#permaking
Explore tagged Tumblr posts
Text
The Support Roles and Honor Titles for the New Longstar AU
The Historian
Historians are a dual-pronged role, often taken by Elders not ready to fully retire. They are mostly known for keeping accurate records of the Clans, though this may vary in accuracy and information. One Historian may focus more on births and deaths, while another only records the glories of battle. Their secondary role is to keep the Clan bloodlines from crossing over. If a Historian stops you from flirting, it’s most likely because you’re related to your crush. Or they think you’re being an idiot.
The Storykeeper
Every clan needs entertainment, and the Storykeeper is the go-to cat for that. Their stories are often drawn from histories, but may be entirely fictional, and may or may not have a moral. Storykeepers are called upon by queens and kings, Leaders and Elders, by just about every cat at least once in their lives. On cold Leafbare nights or sunny Newleaf mornings, a Storykeeper is a treasured part of the Clan.
Permaqueen/Permaking
A queen or king who have decided that their role lies in taking care of the next generation. Often being trained by Nursery Guards, they watch over kits of all kinds, whether their own or others. Oftentimes they will branch out into other roles, such as Historian, Storykeeper, Tactician, or Herbalist. Traditionally the role has only gone to queens, but occasionally a tom will become a king by choice.
The Tactician
Tacticians are the planners of the Clans. Whether it’s expanding a den, drawing out battle lines, or figuring out what to do with your day off, a Tactician is on the case. They look at a problem from every possible angle before putting out ideas. Often called upon by queens and kings to help their kits find the Role best suited for them.
The Crafter
The cleverest of paws and the artistic of minds become Crafters. They decorate the camp, often helping out Camp Guards, and see that their home is, well, homey. Crafters are called to help other cats decorate their fur, for everyday wear or ceremonial wear, and have the honor of decorating their Leader on Gathering nights. Some Crafters even have made tools, mostly to comb out fur.
The Herbalist
Quite possibly the most overlooked Role in the Clans, the Herbalist grows the herbs used to treat injuries. Many a Warrior sees them as not contributing – they just dig in dirt and water plants? Those warriors do not see the moons of work put into growing plants, often in places they do not grow, and making compost of prey scraps and unusable old herbs from the Healer’s Den.
Honor Titles
Leader
The Head of the Clan, chosen by the previous leader. They have the honor of caring for an entire clan like they would their own kittens, with some Leaders abstaining from having a mate or kits to better care for their constituents. The receive nine lives from Starclan, feeling the death of each life-giver when they die, and are denoted with the suffix -star. For a false leader, known as a False Star, to have extra lives, means they received theirs from another place entirely…
Deputy
The next-in-line to become leader. Usually an older cat with plenty of experience, but sometimes an up-and-comer will be chosen. Many Leaders have a list of cats to succeed them, and chose the one that makes the most sense at the time.
Kit
The youngest of the Clan, usually less than 6 moons old, though sometimes kits can be held back; illness or immaturity or even a Leader’s pettiness. Well beloved and watched with care.
Elder
The retirees of the Clan, sometimes only semi retired. Whether by age or injury, the Elders of the clan are well cared for and protected.
Senior
The highest rank of a Role, often the oldest and most well respected. For a Senior to ask to train a kit is a high honor for both kit and family.
Star-Blessed
The Stars may choose to give gifts to cats, different than the Sight they give to Seers. Whether feeling the pain of another, or having the ability to twist hearts with their words, the Star-Blessed are seen as a sign that times are changing. For ages, Star-blessed have been forced into Support or Healing roles, but this view has been changing as of late. Many cats see being Star-Blessed as a blessing, but for some cats, and the victims of their crimes, it can be a terrible curse.
#my art#warrior cats#warriors#warrior cats au#hello from the void#longstar au#new longstar au#support roles#honor titles#historian#storykeeper#permaqueen/permaking#permaqueen#permaking#tactician#crafter#herbalist#leader#deputy#kit#elder#senior#star-blessed#lining up some foreshadowing...#guess who the bad star-blessed is -wink-
29 notes
·
View notes
Text
Tentang Tanya dan Maaf
Orang orang bertanya padaku,
Apa yg tak kusukai darimu hingga aku belum memantapkan hati bersamamu
Apa mungkin karena wajah lusuhnya dan rambutnya yg tak terawat? Tanya temanku
Itu bisa kita permak lah, lanjutnya
Aku diam, bukan karena setuju
Aku diam, karena aku menyukai rambut panjangnya yang lebat dan ikal itu
Aku kagum pada caranya merawat rambut panjang yang terbilang sulit itu
Suruhlah dia untuk potong rambut, kata orang lain lagi
Justru aku ingin membiarkan rambut panjangnya tergerai tanpa di ikat
Justru aku ingin memberikannya waktu lebih lama bersama mahkota kebanggannya itu
Lalu pertanyaan lain muncul, apa mungkin karena jiwa bebasnya?
Aku diam, bukan karena setuju
Aku diam, justru karena aku menyukai jiwanya yang bebas seperti elang
Terbang kemanapun dengan cangkramnya yg kuat
Dengan kepakan sayapnya yang menjangkau ke pelosok negeri yang tak pernah aku jelajahi sebelumnya
Justru aku kagum pada perjalananya menemukan sesuatu
Justru aku ingin menjadi bagian dari seseorang yang menemani perjalanannya
Aku kagum pada setiap ceritanya
Pada orang orang yang ia temui semasa berjalan
Pada ceritanya yang selalu bermakna
Pada tulisannya
Pada caranya bercerita dan tertawa
Pada candaan konyolnya di ujung percakapan
Pada kelihaiannya menari mengikuti nada nada lagu
Caranya berekspresi terhadap sesuatu
Lalu teman lain bertanya, apa mungkin karena caranya mengendalikan emosi?
Dia memang ledak ledak, sekaligus sayup dalam waktu yang sama
Seseorang yg ingin ku dekap
Dan kuredakan api marahnya
Aku tidak memintanya menjadi orang lain, karena dirinya sendiri yang apa adanya itu sudah membuatku jatuh hati
Lalu masalahnya dimana? Kenapa kalian tidak bisa bersama?
Lebih rumit daripada itu
Aku adalah seorang anak dari sebuah keluarga dengan nama besar dibelakangnya
Aku bukan lagi diriku sendiri ketika menentukan pilihan hidup yang besar
Ada banyak hal yang harus di pertimbangkan
Tentang ini dan itu
Dan bagiku sebuah hubungan saat ini seharusnya akan berakhir serius
Aku tak mau bermain dengan hati
Akupun tak mau menjeratnya dalam hal hal yang ada dalam diriku
Aku tak ingin menjerat jiwa bebasnya
Karena aku tau, jika bersamaku kebebasannya adalah taruhannya
Mungkin terdengar klise tapi aku tak ingin ia menjadi yang bukan dirinya
Karena itu yang aku suka darinya
Jadi biarlah begini saja
Hubungan tanpa arah dan tujuan
Teruntukmu tuan, jika suatu hari kau bertemu wanita tercantik, terbaik, yang bisa memahamimu lebih daripada aku dan pastinya begitu
Aku harap dia yang terbaik untukmu
Menemani setiap perjalananmu yang mendebarkan itu
Ada di sisimu dalam hutan atau lautan
Tapi maaf sepertinya itu bukan aku
Kakiku terikat disini terlalu kuat, tuan
Maafkan aku.
4 notes
·
View notes
Text
nicholas wasn't there
read the previous part here.
Kim Mingyu as Nicholas Wangsa. Jung Chaeyeon as Arabella Alamsyah.
Special Apperance: Cha Hakyeon as Julius Wangsa. Choi Seungcheol as Nayaka Clinton Zhao, Joshua Hong as Agah Martana Kaunang, Xu Minghao as Paris Prabangkara, Chae Hyungwon as Xavier Wangsa.
Special Mention: Bae Yubin as Pingkan Radita Kaunang, Ju Jingyi as Natyara Cordelia Zhao.
---
Hari yang paling ingin dihindari Arabella tiba. Meski berat baginya bangun dari rebah pagi ini, segalanya harus dilewati tanpa cela barang sedikit pun.
"Ingat, kasih kesan baik ke mereka," kata Jadug Alamsyah sebelum meninggalkan ruang rias.
Sambil menarik napas, perempuan itu menyaksikan ayahnya berbalik kemudian menghilang dari pantulan cermin. Setelah mengulas senyum sejenak pada penata rambutnya, Ara menatap pantulan dirinya.
Arabella tumbuh dengan frasa "harus sempurna" terpatri di kepala. Seumur hidup Ara disetir oleh kesempurnaan, baik untuk dirinya maupun keluarga. Sehingga hanya kalimat pujian dan kebanggaan yang ditujukan pada Ara.
Sepanjang hidupnya, Ara memahami bahwa pernikahannya akan berdasarkan perjanjian yang sama-sama menguntungkan. Mengingat apa yang akan diwarisi namanya kelak, perempuan itu telah berhati-hati untuk tidak terjebak hubungan tanpa arah. Setelah sebuah kesalahan, Ara memutuskan diam setidaknya sampai saat Jadug menyebutkan nama calon suaminya.
Perjodohan di kalangan atas bukanlah hal aneh. Keluarga Wangsa mengincar putri Alamsyah satu-satunya pastinya bukan tanpa alasan. Ada perjanjian di belakang punggung Arabella yang hanya diketahui setan dan dua kepala keluarga terkait. Perempuan itu hanya diberi tahu bahwa perjodohannya telah diatur dengan Julius Wangsa dan mereka diminta saling mengenal. Apapun itu, Ara memastikan bahwa yang ditawarkan keluarga calon suaminya tidak main-main.
Dengan kepala penuh asumsi, Ara memilih mengambil ponselnya kemudian melakukan pencarian untuk “Keluarga Wangsa WE Group”. Hasilnya? Tidak banyak terlihat. Hanya putra kedua mereka, Xavier Wangsa yang kerap muncul di artikel-artikel dunia maya.
Siapapun dari keluarga konglomerat tahu bahwa Xavier berhubungan dekat dengan violinist sekaligus sosialita Natyara Oetomo. Mereka berdua dijodohkan sejak lahir dan pertunangan mereka akan digelar dalam waktu dekat. Keluarga Alamsyah mendapat undangan dari Keluarga Wangsa.
Menurut yang Arabella dengar, Julius memutuskan tertarik pada perjodohan dan mulai mencari perempuan yang cocok karena pertunangan adiknya. Kabar burung menyebutkan bahwa Julius tidak ingin Xavier menghasilkan penerus lebih dulu. Membayangkan pria asing itu menginginkan seorang anak laki-laki darinya membuat Ara bergidik.
“Kak, boleh minta yang minimalis aja?” pinta Ara pada penata rias.
“Non Ara bisa telepati ya?” penata rias yang dikenalnya dengan nama Mbak Jamila itu tertawa. “Muka Non Ara memang nggak perlu lebih banyak permak. Dijamin calonnya nanti kelepek-kelepek.”
Mendengar jawaban semacam itu, Arabella tersenyum kikuk. Saat melihat pantulan dirinya di cermin, sanggul sederhananya tampak begitu cantik dan mempertegas garis lehernya. Arabella ingat, Nicholas bilang dia punya leher indah.
“Nicholas…,” batin Arabella. “Apa dia akan datang juga malam ini?”
---
“Pertemuan resminya malam ini.” Suara Clinton seketika terdengar begitu Nicholas memasuki lounge sambil menenteng map berisi laporan.
“Apa?” Nicholas menyerahkan map di tangannya kepada Clinton sebelum duduk di sofa terdekat.
“Mawar hitam lo segera dipetik, malam ini mau ketemu pembelinya,” gumam Clinton seraya membuka laporan dari Nicholas.
“Oh…, calon kakak ipar gue,” kekeh Nicholas.
“Bawa ke rapat kita lusa.” Clinton meletakkan map terbuka di atas meja sebelum mengentuk kertas laporannya dengan telunjuk, “Semuanya harus tau. Perbanyak.”
Titah Clinton membuat Mega, satu-satunya asisten Tritunggal Arctics bergerak. Perempuan muda itu mengabdi pada Agah, namun jasanya kerap diperlukan yang lain pula.
“Ada pesen dari adik gue,” yang satu ini Agah berbicara. “Arabella memang harus diamankan dari si sulung Wangsa, dia setuju.”
Sebelum melanjutkan ucapannya, Agah menatap Clinton sebelum melanjutkan, “Tapi tolong jangan bikin dia terluka. Selain gue, Pingkan cuma punya dia. Dan adik kecil gue itu bisa melakukan segalanya demi Arabella.”
Nicholas menanggapi ucapan Agah Kaunang dengan tawa lirih. “Seperti gue yang akan melakukan apapun demi Clinton,” ujarnya.
---
Acap kali mendengar nama keluarga Wangsa, Nicholas selalu menahan diri untuk tidak memutar bola mata. Sebagai anak yang lahir di luar pernikahan, ia sudah kenyang dengan perlakuan tidak adil hingga cenderung semena-mena.
Berbeda dengan Julius dan Xavier, Nicholas lahir dari rahim seorang sekretaris pribadi. Hanya karena jenis kelaminnya laki-laki, Benedict mengambilnya dan membesarkan Nicholas bersama kedua kakak tirinya, Namun semua orang tahu, anak simpanan tidak akan sepenuhnya diterima.
Sama halnya keluarga konglomerat lain, Wangsa cenderung menjaga lingkar pergaulan terdalamnya tetap kecil. Anak-anak mereka hanya diizinkan bergaul dengan sesamanya. Mereka bahkan mengenyam pendidikan di kelompok belajar yang diciptakan Wangsa turun temurun.
Anak-anak Zhao, Natyara dan Clinton mulai dikirim ke kediaman Wangsa sejak mereka masih begitu kecil. Saat Nicholas datang, kakak beradik Zhao sudah ada di sana. Yang lebih tua tampak mudah membaur dengan anak-anak lainnya, bisa dibilang Natyara adalah favorit dari kedua bocah lelaki Wang. Sedangkan Clinton menjaga jarak.
Di mata Nicholas kecil, Clinton adalah sosok kakak sesungguhnya. Meski tidak pernah mengatakannya, Clinton jelas kentara tidak menyukai bocah tertua Wangsa. Bagi orang di luar konflik samar mereka, Nicholas menyadari Julius menemukan sosok pesaing dari diri Clinton yang lima tahun lebih muda daripada dirinya.
Sama-sama terasing, Nicholas menjadi dekat begitu saja dengan Clinton. Mereka mulai membangun ikatan ketika Clinton menghalangi pukulan bat baseball Julius padanya hingga dahinya bocor. Meski selisih paham dan baku hantam sering kali terjadi, tampaknya Julius menganggap sikap Clinton membangkang. Namun, siapa yang akan tetap bersikap baik terhadap otak di balik pemerkosaan terhadap kakak perempuannya?
Benar, Nicholas ada di sana ketika para lelaki dewasa itu menjadikan Natyara budak nafsu bejat mereka. Nicholas menyaksikan Clinton dengan putus asa menggedor pintu di mana kakak perempuannya dipermalukan. Bukan iba, Nicholas sama marahnya dengan Clinton kala itu.
Salah satu alasan Nicholas masih belum ditendang ayahnya karena Natyara juga menyukainya. Selama Yara memperlakukan Nicho dengan baik dan menaruh minat padanya, baik Julius maupun Xavier tidak akan menyentuhnya. Jika ditanya siapa cinta pertama Nicholas, jawabannya adalah Natyara Cordelia Zhao.
Itulah mengapa Clinton menitahkan Nicholas, bahwa harus dirinya yang mengacaukan perjodohan Julius dan Arabella.
Salah satunya karena… “Nick, Rosa Nera mirip Cece gue, ya?”
Tatkala mendengar ucapan Clinton, Nicholas hampir saja tersedak. Suatu malam di akhir minggu setelah Nicholas pulang dari Paris, mereka membicarakan kemungkinan Arabella bisa direnggut dari cengkeraman Julius.
“Powerful woman, indeed,” jawab Nicholas enggan.
“Gue nggak semata-mata nugasin elo karena balas dendam. Kayaknya lo bisa have fun sama yang satu ini sekalian kurangin beban lo dari urusan Arctics. We are bigger now.”
Senyum samar menghiasi wajah Nicholas. Hanya sedikit yang paham mengapa Nicholas setia kepada Clinton, salah satunya karena perhatian seperti barusan.
“Ya. kita memang makin besar,” gumam Nicholas. “Apalagi Kalantara, he formed his own soldiers.”
“You’re remarkable, Nicholas. Nggak akan ada yang ragu meskipun lo nambah kaki tangan baru. Paris bisa, lebih dari mampu. Tapi rencana kita panjang, lo semua harus ada di sana saat kita berhasil. Just recruit more people and train them. Lebih banyak yang seperti Megatruh, lebih baik.”
Clinton berbicara panjang lebar sementara lawannya mendengarkan dengan seksama.
“Ton, setelah ketemu Arabella in person, gue udah memutuskan lanjut tanpa harus lo yakinin ulang. Cuma, gue akan melakukannya pakai cara gue sendiri.”
---
Meski penyandang nama Alamsyah hanya tinggal dirinya dan sang ayah, kediaman mereka jauh dari kata sepi. Tanpa acara khusus seperti ini saja, si kepala keluarga gemar mengundang koleganya untuk makan malam atau sekadar kumpul-kumpul jika sedang senggang. Malam seperti ini hanyalah salah satunya, walau punya maksud berbeda.
Hubungan antara orangtua dan anak sudah lama sekali renggang. Arabella bahkan lupa kapan terakhir kali bertukar obrolan dari hati ke hati dengan ibunya. Ara sendiri disibukkan dengan kegiatan peagant begitu juga dengan urusan agensi milik keluarganya.Yang kedua sering kali dibuat samar dengan “mengurus pusat pendidikan keluarga”.
Maka perempuan itu bungkam sementara tinggal menunggu waktu saja dipamerkan di hadapan pria yang ingin mempersuntingnya. Saat memasuki ruang makan kediaman Alamsyah, Arabella senantiasa memamerkan senyuman. Lengkung bibirnya tak jua hilang kala anggota keluarga Wangsa satu per satu diperkenalkan padanya.
Benedict Wangsa, Harlina Wangsa, Xavier Wangsa, kemudian...
"Arabella, ini Julius. Julius, Arabella."
Keduanya berjabat tangan sambil bertukar senyum ramah di depan orangtua mereka.
“Julius.”
“Arabella.”
Berikutnya, Arabella membalas tatapan langsung Julius dengan ekspresi bersahaja. Detik-detik itu mereka gunakan untuk saling mengamati fitur dan garis wajah satu sama lain. Lebih tepatnya menggali maksud tersembunyi di balik senyuman mereka. Agaknya, keduanya menyadari intensi satu sama lain.
Arabella bukan tidak menyadari Julius mengubah persepsinya terhadap si gadis kecil Alamsyah. Dari pegangan tangannya, sorot mata, dan garis senyuman Julius kini menunjukkan sedikit kewaspadaan dari semula yang memancarkan kelembutan.
Sedangkan di mata Julius, Arabella memperlihatkan aura tanpa gentar. Si sulung Wangsa itu tidak melihat sedikit saja tanda terintimidasi. Perempuan ini cukup percaya diri, sosok bunga tangguh yang lama tidak akan merangkak padanya.
Setelah suasana di sekitar terasa hening dan sorot mata semua orang mengamati mereka, Julius menarik tangan Arabella mendekat ke wajah. Sejurus kemudian, Julius mengecup punggung tangan Arabella.
“Nah, makasih. Akhirnya kita nggak harus kelaparan malam ini,” suara Xavier mendadak memecah keheningan yang kemudian disambut tawa seluruh anggota keluarga.
---
Alamsyah menyambut Wangsa dengan jamuan Rijsttafel, sebagaimana tradisi gastronomi mereka selama ini. Sementara seluruh anggota keluarga duduk, pelayan silih berganti berjaga di dalam ruang yang sama dan menjalankan tugas.
Sepanjang makan malam, Arabella menyisir wajah satu per satu keluarga Wangsa. Hanya ada empat orang. Arabella tidak salah dengar, ‘kan? Nama pria yang dijumpainya di Paris adalah Nicholas Wangsa. Namun malam ini, wajah yang dikenalnya tidak ada di sana.
“Anak saya ini dulu pada nggak mau dijodohkan. Kaget dong saya, habis Xavier bilang mau menikah sama Natyara, nggak lama si sulung minta dicarikan jodoh.”
Benedict bercerita tentang perjodohan yang kini kebanyakan ditentang anak muda, termasuk Julius.Disebutkan juga mereka kesulitan menentukan kandidat yang dikehendaki Julius sebelum mengambil langkah selanjutnya.
Obrolan dua keluarga bergulir begitu saja. Meski tidak seceria Xavier, Julius juga banyak bicara. Belum banyak hal pribadi yang dipertukarkan. Percakapan di tengah Rijsttafel tidak perlu melibatkan hal yang terlampau pribadi. Alih-alih, mereka membicarakan tentang bisnis keluarga.
“Papaku kebiasaan.” Julius yang duduk di depan Arabella mengatakannya dengan gerak mulut.
Perempuan itu mengangkat kedua bahunya sebelum lanjut bersantap. Saat ini pikiran Arabella terbagi, bertanya-tanya di mana salah satu keluarga Wangsa lainnya dan mengenai kesannya terhadap Julius begitu juga dengan keluarganya.
Seseorang yang mengincar Arabella Alamsyah lewat jalur keluarga seperti ini sudah pasti memahami seluk beluk sisi dunia yang tidak banyak dibicarakan. Jika dilihat dari luarnya, Alamsyah bukan hanya bergelut pada perkembangan teknologi, melainkan juga upaya mereka memeratakan pendidikan. Keluarga ini memiliki jaringan lembaga pendidikan swasta yang tersebar di pulau-pulau besar di Indonesia.
Selebihnya, di balik itu semua ada Salvatore, sebuah badan sekaligus pelatihan intelijen swasta berbasis Singapura dengan Asia Tenggara sebagai cakupannya. Melatih ribuan agen bekerja di bawahnya, banyak di antara alumni Salvatore telah menyusup ke pemerintah. Agensi, seperti yang dibahasakan keluarga Alamsyah, menerapkan sexpionage untuk pertukaran informasi. Klien mereka beragam, mulai dari pejabat, konglomerat hingga organisasi kriminal.
Karena yang satu ini tidak boleh lepas dari genggaman garis keturunan Alamsyah, Arabella dibentuk untuk meneruskannya. Karena hak istimewanya, Arabella tidak harus berkelana menebar jebakan madu seperti para agennya. Sambil menerapkan ilmu yang dipelajari, ia hanya perlu mengangkat citra keluarga sambil melakukan hal-hal yang disukainya.
Arabella menduga jika seorang pria sudah diterima ayahnya sampai ke jamuan makan malam pribadi seperti ini, Julius tahu banyak tentangnya. Hal itu bukan tidak mungkin, Nicholas saja bisa menemukan dan menjebaknya di belahan bumi lain. Padahal sepanjang waktu ia selalu berusaha menghindari orang-orang kiriman entah siapa.
“Arabella, habis makan malam temani Julius jalan-jalan, ya?” Jadug mengusulkan di depan semua orang, mustahil untuk ditolak.
Sambil mengangguk dan mengulas senyum, Arabella setuju, “Boleh. Ara juga mau tunjukin sesuatu ke Julius.”
Perempuan itu mampu menangkap kilat antusias di mata Julius. “Jadi nggak sabar,” pria itu berkata.
“Hmm, kamu suka labirin?”
---
Pertanyaan Arabella rupanya bukanlah basa-basi semata. Kediaman Alamsyah punya taman labirin dengan kolam dangkal dan gazebo di atasnya pada bagian tengah. Salah satu tempat favorit Arabella, meskipun ia lebih menyukai kamarnya atau bengkel seni pribadinya si salah satu paviliun.
Tempat yang punya arti personal ini akhirnya Arabella bagi bersama sosok tak terpikirkan sebelumnya. Saat mendengar Julius menyukai teka-teki termasuk labirin, maka rencana Arabella berakhir sempurna. Perempuan itu hanya ingin menghindari tatapan mata ingin tahu ketika berinteraksi dengan Julius. Baginya, seorang pria akan terlihat aslinya jika ada berdua saja.
Khusus malam ini, taman labirin diterangi lentera-lentera pada sudut tertentu sehingga memungkinkan mereka untuk tetap menemukan jalan dalam gelap malam. Peraturannya sederhana, siapa yang tiba lebih dulu maka akan mendapat hadiah dari lawannya. Karena Arabella tuan rumah, ia mulai lima menit lebih lambat. Lagipula ada banyak cara untuk tiba di tengah taman, namun jalur utama berupa satu garis lurus sudah ditutup oleh pengurus rumah.
Baik Julius maupun Arabella akhirnya tiba nyaris bersamaan. Sehingga diputuskan kali berikutnya bertemu, mereka akan bertukar hadiah.
“Seru juga ya, jadi pengin punya satu di rumah,” komentar Julius ketika mereka tiba di gazebo.
Mereka duduk berhadapan, tempat ini rupanya sudah dipersiapkan lengkap dengan sampanye, jus, air hingga camilan. Semua orang di rumah ini agaknya paham menemukan jalan keluar labirin cukup menguras tenaga.
Julius menuang air ke dalam gelas bersih di hadapan Arabella. Perempuan itu tengah mengatur napas sambil mengamati sikap Julius.
“Ya, aku cukup sering main-main di sini. Makasih.” Arabella mengambil gelas yang bagian luarnya sudah berembun.
“Are you okay to bring me here? Siapa tahu tempat ini terlalu pribadi.”
“Private, indeed. Cuma aku mulai merinding, semua orang mau tau apa yang kita obrolin.”
Mendengar jawaban Arabella, Julius terkekeh. “Oke, kalau gitu aku kasih kesempatan tanya dua kali,” ujarnya.
Arabella mengangkat sebelah alis sebelum balas tertawa, “Irit banget?”
“Disimpen buat ketemu lain kali. Karena, Arabella, kita bakal sering ketemu.”
Ucapan Julius lantas membuat bulu kuduk Arabella meremang. Jika didengar sekilas, kata-kata lawan bicaranya memang tidak terdengar berbahaya. Namun perempuan itu menangkap sedikit getar ancaman dari intonasi Julius. Sengaja ia loloskan tawa untuk mencairkan perasaannya sendiri; mau bagaimana pun ia tidak boleh membiarkan dirinya dengan mudah terbaca.
“Oke, silakan Julius tanya duluan. Sebagai tamu.” Arabella masih mencoba membangun obrolan mereka.
Berikutnya, pertanyaan Julius benar-benar jauh di luar perkiraan. Lelaki itu menanyakan, “Taruhan, tempat ini bukan sudut rumah paling favorit kamu?”
Sementara tangannya mengambil gelas sampanye dari meja yang sudah terisi, Arabella tersenyum tipis. “Katamu, kita masih banyak waktu buat ketemu. Pelan-pelan, kalau kita beruntung ada ruang-ruang lain yang menunggu.”
“Gadis pintar,” ujar Julius sebelum menyodorkan gelas sampanyenya ke arah Arabella.
“Makasih,” sahut Arabella disusul dengan denting kaca yang beradu. “Giliranku. Kamu bisa aja nggak menjanjikan pertemuan lain, jadi apa aku sesuai bayanganmu saat kamu minta semua ini diatur?”
Julius menyesap minumannya dengan tatapan terpaku pada Arabella. “Bayanganku…” sengaja ia memberi jeda sambil mengernyit.
“Biar kita baru dikenalkan, lingkungan ini sempit. Aku selalu bisa dengar, banyak yang bilang Arabella Alamsyah trophy wife material. Bukan berarti kamu nggak pernah berpikir begitu.”
Atas ucapan Arabella, Julius seketika menyadari bahwa perempuan di hadapannya ini tidak akan memakan umpan berupa rayuan. Permainan pikiran dengannya akan jadi sempurna, pikir si sulung Wangsa.
“Waktu aku minta papa atur pertunangan kita, aku memang butuh istri pajangan. Kurasa seenggaknya penerus Salvatore bukan orang tanpa otak. Sekarang bisa dipahami, reputasimu berbanding lurus dengan nilai dirimu,” terang Julius tenang.
Saat menyimak ucapan Julius, Arabella mengulum bibirnya sambil mengangguk. Pertanda lelaki di hadapannya ini murni tertarik padanya. Hanya sekejap Julius memahami Arabella dan preferensinya saat berkomunikasi.
“Besides, ada satu rumor lagi tentang kamu yang harus kucari kebenarannya sendiri.”
Mendengar “rumor”, Arabella sontak terbelalak sebelum menanggapinya dengan tawa. “Kurasa aku bisa tebak,” gumamnya.
“Kita lihat nanti.” Julius mengerling usai menjawab.
“Satu pertanyaan lagi, Julius,” Arabella mengingatkan.
“Seberapa dekat kamu dengan Pingkan Radita Kaunang?”
Begitu nama sahabatnya disebut, Arabella hening sejenak. “Kami panggil satu sama lain ‘istriku’, kami gede bareng kayak kamu dan teman-temanmu. Hanya saja, kami cuma berdua dan kadang ada kakaknya Pingkan.”
Sejujurnya, Arabella penasaran mengapa Julius menyeret nama Pingkan dalam percakapan mereka. Namun tanda tanya yang muncul dibiarkan mengendap di kepala tanpa dilisankan.
“Menarik,” ujar Julius.
Saat tiba di pertanyaan terakhir, Arabella rupanya mampu membuat suasana hangat di sekitar mereka menguap.
“Di antara Wangsa, siapa itu Nicholas?”
Satu saja pertanyaan, Arabella berani sumpah jika senyuman Julius memudar seketika perempuan itu menutup mulut.
Julius mencondongkan tubuhnya ke depan, menghujam Arabella dengan tatapan tajam. “Jadi, adik kecilku itu memperlakukanmu dengan baik, ‘kan, Arabella?”
Perempuan itu membuang napas pendek lalu memamerkan senyum kemenangan. “Gotcha! Keluar juga aslinya,” batinnya.
“Dia ramah.” Arabella mengangguk, sebelum kemudian menuang sampanye ke dalam gelas Julius.
Entah apa yang ada di kepala Julius, hingga tangannya meraih pipi Arabella hingga tubuhnya terlalu condong ke depan. Lelaki itu mendekatkan wajah mereka, hingga tinggal beberapa senti saja.
“Aku janji, pertemuan kita setelah ini, dia akan ada di sana,” ikrar Julius.
( to be continued )
4 notes
·
View notes
Text
SELIMUT RINDU (Bagian 2)
Rintik hujan mulai turun. Cepat-cepat aku membuka pintu pagar sambil melindungi kepalaku dari guyuran air hujan dengan tas ransel yang kupakai. “Assalamu’alaikum bundaaaa......” sapaku se semangat mungkin. Kucoba menyembunyikan segala kegelisahanku di hadapan ibu. Aku tidak ingin menambah beban pikirannya dengan masalah yang sedang kuhadapi. Sejak bapak meninggal, kehidupan kami penuh tantangan. Terutama dari segi ekonomi. Dulu bapak bekerja sebagai satpam di salah satu bank bumn, sedangkan ibu adalah seorang ibu rumah tangga tulen tanpa pekerjaan sampingan. Almarhum bapak memang tipe suami yang sangat memuliakan istrinya. Tidak diizinkannya ibu bekerja agar ibu fokus mengurus rumah tangga terutama aku. Hingga suatu hari, tanpa pernah kami bayangkan sedikitpun, tiba-tiba bapak meninggalkan kami untuk selamanya. Bapak mengalami kecelakaan saat pulang kerja dan meregang nyawa di tempat kejadian.
Semenjak itu, kehidupanku dengan ibu betul-betul berubah. Aku yang saat itu baru saja lulus SMA, sempat mengurungkan niat untuk melanjutkan kuliah. Aku ingin membantu ibu beradaptasi setelah kepergian bapak. Di hadapanku, ibu mencoba kuat, meski aku tau, dalam ketegarannya, kutemukan isak tangis di setiap sujudnya. Butuh waktu setahun untuk membuat ibu kembali ke dapur. Tempat itu menyimpan banyak kenangan bagi ibu dan bapak. Beliau berdua banyak menghabiskan waktu di sana. Nyaris dalam satu tahun pertama setelah kepergian bapak, ibu tidak pernah menyentuh alat-alat dapurnya. Perihal kebutuhan makanan kami, ibu lebih banyak membeli masakan matang di warung daripada memasak sendiri. Sedangkan aku, sejak kecil tidak pernah diizinkan oleh ibu untuk membantu nya belajar memasak dengan alasan, aku diminta fokus belajar agar bisa melanjutkan kuliah di universitas terbaik di negeri ini, yang tempatnya masih satu kota dengan tempat tinggal kami.
Perlahan-lahan kami mulai beradaptasi. Ibu mulai berjualan kue dan menerima permak jahitan di rumah untuk menyambung kebutuhan hidup kami. Sedangkan aku, berhasil masuk ke universitas impian kami dan aku juga berhasil berkuliah disana tanpa mengeluarkan biaya. Memang benar apa yang dituliskan dalam kitab suci kami, bahwa bersama kesulitan ada kemudahan.
“wa’alaikumussalam sayangnya bundaa” jawab ibu atas salamku. Beliau rentangkan kedua tangannya dan bersiap memelukku. Kusambut pelukannya, hangat dan terasa nyaman. Sejenak, hilang semua kegundahanku, kupeluk erat beliau, rasanya tidak ingin kulepaskan.
“bun, maaf ya hari ini Sarah pulang telat tanpa memberitahu Bunda” ucapku, masih dalam pelukan ibu. “gak apa apa sayank. Tapi tolong jangan diulangi ya. Karena ini membuat ibu khawatir Sa” sambung ibu.
Kulepaskan pelukannya, “baik bu, Sarah janji akan selalu mengabari ibu jika Sarah pulang telat” jawabku meyakinkan ibu.
“Alhamdulillah, yaudah sekarang kamu segera mandi dan kita makan malam bersama. Ibu tadi membuat sayur trancam kesukaanmu” lanjut ibu. Aku mengiyakan dan bergegas mandi serta ganti baju, kemudian bergabung dengan ibu yang sudah menunggu di meja makan.
Sambil menyuapkan nasi ke mulutku, aku mengambil ancang-ancang untuk memulai obrolan dengan ibu soal ajakan Zian. Kutarik nafas dalam beberapa kali. Sepertinya, ibu menangkap tingkah ganjilku.
“tumben banget nih anak ibu makan sayur trancam seperti tidak berselera begitu? Ada apa Sa? Apakah ada masalah dengan pengajuan judul skripsimu?” tanya ibu mulai membuka obrolan. Ibuku bukanlah tipe orang tua yang suka mengintrogasi anaknya. Jika ada aku sedang ada masalah, biasanya ibu tidak akan menanyakan langsung apa masalahku, namun beliau akan memancing obrolan yang mengarah kesana. Jika aku tidak nyaman dan masih belum ingin bercerita, biasanya beliau cukup dengan memberi nasehat kepadaku tanpa menyinggung masalahku. Namun sepertinya kali ini berbeda, karena beliau langsung bertanya ke inti masalah, tanpa ada intro pembuka. Rasa-rasanya, wajahku benar-benar kusut sampai ibu langsung bertanya seperti itu.
“emmmm....bun.... bunda ingat nggak sama temenku yang namanya Zian?”tanyaku hati-hati.
Ibu berpikir sebentar, kemudian menjawab “bunda lupa tepatnya yang mana. Tapi, kalo tidak salah ingat, kamu pernah cerita soal dia ke bunda. Kamu bilang kalo kamu punya teman yang sama-sama suka baca series novel Artemis Fowl”.
“nah iya betul yang itu bun!” tanpa kusadari aku merespon cepat tanggapan ibuku.
Ibu menghentikan makannya sejenak, menarik kursi dan mendekatiku “wah sepertinya ada yang menarik untuk dibicarakan nih” ucap ibu sambil tersenyum memandangku dengan tatapan sedikit meledek.
Aku menjadi serba salah dengan ucapan ibu, makananku belum habis tapi tiba-tiba aku merasa kenyang. Sayur trancam yang biasanya menjadi favoritku kini terasa hambar dan saat kumakan seperti tercekat di tenggorokan, bertabrakan dengan kata-kata yang ingin keluar dari mulutku.
“gimana gimana, bunda siap mendengarkan nih. Tapi habiskan dulu makanannya” ucap ibu memberi lampu hijau untuk bercerita.
Demi mendengar ucapan ibu, aku langsung bergegas menghabiskan makananku dan membereskan meja makan kami. Setelah mencuci piring dan perlengkapan makan lainnya, aku bersiap menceritakan maksud Zian kepada ibu.
Pelan-pelan kuceritakan kepada ibu tentang siapa Zian, dimana kami pertama bertemu, hal apa yang membuatku tertarik padanya dan bagaimana hubungan kami selama ini.
“wah dari ceritamu, sepertinya Zian adalah sosok yang menarik ya Sa? Atau jangan-jangan ceritamu berlebihan, jadi sebetulnya Zian biasa saja, namun karena kamu tertarik sama dia, jadi kamu mendeskripisikannya dengan sedemikian menarik?” tanya ibu menggodaku.
“ih enggak bun. Zian memang baik dan menarik hihi. Selama ini belum ada yang membuat Sarah se nyaman ini selain Zian bu. Sarah merasa kalo Zian tuh ngertiin Sarah banget bu. Bahkan sebelum Sarah ngomong, Zian sudah bisa menebak apa yang akan Sarah sampaikan. Canggih kan bu hihihi” ucapku menjelaskan panjang lebar soal kelebihan Zian yang aku rasakan. Menceritakannya mengundang kupu-kupu berkumpul di perutku. Rasanya menggelitik, dan pipiku sepertinya juga bersemu merah karena malu kepada ibu.
“hahahaha Sarah... Sarah, ya pasti Zian adalah yang paling ngertiin kamu, lhawong sebelum sama Zian, kamu gak pernah dekat dengan cowok manapun” ledek ibu.
Aku menekuk wajah, demi mendengar respon ibu terhadap penjelasanku soal Zian.
“loh kok jadi cemberut begitu sih hahhahaha ,,,, terus lanjutan ceritanya bagaimana?” tanya ibu memintaku untuk melanjutkan cerita.
“Zian ingin main ke sini bun...” jawabku menggantung. Hanya itu yang mampu kusampaikan kepada ibu. Ternyata nyaliku belum cukup besar untuk menyampaikan niat Zian kepada ibu. Pikirku, biar Zian sajalah yang menyampaikan sendiri maksudnya kepada ibu.
“yaudah kalo mau ke sini ya ke sini saja. Gak harus ijin ibu kan?” balas ibu
“boleh gitu bun?” tanyaku balik
“lah.... kenapa gak boleh? Hahahha” tanya ibu dilanjutkan tawa renyahnya
“hmmm ... kalo nanti tetangga berpikiran yang tidak-tidak bagaimana bun?” tanyaku khawatir.
Ibu mulai bingung mendengar pertanyaanku.
“kenapa Sarah mengkhawatirkan omongan tetangga. Kan Zian kesini bukan mau ngapa-ngapain Sarah” ucap ibu sambil tersenyum. “Zian boleh main ke sini. Kapanpun itu” lanjut ibu.
Setelah itu kami membicarakan hal lain. Hatiku sedikit tenang karena ibu telah mengizinkan Zian datang ke rumah. Aku tidak sabar memberitahu Zian tentang respon ibu. Semoga saja besok kami bisa bertemu di taman kampus seperti biasa.
********
Keesokan paginya, aku pergi ke kampus dengan semangat karena akan bertemu Zian. Jika kufikir-fikir lagi, rasanya aku malu dengan diriku sendiri. Mahasiswa tingkat akhir yang lebih memikirkan pernikahan daripada menyelesaikan skripsinya. Di lain sisi aku membela diri, bukankah pernikahan juga bagian dari masa depan. Siapa sih yang tidak ingin saat wisuda nanti sudah punya pendamping wisuda yang halal. Aku tersenyum sendiri membayangkannya. Rasanya keren sekali, menjadi seorang istri sekaligus mahasiswa. Kalo lagi malas mengerjakan tugas ada yang nyemangatin. Ada tempat berbagi keluh kesah. Punya sobat sambat yang tidak akan menceritakan keluh kesah kita ke orang lain. Aduhai indah nian semua itu dalam bayanganku.
“drttt .... drttt.... drttttt” gawaiku bergetar, tanda ada pesan yang masuk. Kuambil benda mungil dengan cashing berwarna biru muda itu. Kulihat di layar tertera nama “sunbaenim” yang merupakan nama Zian di kontakku. Aku sengaja menamainya dengan bahasa korea karena itu merupakan bahasa yang kusukai. Dan rasanya lucu saja menamai kontak Zian dengan sebutan itu.
“Sa, maaf aku tidak bisa datang ke taman. Ayah nyuruh aku datang ke kantornya”
Ada selisik rasa kecewa saat membaca pesannya. Kumulai mengetik balasan “aku sudah nunggu kamu hampir satu jam. Masa pertemuan kita batal?” pesan terkirim
2 menit ..... 3 menit... dan 5 menit pesanku belum mendapat jawaban.
10 menit kemudian baru Zian membalas pesanku
“kata ayah, kamu disuruh nyusul kesini Sa” isi balasan pesan Zian
“aku takut Zi. Aku belum pernah bertemu dengan ayahmu. Lagian ayahmu itu wakil dekan Zi. Aku tambah malu nanti” balasku.
Kemudian Zian menelfonku untuk meyakinkan bahwa tidak apa-apa aku menyusul ke kantor ayahnya. Kucoba mengumpulkan segenap keberanianku bertemu dengan ayahnya untuk pertama kalinya. Aku menaiki bus kampus dan turun di fakultas tempat ayah Zian mengajar. Fakultas tempat ayah Zian mengajar merupakan fakultas paling elit di kampusku. Dan ayah Zian merupakan salah satu dosen dan merangkap sebagai wakil dekan tiga di sana. Sesampainya di sana, kulihat Zian sudah menungguku di pintu masuk. Dia melambaikan tangan ke arah aku sambil tersenyum. Aku sedikit berlari ke arahnya.
“Zi beneran ini aku gapapa ketemu ayahmu?” tanyaku khawatir
“gapapa, ayah sendiri yang memintamu datang. Aku sudah menceritakan tentang rencana pernikahan kita ke ayah” jawab Zian dengan wajah berbinar.
Aku kaget, kuhentikan langkahku dengan tiba-tiba sampai Zian hampir menubrukku.
“kamu seriuss???” tanyaku kaget. “lalu bagaimana respon ayahmu Zi? Aku kan belum ngasih jawaban ke kamu gimana-gimananya” lanjutku
“ayah merespon dengan baik. Dan memangnya kamu bakalan ngasih jawaban tidak untuk ajakanku?” tanyanya sambil mengerlingkan mata. “yuk ah, ayah pasti sudah menunggu” ajaknya.
Hatiku semakin berdesir, segerombolan kupu-kupu terasa sedang menari di dalam perutku. Tidak kusangka, janji temu siang itu dengan Zian berakhir dengan pertemuan dengan calon mertuaku. Kira-kira bagaimana ya kesan pertama kami saat bertemu nanti. Selama ini aku hanya mengenalnya melalui karya-karya besar dan beberapa kebijakannya yang digunakan oleh pemerintah dalam bidang perekonomian. Dan hari ini, aku akan bertemu langsung dengannya sebagai seseorang yang spesial dalam hidupku. Tidak pernah kubayangkan sebelumnya dalam hidupku, akan ada skenario seperti ini. Rasanya seperti terlalu sempurna untuk diriku yang biasa ini.
3 notes
·
View notes
Text
Aktivitas Weekend adalah main gitar, Jadi pengen cerita tentang gitar ini. .. Banyak yang mengira ini adalah gitar merek Fender. Itu salah. Walau bentuknya adalah stratocaster, tapi secara keseluruhan gitar ini tidak memiliki merk. Gitar ini murni hasil customku. .. Cerita mulai dari aku bermain di sebuah studio musik yang jelek banget di Denpasar. Penjaga studionya pun kakek nenek yang mungkin tidak mengerti dunia anak band. .. Singkat cerita, aku menyewa studio itu untuk main-main iseng dengan teman-teman. Saat mau membayar sewa setudio, aku melihat sebuah gitar rusak yang tergantung di dinding jadi pajangan. .. Nah, aku tertarik dengan warnanya, dan setelah aku lihat gitar itu adalah Squire Aniversary. Lalu aku tawar sama si kakek, aku tawar seharga 500rb. Dan si kakek langsung setuju, karena kata dia gitar ini rusak dan sudah tidak bisa di pakai lagi. Nampaknya si kakek memang tidak tau harga gitar. .. Mulai deh aku permak gitar itu, aku hanya mengambil Bodynya saja, karena yang aku suka hanya shape body dan warna cat. Sisanya aku pasangi part-part gitar yang aku rasa premium buat aku. .. Pickup Fender Strat 57/62, Dryer Fender Japan Vintage, Wiring Fender USA Standar, Pickguard Fender USA, Hardcase Vintage Fender Mexico dan yang paling mahal neck yang aku beli di ebay langsung import dari USA, mapel bird eye Warmoth dan di cat nitro vintage di Indonesia. .. Klo aku total-total kenaikan harga valuenya naik signifikan. Apalagi klo gitar ini nantinya punya history ya. Pasti lebih naik lagi harganya.
0 notes
Text
Permak tampilan produk anda agar lebih menarik dengan jasa buzzer
0 notes
Text
Mang Kadong Jahit, Pilihan Pelajar Tangsel untuk Ikut Mode
TANGSEL – Bangunan berlapis seng itu tampak tak pernah sepi dari pelanggan yang lalu lalang menenteng pakaiannya untuk dipermak. Bunyi mesin jahit seakan terus bergerak mengerjakan orderan dari para pelanggan itu. Kebanyakan berseragam sekolah mulai tingkatan sekolah menengah pertama hingga atas. Tempat permak yang berlokasi Pamulang Barat, Tangerang Selatan itu lebih dikenal dengan sebutan “Mang…
View On WordPress
0 notes
Text
info main bola Sudah Mulai Panas, Pep Guardiola Optimis dengan Kebugaran Erling Haaland
info main bola – Pelatih Manchester City, Josep Guardiola, yakin kondisi Erling Haaland kini lebih bugar daripada saat ia berada di fase pra-musim yang sama setahun yang lalu, setelah berhasil mencetak dua gol klinis saat melawan Yokohama Marinos.
Man City sukses meraih kemenangan perdana dalam laga uji coba saat menghadapi klub asal Jepang, Yokohama Marinos. Bermain di Japan National Stadium, Minggu (23/07/2023) sore WIB, The Cityzens permak tuan rumah dengan skor 5-3.
Bermain sebagai pemain pengganti, Haaland langsung memberi kontribusi positif lewat lesakan dua golnya hanya dengan tiga sentuhan. Hal tersebut membuat pemain asal Norwegia itu mengoleksi lebih banyak gol daripada yang berhasil ia ciptakan dalam tiga pertandingan pertama musim panas lalu.
Haaland memecahkan rekor pencetak gol terbanyak di Premier League dengan 36 gol musim lalu, mencetak 52 gol di semua kompetisi sebagai bagian dari musim debutnya yang luar biasa di Inggris.
Sudah Lebih Baik Seusai laga, Guardiola mengungkapkan bahwa kebugaran Haaland sedang dalam kondisi yang baik dan ia menyatakan bahwa performa mencetak gol pemain andalannya di pra-musim hanya akan berguna saat musim kompetisi yang sesungguhnya dimulai.
“Membandingkan musim lalu, periode itu. Dia lebih bugar, jauh lebih baik, daripada musim lalu ketika dia tiba,” katanya.
“Saya tahu kami ingin [Haaland] seperti musim lalu. Tapi bukan itu intinya, intinya adalah tidak ada cedera. [Dia] terlihat bagus, tetapi dia masih jauh dari kondisi terbaik, seperti semua orang.”
Siap Beri Ancaman Meskipun demikian, Haaland sebenarnya hanya mencetak satu gol dalam delapan penampilan sebelumnya menjelang pra-musim, tetapi kembali ke performa terbaiknya dengan dua gol yang dicetak dengan baik di Tokyo.
“Jadi, tentu saja penting baginya untuk mencetak dua gol di laga pertama, karena musim lalu di laga-laga terakhir, ia tidak bisa mencetak gol. Yang penting adalah ritme, prinsip-prinsip, konsep yang kami kerjakan setiap saat. Lakukanlah sebaik mungkin.
“Kami tahu persis apa yang harus ia lakukan. Kami mengenalnya dan dalam beberapa pekan ke depan kondisinya akan lebih baik dari sekarang,” tegas pelatih asal Spanyol.
Laga Selanjutnya Man City selanjutnya akan menghadapi Bayern Munchen di Tokyo pada hari Rabu, sebelum menghadapi Atletico Madrid di Korea Selatan dan kemudian kembali ke Inggris untuk menghadapi Arsenal di Community Shield pada 6 Agustus.
#berita bola#berita bola hari ini#berita bola harian#berita bola indonesia#berita bola live#berita bola live hari ini berita bola live indonesia#berita bola live harian#berita bola live terbaru#berita bola live terkini#berita bola online#berita bola saat ini#berita bola terbaik#berita bola terbaru#berita bola terkini#berita bola terlengkap#berita bola terlengkap hari ini#berita bola terupdate
0 notes
Text
TURISIAN.com - Selalu ada berkah dalam setiap Lebaran Idul Fitri. Seperti yang di alami para penjahit. Mereka bahkan kewalahan menerima orderan. Mulai dari potong celana, permak jeans hingga obras baju wanita. Kesibukan para penjahit ini mulai terlihat H-10 Lebaran hingga memasuki lebaran kedua, orderan tetap saja ada. “Bedanya, kalau sebelum lebaran, kita sampai kewalahan. Banyak juga yang ditolak-tolak, karena takut gak selesai jahitannya,” kata Asep, penjahit yang membuka kios di Pasar Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, Minggu 23 April 2023. BACA JUGA: Berburu Oleh-oleh di Sentra Kerajinan Kulit Sukaregang Garut Ditemui Turisian.com di tengah kesibukannya melayani pelanggan, pria yang mengaku nekat buka di hari kedua lebaran ini mengaku banyak menerima pesan whatsapp. “Sejak hari pertama Lebaran, sudah banyak WA yang masuk, mau potong celana, permak dan yang lainnya. Ya, sudah paksakan buka hari ini,” kata Asep. Tak lama berselang, datang seorang ibu membawa baju seragam kepolisian, minta untuk mengubah ukuran. “Aduh bu, ini bisa lama saya gak sanggup. Gak bisa ditunggi. Ini saja, masih banyak yang antre,” ujar Asep. BACA JUGA: Wisata Lebaran di Ibu Kota Jakarta, Kunjungi Destinasi Ini Menurutnya, jasa permak pakaian baik baju atau celana menjelang memang cukup menggiurkan. Omset Rp 800 Ribu Per Hari Selain waktunya relatif singkat, hanya sekitar 15-20 menit per satu baju atau celana yang dipotong, upah yang ia terima pun terbilang lumayan. Yakni Rp 20 ribu per potong pakaian. " Sebelum lebaran kemarin, sehari omset bisa mencapai Rp.800 ribu untuk potong celana. Alhamdullilah,” katanya. Saat ini, rata-rata per hari, untuk potong celanan mampu mengerjakan hingga 20 pakaian. BACA JUGA: Menikmati Petang Di Sisi Istana Cipanas, Tetap Menyimpan Keindahan Asep tidak sendirian, di Lantai 3 Pasar Cipanas ada banyak para penjahit. Dan, lebaran memang bak durian runtuh bagi mereka. Belasan hingga puluhan orderan pakaian baru yang tidak sesuai ukuran, datang silih berganti hanya untuk permak. "Paling banyak biasanya potong celana jeans, akibat ukurannya kepanjangan atau kegedean bagian pinggang," ungkapnya. Namun, tak jarang pula order mendesain ulang baju menghampiri penjahit, agar ukuran pakaian sesuai dengan badan konsumen saat dipakai untuk Lebaran. ***
0 notes
Text
Liverpool Permak Manchester United 7-0 Di Anfield
UPAYA Manchester United untuk mengakhiri puasa panjang kemenangan di Stadion Anfield berakhir dengan menyedihkan. Menghadapi tuan rumah Liverpool dalam lanjutan Liga Primer, Minggu (5/3), Setan Merah dipermalukan setelah kalah dengan skor telak 0-7. Setengah lusin gol Liverpool ke gawang Manchester United yang dikawal David De Gea disumbang merata oleh Cody Gakpo, Darwin Nunez, serta Mohammed…
View On WordPress
0 notes
Text
Raker yang penuh dengan kejutan. Ketika terinfo raker dengan membawa satu tema "itu" saja sudah membuat diri bertanya-tanya. Tumben bukan rencana setahun ke depan yang dibahas?. Walhasil hebohlah kami. Hahaha.
Di tengah kehebohan masing-masing unit menyiapkan bahan, H-1 tema berubah. Hati senang dong, karena bukan PIC tema baru. Eh di hari H sampai lokasi terinfo tema yang "itu" tetap akan dibahas. Bahan paparan mulai dipermak-permak sesuai arahan pimpinan. Dan menyebabkan pasukin kroco ini harus tidur ham 3 pagi tanpa mandi malam. Percuma mandi, sudah pagi.. beberapa jam lahi mandi lagi. Hahaha. Betul juga. Hemat air, padahal males juga.
Di malam pertama acara terinfo Maliq and The Essensials akan tampil menghibur. Tapi sekali lagi pasukin kroco ngga bisa masuk ruangan, karena gala dinner terkhusus para pimpinan.
2 hari raker dengan cuaca Bali yang mendung dan hampir tiap saat diguyur hujan. Taj ada kesempatan anak pantai ini berkunjung dan bermain di pantai.
Next supaya merakyat kami usulkan raker berikutnya mengundang Nela Kharisma, Denny Caknan atau Denny Cagur... Mari mengkoplo bersama
0 notes
Photo
Sulapan Foto lensa AI: Pemicu Kreatifitas Permak Jahil Merancang Gambar Porno
0 notes
Text
𝗢𝘂𝗿 𝘀𝗲𝗿𝘃𝗶𝗰𝗲𝘀.
Dress
Long dress
Kemeja pria
Set kebaya wisuda
Kemben/Kamisol
Rok
Celana wanita
Tunik
Baju anak-anak
Dan lainnya.
𝗔𝗱𝗱𝗶𝘁𝗶𝗼𝗻𝗮𝗹 𝘀𝗲𝗿𝘃𝗶𝗰𝗲𝘀.
Payetan
Permak levis
Mengecilkan pakaian
Potongan celana/dress
0 notes
Text
Shotateen, loliteen, cronateen/nanateen and kodoteen
Shotateen aka shoteen (left, up)
identifying as both shotaage and a permateen.
Loliteen (right, up)
identifying as both loliage and a permateen.
Cronateen/Nanateen (left, down)
identifying as both cronaage/nanaage and a permateen.
Kodoteen (right, down)
identifying as both kodoage and a permateen.
Flags by: me Coined by: unsure if these were coined before so i'm not listing myself Requested by: n/a
Coined the 23rd of October, 2024.
138 notes
·
View notes
Photo
Assalamualaikum 😊 Maaf mengganggu waktu nyah ka🙏😊
Kami dari - Permak Jahit Bandung -
Siapatau kk punya Pakaian seperti Baju kameja, kaos, dress, atau Celana levis, bahan, katun bahkan Jaket yang kebesaran mau di benerin, kami bisa bantu 😊🙏 ,
kami biasa menerima -Permak Pakaian -Permak Celana -Permak Jaket -Dll
untuk sekitaran Margahayu sayati free ongkir hehe klo yang Jauh gimana ? tenang bisa di paketin atau di kirim via Ojol ko ka , kebanyakan customer kami juga sering nyah di paketin 😅
untuk lebih jelas nyah bisa di lihat di sosial media kami
FB :: facebook.com/PermakJahitBandung IG :: instagram.com/permakjahitbandung/ Maps :: g.page/PemakJahitBandung atau bahkan di WEB kami ka
untuk sekarang bisa di Save No WA kami ka siapatau temen atau keluarga nanti membutuhkan jasa kami heheh 😊👌🏼😊🙏😊👍🏼
1 note
·
View note
Text
Penjahit baju wanita Tukang Jahit Rumahan yang sudah melayani jasa Jahit dari tahun 2010 sampai sekarang, customer bisa langsung datang atau yang sibuk bisa kirim bahan dan ukuran. YENI Tailor selain melayani Jahitan beberapa pelanggan butik juga melayani pelanggan perorangan, komunitas, Ibu Ibu Majlis Ta'lim dll area Jakarta Selatan dsk. Yeni Tailor hanya melayani Jahit baju wanita dewasa / anak-anak dan vermak baju dewasa / anak. Kenapa jahit di YENI Tailor - Penjahit Terdekat - Penjahit nya perempuan - Jam buka fleksibel - Model baju sesuai keinginan - Jahitan rapih sekelas butik - Bisa jahit tanpa datang ke tempat - Harga lebih murah - Bayar setelah baju benar² ngepas - Pembayaran fleksibel bisa transfer bank/e-wallet dan QRIS
#penjahit#baju#wanita#tukang jahit#kebaya#baju muslim#terdekat#dress#permak#yeni#tailor#jahit#pakaian#yeni tailor#Jakarta#Jakarta Selatan#murah#bagus#rapih#Qris#jasa#butik#online#pesta#Brukat#handmade#jakarta
2 notes
·
View notes