnah rawatib tentu lebih utama dari yang 10 rakaat tadi.
Nah, ada penjelasan tambahan terkait pelaksanaan shalat rawatib ini dimana jika kita tidak melaksanakan shalatnya dengan alasan LUPA bukan disengaja atau ditunda maka boleh shalat rawatib tersebut dilakukan di waktu lain. Contoh:
Kita lupa melaksanakan shalat qabliyah subuh maka kita bisa melaksanakannya setelah kita melaksanakan shalat subuh
kita lupa melaksanakan shalat ba'diyah dzuhur maka bisa dilaksanakan sesudah ashar walaupun setelah ashar merupakan waktu terlarang tetapi jika kita lupa untuk melaksanakan shalat ba'diyah dzuhur tadi maka diperbolehkan.
MasyaAllah, sungguh Allah maha baik dengan segala kemudahan yang ia berikan untuk kita melakukan ibadah. Maka itulah poin-poin kajian terkait shalat sunnah yang aku dapatkan. Semoga setelah ini kita bisa semangat untuk membangun rumah kita di surga kelak Aamiin. Oh iya, terakhir terdapat beberapa pertanyaan sebelum ditutupnya kajian beserta jawabannya yang akan aku sisipkan dibawah ini
tanda berhentinya haid bukanlah sudah tidak ada darah lagi yang keluar melainkan sudah keluarnya cairan bening dari tempat keluarnya darah tersebut
puasa wajib tidak boleh digabungkan dengan puasa sunnah. Contoh: puasa syawal tidak bisa digabungkan dengan qada' puasa ramadhan yang kita tinggalkan
Note: shalat Qabliyah ialah shalat yang dilakukan sebelum shalat fardu sedangkan shalat ba'diyah ialah shalat yang dilakukan setelah shalat fardu
Pontianak, 17 April 2024
0 notes