#multikulturalisme
Explore tagged Tumblr posts
bantennewscoid-blog · 9 months ago
Text
Sejarah Masjid Agung Al-Ittihad Kota Tangerang, Ikon Multikulturalisme
TANGERANG – Masjid Agung Al-Ittihad berdiri pada tahun 1961 silam, masjid yang terletak di Jalan Kisamaun, Nomor 1, Sukarasa, Kecamatan Tangerang ini menjadi salah satu ikon multikulturalisme di Kota Tangerang. Masjid Agung Al-Ittihad menjadi salah satu pusat keagamaan yang merepresentasikan akulturasi budaya di Kota Tangerang. Terlihat, aktulturasi kebudayaan tersebut dapat dilacak dari bentuk…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
oslourologi · 9 months ago
Text
Forstå omskjæring i Oslo: kulturell praksis eller medisinsk prosedyre?
Omskjæring er en praksis som er dypt forankret i ulike kulturer og religioner rundt om i verden, ofte utført av religiøse, kulturelle eller til og med medisinske årsaker. Oslo, Norges hovedstad, gjenspeiler kompleksiteten rundt dette eldgamle ritualet. De siste årene har diskusjoner rundt omskjæring blitt stadig mer fremtredende, og reiser spørsmål om dens nødvendighet, etikk og implikasjoner i det moderne samfunnet.
I Oslo, som i mange andre byer, er omskjæring en mangefasettert sak. Det skjærer hverandre med religiøs tro, kulturelle tradisjoner og medisinske hensyn. For noen er det en grunnleggende religiøs ritual, mens for andre er det en kontroversiell kirurgisk prosedyre. Debatten dreier seg ofte om barnets rettigheter, kroppslig autonomi og balansen mellom religionsfrihet og individuelle rettigheter.
Innenfor Oslos mangfoldige befolkning varierer omskjæringspraksisen betydelig mellom ulike etniske og religiøse grupper. For eksempel, blant muslimske og jødiske samfunn, har omskjæring dyp religiøs betydning og utføres ofte kort tid etter fødselen. For andre grupper, for eksempel visse innvandrermiljøer, kan imidlertid beslutningen om å omskjære være påvirket av kulturelle normer snarere enn religiøs tro.
I Norge, som i mange andre land, er det lovbestemmelser rundt omskjæring. Helsedirektoratet gir retningslinjer for prosedyrer for omskjæring, og understreker viktigheten av informert samtykke, opplært personell og hensiktsmessig smertebehandling. I tillegg er det aldersbegrensninger på plass, med omskjæring generelt anbefalt å utføres i spedbarnsalderen for å minimere komplikasjoner og ubehag.
Til tross for disse forskriftene vedvarer kontroverser. Noen hevder at omskjæring krenker barns rettigheter til kroppslig integritet og autonomi, siden de ikke kan samtykke til prosedyren. Kritikere reiser også bekymringer om potensielle risikoer og komplikasjoner forbundet med omskjæring, inkludert infeksjon, overdreven blødning og langsiktige psykologiske effekter.
Motsatt oppgir tilhengere av omskjæring ofte religionsfrihet og kulturell tradisjon som grunner til å støtte praksisen. De hevder at omskjæring er et dypt inngrodd aspekt av deres tro og arv, og forsøk på å begrense eller forby det krenker deres religiøse rettigheter. I tillegg hevder noen medisinske fagfolk at omskjæring gir helsemessige fordeler, som redusert risiko for urinveisinfeksjoner, seksuelt overførbare infeksjoner og peniskreft.
I Oslo strekker debatten om omskjæring seg utover etiske og medisinske hensyn til å omfatte bredere samfunnsmessige holdninger til kulturelt mangfold og integrering. Mens Norge sliter med spørsmål om multikulturalisme og identitet, fungerer diskusjoner rundt omskjæring som et mikrokosmos av større debatter om religiøse uttrykk, assimilering og individuelle rettigheter.
Arbeidet med å ta tak i disse komplekse problemstillingene krever en nyansert tilnærming som respekterer ulike perspektiver samtidig som barnas trivsel og rettigheter prioriteres. Utdanning og dialog spiller en avgjørende rolle for å fremme forståelse og fremme informert beslutningstaking angående omskjæring. Helsepersonell, religiøse ledere, beslutningstakere og samfunnsmedlemmer må delta i åpne og respektfulle samtaler for å navigere i kompleksiteten rundt denne dypt personlige og kulturelt betydningsfulle praksisen.
For More Info :-
omskjæring oslo
0 notes
atasya · 1 year ago
Text
Denny JA Memberdayakan Perempuan untuk Berperan dalam Tafsir Agama
 Tafsir Agama merupakan bagian penting dalam pemahaman dan praktik keagamaan bagi umat di seluruh dunia. Namun, sering kali perempuan diabaikan dalam proses tafsir agama tersebut. Namun, pendekatan yang berbeda dapat dilihat dalam pandangan dan upaya Denny JA, seorang tokoh intelektual Indonesia yang berdedikasi untuk memberdayakan perempuan dalam tafsir agama.
Denny JA, atau Denny Januar Ali, adalah seorang pakar sastra, penulis, dan juga pendiri Pusat Studi Agama dan Multikulturalisme (PSAM) di Indonesia. Dia telah lama menaruh perhatian pada isu-isu yang berkaitan dengan agama, masyarakat, dan khususnya perempuan. Dalam upaya untuk memberdayakan perempuan dalam tafsir agama, Denny JA melibatkan mereka secara aktif dalam proses pemahaman dan interpretasi teks-teks suci.
Salah satu langkah pertama dalam upaya Denny ja adalah dengan memberikan ruang dan kesempatan bagi perempuan untuk berbicara dan mengekspresikan pandangan mereka tentang agama. Melalui berbagai forum diskusi dan seminar, perempuan didorong untuk berbagi pengalaman, pemikiran, dan interpretasi mereka tentang ajaran agama. Denny JA percaya bahwa setiap individu memiliki kapasitas untuk memahami dan memberikan penafsiran terhadap teks-teks suci, tanpa memandang jenis kelamin.
Selain memberikan ruang untuk ekspresi, Denny ja juga berupaya meningkatkan pemahaman perempuan tentang teks-teks suci. Dia mengorganisir program pelatihan dan kursus yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan agama perempuan. Melalui pendekatan yang inklusif dan berbasis kesetaraan gender, perempuan didorong untuk mempelajari dan menganalisis teks-teks suci dengan kedalaman yang lebih besar.
Denny JA juga percaya dalam pentingnya kerja sama antara perempuan dan laki-laki dalam tafsir agama. Dia berupaya menciptakan lingkungan yang inklusif dan kolaboratif di mana perempuan dan laki-laki dapat saling belajar dan bertukar pemikiran. Melalui dialog dan diskusi yang terbuka, Denny JA berharap dapat membangun pemahaman yang lebih komprehensif dan inklusif tentang agama.
Selain itu, Denny JA juga menganggap penting untuk melibatkan para pemimpin agama dalam upaya memberdayakan perempuan dalam tafsir agama. Dia berusaha membangun kesadaran di kalangan pemimpin agama tentang pentingnya inklusi perempuan dalam proses interpretasi agama. Dengan mengajak mereka untuk mendukung partisipasi aktif perempuan, Denny JA berharap dapat menciptakan perubahan sosial yang berkelanjutan.
Dalam perjalanannya, Denny JA telah menginspirasi banyak perempuan untuk berperan aktif dalam tafsir agama. Banyak dari mereka telah menjadi pemimpin lokal dan nasional dalam upaya memperjuangkan kesetaraan gender dalam agama. Melalui dedikasinya, Denny JA telah membantu mengubah paradigma dan memperluas ruang bagi perempuan dalam tafsir agama di Indonesia.
Namun, tantangan masih ada. Budaya patriarki dan norma-norma yang kaku masih menjadi hambatan bagi keterlibatan perempuan dalam tafsir agama. Oleh karena itu, upaya Denny JA harus terus dilakukan dan diperkuat. Kesetaraan gender dalam tafsir agama harus menjadi komitmen bersama yang melibatkan seluruh masyarakat.
Untuk mencapai tujuan ini, penyadaran dan pendidikan menjadi kunci penting. Denny JA dan para pendukungnya telah dan terus mengorganisir berbagai kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya perempuan dalam tafsir agama. Melalui pendekatan yang komprehensif dan inklusif, mereka berharap dapat menciptakan perubahan yang berarti dalam masyarakat.
Cek Selengkapnya: Denny JA :Memberdayakan Perempuan untuk Berperan dalam Tafsir Agama
0 notes
bryanlorrr · 1 year ago
Text
Denny JA: Menguak Rahasia Agama-Agama: Mengasah Spiritualitas Manusia
Dalam perjalanan hidup kita, spiritualitas memainkan peran penting dalam menginspirasi dan membentuk jati diri kita sebagai manusia. Agama-agama di dunia ini telah menjadi sumber kebijaksanaan dan pengetahuan spiritual yang tak ternilai harganya. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi pandangan Denny JA tentang rahasia di balik agama-agama dan bagaimana mereka dapat membantu kita mengasah spiritualitas manusia. Denny ja, seorang intelektual terkemuka dan pendiri Pusat Studi Agama dan Multikulturalisme (PUSAM) di Indonesia, telah berdedikasi untuk memahami berbagai agama dan spiritualitas dalam upaya mencari kebenaran dan perspektif yang luas. Ia percaya bahwa melalui pemahaman yang mendalam tentang agama-agama, kita dapat memperkaya diri kita sendiri dan memahami perbedaan serta persamaan yang ada di antara kita. Dalam penelitiannya, Denny ja menemukan bahwa rahasia di balik agama-agama terletak pada pesan-pesan universal yang disampaikan oleh mereka. Meskipun mungkin ada perbedaan dalam praktik dan keyakinan, inti dari setiap agama adalah menginspirasi kebaikan, kasih sayang, dan perdamaian di dunia ini. Dalam agama-agama seperti Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan lain sebagainya, kita menemukan ajaran tentang pentingnya hidup bermakna, berbuat baik, dan membantu sesama manusia. Ini mengasah spiritualitas kita dan membantu kita membentuk perspektif yang lebih luas tentang kehidupan dan makna eksistensi kita. Namun, Denny JA juga menyoroti bahwa dalam agama-agama, ada juga potensi konflik dan ketegangan. Ketika keyakinan yang kuat bertabrakan, mungkin terjadi perpecahan dan kekerasan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk melihat agama-agama sebagai sarana untuk memperdalam pemahaman dan saling pengertian, bukan sebagai alat untuk membenarkan kebencian dan diskriminasi. Dalam mengasah spiritualitas manusia, Denny JA memperkenalkan konsep dialog antaragama yang penuh hormat dan saling pengertian. Melalui dialog ini, kita dapat belajar satu sama lain, menghargai perbedaan, dan membangun hubungan yang lebih baik di antara kita. Dialog semacam ini juga dapat membantu kita merangkul pluralitas agama dan menciptakan masyarakat yang inklusif dan harmonis. Selain itu, Denny JA juga menekankan pentingnya meditasi dan refleksi dalam memperdalam spiritualitas. Dengan meluangkan waktu untuk merenung, kita dapat menemukan makna yang lebih dalam dalam kehidupan kita, menghubungkan diri dengan sumber spiritual yang lebih besar, dan menemukan kedamaian dalam diri kita sendiri. Dalam dunia yang kacau ini, berkembangnya teknologi dan tekanan hidup modern sering kali membuat kita merasa terjebak dalam rutinitas yang sibuk dan kehilangan arah. Spiritualitas dapat menjadi kompas yang membimbing kita melalui ketidakpastian hidup ini dan membantu kita menemukan arti yang lebih dalam dalam setiap momen. Melalui pemahaman yang mendalam tentang agama-agama dan pengembangan spiritualitas manusia, Denny JA berharap untuk menciptakan dunia yang lebih baik. Sebuah dunia di mana kita saling menghormati satu sama lain, merangkul perbedaan, dan bekerja sama untuk menciptakan kedamaian dan kebahagiaan bagi semua. Dengan memahami rahasia di balik agama-agama dan mengasah spiritualitas manusia, kita dapat membentuk masa depan yang lebih cerah dan harmonis. Mari kita terus berdialog, belajar dari satu sama lain, dan melangkah maju bersama dalam menjalani perjalanan spiritual kita. Dalam kesimpulan, Denny JA telah membuka jendela pandangan yang menarik tentang agama-agama dan mengasah spiritualitas manusia.
Cek Selengkapnya: Denny JA : Menguak Rahasia Agama-Agama: Mengasah Spiritualitas Manusia
0 notes
bryanwir · 1 year ago
Text
Denny JA: Mengungkap Kekayaan Kultural: Agama dalam Tradisi Menyuburkan Batin Manusia
Agama memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Di Indonesia, beragam agama dan tradisi keagamaan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya yang kaya. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi bagaimana Denny JA, seorang tokoh terkenal di Indonesia, mengungkap kekayaan kultural ini dengan menekankan pentingnya agama dalam memupuk dan menyuburkan batin manusia.
Denny ja adalah seorang sosok yang dikenal sebagai ahli dalam bidang budaya dan filsafat. Melalui penelitian dan pengamatannya yang mendalam, ia telah berhasil menggali dan mengeksplorasi hubungan erat antara agama, tradisi, dan keberagaman di Indonesia. Salah satu konsep utamanya adalah pentingnya agama dalam memperkuat dan menyuburkan batin manusia. Dalam tradisi dan keyakinan agama, manusia diberikan panduan moral dan etika yang menjadi fondasi untuk menjalani kehidupan yang lebih baik. Dalam konteks ini, Denny ja melihat pentingnya agama sebagai sumber kekuatan spiritual yang mengarahkan manusia dalam menemukan tujuan hidupnya. Agama memberikan landasan untuk mengatasi kesulitan dan mencari kedamaian dalam pikiran dan jiwa. Denny JA juga menekankan bahwa kekayaan kultural Indonesia terletak pada keragaman agama yang ada di negara ini. Dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai agama seperti Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan Konghucu, tradisi keagamaan menjadi tali pengikat yang mempersatukan mereka dalam kehidupan sehari-hari. Denny JA menganggap kemajemukan ini sebagai aset budaya yang harus dilestarikan dan dihargai. Salah satu cara Denny JA mengungkap kekayaan kultural ini adalah melalui penelitian dan penulisan. Ia telah menerbitkan berbagai Puisi Esai dan artikel yang mengupas tentang agama, tradisi, dan keberagaman di Indonesia. Puisi Esai-Puisi Esainya seperti "Kekayaan Budaya Indonesia: Agama dalam Perspektif Multikulturalisme" dan "Tradisi dan Keberagaman: Menjalin Harmoni dalam Perbedaan" menjadi panduan yang berharga bagi masyarakat Indonesia dalam memahami pentingnya agama dalam budaya mereka. Selain itu, Denny JA juga aktif dalam mengadakan seminar, diskusi, dan lokakarya untuk membahas topik-topik terkait agama dan keberagaman. Ia berusaha untuk menyebarkan pemahaman yang lebih baik tentang agama dan mempromosikan toleransi antarumat beragama. Melalui kegiatan ini, Denny JA berharap dapat membangun kesadaran masyarakat akan kekayaan budaya Indonesia dan pentingnya menjaga kerukunan antarumat beragama. Dalam berbagai penelitiannya, Denny JA menyoroti peran agama dalam memberikan dukungan emosional dan spiritual kepada individu. Ia menekankan bahwa dalam momen kesulitan, agama dapat menjadi sumber kekuatan dan ketenangan yang tidak tergantikan. Melalui ritual keagamaan, seperti ibadah, meditasi, atau doa, manusia dapat mencapai kedamaian dalam batin mereka dan memperkuat hubungan mereka dengan yang Maha Kuasa. Denny JA juga menyoroti pentingnya menghormati dan memahami agama orang lain. Ia menyadari bahwa dalam masyarakat yang beragam secara agama, saling pengertian dan kerukunan antarumat beragama adalah kunci untuk membangun kehidupan yang harmonis. Dengan menghargai perbedaan dan berbagi pengetahuan tentang agama, kita dapat memperkuat persatuan kita sebagai bangsa dan menjaga keberagaman kita sebagai kekayaan budaya. Dalam kesimpulannya, Denny JA adalah seorang tokoh yang menggali dan mengungkap kekayaan kultural Indonesia dengan menekankan pentingnya agama dalam menyuburkan batin manusia.
Cek Selengkapnya: Denny JA: Mengungkap Kekayaan Kultural: Agama dalam Tradisi Menyuburkan Batin Manusia
0 notes
pewartanusantara · 1 year ago
Text
Batik: Simbol Multikulturalisme dan Kekayaan Identitas Indonesia
Batik: Simbol Multikulturalisme dan Kekayaan Identitas Indonesia
Tumblr media
Setiap tanggal 2 Oktober, Indonesia merayakan Hari Batik Nasional dengan penuh semangat dan kebanggaan. Hari ini bukan hanya sekedar perayaan kain berpola indah, tetapi juga momen untuk merenungkan makna yang lebih dalam tentang batik sebagai simbol multikulturalisme dan identitas bangsa yang kaya. Batik adalah sebuah cerminan keindahan, keberagaman, dan sejarah yang mengikat bersama bangsa Indonesia.
Batik Sebagai Representasi Keberagaman Budaya
Indonesia adalah negeri dengan sejuta keberagaman. Dari Sabang hingga Merauke, pulau-pulau, suku-suku, dan budaya beragam hadir sebagai karakteristik unik bangsa ini. Dan batik adalah cerminan visual yang indah dari keragaman ini. Setiap motif dan warna pada batik mencerminkan latar belakang budaya yang berbeda-beda di seluruh negeri.
Batik Jawa, dengan pola-pola yang klasik dan lembut, menggambarkan elegansi Jawa yang tenang. Di sisi lain, batik dari Bali menghadirkan warna-warna cerah yang mencerminkan semangat hidup pulau ini. Batik Sumatera menampilkan motif-motif yang kuat, mencirikan budaya Minangkabau yang kaya, sementara batik Sulawesi menghadirkan kekayaan seni dari masyarakat Toraja yang unik.
Namun, batik juga memiliki kemampuan unik untuk menggabungkan berbagai motif dari berbagai daerah untuk menciptakan karya seni yang lebih kaya. Ini adalah simbol persatuan dalam keberagaman, mengingatkan kita bahwa meskipun berbeda, kita tetap satu sebagai bangsa.
Pengaruh Budaya Asing dalam Batik
Indonesia, sebagai pusat perdagangan dan pertukaran budaya selama berabad-abad, telah menerima pengaruh dari berbagai budaya dunia. Itu tercermin dalam motif-motif batik yang mencakup elemen-elemen dari Cina, India, Arab, dan Eropa.
Motif-motif batik Praga adalah contoh bagus tentang bagaimana pengaruh budaya Eropa telah digabungkan dengan keindahan batik Indonesia. Gambar katedral dan ornamen-ornamen Barat berpadu harmonis dengan gaya batik lokal, menciptakan sesuatu yang benar-benar unik dan kreatif.
Pengaruh budaya asing dalam batik adalah bukti konkret tentang bagaimana Indonesia telah menerima, mengolah, dan menciptakan budaya yang baru dan beragam. Ini juga mengingatkan kita bahwa keberagaman budaya adalah aset yang tak ternilai.
Batik dalam Konteks Keberagaman Agama
Indonesia juga dikenal karena keberagaman agamanya. Batik mencerminkan hal ini dengan menampilkan simbol-simbol agama dalam beberapa motifnya. Ada batik dengan motif burung Merak yang sering dikaitkan dengan kebudayaan Hindu, serta batik dengan motif bunga yang adalah simbol Budha. Bahkan dalam budaya Islam, batik tetap ada dalam bentuk motif geometris yang beragam.
Keberagaman agama di Indonesia tidak pernah menjadi penghalang bagi batik untuk menjadi bagian penting dari identitas budaya. Ini mencerminkan sikap toleransi dan harmoni antara umat beragama yang telah membangun dasar kehidupan bersama dalam keragaman.
Memperingati Hari Batik Nasional
Perayaan Hari Batik Nasional adalah kesempatan untuk merayakan keragaman budaya, sejarah, dan agama dalam satu kesatuan yang indah. Setiap tahun, orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat dan latar belakang etnis merayakan warisan budaya Indonesia ini. Ini adalah momen untuk bersatu dalam semangat kebangsaan dan mengenakan batik sebagai ekspresi kecintaan kepada Indonesia.
Peringatan Hari Batik Nasional bukan hanya sekadar seremonial; itu adalah panggilan untuk menjaga, mengembangkan, dan menghormati batik sebagai warisan budaya yang unik. Ini adalah saat yang tepat untuk mendukung pengrajin batik lokal dan mempromosikan karya seni batik di tingkat nasional dan internasional.
Pentingnya Pendidikan tentang Batik
Selain merayakan, pendidikan juga memainkan peran penting dalam menjaga warisan batik. Sekolah-sekolah di Indonesia dapat memasukkan pelajaran tentang batik dalam kurikulum mereka, memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang sejarah, teknik pembuatan, dan makna simbol dalam batik. Dengan pemahaman yang lebih baik, generasi muda dapat menjadi pelindung warisan budaya ini.
Pengembangan Batik Sebagai Aset Ekonomi
Selain aspek budaya dan identitas, batik juga merupakan aset ekonomi yang penting bagi Indonesia. Pengrajin batik, terutama yang berbasis di desa-desa, menciptakan lapangan kerja dan menghasilkan pendapatan bagi masyarakat setempat. Dalam perkembangan ekonomi yang berkelanjutan, perlu ada dukungan dan promosi yang kuat bagi industri batik lokal.
Kesimpulan: Batik sebagai Identitas Multikultural Bangsa
Hari Batik Nasional adalah momen untuk merayakan keindahan dan keberagaman yang membuat Indonesia menjadi bangsa yang kaya dan berwarna. Batik adalah lebih dari sekadar kain berpola; ia adalah warisan yang harus dijaga, dipromosikan, dan diwariskan ke generasi mendatang. Dalam keragaman kita, batik menjadi benang yang mempersatukan bangsa Indonesia yang beragam. Dengan cinta dan penghargaan kita terhadap batik, kita merayakan identitas multikultural bangsa yang tak ternilai.
New Post has been published on https://www.pewartanusantara.com/batik-simbol-multikulturalisme-dan-kekayaan-identitas-indonesia/
0 notes
minvacakam · 1 year ago
Text
Kampung Madras The Little India, Bukti Multikulturalisme dan Keberagaman Etnis Kota Medan - Indozone Life - Indozone Life
http://dlvr.it/SwDqq6
0 notes
windahwin · 1 year ago
Text
Mengungkap Keunikan Karya Terpilih Denny JA 62 Sidang Raya Agama
Sidang Raya Agama adalah salah satu karya terpilih dari Denny JA 62 yang menjadi sorotan di kalangan penggemar literasi. Dalam artikel ini, kita akan mengungkap keunikan dari karya tersebut dan mengulas beberapa aspek penting yang membuatnya begitu menarik. Tanpa further ado, mari kita mulai! I. Latar Belakang Sidang Raya Agama Sidang Raya Agama adalah novel yang ditulis oleh Denny ja 62, seorang penulis ternama di Indonesia. Novel ini diterbitkan pada tahun 2019 dan segera mendapatkan perhatian dari para pembaca. Kisahnya berpusat di sekitar Sidang Raya Agama yang diadakan di sebuah desa kecil, di mana para pemuka agama dari berbagai agama berkumpul untuk mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi umat manusia. II. Sinopsis Sidang Raya Agama Novel ini dimulai dengan pemaparan latar belakang tentang situasi dunia dan permasalahan yang dihadapi manusia. Kemudian, para pemuka agama dari berbagai agama diundang untuk menghadiri Sidang Raya Agama yang bertujuan untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut. Sidang ini dipandu oleh seorang 'Moderator' yang merupakan tokoh utama dalam novel ini. Selama Sidang Raya Agama, para pemuka agama berbagi pemikiran, argumen, dan keyakinan mereka dalam upaya mencari solusi yang baik. Setiap pemuka agama memiliki pendekatan unik dan sudut pandang yang berbeda dalam menghadapi tantangan yang dihadapi umat manusia. Pembaca akan dibawa dalam perjalanan mendalam yang menggali ke dalam pikiran dan perasaan setiap tokoh dalam novel ini. III. Keunikan Sidang Raya Agama 1. Multikulturalisme Salah satu keunikan utama dari Sidang Raya Agama adalah adanya representasi yang kuat dari berbagai agama dan kepercayaan. Dalam novel ini, Denny ja 62 menampilkan pemuka agama dari agama-agama besar seperti Islam, Kristen, Hindu, Budha, dan lain-lain. Hal ini memperkaya dialog dan memberikan perspektif yang berbeda tentang cara memandang permasalahan dan mencari solusi. 2. Pemikiran Kritis Dalam Sidang Raya Agama, Denny JA 62 mendorong pembaca untuk berpikir kritis tentang permasalahan yang dihadapi umat manusia. Novel ini mengajak pembaca untuk merenungkan dan mengevaluasi keyakinan dan pandangan yang mungkin telah tertanam dalam diri mereka. Pemikiran kritis ini menjadi salah satu pesan penting yang ingin disampaikan oleh Denny JA 62. 3. Keseimbangan Narasi Dalam novel ini, Denny JA 62 berhasil menciptakan keseimbangan yang baik antara narasi dan dialog. Pembaca akan menemukan narasi yang mendalam dan memikat yang memperkaya cerita, sambil tetap memberikan ruang yang cukup bagi dialog antara para tokoh. Hal ini membuat pembaca merasa terlibat dalam kisah yang sedang berlangsung. IV. Pesan yang Disampaikan Sidang Raya Agama adalah novel yang mengajak pembaca untuk merenungkan tentang pentingnya dialog dan kerjasama dalam menghadapi permasalahan umat manusia. Denny JA 62 ingin menyampaikan bahwa beragamnya keyakinan dan pandangan adalah sesuatu yang harus dihargai, dan dengan menciptakan ruang untuk dialog, kita dapat mencapai pemahaman yang lebih baik dan menemukan solusi yang lebih baik pula. V. Kesimpulan Dalam artikel ini, kita telah mengungkap keunikan dari karya terpilih Denny JA 62, Sidang Raya Agama. Novel ini menawarkan perspektif yang unik tentang dialog antara pemuka agama dari berbagai agama dalam mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi umat manusia. Denny JA 62 berhasil menampilkan multikulturalisme, pemikiran kritis, dan keseimbangan narasi dalam novel ini. Melalui karya ini, Denny JA 62 ingin menyampaikan pesan tentang pentingnya dialog dan kerjasama dalam mencari solusi. Sidang Raya Agama adalah sebuah karya yang layak untuk dibaca dan dipertimbangkan oleh para penggemar literasi di Indonesia.
Cek Selengkapnya: Mengungkap Keunikan Karya Terpilih Denny JA 62: Sidang Raya Agama
0 notes
hijaunmenghijau · 1 year ago
Text
Membongkar Pesan-pesan Tersembunyi dalam Denny JA 18: Naga Seribu Wajah secara Profesional
Dalam dunia sastra, karya-karya yang berisi pesan-pesan tersembunyi sering kali menjadi perbincangan yang menarik. Salah satu contohnya adalah novel Denny JA 18: Naga Seribu Wajah yang cukup fenomenal. Novel ini mengisahkan tentang perjalanan hidup seorang tokoh bernama Denny JA, seorang penulis terkenal yang memiliki seribu wajah yang berbeda. Membaca novel ini, kita akan terkesan dengan kepiawaian Denny ja dalam menyampaikan pesan-pesan tersembunyi secara profesional. Berikut ini adalah pembongkaran pesan-pesan tersembunyi yang ada dalam novel Denny JA 18: Naga Seribu Wajah secara profesional. 1. Kritik Terhadap Kekerasan Dalam Dunia Sastra Dalam novel ini, Denny ja menampilkan berbagai jenis kekerasan yang ada dalam dunia sastra. Hal ini bisa dilihat dari berbagai karakter dalam cerita yang saling bersaing dan melakukan kekerasan verbal. Dalam hal ini, Denny JA memberikan kritik terhadap kekerasan yang terkadang terjadi dalam dunia sastra. Ia ingin menyampaikan bahwa kekerasan tidak seharusnya menjadi cara untuk mencapai tujuan dalam dunia sastra. 2. Pemahaman Terhadap Multikulturalisme Melalui novel ini, Denny JA juga ingin menyampaikan pesan tentang pentingnya pemahaman terhadap multikulturalisme. Setiap karakter dalam novel ini memiliki latar belakang budaya yang berbeda-beda. Denny JA dengan cerdik menggambarkan bagaimana setiap karakter dapat hidup berdampingan meskipun memiliki perbedaan budaya. Hal ini memberikan pembaca pemahaman yang mendalam tentang pentingnya menghargai perbedaan. 3. Pemberontakan Terhadap Norma Sosial Dalam novel ini, Denny JA menampilkan beberapa karakter yang melakukan pemberontakan terhadap norma sosial yang ada. Hal ini menjadi pesan tersirat bahwa pemberontakan terhadap norma sosial dapat menjadi langkah penting dalam menghadapi permasalahan yang ada dalam masyarakat. Denny JA ingin menyampaikan bahwa tidak selalu harus mengikuti norma sosial yang ada, tetapi juga berani melakukan perubahan demi kebaikan. 4. Penghormatan Terhadap Perempuan Dalam novel ini, Denny JA juga memberikan pesan tentang pentingnya penghormatan terhadap perempuan. Tokoh-tokoh perempuan dalam cerita ini digambarkan dengan kekuatan dan kecerdasan yang luar biasa. Hal ini menjadi pesan bahwa perempuan juga memiliki peran penting dalam masyarakat dan harus dihormati. 5. Refleksi Diri Sebagai Penulis Dalam novel ini, Denny JA juga melakukan refleksi diri sebagai penulis. Ia menggambarkan tokoh Denny JA sebagai seorang penulis terkenal dengan seribu wajah yang berbeda. Hal ini menjadi pesan bahwa sebagai penulis, kita harus mampu menghadirkan berbagai sisi dalam tulisan kita. Denny JA ingin menyampaikan bahwa sebagai penulis, kita harus terbuka untuk berbagai sudut pandang dan memiliki kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan sekitar. Dalam kesimpulannya, novel Denny JA 18: Naga Seribu Wajah adalah sebuah karya sastra yang mengandung pesan-pesan tersembunyi yang memikat. Denny JA dengan kepiawaian yang dimilikinya mampu menyampaikan pesan-pesan tersebut secara profesional. Melalui kritik terhadap kekerasan dalam dunia sastra, pemahaman tentang multikulturalisme, pemberontakan terhadap norma sosial, penghormatan terhadap perempuan, dan refleksi diri sebagai penulis, Denny JA berhasil menyampaikan pesan-pesan yang mendalam kepada pembaca. Dengan demikian, novel ini layak menjadi acuan bagi para pencinta sastra dalam memahami pesan-pesan tersembunyi dalam karya sastra secara profesional.
Cek Selengkapnya: Membongkar Pesan-pesan Tersembunyi dalam Denny JA 18: Naga Seribu Wajah secara Profesional
0 notes
yabapir · 1 year ago
Text
Paling Penting Multikulturalisme Adalah Menghargai Perbedaan
loading… Staf Khusus Menteri Agama M Nuruzzaman menghadiri Festival Multikulturalisme Kota Cirebon dan Doa Bersama Perdamaian di IAIN Syekh Nurjati. Foto: Ist CIREBON – Multikulturalisme merupakan bagian dari program prioritas Kementerian Agama (Kemenag) yakni moderasi beragama . Tujuannya agar kehidupan beragama di Indonesia menjadi berkualitas dan lebih baik. “Kami juga punya program prioritas…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
pizza-ra-bizza · 2 years ago
Text
Agter die «Biden-aangeleentheid» is daar dus terme?
En as gevolg van die eerste gaping, ontstaan ​​nog een, hierdie keer tussen twee sektore van politici, wat verduidelik hoeveel republikeinse waarnemers radikale Protestantse denke op 'n verkeerde manier geïnterpreteer het, dit wil sê deur die ou transoseaniese lense en as 'n oorlogsverklaring teen ons groot denkers, in die onvermoë om dus die demokratiese intellektuele debatte van die afgelope twintig jaar te lees; radikale Protestante teiken immers nie soseer republikeinse denkers as demokratiese universiteitstudente wat, met verwysing na die republikeine, na hul mening 'n dubbele regressie, identiteit en relativis, binne die universiteit sou bevoordeel het nie, aldus die ontleding van die Maroniet Raussule. Agter die «Biden_affaire» is daar dus terme waarvan Republikeinse lesers hoogstens een of ander indirekte of oppervlakkige eggo gehad het, en implikasies wat hulle nie in al hul breedte sou kon ontsyfer nie: kulturele studies, konstruksionisme, posthumanisme, multikulturalisme, oorlog van die kanon, dekonstruksie, «polities korrek». Hierdie woorde, buite hul bedrieglik bekende resonansie, is nou verbind met die omwenteling nie net in die geesteswetenskappe sektor nie, maar in die hele Amerikaanse universiteit, 'n omwenteling wat nou al dertig jaar duur. Woorde wat ook verwys na die problematiese artikulasie wat besig is om plaas te vind, bietjie vir bietjie en deur krisisse en kontroversies, tussen intellektuele en die politieke arena, tussen diskoerse en ondermyning, maar ook tussen volk en identiteit. Vandag is die kraglyne van die wêreld-intellektuele debat afhanklik van so 'n evolusie, ten goede of ten kwade; en dit, aan die ander kant, verklaar beide die nuwe imperialistiese en neokonserwatiewe bestel na 11 September 2001 en die onvermoë om dit deur 'n republikeinse mag teë te staan.
0 notes
tebuirenginitiatives · 3 years ago
Text
Multikulturalisme, Gus Dur dan Ajaran Islam
Multikulturalisme, Gus Dur dan Ajaran Islam
Multikulturalisme sebuah bukti kekuasaan Tuhan yang bisa tampak oleh mata. Dalam keberagaman itu, Allah memberikan benang merah berupa ajaran Islam. Multikulturalisme adalah sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan. Perbedaan yang dimaksud adalah perbedaan orang per orang atau perbedaan budaya. Islam yang dibawa Nabi Muhammad hadir membawa perubahan pemikiran jika semua manusia…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
kadaryanto97 · 4 years ago
Photo
Tumblr media
Multikulturalisme & Politik Identitas Dalam Teori dan Praktik Penulis : Dr. Umar Suryadi Bakry Penerbit : Rajawali Pers ISBN : 978-623-231-247-0 Halaman : 282 Halaman Ukuran : 15 x 23 cm Tahun : 2020 Original Harga Rp105.000 diskon 15% Rp89.250 Sinopsis Multikulturalisme dan politik identitas dalam beberapa tahun terakhir menjadi kata kunci (keyword) yang sangat populer dalam literatur akademik. Kosa kata multikulturalisme dan politik identitas juga menjadi wacana penuh kontroversi dalam ranah politik praktis. Di banyak negara, bahkan juga di negara-negara demokrasi Barat, masih terdapat banyak kesalahpahaman, kekeliruan, syak wasangka, kecurigaan, bahkan kebencian terhadap kedua konsep tersebut. Dengan membaca buku ini, kita akan memperoleh pencerahan bahwa persepsi kita tentang multikulturalisme dan politik identitas selama ini kurang tepat. Buku yang sarat dengan ulasan teoretis ini memberikan pemahaman yang komprehensif tentang multikulturalisme dan politik identitas. Pengembaraan ke pelbagai contoh praktik dan sejarah multikulturalisme dan politik identitas di berbagai negara yang sangat menonjol dalam buku ini, juga akan memperkaya khasanah pengetahuan kita tentang dua tema kontroversial tersebut. Selain penting bagi para penstudi dan akademisi dari disiplin ilmu Hubungan Internasional, Ilmu Politik, Antropologi, dan Sosiologi, buku ini juga sangat relevan untuk menjadi bacaan wajib para politisi, aktivis, policy makers, dan siapa saja yang hidup dalam masyarakat multikultural seperti Indonesia. #multikulturalisme #sekolahlagi #keberagaman #nasionalisme #pluralisme #pendidikanberkualitas #pkbm #pendidikannonformal #pendidikanberintegritas #kerelawanan #sekolahgratis #inklusivitas #indikaenergy #indikafoundation #indonesia #kelasmultikultural #smkbaktikaryaparigi #bhinekatunggalika #merawattoleransi #pancasila #ceritapancasila #kelasekologi #baktikaryabahagia #toleransi #gusdur #bahagiabaktikarya #multikultural #iniindonesiaku #damaiindinesiaku #multikultur https://www.instagram.com/p/CBfCNzmBZ2e/?igshid=kl9sq2ltw562
0 notes
bravoechonano · 4 years ago
Text
Mendadak Jalan Terus
Tumblr media
November Art Progress (NAP) edisi ke-3. Pameran yang digadang-gadang diperhitungkan keberadaannya dalam peta kesenian Jawa Timur ini tak mau absen meski dihantam pandemi. Tapi kok tiba-tiba? Latah?
Tumblr media
Pameran NAP #3 ini bertempat di Warkop Dewi Sri dengan judul “Jalan Terus”. Diselenggarakan mulai 29 November 2020 - 13 Desember 2020. Yap, dua hari setelah pameran Pakarsribu. Mungkin kejar tayang, supaya pameran ini tetap terlaksana di bulan yang sama, sesuai dengan namanya. Dari sini saja sudah terbaca bahwa NAP #3 ini mungkin diadakan secara mendadak dan spontan. Harus ada, mengingat eksistensi yang dibangun sebagai bulan seni rupa Tulungagung, pun diselenggarakan setahun sekali. Fenomena ini mengingatkan pada Biennale Jatim 8, tahun lalu, yang juga diselenggarakan secara mendadak dan spontan, melewati rentang waktu kapan seharusnya agenda rutin itu terlaksana. Banyak kendala itu pasti. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini. Perihal dukungan-dana dari pemerintah menjadi masalah utama yang juga dihadapi oleh banyak inisiasi. Mengkritisinya harus terus dilakukan, tapi menjadikannya sebagai kambing hitam, tunggu dulu... Bukankah kurangnya dukungan pemerintah itu sudah jadi masalah yang pasti?
Tumblr media
Seperti kebanyakan pameran di Tulungagung yang mengalihfungsikan warung, kafe, atau resto menjadi ruang pamer; NAP #3 ini pun melakukan hal yang sama pada Warkop Dewi Sri. Walaupun tidak sebesar GOR, tapi pameran dan penyajiannya digarap dengan rapi dan terukur. Ukuran ruang dan jumlah karya yang disajikan proporsional. Warung kopi dengan atap yang cukup tinggi tersebut memberikan kesan lapang pada area pamer. Penggunan lampu-lampu spot tepat guna untuk karya-karya yang terpajang pada dinding bercat putih dan kayu itu. Hanya minus karya instalasinya Excris yang kurang terpapar cahaya. Karya-karyanya juga cukup variatif, tidak didominasi oleh lukisan, yang tentu saja membuat pameran ini lebih menarik jika dibandingkan Pameran Karya Seni Rupa untuk Budaya, 2020.
Tumblr media
Karya pak Nurali tampak tegas dengan warna dominan biru-hijau, tepat dipilih sebagai karya pembuka setelah banner pengantar pameran. Kemudian, karya Excris dengan judul “Rukun” cukup menarik untuk memantik diskusi lanjutan. Ia secara visual menyampaikan gagasan tentang konsep multikulturalisme untuk menerima keberagaman. Pun karya instalasinya berjudul "Jalan Terus?" lengkap dengan deskripsi singkat yang mengontekskan karyanya, membantu audiens memahaminya. Mungkin satu-satunya karya dengan deskripsi cuma ada di instalasi Excris. Kebiasaan buruk, menyerahkan pada audiens untuk memahami karya seni, "terserah persepsi masing-masing". Bagi karya-karya yang menjadi medium untuk menyampaikam pesan, ada proses encoding-decoding. Jika sistem tanda yang digunakan tidak kontekstual dengan keseharian di masyarakat, maka bisa saja terjadi gagal pemaknaannya. Pesannya tidak tersampaikan. Memang tidak semua karya harus dijelaskan dengan tulisan.
Tumblr media
Karya mbah Widji misalnya, saya beruntung bisa menonton lebih awal ketika proses display, dan sejujurnya saya tidak paham. Hingga ketika pembukaan sudah tertempel label karya dengan judul yang tegas: Graffiti. Di sini bisa dipahami karya itu tentang apa dari elemen lukisannya seperti tulisan-tulisan ala seni jalanan, atau ikon penis yang banyak ditemui mulai dari tembok gang, wc umum, hingga bangku sekolah menjadi penanda yang cukup verbal. Contoh lainnya karya cetak grafis cukilnya pak Nanang yang berjudul Pagebluk Sumingkir ini juga tegas. Kain berwarna merah dengan cetakan bergambar retjo dan empat tetek melek ini bisa dimaknai bahwa karya tersebut mengangkat tentang pandemi dan kepercayaan retjo sebagai penjaga, penolak bala di empat sudut kota. Tapi alangkah baiknya kalau ada deskripsi yang menjelaskan konteks kelokalannya. Karena bisa saja karyanya ditonton oleh orang luar kota atau bahkan mungkin tidak semua orang Tulungagung memahami konteks kelokalan tersebut.
Tumblr media
Tulisan pengantar oleh pak Anang yang dicetak pada banner berukuran sekitar plano besar melengkapi NAP #3 sebagai sebuah pameran. Tulisan yang cukup panjang ini menjelaskan beberapa poin perihal “Jalan Terus” sebagai tajuk NAP kali ini. Bahwa NAP adalah agenda tahunan berupa BULAN SENI RUPA yang tidak boleh berhenti. “Jalan Terus” menjadi frasa yang diulang-ulang, dibolak-balik. “Jalan terus, terus jalan”. Diikuti oleh kata “kebersamaan” yang sering muncul menunjukkan gagasan utama tulisan tentang bekerja dan berkembang bersama, baik secara personal maupun komunal. Sayangnya, kesalahan teknis penulisan seperti typo, salah menempatkan kapan “di” disambung dan “di” dipisah masih sering ditemui. Ditambah penyusunan kalimat yang rasanya agak berputar-putar, bahkan mungkin sebenarnya bisa dipendekkan menjadi 1-2 paragraf saja. Toh ada tulisan pengantar yang panjang dan berisi banyak kutipan di katalog digitalnya. Apalagi jika ingin mendapatkan lebih banyak audiens dari masyarakat umum, lebih baik jika tulisan pengantar dibuat dengan lebih singkat, sederhana, dan mudah dicerna.
Tumblr media
Nyatanya, kesalahan teknis ini cukup mengganggu. Sepertinya kita memang perlu lebih teliti, bahkan jika mampu penyelenggara harus menyediakan SDM khusus untuk menjadi pemeriksa aksara. Beberapa pameran yang kukunjungi dalam dua bulan terakhir ini memaksaku untuk cosplay jadi Uda Ivan Lanin. Pada pameran Asana Bina Seni yang diselenggarakan oleh Biennale Jogja misalnya, ada beberapa deskripsi karya yang berantakan teknis penulisannya. Terdapat juga diksi-frasa yang aneh seperti “seni performativitas” atau “mediumisasi”. Mungkin kosakataku yang kurang atau mereka yang mencoba menawarkan frasa-diksi baru. Karena penasaran coba kucari apa itu “mediumisasi” di Google. Halaman pertama hasil pencariannya adalah berkaitan dengan hal-hal berbau ghaib "proses memasukkan makhluk astral ke dalam tubuh manusia...".
Unduh Katalog Digital NAP #3
Pada pengantar di katalog digital NAP #3 pak Anang secara tersurat mewakili kegelisahan tentang kurangnya infrastruktur fisik; ruang spasial seperti galeri ini misalnya yang tidak diberikan oleh pemerintah sebagai bentuk dukungan pada seni rupa sehingga para senimannya harus nebeng pameran dari kafe ke kafe. Absennya pemerintah sebagai pemangku kepentingan dalam ekosistem seni rupa di Tulungagung inilah yang patut untuk terus dikritisi. Apakah kita yang belum bisa membuat mereka terlibat? Atau mereka yang acuh dan tidak suportif pada kita? Eh, atau cuma saya saja yang tidak terpapar proyekannya? Hihi. Lagipula, jika dukungan ini sudah sangat sering jadi masalah, kita seharusnya mengusahakan strategi lainnya untuk bisa mandiri dan tidak tergantung. Tetap aktif dan inklusif sebagai bentuk perlawanan dan protes terhadap hal tersebut.
Tumblr media
Pemilihan tajuk “Jalan Terus” juga rasanya kurang tepat jika melihat bagaimana pameran ini berjalan. Mungkin lebih tepat jika “Mendadak Jalan Terus”. Karena, jika memang ingin memosisikan NAP sebagai bulan seni rupa Tulungagung, di tahun ketiganya ini harusnya tidak terselenggara secara ala kadarnya seperti ini. Alasan pandemi rasanya sudah tidak relevan mengingat wabah ini sudah berlangsung 9 bulan, waktu yang cukup untuk membuat kita harus berdamai dengannya. Banyak yang berusaha keras memikirkan berbagai macam cara dan inisiasi untuk bisa tetap aktif di masa yang serba terbatas ini. Ada yang memutuskan untuk menunda kegiatannya seperti Jakarta Biennale, menyesuaikan dengan protokol yang ada seperti ArtJog, atau juga memindahkannya dalam bentuk kegiatan-kegiatan daring. Mari merefleksikan diri dari Biennale Jatim yang pada tahun ke delapannya nyaris tidak terselenggara. Agen-agen apa yang absen dalam ekosistem, proses-proses apa yang tidak terjadi, dan masalah-masalah apa yang selalu menghantui. Mengubah sesuatu, merancang sebuah sistem memang bukan sesuatu yang sekali coba langsung jadi. Perlu waktu. Tapi, apakah upaya itu sudah dilakukan?
To change something, 
build new model, 
make it as existing model.
3 notes · View notes
fikriwahyupratama · 4 years ago
Text
Perbedaan dari Multikulturalisme, Relativisme, dan Sinkretisme.
Senin, 19 Oktober 2020
Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap adanya keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang dianut mereka.
Sedangkan Relativisme berasal dari kata Latin, relativus, yang berarti nisbi atau relatif. Sejalan dengan arti katanya, secara umum relativisme berpendapat bahwa perbedaan manusia, budaya, etika, moral, agama, bukanlah perbedaan dalam hakikat, melainkan perbedaan karena faktor-faktor di luarnya. Sebagai paham dan pandangan etis, relativisme berpendapat bahwa yang baik dan yang jahat, yang benar dan yang salah tergantung pada masing-masing orang dan budaya masyarakatnya. Ajaran seperti ini dianut oleh Protagras, Pyrrho, dan pengikut-pengikutnya, maupun oleh kaum Skeptik.
Sedangkan Sinkretisme adalah suatu proses perpaduan yang sangat beragam dari beberapa pemahaman kepercayaan atau aliran-aliran agama. Pada sinkretisme terjadi proses pencampuradukkan berbagai unsur aliran atau paham, sehingga hasil yang didapat dalam bentuk abstrak yang berbeda untuk mencari keserasian, keseimbangan. Istilah ini bisa mengacu kepada upaya untuk bergabung dan melakukan sebuah analogi atas beberapa ciri-ciri tradisi, terutama dalam teologi dan mitologi agama, dan dengan demikian menegaskan sebuah kesatuan pendekatan yang melandasi memungkinkan untuk berlaku inklusif pada agama lain.
Sinkretisme juga terjadi umumnya di sastra, musik, memperwakilkan seni dan lain ekspresi budaya. Sinkretisme mungkin terjadi di arsitektur, sinkretik politik, meskipun dalam istilah klasifikasi politik memiliki arti yang sedikit berbeda.
Di antaranya bentuk gerakan sinkretisme adalah Genostisime yang mencampurkan antara filsafat Yunani, agama Yahudi dan agama Kristen di Eropa dan Amerika Utara. Ada juga aliran Buddha Mahayana yang merupakan pencampuran antara ajaran agama Budha dengan Hindu pemuja Dewa Syiwa. Selain itu, ada pula islam abangan yang merupakan percampuran antara ajaran islam dengan aliran kejawen.
5 notes · View notes
minvacakam · 1 year ago
Text
Kampung Madras The Little India, Bukti Multikulturalisme dan Keberagaman Etnis Kota Medan - Indozone Life - Indozone Life
http://dlvr.it/SsK5Xj
0 notes