#kue buat lebaran
Explore tagged Tumblr posts
Text
TERCANTIK, Call 0852-1652-3720, Kue Lebaran Aneka D Winata
KLIK https://wa,me/6285216523720, Isi Hampers Lebaran Selain Kue, Kue Hampers Lebaran Cemilan, Hampers Kue Basah Lebaran, Box Hampers Kue Lebaran, Parcel Kue Lebaran CantikDesire D Winata
Kota Wisata, Ruko Boston Blok RK 2 Nomor 38 CibuburKelurahan Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor( Dekat Starbuck Kota Wisata )
Langsung Owner
0812-8805-6820
#kuelebaranindonesia, #ikuelebaran, #kuelebaranjkt, #kuelebarankekinian, #kuelebarankering, #kkuelebarancomal, #hamperslebaranonline, #hamperslebaranolo, #hamperslebaranoekanbaru, #hamperslebarannganjuk
Tags
Paket kue enak,harga kue lebaran, aneka kue lebaran praktis, kacang coklat, kue lebaran, cake lebaran, snack lebaran kekinian, kue kering untuk lebaran, paket hampers, kue, kue nastar, paket thr lebaran, kue buat lebaran, kue kacang lebaran, harga nastar pandor, kue lebaran
#Paket kue enak#harga kue lebaran#aneka kue lebaran praktis#kacang coklat#kue lebaran#cake lebaran#snack lebaran kekinian#kue kering untuk lebaran#paket hampers#kue#kue nastar#paket thr lebaran#kue buat lebaran#kue kacang lebaran#harga nastar pandor
0 notes
Text
0821-3359-1353 GROSIR HAMPERS BAMBU
OPEN PRE ORDER HAMPER BAMBU HARGA MULAI 20.000
TERSEDIA PILIHAN MODEL & UKURAN
#hampers lebaran unik#ide hampers lebaran unik#hampers unik lebaran#hampers lebaran unik dan murah#contoh hampers lebaran unik#hampers lebaran unik murah#hampers lebaran murah dan unik#hampers besek lebaran#parcel lebaran besek#ide hampers ramadhan#ide hampers makanan murah#ide hampers selain makanan#ide buat hampers#bikin hampers lebaran murah#hampers murah untuk lebaran#ide parcel unik#parcel lebaran alat sholat#parcel lebaran estetik#parcel kue kering sederhana
0 notes
Text
Lebaran Di Rumah
Rencananya, tahun ini aku akan melaksanakan lebaran di Malang. Sudah lamaaaa sekali rasanya aku belum merasakan suasana puasa di Malang (kampung halamanku), karena sebelum-sebelumnya sewaktu aku pulang--aku sedang hamil, melahirkan, dan menyusui.
Rencananya tahun ini aku mau 10 hari terakhir di sana. Tapi yaaa namanya manusia hanya bisa merencanakan. Qadarallah tahun ini harus merayakan puasa dan lebaran lagi-lagi bukan di Malang.
"Ini tuh bukan tentang tahun ini lebaran di sini atau di sana, kamu sudah menikah, ikutlah suamimu. Umi sama abah di sini masih ada adik-adik, bapak ibu mertua hanya sendiri." Begitu ucap ibuku di seberang sana. Oh tentu aku sudah melewati malam-malam penuh tangis karena mixed feeling. hahahaha.
Beruntungnya aku punya kedua orang tua yang tahu dan bisa memahami keadaan. Tapi di satu sisi aku kangen bangett.
Jadi merenung, sisi lain menikah muda... sesingkagt itu hidup sama orang tua dan saudara. Kadang ada rasa dimana...ya ampun aku sama adik-adik ini lho bentar banget yaa... aku belum jadi kakak yang baik, yang memaksimalkan sayangku ke mereka. Sekarang punya keluarga sendiri tentu ada prioritas lain.
Buat kalian yang belum menikah, nikmati waktu bersama keluarga. Maksimalkan bakti kepada orangtua karena nanti, akan jauh, akan banyak pikiran terpecah...
Tak ada waktu yang bisa diulang, hanya merasa hangat jika dikenang. Semua berlalu begitu cepat, kue kering buatan ibu barangkali tidak sama rasanya. Tidak ada yang berebut mengoles loyang atau curi-curi kesempatan mencicip satu-dua kue yang baru matang dari oven.
Nanti waktu aku pulang, aku mau disuapin ibu. Meski nggak bisa lagi berebut sama adik, karena adik-adikku juga sudah berpencar ke sana-sini karena bekerja. InsyaAllah satu momen kita akan kumpul kembali bersama. Kalau tak di sini, kita usahakan nanti lengkap terus di syurga.
<3
144 notes
·
View notes
Text
menahan diri untuk tidak saling menakar..
"ngejar apa sih sampai 10 hari Ramadhan aja masih sibuk bikin kue, sibuk jualan, sibuk iklan kerja sampai lembur-lembur. ini udah masuk 10 hari Ramadhan loh harusnya gas polin ibadahnya."
"aku kemarin barusan dapat transferan THR suami, langsung bawa anak-anak ke mall untuk membeli baju baru buat mereka. mall penuh sekali, Masya Allaah, daya beli masyarakat sudah mulai membaik."
"kalau beli baju baru mah gak perlu nunggu lebaran." komentar lainnya
"tapi emang bener kok nasehatnya buat fokus ibadah di bulan Ramadhan, jadi gak usah baper kalau ada yang ngingetin. justru cek hati kita kenapa kita sibuk dengan dunia melulu."
aku tahu sebuah nasihat memang terasa menyakitkan. namun percayalah mereka yang saat ini masih terlihat sibuk update buat kue kering, sibuk jualan, sibuk kerja bahkan sampai lembur, sibuk iklan sana sini bukan berarti enggak beribadah, bukan berarti tidak menerima nasihat. mall terlihat ramai karena banyaknya para pengunjung mall untuk belanja bukan berarti nggak maksimal di bulan Ramadhan. Apalagi masih terlihat update story jualan di 10 hari terakhir Ramadhan.
sebab ada sebagian orang yang pada hari ini memilih masih ada hutang yang harus dibayar, orangtua yang sudah sepuh yang harus mereka kunjungi dikampung halaman. membelikan baju baru untuk anak-anak karena baru dapat THR, membelikan hadiah untuk sanak kerabat. atau mungkin mengejar omset agar bisa memberikan THR, bonus untuk karyawan yang juga mengharapkan penuh untuk orang yang mereka sayangi.
hari ini dan bahkan sampai kapanpun,. kita tidak akan pernah tahu amalan tersembunyi apa yang sedang mereka kerjakan namun tak nampak dipermukaan. bisa jadi amalan ibadah mereka jauh lebih baik dari kita pada hari ini.
sebab mereka menjaga niat, sebab mereka menjaga keikhlasan hati. sebab mereka melapangkan hati mereka untuk banyak memberi maaf kepada orang-orang yang telah menyakiti. sementara kita, sibuk mengomentari, sibuk dengan prasangka-prasangkaan yang belum jua benar adanya, merasa lebih baik sebab melakukan ibadah di bulan Ramadhan.
hati-hati dengan prasangka, hati-hati menilai hidup orang lain. kita tidak akan dihisap penilaian orang lain kepada kita melainkan kita akan dihisap sebab prasangka kita kepada orang lain. kita hanya penonton di kehidupan orang lain. kita tak pernah tahu kesulitan seperti apa yang sedang Allaah uji dalam hidup mereka. tidak pernah benar-benar tahu.
maka salinglah menahan diri untuk tidak saling menakar mana yang lebih baik. sebab yang terbaik adalah yang paling lurus niatnya murni karena Allaah Ta'ala.
sekali lagi, semua orang sedang berjuang, setiap orang punya ladang pahalanya. hanya karena orang lain tidak mengerjakan apa yang kita kerjakan amalan pada hari ini, bukan berarti kita lebih baik dari mereka. Justru kita perlu bertanya kepada diri, bukankah itu termasuk kesombongan sebab merasa lebih baik dari orang lain?
Astaghfirullaah. Ighfirliy yaa Rabb 💦
Untuk siapapun yang hari ini Allaah uji perihal harta, ekonomi. Semoga Allaah menolong selalu dalam keadaan apapun. Dan untuk siapapun yang hari ini Allaah uji perihal apapun itu, semoga Allaah mudahkan untuk melaluinya dengan sabar dan tawakal kepadaNya. Pada akhirnya kita menuju Allaah sesuai kemampuan kita dalam mengupayakan. Dan ini tentu atas pertolongan Allaah. Maka jangan lelah untuk selalu meminta pertolonganNya.
pada akhirnya hanya Allaah yang tahu isi hati manusia. jika menemukan sesuatu yang tidak sejalan menurut pandangan kita. cukup sampai pada diri kita saja, cukupkan tanpa berkomentar. jika tak bisa mendoakan maka menahan diri untuk tidak saling menakar. bedakan ya, mana memberi nasihat dan mana membandingkan diri di bulan Ramadhan ini. semoga Allaah menolong kita semua, semoga Allaah mengampuni kita.
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى »
Penghujung Ramadhan, 22 Ramadhan 1445 H
52 notes
·
View notes
Text
Alhamdulillah,
Hari ini tepat 24 tahun diberi nikmat umur dan hidup oleh Allah SWT.
Karna masih dalam suasana lebaran idulfitri. Jadi kali ini perayaannya sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Biasanya dirayakan dengan tiup lilin dan potong kue, beserta doa doa baik dari keluarga kecil (papa, mama, dan adik). Sederhana tapi cintanya banyak.
Kali ini bisa dirayakan langsung di kota kelahiran dan didoakan keluarga besar di kampung halaman ada om, tante, bibi, uwa, pade, sepupu, dll. Lebih banyak yang mendoakan. Siapa tau doa doanya lebih cepat dikabulkan iya kann, aamiin.
Walaupun kali ini ga ada kue dan lilin, tapi terharu dibuatkan tumpengan sama bibi. Terimakasih.
Btw selamat idulfitri buat semua yang merayakan. Mohon maaf lahir batin.
10 notes
·
View notes
Text
Lebaran: tentang Ibu, Kue, Kucing Baru dan Pohon Belimbing Depan Rumah
Tradisi pulang tiap lebaran udah jadi agenda wajib tahunan. Seperti biasa, war tiket kereta, prepare oleh oleh, packing baju, dan nyiapin amplop. Tahun ini aku naik kereta transit dulu ke Bandung, naik dari Jatinegara turun Kiaracondong dan baru naik kereta Jogja turun Lempuyangan. Waaaahh baru tahun ini mudik agak ribet karena udah kehabisan tiket. Tapi gapapa, yang penting bisa pulang ketemu bapak ibuk dan tentu saja bikin kueeeee....
Entah kenapa, lebaran kalau ga buat kue kering jadi ga berasa vibes lebarannya. Dari proses belanjanya, milih bahannya, bikin adonannya, siapin topping nya sampai proses ngeluarin dari oven. Ibu akan lebih bawel soal adonan, karena kalau ga enak rasanya ga puas. Kalau aku justru akan lebih riweuh milih toppingnya. Pokoknya topping harus menarik dan keliatan enak dilihat. Ribet sih, tapi tradisi ini yang paling kunanti tiap lebaran, collab bikin kuker bareng ibu.
Putri salju harus ada karena kesukaan kakak, nastar harus buat banyak karena adek sama bapak paling suka nastar, selai pun nggak boleh kemanisan, kalau kastangel kesukaanku, dan ibu akan siapin buat dibawa sampai Jakarta lagi. Ibu paling ingat, kue apa aja yang harus ada buat anak-anaknya.
Mungkin ibu pengen tiap lebaran tuh dikenang sama anak-anaknya, mungkin ya, aku sih sok tahu aja sih. Bahkan kalau dibuatin kastangel banyak sama ibu rasanya jadi sendu sendu konyol gitu. Aaaakkkk.... ibu tahu aja aku sukanya kastangel, yaampun sok yess banget...
Lebih kaget lagi pas pulang ternyata Ibu dan Bapak udah adopsi kucing baru. Walaupun tiap tahun aku selalu ngomel jangan ada kucing baru lagi, kucing kita udah kebanyakan, tapi tahun ini aku lebih memilih legowo. Yasudahlah mungkin itu sebagai penggantiku yang tiap tahun pulang hanya sekali.
Emang dari dulu kucing tetangga sukanya numpang nongki diteras rumah, sambil nelek dan pipis. Hiks.
Seenggaknya si ucing bisa jadi temen Ibu kalau lagi sendirian. Asalkan jangan dekat dekat dengan tanaman aja, takut dicakar cakar.
*story WA ibu pas si uching abis di briefing
Btw, belimbing yang kutanam depan rumah udah lebat aja. Dulu niatnya nanem belimbing biar kalau ada temen datang ke rumah jadi punya patokan "itulohhh yang rumahnya depannya ada pohon belimbing" Kocak kan.
3 notes
·
View notes
Text
Mikir
Wah tumben sekali Noni Sabtu siang duduk depan laptop di desk di rumah untuk… menulis. Iya, ini awal mulanya kepikiran apa yang akan ditulis ini gara-gara tadi pagi habis Subuh susah buat tidur lagi. Nggak tahu yang mana yang sebab dan yang mana yang akibat: apakah aku kepikiran hal ini karena susah tidur(?), atau apakah karena kepikiran jadi susah tidur(?). Sepertinya lebih ke yang ke-2 yah. Tapi ada culprit lain sih selain thoughts: KOPI. Semalam nakal minum segelas kopi pas buka (KARENA PENGEN BANGEETTTT), berujung ku baru tidur jam 1.30… Bangun buat sahur 04.20 dan itu pun udah ngap-ngapan sahurnya kayak balapan karena jam 04.49 udah Subuh.
ANYWAYSS.
Iya. Jadi ku lagi mikirin tentang “mikir”. Wkwkw. Semoga gak bingung. Awal mulanya, ku being the overthinker that I am, memutuskan buat repost ada suatu post gitu tentang bahaya dari hampers. Aku sendiri termasuk salah satu yang tidak pernah terlibat dan tidak terbiasa dengan konsep hampers lebaran sih. Pernah ngirim kue sekali doang ke Vannia, kubeliin dari Oxford pake tokped, itu juga out of keisengan aja: “ah gapapa kali-kali buat keluarganya Vannia senang”. Iya, tapi sudah cukup banyak juga percakapan di sosial media teman-teman mutualku terkait “aku nggak ngepos hampers yah, karena takut banyak mudorotnya”. Terus aku sempat bingung: mudorot gimana deh. Oh, ternyata karena nanti akan menimbulkan kecemburuan sosial lah, hampersnya kurang mahal lah, dsb (jujur gak relate). Sampai ada juga yang ngepos bilang dia bisa habis Rp 150 JUTA buat hampers doang??? Aku makin ??? Kultur apa ini???? Apakah ini adalah KPOP???
Iya, dari situ-lah ku jadi mikir tentang what I feel towards hampers (btw oot tapi barusan googling hampers ini artinya tuh keranjang ye, kaya picnic basket gitu). Intinya aku mah orangnya sangat demokratis: “do whatever you want as long as you don’t merugikan orang lain” aja.
Nah, dari hampers ini singkat cerita ku jadi mikirin konsep “gift and gift-giving”, gimana ku ngerasa uneasy banget kalau dibayarin cowok makan on a date misalnya, atau dikasih hadiah. Setelah ngobrol sama teman, apparently ada WHOLE study on this di anthropology & social sciences, terutama berangkat dari sejarah gimana Western settler dikasih hadiah sama Indian tribes dulu pas sampai di New World, dan arti (nuances) dibalik itu semua. Terus ku juga jadi keingetan tulisan Elizabeth Pisani di Indonesiaetc-nya yang bahas gimana gift ngasih buffalo kalau ada orang dari clan lain yang meninggal itu ada aturan adatnya sendiri di Sumba. Terus kepikiran juga gimana sebetulnya gift dan gift-giving ini sangat dekat dengan korupsi, konsep balas budi, dan semacamnya.
Buset gw mau ngomong aja intronya panjang bener ye, padahal sering banget ngomen tulisan orang “ini intronya kayanya nariknya kejauhan deh”. (OH! Btw, duh maap OOT lagi, tapi emang neurodivergent brain kaya gini nih otaknya kemana-mana. Mau sharing aja, berhubungan dengan ini, kemarin ku habis dari exhibitionnya Bodleian Library judulnya “Write, Cut, Rewrite” https://visit.bodleian.ox.ac.uk/cut dan di situ di-display gimana penulis-penulis hebat sepanjang masa nge-edit tulisan mereka. Sampai ada the infamous phrase: “KILLING YOUR DARLINGS” yang bilang kalau inti dari menulis itu most of the time adalah: MENGHAPUS/DELETING & EDITING).
Baik, kembali lagi ke topik. IYAAA intinya habis ngepos semua pemikiran-pemikiran di atas, ku mendapat reply “buset lo apa-apa dipikirin yah”. Awalnya ku bingung, mikir (lol gini aja udah mikir lagi): “is this a compliment? Should I get offended by these words? Am I supposed to hate this reply? Or embrace it?”
To that reply I said: “Mikir adalah satu-satunya skill (dan hobi?) yang bisa ngebawa gw sampe ke Oxford sini HUHU”.
Which is not bad I think? And also true?? (I will let the reader judge)
Kemudian ku jadi mikir tentang konsep mikir/berpikir itu sendiri. Ini naïve thinking banget sih, tapi ku yakin semua orang pada dasarnya pasti berpikir??? Mungkin substansi pikirannya aja yang berbeda: mikirin nanti malam makan apa, mikirin anak sekolah bayarnya gimana, mikirin orang tua sakit, mikirin harta warisan (ku lagi nonton SUCCESSION sumpah seru abis).
Terus ya yaudah ku jadi yakin yang bisa bikin orang berada di tempatnya sekarang adalah: apa yang dia pikirkan dan seberapa serius/intens dia mikirin hal itu. Ku ngerjain PhD sekarang ya karena ku mikirin geologi/geokimia segitunya, orang kerja di consulting gajinya gede banget karena dia mikirin… finance(?), business(?) – I have no freaking idea what consultants do, kalian ada yang lagi ambil master sekarang di antah berantah ya karena kalian mikirin dengan sangat keras: mau lanjut kuliah di mana ya, pake beasiswa apa, ngerjain project apa. Ya manusia/humane aja gaksih mikir tuh???
Dari situ dibalas lagi sama teman itu “tapi jadi burden gak sih?”. Nah, di sini ku mau mulai masuk agak mengkritisi budaya mikir kita di Indo. Menurutku mikir/overthinking nggak selamanya harus jadi burden. Bisa aja mikirin sesuatu terus dijadikan thinking exercise aja??? Misal barusan ku habis mikirin (for 5 minutes): “kenapa ya Bahasa Indonesia kosakatanya jauh lebih sedikit dibandingkan Bahasa Inggris?” yang lagi rame di twitter gara-gara podcast2an IndahG sama CintaLaura itu. Terus untuk sementara jawaban yang kutemukan dan percayai: sesederhana karena Bahasa Indonesia umurnya masih pendek aja dibandingkan Bahasa Inggris yang sudah berevolusi ratusan tahun.
Aku salah satu yang ngerasa helpful banget ngejadiin mikir ini budaya di diriku sendiri. Ku jadinya juga kalau ketemu orang yang rude sama aku misalnya, yaudah tinggal mikir aja “kenapa ya dia kaya gitu?” terus jawabannya bisa ranging dari: emang dia lagi having a bad day aja (misal: anaknya sakit tapi kerjaan lagi banyak makanya nggak sempat basa-basi politeness) sampai ya emang dia mungkin gak suka aja personally sama aku. Terus bahkan dari opsi spektrum yang sangat luas itu, bisa dipikirin lagi probabilitasnya opsi mana yang paling likely. "Oh kayanya gak mungkin deh dia gaksuka sama aku, kan kita baru ketemu sekali ini, dia gaakan punya data points yang cukup untuk bikin prejudice apapun terhadap diriku ini." Atau bisa juga: "oh iya kayanya dia gaksuka sama aku karena aku berhijab ya, mereka kan rasis." I don’t know. There are SO MANY OPTIONS. Dan itu semua bisa dilatih dengan mikir, kadang jawabannya bahkan bisa kombinasi dari semua options/hypotheses kita, instead of believing one unique solution. Atau bisa juga bahkan jawabannya sama sekali BUKAN/nggak ada di list hypotheses kita.
Yang kadang jadi masalah banget juga buat orang kita kayanya adalah keniscayaan bahwa semua pertanyaan/pemikiran itu harus ada jawabannya. Ku kayanya udah pernah nulis ini ya, tapi lama banget beberapa tahun yang lalu. Sistem sekolah kita mewajibkan kita untuk milih di pilihan ganda (ini karena keterbatasan resources sih, rasio guru dan siswa kecil banget), dan atau bahkan jawaban essay pun selalu ada “kunci jawaban”-nya. Jadinya seolah-olah kalau “mikir” tuh harus yang ada ultimate solutionnya gitu. Padahal mah kalau mau mikir buat exercise ya mikir aja??? Tanpa harus tahu di ujung jawabannya apa. Intinya kita pursuing the answer kan. WKWKW paragraph ini betul-betul perwujudan aku PhD yang pada akhirnya gatau jawabannya apa tapi gapapa yang penting sudah berusaha.
Dah deh gitu dulu aja.
Udah 2 halaman A4 buset.
Intinya adalah: semoga kita senantiasa menjadi makhluk yang berpikir, seperti di banyak sekali ayat di Al-Quran https://www.onthesigns.com/quran-invites-to-thinking/ dan semoga kita juga senantiasa berada di (&menjadi) lingkungan yang mendukung untuk berpikir, bukannya malah “halah ngapain sih gitu aja dipikirin”. Aamiin.
Flat 39 OX1 1AD
13.49 06/04/2024
3 notes
·
View notes
Text
Surat cintaNya
"Allah ternyata seromantis dan sesayang itu pada hamba-hambaNya"
Waktu hari Sabtu pekan lalu, aku insecure sama diri aku dan merasa ngga berguna banget jadi anak. Awal mula ceritanya begini, mama aku menerima jahitan dari para tetangga. Tapi, berhubung udah mau habis bulan Ramadhan jadi setelah lebaran baru mamaku bisa menerima orderan jahitan lagi. Sudah beberapa tetangga yang jadi langganan mama datang terpaksa harus ditolak dengan alasan mama mau fokus ibadah dan mau buat kue lebaran sehingga ngga ada waktu buat menjahit.
Karena kejadian ini sering berulang beberapa kali sejak mama menerima orderan jahitan, akhirnya kalimat yang digaungkan di rumah oleh bapak, "Seandainya kamu udah bisa menjahit, kalo mamamu sibuk kamulah yang menerima jahitan. Kalo sering nolak jahitan kayak gini malah seperti nolak rejeki". Kadang wajah bapak tersenyum jahil atau bisa juga terlihat serius saat mengatakannya.
Aku tau maksud bapak baik ngomong kayak gitu supaya aku jadi punya keinginan buat belajar menjahit. Tapi, aku belum berani belajar menjahit karena aku merasa ngga pede buat pake mesin jahit, takut mesinnya rusak. Toh, kalaupun aku pintar menjahit aku rasa aku juga ngga bisa nerima orderan jahitan akhir-akhir ini karena aku juga sibuk penelitian dari pagi sampai sore dan biasanya pulang malam.
Menjelang buka puasa, mama masak dan aku nyuci piring. Lalu, mama bilang "Mama ngga bisa nerima jahitan dulu karena mau fokus tadarrusan sampai tamat, belum lagi bikin kue sama badan mama kadang pegal-pegal jadi ngga ada waktu buat menjahit dulu. Seandainya kamu pintar menjahit, kamu aja yang terima jahitan hehehe".
Dari situ aku jadi kepikiran dan aku pun bilang, "Maaf ya ma, aku ini jadi anak bukan pembawa rejeki malah jadi penghalang rezeki. Aku belum bisa bantu mama menjahit."
Mama yang mendengarnya sontak saja bilang, "Jangan bilang gitu, nak. Ngga ada loh anak yang menjadi penghalang rezeki buat orang tuanya. Tiap orang bahkan anak sekalipun punya rezekinya masing-masing. Misalnya, mama rezekinya bisa melalui jahitan Mama dan kamu dapat rezeki dari orang tua kamu yaitu Mama sama papa. Mama ngga mau dengar kayak gitu lagi, ok?"
Aku sempat meneteskan air mata saat mendengar mama bilang begitu dan aku sembunyi-sembunyi buat hapus air mataku. Malamnya, saat pulang dari mesjid aku tadarrusan. Entah mengapa, sebelum ngaji aku kepikiran buat nyari irama ngaji dan bacaan yang benar dari bacaan yang saat ini aku baca di al-Qur'an. Kayaknya ada sekitar sepuluh menit aku berkutat dengan YouTube dan al-Qur'an. Lalu aku pun mulai mengaji. Setelah ngaji, aku pun baca terjemahan dari ayat yang aku baca. Terjemahnya kayak begini:
Seketika itu juga aku beristigfar dan merasa Allah menunjukkan aku kuasanya bahwa ini teguran dariNya karena berkata yang tidak-tidak waktu sebelum buka puasa. Aku merasa seperti dikirimkan surat cinta dariNya dan bukti kasih sayangNya untukku. Ternyata Allah seromantis dan sesayang itu sama hamba-hambaNya.
Pasti ada deh, di antara kita pernah melakukan sesuatu hal yang negatif atau lagi merasa sedih atau bahkan saat merasa senang juga. Lalu tiba-tiba ada semacam peringatan, teguran atau kalimat motivasi yang secara tidak langsung menjadi jawaban atas apa yang kita alami saat itu. Entah itu lewat video pendek dari tiktok, postingan Instagram, video-video dakwah dari YouTube atau bisa juga dari perkataan orang lain yang bahkan tidak kita kenal.
Dari kalian pernah ngalamin juga, kan?
|04.04.2024|
4 notes
·
View notes
Text
Gue ini sejak kecil hidup dengan keluarga yg struggle urusan finansial. Nyokap gue singlemother dr sejak gue SD (dan ga remarried) dan beliau menghidupi 3 anaknya dengan jualan nasi/catering.
Gue kadang jg mikir, puluhan tahun emak gue kerja banting tulang, tp kok kayak bisa ga keliatan ada tabungan yg wow gitu. Kayak hasil kerjanya ga berwujud apa². Padahal nyokap dan ketiga anak²nya juga ga punya gaya hidup boros / bermewah²an, jadi di dalam hati gue mempertanyakan hal ini.
Rumah yg ditinggali keluarga gue saat ini didapat nyokap dari warisan hasil jual rumah orangtua beliau (rumah masa kecil nyokap).
Nyokap pergi umrah itu dibayarin orang.
Motor di rumah ada 1 itu yg beli kakak #2 gue.
Gue kuliah bayar sendiri.
Kakak #1 gue nikah juga ada keluar dr duit tabungan dia sendiri, dan itu nikah sederhana di rumah yg bukan nyewa gedung/tempat.
Kejadian luar biasa kayak anggota keluarga jatuh sakit lalu sampe harus keluar duit banyak pun juga ga ada, kecuali saat nyokap gue digendam orang pas lagi bawa kalung emas sisa satu²ny perhiasan beliau (yg itu kalung rantai a la² hiphop gitu, alias berat dan panjang) dan sampai sekarang pun Nyokap gue ga ada simpanan emas yg bergram², saat ini beliau udah lansia 65th dan masih kerja jualan nasi untuk bs bertahan hidup (dan bayar hutang).
Dengan kondisi struggle sejak kecil inilah di keluarga gue gaada tradisi Lebaran sebagaimana yg banyak terjadi pada umumnya.
Ada 2-3 hal yang gue seumur hidup belum ngerasain, dan semoga aja jangan sampe ngerasain sih ya karena gue rasa gue gaakan sanggup buat menjalani tradisi seperti itu.
Yang pertama, berjejalan nyari baju baru untuk lebaran. Jalanan macet orang tumpah ruah setelah dapat THR untuk beli baju/sepatu,etc untuk tampil paripurna saat lebaran.
Keluarga gue ga relate sama hal ini karena saat jatuh 1 Syawwal yang terjadi di keluarga gue dr tahun ke tahun adalah simply kita pergi ke lokasi sholat ied terdekat (dengan baju / mukenah rapih,formal yg tidak harus baru), lalu balik ke rumah, and thats it, we call it done. Bahkan versi ekstrim beberapa kali sampe gembok pintu pagar karena kita mau lanjut tidur (leyeh²) dan ga mau diganggu orang dateng ke rumah.
Even bahkan kalo ga digembok pun juga jarang sih rumah gue kedatengan tamu/keluarga/relasi/tetangga yg berkunjung untuk maaf²an, bahkan klo sama tetangga pun sekadar jabat tangan pas ketemu di jalan.
Dan karena kita ga expect untuk nerima/nyambut tamu, tradisi lain yg tidak kita lakukan selanjutnya adalah beli kue kering. Mungkin kalo dulu, dulu banget sekitar 7-8 tahun yg lalu, nyokap gue masi nerima pesanan kue kering. Mengingat zaman dulu belum banyak orang yang jual / usaha bikin kue, jadi kuker buatan nyokap meskipun bahan premium dan harga pricey jadi tetep laris² aja, nah jadi dr situ emang ga terbiasa beli kuker. Bahkan ketika nyokap uda galagi bikin kuker, kita tidak mengharuskan kalo di rumah harus ada kuker tiap lebaran.
Saat nulis ini gue lantas jadi mikir. Mungkin Allah itu tau ya kalo hambanya yg ini kondisi finansialnya terbatas, jadi sengaja dibikin ga banyak didatengin tamu saat lebaran karena bikin kita ga under pressure harus nyiapin budget untuk nyetok kuker atau nyiapin duit saweran.
Perihal duit saweran pun, meskipun dr kecil gue uda ngerasa hidup miskin ((Miskin karena pemasukan nyokap < pengeluaran bulanan)), tapi ga pernah diajarin nyokap buat minta² duit saweran. Gue bahas ini karena banyak kan mulut² lamis orang tua yg saat bawa anaknya berkunjung lebaran di rumah orang trus sampai terucap dr mulut si orang tua "Sana minta uang saweran", alias ngajarin anaknya buat minta². Jadi alhamdulillahnya ga pernah ada kejadian kedatengan tamu yg berkelakuan seprti itu (seinget gue pernah sih 1x ada tetangga dateng trus ngomong gitu/minta saweran).
Tapi bukan berarti lalu saat ada tamu lalu tamunya anyep. Malah urusan menjamu tamu ini nyokap gue tipe yg totalitas. Karena beliau jago masak, jadi nyokap selalu menjamu tamu dgn ngasih makanan hasil masakannya. Ini jauh lebih hemat cost ketimbang beli makanan. Tapi memang tamu ini harus yg uda bikin janji dulu sama nyokap jauh² hari, jadi di hari itu nyokap bisa nyiapin jamuan. Tapi khusus untuk awal² hari Syawwal memang kondisi rumah gue terbiasa tenang, damai, dan tentram tanpa ada tamu² berdatangan. Kita pun juga hampir ga pernah pergi untuk berkunjung, karena pergi itu pasti butuh uang untuk transport mobil. Makanya itu seringnya sejak dulu kalo udah 2 Syawwal keluarga gue langsung bayar puasa Ramadhan biar bisa lanjut kebagian syawwal. Hal ini bisa dilakukan ya karena kita terbebas dari nerima kunjungan tamu dan juga tidak pergi mengunjungi orang.
Hal selanjutnya adalah mudik. Gue ngerasain mudik itu saat masih kecil dan momen terakhir mudik gue yaitu pas gue kelas 4 SD karena saat itu rumah masa kecil nyokap masi belom dijual jadi sesama sepupu, padhe budhe om tante masi bisa kumpul di rumah itu. Setelah itu uda gapernah lagi. Dan dari momen mudik yang gue rasain saat itu bukan momen mudik yg chaos bermacet²an sebagaimana yg lumrah terjadi di Indonesia. Gue dulu mudik selalu naik kereta. Dan itu posisi nyokap selalu kebagian tiket/dapet tempat duduk legal yg bernomor. Memori gue akan mudik itu paling ya harus tidur di lantai kereta dan ngerasa horor karena suka ada hewan² kecil kayak kecoa yg berlalu lalang. Tapi untuk suasana berdesak²an kayak kondisi kereta zaman Pra Ignatius Jonan itu Alhamdulillah ga pernah gue rasain.
Gue saban liat TV nayangin suasana mudik se-macet itu gue rasa gue pun bakal ga puasa kalo kondisinya kayak gitu. Dan sedihnya kalo sampe banyak orang yg mudik lalu jadi bikin lalai, ga cuma puasa, tp juga sholatnya. Makanya gue bilang, smoga aja gue ga sampe ngerasain mudik yg seperti itu. Karena gue ga yakin sama kekuatan iman gue bilamana sampe ada di posisi kayak gitu.
Dan karena keluarga gue ga mudik itulah yg bikin belasan tahun keluarga gue saban Lebaran seakan² jadi satpam komplek, karena kesannya 1 komplek cuma keluarga gue doang yg ga mudik, lainnya rumah tetangga pada kosong 😅
Yah jadi di malam yg udah mulai ganjil ini, gue tiba² pengen menuliskan ini semua di tumblr gue. Sebagai pengingat memori aja sih. Saatnya kita kembali baca Al Quran.
2 notes
·
View notes
Text
Setahun Kemarin
Hari ini aku sedang cuti. Seperti hari libur sekolah yang dulu selalu ku tunggu-tunggu, sebuah kedamaian sesaat dari bayang-bayang pr matematika dan rutinitas yang gitu-gitu aja.
Belum lama ini aku ulang tahun, terus tiba-tiba udah tahun baru lagi, cepet banget. Klise juga ngomongin distorsi waktu. Waktu kecil, seingatku waktu berjalan sangat lambat, seperti menunggu jam pulang sekolah, lebaran yang cuma setahun sekali, atau menunggu bapakku yang pulangnya tidak pasti. Entah bagaimana menghubungkan cepat-lambatnya waktu dengan segala perubahan di sekitarku. Waktu yang kini menurutku berlalu cepat, tapi terasa lambat bagi beberapa orang. Kamu yang mana?
Tahun 2023 rasanya berlalu seperti badai yang lembut. Aku barangkali sudah berada di fase mendewasa yang mulai menerima jikalau hidup tidak sesuai rencana, yaa tidak apa-apa, dunia belum berakhir. Realitas yang terjadi adalah kebalikan-kebalikan dari apa yang aku harapkan. Kurang lebih seperti mengharapkan hari yang cerah, tapi yang datang malah hujan. Berharap hujan turun karena karena kabut asap, malah kemarau makin panjang. Nungguin kue putu seharian, sorenya gak lewat. Gak ditungguin, malah lewat dua kali. Tapi pada akhirnya, baik buruknya, siapa yang tau?
Petikan lirik ini selama akhir tahun kemarin nyantol banget sih di kepalaku, lagunya kuputer terus sampai kuping pegel, wkwk.
Leaves will soon grow from the bareness of trees
And all will be alright in time
From waves overgrown come the calmest of seas
And all will be alright in time
Kalau ada lagu yang bisa merangkum pengalamanku selama setahun kemarin, mungkin lagu itu adalah Leaves yang dinyanyiin Ben &Ben.
Setahun kemarin adalah pengalaman bertumbuh yang pahit-manis, tapi Alhamdulilah ada manisnya. Semoga yaa besok-besok lebih adaptif sama banyak perubahan. Dari sana aku mengakui kekalahan dan ketidakmampuanku dengan cara yang lebih lembut. Melakukan kesalahan, lalu belajar darinya. Bukankah demikian agar menjadi manusia yang lebih baik dan bijak? wkwk ini pengaruh bacaanku akhir-akhir ini sih kayaknya, hahaha.
Setelah perenungan berhari-hari tentang hidup setahun kemarin, mungkin ini yang bisa kuceritakan. Setidaknya untuk diingat diriku sendiri.
Dua Puluh Tujuh
Beginikah rasanya menua? Kalau dipikir-pikir, rasanya seperti terbangun dari tidur siang yang nyenyak pada umur tujuh tahun, lalu terbangun di umur dua puluh tujuh. By the way, mestinya dulu aku lebih rajin tidur siang kalau saja tau pas udah gede ternyata gak punya waktu untuk itu. Sekarang aku senang sekali tidur siang jika sempat, kulakukannya dengan penuh sukacita.
Umur di akhir duapuluhan mungkin adalah sebuah masa transisi menuju dewasa. Yah gak yakin juga sih apa ukuran menjadi dewasa, tapi barangkali bentuknya pertanda? Misalnya jadi lebih rajin olah raga dan memilih makanan yang baik buat tubuh dengan penuh kesadaran, seperti membaca nilai gizi pada kemasan makanan, mengurangi konsumsi daging merah, makan buah lebih banyak, jajan ciki sesekali aja, dan minum air putih yang cukup. Ehe panjang juga daftarnya, wkwkwk.
Tapi yah, menurutku yang paling butuh penyesuaian adalah kemampuanku mengambil keputusan, dalam hal apapun. Pilihan yang keliru bisa dianggap belum kompeten dan belum cukup dewasa. Apakah pilihanku sudah tepat? atau kapan waktu yang tepat memilih keputusan a atau b?
Lalu barangkali mengurangi kemelekatanku pada beberapa hal yang melekat sehari-hari. Seperti merelakan barang-barang tidak terpakai, beberapa punya nilai sentimentil, tapi pelan-pelan aku sudah dan akan melepas mereka satu-satu. Yang paling sulit sepertinya adalah melepas kemelekatan pada manusia dan hal-hal yang terjadi di luar kendaliku. Pekerjaanku membuatku banyak terhubung dengan banyak manusia dan alam. Tapi dengan manusia, segala kemelekatan itu bermula.
Masyarakat yang hidup di sekitar ekosistem penting seperti hutan, punya keterikatan dan ketergantungan yang erat dengan sumber daya alamnya. Tapi hal itu juga yang menjadikan mereka begitu rentan terhadap perubahan iklim dan kebijakan yang kurang berpihak. Dan kenyataan yang paling pahit, masyarakat yang miskin akan cenderung merusak alam (bisa dibaca di sini). Lalu apakah mereka melakukannya tanpa perasaan bersalah?
Sampai akhirnya aku bertemu Pak Ali. Beliau aktif mengikuti program yang aku lakukan di dusunnya untuk meningkatkan produktivitas perikanan dan mengenalkan beberapa pilihan mata pencaharian yang lebih berkelanjutan dan tidak membahayakan kesehatan. Aku kadang merasa sangsi saat harus mengulang pengetahuan tentang hubungan ekosistem dan sumber daya ikan kepada masyarakat yang sudah hidup lebih lama di sana. Tak sengaja aku sering memperhatikan mata dan kepala Pak Ali yang tertunduk setiap aku menyebut kata-kata keberlanjutan dan kehilangan.
Selain mencari ikan, aku tau Pak Ali juga bekerja sebagai penebang bakau. Suatu hari aku tak sengaja berpapasan dengan Pak Ali saat dia sedang memikul kayu. Aku menyapa, namun Pak Ali langsung menundukan kepala, matanya enggan menatap mataku. Hari itu aku mengerti. Pak Ali dan barangkali sebagian penebang di sana selalu diliputi rasa bersalah. Hutan dan laut adalah Ibu, tapi mereka tak punya banyak pilihan demi bertahan hidup. Bukankah ukuran kebenaran itu saru? Aku lupa membacanya di mana, katanya kebenaran dalam hidup dilihat dengan berbeda oleh masing-masing mata dan hati, seandainya aku bisa mengatakan ini kepada Pak Ali agar dia merasa lebih baik.
Besoknya aku kembali kota, turun dari speed dengan mata sembab. Dua hari mengurung diri di kamar dan memikirkan apakah aku sudah melakukan pekerjaanku dengan baik? Apakah jika semua upaya dilakukan, mereka bisa menjalani hidup lebih sehat dan tenang?
Aku tau seharusnya kesedihan yang berlarut itu tidak perlu. Ada banyak hal di luar kendaliku, dan tidak apa-apa jika belum berhasil.
Aku percaya kita semua terhubung dalam satu skema kehidupan dengan tujuan untuk saling membantu. Di umurku yang ke dua puluh enam, Pak Ali membantu mengingatkanku untuk mempersiapkan hati yang lebih tabah dan lapang di umur dua puluh tujuh.
Halah melow banget, wkwkw.
Aku gak bisa memungkiri juga sih, proses bertumbuh semakin tua ini adalah perjalanan yang sepi. Hanya aku dan diriku sendiri, belajar mengenal diri sendiri, maunya apa, butuhnya apa. Kadang rasa ingin pulang mengalir dalam udara pada malam-malam yang larut saat kelelahan. Tapi aku juga menyukai hidupku di sini. Tinggal di Pontianak rasanya kurang lebih seperti jadi Dian Sastro a.k.a Aruna yang wisata kuliner tiap hari bersama teman-teman baiknya.
Ini adalah doaku yang terkabul, dikelilingi teman-teman yang baik dan makanan-makanan yang lezat. Barangkali dengan semua itu, hidup masih mungkin bahagia.
Jatuh Cinta atau Jatuh Hati?
Hahaha, malu banget tapi aku pengen cerita ini di sini. Soalnya tiap buka tulisan-tulisan lamaku rasanya seperti masuk ke mesin waktu. Dan cerita ini pasti bakal lucu sih kalau kubaca lagi suatu hari.
Di umurku yang ke dua puluh enam, setahun yang lalu, aku jatuh cinta lagi. Udah lama gak ngerasain perasaan cenat-cenut, menyenangkan, dan sedikit adiktif?
Tapi cukup aku saja, dia gak perlu tau. Aku dilema antara hidup cuma sekali, maka nyatakan saja. Atau karena hidup cuma sekali, maka kali ini aku gak mau malu seumur hidup karena gak ditaksir balik. Lagi? Hahahahaha.
Sudah di fase ini, aku baru mengerti kenapa orang-orang hopeless membangun hubungan. Menjadi lebih dewasa berarti harus lebih tabah menerima kenyataan kalau tidak semua relasi yang kita bangun dengan orang yang dikagumi bisa berkembang menjadi hubungan yang lebih dari teman. Lebih pahit lagi, tidak semua hubungan bertahan selamanya. Inget kata Rabbit di Alice in Wonderland? Forever sometimes just one second.
Aku ingat sebuah pepatah dalam hukum adat Orang Kepulauan Kei di Maluku yang kubaca dalam buku Orang-Orang Kalah.
Hira i ni entub fo i ni, It did entub fo it did
Milik orang tetap milik orang, milik kita tetaplah milik kita.
So I refuse to chase...
Tapi, Tuhan...hidup cuma sekali, dia aja boleh?
Terhubung Kembali
Seminggu ini aku memutuskan untuk cuti. Kali ini gak pergi jauh, hanya istirahat sebentar dari pekerjaan dan melakukan hal-hal menyenangkan yang aku suka.
Aku membuat daftar 20 kegiatan menyenangkan untuk dilakukan selama cuti, terinspirasi dari Film Zom 100: Zombie ni Naru Made ni Shitai. Aku mencoba melakukan satu hal pada satu waktu, dengan berada pada setiap momen itu dengan pikiran yang penuh.
Ini sebenarnya adalah bagian dari usahaku untuk terhubung kembali dengan diriku sendiri. Setahun kemarin berkejaran dengan pekerjaan dan waktu, membuatku melewatkan hal-hal kecil karena selalu terburu-buru.
Aku juga lebih rajin memasak dan mencuci rambut dengan air cucian beras, hal-hal yang senang kulakukan tapi tidak pernah sempat di hari-hari biasa.
Aku pergi jalan pagi, melamun di taman, berpuasa, tidur siang, olah raga, menyelesaikan tugas kursus, gunting rambut, jalan kaki malam hari, makan kembang tahu di gajah mada, baca cerpen kesukaan, karokean di kamar, bersihin kamar dan menyortir barang-barang tidak terpakai, marathon film, naik kapal di sungai kapuas, belajar meditasi, menulis, membaca buku yang belum selesai, mendengarkan podcast langganan, dan terakhir naik oplet keliling Pontianak.
Setiap hari selama cuti aku menyepatkan tidur siang, atau meditasi sampai ketiduran. Seminggu ini berjalan lebih lambat, dan mungkin begini rasanya terhubung kembali dengan diri sendiri. Lebih banyak tertawa dan hati riang gembira, wkwk.
Jika tahun ini tidak berjalan sesuai rencana, hatiku sudah lebih siap. Umur dua puluh tujuh yang katanya sakral, semoga bentuknya keniscayaan, ehe. Satu atau dua saja harapan terkabul, itu sudah cukup. Fingers crossed!
Gak sabar nyiapin bekal makan siang dan kembali ke kantor besok.
Pontianak. Januari, 2024.
5 notes
·
View notes
Text
TERCANTIK, Call 0852-1652-3720, Kue Lebaran Aneka D Winata
KLIK https://wa,me/6285216523720, Isi Hampers Lebaran Selain Kue, Kue Hampers Lebaran Cemilan, Hampers Kue Basah Lebaran, Box Hampers Kue Lebaran, Parcel Kue Lebaran CantikDesire D Winata
Kota Wisata, Ruko Boston Blok RK 2 Nomor 38 Cibubur Kelurahan Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor( Dekat Starbuck Kota Wisata )
Langsung Owner
0812-8805-6820
#kuelebaranindonesia, #ikuelebaran, #kuelebaranjkt, #kuelebarankekinian, #kuelebarankering, #kkuelebarancomal, #hamperslebaranonline, #hamperslebaranolo, #hamperslebaranoekanbaru, #hamperslebarannganjuk
Tags
Paket kue enak,harga kue lebaran, aneka kue lebaran praktis, kacang coklat, kue lebaran, cake lebaran, snack lebaran kekinian, kue kering untuk lebaran, paket hampers, kue, kue nastar, paket thr lebaran, kue buat lebaran, kue kacang lebaran, harga nastar pandor, kue lebaran
#Paket kue enak#harga kue lebaran#aneka kue lebaran praktis#kacang coklat#kue lebaran#cake lebaran#snack lebaran kekinian#kue kering untuk lebaran#paket hampers#kue#kue nastar#paket thr lebaran#kue buat lebaran#kue kacang lebaran#harga nastar pandor
0 notes
Text
😁😆 Ciee,,, coba-coba Dagang... 😆😁
Belum pun ngetik udah senyum² duluan... Bisa²nya besok aku akan mulai untuk jualan..... Sebenarnya jualan biasa aja ya kan,,,?? Tapi karena enggak pernah, merasa geli sendiri.... 😅😆😂
Seumur hidup,, baru ini pertama kali jualan,,, enggak pernah niat sama sekali.... Tapi karena kemaren,, daku tiba² pengeeen banget cake nanas buatan upa dulu, waktu di banda,,, akhirnya sangking pengennyaaa,, nanyak resep sama orang nya langsung,, karena kejauahan kalo pesan ke banda... 😌
Karena upanya buka usaha,, enggak bisa di share dong resepnya....
Akhirnya, searching sendiri dhoong ke akang google.... Dan neemuuu,,, serius nemuuu.... 😍😍😍 langsung deh tu pesan cetaknya dan membuat persiapan²,, dan saat eksperimen pertama tadaaaaaaa......
Cake isi nenas langsung jdi.... 😁😁
Hari pertama pengen pamer dong ke orang².... Ngasih ke nenek kakek,, ayah dan mamak,, dan temen² sekolahh,, dan mereka menyetujui,, jika cake ku lembut, dan enaaak... 😍😍😍
Makin pede lahhh,, melayang terbang diriku ke awan,,,, 😄😄😁😁😆
MasyaAllah tabarakallah.. 😄
Dan setelahnya,, bisa²nya langsung mikir,, sayang juga kalo tu cetak di biarin nganggur gtu aja ya kan... Masak cuman buat cake sat ulang tahunku dan lebaran ajaaa.....
Mau buat lagi,, ahhh,, sekalian jual untuk jajanan anak² sekolah....
Daaannn tadaaaaaa..... 😍
Nih bahan adalah sisa² perjuangan idul fitri daj idul adha kemaren,,, kira² masih bisa buat 85 lahh,, sama kue eksperimen pertama kemaren.....
Dindaaaa.......
Ku ingatkan engkau,,, beramal, bekerjalah,, agar engkau pandai untuk bersyukur yaa...??? Allah menyukai seorang hamba yang memperoleh rizki dengan tangannya sendiri....
Dindaaaa,, semoga Allah merahmatimu.....
Sisihkan untuk apa yang di ridhoi-Nya yaaa....
Jangan Hanya habiskan untuk kesenangan dan keborosanmu.....
Hhhmmmm Entahlah,, apakah itu kebutuhan atau keborosan,, bahkan kau selalu chekout sekali dalam seminggu....
Kurangi yaa dindaaa... 🤗🤗 barangkali dengan usaha sendiri ini,, kau akan lebih menghargai,, lebih mensyukuri,, karena di peroleh melalui tangan sendiri....
Tapi selama ini,, bahan²nya cuma perlu di ambil di dapur doang yaa kan,, di rumah telur selalu terisi satu papan, gula selalu ada,, apalagi ortu selalu harus ngopi tiap hari,,, kan bahan² untuk buat tinggal buat aja tanpa harus beli... Cake nanas nya sihh,, cake yg ini sering kali memang harus beli dan buat sendiri... Yg lain tersedia dengan sendirinya oleh ortu.....
Tapi coba beli sendiri loh dinda... Biar tahuu,, berapa habis duitmu hanya untuk itu,, biarrrr,, nanti bisa lebih puas jugaaa,, kalo segala sesuatunya tersedia,, borosmu itu lohhhh,, borosmuuuu... 😌
Dinda..... Sering kali kau harus ku rayu.....
Melalui ini,, jadi hamba Allah yang pandai untuk bersyukur yaa dinda......🤗
Dinda,,, pengetahuan dan kemudahan dalam setiap urusan mu itu adalah karunia dan pertolongan Allah.....
Buktinya saat pertama kali,, eksperimen buat cake nenas nya aja,, merengek sama Allah....
"Ya Allah karina mau nenas,,, mau buat cake nenas" 😭😭 Cari nenas di hari ulang tahun,, waktu lagi langka,, ehhh tiba² adaaa... Seandainya hari itu nenasnya enggk dapat,,, dan cake nya gagal,, pasti enggk akan sesemangat hari ini yaaa kaan...???
Dindaaa,, enak kann,, bergantung sama Allah.....??? Enak kan, bahkan dalam hal yg remeh temeh pun tetap ngelibatin Allah..... 😍😍🤗🤗
Dindaaa,,, semoga Allah senantiasa menolongmu,,, dan semoga kamu selalu bisa memperbaiki diri,, meninggalkan kebiasan buruk,, menggantinya,, salah satunya dengan ini looohh,,, isi waktu luang dan sia² mu dan ganti dengan, menyiapkan dagangan bolu lipat isi nenasmu inihhhh.
😁😍🤗❤💚🧡
2 notes
·
View notes
Text
#Cerpen
"Astaga kue Tar. benar-benar lu yah. Nggak habis pikir gue, kek jalinan syarafmu ada yang bengkok mesti dibenerin! Lu sebenarnya nyari sosok cowok kayak gimana lagi sih Mentari Savana?"
Si Bulan sahabat baikku yang cerewetnya minta ampun sedang menguliti habis-habisan isi perasaanku sampai ke akar-akarnya malam ini. Biji matanya seolah mau ikutan runtuh melototi tiap inci tubuhku dari ujung kepala hingga kaki. Sebab pilihanku katanya tak masuk akal lagi baginya.
Aku hanya mematung mendengar ocehan panjang lebarnya. Lalu membuang muka tak ingin menatap siapapun. Ahh malas sekali rasanya meladeninya malam ini. Isi kepala juga perasaanku begitu riuh. Sudah hampir penuh. Aku lelah. Lelah sekali.
"Ditanya seriusan kok malah diam. Kemasukan Jin apaan sih kamu barusan, hah? Sini gue Ruqyah sekalian! Tuh muka udah kayak pisang goreng yang nggak dibeli seharian. Came on! Mana sih Tari si muslimah berkekuatan matahari itu? Lagi mendung yah jantung hatinya? Curhat kali ama gue. Jangan disimpan-simpan."
Tapi si Bulan Safir Mahendra ini terus menyerocos tak karuan menghujaniku dengan petuah-petuah bijaknya tentang jodoh, cinta atau apalah sejenisnya. Membuatku makin muak menatapnya.
"Iiih apaaan sih... Udah tidur sana. Dah malam. Aku mau istirahat."
"Astaga, Tar. Lu Lagi PMS yah? Sensitif amat!"
"Astagfirullah, Bul. Nggak usah mancing-mancing deh."
"Ikan kali dipancing." Dia malah terkekeh melihat emosiku yang mulai nggak stabil.
"Tapi seriusan deh kue Tar. Lu tuh kenapa sih? Gue baru tahu dari Ustadza Humairah kalau dua pekan lalu luh tiba-tiba nggak mau lanjutin taarruf dengan Ustadz Fajar. Ya salam, kulit bening kayak oppa-oppa lu tinggalin. Apa coba yang kurang Tar? Ganteng iya, santun iya, kesolehan apalagi udah jangan dibilang. Dia juga anak pak kiyai pemilik pondok ini. Lu ama dia udah coupleable goals banget. Cocok. Tapi kok ditolak sih?
Aku yang ngejalanin taarruf si Bulan yang meradang. Bagaimana tidak. Ustadz Fajar memang dikenal sebagai lelaki idaman di antara pengajar-pengajar jomblo di pondok ini. Pesonanya menyaingi wajah perpaduan Refal Hadi dan Megantara. Kebaikan akhlak dan tajamnya ilmu agama yang dimilikinya tidak diragukan lagi. Dia juga anak dari kiyai yang di hormati di pondok ini. Dia memang laki-laki yang memikat tapi sama sekali tidak bagiku.
"Aduh please Bul-Bul. Jangan sampai aku panggil kamu burung Hud-Hud! Mohon maaf yah konser tausiyah cintanya di pause dulu deh. Aku ngantuk. Jangan sampai aku ngamuk beneran nih! " Sambil kertas yang ada ditanganku kuremuk tak beraturan.
Eh si Bulan nggak merasa bersalah. Dia malah menggodaku balik.
"Atau lagi nunggu seseorang yah?" Matanya menyipit-nyipit seperti bohlam yang mati-nyala- mati-nyala.
"Suit..suit..Cie.. Cie.. Makanya sekelas Ustadz Fajar lewat gitu aja yah. Tapi denger denger. Tahun lalu pas lebaran idul fitri juga ada yang datang ke rumah melamar kan? Yang punya warnet depan rumahmu itu. Si Bang Bintang. Nggak terlalu jauh sih umurnya. Masih keren buat jadi abang sayang. Hahaha. Mana udah mapan pula. Punya usaha, punya rumah ama mobil. Kelihatannya baik dan perhatian banget ama kamu tapi kok ditolak juga sih Tar?"
Dan satu lagi... Tentang si mahkluk frozen man kak Bumimu yang sampai malam ini masih misterius. Aku hanya bisa menerka sosoknya dari balik tulisan-tulisanmu yang acak. Dia bagaimana kabarnya, Tar? Benar-benar gue dibuat pusing ama teka teki perasaan lu.
Mulut Bulan malam ini tak henti-hentinya komat kamit seperti kehilangan remnya. Aku benar-benar risih dibuatnya. Mau ngamuk ku sudah nggak punya energi. Badan lemas. Akhirnya aku mengalah dan berterus terang padanya.
"Udah.. Cukup Bulan. Please. Aku akan jelasin semuanya satu per satu oke. Jadi gini yah. Dalam hidup kita punya prinsip masing-masing yah kan? Sampai hari ini ada prinsip yang aku pegang dan nggak semua orang bisa menerima. Boleh jadi itu salah satu alasan kenapa sampai hari ini gue gagal tarruf.
Tetapi balik lagi itu udah bagian dari takdir-Nya. Aku bisa apa coba. Aku nggak bisa maksain agar orang lain nerima prinsip aku kan? Tetapi aku selalu yakin dan percaya ama yang diatas. Ada rencana menakjubkan untukku nanti.
Akan ada laki-laki baik yang hatinya seluas samudera yang akan menerimaku utuh apa adanya lengkap dengan prinsip yang aku pegang suatu hari nanti. Mungkin memang bukan lelaki yang sempurna namun akan kupastikan bersamanya kelak dia akan menjadi laki-laki tersempurnaku."
Berlalu sekian purnama. Apa yang malam itu kusampaikan pada Bulan Allah kabulkan hari ini.
Hari ini aku seperti ratu dengan sebuah gaun anggun putih yang menjuntai di tubuhku. Juga kerudung dan niqab dengan warna senada sedada sederhana namun indah sekali kulihat dari pantulan cermin. Sebuah mahkota kecil putih dengan hiasan manik-manik bertengger diatas jilbab putihku. Tak ketinggalan seikat bunga tulip putih pun berada dalam genggamanku.
Tanganku hanya ditutupi kaos tangan putih tanpa lukisan henna kekinian. Tanpa make up menor apalagi lipstik tebal. Juga tanpa musik yang memekikkan telinga. Resepsi pernikahan ku sangat jauh dari kesan pesta yang mewah nan megah.
Hanya ada sebait nasyid senandung rindu yang menggema disudut ruangan ini. Sebab aku memang ingin konsepnya serba putih yang melambangkan kesucian dan kesederhanaan. Karena bagiku yang terpenting, perjalanan akad ini bisa berlangsung sakral dan berkah. Bukan pada gegap gempitanya pesta.
Di atas dua pelaminan yang terpisah. Sesekali mencuri pandang pada sosok lelaki yang ada dibalik tirai. Aku masih malu-malu mengeja namanya.
Kak LANGIT. Seorang lelaki biasa namun sangat istimewa dimataku. Seseorang yang sama sekali tak pernah kubayangkan sebelumnya, hanya sekali dua kali bertemu lalu mantap untuk melangkah sampai ke titik ini.
Seorang yang memperjuangkanku dengan cara-caranya yang mengangumkan. Seseorang yang menerima setiap kurangku lengkap dengan prinsip yang aku pegang.
Terima kasih kak sudah sejauh ini berjuang. Terima kasih sudah memilih dan menerimaku. Terima kasih sudah menjadi jawaban atas doa-doaku selama ini. Terima kasih telah menjadi rumah, tempat dimana aku tak perlu berpura-pura lagi dan menjadi utuh diriku sendiri. Terima kasih telah menjadi pelabuhan terakhirku dari sekian banyak perjalanan yang melelahkan.
3 notes
·
View notes
Text
Moment Kue Lebaran
Sebenarnya kue yang dibuat selalu sama, itu itu saja. Rasa yang juga udah ngga asing lagi. Bentuk dan tampilan kue yang kurang lebih sama. Kenapa tiap kali lebaran harus selalu bikin? Toh juga paling yang makan kita sendiri?
Buat saya, membuat kue lebaran adalah moment. Rutinitas yang kayanya kalo belum tuh, ada yang kurang aja rasanya. Kue dan bolu yang dibuat selalu sama, dan memang betul, rasanya juga masih bisa aku ingat. Tapi moment ketika bikin kue itu yang walaupun selalu sama juga, selalu terasa menyenangkan.
Capek nya nyetak kue satu per satu, ngantuk yang mesti ditahan ketika nunggu kue nya dipanggang, sedihnya ketika lihat ternyata ada sebagian kue yang gosong, selalu jadi cerita yang sama tapi tidak membosankan.
Entah karena moment nya, entah karena dengan siapanya, yang jelas kue nastar terasa lebih dari sekadar sajian di meja ruang tamu di hari raya. Kue nastar bisa menjelaskan lebih banyak kebersamaan yang ngga ada di moment-moment lain.
Bertahun-tahun, sejak usia belia sampai tahun ini, kue nastar masih menyajikan cerita yang sama 🐢
Selamat berhari raya. Selamat melewati moment 🤍
4 notes
·
View notes
Text
TERLEZAT, Call 0852-1652-3720, Kacang Coklat Kue D Winata
KLIK https://wa,me/6285216523720, Kue Kering Lebaran Kekinian, Kue Lebaran Jaman Dulu, Kue Lebaran Unik, Kue Buat Lebaran, Kue Kacang LebaranDesire D WinataKota Wisata, Ruko Boston Blok RK 2 Nomor 38 CibuburKelurahan Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor( Dekat Starbuck Kota Wisata )Langsung Owner0812-8805-6820#kuelebarand, #kuelebarandepokmurah, #kuelebaranenakdanmurah, #kuelebaranenakmurah, #kuelebaranenakdansehat, #kuelebaranfanita, #kuelebaranfavorit, #kuelebaranfreezybrowniezz, #kuelebaranfresh, #kuelebarangTagskue kering lebaran kekinian, kue lebaran jaman dulu, kue lebaran unik, kue buat lebaran, kue kacang lebaran, kue lebaran 2, kue kering unik untuk jualan, harga kue, aneka camilan kering, kue kering kekinian, cara membuat kacang coklat untuk lebaran, kue nastar lebaran, kue paket lebaran, aneka kue lebaran terbaru, kue kering lebaran 2023 terbaru
2 notes
·
View notes
Text
Bangun tidur karena denger suara mamake ngeblender sesuatu tuh kek mana yaaa, rame banget pagiku wkwk
Bau-bau nya mamake mau mulai buat kue lebaran nich, tadi gak sempet masak apa-apa, dah kelamaan waktu habis di cuci piring.
Entah kenapa selama ramadhan tuh cucian piring buanyakkk banget. gak cukup lima menit cuci piring.
Jadinya tadi bawa bekel sisa sahur dan buat roti isi coklat keju.
Nyampe kantor mengkaget karena liat receipsionis dandan di meja receipsionis, pake rol rol an itu di rambutnya wkwk ada-ada aja hiburan di pagi hari.
Rabu, 5 April 2023
3 notes
·
View notes