#kvltvrmedia
Explore tagged Tumblr posts
Text
Menyikapi Tatanan Hidup Baru, Down For Life Rilis Single “Apokaliptika”
Down For Life merilis single terbaru “Apokaliptika” dalam format lyric video yang baru saja diunggah di kanal YouTube Blackandje Records. Menyikapi tatanan hidup baru atau “new normal”, terdapat perubahan pada lagu yang awalnya berjudul “Dead Shall Rise” menjadi “Apokaliptika”. Mereka menyerukan semangat untuk bangkit dan tetap semangat untuk bertahan di tengah pandemi Covid-19 yang melanda seluruh belahan bumi.
Kedua single; “Mantra Bentala” dan “Apokaliptika” telah mereka siapkan untuk album keempat. Proses rekaman dilakukan di Darktone Studio, yang juga milik Blackandje Records di Cijantung, Jakarta Timur.
Foto oleh: Ridhwan Siregar
youtube
1 note
·
View note
Text
Thavita Meretas Jarak dan Menyapa Kabar Lewat Virtual Music Video “Apa Kabar”
Ada pepatah yang mengatakan, jangan menunggu esok hari untuk mengerjakan apa yang bisa kita kerjakan hari ini. Meski berada di tengah banyaknya batasan situasi pandemi, Thavita tetap setuju. Dengan video musik Apa Kabar yang dilepas pada 19 Juni lalu, dia tidak hanya berhasil meretas jarak dan mempertahankan jadwal, tetapi juga sekali lagi membuktikan bahwa passion adalah kekuatan yang luar biasa memampukan.
"Banyak yang bilang, tahun 2020 bukan tahun yang baik untuk memulai sesuatu. Tapi, kalau kita sungguh-sungguh, aku percaya, jalan keluarnya pasti ada. Tahu nggak, awalnya, kita nyaris tunda perilisan MV Apa Kabar sampai tahun depan, loh," kata Thavita mengenang, "Tapi akhirnya kita ulang lagi perencanaan dari awal, cari cara supaya situasi ini bisa kita manfaatkan untuk tetap berkarya meski dengan cara yang sama sekali lain." Ungkapnya.
Setelah rilis di YouTube dan Spotify pada November tahun lalu, lagu Apa Kabar telah didengarkan lebih dari 24.000 kali dan menyentuh hati banyak penggemar. Rilisnya video musik ini ditargetkan untuk menyasar pasar yang lebih luas. Maraknya sesi pemotretan virtual menjadi ide di balik pembuatan video musik Apa Kabar yang diarahkan dan diambil secara digital oleh para tim di berbagai pulau. MV Apa Kabar menjadi video musik pertama yang dibuat dengan mengusung konsep virtual sepenuhnya.
"Tentunya ini hal baru yang belum banyak orang coba. Tapi kita yakin ini justru jadi daya tarik yang 'nggak sekadar unik, tapi juga representatif. Meski diselenggarakan secara virtual, dengan music video Apa Kabar, kita menunjukkan bahwa keindahan visual tak pernah terbatas dan tetap mampu memanjakan mata, serta memetakan rasa," ujar Gema Semesta, tim kreatif Thavita.
Tampak ceria dalam balutan kostum pink menyala, Thavita menuangkan cerita di balik lagu Apa Kabar dengan gestur, gerak tubuh, dan mimik wajah. Selain menghadirkan rasa dan emosi, video musik ini juga secara sadar menampilkan sketsa- sketsa yang organik dan jujur dari sosok seorang Thavita.
youtube
0 notes
Text
Bertepatan dengan Go Skateboarding Day, Shock After Rest Meluncurkan Music Video Bertajuk “Not To Be Another”
Unit post-rock asal Bandung, Shock After Rest baru saja meluncurkan Music Video bertajuk “Not To Be Another” pada 20 Juni lalu. Dengan mengusung konsep skateboarding, video dikemas secara apik dan simpel mengambil latar di area geothermal Kamojang.
Berkolaborasi bersama Ajie Gergaji (The Milo) dalam lagu ini, mereka memberikan sentuhan suara guitar yang bergemuruh, dipadupadankan dengan vocal dari Etza Meisyara membuat lagu ini berkesan gelap, dingin dan penuh pengharapan. “Not To Be Another” merupakan lagu pembuka dari album terbaru mereka, “Seja Niskala” yang dirilis pada Februari silam dibawah payung Rooftopsound Records dengan menggandeng dua eksekutif produser sekaligus, Ronal Surapradja dan Alfi Sharfi.
youtube
0 notes
Text
Mr. Bungle Back in Business: Setelah 20 tahun, mereka keluarkan materi baru dengan cover The Exploited ‘USA’
Akhirnya, unit experimental nyentrik ini merilis materi baru setelah 20 tahun. Bangkitnya Mr. Bungle diawali tour pada Februari silam, dengan formasi ter-mutakhir—Mike Patton, Trevor Dunn, Trey Spruance, Scott Ian dan Dave Lombardo. Mereka juga merilis T-shirt limited edition yang 100% akan disumbangkan ke organisasi non-profit MusiCares tepat pada Independence Day, 4 Juli mendatang.
Di tengah isu rasisme yang kian memanas, Mike Patton cs kobarkan semangat punk-rock yang tertanam pada mereka. “Doesn’t matter what part of the political spectrum you are on, everyone has said ‘F*ck the USA.’ The closest thing we have to a universal sentiment,” ujar Spruance melalui akun YouTube. Greg Werckman, co-owner Ipecac Recording juga menambahkan bahwa lagu ini berbicara tentang apa yang mereka sebut sebagai ‘rumah.’ Lebih dari 100.000 warga Amerika meninggal akibat wabah, rasisme memanas, polisi semakin brutal, pengangguran merajalela, dan petinggi negara seakan tak mau tahu. Tepat dengan apa yang tertuang pada lirik “They keep their secrets undercover/The rich don't bother about those that suffer/This ain't land of milk and honey/'Cause all they want is money, money, money.”
youtube
0 notes
Text
Ungkapan Rindu Ify Alyssa Pada Mendiang Sang Ayah Dituangkan Dalam “What About Us?”
Ify Alyssa merilis single ke-5 bertajuk ‘What About Us?’ Ini merupakan kali pertamanya merilis lagu bahasa Inggris secara resmi dirilis ke digital platform.
Berbeda dengan single sebelumnya “Dua Insan” yang memiliki konsep musik minimalis berfokus pada permainan pianonya serta gitar akustik Adhitia Sofyan, kali ini Ify Alyssa kembali dengan konsep band dan memberikan sentuhan pop & jazzy pada lagu terbarunya. Instrumen organik memang sudah menjadi ciri khas pada musik yang disuguhkan Ify Alyssa, kali ini didominasi dengan variasi bunyi perkusi yang dimainkan oleh Ayla Adjie.
Ia berharap pendengar dapat memaknai lagu ini sesuai interpretasinya masing-masing, namun dapat diakui makna lagu ini sangat personal bagi Ify atas kehilangan Ayah yang dicintainya pertengahan Maret lalu. Lagu ini juga merupakan harapan agar dunia lekas sembuh kembali. Tak kehabisan akal untuk tetap merilis video klipnya ditengah pandemi, ia mengajak para followers untuk ikut berkontribusi dalam pembuatan klipnya dengan mengumpulkan video berisi momen penting dalam hidupnya masing-masing.
youtube
0 notes
Text
20 Years of ‘White Pony’, Deftones akan merilis versi remix bertajuk ‘Black Stallion’
Tepat pada 20 Juni nanti, album ketiga Deftones, ‘White Pony’ genap berusia 20 tahun. Selain merilis versi reissue, mereka juga akan membuat format full remix dengan menggandeng DJ Shadow. Chino Moreno, sang vokalis juga mengatakan ada beberapa musisi yang berkontribusi pada tiap track yang notabenenya menjadi inspirasi dalam penggarapan album fenomenal ini.
‘White Pony’ merupakan salah satu pencapaian terbesar Deftones. Album yang membawa mereka naik ke level yang lebih tinggi, dengan Chino Moreno yang mulai merangkap sebagai gitaris membaur bersama Stephen Carpenter, terciptalah riff-riff yang lebih segar. Diluar dugaan, Lagu ‘Elite’ berhasil menyabet penghargaan Grammy kategori Best Metal Performance.
Lewat sesi wawancara dengan NME, mereka juga memastikan merilis album kesembilan dengan perkiraan bulan September tahun ini.
Foto: KERRANG
0 notes
Text
Melalui “Run,” Mikha Angelo Serukan Pesan Untuk Lawan Rasa Takut
Ketakutan pasti dimiliki oleh semua orang, dan terkadang rasa takut tersebut sangatlah besar. Kita hanya punya dua pilihan, lari atau hadapi. Namun bagaimana bila menghadapinya dan berlari bersama ketakutan itu sendiri? Hal ini yang dituangkan Mikha Angelo dalam single terbarunya, “Run” yang dilepas pada 12 Juni lalu.
Setelah menjalankan 7 tahun perjalanan musiknya bersama The Overtunes, Mikha Angelo, memutuskan untuk memulai karirnya sebagai penyanyi solo di jalur independen. Tanpa mengesampingkan, The Overtunes, Mikha Angelo berkomitmen untuk tetap menjalankan keduanya. Jelas sekali bahwa pandemi ini tidak menghalangi Mikha untuk tetap produktif. Terbukti dari penulisan lagu, komposisi, dan proses produksi semuanya dilakukan oleh Mikha sendiri. Bahkan, Mikha jugalah yang memainkan semua instrument musik yang dipakai dalam single ini.
0 notes
Text
FSTVLST Rilis Album Terbaru Via Website Resmi Mereka
Band Rock asal Jogja, FSTVLST akhirnya merilis album kedua lewat situs resmi mereka, www.fstvlst.id. Berangkat dari “GAS!” yang dilepas pada 2018, kini lengkap sudah 9 track yang sudah dapat didengar dan unduh di website. Dengan syarat mendaftar NIF (Nomor Induk FSTVLST) terlebih dahulu. 2 track terakhir, “Kamis” dan “Opus” mereka luncurkan pada 15 Juni lalu sekaligus menggelar sesi live akustik via siaran langsung Instagram.
Pengerjaan album kedua mereka mulai pada tahun 2018, berhubung banyaknya kendala kesibukan tiap personil dan aransemen ulang beberapa lagu, prosesnya menjadi cukup lama demi materi yang lebih matang.
Mereka rencananya akan merilis boxset yang dapat dipilih borongan maupun eceran. FSTVLST telah menutup pre-order gelombang 1 dan akan segera membuka gelombang selanjutnya saat vendor produksi CD sudah beroperasi secara normal. Farid Stevy cs juga gencar melakukan manuver gerakan nyelengi seket ewu (menabung 50 ribu) untuk mendapatkan boxset senilai 150 ribu, yang berisi kaset pita, keping CD, dan buku.
0 notes
Text
“Selamat Ulang Tahun” Dari Nadin Amizah Berhasil Mencapai 5 Juta Streaming
Bertepatan dengan ulang tahun yang ke-20 pada 28 Mei lalu, Nadin Amizah merilis album perdana bertajuk “Selamat Ulang Tahun.” Berisikan 10 lagu indah dan menenangkan yang kemasan lirik dikerjakan sendiri sepenuhnya oleh Nadin.
Dari segi aransemen musik, dibantu oleh beberapa rekan musisi seperti Tarrarin (Svmmerdose), Dissa Kamajaya (Fuzzy, I), Doly Harahap (ex-Temansebangku) dan Ramadhan Zulqi (Syarikat Idola Remaja). Sedangkan untuk proses produksinya dibantu oleh produser Petra Sihombing, Ferry Nurhayat, Ibnu Dian, Dissa Kamajaya, dan Mikha Angelo. “Nama-nama produser ini sama besar perannya dalam mewujudkan dengan akurat visiku yang kadang rumit untuk diterjemahkan tentang musik-musik yang ada di album ini.” ucap Nadin melalui rilisan pers yang diterima.
Debut album ini adalah cara Nadin untuk membekali dirinya yang telah berusia 20 tahun, dimana pada tahap inilah sudah dianggap sebagai batas memasuki tingkat pendewasaan dalam hidup dengan banyak berkontemplasi mengenai kedewasaan, dan juga membuat sebuah tribute untuk orangorang terdekat di kehidupannya. Nadin juga mengungkapkan bahwa album ini mempunyai tema besar tentang kegelisahan, kebingungan, kesoktahuan, kebodohan dan kebahagiaan yang campur aduk di masa pendewasaannya. Meskipun belum sepenuhnya dewasa, yang jelas hal-hal yang lalu itu kini bisa ia tengok dengan sedikit air mata namun tetap sambil tertawa.
Selain itu pula, album ini punya cerita tentang hubungannya dengan keluarganya yang sangat ia sayangi. Proses pendewasaan yang muncul dalam berbagai perasaan takut, ketidakpastian dan upaya untuk sebuah ekspresi tentang rasa kepada orang-orang yang paling dekat dengannya semua benarbenar dituangkan ke dalam album ini. Bisa dibilang debut album Selamat Ulang Tahun tertuang rasa lirih, terdengar indah, matang, tenang dan penuh percaya diri. Menariknya juga dimana proses recording keseluruhan hanya direkam di kamar tidur (bedroom recording), jadi terasa begitu intim dan sangat personal. Nadin menambahkan bahwa dalam tahap penulisan lirik menjadi catatan penting bagi dirinya, ia mengaku lebih banyak eksplorasi sampai teknik bernyanyi juga ia coba dengan berbagai pelajaran baru.
Terlepas dari itu semua, setelah album ini rilis secara serentak di semua layanan musik streaming, banyak feedback positif yang di dapat dari penikmat musik nasional. Terhitung kurang dari dua minggu paska perilisan album, secara kejutan dimana sudah ada 5.376.280 streaming. Spotify juga telah mencatatkan bahwa single “Beranjak Dewasa” sendiri telah menyumbang 1 juta streaming dalam kurun waktu hanya dua minggu. Tidak cukup itu saja, ada prestasi lainnya yakni masuk dalam Spotify Top Chart 200 Indonesia dan juga sempat menjadi trending topic di Twitter. Sebuah prestasi tersendiri bagi musisi nasional, karena sejauh ini hanya BTS saja yang bisa mencapai Spotify Top Chart tersebut.
Album “Selamat Ulang Tahun” dapat didengarkan disini
Foto: Dok. Nadin Amizah
1 note
·
View note
Text
“Impulses to Kill,” Amunisi Viscral Menuju Album Kedua
Foto: Ila Schaffer
Blackandje terus lesatkan rilisan-rilisan berbahaya sejak awal tahun. Mulai dari Rottenblast, Dead Vertical, Fraud, Down For Life hingga Viscral. Tentu saja menjadi tahun yang cukup menggembirakan bagi para penikmat musik bawah tanah Indonesia.
Setelah menginvasi Eropa pada pertengahan 2019 silam, tak cukup membuat mereka puas. Unit Death Metal asal Bekasi, Viscral merilis single “Impulse to Kill” pada 12 Juni lalu. Dibawah naungan Blackandje Records, rencananya mereka akan lepaskan album penuh kedua yang bertajuk “Entrance to Terrifying Imagery” tahun ini. Masih berporos pada nuansa brutal death Suffocation, Viscral janjikan keberingasan yang melampaui debut album mereka, “Egocentric Underneath of Horror.”
youtube
0 notes
Text
Suar Nasution Kembali Dengan Nafas Baru
Suar Nasution, eks vokalis Pure Saturday kembali muncul ke industri musik Indonesia. Dengan menggandeng Yoga Patria (Nineball), mereka merilis single berjudul “Terjadilah” pada 12 Juni lalu. Mengusung format Duo, Suar hadirkan nuansa baru bagi penikmat karyanya yang terdahulu.
“Maka terjadilah” angin segar bagi remaja yang tumbuh di era 2000-an. Suar Nasution tentu bukan nama yang baru di industri musik Indonesia. Bersama Pure Saturday, Suar telah mencetak beberapa hits seperti “Kosong”, “Enough” dan “Desire” sebelum memutuskan keluar dari band karena urusan pekerjaan pada 2004.
Hadirnya single ini menjadi pembuka untuk album terbaru yang akan dirilis pada akhir 2020 atau awal 2021. “Terjadilah” sudah dapat dinikmati di beberapa platform digital.
Foto: Pophariini
0 notes