Tumgik
#mimbar masjid pintu samping
mfaizs · 4 years
Text
Cerpen: Shaf Belakang
Kumandang azan bergema setiap jumat. Memanggil jutaan umat islam untuk menanggalkan segala aktivitas keduniaannya, semata menghadap kehadiratNya. Maka seperti biasa, aku selalu bergegas, bahkan sebelum takbir telantunkan dari suara sang bilal, aku telah berada di shaf terdepan bersama teman-temanku. “Lumayan, dapat unta,” ujar temanku terkekeh saat kita bersama-sama duduk di shaf depan. Kita pun terkekeh, hehehe...
Sementara aku duduk, kupastikan hp ku sudah dalam mode silent. Kuambil salah satu mushaf di rak di samping mimbar khatib. “Ah, ini dia...” rupanya mushaf langgananku sedang berada di tempatnya. Entah mengapa, aku menyukai mushaf biru dari negeri para nabi ini. Aku menciumnya, aromanya sepertinya memang mushaf ini masih baru. Pun juga cetakan hurufnya. Tertulis tahun 2019. Ah pantas, masih belum ada setahun.
Aku melirik jam tanganku, masih sekitar 30 menit sebelum azan, aku rasa cukup untuk menyeleseikan Al-Kahfi. Ya, padatnya aktivitas minggu itu membuatku masih belum sempat menamatkan surat ini, hingga kamis malam aku hanya mampu menamatkan yasin dan tahlil, itu pun juga dengan mata sudah terkantuk-kantuk. 
Aku pun memulai tilawah, sambil sesekali memejam mata, berhenti, menghayati kisah pemuda kahfi di dalamnya. Masih tentang shaf terdepan, tiba-tiba pikiranku teringat akan sabdaNya berabad silam...
"Jika tiba hari Jum'at, maka para “Malaikat berdiri di pintu-pintu masjid, lalu mereka mencatat orang yang datang lebih awal sebagai yang awal. Perumpamaan orang yang datang paling awal untuk melaksanakan shalat Jum'at adalah seperti orang yang berkurban unta, kemudian yang berikutnya seperti orang yang berkurban sapi, dan yang berikutnya seperti orang yang berkurban kambing, yang berikutnya lagi seperti orang yang berkurban ayam, kemudian yang berikutnya seperti orang yang berkurban telur. Maka apabila imam sudah muncul dan duduk di atas mimbar, mereka menutup buku catatan mereka dan duduk mendengarkan dzikir (khutbah)." (HR. Ahmad dalam Musnadnya no. 10164) 
“Le, ayo ke masjid, sudah mau iqamat.....” Teriakan ayah membuyarkan lamunanku di tengah khutbah yang ternyata sudah selesai. Aku pun bergegas merapikan surban di pundakku, memastikan wangi-wangian sudah tercium di bajuku. Pandemi ini mengubah kebiasaanku. Terlebih kali ini aku di rumah, membersama orang tua yang jelas mereka lebih rentan terkena.. 
Kotaku sudah menjadi zona merah. Memang masih belum begitu parah, hingga ulama setempat tetap menyelanggarakan shalat jum’at. Namun entah mengapa, masjid di dekat rumahku sedikit acuh terhadap anjuran untuk menjaga jarak. Bahkan karpet pun tak mereka gulung, masyarakatnya masih jarang memaiak masker.  
Hingga aku pun bersepakat dengan ayah, bahwa khutbah kami dengarkan dari rumah, untungnya speaker masjid selalu dikeraskan. Kami baru berangkat menjelang iqamat, sembari mengamini doa khatib dalam langkah-langkah cepat kami ke berjalan ke masjid. 
Kami mengambil shaf belakang, yang terluar, yang terpisah, yang di situ jarang bahkan ada jamaah. Keadaan darurat. Aku bahkan menyemprot lantai dengan disinfektan yang aku bawa sendiri dari rumah.  Mau bagaimana lagi. Kepulangan ini barangkali adalah hikmah, agar aku memastikan orang-orang yang aku cintai di rumah baik-baik saja.  Khatib pun tak berlama-lama dalam menyampaikan khutbah. Bacaan shalat diperpendek, demikian pula dzikir. Namun selepas i’tidal kedua, imam membaca doa...
Allahummadfa' annal ghala'a wal waba'a wal fakhsya'a .....
Air mataku menetes perlahan. Aku rindu. Rindu shaf terdepan. Rindu di mana ibadah jamaah bisa dengan nyaman dan aman dilakukan. Rindu berkumpul dengan teman-teman. 
Malang, 13 April 2020
101 notes · View notes
interiordecline · 3 years
Text
45+ Referensi Mimbar Masjid Ukiran Kaligrafi & Podium Jati
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Balkon Mushola Jati Minimalis ini jadi opsi produk terbaik untuk ditaruh di mushola besar di Indonesia. Dengan kehadiran balkon atau podium mushola ini akan menolong umat Islam untuk lakukan ceramah pada Shalat Jum'at sama seperti yang sudah dilaksanakan di beberapa negara Islam Dunia seperti Arab Saudi.
Pasti Anda ketahui jika khutbah jum'at jadi salah satunya rukun sahnya shalat jum'at. Dan menjadi kesunahan untuk sebagian besar muslim jalankan khutbah di atas podium atau balkon khatib. Status balkon menolong imam untuk berdakwah ke jama'ah yang perlu ada di belakang agar dengar dan menyaksikan secara jelas pantauan khutbah itu.
Mode Balkon Podium Mentah Saat sebelum di Warna
Untuk mushola yang baru dibuat sudah pasti tidak mempunyai balkon minimalis untuk melakukan khutbah Jumat. Mushola Balkon Ukir ini selainnya dipakai pada aktivitas kotbah shalat Jum'at, dapat dipakai untuk aktivitas ceramah di luar aktivitas ceramah.
Produk mimbar masjid minimalis dengan pola ukir ini mempunyai wujud yang elok karena pola ukir termasuk juga senior kaligrafi yang tertulis ayat Al-Qur'an. diperlengkapi meja kecil untuk mempersiapkan catatan yang bakal dikirim ke jama'ah. Seni ukir kaligrafi yang diukir di mimbar masjid jepara jadi daya magnet khusus jemaah. Tulisan yang dibaca oleh golongan mukminin akan membuat pahala yang membaca.
Disamping itu, produk photo mimbar masjid minimalis dari kota Jepara ini kami melengkapi dengan tongkat sebagai kesunnahan yang ditangani oleh rasul pada jaman dahulu. Diperlengkapi dengan dudukan yang dapat digunakan untuk duduk saat duduk, imam, sesudah duduk kutub pertama dan masuk di ceramah ke-2 .
Photo Saat Pengangkutan Balkon Ukir Kubah
Bermacam mode podium mushola sudah kami produksi sesuaikan style interior Mushola yang berada di Indonesia. Awali dengan mimbar masjid minimalis, balkon ukir kubah, podium kaligrafi, balkon simpel untuk harga terjangkau dan ada balkon eksklusif yakni balkon tingkat dengan anak tangga yang cukup tinggi dan besar. Ukuran balkon ceramah umumnya kami samakan sama ukuran mushola atau lebar tempat imam.
Warna Mushola Balkon jati Jepara memakai bahan melamin warna alami dipadukan padukan dengan warna emas. Ada yang minta memakai warna kayu alami yang cukup kecoklat-coklatan. Keseluruhnya kami bikin sama sesuai keinginan dari Anda sebagai pengurus mushola atau masjid.
Berikut kelompok gambar contoh mimbar masjid eksklusif berbahan kayu jati sama sesuai sunnah dari Kota ukir Jepara yang dapat Anda tentukan sama sesuai kumpulan harga dan pola yang Anda gemari.
Gambar 1 - Tipe mimbar masjid kubah kayu jati dengan kombinas ukir kaligrafi arab tertulis lafal Allah. Kombinasi warna alami coklat emas jadi keunikan furniture jati Jepara.
Gambar 2 - Tipe Balkon Kubah Mushola ukir-pahatan kayu jati ini mengikuti style balkon yang berada di Arab Saudi pahami mimbar masjid nabawi atau di makkah karena memilik susunan design tangga dari depan.
Gambar 3 - Mode Mushola Balkon Kekinian Tertulis lafal Nabi Muhammad plus tambahan aksesori Meja dan tongkat. Pintu masuk balkon kubah ini dari depan dengan anak tangga sekitar 3.
Gambar 4 - Kampanye Balkon mempunyai ukuran sama yakni Ukuran Panjang 100 cm x Lebar 150 cm x Tinggi 260
Gambar 5 - Design ukir-pahatan mimbar masjid ini benar-benar eksklusif, berbalut ukir-pahatan emas kelihatan benar-benar eksklusif dan modern. Balkon kubah ada tambahan ukir bunga pada bagian atas.
Gambar 6 - Ukuran Mimbar masjid kubah Jepara Panjang 100 x Lebar 150 x Tinggi 260 cm. Balkon ukir jati pintu samping depan berpenampilan finising doff alami.
Gambar 7 - Mimbar masjid eksklusif ini bermotif anak tangga ukir. Podium istimewa tingkat kelihatan besar sekali seperti style balkon malaysia atau mushola agung dunia.
Gambar 8 - Mimbar masjid tingkat ini sama dengan gambar podium jati di atas, namun status tangga pas di samping kiri dan anak tangga semakin sedikit.
Balkon tingkat ini telah berkali-kali kami produksi dan memang mempunyai style yang paling menawan dan eksklusif. Balkon podium tangga ini benar-benar cocok untuk mushola yang mempunyai ukuran jumlah besar seperti mushola istiqlal atau mushola nabawi mekkah madinah.
Gambar 9 - Balkon Jati Minimalis dibanderol harga Rp 3.500.000 Komplet dengan bangku balkon imam khotib.
Gambar 10 - Ukuran = Panjang 90 cm x Lebar 40 cm x Tinggi 130 cm
Gambar 11 - Podium Mushola Kombinasi warna marmer dan emas jadi opsi podium terlaku karena nilai jual tetapi mempunyai design yang paling elagant.
Balkon Simpel Marmer mempunyai kualitas terbaik dengan pewarnaan yang eksklusif. Harga mimbar masjid jati ini Rp 3.000.000, -
Gambar 12 - Balkon Minimalis warna coklat emas ialah tipe balkon yang terkenal dan banyak disukai. Harga balkon set bangku ini Rp 3.500.000, -
Gambar 13 - Mode balkon ini jadi favorite customer karena harga dapat dijangkau sekitaran 2,lima juta.
Gambar 14 - Contoh Podium Jati Minimalis ini warna gabungan coklat emas terhitung tipe podium jati ukir paling populer dan banyak disukai. Karena mempunyai nilai jual termurah Rp2 Juta-an
Gambar 15 - Set podium mushola diperlengkapi dengan bangku jadi pendamping gabungan Anda memakai podium khutbah ini.
Gambar 16 - Podium Mushola ukir-pahatan bunga ciri khas Jepara ini bisa saja opsi Anda sebagai tempat khutbah atau sebagai acara rapat kedinasan.
Gambar 17 - Podium khutbah ini bisa Anda pakai di mushola atau tempat pidato pada acara sah seperti Presiden. Secara lengkap liha opsi Podium Jati.
Gambar 18
Gambar 19 - Tipe Podium  khutbah jati ukir ini kerap jadi sasaran mushola yang berada di Indonesia. Karena mempunyai design simpel dan wujud ukir-pahatannya cantik untuk disaksikan.
Gambar 21 - Mimbar  Podium mushola kayu jati ini mempunyai design yang serupa dengan gebyok kusen pintu atau jendela rumah. Ukir-pahatan yang unik ini akan membuat mushola kelihatan lebih cantik dan menawan.
Photo Balkon 23 - Type balkon kreta ini telah satu paket dengan bangku malas untuk khotib jadi harga tambah murah. Mempunyai ukuran 100 cm x 150 cm
Gambar 24 - Contoh Podium Minimalis Kekinian sederhana namun tetap kelihatan elok.
Gambar 27 - Podium Mushola Tangga Eksklusif Menawan minimalis kombinasi warna emas yang paling elok.
Gambar 28 - Mode Podium Tangga berkubah emas berpenampilan lepas di tengah-tengah sunah nabi.
Gambar 39 - Podium Stainless
Type balkon jati ukir minimalis ini yang sering diperlukan untuk masjid atau mushola karena mempunyai ukuran yang kecil dan sederhana yang telah sebagai wakil peranan untuk khutbah. Untuk Anda yang ada di luar kota Jepara seperti Jakarta, Bandung, Bekasi, Depok, Palembang, Padang, Lampung, Jogja, Medan, Balik papan, Bogor, Surabaya, Malang, lombok, Aceh, Makassar, Bengkulu, Solo, tangerang, serang, Semarang, Minggu Baru dan lain-lain kami sudah siap mengantar pesanan furniture jati langsung ke alamat Anda dengan memakai layanan ekspedisi atau ekspedisi angkut khusus mebel yang professional.
Bila mode Mimbar minimalis yang Anda harap tidak ada dikoleksi daftar di atas, berharap Anda bisa mengecek detil dan mode gambar Mushola Balkon Ukir Jati Jepara dapat Anda saksikan di artikel Balkon Mushola.
Saat sebelum anda bertanya harga balkon itu, anda telah tentukan tipe podium mushola yang anda mencari. Silakan kontak konsumen servis Furniture Jepara lewat WhatsApp, kami akan infokan detil harga dari produk balkon yang bakal anda membeli. Harga bervariatif sama sesuai mode dimulai dari harga 1 juta-an sampai 10 juta-an.
Proses berbelanja produk mimbar masjid minimalis atau Podium stainless dapat lewat online atau tiba langsung ke toko mebel kami di Jepara. Bila alamat rumah jauh di luar kota karena itu kami anjurkan berbelanja lewat online dengan ketetapan pembayaran lewat transfer sebagai berikut ini:
Hasan Putra Furniture telah ekspert dalam transaksi bisnis berbelanja online, bahkan juga telah banyak ulasan positif di google maps oleh konsumen kami yang pernah berbelanja mebel di toko kami. Telah banyak referensial dari customer yang berada di google maps berkaitan produk mimbar masjid atau lemari jam hias.
https://concursoperiodistaescolar.com/cara-membuat-mimbar-mesjid-yang-awet/
5 notes · View notes
nirwanafurniture · 7 years
Text
Mimbar Masjid Minimalis Kayu Jati
Mimbar Masjid Minimalis Kayu Jati
Mimbar Masjid Ornamen Minimalis Kayu Jati
Mimbar masjidmerupakan salah satu sarana ibadah didalam masjid jami’, produk mebel jepara yang terbuat dari kayu jati berkualitas dengan konstruksi mebel jepara yang kokoh serta finishing yang halus ini kami tawarkan untuk anda. Dikerjakan oleh tenaga ahli yang terampil sehingga produk mimbar masjid dengan ornamen minimalis ini sangat bagus memiliki ciri…
View On WordPress
0 notes
danispratama · 6 years
Text
Silatu-RAHIM
Alhamdulillah hari pertama di bulan Januari 2019 diisi dengan hal yang in syaa Allah positif. Alhamdulillah hari pertama di tahun baru aku dan istri pergi ke rumah Kak Rahmat, salah satu Kakak kelas di kampus yang juga anggota LDK. Sebenarnya tak ada niatan buat silaturahmi ke sana di hari itu, karena planning mau kemana dan ngapain pun sebenarnya gak ada. Penginnya istirahat aja, mumpung libur kerja. Tapi qodarulloh, Allah skenariokan hal itu hingga jadilah silaturahmi ke rumahnya Kak Rahmat.
Berawal dari sore di hari terakhir 2018, karena bosan seharian gak ngapa-ngapain, di rumah aja, sendirian pula, karena memang tanggal 31 Desember 2018 ternyata tempat istri aku bekerja tidak libur, sedangkan tempat aku bekerja libur, alhamdulillah :) Lumayan jadi bisa dihitung libur panjang, mulai hari Sabtu, Ahad, Senin juga Selasa. Ya, sore itu, sebakda `Asar, menjelang Maghrib, aku duduk di kursi, di depan kamar tetangga kontrakan, mumpung gak ada orangnya, jadilah duduk di situ. Sambil baca-baca tulisan temen-temen di Tumblr, tetiba ada chat dari Kak Deden, Kakak kelas di kampus, dia juga alumni LDK. Dia ngechat dan nanya kalau malam tahun baru mau ke Masjid At Tiin gak? Lalu aku langsung bales, bahwa aku gak tau, gak pasti bakal ke sana atau engga, aku mesti nanya sama istri dulu, dia mau apa engga, takutnya dia capek karena habis kerja. Dan lalu aku langsung telfon istri dan katanya in syaa Allah bakal dateng ke Masjid At Tiin.
Maghrib alhamdulillah istri sudah pulang, sedikit lebih awal karena memang dia bawa motor aku, yang hari itu memang gak aku bawa ke kantor atau kemana, ya karena memang aku libur kerja. Lalu ternyata sehabis Maghrib istri istirahat dulu, sampai sholat `Isya terlebih dahulu. Lalu setelah sholat `Isya langsunglah cusss kita ke At Tiin. Perjalanan dari rumah ke At Tiin di kurang lebih mungkin sekitar 20-30 menitan, eh gak tau ding, gak ngitung. He Tapi memang di jalanan Jakarta malam itu ramai. Banyak orang wara-wiri dengan tujuan yang entah pada mau kemana. Sesaat ketika sudah mendekati At Tiin, suasana ramai sudah terlihat. Bahkan di jalan masuk menuju parkiran di samping kanan kiri jalan sudah ada mobil terpakir, karena sudah tak muatnya parkir di halaman utama parkir.
Di perjalanan mencari tempat parkir, sudah terlihat jama`ah malam itu begitu ramai, bahkan sampai pelataran dan taman. Subhanalloh. Maa syaa Allah. Pemandangan yang menenangkan. Rasa-rasanya kalau melihat itu, kebangkitan umat Islam semakin dekat. Namun kadang ketika melihat hal-hal semacam itu, tetiba patah asa. Ketika menyadari, semangat belajar Islam seperti ada hanya di kota-kota besar saja, ketika udah pulang kampung, ketika udah masuk desa, ghirah seperti tak terlihat. Gak ada. Semangat belajar dan mengamalkan Islam tak ku temui seperti saat ada di Jakarta. Back to home, lalu aku sama istri langsung masuk ke dalam masjid setelah memarkirkan motor. Kita masuk di lantai dua, lantai utama, yang saat itu sedang diisi oleh Ustadz Arifin Ilham. Setelah istri memilih tempat duduk di tempat akhwat dekat pintu masuk masjid, aku masuk masjid dan mencari tempat duduk juga yang akhirnya ke bagian di bagian lumayan depan, dekat mimbar dimana pengisi-pengisi acara berdiri di situ untuk menyampaikan taujih-taujihnya.
Acara muhasabah dan dzikir yang dipandu oleh Ustadz Arifin Ilham cukup membawa energi yang mampu membuat mereka yang hadir menumpahkan air mata. Air mata takut. Takut akan siksa tersebab dosa. Air mata yang menyadari bahwa diri banyak dosa. Air mata yang menyadari bahwa masih sedikitnya amal kita. Seusai dzikir bersama selesai, cukup banyak jama`ah balik kanan bubar jalan ketika Ustadz Arifin Ilham juga angkat kaki dari Masjid.
Dan ternyata, di tempat aku duduk, tak jauh dari situ ku lihat Kakak kelas di kampus, anak LDK juga, yaitu Mas Anggi. Dan setelah ada kesempatan, aku coba dekati dan sapa, dan emang bener kalau itu Mas Anggi. Subhanalloh. Akhirnya ketemu sama temen sholih lagi. Lalu setelah itu, sama Mas Anggi aku diajak ketemu Kak Deden yang katanya ada di pelataran depan dekat layar besar. Aku turun bareng Mas Anggi setelah selesai mendengarkan apa yang disampaikan oleh KH Cholil Nafis (atau siapa gitu, lupa he) juga Pak Menteri Pendidikan Muhajir Efferndy. Pas banget ketika aku turun, yang sedang ngisi di mimbar itu aktris pemain film di film Ketika Cinta Bertasbih yang bernama Azzam. Aku lupa nama aslinya siapa, he maklum pelupa.
Setelah beberapa waktu mencari akhirnya ketemu juga dengan Kak Deden yang waktu itu sedang bersama istrinya. Akhirnya kami sedikit banyak ngobrol lalu akhirnya kita berfoto bertiga sebagai kenangan. He dan berawal dari situlah akhirnya tercetus niatan untuk silaturahmi ke rumah Kak Rahmat yang ada di Bekasi.
Udah dulu deh ya. Capek ngetiknya. He tunggu kelanjutan ceritanya. Itu belum selesai sih. He
Bye. Wassalamu`alaikum. Tidur yuk. Jangan lupa wudhu dan baca Ayat Kursinya yah :)
Cijantung, 2 Desember 2019 Pukul 22:22 WIB
Jamnya bagus yah ternyata, cantik. Pukul 22 lebih 22 menit. Ditulis sedangkan istri sudah tidur karena capek habis kerja :)
2 notes · View notes
turisiancom · 2 years
Text
TURISIAN.com – Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta menjadi objek wisata religi dan sejarah yang menarik untuk Sobat Turisian kunjungi dan pelajari. Sejarah keberadaannya tak bisa lepas dari Kraton Yogyakarta sebagai kerajaan Islam dalam perundingan Giyanti pada 1755. Sejarah keberadaan Masjid Gedhe Kauman tidak bisa dilepaskan dari Kraton Kasultanan Yogyakarta sebagai kerajaan Islam dalam perundingan Giyanti pada tahun 1755. Masjid ini berdiri 18 tahun kemudian setelah perjanjian Giyanti, jadi sekitar tahun 1773. Keistimewaan masjid di Jogja merupakan satu-satunya masjid raya di Indonesia yang berusia lebih dari 200 tahun. Selain itu juga menyimpan begitu banyak potensi sejarah di dalamnya yang menarik untuk Sobat Turisian pelajari. Arsitektur Masjid Gedhe Kauman Jogja Arsitekturnya yang kental dengan nuansa Kraton menjadi daya tarik tersendiri untuk menjadi objek wisata sejarah bagi wisatawan lokal maupun asing. Lokasi Masjid Gedhe Kauman tidak jauh dari Kraton Yogyakarta, posisinya di sebelah barat tepat di samping Alun-Alun Utara. Secara administrasi masjid ini beralamat di Kampung Kauman, Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta. Jika melihat pada bagian atap, masjid ini menggunakan sistem atap tumpang tiga dengan mustaka yang mengilustrasikan daun kluwih dan gadha. Sistem atap tumpang tiga ini memiliki makna kesempurnaan hidup melalui tiga tahapan kehidupan manusia, yaitu Syariat, Makrifat, dan Hakekat. Perkembangan zaman dengan segala peristiwanya telah membuat bangunan Masjid Gedhe berkembang dan berubah dari masa lalunya. Pada tahun 1867 terjadi gempa besar yang meruntuhkan bangunan asli. Serambi Masjid Gedhe Kauman pun diganti dengan menggunakan material yang khusus diperuntukkan bagi bangunan kraton. Baca juga: Menengok Panggung Krapyak Jogja, Tempat Berburu Sri Sultan HB I Tidak ketinggalan pula lantai dasar masjid yang terbuat dari batu kali, kini telah berganti marmer dari Italia. Pesona dari masjid ini tampak pada beberapa keunikan tempat ini. Salah satunya pemasangan batu kali putih pada dinding masjid tidak menggunakan semen dan unsur perekat lain. Serta penggunaan kayu jati utuh yang telah berusia 200 tahun lebih sebagai penumpang bangunan. Tata Ruang Masjid Gedhe Kauman Sama seperti umumnya sebuah masjid raya, Masjid Gedhe Kauman terdiri dari masjid induk dengan satu ruang utama sebagai tempat untuk salat. Lengkap dengan tempat imam memimpin salat atau mihrab. Samping kiri belakang mihrab terdapat maksura yang terbuat dari kayu jati bujur sangkar dengan lantai marmer yang lebih tinggi, tambah dengan tombak. Maksura berfungsi sebagai tempat pengamanan raja apabila Sri Sultan berkenan salat berjamaah di Masjid Gedhe Kauman. Tak jauh dari mihrab terdapat mimbar yang berbentuk singgasana berundak sebagai tempat bagi khotib saat menyampaikan khotbah Jumat. Mimbar ini terbuat dari kayu jati berhiaskan ukiran indah, berbentuk ornamen stilir tumbuh-tumbuhan dan bunga di prada emas. Tak hanya itu, ruang inti masjid induk juga lengkap dengan berbagai ruangan yang memiliki fungsi berbeda. Seperti Pawestren (tempat khusus bagi jamaah putri), Yakihun (ruang khusus peristirahatan para ulama, khotib, dan merbot), Blumbang (kolam), dan tentu saja serambi masjid. Baca juga: Nongkrong Asik di Bukit Bintang Gunungkidul Jogja, Pas Buat Wisata Malam Bagian lain dari kompleks Masjid Gedhe pada masa sekarang, antara lain KUA, Kantor Takmir, Pagongan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan gamelan Sekaten. Ada pula Pajagan yang dulunya berfungsi sebagai tempat prajurit kraton berjaga dan terletak memanjang di kanan kiri gapura. Serta regol atau gapura yang berbentuk Semar Tinandu dan merupakan pintu gerbang utama kompleks masjid.*       Sumber & Foto: visitingjogja
0 notes
bubukcinta · 3 years
Text
Haramain 2020
Kalau boleh cerita ya.. Untuk pertama kali nya aku umroh, menginjakkan kaki di 2 tanah suci sungguh-sungguh hal yg sangat membuatku meneteskan air mata ketika mengingatnya. Tepatnya bulan Februari 2020 tepat sblm Corona menyerang indonesia.
Saat itu aku masih mengajar di sekolah dasar di kampung aku merantau. Jam pulang sudah tiba, aku menunggu suamiku menjemputku seperti biasa. Qadarullah bertemu dengan ibu mertuaku di parkiran, beliau sedang menjemput anaknya (adik iparku). Seperti mimpi beliau mengatakan pada kami "InsyaAllah bulan depan kita umroh". Subhanallah walhamdulillah MasyaAllah. Saat itu aku hanya bisa terdiam, bengong.. Di jalan sepanjang pulang aku terdiam sambil berkata dalam hati "ini beneran ga si?"
Aku sendiri belum pernah punya rencana secepat ini untuk pergi umroh. Jangankan umroh tabungan saja tidak punya. Keinginan pasti ada tapi untuk plan kesana kayaknya belum pernah mikir bagaimana gambarannya. Senang dan haru rasanya jantungku tidak berhenti berdegup. Segera aku dan suamiku melengkapi berkas-berkas keberangkatan. Aku bikin paspor karena belum pernah punya sama sekali.
Aku menelepon keluargaku yang ada di Jogja untuk mengabari kabar gembira ini. MasyaAllah mereka senang dan ikut terharu. Dan tibalah hari kami untuk berangkat..
Dari kampung kami (aku, suami, ibu mertua dan 2 adik ipar) terbang k Jakarta untuk bertemu rombongan. Transit di Malaysia dan langsung mendarat di Jeddah.. Alhamdulillah alhamdulillah alhamdulillah mulut dan hati ini tak henti-hentinya mengucap syukur. Dari Jeddah menuju Madinah menaiki bus.
Bus pun tiba di kota Madinah al-Munawwaroh waktu sore. Bus melewati jalan menuju hotel, menyusuri gedung-gedung bertingkat yang padat namun megah nan mewah. Terlihat dari sela-sela gedung itu, Allahu akbar!! pecah air mataku seketika melihat dari kejauhan payung-payung raksasa di Masjid Nabawi. Tanganku dingin, jantungku berdebar, rasanya seperti kerinduan lama yang sudah meledak-ledak. Mulut ini tak henti untuk bershalawat ketika melihat masjidnya "Allahumma shalli 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad".
-Raudhah- hari kedua kami di Madinah, kami mengunjungi tempat yang mulia dan diberkahi, yaitu Raudhah "taman surga". Tempat itu berada dalam masjid nabawi tepatnya di antara makam dan mimbar nabi Sallallahu alaihi wasallam. Seperti yang kita ketahui tempat itu termasuk tempat yang mustajab untuk berdoa. Berbondong-bondong semua manusia untuk shalat dan berdoa disana. Tidak ada jarak alias berdempet-dempet demi mencapai d Raudhah, sangat sulit bergerak, bernafas bahkan aku melihat seseorang yang hendak menuju Raudhah hingga sobek bajunya karena terinjak, tertarik oleh orang-orang disekitarnya. Alhamdulillah pengalaman yang tak pernah terlupakan. Akhirnya aku dan rombongan sampai di shaf depan raudhah. Kami melaksanakan shalat 2 rakaat, berdoa dan menangis sejadi-jadinya.
Ada kejadian lucu saat aku di Madinah. Aku berangkat ke masjid berdua dengan suamiku untuk shalat ashar. Kami berencana untuk keliling masjid setelah shalat. Dan kami janji untuk bertemu di gerbang 14 (seingatku) setelah shalat. Saat shalat selesai aku jalan menuju gerbang 14 dan menunggu disana. Banyak orang berlalu-lalang melewati gerbang. Beberapa menit berlalu, akhirnya aku memutuskan untuk mengambil kursi yang disediakan untuk duduk. Aku masih menunggu suamiku keluar sambil memperhatikan satu-satu orang yang lewat di depanku. Sekitar 45 menit berlalu, aku berfikir "apa aku salah gerbang ya? Jangan jangan suami ku nunggu di gerbang sebelah?". Lalu aku memutuskan untuk melipat kursi dan berjalan menuju gerbang 15 mencari suamiku. Dan ternyata benar saja suamiku juga menunggu di samping gerbang 15. MasyaAllah ntah siapa yang lupa janjian di gerbang mana tapi menurutku cukup lucu. Mungkin Allah sedang mengajarkan kita untuk bersabar menghadapi satu sama lain. MasyaAllah.. Hihi
Sekitar 3 atau 4 hari kami bermukim di Madinah, alhamdulillah Allah mengizinkan aku untuk menapaki 1 tanah haram untuk pertama kalinya, bersujud di salah satu masjid Mulia di dunia, berziarah ke makam Nabi, berziarah ke masjid Quba dll dan Semoga Allah menerima ibadah kami semua disana. Aamiin..
Kami menuju kota Makkah al-Mukarromah. Sudah berpakaian ihram dan mengambil miqat (niat umrah) dari Bir Ali. Pemandangan padang pasir, gunung batu di sepanjang perjalanan. Talbiah bergema dalam bus di sepanjang perjalanan, "labbaik allahumma labbaik, labbaikala syariika laka labbaik"
Kita sampai di kota Makkah hampir tengah malam, namun tidak langsung ke hotel menaruh barang karena ada beberapa masalah terkait hotel yang sudah dipesan. Akhirnya kami memutuskan untuk makan, di sebuah warung bakso di Makkah. Alhamdulillah bisa ngerasain bakso di Makkah^^
Sampai akhirnya kita sudah diperbolehkan memasuki hotel pukul setengah 2 malam. Kami bebersih dan tidak melepas kain ihram dan langsung lanjut melaksanakan ibadah umroh. Pertama kalinya untukku melihat langsung ka'bah yang tinggi dan begitu mulia. Seketika air mataku menetes dan menjadi deras. Doa-doa terus dipanjatkan seiring mengitari ka'bah (berthawaf). Sholat dan bersimpuh di depan ka'bah. Allahu akbar!! Rasanya seperti aku sangat kecil, penuh dosa dan tak bedaya.
Setengah jam sebelum waktu shalat tiba masjid sudah penuh dengan jama'ah. Saat adzan terdengar masjid sudah ditutup karena full. Orang-orang yang datang ke Masjidil haram setelah adzan otomatis shalat d luar pintu (halaman masjid), atau di jalan-jalan. Semua penuh orang shalat. Suara imam terdengar sampai di jalanan kota Makkah jadi semua org ikut bermakmum. Di kota Makkah banyak sekali orang yang bersedekah, mereka biasa membagikan makanan, kurma, kismis, teh, kopi, tisu, plastik (untuk sandal) secara gratis. Semua orang boleh mengambilnya. Aku melihat seseorang tidak punya sesuatu untuk dibagikan, tapi dia tidak mau kalah dengan orang yang bersedekah. Maka yang dia lakukan adalah membantu orang-orang untuk mengambilkan air zam-zam menjadi lebih mudah. MasyaAllah semoga Allah menerima kebaikannya. Aamiin..
Cuaca di Arab saat itu sedang musim dingin. Dinginnya kering sampai bibir, kaki, kulit pecah-pecah. Semua disarankan memakai lotion dan banyak-banyak minum. Dan Qadarullah kakiku pecah2 parah sampai pincang dan sakit sekali rasanya ditambah harus berjalan kaki saat pergi kemana-mana. MasyaAllah alhamdulillah allah masih memberikan kekuatan.
Tibanya saat hari kami pulang ke Indonesia, aku sangat sedih akan meninggalkan kota suci ini dan aku sangat bahagia karena telah diberi kesempatan untuk datang, berumroh dan menyaksikan keberkahan kota ini. Semoga Allah memberikan kesempatan untuk berziarah, berhaji, berumroh lagi di tanah ini bersama semua keluarga. Dan semoga Allah mengabulkan doa orang orang yang ingin datang ke tanah ini. Aamiin..
*saat itu tidak bisa mengambil banyak gambar/foto dikarenakan kondisi hp baterainya sudah drop2, layar retak dan harus dikaretin biar batrai tidak lepas dan hp suami juga rusak, blm bisa membeli hp baru saat akan berangkat. Sedikit foto diambil menggunakan hpku saat nyala sebentar.. Dan ini beberapa foto saat di Madinah:
1 note · View note
spinifex · 3 years
Text
Dua tahun yang lalu di bulan ramadhan. Aku adalah Riana yang seperti biasa, sering menjadi makmum masbuk di sholat tarawih. Tidak terkecuali hari Sabtu itu. Setiba di tempat parkiran, aku langsung menyingkap bawahan mukena berlarian dari tempat parkir menuju masjid melewati pintu depan. Penuh. Mataku mulai menyisiri barisan shaf putri berharap ada space untukku. Aku pun menangkapnya, barisan shaf paling depan dan pinggir sebelah kiri.
Aku segera masuk masjid melewati pintu samping. Bergegas menggelar sajadah yang sedari rumah bergelayut di pundak. Aku yang berbadan besar merasa bersyukur sebab space yang ada pas untukku. Imam sudah membawa rakaat ke-2, aku segera bertakbiratul ikhram.
Satu dua menit kemudian terbawa suara imam yang lantang membacakan ummul kitab. "Ini imamnya siapa sih? Baru denger, bacaannya bagus dan bener" batinku. Yah, namanya juga Riana, shalat masih bisa ngebatin ini itu. Apalagi mikirin duniawi, Riana banget. Astaghfirullah.
Saat makmum yang lain sudah merampungkan shalat isya'nya aku masih harus menggenapi rakaatku yang tertinggal satu. Shalat sunah belum genap sampai salam, sang imam sudah berdiri di depan mimbar dan memberi salam pembuka. Sesaat setelah menutup sunah, aku mengambil kacamata yang kuletakkan di pinggiran jendela persis sampingku.
Eeeh, tidak percaya dengan sosok imam tarawih saat itu. Belum berhenti terkejut, ada riuh-riuh yang memanggilku. "Mbak Ria, Mbak Ria imam e Mas Bambang (samaran)" sambil terkikik-kikik. Aku hanya tersenyum mendengarnya. Berharap tidak ada orang lain yang mendengar. Bagaimana tidak ada yang mendengar jika aku duduk di ujung kiri paling depan, sedang dia/mereka duduk di barisan ke-2 tengah. Aku mulai takut, ada seseorang yang menyadari. Sempat kulihat bibir tetanggaku tersenyum melihatku dan si pembuat heboh. Apa kabar aku? Malu sejadi-jadinya.
Mas Bambang adalah teman organisasi yang belum lama aku kenal. Lebih tepatnya ketua organisasi yang bahkan kami hanya dua kali bercakap-cakap secara langsung. Sebenarnya harusnya aku tidak heran beliau menjadi imam shalat tarawih. Lulusan pondok pesantren, katanya. Agamanya jelas bagus, muhammadiyahnya kenthel. Sampai beliau kultum pun menceritakan perjalanan Jenderal Sudirman. Iya, beliau sangat mengidolakan Jenderal Sudirman, pendiri muhammadiyah.
"Pak, imamnya tadi kultumnya bagus gak?"Iseng bertanya sama bapak.
"Bagus, menceritakan Jenderal Sudirman. Tidak seperti kultum biasanya. Lha itu tadi siapa to ?'
"Orang X" Aku menyebut nama kampungnya.
Aku dan Mas Bambang tidak ada hubungan apa-apa selain teman organisasi. Bahkan pertemuan pertama aku acuh dengan beliau. Salah. Dari dua kali pertemuan, dua kali itu pula acuh. Menghormati jelas, tapi sama sekali tidak ada rasa. Hanya karena sahabatku yang melebih-lebihkan menceritakan perlakuan Mas Bambang padaku di depan teman-teman seusai kajian IRMABA. Tentang pertemuan ke-2 kami yang menurutnya aneh. Pertemuan ke-2 ini juga karena organisasi. Tuhan, sungguh aku malu mendengar gosip ini.
0 notes
mimbarokah · 4 years
Link
☛ Mimbar Khutbah Jumat Masjid Mojokerto Mebel Jepara Dikirim langsung dari Jepara Kontruksi Kayu Solid Perhutani Finishing Mewah Melamin Maupun Cat Ukuran Standar Produksi P. 150 x L. 100 x T. 275 cm (Bisa Juga Custom)
Gambar Mimbar Khutbah Jumat Masjid Mojokerto Mebel Jepara Beragam modelnya ukiran jepara, kayu jati, podium, mimbar podium, ukir, model, mimbar jati, minimalis, jati jepara, atap kubah, pintu samping, pintu depan, tingkat, dan tanpa kubah sekalipun. Silahkan anda lihat pada menu
0 notes
arynwafa · 7 years
Photo
Tumblr media
Pada saat sudah dekat ajal Rasulullah s.a.w., beliau menyuruh Bilal azan untuk mengerjakan shalat, lalu berkumpul para Muhajirin dan Anshar di masjid Rasulullah s.a.w.. Kemudian Rasulullah s.a.w. menunaikan shalat dua raka’at bersama semua yang hadir. Setelah selesai mengerjakan shalat beliau bangun dan naik ke atas mimbar dan berkata: "Alhamdulillah, wahai para muslimin, sesungguhnya saya adalah seorang nabi yang diutus dan mengajak orang kepada jalan Allah dengan izinnya. Dan saya ini adalah sebagai saudara kandung kamu, yang kasih sayang pada kamu semua seperti seorang ayah. Oleh itu kalau ada sesiapa yang mempunyai hak untuk menuntut, maka hendaklah ia bangun dan membalasi saya sebelum saya dituntut di hari kiamat." Rasulullah s.a.w. berkata demikian sebanyak 3 kali kemudian bangunlah seorang lelaki yang bernama ‘Ukasyah bin Muhshan dan berkata: "Demi ayahku dan ibuku ya Rasulullah s.a.w., kalau anda tidak mengumumkan kepada kami berkali-kali sudah tentu saya tidak mau mengemukakan hal ini." Lalu ‘Ukasyah berkata lagi: "Sesungguhnya dalam Perang Badar saya bersamamu ya Rasulullah, pada masa itu saya mengikuti unta anda dari belakang,setelah dekat saya pun turun menghampiri anda dengan tujuan supaya saya dapat mencium paha anda, tetapi anda telah mengambil tongkat dan memukul unta anda untuk berjalan cepat, yang mana pada masa itu saya pun anda pukul pada tulang rusuk saya. Oleh karena itu saya ingin tahu apakah anda sengaja memukul saya atau hendak memukul unta tersebut." Rasulullah s.a.w. berkata: "Wahai ‘Ukasyah, Rasulullah s.a.w. sengaja memukul kamu." Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata kepada Bilal r.a.: "Wahai Bilal, kamu pergi ke rumah Fatimah dan ambilkan tongkat aku ke mari." Bilal keluar dari masjid menuju ke rumah Fatimah sambil meletakkan tangannya di atas kepala dengan berkata: "Rasulullah telah menyediakan dirinya untuk dibalas [diqishash]." Setelah Bilal sampai di rumah Fatimah maka Bilal pun memberi salam dan mengetuk pintu Kemudian Fatimah r.a. menyahut dengan berkata: "Siapakah di pintu?." Lalu Bilal r.a. berkata: "Saya Bilal, saya telah diperintahkan oleh Rasulullah s.a.w. untuk mengambil tongkat beliau." Kemudian Fatimah r.a. berkata: "Wahai Bilal, untuk apa ayahku minta tongkatnya." Berkata Bilal r.a.: "Wahai Fatimah, Rasulullah s.a.w. telah menyediakan dirinya untuk diqishash." Bertanya Fatimah. r.a. lagi: "Wahai Bilal, siapakah manusia yang sampai hatinya untuk menqishash Rasulullah s.a.w.?." Bilal r.a. tidak menjawab pertanyaan Fatimah r.a., begitu Fatimah r.a. memberikan tongkat tersebut, maka Bilal pun membawa tongkat itu kepada Rasulullah s.a.w. Setelah Rasulullah s.a.w. menerima tongkat tersebut dari Bilal r.a. maka beliau pun menyerahkan kepada ‘Ukasyah. Melihatkan hal yang demikian maka Abu Bakar r.a. dan Umar r.a. tampil ke hadapan sambil berkata: "Wahai ‘Ukasyah, janganlah kamu qishash baginda s.a.w. tetapi kamu qishashlah kami berdua." Saat Rasulullah s.a.w. mendengar kata-kata Abu Bakar r.a. dan Umar r.a maka dengan segera beliau berkata: "Wahai Abu Bakar, Umar, duduklah kamu berdua sesungguhnya Allah s.w.t. telah menetapkan tempatnya untuk kamu berdua." Kemudian Ali r.a. bangun, lalu berkata: "Wahai "Ukasyah! Aku adalah orang yang senantiasa berada di samping Rasulullah s.a.w.oleh itu kamu pukulah aku dan janganlah kamu menqishash Rasulullah s.a.w." Lalu Rasulullah s.a.w. berkata: "Wahai Ali, duduklah kamu sesungguhnya Allah s.w.t. telah menetapkan tempatmu dan mengetahui isi hatimu." Setelah itu Hasan dan Husin bangun dengan berkata: "Wahai ‘Ukasyah, bukankah kamu tidak tahu bahwa kami ini adalah cucu Rasulullah s.a.w., kalau kamu menqishash kami sama dengan kamu menqishash Rasulullah s.a.w." Mendengar kata-kata cucunya Rasulullah s.a.w. pun berkata: "Wahai buah hatiku, duduklah kamu berdua." Berkata Rasulullah s.a.w. "Wahai ‘Ukasyah pukullah saya kalau kamu hendak memukul." Kemudian ‘Ukasyah berkata: "Ya Rasulullah s.a.w., anda telah memukul saya sewaktu saya tidak memakai baju." Maka Rasulullah s.a.w. pun membuka baju, begitu Rasulullah s.a.w. membuka baju maka menangislah semua yang hadir. Begitu ‘Ukasyah melihat tubuh badan Rasulullah s.a.w. maka ia pun mencium beliau dan berkata; "Saya tebus anda dengan jiwa saya, ya Rasulullah s.a.w. siapakah yang sanggup memukul anda. Saya melakukan begini adalah sebab saya hendak menyentuh badan anda yang dimuliakan oleh Allah s.w.t dengan badan saya. Dan Allah s.w.t. menjaga saya dari neraka dengan kehormatanmu." Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata: "Dengarlah kamu sekalian, sekiranya kamu hendak melihat ahli syurga, inilah orangnya." Kemudian semua para jemaah bersalam-salaman atas kegembiraan mereka terhadap peristiwa yang sangat genting itu. Terangkum dalam meneladani akhlak Rasulullah Saw dan Sahabat - Prof. Suyadi
8 notes · View notes
furnituremasjid · 4 years
Text
Dekorasi Pengimaman Masjid Kayu Jati
Tumblr media
Dekorasi Pengimaman Masjid Kayu Jati Dekorasi Pengimaman Masjid Kayu Jati atau yang biasanya disebut dengan mihrab pengimaman masjid dapat anda percayakan pada ahlinya di Furniture Masjid mebel Jepara kami. Mihrab masjid kayu jati merupakan pilihan tepat untuk interior masjid yang lebih mewah dari lukis maupun GRC. Karena mihrab pengimaman masjid kayu jati mengandung nilai seni ukir kayu dengan hasil yang lebih natural serta padu dengan kusen dan pintu serta mimbar masjid yang juga terbuat dari bahan kayu jati. Terlebih lagi produk mebel Jepara dari bahan kayu jati merupakan produk mewah yang sudah terpercaya akan kualitas dan hasil produk yang lebih baik dari daerah lain dengan julukannya sebagai kota ukir atau sentra ukir. Model Dekorasi Pengimaman Masjid Kayu Jati Model Dekorasi Pengimaman Masjid Kayu Jati kali ini dibuat dengan motif setengah lingkar di pengimaman dinding bagian luar. Pada pengimaman dinding bagian dalam juga ditutup dengan ornamen kayu jati yang hanya saja di sisi depan tanpa sisi samping kanan dan kiri. Ornamen mihrab pengimaman masjid tersebut juga dihiasi ukir kaligrafi kalimat Syahadat, lafadz Allah dan Muhammad serta ukir kaligrafi lain dengan warna emas agar lebih terlihat dan nampak lebih indah. Ukir ornamen pada dekorasi pengimaman tersebut juga ada yang bermotif Arabic minimalis modern yang cukup bervariasi baik di bagian dinding pengimaman bagian dalam maupun luar. Read the full article
0 notes
Text
Jual Mimbar Masjid Jati Tangga Samping
Tumblr media
Jual Mimbar Masjid Jati Tangga Samping Jual Mimbar Masjid Jati Tangga Samping kualitas terbaik dari bahan baku kayu jati pilihan dengan ukuran jumbo yang cocok untuk mihrob pengimaman masjid yang luas. Mimbar masjid tangga samping akan membuat pengimaman masjid lebih mewah dan indah karena dibuat dengan ukuran yang besar serta adanya hiasan ukiran asli mebel Jepara. Kota Jepara sendiri sudah banyak dikenal sebagai kota ukir atau cetra ukir oleh berbagai kota hingga negara dengan produksi barang furniture yang bagus. Anda dapat mempercayakan interior furniture masjid tersebut di Arif Mebel Jepara kami dari produk mimbar, mihrab pengimaman, pintu masjid, lemari jam hias, satir penyekat shaf dan juga bedug masjid. Model mimbar masjid yang lain : Mimbar Masjid Jati Jepara Ukir Kaligrafi Model Mimbar Masjid Jati Tangga Samping Model Mimbar Masjid Jati Tangga Samping kali ini dibuat dengan model ukiran dan bukan model minimalis sehingga mengandung nilai seni ukir yang bagus. Pada bagian atas mimbar terdapat logo atau lambang bintang yang dapat anda rubah dengan ukir kaligrafi lafadz Allah (sesuai permintaan). Sedangkan di bagian depan dilengkapi dengan nama masjid huruf Arab serta daerahnya sebagai tanda kepemilikan atau aset masjid. Mimbar masjid model tangga samping dibuat dengan konstruksi knock down (bongkar pasang) yang dapat dilepas dan dipasang untuk memudahkan pemasukan mimbar ke dalam masjid melalui pintu. Read the full article
0 notes
propertimebeljepara · 4 years
Text
Mimbar Masjid Kayu Jati Ukir Jepara
Tumblr media
Mimbar Masjid Kayu Jati Ukir Jepara
Tumblr media
Mimbar Masjid Kayu Jati Ukir Jepara Mimbar Masjid Kayu Jati Ukir Jepara dengan model terbaru kini kami hadirkan untuk anda sebagai pilihan model mimbar yang pas dan cocok untuk ditempatkan di pengimaman masjid. Mimbar masjid ukir Jepara saat ini mengalami banyak perkembangan dari segi desain atau bentuk model yang bervariasi sehingga banyak pilihan yang dapat anda sesuaikan desain bangunan masjid. Model mimbar masjid kayu jati Jepara ini cocok untuk masjid yang memiliki kusen pintu gebyok atau sejenis furniture ukiran lain yang bukan model minimalis. Sehingga antara furniture masjid satu dengan lainnya dipandang serasi dengan konsep hiasan ukiran yang bagus dan indah. Model Mimbar Masjid Kayu Jati Ukir Jepara Model Mimbar Masjid Kayu Jati Ukir Jepara dengan desain tangga samping lebih cocok untuk masjid yang memiliki tempat pengimaman cukup luas. Karena dengan adanya mimbar masjid tangga samping akan memaksimalkan sisa ruang mihrab pengimaman masjid yang ada dengan ukurannya yang cukup besar. Mimbar masjid model tangga samping ini dibuat dengan konstruksi knock down atau bongkar pasang sehingga memudahkan untuk memasukan mimbar saat pertama kali diinstalasi. Mimbar masjid ukir Jepara ini lebih didominasi dengan ukiran motif daun bunga yang dilengkapi dengan nama masjid dan daerahnya namun tanpa adanya atap kubah (sesuai permintaan).
Tumblr media
Jual Mimbar Masjid Kayu Jati Ukir Jepara Nama mimbar : Mimbar Masjid Kayu Jati Tangga Samping Bahan dasar : Kayu jati Warna finishing : Natural coklat melamine gloss Ukuran mimbar : P = 170 cm, L = 170 cm dan T = 300 cm Stock barang : PRE ORDER Dapat dipesan dengan perubahan bentuk model, ukuran tertentu dan warna finishing lain Lama proses pengerjaan mimbar masjid tangga samping membutuhkan waktu minimal 3 minggu Dapat dipesan dengan nama masjid & daerahnya Harga jual Mimbar Masjid Kayu Jati Ukir Jepara = Chat Whatsapp
Tumblr media
Harga Mimbar Masjid Kayu Jati Ukir Jepara Harga Mimbar Masjid Kayu Jati Ukir Jepara kami kalkulasi dari ukuran mimbar, tingkat kualitas bahan baku kayu jati (mempengaruhi detail & keindahan ukiran) serta bentuk model yang anda inginkan. Maka dari itu harga mimbar masjid dapat berubah dari yang relatif terjangkau hingga yang paling mahal sekalipun. Jika anda membutuhkan furniture mimbar masjid mewah dan lainnya silahkan hubungi CS Properti Mebel Jepara kami melalui Whatsapp dengan mengirim kembali conoth gambar foto model Mimbar Masjid Kayu Jati Ukir Jepara Read the full article
0 notes
nirwanafurniture · 7 years
Text
Mimbar Masjid Ukiran Kaligrafi
Mimbar Masjid Ukiran Kaligrafi
Produksi Mimbar Masjid Ukiran Klaigrafi Kayu Jati Asli Mimbar Masjid Jepara Ukiran Kaligrafi Kayu Jati merupakan produk terbaru yang sudah banyak di jual di toko kami, kami jual dan produksi berbagai produk Mimbar Masjid Jepara Ukiran Kubah Jati dengan aneka model yang terbaru dan juga menarik, jika anda berminat untuk membeli produk ini anda bisa menghubungi kami melalui sms atau telepon ke…
View On WordPress
0 notes
Text
Jual Mimbar Masjid Jati Tangga Samping
Tumblr media
Jual Mimbar Masjid Jati Tangga Samping
Tumblr media
Jual Mimbar Masjid Jati Tangga Samping Jual Mimbar Masjid Jati Tangga Samping dengan ukuran besar atau jumbo yang dapat anda pilih untuk melengkapi interior masjid yang megah. Mimbar masjid model tangga samping rata-rata memiliki ukuran yang cukup besar sehingga lebih cocok dan pas untuk masjid dengan tempat pengimaman yang luas. Produk furniture masjid ini kami buat dari bahan baku kayu jati emas Sulawesi yang merupakan jenis kayu jati dengan kualitas bagus untuk hasil yang maksimal dan juga mengutamakan kekokohan dan keawetan produk. Anda juga bisa memesan dengan perubahan ukuran tertentu, warna finishing lain maupun perubahan bentuk model yang pas sesuai desain masjid. Variasi model mimbar masjid besar yang lain : Mimbar Masjid Tangga Samping Ukir Model Mimbar Masjid Jati Tangga Samping Model Mimbar Masjid Jati Tangga Samping dibuat dengan konstruksi knock down yang dapat dibongkar pasang agar memudahkan mimbar untuk memasuki masjid melalui pintu. Mimbar masjid tangga samping model terbaru ini dilengkapi juga dengan nama masjid bertuliskan arab dan daerah masjid berada sebagai tanda kepemilikan atau aset masjid. Model atap mimbar ini dibuat tanpa adanya hiasan atap kubah dan juga bisa anda pesan dengan tambahan atap kubah sesuai dengan kapasitas ketinggian mihrab pengimaman masjid. Untuk lebih jelasnya dapat anda simak contoh gambar foto mimbar masjid mewah model tangga samping di bawah ini :
Tumblr media
Jual Mimbar Masjid Tangga Samping Nama mimbar : Mimbar Masjid Tangga SampingBahan dasar : Kayu jati emas Sulawesi kualitas bagusUkuran mimbar : P = 170 cm, L = 170 cm dan T = 300 cmWarna finishing : Natural coklat melamine glossStock barang : PRE ORDERDapat dipesan dengan perubahan bentuk model, ukuran tertentu dan warna finishing lainLama proses pembuatan mimbar tangga samping membutuhkan waktu minimal 3 mingguDapat dipesan dengan kelengkapan nama masjid dan tongkat (opsional)Harga Mimbar Masjid Jati Tangga Samping = Chat Whatsapp
Tumblr media
Harga Jual Mimbar Masjid Jati Tangga Samping Harga Jual Mimbar Masjid Jati Tangga Samping berbeda dengan harga mimbar masjid model pasaran pada umumnya. Karena ukuran dari mimbar masjid tangga samping ini lumayan besar dan dibuat dari bahan baku berkualitas maka dari itu harga produk cenderung lebih mahal. Namun kualitas dan hasil produksi yang diberikan akan setara dengan budget yang sudah dikeluarkan. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut dan pemesanan furniture masjid kami silahkan hubungi CS Arif Jati Furniture kami melalui Whatsapp dengan mencantumkan contoh gambar foto model Jual Mimbar Masjid Jati Tangga Samping Read the full article
0 notes
patriaguides · 5 years
Photo
Tumblr media
Di halaman luar masjid kita bisa melihat pemandangan ke arah corniche kota Doha dengan pencakar langitnya. DI bagian luar terdapat tempat parkir, selain di halaman luar ada juga parkir basement. Ada 3 pintu utama dan 17 pintu samping untuk masuk ke dalam Masjid. Ada petugas keamanan yang menjaga pintu masuk. Ruangan saat sangat nyaman dengan karpet tebal dan ber AC. AC ditempatkan di dolar-pilar. Pilar ini juga dimanfaatkan sebagai rak Alquran seperti di Masjid Nabawi. Di setiap pilar juga disediakan air botolan gratis untuk jamaah. Ruang salat perempuan terletak di lantai atas bagian shaf belakang dan menghadap ke mimbar. Sayangnya anak-anak utamanya balita tidak diperbolehkan masuk ruang utama. Jamaah dipersilakan salat di bagian luar di teras masjid dekat dengan tempat wudhu. #myjourney #qatar #waktuitu #mosque (at مسجد الامام محمد بن عبد الوهاب) https://www.instagram.com/p/B6DMUPYF2vC/?igshid=rzmx22vidt5m
0 notes
ismailsmiler · 6 years
Text
Jika diibaratkan di Indonesia, maka Western Australia atau Australia Barat merupakan salah satu propinsi di Australia. Propinsi yang terkenal dengan wilayah yang kering dan nampak kecoklatan pada peta ini terletak sangat dekat dengan Indonesia. Tak heran jika banyak orang dari Australia Barat (WA) yang memilih untuk berlibur ke Indonesia, seperti ke Bali atau Lombok dan daerah lain di Jawa, ketimbang berlibur ke kota lain di Australia, seperti Sydney dan Canberra karena harga tiket pesawatnya lebih murah. Bahkan dengar-dengar banyak yang memilih untuk mengobati gigi mereka yang bermasalah ke Indonesia dibanding di Australia karena biaya tiket pesawat ke Indonesia ditambah biaya perawatan gigi mereka akan lebih murah berkali-kali lipat dibanding biaya perawatan gigi di Australia. Yah, masuk akal sih, secara perawatan gigi di Indonesia saja mahalnya luar biasa apalagi di negara bermata uang dollar, mereka juga bisa sekalian berlibur juga jadinya.
Kota terbesar yang ada di Australia Barat adalah Perth. Karena berperan sebagai ibu kota propinsi, kebanyakan pusat bisnis dan kantor-kantor perusahaan besar berkumpul di sini. Tak mengherankan juga mengapa banyak penduduk yang tinggal dan berkegiatan di sekitar pusat kota, bukan hanya penduduk lokal tapi para pendatang yang berasal dari berbagai negara, menetap dan bekerja di kota ini adalah pilihan dan juga kebutuhan mereka. Tak terkecuali masyarakat Muslim yang berasal dari berbagai negara di dunia.
Sependek pengalaman saya berada di kota ini, saya tidak hanya bertemu dengan saudara muslim dari negara tetangga seperti Malaysia atau Singapura, tapi juga dari Timur Tengah, Turki, Iran, Afrika, bahkan Amerika dan negara-negara Eropa. Tapi tentu saja jumlahnya tak begitu banyak jika dbandingkan dengan jumlah pemeluk agama lain ataupun penganut paham Ateis yang tak memercayai adanya Tuhan. Karena tergolong kaum minoritas, fasilitas ibadah mereka  di kota ini pun tak begitu banyak, saya sendiri baru menemukan dua tempat khusus untuk umat Muslim beribadah di Kota Perth ini. Masjid Besar tertua di pusat kota dan sebuah Mushalla Kota yang ada di lantai dasar sebuah apartemen mewah di kawasan pusat bisnis.
Sebuah mesjid tua yang pertama kali di bangun di Perth menjadi destinasi pertama saya bersama teman-teman Language Assistants saat akan melaksanakan shalat Jumat di Perth untuk pertama kali. Letaknya yang berada di 427 William Street ini sangat mudah diakses dari stasiun bus dan kereta api kota Perth. Lokasinya berada di jejeran toko-toko khas barang-barang Asia, seperti makanan dan produk dari Jepang, China dan Korea. Di jalan tersebut juga, jika berjalan tak jauh setelah masjid ada sebuah rumah makan Indonesia, namanya Manise, makanannya terasa sangat Indonesia, bahkan Coto Makassar yang sempat saya cicipi tak kalah nikmat dengan Coto Makassar yang ada di ibu kota Sulawesi Selatan yang jauh di sana. Masjid ini sendiri dapat di tandai dengan mudah jika memperhatikan bagian depan masjid yang dihiasi dua pohon sejenis kurma (mungkin) yang cukup besar dan berada di trotoar jalan. Begitu menemukan pohon mirip palem atau kelapa sawit dari jauh tersebut, berarti masjid sudah ada tepat di depan.
Tumblr media
Jika dilihat dari luar, bentuk masjid terlihat seperti bangunan modern bergaya Turki, menurut saya, dengan beberapa sudut berbentuk benteng dan puncak yang tak berbentuk kubah. Bangunan masjid ini pun tampak terdiri dari dua buah gedung yang terhubung dengan perantara berupa lorong menuju bagian belakang masjid. Sebelah kanan adalah bangunan utama masjid, dimana Imam dan jamaah pria melakukan shalat, sedangkan di bagian kiri adalah gedung yang diperuntukkan bagi para kaum hawa beribadah, namun saat hari Jumat, yang mana jamaah pria akan membludak, maka separuh bagian gedung ini juga dijadikan tempat menampung jamaah laki-laki yang kerap kali meluber hingga ke bagian halaman gedung. Saking tak seimbangnya daya tampung dan kapasitas masjid dan jumlah jamaah shalat Jumat, maka halaman dimana pengurus masjid sudah menyiapkan hamparan tikar dan karpet sebagai sajadah menjadi pilihan mereka yang datang terlambat tuk shalat jumat.
Saat hari jumat saja pintu depan di William St ini dibuka, sedangkan saat hari lain pintu depan akan dibiarkan terkunci sehingga untuk menuju masjid orang-orang harus berputar ke belakang melalui jalan yang berada di samping kiri masjid. Ibadah shalat jumat dimulai pukul satu siang, saya biasanya datang sebelum itu, biar leluasa mengambil air wudhu ataupun menyempatkan ke kamar kecil yang semuanya berada di belakang masjid yang terhubung dengan gedung untuk perempuan. Biasanya ada sandal masjid yang tersedia untuk digunakan usai berwudhu menuju pintu depan masjid. Namun jika tak dapat sandal, setelah selesai wudhu, biasanya sepatu tidak lagi saya gunakan, namun hanya  berjinjit-jinjit melangkah melalui lorong perantara dua gedung hingga ke tangga naik ke ruangan utama masjid untuk menempati shaf yang masih kosong. 
Sebenarnya kedua bagian gedung masjid, baik yang kiri dan juga yang kanan lorong memiliki dua tingkatan, tapi entah mengapa hanya tingkatn kedua saja pada gedung utama sebelah kanan yang digunakan untuk sholat bagi pria, sedang yang ada di bawah lantai satu tidak digunakan dan masih menjadi misteri bagi saya, walau saya sudah sempat melihat beberapa kali pintu kecil dibelakangnya terbuka dan memperlihatkan area gedung yang seakan mirip gudang untuk menumpuk barang-barang. 
Saat memasuki masjid, akan terlihat jelas batasan bangunan asli dengan bentuk yang sangat sederhana di tengah-tengah ruangan yang mungkin berukuran 10×20 meter tersebut, bangunan yang terlihat lebih stylis dengan model yang lebih bersih ini kemungkinan besar adalah hasil tambahan saat dilakukan renovasi bangunan masjid. Di dinding asli yang membatasi tepat di tengah-tengah masjid, terdapat prasasti yang menandakan kapan pertama kali pembangunan masjid itu dimulai. Tercatat ada tahun 1905 di prasasti yang ditulis di atas batu marmer tersebut.
Tumblr media
Di bagian ruangan yang masih asli dengan model awalnya terlihat corak-corak warna warni yang cerah pada langit-langitnya, sedangkan ornamen seadanya terlihat menghiasu dinding depan dekat dari tempat imam dan mimbar untuk penceramah berdiri. Saat hari jumat, ruangan ini akan selalu penuh lebih awal, pasalnya pembatas yang ada di tengah-tengah membuat kita terkadang tak bisa melihat juru khutbah yang menyampaikan ceramah.
Saat shalat Jumat telah usai, akan dijumpai keramaian di bagian belakang masjid, biasanya akan ada penjual beberapa jenis makanan yang harganya tergolong murah rutin menggelar dagangan mereka. Biasanya ada roti khas timur tengah yang diisi dengan daging domba atau kambing ataupun ayam, lengkap dengan minuman dingin kaleng dan air mineralnya. Ada pula penjual nasi lemak dengan potongan irisan daging sapi yang sudah dikemas dalam kontainer yang siap untuk dibawa pulang. Uniknya, jumlah dagangan yang dijajakan tergolong sangat sedikit bahkan terbilang terbatas jumlahnya, dan hampir dipastikan semua jualan tersebut akan habis tak tersisa, bahkan saya pernah kehabisan roti isinya pada waktu pertama kali di Perth. Harganya yang tentu lebih murah dibanding harga untuk makanan yang sama di tempat lain menjadi salah satu alasan menjadikannya laris manis, selain kepastian label halal yang tergolong ekslusif tentunya. Pada kesempatan lain, sayapun mencoba roti isinya yang seharga hanya $2 dan sekaleng minuman soda untuk $1 saja, sangat lumayan tentunya untuk mengganjal perut yang kadang kelaparan berjalan-jalan kesana kemari.
Selain di Masjid Besar Perth tersebut, tempat shalat yang sering sekali saya datangi saat berada di pusat Kota Perth adalah Musallah Kota Perth yang berada di lantai dasar sebuah apartemen. Dulu, lokasi mushalla ini belum terdeteksi di Google, informasinya pun saya dapatkan dari teman yang membaginya di grup Whatsapp. Lokasinya berada di Murray St nomor 101 tepat di antara Pizza Hut dan Hotel Madam Saud. Jika telah menemukan alamat yang saya maksud tadi, maka jangan berharap akan melihat ada tanda-tanda mushalla ataupun tempat shalat yang terpampang disitu, yang ada hanya sebuha jalan masuk ke apartemen yang pintu kacanya akan selalu tertutup, dan untuk masuk dibutuhkan kartu akses yang tentunya hanya dimiliki oleh mereka yang menyewa apartement di gedung tersebut. Tapi tenang saja, ada cara untuk masuk bagi mereka yang akan mengunjungi mushallah.
Untuk bisa masuk dan melaksanakan shalat di mushalla cukup dengan menekan tombol nomor 3 lalu menekan lagi lambang bel atau lonceng di papan tombol masuk di dekat pintu kaca tersebut. Jika beruntung, setelah beberapa detik saja, maka pintu kaca akan terbuka otomatis dan kita dapat masuk ke dalam. Ruangan mushallah berada di area belakang, jika kita berjalan terus, lurus saja, setelah melewati jejeran kotak surat di sebelah kiri, maka pintu mushalla akan terlihat jelas di sebelah kanan. Kalau misalnya tidak menemukan pintu tapi malah menemukan lift atau elevator di hadapan anda, berarti ruangannya telah terlewat. Memang pintu mushallah tidak begitu mencolok, selain dikarenakan warna yang senada dengan dinding yang ada disekelilingnya, kaca pintupun tidak memiliki label atau tanda berupa tulisan. Namun jika telah melihat gagang pintu, jangan ragu untuk menuju ke pintu tersebut, cobalah mengetuk dan membuka pintu tersebut, biasanya dari dua daun pintu, yang sebelah kanan akan dibiarkan terkunci, sedangkan yang terbuka dan bisa didorong adalah yang sebelah kiri, jadi jangan paksa untuk mendorong pintu yang kanan, atau menarik pintu yang kiri karena rumus membukanya adalah pintu kiri dan didorong. Jika berhasil membuka, maka sambutan salam akan diberikan saat ada di dalam.
Keadaan shaf dalam mushalla
Tempat shalat wanita, meja dan tempat wudhu
Tepat di depan pintu saat masuk, sebuah meja kantor dan kursi dengan posisi menghadap langsung ke pintu menyambut kita, sang pengurus mushallah satu-satunya yang saya ketahui, namanya Haji Munir dari Turki, akan menyambut dengan basa basi menanyakan kabar dan asal kita. Ia yang bertanggungjawab penuh dengan mushalla tersebut, jika ia tak ada beliau, maka mushalla tidak dapat digunakan karena kuncinya hanya dimiliki oleh dia, sepengetahuan saya. Di samping kiri setelah masuk, ada tempat menyimpan sepatu yang bertingkat empat membujur sejajar shaf yang ada. Di sisi kanan  ada ruang kubik tempat shalat bagi wanita dan di depannya ada kotak penyimpanan sandal yang biasa digunakan untuk ke toilet ataupun untuk berwudhu.
Ruangan mushalla kota Perth ini sangat kecil, mungkin tak lebih dari sepuluh jamaah pria saja yang mampu ditampung. Terlebih hanya ada dua shaf yang terlihat dari sajadah yang terhampar, sedang satu sajadah disediakan untuk imam di depan dengan posisi agak serong sedikit. Tempat wuduhnya sendiri ada di bagian belakang kubik ruang shalat perempuan tadi. Aksesnya mudah, terus saja dari pintu masuk, setelah melewati meja kerja Haji Munir, maka berbeloklah ke kanan, maka dua kran air terlihat disana tersedia untuk orang-orang berwudhu. Sedangkan tempat shalat perempuan berupa ruang kubik kecil tadi, saya tak ketahui pasti apa ada ruang wudhu di dalam sana atau tidak, yang pasti kaum hawa akan diarahkan masuk ke sana jika ingin shalat. Jika ingin buang air kecil atau besar, atau pun menggunakan toilet, mintalah kunci toilet dari bapak pengurus mushalla tersebut, karena toilet yang terdapat di luar mushalla tepat di samping kanan ruangan mushalla, hanya bisa diakses jika memiliki kunci khusus tersebut.
Terkadang banyak orang yang gagal menemukan bahkan tidak beruntung untuk bisa shalat di mushalla ini karena datang pada saat yang tidak tepat. Seperti yang saya katakan tadi, H. Munir, yang menjadi juru kunci mushallah tersebut, harus berada di dalam mushalla agar kita bisa masuk. Saya pernah sekali disuruh oleh H. Munir menggantikan dia menjaga mushalla karena dia sedang ada urusan keluar selama 1 jam. Dia mengajari saya bagaimana jika ada orang yang masuk dan apa yang harus saya lakukan. Dari situ saya bisa mengerti dengan jelas bahwa ketika ada yang menekan tombol 3 dan simbol lonceng di tombol kunci depan pintu masuk, maka telepon di ruang mushalla yang ada di belakang meja bang Haji tadi akan berbunyi, dan untuk membuka pintu maka seseorang harus mengangkat gagang telepon tersebut lalu menekan tombol angka 1, dan secara otomatis pintu masuk di depan akan terbuka memberikan akses pada mereka yang akan masuk. Jadi, jika pintunya tidak terbuka setelah menekan tombol berkali-kali, bisa dipastikan tidak ada yang mengangkat, mungkin pak Haji belum ada diruangan atau ia sedang shalat berjamaah.
Tumblr media
Tombol untuk meminta dibukakan pintu, ingat pencet 3 kemudian simbol lonceng/bel.
Beberapa kalipun saya tidak dapat masuk ke mushalla saat datang ke sana, tapi beruntungnya saya selalu menemukan Pak H.Munir saat akan meninggalkan pintu masuk. Pernah malah saya berpapasan dengannya saat saya sudah berada 100 meter di jalan seberang lokasi mushalla. Dia yang bertubuh sangat pendek karena kelainan bentuk tulang belakang nampaknya sangat mudah dikenali di keramaian. Jika ingin datang untuk shalat, usahakan datang pada saat lebih lambat dari jadwal shalat yang umumnya berlaku di aplikasi-aplikasi waktu shalat. Misalnya untuk shalat Dhuhur, silahkan datang setelah pukul 1 siang, sedangkan Ashar setelah pukul 3 atau 4 saja. Saya sering datang pada waktu-waktu tersebut dan beberapa kali masih sempat shalat berjamaah dengan Pak Haji Munir.
Demikianlah ulasan singkat pengalaman pribadi selama berkunjung di Kota Perth, semoga informasi ini dapat membantu saudara muslim yang akan berkunjung dan menikmati suasana kota Perth, tanpa khawatir harus meninggalkan kewajiban ibadah shalat.
    Shalat di Pusat Kota Perth, Australia Barat Jika diibaratkan di Indonesia, maka Western Australia atau Australia Barat merupakan salah satu propinsi di Australia. Propinsi yang terkenal dengan wilayah yang kering dan nampak kecoklatan pada peta ini terletak sangat dekat dengan Indonesia.
0 notes