#nama perempuan dari india indonesia
Explore tagged Tumblr posts
Text
Tour
Lagi taking a break dari habis jalan 1 jam di uncomfortable tour oxford dalam rangka mental health awareness weeknya MPLS. Terus bisi lupa isinya apa kayanya bagus kalau ku-rekap di sini biar nanti kapan-kapan bisa dibaca lagi.
Mostly temanya sih jelas di “representativeness”. Kalau ditanya “siapa alumni Oxford/orang dari Oxford yang terkenal?” yang keluar selalu nama-namanya: Perdana Menteri UK e.g., Boris Johnson, Tony Blair, David Cameron, C.S. Lewis, Tolkien, Cecil Rhodes, Bill Clinton, Albert Einstein… apa kesamaan dari mereka semua? ALL WHITE MEN. (exception ada sih Margaret Thatcher dan Teresa May buat PM-nya UK tapi mereka 2 dari sekian puluh).
Jadi tadi tournya mostly bahas women in Oxford, queers, trans, dan kemudian gimana si Uni ini treat sex worker.
Dimulai dari Radcliffe Observatory bahas Radcliffe quarter dan kemudian stigma nurses vs doctors (yang emotionally intelligent itu biasanya women, jadi yang jadi nurses ya woman aja, while doctor itu yang lebih pinter jadi dokter itu laki-laki). Terus dari situ jalan dikit ke Somerville bahas first woman colleges di Oxford. Dulu Oxford (dan Pendidikan pada umumnya) masih terbatas banget buat laki-laki. Perempuan bisa ambil course tapi harus ada chaperone, ada curfew, boleh ikut exam tapi gabisa dapat degree. Dulu pemikirannya “kalau perempuan bisa dapat degree nanti dia akan kehilangan ke-wanitaannya!! Jangan sampai wanita dibolehkan menjadi “rasional” dan “logical” seperti laki-laki! Let them be the emotional ones!”. Selain Somerville, ada colleges lain seperti St. Hilda’s, LMH, dan St. Hugh’s yang juga adalah women colleges. Terus menarik banget, kalau lihat peta Oxford, si colleges yang progressive ini cenderung ada di periphery-nya Oxford, di utara ke arah Summertown atau di timur. Yang di tengah-tengah dan tua-tua ini betul-betul yang all-men colleges.
Sekarang sih Alhamdulillahnya komposisi Oxford udah 51 woman: 49 man yah. Jadi udah lumayan banget-lah progresnya.
Dari situ bahas princess dari India yang sekolah di Sommerville juga namanya Catherine Hilda Duleep Singh yang disinyalir juga sebagai queer/lesbian karena beres dari Oxford dia tinggal di Kassel bersama seorang governess dan di last will-nya dia minta disemayamkan di samping si “teman”-nya ini. Di post ini juga dibahas gimana intersectionality played role: kalau kita kaya, walaupun kita punya (dianggapnya dulu) “penyimpangan seksual” (sekarang juga masih sih di Indonesia), bakal bisa bebas-bebas aja.
Dari Sommerville lanjut jalan ke St. Paul’s Nursery (yang adalah masih punyanya Sommerville juga), terus bahas gimana si Dorothy Hadgkins pioneer untuk bikin nursery itu. Dia kalo gak salah melahirkan(?) pas lagi jadi fellow di situ dan dikasih paid leave 3 bulan dan dari situ muncul konsep maternity leave di academia terutama di Oxford. Di pos ini yang dibahas lebih ke gimana being women di academia, challengesnya dan stigmanya apa aja: we need more childcare or system yang supporting woman, more permanent contract, more flexibility (gak harus 9-5 di office), visible role model, orang-orang di atas yang juga paham & mau ngerti tentang challenges yang dihadapi oleh woman (soalnya susah lah mau naik posisi kalau standar yang dipake antara laki dan perempuan, terutama ibu, sama), sexism, dst.
Jalan ke world war memorial yang di percabangan Woodstock rd dan Banbury rd, di situ bahas transman Michael Dillon, salah satu graduate Oxford juga, gimana dia dari kecil merasa dia bukan di tubuh yang benar, selalu sporty ikut rowing, dan akhirnya dia belajar hormone dan mulai pake hormonal method buat transisi sampai akhirnya operasi plastik. Dia udah lumayan berkarir ok di kapal, terus di-out-in sama newspaper, jahat banget emang. Akhirnya dia cabs ke India buat belajar Buddhism, terus akhirnya dia meninggal di sana. Dia terbitin autobiography posthumously yang akhirnya nyeritain semua struggles dan challenges dia. Terus diskusi yang terjadi di sini adalah: what are the problems with current society on trans people? Mostly jawabannya ya stigma, kemudian gimana trans itu dianggep “penyakit jiwa”/”medical condition”. Terus juga gimana belum ada istilah “trans” dulu in English. “Trans” is a relatively recent word. Ku dari sini juga jadi mikir masalah gender binary ini di Indonesia yang kita tahu sendiri kayak di Bugis yang mana gender tuh gak cuma 2 gitu kan: laki-cewek aja, tapi ada 5 apa ya kalo gaksalah.
Dari sini pindah ke Lamb & Flag dan bahas masculine culturenya Oxford. Dari sini juga ku baru tahu bahwa historically di Oxford ada 2 hal yang diasosiasikan dengan masculinity : 1. Sports (rowing contohnya), dannnn 2. SHOPPING. Sekarang di 2024 ini, gender yang diasosiasikan dengan shopping adalah wanita, tapi apparently dulu, orang (terutama di Oxford) dianggep laki banget kalau suka belanja! Belanja ini termasuk outfit, cigars, alcohol, berapa banyak pubs/bars yang bisa dikunjungi dalam semalam, parties, sampai koleksi barang-barang antik/rare (*ehem* pak hashim djojohadikusumo). Kalau pernah nonton Riot Club, atau denger Bullingdon Club, Oxford tradition juga rich banget dengan exclusivity, membership fee setinggi langit untuk masuk elite club tertentu. Sampe sekarang masih exist btw turunan dari ke-elitan budaya ini: Formals, yang mana tiap formals harus ganti dress dan pake black ties, balls, terus juga Oxford Union. Bahkan sampe sekarang orang mau exam harus pake sub-fusc!! Btw cukup menjelaskan kenapa ku di dalem hati gak suka banget formals, dulu tuh bingung karena aku juga anaknya yang mayan extroverted dan suka ketemu orang baru dan ngobrol, tapi memang ternyata duduk manis lama-lama di meja Panjang pake dresses & makeup sambil di-serve 3 meal courses gini tuh reeks of elitism yah. Di dalem hati ngerasa something’s wrong aja gitu.
Udah deh. Terus last point adalah di depan Clarendon building bahas gimana Uni dan Oxford Council nge-treat sex workers/prostitutes di jamannya dulu. Tentu saja kalau di tempat yang banyak (dominasi) laki-lakinya, a lot of sex pasti terjadi. Jadi dulu di Oxford ya banyak prostitutes juga (apalagi dengan beban akademik yang sungguh tinggi). Terus pas yang di sini detailsnya udah nggak terlalu dengerin tapi intinya Uni jadi harus bayar 10pence/wanita yang ditangkep oleh council gitu buat ngebebasin si sex workers ini(?) – am not quite sure, bakal baca lebih lanjut habis ini. Tapi iya, intinya ada semacam rule yang didispense juga bahas gimana woman student has to dress in a certain way, behave and talk in certain way, supaya bisa kelihatan kalau si student ini bukan sex worker. Pertanyaan yang didiskusikan adalah: gimana impact dari rule ini ke jaman sekarang? Orang-orang bahas gimana (lagi-lagi) perempuan kena double standard: cowok banyak sex dianggep cool, cewek dianggep sluts; kemudian di conference misalnya, jadi cewek agak susah karena kalau makeup berlebihan people won’t take us seriously, tapi juga kalau underdressed dikira gak niat/gak menarik buat disamperin, sebagai cewek harus ngejelasin lebih Panjang lebar kalau kita ini adalah engineernya/saintisnya, bukan sekretaris prof kita misalnya, terus the mental energy and time taken cuma buat figuring out what dress to wear, is it too sexy? Yang mental energy and time ini betul-betul bisa dipake buat yang lain yang lebih produktif.
HAAAAAAH. Panjang betul. Tapi udah sih gitu aja sepertinya rekap dari tour ini. Kemarin aku ikut tour yang ke OXCIS! Ini seru juga dan lebih di zona nyaman aja sih karena ku tahu Islam (yaiyalah) dan tempatnya gak se-public tadi. Tadi itu ku semacam was-was juga kayak takut ketemu orang wkkw padahal mah ya gapapa juga kan jadwal saya yang atur sendiri yah. Selasa ku ikut Multaka tour di Pitt-Rivers yang seru juga. Terus Senin sebetulnya ada seat kosong dikabarin last minute buat walk in Botanical garden tapi ku mager ke sananya jadi skip.
Duh udah lama banget belum rekap kehidupan juga lagi yah. Intinya seru sih 2 weekend terakhir ku main 2 jam badminton di Brookes, terus sempat ngepub, ke encampment ngasih hand sanitizer, terus ngapain lagi yah. Udah sih itu. Dateng ke publishing book eventnya Tamsin, kemarin volcano lunch, ku ada draft yang harus kusubmit besok deadlinenya tapi belum kusentuh wkwkw. Tapi iya belakangan ini lumayan seru lah kehidupan.
Sepertinya itu dulu. Ku ini mau jajan dan Zuhur dan mengambil tas di Cohen Quad, lalu berusaha bekerja(?) I don’t know we’ll see.
Ciao!
Radcam 16/05/2024 16:06
1 note
·
View note
Text
Dangdut is The Music of My Country
JUNI 2010
“Neng, ikut abang dangdutan, yuk!” ajak seorang lelaki dewasa kepada seorang perempuan yang berjalan di depannya.
“Najis lo!” seru perempuan yang diajak itu dengan ketus.
Hahaha, pasti Sob-X tau kan potongan dialog di atas berasal dari film apa? Yup, Mendadak Dangdut yang dibintangi si cantik Titi Kamal. Tapi, kita nggak bakal ngomongin film itu kok. Kita bakal ngebahas dangdut sebagai musik itu sendiri. Hayo, siapa di antara Sob-X yang suka lagu dangdut? Nggak usah malu! Atau, masih ada yang menganggap dangdut musik nggak mutu? Wah, jangan berpikir sesempit itu atuh!
Walaupun orang Indonesia terdiri dari banyak suku dan etnis yang beraneka ragam, tapi salah satu akar budaya bahasa kita adalah bahasa Melayu. Nah, dari bahasa atau budaya Melayu ini, berkaitan erat loh dengan musik dangdut itu sendiri.
Dangdut merupakan salah satu genre musik yang berkembang di negara kita dan berakar dari musik Melayu pada 1940-an. Dalam perkembangannya, banyak terpengaruh musik India (tabla atau gendang) dan Arab (cengkok dan harmonisasi). Tahun 1970-an, dangdut telah matang dalam bentuk kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap musik lain, mulai keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house music.
Penyebutan "dangdut" sendiri merupakan tiruan dari suara permainan gendang yang khas dan didominasi bunyi dang dan ndut. Dalam sebuah artikel majalah awal 1970-an, nama "dangdut" sebetulnya sebutan sinis sebagai bentuk musik Melayu yang sangat populer di kalangan masyarakat kelas pekerja saat itu. Tapi, coba lihat dangdut saat ini. Semua kalangan menyukainya karena bisa buat goyang. Hehehe.
Itulah kenapa musik dangdut masih disukai dan tetap bertahan sampai saat ini. Karena dangdut adalah musik yang asyik buat dinyanyikan dan tentu saja… cocok untuk dibawa goyang. Ngaku deh, siapa sih yang nggak tergoda untuk menggoyangkan pinggul saat "Kopi Dangdut"-nya Fahmi Shahab melantun dari radio? Atau, siapa yang nggak tahan untuk menggerakkan tangan ketika Evie Tamala mendendangkan "Selamat Malam"? Wah wah wah, rasanya pengin goyang sampai pagi dah!
So, dangdut memang bukan musik bawahan. Buktinya, banyak yang suka dan penggemar fanatiknya juga banyak di penjuru Nusantara. Tiap resepsi pernikahan, bahkan kampanye pun, dangdut kerap disuguhkan sebagai hiburan. Jadi, nggak ada alasan buat nggak suka dangdut. Selain bisa menghilangkan penat kita karena musik dan goyangannya. Dangdut juga musik asli Indonesia. Sudah jadi kewajiban kita untuk melestarikannya.
Ifqhi Chal Bisri, mahasiswa Ilmu Administrasi Negara beropini, dia demen banget sama dangdut. Tapi, dangdut yang lama alias zaman Bang Oma. “Gue suka dangdut. Tapi, gue nggak demen kalau dangdut dibuat koplo. Gue paling demen sama lagu-lagunya Rhoma Irama. Lagu-lagu kayak "Begadang", "Mandul", dan "Judi" itu enak-enak tuh,” ungkap cowok yang biasa disapa Ichal ini.
Ichal mengaku suka dangdut sudah dari SMA karena sering mendengarkan ibunya menyetel lagu-lagu dangdut. See, dangdut emang asyik, kan? Dangdut emang is The Music of My Country dah! (naufal/xpresi)
0 notes
Text
UT Adalah Pelopor
UT Adalah Pelopor Bagi orang awam mendengar nama Universitas Terbuka (UT) itu seperti mengawang-awang. Tak pernah terpikir bagaimana sistem dan metode kuliah di UT. Bagi orang awam, pendidikan tatap muka adalah yang terbaik. Kampus konvensional pun menjadi rebutan. Sementara pembelajaran jarak jauh (PJJ) adalah sesuatu yang belum terbiasa dilakukan. Aneh rasanya, belajar sendiri, mandiri. Pandangan orang awam itu pun mulai terkikis dengan adanya Pandemi Covid-19. Mau tidak mau, dengan adanya pandemi, pembelajaran tatap muka berubah menjadi PJJ. Hal yang sudah UT lakukan bahkan sejak berdiri di tahun 1984, sebelum Covid-19 melanda bumi.
Banyak orang mungkin masih belum tahu, pemerintah mendirikan UT dengan niat mulia. Rektor Universitas Terbuka Prof. Ojat Darojat, M.Bus., Ph.D., pun menceritakan asal mula Universitas Terbuka berdiri 39 tahun lalu. Kepada awak media Ojat menjelaskan, “Saat itu, Indonesia berhadapan dengan 3 masalah besar.” Pertama, kata Ojat, pemerataan akses pendidikan tinggi pada masyarakat di seluruh Indonesia. Bagi masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, terluar, tidak bisa menikmati jasa Pendidikan tinggi di Indonesia. “Bisa karena masyarakat ekonomi menengah ke bawah, terkendala biaya kos, ongkos, dll." ”Kedua, di negeri ini, pada tahun 1984 sudah terdapat banyak Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dengan skema pendidikan konvensional (tatap muka), yang ternyata sulit penerapannya bagi orang-orang bekerja atau working people. “Sulit bagi orang yang sudah bekerja untuk mengikuti kuliah secara tatap muka. Padahal mereka ingin meningkatkan kompetensinya." ”Ketiga, pada tahun 1984, terjadi lonjakan jumlah lulusan SLTA yang sangat signifikan dan tidak tertampung di PTN. Daya tampung PTN terbatas, sementara mereka tidak bisa masuk ke Perguruan Tinggi Swasta karena biaya terbatas. Banyak lulusan SLTA yang tidak tertampung di negeri, sehingga itu menjadi permasalahan pemerintah. Padahal mereka generasi bangsa yang akan melanjutkan tugas-tugas pembangunan selanjutnya."
Oleh sebab 3 masalah besar yang bangsa kita alami itulah maka didirikan suatu perguruan tinggi yang terdesain secara berbeda dengan Perguruan Tinggi konvensional atau yang menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM). "Didirikanlah UT, dengan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Tentu berawal dengan berbagai pengkajian, ada studi visit yang pemerintah lakukan ke Inggris,” tutur lelaki yang meyakini posisinya saat ini bisa dia raih berkat doa sang ibu. Makna Terbuka Sejumlah negara pada saat itu baru mendirikan perguruan tinggi jarak jauh dengan alasan pendirian persoalan beragam. Di antaranya adalah Inggris, India, dan Pakistan. Di Inggris, British Open University yang saat ini berubah menjadi United Kingdom Open University (UKOU) menjadi landmark apalagi berdirinya sejak 1969. Makna kata open, kata Ojat, mengacu ke beberapa hal. Pertama, terbuka kepada orang. “Orang itu siapa saja, laki-laki, perempuan, tua, muda. Semua boleh, tidak boleh ada yang terkecualikan, tidak boleh ada yang termarjinalkan.” Di Indonesia, syaratnya harus memiliki ijazah SLTA. Namun, di UKOU, kata Ojat, lulusan TK atau SD pun bisa bergabung mengikuti perkuliahan. Kedua, terbuka kepada tempat. Di manapun, di belahan bumi ini, pendidikan itu harus hadir. “UT satu-satunya yang mendapat izin dari pemerintah untuk melakukan pendidikan terbuka dan jarak jauh (PTJJ)."
UT bisa terakses oleh masyarakat di manapun di Indonesia, luar negeri, di manapun mereka tinggal. Bukan hanya masyarakat yang tinggal di kota besar, tetapi juga daerah terpencil. Di pulau-pulau terluar itu harus menjadi kesempatan. Tidak termarjinalkan. Maka UT terdesain untuk memberikan pendidikan tinggi kepada seluruh masyarakat ketika mereka tidak mempunyai akses ke pendidikan tatap muka. Ojat menuturkan, dalam konteks pendidikan jarak jauh, bukan mahasiswa yang datang ke kampus, tetapi kampus lah yang datang ke rumah-rumah mereka. “UT hadir, datang, mengetuk pintu mereka dengan bahan ajar yang terrancang khusus pendidikan jarak jauh." Bahan ajar itu berupa modul. Kumpulan modul-modul disebut Buku Materi Pokok. “Modul adalah sumber utama pembelajaran mahasiswa. Kepemilikan modul oleh mahasiswa, sama pentingnya dengan kehadiran dosen di ruang kuliah." Selain bahan ajar dalam bentuk cetak, UT juga menyediakan dalam bentuk digital. Bagi mahasiswa yang membutuhkan, UT memberikan layanan bantuan belajar dalam bentuk tutorial tatap muka (TTM). Adanya kemajuan teknologi informasi membuat UT menyediakan layanan bantuan belajar dalam bentuk tutorial online (Tuton), tutorial webinar (Tuweb), serta tutorial melalui radio dan televisi. Kemudian UT bisa terjangkau dan dirasakan kehadirannya oleh masyarakat di mana pun termasuk golongan ekonomi apapun, maka biaya di UT harus terjangkau. “Tidak boleh mahal, harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat,” ujar pria kelahiran 26 Oktober 1966 itu. Biaya termahal UT adalah kisaran Rp 3,5 juta. Namun mahasiswa juga bisa mengambil per SKS dengan biaya Rp 35 ribu per SKS.
“Karena terjangkaunya biaya kuliah di UT, tak ada lagi alasan bagi masyarakat untuk tidak mengenyam Pendidikan tinggi." Mahasiswa UT, lanjut Ojat, bisa mengikuti ujian di mana pun. Di gunung, laut, sambil bertani, dan lainnya asalkan ada jaringan internet. Untuk menjaga kualitas SDM dan menghindari adanya joki, UT sudah menggunakan Face Recognition. Sistem itu akan menyamakan wajah mahasiswa dan juga dapat memperhatikan gerak-gerik mahasiswa jika menyontek. UT juga tidak menerapkan skripsi pada perkuliahannya. “Skripsi hanya salah satu cara yang ditempuh PT untuk mencapai capaian pelajaran atau kompetensi. Tidak harus skripsi bisa cara yang lain. Nah, UT dari awal tidak pilih skripsi. Kita Tugas Akhir Program (TAP), Karya Ilmiah; yang sebelumnya ujian komprehensif, macem-macem.” Adanya penyesuaian, kata Ojat, adalah hakekat dari Merdeka Belajar. “Dan UT dari dulu sudah seperti itu. ”Kelebihan UT lainnya, tidak ada tes seleksi dan tidak ada drop out. Memiliki semboyan Long Life Learning, UT menjadi tempat yang tepat untuk belajar sepanjang hayat. Bahkan, Ojat tidak menampik, ada saja mahasiswanya yang baru wisuda setelah 20 atau 30 tahun mengenyam pendidikan di UT. “Waktu tempuh tidak terbatasi, bahkan bisa sampai seumur hidup dan tidak ada drop out.” President Asian Association of Open University (AAOU) atau Asosiasi Pendidikan Jarak Jauh se-Asia periode 2020-2024 itu pun menambahkan, “UT, menjadi solusi bagi siapapun yang tidak bisa menempuh Pendidikan tinggi dengan tatap muka.” UT Menuju 1 Juta Mahasiswa Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan tinggi di Indonesia saat ini baru 31 persen. Artinya, masyarakat Indonesia berusia 18-23 tahun yang menikmati Pendidikan tinggi baru sebanyak 31 persen. Menurut Ojat, angka itu masih ketinggalan dengan Malaysia (40 persen), Thailand (42 persen), Singapura (70 Persen), dan Korea Selatan (90 persen). Menristek Dikti pada Kabinet Kerja (2014-2019) Mohamad Nasir pun sempat berpesan pada dirinya saat pelantikan sebagai Rektor UT di tahun 2017, untuk terus meningkatkan jumlah mahasiswa dan memperluas jangkauan pelayanan UT hingga pelosok Tanah Air.
Sementara Presiden Joko Widodo pernah menyampaikan pesan agar pendidikan bisa masuk ke seluruh pelosok Nusantara dengan kualitas yang baik. “Itu suatu amanah yang diberikan presiden, pemerintah untuk Indonesia Emas 2045,” kata Ojat. Maka dari itu, sejak memimpin UT, Ojat pun mencanangkan program layanan “Melesat Menjadi Satu Juta Mahasiswa”. Sebagai langkah awal jumlah mahasiswa targetnya 500 ribu di UT pada akhir tahun 2023. “Alhamdulillah, target awal itu terlampaui pada 18 September. Sebanyak 525,360 mahasiswa telah melakukan pembayaran registrasi.” UT terus-menerus meningkatkan kualitas layanan di semua bidang. Dari sisi kualitas SDM pun siap. Oleh karena itu, banyaknya public figure dan tokoh nasional yang berkuliah di UT juga menunjukkan pendidikan yang UT tawarkan semakin diminati. “Word of mouth bisa terjadi jika terdapat kesan yang baik dari para mahasiswa itu ketika kuliah di UT.” Adapun para public figure itu antara lain Anang Hermansyah, Tamara Geraldine, Dina Lorenza, Rey Mbayang, Angga Yunanda, Bayu Oktara, Bonita eks JKT 48, Novi Herlina, dan lainnya. Juga atlet nasional seperti Candra Wijaya. Sementara tokoh publik di antaranya Bambang Soesatyo, Moeldoko, Wiranto, AM Hendropriyono, Hadi Tjahjanto, (Almh) Ani Yudhoyono, dan masih banyak lagi. “Kalau dulu, UT lebih banyak mahasiswa yang berprofesi sebagai guru, sekarang banyak juga yang berprofesi sebagai polisi. Dan kini para artis dan tokoh publik juga banyak yang ingin kuliah di UT.” Tantangan UT ke Depan Ojat Darojat mengakui, masih ada beberapa tantangan ke depan yang harus UT hadapi. Masyarakat masih banyak yang belum memahami sistem pendidikan UT. Banyak orang belum memahami mengapa UT berdiri. Ojat mencontohkan, dalam hal sertifikasi, instrumen akreditasi yang UT gunakan terkadang tidak sesuai dengan konsep PJJ. Kampus yang sedari awal sudah memiliki konsep yang berbeda dengan Pendidikan tatap muka (PTM), harus mengikuti standar PTM.
Sudah ada upaya pemerintah untuk membuat instrumen PJJ, tetapi masih ada bagian dari instrumen yang belum sesuai. Seperti misalnya UT dianggap tidak menerapkan seleksi akademik untuk mahasiswa, padahal memang dari awal UT berdiri untuk memudahkan masyarakat mengenyam pendidikan tinggi. Hal lain, bagaimana UT terus meningkatkan kolaborasi kemitraan, resource sharing dengan berbagai mitra. “UT agar bisa murah maka konsep pengembangannya itu resource sharing. Di awal pendirian UT sudah dinyatakan seperti itu,” kata Ojat. UT tidak perlu memerlukan banyak dosen, tidak perlu banyak profesor, dan tidak perlu mendirikan laboratorium di seluruh Indonesia. Demikian Tutur Ojat. “Kita resource sharing dengan yang lain, termasuk dosen. Kalau kita merekrut karyawan tutor atau dosen, mendirikan lab di seluruh Indonesia, biaya kuliah akan menjadi mahal. UT tidak boleh begitu. Yang penting akses untuk mendapatkan lab dan tutor tersediakan. Misalnya saja, kampus PTN lain memiliki professor, UT tidak begitu, tetapi UT bisa minta tolong para profesor itu untuk membuat bahan ajar misalnya. Dibuat dalam bentuk modul dan disebarkan kepada mahasiswa kita.” “UT akan terus membangun kerja sama, mari bersinergi dalam rangka menyukseskan program pemerintah, mencerdaskan anak bangsa dan kita tidak pernah menganggap sebagai kompetitor. Semua adalah kawan yang punya tugas bersama-sama.” Dia menambahkan, “Untuk sukses tidak bisa sendiri, perlu bekerja sama, UT siap bekerja sama dengan lembaga manapun.” Kendala lainnya, banyak mahasiswa UT kesulitan mengakses internet. Terutama untuk daerah terpencil. “Saya membutuhkan BTS untuk mereka bisa menikmati bahan ajar online yang sudah kita siapkan. Selama ini di area terpencil, banyak mahasiswa UT sampai mahasiswa naik ke pohon, saking ingin ikut kuliah online. Oleh karena itu, perlu dukungan pemerintah bagaimana kebutuhan BTS bisa terpenuhi di lapangan” Sumber : nasional.tempo.co UT Adalah Pelopor Media Universitas Terbuka Hong Kong & Macau Uthkg.com Read the full article
0 notes
Text
Bunga asoka (Ixora coccinea) adalah genus tumbuhan berbunga di famili Rubiaceae, ini adalah satu-satunya genus di tribus Ixoreae. Genus ini terdiri dari pohon dan semak tropis evergreen dan memiliki sekitar 562 spesies. Meskipun asli dari daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia, pusat keragamannya ada di Asia Tropis, Ixora juga tumbuh secara umum di iklim subtropis di Amerika Serikat, seperti Florida dimana Ixora umumnya dikenal sebagai West Indian Jasmine. Nama umum lainnya termasuk viruchi, rangan, kheme, ponna, chann tanea, techi, pan, siantan, jarum-jarum, jungle flame, jungle geranium, cruz de Malta dan lain-lain.
Bagian nektarnya yang manis sangat disukai oleh anak-anak. Mereka akan memetik kelopak bunga, kemudian akan ditekan-tekan hingga keluar cairan bening, kemudian mereka menghisap cairan manis mirip madu yang keluar dari bunga soka. Cairan manis tersebut bukan air biasa, tetapi cairan bunga yang bercampur dengan nektar dan menghasilkan rasa manis seperti madu. Bukan hanya menghisap nektarnya, anak-anak Indonesia biasa merangkai bunga asoka hingga menjadi gelang, bahkan ada juga yang membuatnya menjadi mahkota. Biasanya kegiatan ini dilakukan oleh anak-anak perempuan di pedesaan.
Tanaman ini memiliki daun kasar, mulai dari 3 sampai 6 inci panjangnya, dan menghasilkan sekumpulan besar bunga-bunga kecil di musim panas. Ixora lebih menyukai tanah asam, dan merupakan pilihan yang cocok untuk bonsai, tumbuhan ini juga merupakan pilihan populer untuk pagar di beberapa bagian Asia Tenggara. Dalam iklim tropis Ixora berbunga sepanjang tahun dan umumnya digunakan dalam pemujaan Hindu, serta dalam ayurveda dan pengobatan tradisional India.
Bunga asoka cenderung bergerombol dengan warna umumnya merah terang, tapi ada juga yang berwarna kuning, jingga, atau merah muda. Asoka memiliki empat benang sari dan kepala sari yang terdapat pada bagian mahkotanya. Asoka memiliki akar tunggang yang menjalar ke bawah sebagai penopang pohon, dengan warna akarnya berwarna coklat. Nah, yang ingin saya observasi kali ini adalah bunga asoka yang berwarna kuning.
Tanaman ixora dapat diperbanyak dengan cara stek batang. Perawatannya cukup mudah. Tanaman ini dapat tumbuh dalam kondisi tanah apapun, intensitas cahaya matahari penuh dan diberi penyiraman yang cukup. Bunga asoka juga bisa memiliki warna yang beragam, beberapa bunga dapat memiliki warna yang beragam bisa jadi karena pengaruh pigmen, terkena Sinar Ultraviolet, perubahan iklim, proses penyerbukan, dan lain-lainnya.
Ada banyak sekali keunikan dan manfaat dari bunga asoka. Selain memiliki warna yang beragam dan memiliki filosofi yang unik, bunga asoka juga memiliki manfaat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Salah satunya mencegah anemia. Zat besi yang terkandung pada tanaman bunga asoka dapat merangsang produksi sel darah merah sehingga sangat baik untuk mencegah tubuh kekurangan pasokan sel darah merah dan hemoglobin. Maka dari itu, bunga asoka banyak sekali disukai oleh orang-orang.
1 note
·
View note
Text
Raja / Ratu /Rani ?
Jika dalam bahasa Indonesia modern, RATU identik dengan perempuan, maka pada era Jawa Kuno, tokoh Sañjaya yang laki-laki pun memakai gelar Ratu.
RATU adalah sebutan untuk pemimpin masyarakat Jawa Kuno. Setelah budaya India masuk kemari barulah leluhur kita mengenal sebutan RĀJA yang berasal dari bahasa Sanskerta. Artinya, sebelum budaya India datang, leluhur Jawa sudah punya peradaban sendiri, sudah punya budaya sendiri, sudah punya bahasa sendiri, sudah punya sistem kemasyarakatan sendiri.
Ratu adalah bahasa Jawa Kuno yang berasal dari dua unsur, yaitu ...
ra = beliau/kata sandang penghormatan
tu = yang ditunjuk
(Mohon koreksi bila salah)
RATU (Jawa Kuno) memiliki makna yang sama dengan ḌATU (Malayu Kuno). Hal ini selaras dengan pertukaran bunyi ḍ & r pada kosakata berikut,
ḍatu = ratu
hiḍung = hirung
pĕḍih = pĕrih
uḍang = urang
dan sebagainya.
Pada zaman sekarang, istilah Ratu kaprah disebut sebagai pasangan Raja. Ada Raja Dangdut, ada Ratu Dangdut. Padahal, dalam bahasa Sanskerta, pasangan RĀJA adalah RĀNĪ.
Dalam bahasa Sanskerta tidak ada kata RATU, yang ada ialah RATŪ, bermakna "ucapan benar" dan menjadi nama untuk sungai Surgawi. Menurut keyakinan Hinduisme, di bumi ada Sungai Ganggā, di surga ada Sungai Ratū. Jadi, Ratū di India bukan pasangan untuk Rāja.
Kesimpulannya ...
Bahasa Sanskerta :
* rāja = king
* rānī = queen
* ratū = true speech, name of celestial river
Bahasa Jawa Kuno :
* ratu = king
Demikian, terima kasih.
Heri Pur
0 notes
Text
25 Inspirasi Nama Bayi Perempuan India Indonesia Terunik
25 Inspirasi Nama Bayi Perempuan India Indonesia Terunik
Nama Bayi Perempuan India Indonesia – namaanakperempuan.net. Saat memilih nama anak, Ayah dan Bunda pasti saling bertukar ide nama. Agar bisa menemukan pilihan nama bayi yang tepat. Bahkan juga calon orang tua kerap kali mengkombinasikan ide nama bayi yang satu dengan lainnya. Seperti kombinasi nama bayi perempuan india indonesia dan artinya. Dimana gabungan nama ini dapat memberikan kesan yang…
View On WordPress
#kombinasi nama bayi perempuan india indonesia#nama anak perempuan bahas india indonesia#nama anak perempuan india indonesia#nama bayi perempuan india hindu dan indonesia#nama bayi perempuan india indonesia dan artinya#nama perempuan dari india indonesia#rangkaian nama bayi perempuan india indonesia
0 notes
Text
Buat hilang puas
Rumah Sewa
Aku menyewa sebuah bilik di tingkat dua di sebuah rumah kedai. Di
tingkat dua itu, ada 10 bilik. Aku orang kedua yang paling lama
menyewa bilik di situ yang mana bilik itu berharga RM230 sebulan
termasuk bayaran api dan air.
Di bilik hujung ada pasangan India Muslim serta anak perempuan yang
berusia 4 tahun. Di bilik sebelahnya, seorang lelaki Cina berusia 30an
duduk sendirian. Di sebelahnya, bilik anak dara orang Kelantan berusia
24 tahun. Di sebelah bilik Ros, barulah bilikku. Di sebelah bilikku, bilik
Kak Wan dengan suaminya. Aku tak tahu nama suaminya kerana dia
tak pernah tegurku sedangkan isterinya amat peramah. Aku nampak
suami Kak Wan lebih muda dari Kak Wan yang nampak sudah berumur.
Di sebelah bilik Kak Wan, bilik janda bersama anak lelakinya yang
berusia 6 tahun. Bila aku terserempak dengan janda yang ku tak tahu
namanya, aku tanya mana suaminya. Dia kata ada sedangkan aku tak
pernah nampak suaminya. Rupa-rupanya dia janda. Dia malu nak
mengaku janda takut aku tacklenya.
Di hadapan bilik janda itu, sepasang suami isteri Melayu. Di bilik
sebelahnya ada perempuan Indonesia yang selalu menjaga anak janda
yang kutak tahu namanya itu. Di bilik tengah di hadapan bilik lelaki
Cina itu ialah sepasang suami isteri Melayu dengan anak lelaki berusia
dua tahun.
Di bilik hujung di hadapan bilik India Muslim itu ialah bilik kosong
yang masih belum disewa orang. Yang aku nak cerita ini hubunganku
dengan bini orang yang duduk di hadapan bilik Cina itu.
Dia panggilku Pak Cik setiap kali terserempak. Aku tak kesah kerana
aku memang dah tua berumur 54 tahun. Nama bini orang itu Zura. Aku
tahu bila Kak Wan selalu panggil namanya Zura.
Tubuh Zura kecil saja. Dan setiap kali dia mandi, dia berkemban
dengan tuala. Kulitnya hitam manis dan nampak macam anak mami.
Dia kata dia asal dari Kelantan tetapi aku tak pernah dengar slang
Kelantannya.
Suatu petang sewaktu aku terserempak dengannya di bilik air, dia kata
boleh tak nak pinjam duit.
“Berapa banyak?” tanyaku.
“RM10 saja pak cik,” katanya.
“Nanti pak cik hantar duit ke bilik,” kataku yang baru sudah mandi.
Lepas pakai baju dan kain pelikat, aku mengetuk pintu bilik Zura.
“Zura ambillah dan tak payah bayar balik,” kataku
“terima kasih pak cik,” katanya.
Sejak itu banyak kali dia pinjam duit denganku. Hari itu dia nak pinjam
RM50 tapi dalam poketku ada RM15 dan terus aku beri semua
kepadanya. Kesian juga aku lihat Zura dan anaknya.
Pada suatu malam Zura bergaduh dengan suaminya yang gemuk itu
pada jam 12 tengah malam. Suaminya baru sampai di bilik. Zura halau
suaminya tapi suaminya kata nak keuar dai bilik itu boleh tapi kena
bayar hutangnya RM4 ribu terlebih dahulu.
Pagi esoknya aku terserempak dengan Zura di bawah masa dia nak
pergi kerja.
“Apasal bergaduh malam tadi?” tanyaku.
“Laki saya malas kerja. Dia ikut kawannya jual ayam bukannya dapat
gaji bulanan. Suruh cari kerja, malas cari kerja,” katanya.
“Sabar,” kataku.
“Dahlah sewa bilik saya bayar,” rungutnya lagi.
Suaminya yang aku tak tahu nama kurang mesra alam. Tak pernah
tegur aku tapi dengan Kak Wan dia rancak pula bercakap. Patutlah
Zura selalu meminjam duitku. Rupa-rupanya suaminya tak bekerja.
Sebagai orang lama di tingkat dua itu, aku baik dengan semua
penyewa. Bila bossku beri buah nangka, aku beri kepada Kak Wan
suruh dia beri kepada semua penyewa. Aku batuk. Sebab itu aku tak
boleh makan nangka. Jadi lebih baik sedekah kepada jiran-jiran.
Pada suatu petang aku balik jam 6.30 ke bilik. Kulihat semua bilik
senyap. Mungkin semua penyewa lain belum balik lagi. Aku pun terus
mandi. Lepas mandi, bila kubuka pintu bilik air aku nampak Zura
berkemban dengan tuala nak masuk bilik air.
“dah lama balik?’tanyaku.
“dah lama. Tidur tadi,” katanya.
“Anak pun tidur?”tanyaku.
“Ya Pak Cik,” jawabnya dan masuk ke dalam bilik air.
“Zura, buka pintu kejap. Pak Cik tertinggal kunci pintu bilik pak
cik,”kataku.
“masuklah pintu tak kunci,” kata Zura.
Aku pun masuk dalam bilik air dan dia hulur kunci bilikku kepadaku.
Aku sengaja memegang tangannya lama dan dia pun tak melepaskan
gengaman itu.
“pak Cik,”katanya dan dia terus memelukku. Terkejut beruk aku
dibuatnya.
Kami pun terus berkucupan. Dah lama aku geram pada tubuhnya yang
kecil tapi aku takut kerana dia bini orang. Tak sangka pula aku dapat
peluang ini.
Aku ramas teteknya dan aku lurutkan tuala yang membalut tubuhnya.
Dia berbogel di depanku. Kecil teteknya. Aku terus menghisap tetek
kiri dan kanannya.
“sedap pak cik,” katanya.
Aku suruh dia duduk di atas tandas mangkuk itu kerana aku nak jilat
pukinya.
“Sedap pak cik jilat,” katanya.
Aku membuka kain pelikatku dan suruh Zura menghisap konekku yang
sudah besar.
“besarnya pak cik,” kata Zura sambil menghisap koteku.
Aku suruh Zura menunggeng sambil memegang sinki kerana aku nak
main dari belakang.
“Besarnya pak cik,” kata Zura.
“Sedapnya,” katanya lagi.
Bimbang penyewa lain balik, kami tak lama main dalam bilik air itu.
Aku pun terpancut air maniku dalam lubang pukinya yang kecil.
“terima kasih pak cik,” kata Zura bilik aku keluar dari bilik air.
Sejak itu bila ada peluang, kami selalu main dalam bilik air. Kadang-
kadang aku panggilnya ke bilikku dan terus aku main di atas tilamku
dengan lebih selesa lagi.
Oleh kerana dia bertubuh kecil, aku pernah mainnya sambil
mendukungnya.
“Sedap pak cik. Tak sangka pula pak cik ini berpengalaman,” kata
Zura.
“Zura jangan cerita pada orang,” kataku.
“Saya dah tercerita pada Kak Wan. Kak Wan pun nak rasa batang pak
cik,” kata Zura.
“Bila dia nak rasa?” tanyaku.
“petang esoklah,” kata Zura.
Petang esoknya aku dapat main dengan Kak Wan di bilik air. Aku
memang dah lama geram dengan tubuh Kak Wan yang berisi itu.Masa
kami main, Zura tunggu di luar takut orang lain balik. Lepas itu aku
main dengan Zura, Kak Wan pula menunggu di luar. Memang seronok
pengalamanku menyewa di bilik di tingkat dua itu kerana dapat merasa
puki bini orang. Yang aku tak dapat hanya janda itu kerana dia jual
mahal denganku.
Aku tak kesah janda itu jual mahal kerana aku dapat dua puki
serentak. Puki Zura dan Puki Kak Wan.
Pada suatu petang Zura mengadu padaku bahawa dia loya dan selalu
muntah. Aku yakin Zura menghamilkan anakku. Nasib baik Kak Wan
tak mengandung kerana dia sudah tua. Kak Wan terkejut bila tahu Zura
mengandungkan anakku. Aku suruh Zura menggugurkan anak itu tetapi
Zura tak mahu kerana dia mahu membela anakku hasil percintaan
gelap kami.
“Bila pak cik pindah nanti, dapat saya tengok anak ini sebagai
kenangan kita berdua,” katanya lagi.
Masa mengandung pun, Zura tetap berselera menerima batangku
kerana batang suaminya yang kecil sudah tidak memberi kepuasan
kepadanya lagi. Aku memberinya wang setiap bulan sebanyak RM500
kepada Zura kerana mahu bayi yang dilahirkan nanti sihat. Itulah
seronoknya main dengan bini orang kerana suaminya ada.Manalah
suaminya tahu isterinya curang kecuali dia tangkap kami main dalam
bilik air.
466 notes
·
View notes
Text
Martha and I (Chapter 7)
Baiklah, aku ingin kalian membayangkan sebuah ruangan. Gelap, dengan pengeras suara yang cempreng. Maksimal bisa diisi dengan 50 orang—tapi tidak pernah terjadi, percayalah aku sudah sering ke sini dan paling mentok separuh saja yang terisi, itupun jarang. Tempatnya punya sistem pendingin ruangan yang aneh. Kalau tiba-tiba di tengah kegiatan yang kalian lakukan udara jadi agak panas, itu artinya kalian harus cepat-cepat menyudahi apapun yang kalian lakukan—tidak banyak yang bisa dikerjakan selain duduk-duduk, karena itu tandanya si operator sedang ingin mengubah film. Slogan ‘pelanggan adalah raja’ bisa ditemukan di mana saja kecuali di sini.
Ini bioskop kesayangan Martha dan karena orang-orang seperti Martha-lah tempat semacam ini tetap bisa berdiri. Tidak perlu banyak, asal loyal. Tidak peduli lampu led pada trap yang biasanya menunjukkan nomer kursi sebagian mati, atau plafonnya yang datar sehingga membuat speaker memantul-mantulkan audio yang menggema, atau jenis ketidaknyamanan seperti ruang untuk kaki lebih sempit daripada bioskop pada umumnya, tempat ini sudah mirip ibu-ibu 50 tahun yang kebanyakan memakai susuk. Sulit ditolak sekali kau melihatnya.
Bioskop buka seperti jadwal puasa Daud. Sehari buka, sehari tutup dan hanya bisa diakses sore hari sampai tengah malam. Film yang diputar hanya dua jenis, dokumenter dan film berbahasa asing (jangan pergi ke sini pada hari Kamis, biasanya yang diputar film India. Well, aku tidak punya masalah dengan film India tapi siapa tahu kalian begitu). Sesungguhnya konsep bioskop ini unik. Setelah kita membayar tiket, tidak ada yang tahu film seperti apa yang akan ditayangkan selain Tuhan Yang Mahaesa dan pemilik bioskop. Semacam blind date, tapi ‘date’ yang bersangkutan dengan bioskop dibaca ‘death’. Bisa saja kau mendapatkan jatah film Alfred Hitchcock, film noir, film bisu, film dengan bahasa yang bahkan baru pertama kali kau dengar— film terakhir yang kutonton ternyata berbahasa Amharik, bahasa resmi Ethiopia, film erotis yang tentu saja tanpa sensor, film vampire murahan yang pertama tayang saat nenekmu masih remaja, dan favorit Martha adalah film dokumenter. Datang ke bioskop ini seperti membuka kotak Pandora.
Penjaga sekaligus pemiliknya, Pak Salamun Salam (iya, dia minta dipanggil begitu. Jangan tanya kenapa sebab aku pun tak tahu) tampak seperti relik biksu yang terlalu banyak makan lobak. Outfitnya itu-itu saja, kaos singlet dan jam tangan rantai yang keemas-emasan (atau mungkin itu emas sungguhan?). Kepalanya botak di tengah, rambut yang ada diminyaki dengan sia-sia. Kalau ia sedang mengangkat tangan, bisa dilihat bulu ketiaknya seolah mengejek kebotakan rambutnya. Ada juga pegawai bioskop bernama Rendra (ya Tuhan, percayalah dia selalu bersikeras minta dipanggil Rendra. Dari tampangnya, nama aslinya akan terdengar seperti Safi’i yang dieja Sapi’i). Dia asisten Pak Salamun Salam yang seperti raja di dinasti kecilnya ini. Selain dua orang itu, tampang petugas yang lain tidak kukenal sebab mereka terlalu sering diganti.
Aku tidak tahu bagaimana Martha menemukan tempat nyentrik di jantung metropolitan. Lupakan soal itu, fakta bahwa ada bioskop seperti ini saja sudah sangat aneh. Aku punya keyakinan yang sepenuhnya tumbuh karena kecurigaan. Gedung bioskop, yang kalau dari luar berupa ruko bergaya art deco, benar-benar sesuatu yang… apa ya, sepertinya muluk sekali kalau menyebut bioskop Pak Salamun Salam sebagai hidden gem. Tapi kalau kau punya selera nyeleneh macam Martha, kau pasti rajin ke sini.
“Pasti mereka bandar narkoba atau sindikat dagang ginjal,” kataku pada Martha yang kemudian dibalas dengan tawa berderai. Aku memukul lengannya. Ini masalah serius, seseorang tidak boleh tertawa saat mendengar perkara serius, iya kan?
Waktu itu kami berada dalam bioskop yang diisi empat kepala (lima kalau kepala Pak Salamun Salam dihitung juga dari ruang kendali). “Coba deh perhatiin, pemakaman aja masih lebih rame. Lagian mustahil dia bisa bayar sewa atau pajak bangunan, belum lagi film-film yang pasti semuanya ilegal. Tempat kayak gini kelihatan banget kalau dipake buat nutupi sesuatu. Anak kucing pun tahu kalau bisnis ini mencurigakan.”
Bioskop Pak Salamun Salam tidak melulu menyajikan film-film purba. Kalau sedang hoki kau bahkan bisa menonton film asing yang belum ada di bioskop Indonesia. Dulu aku iseng memperhatikan layar, siapa tahu ada watermark dari LK21 atau situs film ilegal lainnya. Tapi usahaku tidak membuahkan hasil.
Martha menahan ekspresi wajahnya seserius mungkin karena paham aku mencoba untuk membahas hal gawat. Jujur saja wajahnya waktu itu lebih mirip orang kebelet pipis.
“Say something!” seruku sambil menyodok rusuknya.
“Salah semua.” Ia balas berbisik. “Kecuali satu, betul banyak filmnya yang ilegal.”
Aku bertepuk tangan sekali. Girang. “I knew it!”
“Ssst! Diem,” balas Martha yang menahan tawa. “Tapi Pak Salam bukan bandar narkoboy apalagi sindikat dagang ginjal. Dasar sotoy. Kamu tahu kenapa jadwal bukanya selang-seling?”
Aku memberinya tatapan ‘apa aku terlihat tahu hal semacam itu?’
Martha dan beberapa orang VIP lainnya datang ke bioskop ini seperti jadwal scalling, dan mereka punya wewenang memanggil Pak Salamun Salam dengan Pak Salam saja (ojek pengkolan kemarin kudengar malah memanggil bapak-bapak misterius itu dengan Mister Salam. Ya ampun, apakah hanya aku yang waras di sini?).
Dia tergelak. “Karena di lantai atas, digunaain buat kasino yang bukanya saat bioskop libur. Trus untuk sistem sehari tutup sehari buka, aku pernah nanya langsung sama Pak Salam. Katanya itu sudah jadi ciri khas tempat ini sejak pertama dibangun sama buyutnya. Dan untuk bioskop, Pak Salam nggak mau repot-repot ngejelasin dari mana dia dapetin semua film-filmnya itu.”
Dalam bayanganku, kasino selalu identik dengan tempat di mana Percy dkk teler saat sedang berusaha menemukan mutiara teleportasi(?). Tempat judi yang mewah dan semua tampak berlebihan. Pengunjungnya bersolek habis-habisan, begitupula bagunannya. Tapi di sini, kasino kelihatan peyot sekali meski boleh kuakui secara keseluruhan bangunannya terawat dengan baik. Aku tidak pernah membayangkan lantai dua dan tiganya difungsikan sebagai tempat judi yang aktif.
Martha melanjutkan, usaha Pak Salamun Salam bisa tetap lancar karena ia punya cukup kuasa. Anaknya jadi orang penting dan meski tanpa bantuan itu, dia bisa meng-cover biaya suap untuk terus membuat bisnisnya tidak diganggu siapa-siapa.
“Trus kenapa kamu nggak bilang dari tadi.”
Marta kembali menatap layar dan berseloroh. “Nggak apa-apa. lucu aja ngeliat kamu kayak gitu.”
Aku bersungut-sungut dan mengikuti Martha melihat ke layar dengan film berbahasa Yunani yang sedang diputar.
***
Setelah aku menangis dan menghabiskan segelas boba, Martha membawaku ke bioskop Pak Salamun Salam. Anggap saja kalian tidak pernah mendengar pengakuanku, tapi sungguh, aku merindukan bioskop aneh dengan pengharum ruangannya yang berbau ringo ame ini.
Kami tidak melihat Rendra di mana-mana, namun ada bocah penjaga loket yang baru. Aku gatal untuk menanyakan ke mana Pak Salamun Salam, namun tidak jadi. Kami memasuki lorong seraya menenteng sekarton penuh cala lili dan gerbera. Tadi saat aku menemani Martha membeli bahan-bahan untuk memasak, toko bunga di muka pasar baru saja kedatangan stok baru. Bunga-bunga cantik harus segera dibawa pulang.
Menolak untuk meletakkan bunga di mobil karena walau sekarang sudah pukul delapan malam, suhu di dalam mobil pasti membuat mereka layu, aku membawa semuanya ke dalam bioskop. Martha menjelaskan pada bocah loket yang mungkin masih SMP bahwa tidak ada makanan yang dibawa, hanya bunga. Satu-satunya peraturan ketat dari bioskop yang cuma memiliki satu ruang teater ini adalah dilarang membawa makanan dan minuman. Sebaik apapun kau menyembunyikannya, pasti akan ketahuan. Dulu sepasang orang—karena aku tidak tahu mereka kekasih atau teman, diusir dan dilarang untuk datang minimal sebulan dari insiden itu. Tentu saja mereka tidak pernah kembali dan tentu saja Pak Salamun Salam tidak terpengaruhi akan hal itu.
“Aku masih inget gara-gara For Sama, malah ikut-ikutan demen nonton dokumenter,” kataku mengenang dokumenter tentang Aleppo yang membuat mataku sebengkak tomat. Siapapun kalian yang membaca ini, jangan pernah menonton dokumenter itu. Mengingatnya pun masih membuatku ingin menangis.
Martha tersenyum dan menyejajari langkahku. Sekarang hari Selasa, lorong bioskop, karpet empuk, aku tidak menyangka bisa berada di sini lagi bersama Martha.
Film yang akan diputar berjudul Belle Epine. Jangan tanya ceritanya bagaimana karena sewaktu lenganku digoncang pelan oleh Martha, aku terbangun dari mati suri. Aku melihat ia hanya mengenakan kaos dan kemeja flanelnya sudah jadi selimutku. Kakiku mati rasa, leherku tidak berada pada tempat yang tepat, pikiranku masih menyangkut di suatu tempat dalam mimpi yang tidak bisa kuingat jelas, Martha memapahku keluar dari bioskop seperti mengantarkan nenek-nenek kukang dan menyapa sambil tertawa pada Pak Salamun Salam yang duduk-duduk di dalam loket. Bocah tadi sudah menghilang, jam dinding di lobi memberitahuku kira-kira sejam setengah kulalui dengan tidur paling nyenyak sejak—entahlah sejak kapan.
“You can sleep over if you want,” tawarku setelah ia memarkirkan mobilku.
“Aku bisa pulang naik gojek.”
“Kamu perempuan, sekarang udah jam 10 lebih. Dan besok kita kuliah agak sore.”
Ia melepaskan sabuk pengaman dan tampak berpikir lalu mengangguk. Kami naik ke lantai enam dengan kantong belanjaan.
“Kamu laper, nggak?” tanya Martha.
“Aku ngantuk, tapi karena kamu ngomong gitu aku jadi inget belum makan apa-apa.”
“How about some spaghetti before bed?”
“Hell yeah!” teriakku di dalam lift.
Terima kasih Tuhan, telah mengembalikan pertemanan ini, ucapku dalam hati yang kemudian ditimpali oleh diriku sendiri dengan, emangnya kamu sama Martha temenan? I mean, ‘cuma’ itu? Yakin? Dibalas lagi oleh, kan emang temen. Apa lagi?
Temen itu kayak kamu sama Mindy, atau Elias, atau Aminda, atau siapapun yang nggak bikin kamu linglung.
Lah, kok lawak. Martha kan emang—
Kamu tahu ini ngerujuk sama apa…
Tunggu dulu, dari mana datangnya suara-suara ini?
“Kamu mau tidur di lift?” tanya Martha. Berdiri di bagian luar lift.
Sudah berapa lama aku melamun?
2 notes
·
View notes
Text
SJW dan Pengeluh Ulung Lainnya
‘Politik itu kotor, lumpur yang paling kotor, namun apbila keadaan mendesak, maka terjunlah.’
-.Soe Hok Gie.-
Social Justice Warrior atau biasa disebut sebagai SJW, yaitu para pendekar keadilan sosial.Istilah SJW muncul pertama kali pad era 90an. Tahun 1998 koran The Register Guard menyebut para aktivis pejuang hak tuna wisma sebagai para pejuang keadilan. Sampai sini SJW masih sesuai dengan koridornya sebagai pejuang keadilan, dan masih terkesan baik-baik saja.
Semua berubah setelah ada isu gamergate. Sebuah isu kontroversial di kalangan penggemar video game pada tahun 2014. Awal mulanya karena ada seorang pengembang video game bernama Zoe Quinn yang berpacaran dengan seorang pengulas game bernama Eron Gjoni. Akhirnya mereka putus pada Maret 2014. Tak lama munculah kabar bahwa Quinn berhubungan dengan Gjoni supaya game buatannya dapat review positif.
Akhirnya kabar tersebut merebak di publik dan memunculkan perdebatan yang kian melebar jadi masalah diskriminasi hak perempuan. Kebetulan para penggemar game ini adalah para feminis dan aktivis juga para pejuang hak minoritas. Mereka sering diolok-olok sebagai Social Justice Warrior/ SJW. Sejak saat itu dimulailah perubahan makna SJW dari yang benar-benar sebagai pejuang keadilan sosial, menjadi olok-olok bagi mereka yang hanya memoles citra dirinya sebagai aktivis. Hal ini membuat mereka tidak terlihat tulus.
Di Indonesia SJW erat kaitannya dengan mereka yang biasa disebut sebagai aktivis. Mereka yag terlihat sangat fasih berbicara tentang hak asasi manusia, feminisme, kaum marjinal, mengkritisi kebijakan pemerintah dan banyak hal pemberontakan lainnya.
Tidak ada salahnya memang apa yang mereka lakukan, tapi mereka selalu menerapkan politicall correct, atau standar ganda. Ini adalah sebuah bukti bahwa mereka tak memperjuankan apa-apa dan hanya mau mementingkan diri sendiri dan kelompoknya. Tak jarang mereka mengkritisi tentang sebuah hal, tetapi diam saja ketika dirinya atau rekan sejawatnya melakukan hal tersebut. Contoh terbaik adalah Sitok.
Sitok Srengenge adalah penyair yang sering berbicara tentang kebebasan, tapi suatu ketika dia terlibat kasus pemerkosaan hingga si korban hamil. Bayangkan seorang pengusung ide-ide kebebasan ternyata melakukan tidak pemerkosaan yang justru melanggar kebebasan. Sedangkan kelompok Sitok yang sama-sama mengusung ide kebebasan pun menganggap apa yang dilakukan Sitok adalah suka sama suka. Sudahkah anda muak? Sampai saat ini Sitok masih menghirup udara bebas dan membaca puisi di sana-sini. Sedangkan si korban Sitok harus memendam trauma pemerkosaan. Bagaimana pendapat anda?
Belum lagi ketika ada seorang laki-laki pendukung feminis, tapi melakukan pelecehan verbal di sosial media kepada seorang anak berusia 12 tahun. Dan kawan-kawannya hanya menyarankan agar dirinya jadi sekutu yang mawas diri. Adapula yang membela hak kaum marjinal anti penggusuran di daerah kawasan banjir, ketika daerah kaum marjinal tersebut kebanjiran dan menghasilkan korban jiwa, mereka malah sibuk minta pertanggungjawaban kepada pemerintah. Adalagi mereka yang mewacanakan untuk golput tapi selalu mengkritisi pemerintah, tanpa mau membangun gerakan politik massa.
Padahal logikanya ada dua cara untuk merubah keadaan, dengan merubah struktur pemerintahan dan membuat kebijakan yang pro rakyat atau revolusi. Untuk yang pertama sjw tidak punya kemauan dan untuk yang kedua tidak punya kemampuan. Sebab yang mereka lakukan hanya onani ide politik dan narsistik agar dipandang sebagai pahlawan rakyat yang kerap memperjuangkan keadilan, padahal di saat yang bersamaan mereka menghisap darah rakyat tertindas.
Yang akan selalu mereka lakukan adalah menggiring opini demi kepentingan pribadi. Anda bisa menyaksikan film Sexy Killer yang jadi magnum opus para aktivis lingkungan. Sebuah film yang menggambarkan bagaimana ketersediaan listrik kita hari ini, ternyata menimbulkan kerusakan alam akibat penambangan batubara. Film ini ditayangkan mendekati masa pemilu 2019 sebagai salah satu propaganda golput, dan boom, partisipasi pemilu malah meningkat dibanding pemilu sebelumnya.
Gayatri Spivak seorang akademisi India pernah bilang ‘bisakah masyarakat tertindas berbicara atas nama kaumnya dan memperjuangkan nasibnya sendiri, tanpa melibatkan orang lain?’ dari sini kita bisa mengambil pelajaran dari Chico Mendes, seorang petani pohon karet yang memperjuangkan nasib kelompoknya. Anda bisa menyaksikan perjuangannya dengan menonton film biopik berjudul Burning Season.
Ada yang menarik dalam film tersebut Chico memilih jalur yang oleh sebagian aktivis pergerakan sebagai ‘jalur kotor’, yakni jalur pemilihan politik. Chico akhirnya kalah dan terbunuh di rumahnya. Tapi Chico berhasil membuat pemerintah Brazil menerbitkan hak konsesi hutan lindung.
Tapi toh, SJW selalu melihat semuanya hitam-putih, gelap-terang. Dan di masa karantina wilayah, karena COVID-19 ini SJW tampil sebagai pengeluh ulung, sementara para marjinal harap-harap cemas apakah nama mereka akan mendapat insentif dari pemerintah, di sisi lain SJW buat crowdfunding sambil promosi ‘buat apa percaya negara?’ Sambil kontak sesama SJW di luar negeri dan bilang ‘kalau negaramu aman aku ke sana ya.’ Sialnya, sjw selalu ada dan berlipat ganda. Entah di media sosial, lini massa, ruang-ruang diskusi, atau di seberang istana. Dasar imbisil!
Juni D Anggoro
2 notes
·
View notes
Text
First Mission - a Week in Malaysia (Part 2)
Kondisi kamar dua hari sebelum pulang ke tanah air. Hanya berupa spill kecil betapa indahnya kondisi room cewe untuk kalian para kaum cewe. Btw ini satu kamar ada tujuh orang karena kebagian yang family room. Waktu buka jendela di pojok sana langsung disuguhkan sama pemandangan office Sunway. Yah, seperti yang sudah disebutkan di Part sebelumnya bahwa Sunway memang meraja lela disini.
Seperti yang sudah ditulis di Part 1, ini bukan story telling. Cerita ini murni hanya untuk konsumsi pribadiku belaka. Karena hanya dokumentasi dan bukti tertulis yang menjadi saksi bisu nyatanya suatu perjalanan. Suatu hari nanti, akan menjadi kisah yang sangat ditunggu untuk diputar kembali.
Senin, 17 Oktober 2022
Bubur Sura, nama bubur yang biasa dibuat di Indonesia dengan campuran santan, beras ketan, dan cairan gula merah yang dimakan saat ada acara Sura atau ulang tahun Nabi. Bubur ini juga biasa dibuat saat manusia indonesia ada hajatan. Mbancaki bayi, haid pertama wanita, bebas. Kalau mau ngebuat saat pengen pun juga bukan masalah. Bubur ini enak, dan ada imitasinya juga di Malaysia. Look similar, namanya Bubur Cha Cha. Bubur ini terbuat dari “beras” yang panjang-panjang macam dawet keras. Dan program pertama kami adalah bergabung ke salah satu organisasi di Malaysia untuk melaksanakan pemberian bingkisan pada yayasan untuk orang tua dan yayasan untuk anak yatim piatu. Bubur ini mereka dan tim kami yang terjun. Sempat ngincipi sih rasanya itu kuahnya kaya Bubur Sura. Sayangnya untuk yang keras-keras dan mutiara itu belum sempat tahu rasanya. Selepas itu baru kami terjun ke yayasan ybs dan melakukan survei kecil juga di sana, mengamati keadaan secara riil di lapangan. Sebelum terjun ada kuis kecil terkait pengetahuan kepribadian. Haha, aku dapet dua karakter. Bukan Dove (merpati), melainkan Merak dan Elang. Yah, dahlah itu juga nggak penting. Intinya hari ini berjalan cukup memuaskan.
Program berjalan sampai pukul tiga waktu Malaysia. Kami diantar untuk berwisata sedikit di Batu Caves. Ini adalah lokasi peribadatan umat Hindu. Banyak orang India dan Bangladesh yang berjualan dan ibadah disana. Itu yang warnanya kaya pelangi, tangganya tinggi banget beneran! Eman kan ya, sudah jauh-jauh ke Malaysia tapi nggak nyoba naik sampe atas. Alhasil aku dan dua orang temanku berusaha untuk naik. Lututku Allahuakbar, sudah setengah jalan itu kurang sepertiga lagi sampai, sudah kepayahan. Jangan lupakan bahwa ada monyet mengintai di setiap space pemberhentian. Hati-hati barang bawaan anda...
Maaf agak ngeblur, foto tidak fokus ini bukti bahwa lutut masih bergetar. Ini ada spill untuk teman-teman tercinta yang berhasil membaca sampai sini, begitulah tampak goa di atas sana. Ada beberapa sudut yang masih meneteskan air goa. Dan jika masuk lagi kedalam, disana ada jajaran patung dewa-dewa kebanggan umat Hindu. Aku tidak masuk kesana, lututku minta istirahat sebentar. Suatu hari nanti... Pasti...
Selasa, 18 Oktober 2022
Hari selanjutnya kami goes to pantai. Sekilas pantai ini nampak biasa. Tapi di Pantai Kelanang ini menyimpan suatu cerita. Saat kami hendak melaksanakan pengambilan sampah untuk program lingkungan, ibu-ibu yang mengarahkan kami mengatakan bahwa tidak diperkenankan untuk kita mengambil kain-kain atau barang serupa tabu. Pasir pantai ini membawa abu jenazah. Ingat, tidak semua agama Islam di negara ini. Jadi dimanapun itu, wajib sangat untuk terus menghargai.
Sebagai seorang perempuan yang suka ketenangan, salah satu destinasi favorit saat kemanapun itu adalah mengunjungi masjid. Alhamdulillah Masjid Putrajaya menjadi destinasi singkat saat kami selesai dengan urusan pantai tadi. Itu yang pakai jubah bukan dari organisasi tertentu, mereka adalah pengunjung yang datang dengan pakaian pendek tanpa kerudung. Siapapun itu jika datang tanpa hijab, mereka wajib mengenakan jubah hogward (enggak ding itu aku sendiri yang namain, bisa googling yak untuk cari faktanya). Dalamnya sangat luas, cantik, dingin, suka banget dah bintang lima. Ah di luar dekat kawasan ini itu ada tangga buat ngeliat langsung danau di sebelah kiri masjid. Di bawah situ ada toko cokelat. Sempat mampir dan harga cokelatnya, yah begitulah.
Rabu, 19 Oktober 2022
Program selanjutnya tentang pendidikan. Kami ke Sekolah Kebangsaan Puchong Indah untuk mengajari adik-adik disana. Teman-teman pada tersentuh tentang satu kebenaran di sini. Indonesia sebagai masyarakat dominan Islam, tidak semua siswanya melaksanakan hukum atau syariat Islam secara benar (kebanyakan) seperti bersentuhan lawan jenis masih di”gak papa”kan. Di sini mereka sangat hati-hati mengenai hal itu. Sebenarnya di dunia pondok sudah biasa sih dengan kebiasaan seperti itu, tapi entahlah. Intinya nih anak disini benar-benar taat dengan religius. Musholla di sekolah ini menyediakan mukenah. Namun saat itu aku sedang duduk setelah wudhu, aku melihat sekelompok perempuan SD kurang lebih kelas 4 sedang sholat menggunakan kaos kaki dan baju olah raga mereka saja. Lucu sedikit namun menyentuh, saat satu diantara mereka keburu keluar buat lanjut aktivitas, itu temen sebelahnya narik dia buat duduk lagi dan menengadahkan tangan. Mereka berdoa sendiri. Setelah “aamiin” baru ngacir keluar. Sungguh sepele, namun dapat membuat hatiku tersentuh dan mengulur senyum.
Kamis, 20 Oktober 2022
Hari terasa sangat cepat. Semua program sudah dilaksanakan. Hari ini kami kunjungan ke office lembaga yang telah membersamai kami kemana-mana. Orang-orang Malaysia berhati lembut. Mereka pure menemani sampai tidak ada sekat pembeda diantara kami. Full senyum. Setelah itu kami jalan-jalan menikmati betapa indahnya negara Malaysia. Destinasi? Hm, kayaknya si ke Central Market, KLCC. Naiknya kereta cepat. Terbesit satu mimpi baru. Pengen.. Pengeennn...
Kurasa cukup ini saja yang perlu aku lampirkan. Kalian semua pasti tahu bagaimana indahnya Petronas atau KLCC dari dekat. Cantik banget! Kaya gedung kembar gitu, kaya jagung bentuknya tapi megah, warnanya buaguss. Dahlah pokoknya “nggarai kangen”. Malamnya kami kembali ke penginapan RBnB setelah makan malam bersama tim yang sudah menaungi kami tadi di suatu resto. Makanannya? Besar-besar. Asli gak habis kalau dimakan sekali duduk. Setelah itu kami mengadakan perpisahan kecil. Yah, aku gembeng sekali malam itu. Malu banget, gak mau cerita titik.
Jumat, 21 Oktober 2022
Free time! Waktunya pulang. Masing-masing dari kami berpencar, ada yang extend, ada yang mengunjungi negara sebelah atas kemauannya sendiri, ada yang pulangnya pagi, siang, malam. Tergantung flight yang masing-masing pesan. Ada kisah menyedihkan disini yang aku tidak bisa tulis di dokumentasi tertulis disini. Dan lagi-lagi aku lupa ngefoto KLIA. Maafkan aku diriku, itu foto diatas adalah bandara YIA. Aku dapat flight besok pagi tanggal 22 pukul 6 waktu Malaysia. Semua sudah tertulis, sudah terkenang.
Tanggal 22 setelah aku sampai di Yogyakarta, aku menemui satu kakak tingkat yang begitu supel dan menyenangkan tentunya. Beliau mengajakku muter Malioboro kala itu ada event semacam drum band untuk perayaan yang entah aku tak tahu. Saat itu Titik Nol ramai. Terimakasih banyak untuk pengalamannya.
Tidak ada kalimat penutup, karena cerita seperti ini tidak pernah habis. Unlimited. Terima kasih untuk kalian yang sudah menyempatkan waktu membaca hingga baris ini!
0 notes
Photo
Jelang Ramadan, Ini Tradisi Unik Perayaan di Berbagai Negara - MEDIAINI.COM – Meskipun keputusan 1 Ramadan 1422 H masih menunggu sidang isbat, namun diperkirakan puasa akan dimulai tanggal 12 April 2021 mendatang. Sedangkan Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadan 1422 H pada tanggal 13 April 2021. Hal ini sudah menggunakan metode penetapan awal Ramadan. Sebelumnya sudah dilaksanakan pemantauan Kemenag dengan ormas dan para pakar untuk menghitung soal ketinggian hilal untuk menghindari terjadinya ‘salah lihat’.
Tradisi Unik Jelang Ramadan dari Daerah di Indonesia
Uniknya, ada banyak tradisi menjelang bulan puasa yang dilakukan dari berbagai daerah di Indonesia. Salah satunya adalah Dugderan di Semarang yang biasa digelar dua minggu sebelum Ramadan. Tradisi yang identik dengan dentuman meriam, kembang api, tari japing, arak-arakan, tabuh bedug dan ritual pengumuman awal puasa ini dikenal sebagai pesta rakyat. Dentuman meriam kini telah diganti dengan petasan. Lalu ada pula Nyorog dari Betawi atau tradisi membagikan makanan khas yaitu sayur gabus pucung yang dibawa menggunakan rantang, kepada keluarga. Selain tradisi dari berbagai daerah di Indonesia, ada pula tradisi unik dan menarik dari negara lain, apa saja?
Perayaan Jelang dan Saat Ramadan Di Berbagai Negara
Arab Saudi – Mesaharaty
Mesaharaty atau membangunkan sahur ini merupakan tradisi di Timur Tengah, khususnya Arab Saudi, Mesir dan Yaman. Menabuh gendang yang lengkap dengan atribut dan berteriak menyebut nama dari keluarga yang dibangunkan. Bahkan tradisi ini juga ada di Indonesia dan masih rutin ada setiap malam selama Ramadan.
Irak – Mheibes
Di Irak setelah berbuka puasa, para laki-laki akan berkumpul di sekitar lingkungan mereka untuk bermain permainan Mheibes. Terdiri dari dua kelompok, setiap grup terdiri 40 sampai 250 pemain. Tim bergantian untuk menyembunyikan cincin. Permainan ini dimulai dengan pemimpin satu kelompok yang secara diam-diam memberi cincin kepada salah satu anggota timnya. Anggota tim akan duduk di tanah dengan kepalan tangan mereka di pangkuan. Sedangkan tim lain harus menebak anggota mana yang membawa cincin tersebut. Baca juga: 10 Ide Bisnis Jelang Ramadan, Modal Tipis Untung Tebal
Qatar – Garangaou
Pada tanggal 13, 14, dan 15 bulan Ramadan, anak-anak di Qatar akan melangsungkan festival Garangou. Anak laki-laki akan tampil dengan baju hitam, berompi merah, dan bersulam emas. Sedangkan anak perempuan akan mengenakan pakaian tradisional disdaashas warna cerah, lengkap dengan ikat kepala bukhnig atau hijab hitam transparan berhias benang emas. Lalu mereka akan bernyanyi dan pawai sepanjang jalan dan berkunjung ke rumah-rumah penduduk untuk meminta permen dan kue.
India – Iftar Picnics
Tradisi piknik berbuka puasa di India ini dilakukan di teras masjid sekitar kota. Ratusan umat muslim berkumpul dan meletakkan selembar kain besar untuk alas makanan yang disiapkan dari rumah untuk berbuka puasa bersama. Pengunjung pun dapat mencicipi aneka takjil, minuman, dan permen dengan berkunjung ke stan makanan di sekitar gang atau jalanan sampai pusat kota di New Delhi.
Mesir – Fanous
Fanous artinya lentera dalam bahasa Arab. Lampu lentera dari logam dan kaca warna-warni nan cantik ini digantung di mana-mana. Seperti rumah, area publik, dan jalanan Kairo selama bulan Ramadan. Fanous ini sudah ada sejak abad ke-10 saat Khilafah Fatiiyah memerintah sebagian besar umat muslim di Mesir.
Kuwait – Gargee’an
Tradisi ini digelar dengan anak-anak yang berkeliling menggunakan pakaian tradisional selepas sholat magrib. Mereka memencet bel dan memperlihatkan pakaian unik yang dipakai ke para tetangga. Anak-anak itu lalu akan mendapat permen atau cokelat dari tuan rumah. Biasanya, tuan rumah akan menyiapkan puluhan kilogram permen atau cokelat selama tradisi berlangsung.
Bosnia-Herzegovina – Meriam Yellow Bastion
Masyarakat kota Sarajevo ini berkumpul di Yellow Bastion dan melakukan tradisi ini menjelang berbuka puasa. Mereka menembak meriam dan mendengar suara dentuman dari meriam yang usianya mencapai ratusan tahun. Meriam tersebut dipercaya membawa kerukunan bagi masyarakat setempat, baik muslim maupun non muslim.
Persiapan Jelang Ramadan di Tengah Pandemi
Siapkan bahan makanan untuk beberapa waktu ke depan agar tidak sering-sering mengunjungi pasar atau toko. Sebab, pemerintah masih menganjurkan warganya untuk membatasi kegiatan yang berkerumun. Anda bisa pilih sayur, buah, dan lauk pauk yang dapat disimpan dalam jangka waktu lama. Sebaiknya masak takjil dan sahur sendiri untuk mengurangi berkontak dengan orang lain di luar. Selain itu lebih aman karena kebersihannya terjaga. Bersihkan peralatan ibadah secara rutin. Terakhir, jika mengharuskan untuk membeli makanan dari luar atau delivery order, jangan lupa untuk menjaga kebersihan dengan memindahkan makanan dan menggunakan peralatan makan sendiri. (Gusti Bintang K.) Sumber Foto Ilustrasi: Pexels
0 notes
Text
‘Aku Tak Akan Mati…’ Mona Fandey ‘dihidupkan’ kembali dalam ‘Dukun’
Setiap wanita inginkan kebahagian dalam hidupnya dan mengharapkan agar dapat menghabiskan waktu-waktu terakhir dengan ketenangan. Namun, kita sebagai manusia biasa tidak dapat menolak apa yang bakal terjadi pada diri kita. Jika kita memilih jalan yang benar dan diredhai, sudah pasti ketenangan yang akan kita nikmati dan sebaliknya jika kita memilih jalan yang dimurkai, sudah pasti kesengsaraan yang akan diperolehi.
Apabila menyebut nama Maznah Ismail, sudah pasti kita tertanya-tanya siapakah gerangan pemilik nama ini? Namun apabila disebut sahaja nama Mona Fandey, pelbagai kisah tentang dirinya terimbas kembali. Siapa sahaja mengetahui kisah yang mengejutkan Negara pada ketika itu.
Kes pembunuhan berprofil tinggi yang melibatkan seorang ahli politik, Mona Fandey, suaminya Affandi dan seorang pembantu iaitu Juraimi. Kes pembunuhan ini tercatat sebagai pembunuhan paling kejam di Malaysia ketika itu berikutan penemuan tubuh Datuk Mazlan yang telah dikerat kepada 18 bahagian dan ditanam menggunakan simen.
Pembunuhan ini juga dikaitkan dengan unsur-unsur pemujaan. Perbicaraan yang melibatkan kes pembunuhan ini yang mengambil masa selama 69 hari itu merangkumkan kesemua kisah ilmu hitam, wang dan politik.
Pada Julai 1993, polis mula bertindak setelah menerima aduan bahawa Datuk Mazlan yang ketika itu merupakan anggota Dewan Undangan Negeri Pahang gagal dihubungi.
Sebelum kejadian, Datuk Mazlan Idris telah meminta perkhidmatan Mona Fandey, Affandi dan Juraimi untuk membantunya meningkatkan lagi kerjaya politiknya.
Pasangan bomoh itu telah merancang pembunuhan itu sebulan sebelumnya. Juraimi telah diarahkan untuk mengasah kapak bagi memancung kepala Mazlan. Affandi dan Mona juga mengasah sebilah pisau yang digunakan untuk memotong tubuh Mazlan kepada 18 bahagian. Wang tunai dikatakan antara motif pembunuhan dan digambarkan pasangan ini kesempitan wang.
youtube
Kita hanya digemparkan dengan kes jenayah yang dilakukannya tanpa mengetahui peribadinya yang sebenar. Mona Fandey memulakan kerjayanya pada tahun 1987 sebagai seorang penyanyi dan pernah mengeluarkan album pertama yang bertajuk ‘Diana’ dan terkenal menerusi lagu ‘Ku Nyanyikan Lagu Ini.’
Dia dikatakan mula beralih ke arah bidang perubatan tradisional setelah tidak mampu menyanyi dengan baik. Mona Fandey dikatakan seorang wanita yang ayu dan juga seorang isteri yang sangat mencintai suaminya. Dia pernah menyatakan bahawa hidup dan matinya bersama suaminya. Dan ternyata kata-katanya itu adalah benar. Mereka berdua dihukum gantung sampai mati di atas kesalahan membunuh.
"Saya hanya nak senyum." itu kata-kata terakhir Mona Fandey ketika disoal apakah yang akan dibuatnya untuk menghabiskan sisa-sisa waktu di penjara ketika disoal oleh wartawan Utusan.
Wartawan Malaysian Digest pula pernah menemubual seorang Pegawai Penjara Wanita Kajang, Sarjan Azizah untuk mengetahui peribadi sebenar Mona Fandey semasa menjadi banduan akhir di penjara berkenaan. Beliau berkata Mona merupakan seorang yang sangat gemar berbual. Mona seringkali bercerita tentang anak-anaknya, bekas suami, suami kini, resepi masakan dan banyak lagi.
Menurut Sarjan Azizah, kakitangan penjara pada ketika itu rata-ratanya mengelak untuk menguruskan rutin harian Mona kerana bimbang dengan ‘ilmu hitam’ yang dimilikinya. Beliau bagaimanapun kagum dengan sikap Mona yang menjaga solat lima waktunya. Dan Mona juga dikatakan tidak pernah meninggalkan solat sunat, wirid dan mengaji Al-Quran.
Sarjan Azizah juga memuji sikap Mona Fandey yang dilihat sebagai seorang wanita yang sopan apabila bercakap. Mona juga sangat peramah dan menjaga adab dalam percakapannya dan dia juga tidak pernah sekalipun bercakap buruk mengenai orang lain.
Kisah Mona ketika itu menjadi topik hangat di dada akhbar sehinggakan ada yang mendakwa dirinya boleh mengapungkan badan, membaca surah Al- Fatihah secara terbalik dan boleh keluar dari sel menuju ke Chow Kit. Namun Mona menafikan semua dakwaan itu dan menyatakan perkara itu di luar jangkaannya.
Mona Fandey merupakan OKT (Orang Kena Tuduh Ketiga). Pada hari kejadian, dikatakan Mona hanya sekadar mendapat arahan daripada Affandi untuk keluar memetik bunga sebelum satu upacara mandi bunga bersama mangsa dijalankan. Mona juga tidak mengetahui pembunuhan yang akan berlaku pada malam kejadian.
Ujar Sarjan Azizah, Hakim telah mempertimbangkan rayuan dari peguambela Mona untuk membebaskan Mona. Peguambela tersebut juga telah memujuk Mona untuk pulang bersama anak-anak tetapi Mona memilih untuk menjalani hukuman bersama suaminya. Bekas suaminya yang juga seorang anggota polis menyatakan perihal Mona.
“Mona nak bunuh semut pun tak sampai hati. Waktu nak siang ikan pun dia menangis, apatah lagi nak kerat manusia.”
Melalui penceritaan daripada Sarjan Azizah, kita dapat melihat keperibadian Mona Fandey yang sebenar semasa di dalam penjara. Namun, ada juga cerita yang mendakwa Mona Fandey sememangnya memiliki ilmu hitam. Kisah ini berlaku kepada seorang wartawan perempuan yang ingin menemubualnya di penjara.
Sebelum itu, Mona Fandey telah berpesan kepadanya agar tidak menokok tambah cerita. Namun, apa yang mengejutkan, pada malam tersebut wartawan tersebut mengigau sehinggakan dia menghempas mukanya di lantai tandas.
Senjata yang digunakan ketika kejadian
Semasa hari perbicaraan juga, ketika Pakar Forensik sedang memberikan keterangan mengenai mayat yang telah dikerat kepada 18 bahagian, secara tiba-tiba mahkamah digemparkan dengan satu bunyi yang aneh dan menakutkan. Menurut sumber yang dipetik dari Utusan Online, bunyi itu seperti bunyi itik peliharaan Mona yang mempunyai baka Jawa. Bunyi-bunyi itu seolah-olah memberi petanda itik-itiknya mati kelaparan.
youtube
Kisah yang penuh mistik dan persoalan ini kini menjadi perbualan netizen ketika ini. Ini kerana sebuah filem yang bertajuk ‘Dukun’ arahan pengarah terkenal iaitu Dain bakal menjengah di pawagam pada Khamis, 5 April 2018 ini.
Filem ini merupakan kisah yang diadaptasi daripada kisah benar kes pembunuhan berprofil tinggi yang melibatkan ahli politik dan Mona Fandey. Filem ini berkisarkan tentang pembunuhan seorang ahli politik yang dilakukan oleh seorang penyanyi Malaysia yang popular pada tahun 1993.
Filem ini sepatutnya ditayangkan pada tahun 2007, tetapi diharamkan tayangannya oleh LPF kerana jalan ceritanya dikatakan mengundang kontroversi serta menyinggung perasaan keluarga pihak terbabit.
Menurut Penerbit Eksekutif Astro Shaw, Dominique Hee, banyak persoalan menarik di sebalik jenayah kejam itu. Ia tidak hanya menjurus kepada Mona Fandey semata-mata namun persoalan yang menarik adalah kepercayaan kita kepada dukun, tidak kira dalam kalangan masyarakat Melayu, Cina, India, atau mana-mana sahaja di dunia ini percaya kepada dukun.
Tambah beliau, dia menengahkan pengaruh dan kuasa seorang dukun serta ilmu hitam kerana kedua-duanya adalah persoalan atau isu universal.
youtube
Antara babak yang dikatakan mempunyai persamaan dengan kisah Mona Fandey ini adalah pada permulaan cerita dipaparkan mengenai asal usul tongkat sakti yang menjadi hak milik bomoh di Batak Sulawesi. Tongkat, tangkal dan songkok merupakan barang azimat yang dimiliki oleh Affandi iaitu suami kepada Mona Fandey. Barang-barang tersebut dipercayai pernah menjadi milik Presiden Sukarno dan barang-barang itu dikatakan memiliki kuasanya tersendiri.
Pelakon utama cerita ini, Umie Aida juga mengatakan untuk menjayakan watak ini, dia telah membeli seekor ular kerana mahu memahami pergerakan dan sifatnya. Dia juga difahamkan, Mona Fandey pernah ke Indonesia untuk menuntut ilmu ular. Penggambaran filem ini dijalankan di Penjara Pudu dan terdapat babak yang dikaitkan dengan seorang wartawan perempuan yang menemubual Mona Fandey di penjara. Namun, jalan cerita ini diubah sedikit dan watak seorang peguam lakonan Faizal Hussein dimasukkan did alam babak ini.
Benar atau tidak kisah di sebalik penceritaan Mona Fandey ini, terserah pada pembaca untuk menilainya sendiri. Filem ‘Dukun’hanya sebuah naskhah yang diadaptasi menjadi sebuah filem. Sudah pastinya, naskhah tersebut diubah dan diolah untuk menjadikan jalan cerita tersebut lebih menarik.
from The Reporter https://ift.tt/2EisMUI via IFTTT from Cerita Terkini Sensasi Dan Tepat https://ift.tt/2JjScoT via IFTTT
14 notes
·
View notes
Text
Remaja-remaja Yang Berprestasi Pada Olimpiade Tokyo
Olimpiade Tokyo tidak hanya jadi ajang para atlet berusia 20 tahun ke atas untuk unjuk gigi. Ada beberapa atlet Olimpiade yang nyatanya masih berusia remaja berusia 12 sampai 19 tahun. Mereka turut bersaing dengan apik.
Menurut http://hanoiquan.com.au dengan usia semuda itu, mereka sudah menjadi tulang punggung negara mereka masing-masing untuk bersaing meraih medali dalam gelaran Olimpiade. Makin apik lagi, beberapa di antara mereka sukses meraih medali emas.
Lydia Jacoby
Lydia Jacoby tiba-tiba jadi bahan pembicaraan. Remaja berusia 17 tahun asal Alaska ini sukses meraih medali emas dalam cabor renang nomor 100 meter gaya dada putri di Olimpiade Tokyo. Dia sukses mengalahkan perenang asal Afrika Selatan, Tatjana Schoenmaker.
Nama Jacoby pun terpampang dalam sejarah. Dia menjadi perenang pertama asal Alaska yang mampu meraih medali emas di ajang Olimpiade. Tidak cuma itu, dia sukses menjadi perenang perempuan pertama asal Amerika Serikat yang meraih emas di ajang Olimpiade Tokyo.
Ahmed Hafnaoui
Remaja lain yang sukses menciptakan kejutan dari cabor renang adalah Ahmed Hafnaoui. Perenang asal Tunisia tersebut mampu meraih medali emas dalam cabor renang nomor 400 meter gaya bebas putra di ajang Olimpiade Tokyo.
Remaja berusia 18 tahun tersebut sukses mengalahkan perenang asal Australia, Jack McLoughlin dan perenang asal Amerika Serikat, Kieran Smith. Hafnaoui pun menyamai torehan perenang Tunisia lain, Ous Mellouli, yang berhasil meraih emas dari cabor renang di Olimpiade Beijing.
Anastasija Zolotic
Satu lagi remaja menarik perhatian di Olimpiade Tokyo. Dia adalah Anastasija Zolotic. Remaja berusia 18 tahun asal Amerika Serikat itu sukses menyabet medali emas dari cabang olahraga taekwondo.
Zolotic sukses menumbangkan atlet asal ROC, Tatiana Minina, di laga final. Zolotic pun menjadi perempuan pertama yang sukses menyumbang emas untuk Amerika Serikat dari cabor taekwondo di ajang Olimpiade.
Windy Cantika Aisah
Perkara remaja berprestasi, Indonesia juga turut berbangga. Mereka punya nama Windy Cantika Aisah, yang juga sukses mempersembahkan medali perunggu bagi Indonesia dari cabang olahraga angkat besi nomor 49 kg putri.
Remaja berusia 19 tahun itu hanya kalah dari atlet asal Tiongkok, Hou Zhihui, serta atlet asal India, Chanu Mirabai. Windy pun jadi penyumbang medali pertama untuk Indonesia di ajang Olimpiade Tokyo, sekaligus meneruskan tradisi apik angkat besi Indonesia di Olimpiade.
Momiji Nishiya
Momiji Nishiya mencatatkan sejarah di Olimpiade Tokyo. Dengan usianya yang masih 13 tahun, Nishiya sukses menyabet medali emas dari cabor skateboard nomor street putri. Dia sukses mengalahkan atlet asal Brasil, Leal Rayssa, dan rekan senegaranya, Funa Nakayama.
Nishiya jadi peraih medali emas termuda buat Jepang dalam gelaran Olimpiade Tokyo, sekaligus juga jadi peraih emas termuda sepanjang sejarah Olimpiade. Dia hanya kalah dari Marjorie Gestring, penyelam Amerika Serikat yang tampil di Olimpiade Berlin.
0 notes
Text
Novi Empat Tungku
OLEH: DAHLAN ISKAN
SEBAGAI ketua tim uji klinis vaksin Covid-19, Dr dr Novilia Sjafri tidak ingin ada ambulans datang ke rumah.
Dokter Novi tidak mau heboh -yang bisa berdampak kurang baik bagi program vaksinasi nasional. Dia memang positif Covid-19. Demikian juga suaminyi: Drs Ak Meindy Mursal. Pun salah satu dari tiga anak mereka.
Rabu dini hari lalu, Anda sudah tahu, dr Novi meninggal dunia. Saat itu sang suami sudah negatif. Demikian juga anaknya.
Lima menit sebelum meninggal, sang suami dan anak mereka diizinkan masuk ICU. Sang suami tahu apa yang harus terjadi. Ia langsung membisikkan kalimat syahadat. Demikian juga sang anak. Dokter Novi pun meninggal.
Di kamar jenazah sang suami memanggil dua anak laki-lakinya: Salat Jenazah. Anak wanitanya lagi datang bulan.
Saya pun berbicara panjang dengan Meindy, sang suami. Sesekali suara Meindy tergetar oleh isakan tangisnya. Meindy merasa ia-lah yang membawa virus itu ke rumah.
Dokter Novi orang penting di Biofarma. Ia menjabat kepala Divisi Surveilans dan Riset Klinis di perusahaan BUMN itu.
Awalnya Meindy curiga terkena virus saat donor darah. Meindy memang pendonor paling rajin. Hari itu ia donor untuk kali Ke-107. Ia optimistis di ulang tahunnya ke-60 tanggal 31 Juli tahun depan sudah bisa mencapai 110 kali donor.
Bukan itu.
Tiga hari setelah itu Meindy PCR: masih negatif.
Ia lantas ingat. Ia pernah, setelah donor itu, memeriksakan diri ke rumah sakit: ada "kutil" di kulit pahanya yang menghadap ke dalam. Ia ingin kutil itu dihilangkan.
Meindy pagi-pagi ke rumah sakit. Pukul 07.00. Mumpung masih sepi. Ia pede saja: tanpa bikin janji. Ternyata, hari itu, dokternya datang agak siang. Tiga jam Meindy di ruang tunggu rumah sakit.
Besoknya Meindy batuk. Minum obat batuk. Tidak sembuh. Hari ketiga pinggangnya sakit luar biasa.
Meindy pun tes bersama istri: sama-sama positif. Salah satu dari tiga anak mereka juga positif. Itu tanggal 18 Juni lalu.
Mereka memutuskan isolasi di rumah.
Tapi batuk Novi tidak kunjung reda. Bahkan saturasinya turun tinggal 80. Mereka memang punya alat ukur tensi, temperatur, dan saturasi di rumah.
Mereka pun menyerah: mau masuk rumah sakit. Tapi tidak mau dijemput ambulans. Maka Meindy yang mengantarkan sang istri ke RS Santoso Bandung.
Setelah parunyi difoto ternyata sudah sangat "berkabut". Langsung dimasukkan ICU. Berbagai pengobatan dilakukan. Termasuk transfusi plasma konvalesen. Sampai pun ventilator invasif: tidak tertolong.
Apakah Novi punya komorbid? "Tidak ada," ujar Meindy. "Hanya obesitas," tambahnya.
Berat badan Novi memang naik terus. Sampai di atas 100 Kg.
Berbagai upaya menurunkan badan tidak berhasil. Makan beras merah. Gagal. Hanya makan sayur dan buah, juga gagal. Dia juga pernah menuruti saran dokter dari India. Soal pengaturan makanan. Hasilnya: Novi diare.
"Novi itu, ibaratnya hanya minum air putih pun berat badannyi terus naik," kata Meindy. "Mungkin turunan. Mertua perempuan saya juga gemuk," katanya.
Rupanya itu juga sesuai dengan hobi Novi: masak. Lihatlah instagramnyi: @noviliahafsah. Ada 5.000 lebih foto yang diposting. Didominasi foto kue hasil masakannyi. Novi suka masak apa saja. Terutama masakan Barat.
Novi juga wanita yang bisa menyeimbangkan antara karier dan rumah tangga. Novi selalu menyempatkan diri masak untuk keluarga.
Dalam hal hobi itu sebenarnya Novi, kini, lagi bahagia-bahagianya. Empat bulan lalu mereka membeli kompor baru: empat tungku. Agar bisa masak lebih banyak dan lebih cepat.
Meindy agak terlambat bertemu Novi –untuk ukuran zaman itu. Meindy sudah berumur 31 tahun. Novi sudah dokter muda. Umur Novi 7 tahun di bawah Meindy. Mereka dipertemukan oleh kakaknya.
Meindy seorang akuntan lulusan STAN Jakarta yang terkenal itu. Lalu jadi pegawai negeri di Kementerian Keuangan. Ia sudah bertugas di berbagai daerah. Lalu mengaudit Telkom di Bandung. Saat itulah bertemu Novi yang hampir lulus dokter di Universitas Padjadjaran.
Setelah dua tahun menjalani tugas wajib sebagai dokter, Novi melamar ke Biofarma. Tidak ada tanggapan. Setahun kemudian melamar lagi. Tidak ditanggapi. Sampai pada saatnya Meindy mendengar Biofarma mencari dokter. Meindy sendiri yang mengantarkan lamaran istrinya: diterima.
Sejak itu Meindy mengundurkan diri sebagai pegawai negeri. Ia tidak mau dipindah-pindah --pisah dari istri. Ia bisa mengajar. Ia senang mengajar. Ia pun mengajar di Universitas Parahyangan Bandung.
Belakangan Meindy diminta menjadi komite audit di Pindad, ketika Sudirman Said menjadi dirut di situ.
Sudirman –mantan Menteri ESDM– tahu bahwa Meindy adalah akuntan yang tidak mau diajak kompromi. Dan memang, itulah prinsip hidupnya. Itu pula yang menjadi salah satu pertimbangan untuk mundur dari pegawai negeri.
Saat ini Meindy menjabat komite audit PT Garuda Indonesia. Komite itu melaporkan hasil kerjanya ke dewan komisaris Garuda.
Di Biofarma, Novi sangat berprestasi. Dia mendapat tawaran sekolah ke Australia. Tapi Novi memilih di Unpad saja. Dekat suami. Dia mengambil S-2 biomedis. Sesuai dengan keinginannyi mendalami soal virus. Ini terkait dengan kebutuhan tenaga ahli di Biofarma –yang terkenal sebagai produsen vaksin di Indonesia.
Ketika ditawari S-3 di luar negeri Novi kembali memilih Unpad. Maka di Unpad pula Novi meraih gelar doktor. Juga di bidang biomedis.
Nama Novi terkenal di berbagai forum internasional. "Kalau ke Geneva dia sudah seperti pulang kampung saja," ujar Meindy. Novi praktis terus berkeliling ke berbagai negara.
Dia begitu penting untuk Biofarma dan Indonesia. "Almarhumah sangat ramah. Elegan. Dipercaya berbagai lembaga internasional terutama WHO," ujar Prof Dr Kusnandi Rusmil, ketua tim uji coba fase 3 Sinovac di Bandung.
Meski sering ke luar negeri, Novi tidak memakai pakaian bermerek. Mobil keluarga ini sama dengan mobil sejuta umat: Avanza. Anak-anak mereka sekolah ikut kendaraan umum. Setelah masuk kuliah baru dibelikan sepeda motor.
Tapi kalau libur lebaran, mereka sering ke luar negeri. Alasannya: menyiapkan wawasan anak-anak. Sering juga mampir dulu ke Makkah: Umrah.
Suami istri ini sama-sama berdarah Minang. Sama-sama lahir di Padang. Tapi Novi sudah lebih fasih berbahasa Sunda.
Novi bekerja lebih keras setahun terakhir. Tidak ada Sabtu atau Minggu. Tidak ada pula tanggal merah. Vaksinasi adalah misi besarnyi.
Rasanya Novi sempat tahu hasil kerja kerasnyi: Biofarma sudah berhasil memproduksi vaksin Sinovac di Bandung, 1,5 juta sehari. Novi pergi dengan membawa prestasi.
from Konten Islam https://ift.tt/3AR9tk2 via IFTTT source https://www.ayojalanterus.com/2021/07/novi-empat-tungku.html
0 notes
Text
Jual Pita Velvet Ö8ᑫᏮ-ㄐᑫᏮÖ-lllÖ[WhatsApp]
v
Mungkin berikut ini merupakan tulisan tentang jual pita velvet yg tengah kamu inginkan. Saat berikut ini jaman ilmu pengetahuan semakin kedepan, rentang tidak lagi problem guna satu orang senantiasa dapat berbincang dg orang lain pada berbagai wahana lebih-lebih pada bagian bumi. Kecanggihan teknologi berikut ini serta memudahkan kita sebagai mengakses aneka wacana apapun dan dimanasaja kita terletak. Cuma dg memakai network, kita bisa mengakses tulisan yg kita cari. Di website tersebut manusia yang menggunakan sebagai penelitian, tugas madrasah misalpun terbatas memperoleh pengetahuan anyar dapat mengakses bahkan memberikan masukan lagi banyak dg meninggalkan opini dikolom yg udah tersedia atau men-japri via nomor yang sudah tersedia. Guna sebagian besar manusia, hiasan pita sama artinya dengan pita. Hiasan pita yang dibikin dari materi pita mampu dikreasikan dengan berbagai tata, mengacu tentang bidikan kau melakukannya. Hiasan ini mampu digunakan sebagai aksesori rambut, aksesori pakaian, pengemas kado, sovenir tangan, serta lain-lain. Yuk ikuti kreasi daku berikut berikut ini. Bunda serta ukhty sholihah dapat dg pesat mempelajarinya serta dg mudah mempraktekannya secara langsung. Walaupun tampilannya sederhana namun bros kembang simpel kombinasi kain perca dan pita satin berikut ini amat manis jika disematkan di kerudung / jilbab kita.
jual bros bunga pita
Nama pita artinya ialah kuning yang diberikan bagi seorang putra-putri perempuan. Nama pita berasal dari india sansekerta, dg huruf awal p dan tersusun atas 4 huruf. Kata pita mendapatkan pengertian, pengertian, bidikan atau makna kuning, bisa digunakan untuk nama bayi nama anak, nama perusahaan, nama merek barang, nama tempat, dan beda semacamnya. Kata pita yg bermakna kuning serta bersumber sekitar india sansekerta berikut ini dapat dikau gunakan selama arti pita tiada berkonotasi negatif pada lingkungan kamu. Halaman ini bermuatan tulisan tentang jual pita woven yg melimpah diburu manusia oleh karena itu melimpah pula yang memerlukan pengetahuan dari artikel tersebut, kenapa demikian. Karena dari pembahasan, satu orang dapat mengisi keperluan risetnya, guna hulu informasi mandat makalah pada perguruan, serta yg paling utama satu orang akan memiliki informasi baru dan informasi yg luas. Gol diciptakannya ulasan berikut ini demi insan yang sedang mencari wacana bisa mengunjunginya dengan cepat. Teknologi pada orde globalisasi saat berikut ini sudah begitu maju serta canggih, setiap orang bisa mengakses wacana sekitar aneka pangkal. Tiada pandang di desa maupun di kota asal ada network www serta alat yang menyokong, orang mana aja dapat menemukan dan membaca pengetahuan ini. Jadi, sembarang waktu, dimanasaja, kamu bisa menemukan web berikut ini. Apabila kau mempunyai pendapat / komentar beda, silahkan tulis opini di kolom yg udah terlampir / dapat men-japri kami ke nomor yang telah tercantum pada tempat ini
pabrik pita satin di indonesia
Guna sebagian besar orang, hiasan pita idem artinya dg pita. Hiasan pita yang dibikin tentang materi pita bisa dikreasikan dengan aneka skema, tergantung dari niat anda melakukannya. Hiasan ini bisa digunakan untuk aksesori rambut, aksesori pakaian, pembungkus kado, kerajinan tangan, serta lain-lain. Yuk ikuti kreasi aku berikut ini. Bunda dan ukhty sholihah bisa dg gesit mempelajarinya dan dengan praktis mempraktekannya dengan langsung. Meskipun bentuknya simpel namun bros bunga sederhana kombinasi kain perca serta pita satin ini amat manis apabila disematkan pada kerudung / jilbab kita.
<a href='https://1.bp.blogspot.com/-Gkfts1RHvKg/YF1ZpF99nOI/AAAAAAAAAqg/EIvUFDSrNPcv37bkaIVWahM6v5qo1kjkQCLcBGAsYHQ/s1600/jual-pita-velvet.jpg'><img src='https://1.bp.blogspot.com/-Gkfts1RHvKg/YF1ZpF99nOI/AAAAAAAAAqg/EIvUFDSrNPcv37bkaIVWahM6v5qo1kjkQCLcBGAsYHQ/s1600/jual-pita-velvet.jpg'></a>Mungkin berikut ini merupakan tulisan tentang <u><a href='https://jualpitajogja.wordpress.com/'>jual pita velvet</a></u> yg tengah kamu inginkan. Saat berikut ini jaman ilmu pengetahuan semakin kedepan, rentang tidak lagi problem guna satu orang senantiasa dapat berbincang dg orang lain pada berbagai wahana lebih-lebih pada bagian bumi. Kecanggihan teknologi berikut ini serta memudahkan kita sebagai mengakses aneka wacana apapun dan dimanasaja kita terletak. Cuma dg memakai network, kita bisa mengakses tulisan yg kita cari. Di website tersebut manusia yang menggunakan sebagai penelitian, tugas madrasah misalpun terbatas memperoleh pengetahuan anyar dapat mengakses bahkan memberikan masukan lagi banyak dg meninggalkan opini dikolom yg udah tersedia atau men-japri via nomor yang sudah tersedia. <br>Guna sebagian besar manusia, hiasan pita sama artinya dengan pita. Hiasan pita yang dibikin dari materi pita mampu dikreasikan dengan berbagai tata, mengacu tentang bidikan kau melakukannya. Hiasan ini mampu digunakan sebagai aksesori rambut, aksesori pakaian, pengemas kado, sovenir tangan, serta lain-lain. Yuk ikuti kreasi daku berikut berikut ini. Bunda serta ukhty sholihah dapat dg pesat mempelajarinya serta dg mudah mempraktekannya secara langsung. Walaupun tampilannya sederhana namun bros kembang simpel kombinasi kain perca dan pita satin berikut ini amat manis jika disematkan di kerudung / jilbab kita. <br><h3>jual bros bunga pita</h3>Nama pita artinya ialah kuning yang diberikan bagi seorang putra-putri perempuan. Nama pita berasal dari india sansekerta, dg huruf awal p dan tersusun atas 4 huruf. Kata pita mendapatkan pengertian, pengertian, bidikan atau makna kuning, bisa digunakan untuk nama bayi nama anak, nama perusahaan, nama merek barang, nama tempat, dan beda semacamnya. Kata pita yg bermakna kuning serta bersumber sekitar india sansekerta berikut ini dapat dikau gunakan selama arti pita tiada berkonotasi negatif pada lingkungan kamu. <br>Halaman ini bermuatan tulisan tentang jual pita woven yg melimpah diburu manusia oleh karena itu melimpah pula yang memerlukan pengetahuan dari artikel tersebut, kenapa demikian. Karena dari pembahasan, satu orang dapat mengisi keperluan risetnya, guna hulu informasi mandat makalah pada perguruan, serta yg paling utama satu orang akan memiliki informasi baru dan informasi yg luas. Gol diciptakannya ulasan berikut ini demi insan yang sedang mencari wacana bisa mengunjunginya dengan cepat. Teknologi pada orde globalisasi saat berikut ini sudah begitu maju serta canggih, setiap orang bisa mengakses wacana sekitar aneka pangkal. Tiada pandang di desa maupun di kota asal ada network www serta alat yang menyokong, orang mana aja dapat menemukan dan membaca pengetahuan ini. Jadi, sembarang waktu, dimanasaja, kamu bisa menemukan web berikut ini. Apabila kau mempunyai pendapat / komentar beda, silahkan tulis opini di kolom yg udah terlampir / dapat men-japri kami ke nomor yang telah tercantum pada tempat ini<br><h3>pabrik pita satin di indonesia</h3>Guna sebagian besar orang, hiasan pita idem artinya dg pita. Hiasan pita yang dibikin tentang materi pita bisa dikreasikan dengan aneka skema, tergantung dari niat anda melakukannya. Hiasan ini bisa digunakan untuk aksesori rambut, aksesori pakaian, pembungkus kado, kerajinan tangan, serta lain-lain. Yuk ikuti kreasi aku berikut ini. Bunda dan ukhty sholihah bisa dg gesit mempelajarinya dan dengan praktis mempraktekannya dengan langsung. Meskipun bentuknya simpel namun bros bunga sederhana kombinasi kain perca serta pita satin ini amat manis apabila disematkan pada kerudung / jilbab kita. <br>
0 notes
Text
Ini adalah ulasan mengenai toko pita asemka. Banyak alasan mengapa insan membutuhkan artikel ini, seperti bagi riset, tugas sekolah / memberikan tambahan informasi. Ulasan ini dibikin supaya orang - insan yang mendambakan pengetahuan seperti ini, dapat menemukan dg cepat dan mudah. Dizaman kemajuan sains, dikau bisa menemukan informasi ini, kapan saja serta dimanasaja. Janji terhubung dengan jaringan. Jadi kau bisa melancong website ini sembarang waktu kamu mau. Dikau juga bisa menyerahkan pandangan di kolom komentar atau dapat mengkontak kita via nomor yang telah tersedia. Nama pita artinya ialah kuning yg diberikan bagi seorang putra-putri wanita. Nama pita bersumber tentang india sansekerta, dengan huruf awal p serta tersusun atas 4 huruf. Kata pita memiliki makna, definisi, keperluan / makna kuning, dapat digunakan bagi nama bayi nama putra-putri, nama industri, nama label produk, nama lokasi, dan lain sebagainya. Kata pita yang bermakna kuning serta bersumber tentang india sansekerta ini boleh kau gunakan selama arti pita tidak berkonotasi negatif di lingkungan kamu.
tempat jual pita terdekat
Hari ini keliru tunggal seni menyulam yg berkembang sampai saat ini merupakan sulam pita. Pada indonesia, sulam pita mulai menjamur dari awal tahun 2000. Sulam pita adalah keliru tunggal cara menghias kain yang dilakukan dengan tata menjahitkan pita dengan dekoratif pada atas material yg harapannya dihias dengan menggunakan aneka macam tusuk hias sehingga terbentuk tertentu desain hiasan baru. Sulam pita memakai pita guna menyulam. Pita yg digunakan adalah pita organdi dan pita satin. Jika kamu tengah menggali ulasan mengenai jual pita semarang, kau berada di web yg benar. Cepatnya kemajuan information technology akhir-akhir berikut ini menjadi penyebab positif di segala kelompok. Putra-putri pendidikan, mahasiswa, misalpun masyarakat bisa dengan simpel menemukan wawasan yg mereka inginkan. Tidak usah sibuk-sibuk datang ke suatu daerah sebagai memiliki informasi mengenai lokasi yang sudah disebutkan. Asalkan dapat terhubung dengan jaringan www, dimanapun kita cukup kami bisa menggali segala informasi yang kami perlukan. Website ini sengaja kita bikin sebagai memberikan tulisan-tulisan bagi untuk kebutuhan penelitian, mandat sekolah, atau yg lainnya. Komentar / masukan yg mendirikan amat kita butuhkan agar perkembangan wawasan yang kita paparkan
grosir pita import
Nama pita artinya adalah kuning yang diberikan guna seorang putra-putri perempuan. Nama pita bersumber sekitar india sansekerta, dengan huruf awal p dan terdiri atas empat huruf. Kata pita mempunyai makna, definisi, niat atau makna kuning, mampu digunakan guna nama bayi nama putra-putri, nama perusahaan, nama label produk, nama lokasi, serta lain semacamnya. Kata pita yang berarti kuning serta berasal tentang india sansekerta ini bisa kau gunakan selama arti pita bukan berkonotasi negatif pada lingkungan dikau.
0 notes