#pekansucipaskah
Explore tagged Tumblr posts
Text
Hari Rabu, Hari Raya Rindu katanya, dan aku rindu hari raya
...
Rindu itu berat dan, ya, ternyata aku ndak cukup kuat menanggungnya. Bongkar muat fotopun kulakuin sepagian ini demi meringankan rindu. Nostalgia akan rayanya pekan suci paskah tahun lalu sebentar lagi tertuang di paragraf-paragraf di bawah.
...
Mulai dari Minggu Palma, yang sering disebut sebagai gerbang pekan suci. Hari ini kulalui bareng dua kawanku, Vinsen dan Nita, di Gereja St. Yoseph, Matraman, Jakarta. Misa berlangsung meriah. Ada perarakan yang dimulai dari selasar sekolah di samping gereja.
...
Bersyukur sekali akhir pekan itu aku lagi di ibukota. Setelah misa aku langsung ke stasiun untuk kembali ke Semarang, lalu lanjut ke Mranggen, Demak, tempat kerjaku saat itu.
...
Senin masuk kerja, Selasa juga masuk kerja. Sore harinya aku berniat nonton Ave Maryam di mal Paragon, Semarang. Naik bis trans ke arah Simpang Lima dan Pandanaran, eeeh, tetiba ada dorongan hati untuk ke gereja katedral. Mampir aja gitu. Nyampe sana, kaget, "lha kok rame?". Ternyata ada Misa Pembaharuan Janji Imamat dan Pemberkatan Minyak. Misa ini belum pernah kuikuti seumur hidupku ngaku katolik. Hahahha. Jadilah bertahan sekitar dua jam di Gereja Katedral St. Perawan Maria Ratu Rosario Suci, Randusari, sebelum nonton di bioskop.
Ehm, ya, aku sendirian.
...
Lalu besoknya libuuur. Rabu, 17 April 2019, hari pemilihan umum. Hari nyoblos foto presiden pilihan. Aku masih di Mranggen. Kamisnya juga kumasih di sana, masih masuk kerja. Nah, sorenya baru mulai perjalanan menuju Jogja. Di sanalah rencananya aku merayakan Trihari Suci Paskah, bareng adekku, Sandi.
...
Niat awal ikut misa Kamis Putih di kampus adekku, di Paingan, yang mulai pukul 18.00 WIB (kayaknya). Etapi batal. Bis yang kutumpangi terlalu lama ngetem di pertigaan Sukun, kena macet di Magelang, dan baru sampai di Terminal Jombor pas azan maghrib. Setelah hitung cepat, muncul prediksi, "wah, ra nyandak ki nek aku arep misa ng Paingan". Waktu itu proyek underpass Kentungan masih bikin macet. Langsung aku ubah haluan, kirim pesan ke Nita br. Purba, adek sepupuku. Nanya jadwal misa yang dia tahu dan nanya dia ikut yang kapan dan di mana. Gereja St. Antonius Padua, Kotabaru, jawabnya. Sip, langsung pesan ojek online dan langsung cus ke sana. Syukurnya masih dapet tempat duduk di samping Nita dan kawannya. Kelar misa kurasa lapaaar. Bergeraklah kami bertiga ke depan Hotel Graha Kinasih buat makan nasi goreng. Kenyang, lanjut ke Paingan. Tidur.
...
Esok harinya kulalui dengan berpindah ke banyak tempat. Aku ikut tiga ibadat.
...
Pertama, ikut ibadat Jalan Salib di Gereja St. Antonius Padua, Kotabaru. Ini sebenarnya di luar rencana.
Jadi pagi-pagi aku kan ke Stasiun Lempuyangan, demi ketemu dan dadah-dadah sama kawanku. (Anglir namanya. Dia musafir asal Karawang, yang baru kelar jelajah Jogja dan mau lanjut eksplorasi Surakarta.) Nah, dari sana aku jalan kaki, niat nyari sarapan, eeeh, berakhir di sini, ikut ibadat jalan salib deh.
...
Kedua, ikut misa Jumat Agung di Ruang Drost, Lantai 4 Gedung Utama Kampus III Sadhar, Paingan. Dari jendela lantai empat di siang itu kuliat Gunung Merapi yang lagi cantik-cantiknya. Cukup jadi teman mengatur napas setelah nanjak sekian puluh anak tangga dari lantai dasar.
Misa ini kuikuti dengan duduk di samping Sandi dan kawannya, Aldi. Umat yang hadir ruame buangettt, dan hampir semuanya mahasiswa. Sering senyum aku tiap ga sengaja dengar komentar modus dek adek mahasiswa ini. Dalem hati, "duh, fokus woooy, fokuuus".
...
Ketiga, ikut ibadat Tenebrae di Skolastikat SCJ, Kaliurang. Bersama Sandi, Wiwit, dan kawan-kawannya sesama frater SCJ, kuikuti upacara ini dengan khidmat.
...
Ibadat Tenebrae dilakukan untuk merenungkan Tujuh Sabda Yesus di kayu salib dan Pemakaman Yesus Kristus. Diawali dengan dengan ritus pembuka dan kemudian dilanjutkan dengan renungan ketujuh sabda Yesus di atas kayu salib. Setelah sabda dan permenungan dibacakan, lagu dinyanyikan, dan kemudian misdinar mulai mematikan satu persatu lilin yang ada di altar. Lilin besar yang diletakkan di tengah altar adalah simbol Yesus sendiri, sedangkan ketujuh lilin yang lain adalah simbol dari ketujuh sabda terakhir yang diucapkan Yesus ketika tergantung di salib. Setelah ketujuh lilin dimatikan, semua lampu di dalam kapel juga dimatikan. Kegelapan (tenebrae) menyelimuti kapel, hanya tersisa cahaya dari lilin besar yang merupakan cahaya dari Sang Terang, Yesus Kristus sendiri.
Ada prosesi selanjutnya setelah ini, hmmm, tapi lebih baik kalian baca sendiri ya di blog-nya SCJ. Google, please.
...
Ibadat ini juga sekaligus mengarahkan pada perayaan Malam Paskah.
...
Selanjutnya misa Sabtu Vigili atau Malam Paskah. Tak ada satu fotopun kuabadikan di momen ini. Tak tau kenapa. Mungkin karena memang lupa atau karena khusyuk sekali berdoa sepanjang 3 jam berjalannya misa? Hmmm, ya, kurasa aku hanya lupa. Hahahha.
...
Minggu Paskah
Aku ikut misa di Kapel St. Maria Bintang Samudra, samping RS Panti Rapih. Lagi-lagi bersama Sandi, bersama Wiwit lagi-lagi. 😁
Sengaja misa di sini demi kesempatan dengar koor Wiwit dan kawan-kawannya dari Kaliurang. Oiya, mereka ngepit lo dari rumahnya ke kapel ini. 👏🏽 (Ngepit itu naik sepeda, btw. 🤭)
Mereka bawain lagu Haec Dies dengan sangat nge-bass dan meriaaah. Senang telingaku dengarnya. Hatiku juga senang. Dan tanpa rencana air mataku jatuh. Aku terharu.
Sampai juga aku di hari raya favoritku di sepanjang usiaku ngaku katolik. Aku bersyukur, sungguh bersyukur. Perayaan Paskah 2019-ku lengkap! 😊
...
Raijua, 8 April 2020
#paskah#pekansucipaskah#paskah2019#pekansucipaskah2019#aku#kangen#perayaan#tapi#mau#gimana#sekarang#lebih#penting#sehat#dan#gak#kena#corona#aka#covid19#sabaaar#paskah2020#pekansucipaskah2020#begini#dulu#ya#nanti#paskah2021#pekansucipaskah2021#ramerame
2 notes
·
View notes