#menanamkan Paradigma Positif
Explore tagged Tumblr posts
Text
Bagaimana Menanamkan Paradigma Positif di Dalam Pikiran
Bagaimana Menanamkan Paradigma Positif di Dalam Pikiran
Bagaimana Menanamkan Paradigma Positif di Dalam Pikiran
Ary Ginanjar 165 – Bagaimana menanamkan paradigma positif di dalam pikiran Anda sekarang juga. saya tahu apabila masih sibuk hari ini, Semoga sibuknya kita di hari ini membawa berkah untuk kita dan keluarga ya…
Sahabat ESQ yang dirahmati oleh Allah, menjelang sore ini, ijinkan saya untuk berbagi sebuah cerita yang mungkin bisa menjadi…
View On WordPress
#ary ginanjar agustian#Emosi kemarahan#ESQ Power#menanamkan Paradigma Positif#Menolong dan berempati#Muhammad Pembohong#Paradigma Positif#Sifat Rasulullah
2 notes
·
View notes
Text
Tips untuk pendidikan mengajarkan seks pada anak usia dini
Mengingat tabu pendidikan seks pada anak usia dini itu dianggap usang. Ya, milenium di mana kejahatan seksual seperti pedofilia lebih tinggi, itu sudah cukup untuk membuka mata orang tua untuk mulai mengajarkan pendidikan seks dini. Orang tua harus Millenary mulai menyediakan informasi mengenai hal-hal seksual kepada anak-anak, salah satunya yang diperbolehkan dan apa yang tidak boleh dilakukan dalam kaitannya dengan organ-organ seksual anak-anak. Namun, tidak semua informasi tentang seksualitas harus dijelaskan secara rinci. Nah, inilah cara mudah untuk mulai memperkenalkan pendidikan seks pada anak usia dini. Pengenalan bagian-bagian tubuh Hal pertama yang orang tua harus lakukan adalah memasukkan bagian tubuh anak. Anda dapat memasukkan bagian dari tubuh melalui media gambar. Jangan lupa untuk menemani anak dalam proses pengenalan. Lebih baik untuk masuk nama-nama bagian tubuh (organ seksual) dengan nama ilmiah. Misalnya, alih-alih mengatakan "nenen", yang harus disampaikan kepada "bust" istilah. Sekarang, orang tua dapat memberitahu anak-anak mereka, misalnya, "Dalam perut mama Yo seperti ini, untuk sama dengan perut bayi, ini adalah nama dari rahim, ovarium, maka bayi bayi akan berada di sini untuk 9 bulan. Baca juga: Tingkat seksualitas pada anak Hal yang sama berlaku pada menyebutkan "penis" dan laki-laki seksual organ "Vagina" di organ seksual wanita. Nama organ seks dengan istilah ilmiah yang digunakan untuk menghapus paradigma orang bahwa pendidikan seks adalah tabu. Bahkan, pendidikan seks sangat penting untuk pencegahan kejahatan seksual. Selanjutnya, untuk menghindari kejadian kehamilan pada usia dini dan penyebaran penyakit kelamin. Jangan lupa untuk memasukkan fungsi masing-masing organ. juga mengklaim bagian tubuh yang bisa dan tidak bisa melihat dan menyentuh oleh orang lain. Misalnya, dada, bibir, bokong dan organ seksual (bermain). Jangan lupa untuk menambahkan bahwa siapa pun bisa menyentuh organ seksual. Pengajaran konsep gender Ada bagian setelah pengenalan tubuh untuk anak-anak, telah memperkenalkan konsep gender bagi anak-anak. Mengajar anak-anak tentang perbedaan gender antara laki-laki dan perempuan. Memberikan contoh sederhana, bahwa wanita ingin ibu dan ayah seperti laki-laki. Ini mengajarkan konsep gender juga berfungsi untuk mengajar anak-anak tentang menggunakan toilet dan pakaian yang berbeda antara pria dan wanita. Anda juga dapat memperkenalkan konsep gender pada anak usia dini dengan cara yang lebih menyenangkan. Budaya malu menanamkan pada anak-anak Namanya sering anak-anak masih dalam pakaian mereka di lingkungan rumah. Namun, perlu untuk menumbuhkan budaya malu pada anak-anak sejak usia dini. Mendidik juga batas bermain dengan lawan jenis. Memberikan anak-anak direktif untuk pakaian atau membuka baju tidak ada perubahan di masyarakat. Mencegah anak-anak dari menonton TV Menonton TV terlalu lama buruk juga untuk anak-anak. Tidak semua program televisi khusus untuk anak-anak. Selain itu, tidak semua program televisi yang positif untuk anak-anak. Banyak program juga menunjukkan tidak pantas untuk dilihat dari adegan anak-anak. Nah, ini adalah apa yang kadang membuat anak meniru hal-hal yang berbau negatif, misalnya, sebuah adegan yang mengarah ke pornografi dan pornografi. anak Gadget Monitor anak-anak sekarang sekarang ditawarkan teknologi canggih, seperti peralatan. Kebanyakan anak-anak tertarik menggunakan gadget karena mereka dapat bermain game dan menonton video melalui aplikasi seperti YouTube secara bebas. Sayangnya, banyak konten dewasa, termasuk pornografi. Jadi baik itu anak-anak dijauhkan dari alat. Alih-alih bermain game melalui perangkat, Anda dapat mengajak anak untuk bermain game yang cerdas dilatih sebagai teka-teki, monopoli, dan sebagainya.
https://palingupdate.com/tips-mengajarkan-pendidikan-seks-ke-anak-usia-dini
0 notes
Text
Hukum Berkerudung Berubah Menjadi ‘Pilihan’
“Mengenakan kerudung itu pilihan,”
“Kasian masih kecil udah dipakein kerudung,”
“Hati dulu dikerudungkan, baru kepala,”
Berbagai pernyataan kontra penggunaan kerudung di kalangan wanita muslimah Indonesia sudah sering terdengar sejak puluhan tahun lalu. Paradigma yang tertanam tentang penggunaan salah satu simbol identitas seorang muslimah ini adalah sulit, menyusahkan, tidak nyaman, mengekang kebebasan, merusak kesehatan rambut, menyiksa kepala dengan menumpuk hawa panas di dalamnya, dan sederet anggapan negatif lainnya.
Padahal, sejak pertama kali Al-Qur’an ditetapkan sebagai kitab suci ummat Islam, telah tertulis di dalamnya perintah wajibnya menggunakan kerudung bagi para muslimah.
“Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya,...” (An-Nuur:31)
Darimana mengetahui bahwa itu merupakan kewajiban? Sebelum ayat tersebut turun, ayat ke-satu secara gamblang menerangkan,
“(Ini adalah) satu surat yang kami turunkan dan kami wajibkan (menjalankan hukum-hukum yang ada di dalamnya), dan kami turunkan di dalamnya ayat ayat yang jelas, agar kamu selalu mengingatinya.” (An-Nuur:1)
Lalu, bagaimana hukum WAJIB berubah haluan menjadi PILIHAN? Apa yang menyebabkan kumpulan opini negatif tentang kerudung begitu lekat di pikiran para muslimah?
Segala bentuk perubahan dan perkembangan diri manusia lebih dari setengahnya berada di bawah tanggung jawab pola asuh orangtua, senada dengan apa yang diutarakan oleh Ann Landers,
“Ini bukan tentang apa yang telah anda berikan kepada anak-anak anda, melainkan tentang apa yang telah anda ajarkan kepada mereka, yang akan menjadikan mereka orang-orang sukses”.
Hukum pelaksanaan Shalat dan penggunaan kerudung memiliki takaran kewajiban yang sama. Sayangnya, kebanyakan orangtua membedakan penanaman paradigma tentang Shalat dan berkerudung kepada para buah hatinya. Kadar status kewajibannya tidak disamakan.
Untuk urusan Shalat, sejak kecil sudah dibiasakan. Dihukum bila tidak dikerjakan atau ditakut-takuti dengan cerita pedihnya api neraka saat enggan melaksanakan. Bagaimana dengan berkerudung? Sering didapati para ibu yang berkata kepada anak kecil perempuannya ketika hendak bepergian, ‘mau pakai kerudung, tidak?’, atau di lain situasi saat terik menyengat kulit, ‘buka aja nak, kerudungnya. Panas,’ bahkan ketika sang puteri memutuskan sendiri untuk berkerudung, ibu berkomentar, ‘teman-teman kamu nggak ada yang pakai kerudung hari ini, besok-besok saja ya pakainya.’
Kalimat-kalimat sederhana di atas mungkin sekilas terlihat tidak bermakna. Nyatanya, selalu diucapkan hampir setiap hari dan di setiap momen saat kerudung itu wajib digunakan. Maka apa yang dipahami sang anak? Dikarenakan anak-anak merupakan ahli dalam bidang imitasi, sikap ibu mereka yang tidak mewajibkan penggunaan kerudung disimpan rapih dalam memori otak, dan dikunci rapat dalam hati yang mana ditakutkan dapat berubah menjadi sebuah prinsip hidup saat mereka dewasa.
Pada akhirnya, status wajib mengenakan kerudung bergeser menjadi sebuah pilihan, baik pilihan yang disebabkan oleh cuaca, keserasian model pakaian, kecocokan tempat tujuan bepergian, pun perasaan berbeda saat yang lain tidak berkerudung. Tidak heranlah di era yang penuh dengan berbagai macam kemajuan duniawi ini, paradigma wajib ‘pilihan’ berkerudung semakin memiliki banyak pendukung, seolah mereka lupa bahwa ada Al-Qur’an yang sepatutnya dijadikan panduan dalam mengambil keputusan.
Kalau sudah begini, apa yang sebaiknya diperbaiki?
Seorang bijak mengatakan bahwa mengasuh bukanlah sebuah praktik, melainkan pembelajaran setiap hari. Maka, untuk setiap kesalahan selalu memiliki Room of improvement and evaluation. Ada 3 hal yang dapat dicoba untuk menanamkan anggapan positif terhadap penggunaan kerudung:
1. Pengenalan Identitas
Kenalkan identitas ke anak perempuan kita, bahwa mereka adalah seorang perempuan dan merupakan seorang muslimah. Kemudian, baru pahamkan tentang berbagai hal yang menjadi hak dan kewajiban seorang perempuan muslimah. Hal paling sederhana yang dapat diajarkan kepada anak-anak adalah seputar ibadah seperti shalat, mengaji, mengenakan kerudung, dan berbuat baik kepada orangtua. Pada tahap ini, hendaknya para orangtua memiliki panduan dalam menjelaskan hal-hal dunia perempuan. Tentu saja panduan pertama adalah Al-Qur’an dan Assunnah. Mengapa? Karena hanya di dalam dua hal tersebut segala keputusan tidak terbantahkan, selainnya penuh keraguan.
2. Buktikan, bukan sekedar Ucapkan
Apa yang orangtua perintahkan kepada anak, hendaknya dibuktikan kebenarannya. Tentang kewajiban berkerudung, perlihatkan tulisan ayat dan artinya, sehingga ia betul-betul paham tentang perintah Tuhannya, juga sekaligus mengenalkan anak bahwa Al-Qur’an tidak hanya untuk dibaca, melainkan juga untuk diamalkan.
3. Dampingi agar ia lebih percaya diri
Kebanyakan anak perempuan yang berkerudung memiliki ibu yang juga berkerudung. Perasaan memiliki seseorang yang berkerudung sama seperti dirinya, akan membuat ia lebih percaya diri dalam mengenakannya. Apalagi, bila dipermanis dengan pujian kecantikan dan keanggunan saat berkerudung. Ajak anak untuk mengetahui perempuan-perempuan hebat yang juga berkerudung, ceritakan, seolah betapa beruntungnya ia yang berkerudung, karena dikelilingi oleh perempuan-perempuan hebat yang juga berkerudung. Dukung ia dengan membeli pakaian-pakaian yang serasi dengan penggunaan kerudung.
Kerudung adalah simbol identitas seorang muslimah. Karena ia lah seorang muslimah diantar sampai ke surga, terjaga kehormatannya, dan terlindungi dari pijakan tanah neraka. Mari tunjukkan pada dunia, bahwa muslimah bisa secara benar mengenali identitasnya.
0 notes