#penerbit predator
Explore tagged Tumblr posts
Text
Penerbit Predator Ancaman terhadap Publikasi Ilmiah
Penerbit predator adalah masalah serius dalam dunia publikasi ilmiah saat ini. Artikel ini mengulas fenomena penerbit predator, cara mengidentifikasinya, dan dampak negatifnya pada penelitian ilmiah dan akademik. Kami juga akan menjelaskan langkah-langkah yang dapat diambil oleh peneliti dan penulis untuk melindungi keaslian jurnal ilmiah dan menjaga integritas penelitian. Dalam era informasi…
View On WordPress
0 notes
Text
Analisis SWOT yang Harus Dibaca dari Jurnal Akses Terbuka yang Tidak Boleh Diabaikan oleh Spesialis Pengamatan Teknologi
Perkenalan Jurnal akses terbuka semakin populer sebagai alternatif dari metode penerbitan tradisional. Namun, dengan teknologi baru muncul risiko baru dan potensi ancaman yang harus dipertimbangkan. Pada artikel ini, kita akan mengeksplorasi lima ancaman yang muncul untuk [...] https://is.gd/e97a3X
#business #communication #data #education #ict #information #intelligence #technology - Created by David Donisa from Academypedia.info
#akses terbuka berlian#akses terbuka emas#akses terbuka hibrid#akses terbuka hijau#akses terbuka perunggu#akses terbuka platinum#analisis swot jurnal akses terbuka#apakah jurnal akses terbuka buruk#basis data akses terbuka#contoh akses terbuka#contoh ancaman dalam analisis swot#contoh peluang analisis swot untuk siswa#direktori buku akses terbuka#direktori doaj jurnal akses terbuka#doa#hentikan jurnal predator#jenis akses terbuka#jurnal akses terbuka tertunda#jurnal predator dan penerbit#kekuatan analisis swot#kerugian akses terbuka#langkah-langkah proses peer review#model akses terbuka#peer review pasca-publikasi#peer review pra-publikasi#proses peer review jurnal akses terbuka#sains terbuka#Sumber daya akses terbuka#target analisis swot#tinjauan sejawat publikasi mandiri
0 notes
Text
Bacaan 2019
(durasi baca: ~10 menit )
Tibalah waktunya untuk kembali pamer apa yang dibaca sepanjang tahun. Masih kaya tahun-tahun sebelumnya, target bacanya nggak nyampe lagi. Tapi naik jumlah bacaannya dari tahun lalu, jadi 32, targetnya 40.
Mungkin 2020 bakal kunaikin lagi. Naikin aja targetnya terus cuma biar realisasinya naik dikit -__-
Somehow I’m really content with what I read this year. Mungkin karena buku terakhir yang kubaca ‘wholesome’ banget.
ini buku beli di obralan gramedia, emang bukan jenis buku laris dan di obralan pun jarang dilirik. Tapi sebelumnya pernah baca bukunya James Herriot yang “Cat Stories”, jadi tertarik beli ini. Buku-bukunya Herriot tuh memoar, semi-autobiografi, kumpulan cerita dia sepanjang berkarir sebagai dokter hewan.
Aku bilang buku ini ‘wholesome’, karena aftertaste-nya baca buku ini puas banget kaya habis baca buku fiksi tema adventure gitu, semacam buku-bukunya Enid Blyton. Ini kumpulan cerita dia waktu awal-awal dapet kerja jadi asisten dokter hewan habis lulus kuliah, di daerah pedesaan di Yorkshire, Inggris. Kejadiannya sekitar tahun 1938, tapi cara berceritanya asyik banget dan bikin merasa relate.
Pertama kali baca sinopsis di belakang bukunya kayanya berlebihan banget “Rasa humornya, kecintaannya pada binatang, dan minatnya pada manusia terpancar jelas dalam kisah-kisahnya di buku ini.” tapi habis baca bukunya, kalimat itu pas banget. Mungkin juga karena ini ditulis 30-40 tahun kemudian, cara menggambarkan pengalamannya waktu masih umur 20-an udah ada bumbu nostalgia sama bijaknya orang berumur. Juga karena diceritakan dari sudut pandang orang pertama, it makes us wonder how ridiculuous, gentle, hardworking, and awkward Herriot was, as a person. This book was really mood-lifting, walaupun ada juga cerita yang bikin nangis, but i don’t mind, i spent my tears for the right cause lol.
Masih dengan tema binatang, ini buku dah lama di wishlist trus miraculously ketemu di BBW. Kalo buku ini, belum baca bukunya juga dah tau pasti sad ending dan jadi pengen memaki seluruh umat manusia yang hidup di muka bumi. Ini memoar juga, tentang konflik manusia vs. serigala di Alaska yang dirangkum dalam cerita tiba-tiba munculnya seekor serigala liar yang ramah di tengah mereka.
Poin menarik dari buku ini, penulisnya punya pengetahuan tentang dunia binatang dan berusaha menggambarkan kompleksitas kondisi itu se-netral mungkin. Polah tingkahnya manusia ke Romeo, si serigala, ada yang suka banget, ada yang benci banget, si Nick Jans ada di posisi mengagumi dari jauh.
Ada batasan interaksi ke hewan liar yang nggak boleh dilanggar, sebagai sesama binatang harus respect. Istilah keajaiban hewan liar yang mau berteman dengan manusia menurutnya terlalu antromorfis, tindakan yang diambil serigala ya instictively for surviving. Menganggap serigala sebagai hewan baik yang bisa diajak bersahabat dari kacamata manusia, malah bisa membahayakan buat manusia juga serigalanya. Sebaliknya, menurutnya juga nggak adil kenapa banyak manusia mengganggap serigala jahat cuma karena mereka apex predator dan carnivore. Menurutnya banyak manusia udah terlanjur brainwashed sama cerita fabel anak-anak yang menempatkan serigala di pihak antagonis, kaya “Little Red Riding Hood” dan “Three Little Pigs”. Dan sayangnya bias ini udah mendarah daging di sebagian orang, walaupun mereka juga yang mau-maunya hidup di daerah Alaska yang berbatasan langsung sama alam liar.
Buku ini juga memunculkan kembali pertanyaanku tentang proses domestikasi serigala jadi anjing yang kita kenal sekarang. Kebetulan di BBW tuh di science section ada loh buku tentang domestikasi, tapi aku kalahin dulu buat beli yang lain. Ngarep dulu semoga di BBW berikutnya buku itu nongol lagi.
Ini batu pendakian pertama tahun ini haha. Maksudku ini buku yang susah payah bacanya yang pertama habis di tahun ini, udah dibaca dari pertengahan tahun 2018.
Ini edisi terbaru, ilmu genetika sendiri udah banyak perkembangan sejak buku ini terbit, jadi banyak footnotes to address them. Beberapa kali kewalahan bacanya, terutama di bagian yang referencing ke karya scientist lain, jadi dibantu google buat ngerti dulu itu garis besarnya ngomongin apa terus baru balik ke buku ini buat ngerti maksudnya. Tapi overall, bagian Dawkins njelasin idenya sendiri cukup mudah dipahami.
Dari buku setebel ini, mungkin yang paling bisa aku ambil intisarinya bahwa Dawkins bilang ada tingkat yang lebih tinggi dari ‘individu’ kalo ngeliat alasan di balik sebuah behaviour. Bukan lagi kepentingan individu, tapi kepentingan gen. Tindakan individu yang sebelum adanya ide ini, keliatannya kaya pengorbanan demi kepentingan populasi maupun individu lain, sebenernya tindakan egois gen yang udah melakukan kalkulasi kalo tindakan itu lebih menguntungkan. Udah segitu aja yang aku tangkep, wkwk.
Important side note dari baca buku ini, aku merasa harus tanya lagi ke diriku sendiri tentang seberapa dalam aku mengimani Tuhan dan menyikapi pertanyaan-pertanyaanku sendiri tentang topik ini. Bersyukur dikasih kesempatan untuk mempertanyakan, and books that make you wonder deep in your thoughts are treasures.
Habis baca Dawkins, terus aku tertantang baca buku yang dah kusimpen bertahun-tahun. Ini beli di obralan gramed tahun 2014 apa ya, dah kukeluarin untuk dibaca dari awal 2017, tapi malah jadi mousepad doang di meja, trus ada temen main ke kamarku liat, bilang “masa sih kamu baca buku kaya gini? ini cuma buat pamer doang kan? iya kan?” hahahah, she hit the right spot.
Sejak dia ngomong itu, aku jadi baca ini pelan-pelan. Progresnya lama banget karena kan banyak nama dan peristiwa yang aku nggak tau, jadi googling dulu, baca ulang, terus banyak nyerahnya. Cuma ada kemajuan sekitar 1/5 buku. Tapi habis baca Dawkins, aku dapet pencerahan, it’s okay nggak ngerti detil toh intisari yang ditangkep yang selevel sama tingkat pemahaman aku waktu itu doang. With this new mindset, aku ngebut aja bacanya.
Ian Bremmer tu berusaha ‘menyederhanakan’ proses berjalannya sebuah negara ke 'kanan' (menuju demokrasi/negara terbuka) atau 'kiri' (menuju otokrasi/negara tertutup) ke dalam sebuah kurva, namanya kurva J. Gaya nulisnya asyik dan sangat mudah dipahami kalo aku nggak terpaku pada detil. Bab-bab di buku ini ngasih contoh kasus negara-negara dan posisinya di kurva J, termasuk yang pengecualian. Harus diingat ini buku lawas, bahkan terbit sebelum kita baca frase “Arab Spring” di berita-berita, but this book gives us the whole context why this and that happened in our world.
Aku baca buku ini sambil nonton drakor yang latar waktunya agak beda dari saeguk kebanyakan, jadi aku kadang nggak ngeh, dan membaca buku ini sangat membantu. Aku jadi banyak ber-“oooh" karena bisa nangkep konteksnya.
Aku bukan anak twitter, but if you have an account and wanna know more about his ideas and how he reacted to some big moments occurred in the world then check (@)ianbremmer.
Ini buku yang aku maksud waktu aku sambat tentang bukunya fiersa besari, gegara aku males baca novelnya fiersa malah jadi semangat baca bukunya Jared Diamond lagi, hoho. Kaya bukunya Dawkins, udah dibaca dari 2018 tapi belum kelar juga sampe tahun ini, tapi ini karena aku tinggal di rumah sih, males bawa-bawa waktu itu.
Jadi aku lanjut baca lagi tanpa merhatiin detil, somehow apa yang aku tangkep dari "The Selfish Gene" sama "The J Curve" mbantu banget buat baca ini. Kaya nyambung aja gitu.
Ini isinya tentang kajian kehidupan manusia yang masih menyerupai kehidupan leluhur. Banyaknya tentang suku di Papua, karena Diamond sering ke sana buat penelitian tentang burung kan, terus sering pake jasa warga lokal buat jadi pemandu. Karena ini ditulis sama orang dari developed country, perbedaan cara hidupnya sama orang-orang yang masih hidup dalam suku di pedalaman emang kentara banget. Tapi sebagai pembaca yang orang Indonesia, ada beberapa aspek yang ternyata kita masih nggak beda jauh.
Mbuka mata banget tentang gimana kita kadang suka menggeneralisasi cara hidup kelompok lain maupun kita sendiri. Apa keuntungan dan kerugiannya kalo kita memanfaatkan pengetahuan turun temurun dari nenek moyang.
Ada beberapa momen yang Diamond temui, yang kalo kita liat sepintas rasanya kejam banget. Nggak boleh nolong perempuan ngelahirin, mbiarin salah satu anak kelaparan, ninggal orang lemah dan sakit di perjalanan, tapi kalo diliat secara utuh kehidupan mereka emang masih berlandaskan survival instinct, jangan bandingin nilai yang kita sama mereka anut mentah-mentah. Trus ada juga yang bikin dia kagum, mereka nggak malu mengakui rasa takut, "fear is wisdom in the face of danger" kalo kata sherlock. Buat mereka harga keselamatan nyawa tinggi, hidup bisa lebih dari 40 tahun tuh hebat banget, kontras sama beberapa manusia modern yang suka ngatain cemen ke orang lain cuma karena takut sama sesuatu atau yang suka uji nyali ngelakuin kegiatan ekstrim cuma buat hiburan.
Baca bukunya Diamond tu nyenengin karena non-fiksi tapi kaya baca cerita aja gitu.
Buku yang labelnya selalu membuatku menghindar padahal isinya nyenengin banget. Kenapa penerbit gramedia ngasih label self improvement, nggak simply non-fiction aja gitu. Mana terjemahan sub judul nya emang agak njurus ke self-improvement pula. Ku termasuk orang yang males baca semacam self-help atau self-improvement, kalo kata temen isinya kebanyakan nyuruh-nyuruh, hhhh.
Tapi ini tuh nggak. Ini semacam penjabaran topik yang suka dianggep berat tapi penulisannya ringan, aku suka ngasih nama 'nitpick essay' ke tulisan asik kaya gini. Pertama kali ngeh Malcolm Gladwell siapa gara-gara iklan Master Class di youtube, trus cari tulisannya di New Yorker dan langsung jatuh hati.
Topik ini pernah disinggung sama temenku bertahun-tahun sebelumnya, ngasih rekomendasi nonton series Lie to Me. Ngangkat kisah nyata tentang scientist yang mempelajari microexpression jadi drama serial. Sebelum baca ini aku nonton itu dulu, tapi cuma kuat sampe season 3, soalnya makin lama plotnya makin amburadul dan dramanya makin dibuat-buat, masalah klasik series kalo dah kebanyakan episode.
Selain tentang microexpression, topik keseluruhannya tentang how fast human's mind interpret something. Termasuk juga bias kognitif, mau kita denial kaya apa juga harus mengakui ada di antara kita, yang udah rasis tanpa bermaksud rasis misalnya.
Beberapa orang nggak suka tulisannya Gladwell karena kurang science-y, hmm gimana ya, intriguing tapi nggak cukup dalam, takutnya malah misleading gitu. But i don't mind, latarnya Gladwell emang jurnalis bukan scientist, jadi emang semacam pengantar aja, kalo mau serius mempelajari topik ini ya buka referensi lain. I really enjoy how he write, ingin liat Master Class nya tapi kok ya nggak pengen mbayar -___-
Aku lupa tau buku ini dari mana, tapi pokoknya dah lama aja nangkring di wishlist. Nyari-nyari tapi kok susah, ternyata versi terjemahannya bukan dari penerbit besar. Ini nemu di buku akik, coba deh cek akun LINE, ig, atau toped (@)bukuakik. Maybe you're intersted in books they curated.
Ini vibe-nya kaya James Herriot, bedanya ini memoar seorang neurolog sama pasien-pasienya yang kasusnya unik-unik. Oliver Sacks nggak nyeritain mereka sebagai objek observasi, lebih ke gimana dia takjub dalam interaksinya sama mereka. Yang baca juga bisa ngrasain betapa dedicated dan besar rasa sayangnya sama pasiennya.
Cerita-cerita orang ini kaya mbawa yang mbaca ke wonderland, felt so absurd tapi nyata. Juga bikin makin amazed in how human's brain work, tiap manusia padahal punya satu tapi nggak ada yang ngerti sepenuhnya kerjanya gimana
Sebelum ada versi terjemahan, dulu somehow nemu tulisannya Davidowitz, trus jtuh hati juga. You can read them here.
You can guess isinya dari sampulnya, tapi lebih banyak berkutat di data google user di U.S. sih. Tapi tetap banyak cerita yang mindblowing, bikin makin parno berinternet, tapi tetep aja oversharing haha.
Mungkin lebih asik kalo baca versi aslinya sih, ada beberapa istilah yang mbingungin karena bahasa indonesia. Ada yang harus kutranslate balik in english baru ngeh maksudnya gimana.
Oya, ini aku beli di grobmart, pas diskon lumayan gede. Kalo mau cari toko buku online murah, cek grobmart.com, harga normalnya aja diskon 15-20% dan ongkirnya ke seluruh Jawa cuma 5rb. Cuman prosesnya agak lama, tapi kalo murah sih otomatis dimaklumi.
Tahun ini baca fiksi lebih dikit dari non-fiksi, yeay! Jadi novel yang berkesan cuma dikit. Satunya udah kubuat tulisan di "Ceritanya Review: I'll Be Right There". Satunya buku di atas ini.
Ini buku paling tebel yang kubaca tahun ini. Ceritanya kompleks tapi plotnya rapi. Tokohnya bejibun tapi nggak kehilangan kekuatan karakterisasi di tokoh yang penting. Cuma endingnya agak buru-buru menurutku. Tapi kalo baca pengantarnya, bakal maklumin karena ini karya pertama Grisham jauh sebelum terkenal dengan series Rogue Lawyer.
Yang suka sama intriguing story yang konfliknya seputar masalah keadilan dan kemanusiaan, atau yang kuliah hukum tapi cari referensi yang ringan, ini recommended banget sih. Mungkin tahun depan bakal baca bukunya yang lain.
So, this is the end of show off session. Seperti tahun sebelumnya, makasih banyak yang sudah bersedia minjemin, ngasih rekomendasi, dan ngasih buku. Di tahun 2020 tetep menerima pemberian buku dan rekomendasi dengan senang hati, you can leave dm or comment here.
Also thanks for reading this until the end.
010120 00:06
Mau ngepost tanggal 31 nggak keburu. Ngasi foto jepretan sendiri, tapi males ngatur biar keliatan estetik hhh.
13 notes
·
View notes
Text
Daftar Jurnal Predator 2017 Muncul Kembali Setelah "Jeffrey Beall List" Menghilang
Daftar Jurnal Predator 2017 Muncul Kembali Setelah “Jeffrey Beall List” Menghilang
Nazroel.id – Awal Januari 2017, berita menghilangnya daftar jurnal predator (predatory journal) termasuk publishernya dan jurnal bajakan (hijacked journal) dari situs yang dikelola Jeffrey Beall (scholarlyoa.com) sempat membuat kalangan akademisi terheran-heran.
Walaupun Jeffrey Beall sendiri menolak berkomentar (baca disini), banyak beredar informasi bahwa Beall banyak mengalami teror dari para…
View On WordPress
0 notes
Photo
From @endy_ukilled - #NDReview Selasa, 23 Mei 2017 Spesifikasi Komik : ~ > Judul : #SaikesRepeatedDays > Jumlah Volume : 5 volume, ongoing > Judul Asli : #SaikeMatashitemo > Penerbit Asal : #Shogakukan ~ > Pengarang : #FukuchiTsubasa > Penerbit di Indonesia : #ElexMedia ~ > Tahun Terbit (Vol.1) di Indonesia : 2017 > Harga : IDR 22.500 Intermezzo, awalnya saya mau mereview #Predator tapi saya baru sadar kalau komiknya ada di rumah (saya sedang di kost saat ini) makanya hari ini saya pilih Saike. Dari pengarang #TheLawOfUeki dan #AnagleMole. Saya akan langsung mereview vol 5, jika merasa ini akan jadi spoiler, silakan berhenti baca dari sini. Setelah dijelaskan tentang Oracle milik #KuzushiroSaike yang menggerogoti nyawanya setiap kali digunakan, Saike jatuh pingsan dan masuk RS. Di sisi lain, #KurodaYumeo akhirnya berhasil menemukan pemilik Oracle yang bisa menidurkan sasaran, termasuk Adik Kuroda. Kuroda akhirnya berhadapan dengan "Setan Penidur", #SakagamiYuki, walau prediksi yang dilihat Kuroda bermanfaat, Kuroda tetap kalah. Saat itu #HizuEiji dan #AnnaEgerton datang membantu menggantikan Saike yang "pensiun". Namun hasilnya buruk, Saike yang mengatahui hal itu memilih untuk melanggar janji agar tidak membuat temannya, #KaratachiMikan, khawatir, dan kembali menggunakan Oraclenya demi menyelamatkan banyak orang, walau nyawa taruhannya. Di akhir cerita, Saike lagi-lagi pingsan, tapi kali ini, saat ia sadar ia tak mengenal Hizu dan Anna, bahkan ia juga tidak tahu apa itu Oracle. Untuk cerita, 9.5/10 ide cerita yang menarik, adegan aksi yang memukau, selipan komedi yang tepat sasaran, apa lagi yang kurang? Untuk artwork, 9/10 ciri khas dari Fukuchi Sensei, chara yang imut, terkadang suram, baguslah pokoknya~ Sangat direkomendasi. Mumpung volumenya belum jauh dan stoknya masih ready di Gramedia dan toko buku lainnya, kuyla~ dikoleksi, wajib. #Komik #KomikElex #Manga #NDCollection #NDStandForEndy http://ift.tt/2sFINzw
0 notes
Photo
From @endy_ukilled - #NDReview Sabtu, 27 Mei 2017 Spesifikasi Komik : ~ > Judul : #Predator ~ > Jumlah Volume : 7 volume, tamat di volume 9 > Judul Asli : #HitoKui > Penerbit Asal : #Shogakukan ~ > Pengarang : (story) #Mita, (art) #OtaYokan > Penerbit di Indonesia : #ElexMedia ~ > Tahun Terbit (Vol.1) di Indonesia : 2014 > Harga (Vol.1) : saat itu masih IDR 18.500 Intermezzo, komik ini sedikit kekurangan "cinta" dengan kata lain, peminatnya kurang, padahal ceritanya bagus kok. Well, setelah ini saya akan langsung mereview vol 7, karena itu yang merasa ini akan jadi spoiler, silakan stop baca mulai dari sini. Dokter #SasakiAkira sudah mencurigai bahwa #YoshidaKana menjadi Predator dan membentuk sarang. Kecurigaannya terungkap saat anggota Cloud, Tachibana, menyerang Kana. Sasaki menghalangi Tachibana, sedangkan Kana kabur bersama #TakasakiShizuku yang masih belum tahu jika Kana adalah Predator. Sasaki berhasil melepaskan diri dari Tachibana, lalu pergi menyusul Kana dan Shizuku. Namun saat itu, Kana tengah memangsa Shizuku. Sasaki berhasil menyelamatkan Shizuku dari gigitan Kana, kemudian muncul #KurusuShu yang melumpuhkan Kana, tapi tidak membunuhnya. Shu ingin Sasaki lah yang membunuh Kana dan menjadi sosok Cloud tersakti. Untuk cerita, 9/10 bagus, ide ceritanya unik walau kesannya sedikit berbelit-belit karena plot twist yang ekstrim. Untuk artwork, 9.5/10 indah, terutama saat penggambaran sosok Predator dan mimik wajah tiap karakternya. Sangat direkomendasi. Komik ini butuh cinta dan kasih sayang, jadi pinanglah dia wahai man-teman~ #Komik #KomikElex #Manga #NDCollection #NDStandForEndy http://ift.tt/2rioR5u
0 notes
Text
Alasan dari Jeffrey Beall Mengapa Daftar Jurnal Predator Menghilang di Situsnya
Alasan dari Jeffrey Beall Mengapa Daftar Jurnal Predator Menghilang di Situsnya
Nazroel.id – Seketika proses menulis draft ketiga buku perdana saya yang berjudul “Cara Praktis Publikasi di Jurnal Internasional yang Baik dan Berulang” salah satu sub bab nya membahas daftar jurnal predator dari Jeffrey Beall, berisi tulisan berikut ini:
Jeffrey Beall mendefinisikan istilah penerbit dan jurnal predator untuk pertama kalinya pada tahun 2010.1) Beberapa jurnal atau penerbit…
View On WordPress
#Jeffrey Beall#jurnal#jurnal internasional#jurnal predator#publikasi#publikasi ilmiah#publikasi internasional
0 notes