#nama perempuan dari bahasa cina 2 kata
Explore tagged Tumblr posts
Text
Nama Bayi Perempuan Cina 2 Kata Terbaik Sepanjang Masa
Nama Bayi Perempuan Cina 2 Kata Terbaik Sepanjang Masa
Nama Bayi Perempuan Cina 2 Kata – namaanakperempuan.net. Bunda menyukai nama-nama bayi asal cina? Pasti itu semua karena namanya yang unik, lucu dan anti pasaran. Nah berhubung anda suka dengan nama bayi cina (Tionghoa), tak ada salahnya juga untuk Mama menyelipkan nama anak perempuan cina 2 kata pada buah hatinya. Dengan pemberian nama ini, Moms juga bisa mengutarakan segala doa baik untuk…
View On WordPress
#nama anak perempuan cina 2 kata#nama anak perempuan cina tercantik 2 kata#nama bayi perempuan bahasa cina 2 kata#nama bayi perempuan cina dua kata#nama perempuan dari bahasa cina 2 kata
0 notes
Text
Arti Nama Xiu-Juan Dan Rangkaian Namanya
Arti Nama Xiu-Juan Dan Rangkaian Namanya
Arti Nama Xiu-Juan – tanyanama.com. Orangtua mana yang tidak senang menunggu kelahiran anak perempuannya. Banyak juga yang telah menyiapkan nama bayi saat masih dalam masa kehamilan. Usahakan pengkombinasian kata sekitar 2 – 3 suku kata. Agar arti namanya pun jelas.
Contohnya nama anak gadis perempuan keren Xiu-Juan. Arti kata Xiu-Juan berasal dari bahasa Cina ini memiliki arti nama sangat indah.…
View On WordPress
#Arti Xiu-Juan#Makna Nama Xiu-Juan#Maksud Nama Xiu-Juan#Nama perempuan yang artinya molek dan anggun#Rangkaian Nama Xiu-Juan
0 notes
Text
Sapu Tangan Fang Yin
/1/
Ditatapnya sekali lagi sapu tangan itu, tak lagi putih; tiga belas tahun berlalu. Korek api di tangan, siap membakarnya menjadi abu masa lalu.
Namun, sebelum api menjilat, hatinya bergetar; Ditiupnya api itu – terdiam ia dalam senyap malam. Dibukanya jendela kamar: kelam langit Los Angeles Yang dihuninya sejak 13 tahun lalu.
Terlintas ingatan minggu pertama di kamar ini Ketika setiap malam ia menangis; Ya, panggil saja ia Fang Yin – hamparan rumput harum artinya. Nama sebenarnya dirahasiakan, menunggu sampai semua reda.
Waktu itu usianya dua puluh dua Terpaksa kabur dari Indonesia, negeri kelahirannya Setelah diperkosa segerombolan orang Tahun 1998, dalam sebuah huru-hara.
Apa arti Indonesia bagiku? bisik Fang Yin kepada dirinya sendiri. Ribuan keturunan Tionghoa1 meninggalkan Indonesia: Setelah Mei yang legam, setelah Mei yang tanpa tatanan Setelah Mei yang bergelimang kerusuhan.2
/2/
Hari itu negeri berjalan tanpa pemerintah Hukum ditelantarkan, huru-hara di mana-mana Yang terdengar hanya teriakan Kejar Cina! Bunuh Cina! Massa tak terkendalikan.
Langit menghitam oleh kobaran asap Dari rumah-rumah dan pertokoan – Semua terkesima, tak ada yang merasa siap Melindungi diri sendiri dari keganasan.
Ada keluarga yang memilih bunuh diri Di hadapan para penjarah yang matanya bagai api Yang siap menerkam; yang siap merampas apa saja Yang siap memperkosa perempuan tak berdaya.
Apa arti Indonesia bagiku? bisik Fang Yin Kepada dirinya sendiri, yang hidupnya telah dirampas Yang tak lagi bisa merasakan sejuknya angin Sebab kebahagiaannya tinggal ampas.
Waktu itu terdengar anjing melolong panjang Seperti minta tolong aparat keamanan; Mereka melemparkan binatang itu ke kolam Menggelepar-gelepar: airnya pun memerah.
/3/
Fang Yin sekeluarga mengungsi ke Amerika Bersama sejumlah warga keturunan Tionghoa; Mereka tinggal berdekatan di New York, Philadelphia, Los Angeles, New Jersey – bagaikan perkampungan Indonesia.
Minggu-minggu pertama di Amerika Fang Yin belum sadar apa sebenarnya yang terjadi Raga dan jiwanya lemah, perlu pemulihan dari dahsyatnya trauma, Ke mana pun ia pergi, orang tuanya dan seorang psikolog mendampingi.
Setelah tiga bulan hidupnya menjadi normal. Ia pun ikut kursus bahasa Inggris, ingin meneruskan kuliah. Namun Fang Yin sudah berubah – Ia tak lagi ceria, suka menyendiri saja.
Ketika seorang pemuda Korea mendekatinya Fang Yin malah menjauh, khawatir kalau-kalau tak berbeda Dengan Kho, pacarnya dulu di Jakarta, Yang meninggalkannya setelah tahu ia diperkosa.
13 tahun sudah ia di Amerika, tumbuh keinginannya Untuk pulang ke tanah kelahirannya, Indonesia; Waktu itu usianya menginjak tiga puluh lima Ia ingin memulai hidup baru, membangun keluarga.
Ingin punya suami, ingin punya anak Rindu kampung halaman tempat ia dilahirkan dan dibesarkan Rindu teman-teman remaja, rindu masa-masa menghabiskan waktu Jalan-jalan dan bercanda ria di Mal Citraland.
Tapi kemarahannya pada Indonesia masih menyala Trauma diperkosa masih berujud horor baginya. Fang Yin membatalkan niatnya untuk kembali Baginya Indonesia masa silam yang kelam
Kenangan pada Kho membekas di benaknya. Tak ia ketahui di mana kini pemuda itu berada. Dibukanya secarik surat yang sejak 12 tahun lalu Akan dikirimkannya ke pemuda itu, tapi selalu dibatalkannya.
Kho, apa kabarmu Aku sendiri di sini Dulu katamu akan menemaniku Terutama di kala susah Itu sebabnya kuterima cintamu Aku sangat susah hati, Kho Aku ingin dengar suaramu.
Ia sering coba menghubunginya lewat telepon Tak pernah ada jawaban, bagai raib begitu saja. Mungkin Kho juga mengungsi, tapi entah ke mana Fang Yin tidak pernah tahu lagi tentangnya.
Satu-satunya kenangan dari Kho Yang sampai sekarang masih disimpannya Adalah selembar sapu tangan Yang saat ini ia genggam erat-erat, merisaukannya.
/4/
Ingin ia bakar selembar kenangan itu Saksi satu-satunya, sisa trauma masa lalu Selama ini disimpannya diam-diam setangan itu Tak ingin ada orang lain mengganggu.
Ditatapnya kembali sapu tangan itu Ia sentuh permukaannya, masih terasa Bekas air mata yang tetes demi tetes membasahinya dulu Bagian abadi dari hidupnya.
Setahun lalu psikolognya, warga Amerika, bilang Ia nyaris sembuh. Dan akan lengkap sembuhnya Jika ia ikhlas menerima masa lalu yang telah hilang Sebagai bagian dari permainan nasib manusia.
Kepada psikolog itu Fang Yin berhutang nyawa. Beberapa kali perempuan itu nyaris bunuh diri Tetapi karena ia menemaninya setiap hari Jiwa anak keluarga kaya itu pun beranjak sembuh kembali.
Ia ulang-ulang mantra psikolog itu, Ia coba pahami apa yang ada di balik kata-katanya: Terimalah kenyataan apa adanya! Berdamailah dengan masa lalu.
Di bulan ke empat, ia mulai rasakan khasiat Masa lalu tidak lagi menjadi bom di kepala Namun kenangan itu bagai tawon yang tak henti menyengat Tidak dengan mudah minggat.
/5/
Ditatapnya kembali sapu tangan itu: Tampak tayangan sinema di permukaannya: Tergambar rumahnya di Kapuk, Jakarta Utara Sebuah bangunan yang tinggi temboknya.
Berjajar di samping rumah-rumah lain Yang pagarnya seakan berlomba Mana yang paling tinggi, mana yang paling kokoh. Semua dihuni warga keturunan Tionghoa.3
Namun, tembok setinggi apa pun Ternyata tak mampu mengamankannya Tak mampu membendung gelombang huru-hara Yang membakar Jakarta.
Hari itu Selasa 12 Mei 1998. Fang Yin tidak kuliah, di rumah saja; Ia hanya menonton televisi Semuanya menyiarkan berita itu-itu juga.
Mimbar bebas di kampus-kampus Unjuk rasa di mana-mana Menuntut Soeharto turun Dianggap tak mampu pulihkan ekonomi negara.
Perusahaan-perusahaan gulung tikar Pengangguran merajalela Harga barang-barang pokok melambung Nilai rupiah semakin terpuruk.
Gerakan mahasiswa yang mula-mula hanya unjuk rasa Gerakan Reformasi mula-mula namanya Segera berubah menjadi gelombang besar demonstrasi Tak bisa dibendung lagi.
Sore hari, Selasa 12 Mei Di depan Universitas Trisakti Empat mahasiswa tewas tertembak: Malam pun mencekam, gejolak merebak.
Rabu 13 Mei 1998 Ribuan mahasiswa berkumpul Di Universitas Trisakti Duka cita berbaur teriakan kerumunan massa.
Tak diketahui dari mana rimbanya Siang hari semakin dipenuhi massa Dan, tiba-tiba saja, sekelompok orang Membakar ban-ban bekas di tengah jalan.
Asap hitam pun membubung tinggi Truk yang melintas dihentikan massa Dan teriakan bergema, semakin liar: Bakar! bakar!
Massa bagai kerumunan semut Merangsek ke tengah-tengah kota Turun dari truk-truk yang muncul tiba-tiba Entah dari mana datangnya.
Teriakan pun berubah arahnya Dan terdengar Bakar Cina! Bakar Cina! Gerombolan yang tegap dan gagah Menyisir toko, kantor, dan pemukiman Tionghoa.
Mereka memasuki rumah-rumah kaum sipit mata Menyeret para penghuninya, menghajar para pria Memperkosa perempuannya. Dan semakin siang Semakin tak terbilang jumlahnya.
Ditemani seorang pembantu, Fang Yin menyaksikan Adegan demi adegan horor itu di televisi. Ketakutan menyergapnya! Ia telepon ayahnya di kantor, tak bisa pulang Jalanan dipenuhi massa, tak terbilang.
/6/
Hantu yang ditakutinya pun menjelma – Didengarnya suara-suara memekakkan telinga Segerombolan orang merusak pagar rumahnya Mereka masuk dan membunuh anjing herdernya.
Pembantunya sempat berteriak, lalu terkapar Oleh para berandal itu ia dihajar. Fang Yin lari mengunci diri di dalam kamar Berteriak, melolong, meminta tolong.
Tak ada yang mendengar. Mungkin tetangganya Juga tengah menghadapi ketakutan yang sama. Pintu kamar Fang Yin didobrak, masuklah lima pria Bertubuh tegap – ke ranjang mereka menyeretnya.
Rambutnya dijambak Pakaiannya dikoyak-moyak Dan dengan kasar Mereka pun memukul, menampar.
Fang Yin pun menjerit, mohon ampun, Jangan…Jangan… Saya punya uang. Ampun. Jangan.
Bagai sekawanan serigala mereka: Seseorang memegang kaki kirinya Seorang lagi merentang kaki kanannya Yang lain menindih tubuhnya.
Wahai, terenggut sudah kehormatannya! Yang lain bersiap menunggu giliran Ganas seringainya, tak ada belas Bagi seorang perawan.
Fang Yin meronta sebisa-bisanya Berteriak sekuat-kuatnya Bergerak-gerak mempertahankan kehormatannya Memukul, menjambak sekenanya.
Di antara sakit dan cemas yang tiada taranya Sempat didengarnya para berandal tertawa Melahapnya: Hihihihi, hahahaha – Fang Yin pun kehilangan kesadarannya.
/7/
Fang Yin, ya, Fang Yin yang malang – Ketika dibukanya mata Didapatinya dirinya terbaring Di rumah sakit.
Saat itu Kho, pacarnya, datang menjenguk Memberinya sapu tangan; Fang Yin menghapus tetes air matanya – Sapu tangan itulah yang setia menyertainya.
Tersimpan di sapu tangan itu tetes air matanya yang pertama Tetes air matanya yang kedua Tetes air matanya yang kesepuluh Tetes air matanya yang keseribu
Tersimpan pula di sana malam-malamnya yang sepi Ketika ia meminta Tuhan membuatnya mati saja Ketika ia merasa diri lunglai, tak lagi bertulang Sapu tangan itu merekam seperti buku diary.
Rina, sahabat dekatnya, membelainya Yang menyertai Kho menjenguknya. Rina sangat memahaminya, Rina banyak membantunya.
Infus mengalir di sebelah tangannya Ayah dan ibunya menangis memeluknya; Fang Yin mengingat-ingat apa yang terjadi Membayangkan apa yang telah dialami.
Memar tersebar di sekujur tubuh Dan teringatlah: ia telah diperkosa!4 Fang Yin menjerit kuat sekali Seisi rumah sakit mendengarnya,
Tolong…tolong… Ampun, ya Tuhan Tolong aku Ampun, ampun…
/8/
Jakarta lautan api! Di mana pula aparat keamanan? Tak tampak sama sekali. Kerusuhan pun menjalar liar Bagaikan api, bagaikan ular.
Warga Jakarta terkesima. Begitu banyak orang-orang datang Begitu saja, entah dari mana Tak ada yang kenal mereka.
Didrop truk di lokasi tertentu Mereka kekar dan tegap – Mereka merusak, mereka membakar, Mereka menjarah – dan massa pun terpancing.
Dan ketika kerumunan semakin banyak Dan ketika tak ada lagi aturan yang tegak Para penjarah meninggalkan lokasi – Massa pun mengamuk tanpa sebab yang pasti.
Mereka berebut menjarah, saling mendahului Tunggang-langgang, tindih-menindih terjebak api Dalam bangunan yang menyala-nyala Terpanggang hidup-hidup – dan tewas sia-sia.5
/9/
Fang Yin dan keluarga tidak paham politik Apa lagi masalah militer.6 Mereka cari nafkah berdagang saja Dan ketika bingung, tak tahu harus mengadu ke mana.
Bumi Indonesia gonjang-ganjing, langit berkilat-kilat Sedangkan Presiden Soeharto berada di Mesir sana; Situasi menjadi semakin parah Menanti Sang Presiden kembali.
Tahun 1998, tanggal 15 Mei Pukul 4.30 dini hari Soeharto menyatakan tak bersedia mundur; Ketegangan memuncak, ketenteraman pun hancur.
Warga Tionghoa yang mulai tenang Kembali khawatir kalau huru-hara kembali datang; Mereka jual barang-barang mereka, banting harga Bersiap-siap hengkang ke mancanegara.
Di rumah sakit, Fang Yin masih terbaring lemah. Ia menduga kerusuhan akan kembali terjadi Dan orang-orang tegap yang brangasan Akan memperkosanya lagi.
Papi, apa salah saya? Kenapa saya diperkosa? Apa salah saya, Papi? Ayahnya tak menjawab, Dipeluknya anaknya erat-erat.
Kho, pacarnya, terdiam dan mulai dingin sikapnya. Fang Yin menjerit-jerit – Seorang guru spiritual coba menghentikannya Mengajarkan keikhlasan Konghucu.
Disampaikannya hakikat shio; Fang Yin adalah gadis Naga, dan 1998 adalah Macan – Naga kurang beruntung di tahun itu Dan harus menerima dengan dada terbuka.
Diuraikannya prinsip Ren Dao Ajaran tentang hubungan antarmanusia; Ya, sebuah kitab kecil, Kitab Meng Zi: Dan dibacakannya,
Dengarkan: Yang tidak susila jangan dilihat Yang tidak susila jangan didengar Yang tidak susila jangan dibicarakan.
Dengan penuh kasih dipegangnya kening Fang Yin Ia tatap matanya, dialirkannya enerji, Ditumbuhkannya semangat hidup, Dan dengan tenang dikatakannya,
Fang Yin, Ini bencana sudah terjadi Lupakan saja. Mulailah hidup baru – Keikhlasan akan mengalahkan kemalangan Keyakinan akan mengalahkan derita.
Di televisi rumah sakit, Fang Yin mendengar diskusi: Dalam sejarah Indonesia, warga Tionghoa Acap jadi korban amuk massa.7 Uhhhh… Fang Yin tidak paham sejarah.
/10/
Demikianlah seminggu setelah peristiwa Fang Yin dan keluarga terbang ke Amerika; Bukan karena tidak cinta Indonesia, kata ayahnya, Tetapi keadaanlah yang telah memaksa.
Ayah bercerita tentang kerabat kakek buyut mereka Pejuang kemerdekaan, sahabat Bung Karno; Sie Kok Liong namanya Pemilik Gedung Kramat 106.
Di gedung itu dulu diselenggarakan Kongres Pemuda Yang melahirkan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928; Apa gerangan arti Indonesia bagi Fang Yin dan keluarganya? Mereka harus hengkang demi keselamatan jiwa.
/11/
Kini 13 tahun setelah musibah itu Fang Yin mendengar Indonesia sudah stabil kembali; Beberapa warga keturunan Tionghoa menjadi menteri Tradisi Imlek diberi hak hidup seperti dulu lagi.
Barongsai bebas melanggak-lenggok, Koran berbahasa Cina sudah boleh beredar Program berbahasa Cina ditayangkan di televisi. Agama Konghucu sudah diakui.8
Komunitas Tionghoa Indonesia di manca negara Kadang jumpa, berbagi cerita tentang Imlek dan segala rupa; Sudah banyak yang ganti negeri Menjadi warga Amerika, Singapura, dan lain-lainnya.
Tampaknya, bagi mereka Indonesia adalah masa silam Yang kelam hitam; Namun, Imlek masih tetap menyatukan mereka Walau berbeda agama dan negara.
Ayah Fang Yin teguh pendirian Pantang jadi warga negara lain; Kepada Fang Yin ayahnya sering berpesan Dan mewanti-wanti,
Fang Yin, kau anak Indonesia sejati Jangan pindah menjadi warga lain negeri. Ayahnya mendapatkan rezeki di Indonesia Pada waktunya harus kembali ke sana.
Dan ia tentu saja marah ketika diketahuinya Fang Yin sudah pindah warga negara; Paspor Amerika Serikat sudah di tangannya, Prosesnya dibantu oleh seorang pengacara.
Fang Yin banyak diberi tahu ayahnya tentang Indonesia Agar tumbuh kembali cinta tanah airnya Negeri yang sejak dulu mereka bela – Sejak zaman pergerakan yang melibatkan buyutnya.
Fang Yin adalah gadis yang rajin membaca: Perpustakaan menyediakan segala macam buku, Buku menyediakan segala macam ilmu, Dan ilmu akan bisa mengubah manusia.
Tetapi gadis itu sudah pasti dengan dirinya Tak ingin melihat Indonesia lagi; Ayahnya sudah putus asa Meyakinkan Fang Yin untuk kembali.
Dan ketika Ayah pulang ke Indonesia Fang Yin tetap berkeras hati Untuk tinggal di Amerika Serikat sendiri – Budaya modern pegangannya, kebebasan sandarannya.
Fang Yin suka perlindungan hukum Itu sebabnya ia marah kepada Indonesia; Fang Yin tak suka kekerasan Itu perkara ia benci Indonesia.
Namun, karang pun bisa goyah oleh ombak besar: Samudra bisa menjadi padang pasir Apa yang tak berubah di bawah Matahari? Nasihat ayahnya sudah begitu dalam berakar.
Amerika hanyalah tempat sementara untuk singgah Tapi kita lahir di Indonesia, jadi mati sebaiknya di sana – Luka masa silam harus dilawan Cinta Ibu Pertiwi harus ditumbuhkan.
Dan selangkah demi selangkah, dengan susah payah Kemarahan Fang Yin pun mulai reda Walau kesedihan atas huru-hara itu Masih membayang seperti hantu.
Fang Yin mulai tumbuh jati diri Bertahun buku filsafat, sastra, agama, politik dilahapnya; Ilmu pengetahuan memahatnya Derita panjang masa silam justru melezatkan sikap hidupnya.
Dan sesudah tiga belas tahun berlalu Fang Yin mulai merasakan rindu. Terkenang kampung halaman, masa remaja di Jakarta; Tak sadar, disebutnya nama Albert Kho, cinta pertamanya.
Di manakah engkau kini, pujaan hatiku? Sejak kepindahannya ke Amerika, Mereka tak pernah lagi menjalin hubungan; Hanya sapu tangan itu yang kini tersisa.
Selentingan ia dengar kabar, Kho sudah berkeluarga Rina nama istrinya, dulu sahabat kental Fang Yin – Ia juga seorang keturunan Tionghoa; Keduanya telah menjadi Muslim dan Muslimah.
Terbayang olehnya saat Kho dan Rina Menjenguknya di rumah sakit dulu; Fang Yin hanya bisa diam, menyimpan kepedihan Ditinggal orang yang sudah sangat lekat di hati.
/12/
Fang Yin kembali berlutut di hadapan sapu tangan, Korek api ia nyalakan – Ingin dibakarnya sisa kenangan pacarnya dulu: Masa silam harus segera dihapus dari ingatan.
Albert Kho harus pula aku lupakan, katanya. Tangan yang memegang korek kembali gemetar; Ia ketakutan, seolah api itu akan menghanguskan dirinya; Dan api pun tak jadi berkobar.
Fang Yin menangis. Mula-mula perlahan, lama-lama semakin mengiris – Ditahan-tahankannya Agar tak ada orang lain mendengar.
Ia nyalakan lagi korek api – Dan tanpa pikir panjang, ia bakar sapu tangan itu; Api menyala, sapu tangan terbakar Ia melihat seluruh dirinya yang lama menjadi abu.
Masa silam terbakar, Derita panjang ikut terbakar, Cinta pada Kho terbakar Cemburu pada Rina pun lenyap terbakar.
Dan kemarahannya pada Indonesia? Terbakar sudah, bagai ritus penyucian diri; Semesta seolah berhenti Waktu senyap – lama sekali.
Dan sapu tangan pun jadi seonggok abu. Fang Yin merasa lahir kembali Jadi perempuan yang sama sekali baru Bersih dari kengerian masa lalu.
Air mata menetes mengiringi api, Sapu tangan tak ada lagi. Ia kini berhasil berdamai dengan masa silam Ia kini berhasil menjadi Fang Yin yang baru.
Khusyuk ia berdoa: Ya Tuhan, tumbuhkan keberanian Aku berniat kembali ke Ibu Pertiwi Ijinkan kuhabiskan sisa hidup di sana Tanah yang melahirkanku, jadikan juga tanah yang nanti menguburku.
/13/
Apa arti Indonesia bagi Fang Yin? Lahir di sana tak ia minta Ketika trauma masih menganga Indonesia hanya kubangan luka.
Kini ia melihat Indonesia dengan mata berbeda Negeri itu menjadi cermin dirinya yang terus berubah Ia ingin seperti buyutnya Lahir, cari nafkah, berjuang lalu mati di sana.
Indonesia masuk lagi dalam kalbunya Seperti nyiur yang melambai-lambai Mengimbaunya untuk segera pulang! Fang Yin merasakan rindu, menitikkan air mata.
Menurut kalender Cina, 2012 adalah Shio Naga Akan baik peruntungannya; Ia rindu masa remaja, Ia rindu tempat dulu menghabiskan senja di Jakarta.
13 tahun lalu, ia datang ke Amerika Membawa kemarahan yang sangat Membawa dendam kesumat Kepada Indonesia.
Kini ia ingin pulang, rindunya membara Ia ingin Indonesia seperti dirinya: menang melawan masa lalu Musibah dan bencana datang tak terduga Yang penting harus tetap punya mimpi.
Ini Indonesia baru, katanya, kata mereka. Ya, ya – niatnya pun teguh: Aku segera kembali ke sana! Aku segera pulang ke sana! Aku segera hidup di sana!
Disclaimer: Puisi ini merupakan karya Denny JA. Saya hanya memuat ulang di blog ini untuk bahan bacaan, yang mana puisi ini merupakan salah satu favorit saya.
1 note
·
View note
Text
CERITASEX KEPERAWANAN ADIK KELASKU
Cerita Sex ini berjudul ” CERITASEX KEPERAWANAN ADIK KELASKU “Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019. Nama saya James. Saya seorang mahasiswa di suatu universitas swasta yang cukup terkenal di Bandung. Suatu hari menjelang ujian akhir semester, saya diajak oleh adik kelasku untuk belajar bersama. Aku menerima saja, karena dari dulu semenjak ia masuk ke jurusanku, aku memang sudah ingin jadi pacarnya. Perawakannya cukup cantik, dengan tubuh yang ramping terawat, dan tentunya kulit yang putih karena ia keturunan Cina. Laura namanya. Begitu Laura mengajakku, tentu saja kujawab, “Mau..” “Jam berapa?” tanyaku. “Jam 3 sore, di rumahku, jangan terlambat soalnya nanti nggak selesai belajarnya”, jawabnya. Wah, kesempatan nih, pikirku. Setahuku, ia tinggal berdua saja dengan pembantunya karena ayah dan ibunya yang sibuk mencari nafkah di luar pulau Jawa. Pulang kuliah, aku langsung bergegas pulang, karena kulihat sudah jam 14:30 WIB. Dengan cepat kumasukkan buku yang sekiranya akan dipakai ke dalam tas, karena takut terlambat. Sesampainya di rumah Laura, aku langsung memencet bel yang ada di gerbang depan rumahnya, rumahnya tidak terlalu besar, tapi cukup nyaman kelihatannya. Sempat aku bertanya, kok rumahnya sepi banget. Kalau begitu berarti bonyoknya lagi pada pergi, jawabku dalam hati. Tak lama setelah itu, Laura keluar membukakan pintu. Aku cukup kaget dengan penampilannya yang menarik, kali ini dia memakai kaos yang cukup ketat dan celana pendek ketat. Dia tersenyum lebar padaku, sambil mempersilakan aku masuk. Ketika masuk, aku merasakan rumahnya benar-benar sepi. “Langsung saja kita ke ruang tengah, yuk!” ajaknya. Baca Juga: Pengantin Muda Lugu Yang Siap Ngentot Sesampainya di ruang tengah, aku langsung duduk di karpet karena tidak ada sofa. Ruang tengahnya didesain ala Jepang dengan meja Jepang yang pendek yang disertai rak majalah di bawahnya. “Tunggu yah, aku mau mandi dulu”, katanya, “Habis keringatan abis senam nih!” Ternyata aku baru tahu kalau badannya bagus karena ia sering senam. “Kamu mulai aja dulu, nanti terangin ke aku yah”, katanya. “Kalo mau minum, ambil aja sendiri, soalnya pembantuku sedang sakit, dia lagi tiduran di kamarnya.” Cukup lama aku belajar sambil menunggunya dan akhirnya aku bosan dan melihat-lihat majalah yang ada di bawah meja di depanku. Kulihat semuanya majalah wanita, mulai dari kawanku, kosmo, dan majalah wanita berbahasa jepang. Tanpa sengaja, ketika kulihat-lihat kutemukan sebuah majalah yang berisikan foto cowok bugil dengan otot-otot yang bagus di tengah majalah bahasa jepang itu. Aku sempat kaget melihatnya. Bersamaan dengan itu, ia keluar dari kamar mandi yang letaknya di sudut kamar tengah di mana aku duduk. Dia keluar memakai kimono kain handuk putih. Karena keasyikan, aku tidak sadar kalau dia mendekatiku. Kupikir dia pasti masuk ke kamarnya untuk berpakaian terlebih dahulu. Aku sempat grogi, karena aku belum pernah didekati oleh wanita yang hanya menggunakan baju mandi, karena di rumahku tidak ada saudara perempuan, jadi aku merasa tidak biasa. “Ih, kamu, disuruh belajar malah liat-liat yang aneh-aneh.” “Ini mah nggak aneh atuh”, kataku, “Aku juga punya, dan badanku juga kayak gini loh!” bisikku sambil menunjuk ke salah satu model cowok di majalah tersebut. Aku memang sudah ikutan fitness sejak kelas 2 SMU, tak heran kalau aku lebih terkenal karena badanku yang bagus dibanding kegantenganku. “Ah, masa?” katanya, “Gua nggak percaya ah.” “Kamu kok tahan sih liat-liat kaya beginian?” tanyaku. “Mana ada yang tahan sih?” balasnya. “Tadi lagi nunggu kamu dateng ke sini saja aku sempet liat-liat dulu majalah itu lho! Jadi kamu tau khan, kenapa saya lama mandinya?” jawabnya sambil tersenyum mesum. “Ihh, kamu ini!” balasku, “Ternyata suka juga ya sama yang gituan.” “Iya dong, tapi, James katanya kalo maen langsung lebih enak ya dibanding masturbasi?” tanyanya. Saya sempat kaget ketika dia tanya hal yang begitu dalamnya. “Kata kamu, kamu mirip ama yang di foto majalah itu, buktiin dong.” Wah, kupikir ini cewek sudah horny banget. Aku sempat grogi untuk kedua kalinya, aku cuma bisa tersenyum. “Iya sih katanya, tapi khan…” Belum selesai aku bicara, dia langsung mencium bibirku. “James, tau nggak kalo aku tuh sebetulnya udah seneng banget ama kamu semenjak aku ketemu kamu”, bisiknya sambil mencium bibirku. Aku kaget dan responku cuma bisa menerima saja, soalnya enak sih rasanya. Terus terang aku belum pernah dicium oleh cewek sampai seenak itu, dia benar-benar ahli. Tanpa sadar, posisinya sudah berada di atas pangkuanku dengan paha yang menjepit perutku. Sambil menciuminya, kuelus-elus pahanya dari atas ke bawah, dan dia mendesah, “Akh… enak sekali!” Kuteruskan aksiku sampai ke kemaluannya, kuraba klitorisnya, dan kugosok-gosok. Desahannya semakin keras, dan tiba-tiba dia berhenti. “Wah, kok berhenti?” aku bertanya dalam hatiku. Langsung saja kubisikkan padanya bahwa aku juga betul-betul menginginkannya jadi pacarku sejak awal bertemu. “Lalu mengapa kamu nggak bilang ama aku?” tanyanya. “Karena aku takut kalau perasaan kita berbeda”, jawabku. Dia sempat terdiam sejenak. Langsung timbul pikiran kotorku. “Udah tanggung nih”, pikirku. Batang kemaluanku betul-betul sudah bedenyut-denyut sejak tadi. Langsung saja kubuka baju mandinya, dan kukulum dan kuhisap buah dadanya. Dia menerima saja, malah merasa keenakan, hal ini terlihat dari ekspresi wajahnya. Putingnya menjadi mengeras dan tak lama kemudian, dia mendesah, “Aakh…” saat kupegang liang kewanitaannya yang mulai basah. Aku semakin terangsang, batang kemaluanku benar-benar sakit rasanya. “Sayang, boleh kan kalau aku menjilati lubang keramatmu?” Dia mengangguk tanda setuju. Langsung saja kujilati liang kewanitaannya terutama daerah klitorisnya. Lumayan lama aku menjilatinya sampai aku merasa mulutku kering sekali. Akhirnya dia mendesah panjang, “Aakhhh… aku mau keluar James…” Terlihat cairan putih keluar dari liang senggamanya, baunya amat merangsang dan rasanya jauh lebih merangsang lagi. “James, maen beneran yuk?” ajaknya. “Wah, gila juga nih cewek”, pikirku. Karena batang kemaluanku sudah sakitnya bukan main, langsung saja aku iyakan. Lalu kubuka semua baju dan celanaku. Kubaringkan dia di lantai berkarpet, dan kulipat kakinya, kunaikkan ke bahuku, dan mulai kumasukkan batang kemaluanku yang sudah tegak itu. Sempit sekali, hampir tidak bisa jalan. Kutekan lebih keras. Dia menjerit kesakitan, “Stop James, sakit tau.” Aku tidak menghiraukannya dan terus menekan batang kemaluanku sampai rasanya kepala batang kemaluanku menabrak sesuatu. Lalu aku mulai memaju-mundurkan badanku ke depan dan ke belakang. Laura mulai merasa enak, dia sudah tidak menjerit lagi. “Tuh enak kan”, kataku. “Iyah”, jawabnya, “Bener! enak sekali.. lebih cepet dong James.” Kupercepat permainanku, dan dia mendesah, “Ah.. ah.. ah..” karena merasa nikmat. Lama juga aku mengocoknya. Tak lama kemudian, “James.. aku mau keluar lagi.” “Sama”, balasku. “Sedikit lagi, James… Aakkhhh… enak sekali James”, bersamaan dengan itu, aku pun keluar dan kukeluarkan seluruh spermaku di dalam liang kewanitaannya. Batang kemaluanku terasa hangat dan nikmat bercampur jadi satu. Kutarik batang kemaluanku keluar dan kulihat tetesan darah di karpet. Aku sempat kaget, berarti dia masih perawan. Aku sempat merasa senang banget waktu itu. Laura bangun dan dia kaget saat melihat batang kemaluanku yang cukup besar, panjang 15,5 cm diameter 3,5 cm. Langsung dia kulum batang kemaluanku, yang sudah mau tidur lagi. Begitu dikulum, batang kemaluanku berdiri lagi karena enaknya. Dia mainkan lidahnya di kepala batang kemaluanku dan menjilat seluruh bagian batang kemaluanku sampai masuk semua, sampai akhirnya aku merasa ada dorongan yang kuat pada batang kemaluanku dan, “Creeet.. creeet.. creet..” spermaku keluar, dia hisap dan sebagian muncrat ke wajahnya. “Hmmm.. enak sekali James”, terlihat ekspresi wajahnya yang senang. Kami pun kelelahan, dan berbaring bersama di ruang tengah sambil berpelukan dan mengucapkan kata-kata sayang. Tanpa terasa waktu sudah jam 6 sore. Kami mandi bersama, dan setelah itu kami makan malam bersama. Aku disuruhnya menginap, karena malammya kita mau mempraktekkan jurus yang lain katanya. Aku mengiyakan saja. Lalu kutelepon ke rumah dan bilang bahwa aku malam ini mau menginap di rumah teman, aku tidak bilang itu rumah Laura, karena sudah pasti tidak boleh. Begitu selesai, kita sempat tertawa bersama karena kita tidak belajar malah bermain seks. Tapi tidak masalah sekalian buat penyegaran menuju ujian. Dia balas dengan senyum. Karena kehabisan pembicaraan, akhirnya kami mulai terangsang lagi untuk berciuman. Kali ini aksinya lebih gila. Sambil berciuman kami saling membuka baju. Sampai tidak ada satu benang pun menempel di badan kita. Lalu di bicara, “James, kita ke kamarku yuk, biar lebih asyik.” Kugendong dia ke dalam kamarnya, dan kita lanjutkan lagi dengan berciuman. Tak lama kemudian kupegang liang kewanitaannya, sudah basah ternyata. Langsung saja kubalikkan badannya dan kumasukkan batang kemaluanku dari belakang. Kali tidak sulit. Dia mendesah enak ketika kumainkan batang kemaluanku di lubang senggamanya. Kumainkan terus sampai aku dan dia mau keluar. “Akkhhh…” kami berdua sama-sama keluar, kukeluarkan spermaku di luar, karena takut dia hamil. Tenyata Laura belum puas, dia membaringkan tubuhku di kasurnya. Dia langsung berdiri di atas tubuhku dan mulai memasukkan batang kemaluanku ke dalam liang senggamanya. “Ahhhh.. ” desahnya, “Gini lebih enak James..” Aku benar-benar lemas tapi karena permainannya yang begitu hebat, aku sampai lupa. Dia teruskan sampai spermaku keluar, cuma sedikit kali ini, tidak seperti sebelumnya. “James dikit lagi juga aku keluar”, bisiknya tertahan sambil menaik-turunkan tubuhnya di atas badanku. Akhirnya dia keluar juga. Batang kemaluanku terasa pegal sekali, badanku benar-benar lemas. Dia juga terlihat lemas sekali. Kami tertidur lelap sampai pagi di kasurnya sambil berpelukan dengan tidak berpakaian karena pakaian kami tertinggal di ruang tengah dan malas mengambilnya karena sudah capek. film semi sub indo Besok paginya, kami bangun bersama, mandi bersama, sarapan dan pergi ke kampus sama-sama. Semenjak itu kamipun sering belajar bersama, walaupun ujung-ujungnya berakhir di kasur airnya yang empuk. Tapi aku jarang menginap, karena takut orang tuaku curiga, ini cuma rahasia kita berdua. Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri. Read the full article
#CeritaABG#CeritaBokep#CeritaDewasa#CeritaHot#CeritaMesum#CeritaNgentot#CeritaPanas#CeritaSex#CeritaSexBergambar#CeritaSexPasutri#CeritaSexSedarah#CeritaSexTante#KisahSeks
0 notes
Text
Belajar di negeri si panda
Harbin, satu kata yang belum pernah saya dengar sebelumnya. Baru dengar setelah ada seorang teman sedang melanjutkan studinya di kota ini. ‘Kenapa kamu nggak coba apply ke sini?’
SIngkat cerita. Saya sekolah di salah satu sekolah di Harbin. Dilihat dari bangunannya, ada bangunan tua, ada bangunan yang memang merupakan bangunan modern. Tapi, jangan cari arsitektur tradisional Cina di sini. Nggak ada :))
Tahun pertama saya di sini dihabiskan dengan belajar bahasa mandarin, yang kata sebagian besar manusia, mandarin adalah salah satu bahasa yang paling susah di dunia.
Mandarin terdiri atas: 1. Pinyin, pinyin merupakan bunyi alphabet dari setiap karakter mandarin atau biasa dikenal dengan istilah hanzi. 2. Tone: tone dari pinyin terdiri dari 5, tone 1 (datar), tone 2 (naik), tone 3 (agak melengking), tone 4 (kayak agak teriak marah gitu), lalu tone normal. Tone ini ditandai dengan adanya garis tanda di atas vokal pinyin. 3. Hanzi: hanzi atau karakter, terdiri dari puluhan, ratusan, bakan ribuan. Contoh: 水 shui tone 3 yang berarti air, 女 tone 3 yang berarti perempuan, 赢 ying tone 1 yang bearti menang. Dari beberapa karakter mandarin tersebut, mereka memiliki asal-usul mengapa karakter tersebut berbentuk seperti itu.
Tes: di Cina sendiri mereka menyediakan tes yang bisa digunakan untuk mengetahui kemampuan seseorang dalam berbahasa mandarin, namun ini juga tidak bisa dijadikan patokan bahwa seseorang sangat mahir dalam berbahasa mandarin. Karena seseorang bisa saja mahir secara verbal, tetapi kadang sulit untuk menuangkannya dalam sebuah tulisan, begitu pula sebaliknya. Tes ini disebut dengan istilah HSK (Hanyu Shuiping Kaoshi 汉语水平考试) yang berarti Ujian level mandarin. HSK tidak jauh berbeda dengan layaknya TOEFL, hanya saja ini berbahasa mandarin. HSK terdiri atas 6 level: 1. HSK 1: 150 karakter 2. HSK 2: 300 karakter 3. HSK 3: 750 karakter 4. HSK 4: 1250 karakter 5. HSK 5: 2500 karakter 6. HSK 6: 5000 karakter
Jadi bisa dibayangkan bagaimana kami foreigner belajar mandarin, menghafal ratusan karakter dengan tone yang berbeda-beda. Ntap soulll...
Pertama kali tahu bahwa saya harus belajar mandarin, sempat terlintas rasa khawatir ‘nanti gimana’, ‘bisa nggak ya’, ‘nanti gimana ngomongnya’. Tapi, alhamdulillah, semua terlewati dengan baik. Tips belajar mandarin adalah: 1. Harus hepi, harus bahagia 2. Banyak melihat (membaca, nonton drama) 3. Banyak mendengar (berita, lagu-lagu cina) 4. Banyak bicara (latihan melafalkan) 5. Cari teman cina yang sekiranya dengan ikhlas mengoreksi kesalahan kita dan membenarkan. Namun, setiap orang memiliki reaksi, cara, dan hasil yang berbeda-beda.
Tahun pertama belajar mandarin. Banyak laoshi (guru) yang membantu, kami kuliah bahasa seperti biasa. Mendengarkan guru bercerita, menjelaskan, lalu kami diminta untuk praktek. Mata kuliah terdiri dari: 1. Oral/spoken chinese: ini lebih ke arah ‘bicara’ 2. Comprehensive: ini lebih ke arah grammar 3. HSK: ini lebih ke arah persiapan ujian HSK Semua laoshi sangat membantu saya dalam belajar mandarin. Oiya, mata kuliah tersebut juga tergantung kampus. Karena setiap kampus menerapkan mata kuliah yang berbeda-beda. Dan mereka tak ada satupun yang bisa berbahasa inggris (laoshi-laoshi yang mengajar saya saat itu). Tapi itu bukan menjadi penghalang bagi kami untuk belajar, semuanya berjalan dengan lancar.
Satu kelas terdiri dari 31 siswa dari asal yang berbeda-beda, alias beda negara. Jadi tentu saja , setiap kepala menginginkan apa yang mereka masing-masing inginkan. Serta budaya yang berbeda-beda. Satu hal yang saya agak wow di sini adalah: 1. Laoshi/ guru sangat mengapresiasi para murid yang bekerja keras, belajar sungguh-sungguh. Laoshi akan sering nunjuk atau menyebut-nyebut nama mereka di kelas. 2. Komunikasi antara student dan laoshi berjalan dengan baik tanpa sungkan. Langsung, tanpa basa-basi (itu yang saya rasakan sih). 3. Laoshi tidak segan-segan untuk mengucapkan maaf jika mereka memang bersalah, terima kasih kepada siswa. 4. Ada budaya meeting lab dimana laoshi dan student bisa duduk satu meja hanya untuk sekedar makan. Tentu saja, ini juga ada adatnya. Tidak hanya berlaku antara murid dan guru, tapi berlaku untuk siapapun yang makan bersama tapi ditraktir. Biasa pihak yang nraktir akan dipersilahkan duduk di bagian dalam, bukan depan pintu, jadi mereka terbebas dari seliweran para pelayan. Ada budaya ganbei atau mengajak untuk bersulang, biasanya ini person to person. Biasanya makan bersama akan memakai meja bundar yang bisa diputar, sebaiknya makan apa yang ada di depan piring kita, tanpa harus melayangkan sumpit untuk menyeberang mengambil makan, Ini lebih sopan.
Jam kuliah, mungkin sama saja dengan di Indo: 1. Jam ke-1,2: 08:00 - 09:40 2. Jam ke-3,4 : 10:00 - 11:40 3. Jam ke-5,6 : 13:40 - 15:10 4. Jam ke-7,8 : 15:30 - 17:10 5. Jam ke-9-12 : 18:00 - 21:00
Jam kuliah, kantin akan sepi. Lalu jam istirahat makan siang, maka mereka akan berbondong-bondong menuju kantin untuk makan siang. Di sini, semua pelajar akan tinggal di asrama hingga lulus, karena memang tidak ada yang namanya kos-kosan. Apartemen biasanya tersedia hanya untuk mereka-mereka yang memang tidak ingin tinggal di asrama. Di kampus saya, sarjana 8 orang di satu kamar, master 4 orang satu kamar, Ph.d 2 orang satu kamar. Karena jumlah orang yang terlalu banyak di satu kamar, maka perpustakaan tidak pernah sepi pengunjung. Tapi untuk pelajar asing, exchange student 2 orang 1 kamar, master 2 orang satu kamar, Ph.d 1 orang satu kamar. Namun ada juga pelajar yang memang merogoh kocek lebih demi kenyamanan satu kamar satu orang. Sekolah juga menyediakan dapur bagi pelajar asing, namun tidak bagi pelajar lokal.
Kebanyakan pelajar postgraduate di sini adalah 靠自己 alias mandiri. Dosen pembimbing tidak akan menanyakn progres penelitian kita seperti apa, namun kita lah yang harusnya lebih aktif. Tapi ini tergantung personal dosen juga sih ya.
to be continued ~~~
0 notes