#komersialisasi media
Explore tagged Tumblr posts
Text
Ketua Komite: Perpres Publisher Rights ciptakan ekosistem media sehat
Jakarta (ANTARA) - Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2024 tentang Tanggung Jawab Platform Digital Mendukung Jurnalisme Berkualitas atau Publisher Rights merupakan fondasi penting untuk menciptakan ekosistem media yang lebih sehat menurut Ketua Komite Pelaksana Perpres Publisher Rights.
"Perpres Publisher Rights ini fondasi penting dalam menjaga keberlanjutan media dan ekosistem media yang lebih sehat," kata Ketua Komite Tanggung Jawab Perusahaan Platform Digital untuk Mendukung Jurnalisme Berkualitas Suprapto Sastro Atmojo saat dihubungi ANTARA pada Rabu.
Dia menyampaikan bahwa tujuan utama penerapan peraturan ini adalah untuk mendorong kerja sama yang adil antara platform digital dan penerbit media.
Peraturan ini mewajibkan platform digital memberikan imbal balik yang sepadan atas penggunaan konten dari penerbit melalui mekanisme kerja sama bisnis ke bisnis.
Baca juga: Struktur organisasi pelaksana Perpres Publisher Rights ditetapkan
Suprapto juga mengemukakan peran penting Perpres Publisher Rights dalam upaya memastikan media massa tetap independen dan tidak tertekan akibat dominasi platform digital besar.
"Outcome atau impact yang diharapkan dari dukungan seperti ini adalah hadirnya jurnalisme yang berkualitas, yang merupakan pilar penting ruang publik yang sehat dan demokrasi," katanya.
Dia mengatakan, Perpres Publisher Rights menuntut platform digital untuk mendukung jurnalisme berkualitas serta tidak memfasilitasi penyebaran berita bohong, hoaks, atau misinformasi.
Pasal 5 Perpres No. 32 Tahun 2024 menyatakan bahwa platform digital tidak boleh melakukan komersialisasi konten berita yang tidak sesuai dengan Undang-Undang mengenai pers.
Baca juga: Menko Polhukam pastikan komite Perpres Publisher Rights independen
Suprapto menyatakan bahwa sebagai mediator antara penerbit dan perusahaan platform digital, komite memiliki tanggung jawab untuk memastikan platform digital mematuhi aturan dan berkontribusi secara adil terhadap pendapatan media massa.
Komite akan terus membangun dialog antara kedua pihak serta mengawasi proses implementasi peraturan.
"Jika diperlukan, komite tidak ragu untuk merekomendasikan intervensi pemerintah guna menghadapi tantangan dari platform digital yang tidak patuh," kata Suprapto.
Dia mengemukakan, komite akan mendata kerja sama media massa dengan platform digital untuk meningkatkan transparansi dalam pembagian pendapatan antara kedua belah pihak.
Suprapto menekankan pentingnya peningkatan kemampuan pengelola media massa dalam melakukan valuasi terhadap konten mereka.
"Sehingga dia bisa mendapatkan nilai yang pantas dalam kerja sama tersebut," katanya.
Ia menambahkan, komite selanjutnya akan memberikan perhatian pada upaya peningkatan kemampuan media massa dalam melakukan valuasi konten.
0 notes
Text
"Perkembangan Liga Sepak Bola Wanita: Menuju Kesetaraan dan Pengakuan"
Perkembangan Liga Sepak Bola Wanita: Menuju Kesetaraan dan Pengakuan
Sepak bola wanita telah mengalami transformasi yang luar biasa dalam beberapa dekade terakhir, baik di tingkat lokal maupun internasional. Dari menjadi olahraga yang kurang mendapat perhatian, kini sepak bola wanita semakin mendapatkan pengakuan dan dukungan yang layak. Artikel ini akan membahas perkembangan liga sepak bola wanita, tantangan yang dihadapi, dan upaya menuju kesetaraan dan pengakuan yang lebih besar.
1. Sejarah Singkat Sepak Bola Wanita
Meskipun sepak bola wanita telah ada sejak awal abad ke-20, olahraga ini sering kali terpinggirkan dan kurang mendapatkan dukungan dibandingkan sepak bola pria. Namun, perubahan mulai terlihat pada tahun 1991 ketika Piala Dunia Wanita pertama diadakan di Tiongkok. Turnamen ini membuka jalan bagi pengakuan global terhadap sepak bola wanita dan memicu pertumbuhan liga-liga wanita di berbagai negara.
2. Pertumbuhan Liga Sepak Bola Wanita
Liga sepak bola wanita telah muncul di seluruh dunia, dengan banyak negara membangun liga profesional untuk meningkatkan kualitas permainan. Contohnya, Liga Sepak Bola Wanita (WSL) di Inggris dan National Women's Soccer League (NWSL) di Amerika Serikat telah mendapatkan perhatian besar dan meningkatkan kualitas kompetisi. Liga-liga ini tidak hanya menyediakan platform bagi para pemain untuk menunjukkan bakat mereka, tetapi juga menarik sponsor dan media, yang membantu meningkatkan popularitas sepak bola wanita.
3. Dukungan Media dan Komersialisasi
Dalam beberapa tahun terakhir, perhatian media terhadap sepak bola wanita telah meningkat secara signifikan. Penyiaran pertandingan liga dan turnamen wanita telah menjadi lebih umum, memungkinkan lebih banyak penggemar untuk menyaksikan aksi di lapangan. Komersialisasi sepak bola wanita, dengan dukungan dari sponsor dan merek besar, telah membantu menciptakan lebih banyak peluang bagi klub dan pemain untuk berkembang. Dukungan ini penting untuk memastikan keberlanjutan liga sepak bola wanita di masa depan.
4. Kesetaraan Gaji dan Pengakuan
Salah satu isu utama yang dihadapi oleh sepak bola wanita adalah kesetaraan gaji. Meskipun ada peningkatan dalam penghasilan pemain, masih terdapat kesenjangan besar antara gaji pemain pria dan wanita. Banyak pemain wanita berjuang untuk mendapatkan kompensasi yang setara dengan rekan-rekan pria mereka, meskipun mereka tampil di level tinggi dan menghadapi tantangan yang sama. Upaya untuk meningkatkan kesetaraan gaji dan mendapatkan pengakuan yang layak terus dilakukan, baik melalui organisasi pemain maupun dukungan dari penggemar.
5. Pendidikan dan Pengembangan Pemain
Pendidikan dan pengembangan pemain adalah aspek penting dalam pertumbuhan sepak bola wanita. Banyak liga dan federasi sepak bola mulai fokus pada pengembangan bakat muda dan memberikan lebih banyak peluang bagi perempuan untuk terlibat dalam olahraga. Program-program ini tidak hanya membantu mencetak pemain berbakat, tetapi juga mempromosikan sepak bola wanita di tingkat dasar dan meningkatkan partisipasi.
6. Pengaruh di Pentas Internasional
Keberhasilan tim nasional wanita di pentas internasional juga berkontribusi pada pengakuan sepak bola wanita. Tim-tim seperti Amerika Serikat, Norwegia, dan Jerman telah meraih kesuksesan di Piala Dunia Wanita dan Olimpiade, menjadi panutan bagi generasi muda. Kesuksesan ini menunjukkan bahwa sepak bola wanita memiliki potensi yang besar dan layak untuk mendapatkan perhatian dan dukungan yang lebih besar.
7. Tantangan yang Masih Ada
Meskipun kemajuan yang signifikan telah dicapai, tantangan masih ada. Stigma dan stereotip negatif terhadap wanita yang bermain sepak bola masih ada di beberapa budaya. Selain itu, banyak liga di berbagai negara masih kekurangan infrastruktur dan sumber daya yang memadai. Upaya untuk mengatasi tantangan ini memerlukan kolaborasi antara federasi, klub, pemain, dan penggemar untuk menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi sepak bola wanita.
Kesimpulan
Perkembangan liga sepak bola wanita menuju kesetaraan dan pengakuan adalah perjalanan yang panjang, tetapi progres yang dicapai sangat menjanjikan. Dengan dukungan yang terus meningkat dari media, sponsor, dan penggemar, sepak bola wanita memiliki potensi untuk terus tumbuh dan berkembang. Menjaga momentum ini dan mengatasi tantangan yang ada adalah kunci untuk memastikan bahwa sepak bola wanita mendapatkan tempat yang layak dalam dunia olahraga global. Dengan semakin banyaknya perempuan yang terlibat dalam sepak bola, masa depan olahraga ini tampak cerah dan penuh harapan.
0 notes
Text
Sejarah Sepak Bola Di Dunia Menurut 338SLOT
DAFTAR
LOGIN
Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana fenomena global yang dikenal sebagai sepak bola berawal? Apakah Anda tahu bahwa di balik sorotan lapangan hijau yang memukau dan jutaan penggemar yang bersorak, ada sejarah yang panjang dan kaya? Mari kita telusuri jejak sejarah sepak bola dunia, dan jelajahi bagaimana permainan ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya global. Di sini, kita akan membahas fenomena sepak bola dari perspektif unik 338SLOT, menggali detail menarik dan merenungkan dampaknya yang abadi.
Akar Sejarah
Sejarah sepak bola dapat ditelusuri hingga ribuan tahun yang lalu. Namun, bentuknya pada awalnya jauh berbeda dari permainan yang kita kenal saat ini. Catatan pertama tentang permainan yang mirip dengan sepak bola berasal dari Tiongkok kuno pada abad ke-2 dan ke-3 SM, yang disebut "Cuju". Di sini, bola yang terbuat dari bahan-bahan alami digunakan untuk dimainkan tanpa aturan tertentu.
Perkembangan di Eropa
Permainan dengan aturan yang lebih terstruktur muncul di Eropa pada Abad Pertengahan. Berbagai versi permainan bola kaki berkembang di berbagai negara, dengan aturan yang berbeda-beda. Namun, permainan modern sepak bola dimulai di Inggris pada abad ke-19. Pada tahun 1863, Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) dibentuk, dan aturan resmi pertama dibuat, yang kemudian dikenal sebagai "Hukum Permainan" atau "Laws of the Game".
Kebangkitan Sepak Bola Dunia
Dari Inggris, sepak bola menyebar ke seluruh dunia dengan cepat melalui kekuatan imperialisme dan perdagangan. Koloni-koloni Inggris menjadi tempat pertama di luar negeri di mana sepak bola diperkenalkan dan diterima dengan antusiasme. Pada akhir abad ke-19, pertandingan eksibisi internasional dimainkan antara tim nasional, dan Piala Dunia pertama diadakan pada tahun 1930 di Uruguay, menandai langkah monumental dalam sejarah sepak bola.
Revolusi Media dan Komersialisasi
Abad ke-20 menyaksikan revolusi dalam penyebaran dan popularitas sepak bola, terutama melalui media. Penyiaran radio dan televisi menghadirkan pertandingan langsung ke rumah jutaan penonton di seluruh dunia. Ini mengubah sepak bola dari sekadar permainan menjadi fenomena budaya yang meresap ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat global.
Peran 338SLOT dalam Budaya Sepak Bola
Seiring dengan perkembangan teknologi, industri perjudian online juga telah tumbuh pesat. Salah satu platform terkemuka dalam hal ini adalah 338SLOT. Selain menjadi tempat untuk berjudi, 338SLOT juga memainkan peran penting dalam memperkuat hubungan antara penggemar sepak bola dan permainan itu sendiri. Dengan menyediakan taruhan langsung pada pertandingan, platform ini meningkatkan tingkat keterlibatan dan antusiasme penggemar.
Dampak Sosial dan Budaya
Sepak bola telah menjadi bagian integral dari kehidupan sosial dan budaya di banyak negara. Pertandingan sepak bola tidak hanya tentang olahraga; mereka adalah acara sosial yang membawa orang bersama-sama, menciptakan ikatan komunitas, dan membangun identitas nasional. Bahkan di negara-negara di mana sepak bola tidak begitu populer, seperti Amerika Serikat, turnamen seperti Piala Dunia dan Liga Champions menarik minat yang luas.
Tantangan dan Kesempatan di Masa Depan
Meskipun popularitas sepak bola terus berkembang, permainan ini juga menghadapi tantangan yang serius, termasuk korupsi, rasisme, dan komersialisasi yang berlebihan. Namun, dengan pemain dan penggemar yang semakin sadar akan isu-isu ini, ada juga kesempatan untuk membawa perubahan positif dan menjaga integritas olahraga.
Kesimpulan: Sepak Bola sebagai Fenomena Global
Dari akarnya yang sederhana hingga fenomena global yang tak terhindarkan, sepak bola telah mengalami perjalanan yang luar biasa. Dari jalan setapak di desa-desa Tiongkok kuno hingga stadion megah di seluruh dunia, sepak bola telah mengikat manusia dari berbagai budaya dan latar belakang dalam satu kesatuan yang kuat. Dengan melihatnya melalui lensa unik 338SLOT, kita dapat menghargai tidak hanya kegembiraan olahraga itu sendiri, tetapi juga pengaruh yang tak terbantahkan terhadap budaya dan masyarakat kita. Semoga sepak bola terus menjadi sumber kegembiraan, inspirasi, dan persatuan bagi generasi mendatang.
0 notes
Text
JASA AGENSI PENGELOLAAN TOKOPEDIA
Dalam era digital ini, kemajuan teknologi telah membuka pintu bagi banyak peluang bisnis baru, terutama di ranah e-commerce. Salah satu platform e-commerce yang sangat populer di Indonesia adalah Tokopedia. Dengan jutaan pengguna aktif setiap harinya, Tokopedia telah menjadi lahan subur bagi para pelaku bisnis untuk memasarkan produk mereka secara efektif.
Bagi para pemilik bisnis, mengelola toko online di Tokopedia bisa menjadi tantangan tersendiri. Dari mulai mengelola inventaris, menangani pesanan, hingga mengoptimalkan tampilan toko agar menarik minat pembeli, semuanya memerlukan waktu dan usaha yang tidak sedikit. Inilah mengapa banyak pemilik bisnis berpaling kepada jasa agensi pengelolaan Tokopedia untuk membantu mereka mengelola aspek-aspek tersebut.
**Apa itu Jasa Agensi Pengelolaan Tokopedia?**
Jasa agensi pengelolaan Tokopedia adalah layanan yang ditawarkan oleh agen atau perusahaan khusus yang membantu pemilik bisnis dalam mengelola dan mengoptimalkan toko online mereka di platform Tokopedia. Agensi semacam itu biasanya memiliki tim ahli yang terlatih dalam berbagai aspek e-commerce, mulai dari pemasaran digital hingga manajemen inventaris.
**Manfaat Menggunakan Jasa Agensi Pengelolaan Tokopedia**
1. **Optimasi Penjualan**: Agensi akan membantu meningkatkan visibilitas dan penjualan toko online Anda dengan strategi pemasaran yang tepat. Ini bisa mencakup pengoptimalan kata kunci, pengelolaan iklan, dan promosi melalui media sosial.
2. **Manajemen Inventaris**: Agensi akan membantu Anda mengelola inventaris dengan lebih efisien, memastikan ketersediaan produk dan menghindari kehabisan stok yang berpotensi merugikan.
3. **Penanganan Pesanan**: Dari menerima pesanan hingga pengiriman, agensi akan membantu Anda menangani setiap aspek proses pesanan, termasuk pengelolaan pengiriman dan penanganan retur.
4. **Pemeliharaan Toko Online**: Agensi akan terus memperbarui dan memelihara tampilan toko online Anda agar tetap menarik dan sesuai dengan tren terbaru dalam desain dan fungsionalitas.
5. **Analisis Kinerja**: Agensi akan menyediakan laporan dan analisis kinerja toko online Anda, memberikan wawasan berharga tentang tren penjualan, perilaku pembeli, dan area di mana Anda dapat meningkatkan.
**Bagaimana Memilih Jasa Agensi yang Tepat?**
1. **Reputasi dan Pengalaman**: Cari agensi yang memiliki reputasi baik dan pengalaman yang terbukti dalam mengelola toko online di Tokopedia.
2. **Portofolio Klien**: Tinjau portofolio klien agensi tersebut untuk mendapatkan gambaran tentang hasil kerja mereka dan apakah mereka memiliki pengalaman dalam industri Anda.
3. **Harga dan Paket Layanan**: Bandingkan harga dan paket layanan yang ditawarkan oleh berbagai agensi untuk memastikan Anda mendapatkan nilai terbaik untuk investasi Anda.
4. **Komersialisasi**: Pastikan agensi memiliki pemahaman yang baik tentang pasar dan audiens target Anda, serta memiliki strategi pemasaran yang sesuai dengan tujuan bisnis Anda.
Dengan menggunakan jasa agensi pengelolaan Tokopedia, Anda dapat fokus pada pengembangan produk dan strategi bisnis, sementara aspek teknis dan operasional toko online Anda diurus oleh para ahli. Ini adalah langkah yang cerdas bagi para pemilik bisnis yang ingin mengoptimalkan kehadiran mereka di pasar e-commerce yang kompetitif saat ini.
Hubungi kami: Telp/WA. 0896-8272-1155 https://www.tredio.id/
0 notes
Text
JASA AGENSI PENGELOLAAN TOKOPEDIA
Dalam era digital ini, kemajuan teknologi telah membuka pintu bagi banyak peluang bisnis baru, terutama di ranah e-commerce. Salah satu platform e-commerce yang sangat populer di Indonesia adalah Tokopedia. Dengan jutaan pengguna aktif setiap harinya, Tokopedia telah menjadi lahan subur bagi para pelaku bisnis untuk memasarkan produk mereka secara efektif.
Bagi para pemilik bisnis, mengelola toko online di Tokopedia bisa menjadi tantangan tersendiri. Dari mulai mengelola inventaris, menangani pesanan, hingga mengoptimalkan tampilan toko agar menarik minat pembeli, semuanya memerlukan waktu dan usaha yang tidak sedikit. Inilah mengapa banyak pemilik bisnis berpaling kepada jasa agensi pengelolaan Tokopedia untuk membantu mereka mengelola aspek-aspek tersebut.
**Apa itu Jasa Agensi Pengelolaan Tokopedia?**
Jasa agensi pengelolaan Tokopedia adalah layanan yang ditawarkan oleh agen atau perusahaan khusus yang membantu pemilik bisnis dalam mengelola dan mengoptimalkan toko online mereka di platform Tokopedia. Agensi semacam itu biasanya memiliki tim ahli yang terlatih dalam berbagai aspek e-commerce, mulai dari pemasaran digital hingga manajemen inventaris.
**Manfaat Menggunakan Jasa Agensi Pengelolaan Tokopedia**
1. **Optimasi Penjualan**: Agensi akan membantu meningkatkan visibilitas dan penjualan toko online Anda dengan strategi pemasaran yang tepat. Ini bisa mencakup pengoptimalan kata kunci, pengelolaan iklan, dan promosi melalui media sosial.
2. **Manajemen Inventaris**: Agensi akan membantu Anda mengelola inventaris dengan lebih efisien, memastikan ketersediaan produk dan menghindari kehabisan stok yang berpotensi merugikan.
3. **Penanganan Pesanan**: Dari menerima pesanan hingga pengiriman, agensi akan membantu Anda menangani setiap aspek proses pesanan, termasuk pengelolaan pengiriman dan penanganan retur.
4. **Pemeliharaan Toko Online**: Agensi akan terus memperbarui dan memelihara tampilan toko online Anda agar tetap menarik dan sesuai dengan tren terbaru dalam desain dan fungsionalitas.
5. **Analisis Kinerja**: Agensi akan menyediakan laporan dan analisis kinerja toko online Anda, memberikan wawasan berharga tentang tren penjualan, perilaku pembeli, dan area di mana Anda dapat meningkatkan.
**Bagaimana Memilih Jasa Agensi yang Tepat?**
1. **Reputasi dan Pengalaman**: Cari agensi yang memiliki reputasi baik dan pengalaman yang terbukti dalam mengelola toko online di Tokopedia.
2. **Portofolio Klien**: Tinjau portofolio klien agensi tersebut untuk mendapatkan gambaran tentang hasil kerja mereka dan apakah mereka memiliki pengalaman dalam industri Anda.
3. **Harga dan Paket Layanan**: Bandingkan harga dan paket layanan yang ditawarkan oleh berbagai agensi untuk memastikan Anda mendapatkan nilai terbaik untuk investasi Anda.
4. **Komersialisasi**: Pastikan agensi memiliki pemahaman yang baik tentang pasar dan audiens target Anda, serta memiliki strategi pemasaran yang sesuai dengan tujuan bisnis Anda.
Dengan menggunakan jasa agensi pengelolaan Tokopedia, Anda dapat fokus pada pengembangan produk dan strategi bisnis, sementara aspek teknis dan operasional toko online Anda diurus oleh para ahli. Ini adalah langkah yang cerdas bagi para pemilik bisnis yang ingin mengoptimalkan kehadiran mereka di pasar e-commerce yang kompetitif saat ini.
Hubungi kami: Telp/WA. 0896-8272-1155 https://www.tredio.id/
0 notes
Text
JASA AGENSI PENGELOLAAN TOKOPEDIA
Dalam era digital ini, kemajuan teknologi telah membuka pintu bagi banyak peluang bisnis baru, terutama di ranah e-commerce. Salah satu platform e-commerce yang sangat populer di Indonesia adalah Tokopedia. Dengan jutaan pengguna aktif setiap harinya, Tokopedia telah menjadi lahan subur bagi para pelaku bisnis untuk memasarkan produk mereka secara efektif.
Bagi para pemilik bisnis, mengelola toko online di Tokopedia bisa menjadi tantangan tersendiri. Dari mulai mengelola inventaris, menangani pesanan, hingga mengoptimalkan tampilan toko agar menarik minat pembeli, semuanya memerlukan waktu dan usaha yang tidak sedikit. Inilah mengapa banyak pemilik bisnis berpaling kepada jasa agensi pengelolaan Tokopedia untuk membantu mereka mengelola aspek-aspek tersebut.
**Apa itu Jasa Agensi Pengelolaan Tokopedia?**
Jasa agensi pengelolaan Tokopedia adalah layanan yang ditawarkan oleh agen atau perusahaan khusus yang membantu pemilik bisnis dalam mengelola dan mengoptimalkan toko online mereka di platform Tokopedia. Agensi semacam itu biasanya memiliki tim ahli yang terlatih dalam berbagai aspek e-commerce, mulai dari pemasaran digital hingga manajemen inventaris.
**Manfaat Menggunakan Jasa Agensi Pengelolaan Tokopedia**
1. **Optimasi Penjualan**: Agensi akan membantu meningkatkan visibilitas dan penjualan toko online Anda dengan strategi pemasaran yang tepat. Ini bisa mencakup pengoptimalan kata kunci, pengelolaan iklan, dan promosi melalui media sosial.
2. **Manajemen Inventaris**: Agensi akan membantu Anda mengelola inventaris dengan lebih efisien, memastikan ketersediaan produk dan menghindari kehabisan stok yang berpotensi merugikan.
3. **Penanganan Pesanan**: Dari menerima pesanan hingga pengiriman, agensi akan membantu Anda menangani setiap aspek proses pesanan, termasuk pengelolaan pengiriman dan penanganan retur.
4. **Pemeliharaan Toko Online**: Agensi akan terus memperbarui dan memelihara tampilan toko online Anda agar tetap menarik dan sesuai dengan tren terbaru dalam desain dan fungsionalitas.
5. **Analisis Kinerja**: Agensi akan menyediakan laporan dan analisis kinerja toko online Anda, memberikan wawasan berharga tentang tren penjualan, perilaku pembeli, dan area di mana Anda dapat meningkatkan.
**Bagaimana Memilih Jasa Agensi yang Tepat?**
1. **Reputasi dan Pengalaman**: Cari agensi yang memiliki reputasi baik dan pengalaman yang terbukti dalam mengelola toko online di Tokopedia.
2. **Portofolio Klien**: Tinjau portofolio klien agensi tersebut untuk mendapatkan gambaran tentang hasil kerja mereka dan apakah mereka memiliki pengalaman dalam industri Anda.
3. **Harga dan Paket Layanan**: Bandingkan harga dan paket layanan yang ditawarkan oleh berbagai agensi untuk memastikan Anda mendapatkan nilai terbaik untuk investasi Anda.
4. **Komersialisasi**: Pastikan agensi memiliki pemahaman yang baik tentang pasar dan audiens target Anda, serta memiliki strategi pemasaran yang sesuai dengan tujuan bisnis Anda.
Dengan menggunakan jasa agensi pengelolaan Tokopedia, Anda dapat fokus pada pengembangan produk dan strategi bisnis, sementara aspek teknis dan operasional toko online Anda diurus oleh para ahli. Ini adalah langkah yang cerdas bagi para pemilik bisnis yang ingin mengoptimalkan kehadiran mereka di pasar e-commerce yang kompetitif saat ini.
Hubungi kami: Telp/WA. 0896-8272-1155 https://www.tredio.id/
0 notes
Text
TURISIAN.com - Pedagang Pasar Baru Trade Center menyambut gembira keputusan pemerintah untuk menghentikan praktik komersil di social media (Sosmed) TikTok Shop. Sebab, selama ini kehadiran platform media sosial asal Tiongkok itu menggangu tingkat penjualan. Terutama, setelah mereka mengeluarkan fitur TikTok Shop. “Saya senang sekali mendengar kabar TikTok Shop ditutup. Karena, memang ada pengaruhnya pada kami yang jualan konvensional seperti ini. Harga mereka itu jauh sekali, murahnya,” kata Asep, salah satu pedagang pasar baru yang menjual pakaian batik, ketika ditemui Turisian.com, Selasa 26 September 2023. Hal senada juga dikemukakan Lina yang menjual berbagai produk tas. Meski, dirinya juga mencoba bertranformasi dengan ikut berjualan di media digital, tetap saja tidak bisa mengejar harga di TikTok Shop. BACA JUGA: Pengoperasian Bandara Kertajati di Kabupaten Majalengka, Ini Dampaknya ke Pasar Baru “Uda bener nih kebijakan pemerintah menutup TikTok Shop. Kami benar-benar terancam, kalua mereka terus dibiarkan mereka berjualan seperti itu. Banting harganya gila-gilanya,” kata Lina, pedagang pasar baru Bandung ini. Ia juga minta supaya pemerintah bisa lebih adil dalam mengatur kebijakan niaga. Untuk social media sebaiknya hanya sebagai sarana komunikasi saja. Tidak membuka kanal komersil (berjualan langsung). Apalagi dengan harga yang tidak terkontrol. “Kami disini kan sudah harus bayar pajak, bayar sewa tempat, gaji pegawai. Sementara itu, mereka yang jualan di TikTok mungkin gak bayar pajak juga, sewa tempat,��� ungkap Lina. BACA JUGA: Pasar Baru Bandung, Surga Pelancong Negeri Jiran, Seperti Ini Kondisinya Perlunya Regulasi Pemerintah [caption id="attachment_18797" align="alignnone" width="260"] Untung BW (tengah) Direktur Marketing PT DAM Sawarga Maniloka Jaya selalu pengelola Pasar Baru Trade Center Bandung saat berbicara di acara sosialisasi dengan para para tenant, baru-baru ini. Foto: Turisian.com/Duta Ilham[/caption] Sementara itu Untung BW, Direktur Marketing & Business Development PT DAM Sawarga Maniloka Jaya, pengelola Pasar Baru Trade Center Bandung jauh sebelumnya memang sudah menyampaikan perlunya regulasi dari pemerintah. Terutama kaitannya dengan pengaturan e-commerce di platform media social. “Kamu mendukung keputusan pemerintah untuk menutup transaksi di TikTok. Pengaturan itu akan membantu pedagang konvensional untuk bisa terus eksis. Seperti juga di tempat kami ini, Pasar Baru Trade Center,” ujar Untung, hari ini. Pekan lalu, Kamis 21 September 2023 dalam sebuah dialog dengan media, Untung menyampaikan harapan pemerintah segera mengeluarkan regulasi terkait praktik berjualan di medsos TikTok. BACA JUGA: TikTok, Jadi Dilema Perdagangan Pasar Tradisional dan Modern di Tanah Air Batasan penggunaan medsos “Kami memiliki pandangan, bahwa perlunya pemerintah melahirkan regulasi yang mengatur batasan penggunaan medsos. Khususnya, yang bersinggungan dengan komersialisasi,” ujar Untung ketika itu. Ia tak menampik, bahwa medsos sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Seiring perkembangan teknologi yang pesat, media sosial menjadi sebuah keniscayaan, sebagai platform yang memperpendek komunikasi. Melalui Medsos ini memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi dengan siapa pun, tanpa adanya hambatan jarak. BACA JUGA: Alun-alun Merdeka Semarang, Kini Hadirkan Spot Malam Aduhai Keren “Oleh sebab itu, yang menjadi concern kami adalah, bagaimana medsos ini dikembalikan pada fungsi awalnya. Tidak harus juga ditutup, tetapi perlu pengaturan khusus,” kata Untung. Ia mengusulkan, komersialisasi silahkan saja di platform (medsos) tersebut. Namun, sifatnya hanya etalase, bukan dealing (transaksi). Bagi masyarakat yang menginginkan produk di medsos bisa diarahkan untuk datang ke pasar-pasar modern maupun tradisional yang masih eksis sekarang ini. “Menurut kami, dengan cara ini semua menjadi diuntungkan. Kami yang bergerak di Pasar Tradisional tetap bisa tumbuh, sementara medsos tidak kehilangan fungsinya,” usulnya.
BACA JUGA: Jalan Braga Bandung, Jejak Nama yang Masih Membawa Misteri Permendag Nomor 50 Masih terkait Pasar Baru Trade Center Bandung (PBTC), pihaknya akan terus meningkatkan pelayanan. Tidak saja kepada pengunjung, tetapi juga kepada para tenant yang selama ini berjualan di PBTC. Sebagaimana diketahui, pada akhirnya pemerintah resmi melarang praktik social commerce dilakukan di Indonesia. Fitur ini membuat masyarakat bisa belanja dan bertransaksi secara langsung di platform media sosial TikTok. Praktik semacam itu kini dilarang sejalan dengan Permendag Nomor 50 tahun 2020 tentang Ketentuan Perizinan Usaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik yang resmi direvisi. BACA JUGA: Kopi Fest Indonesia 2023 akan Berlabuh di Kota Bandung, Catat Jadwalnya Bro Dalam aturan baru itu, pemerintah akan tegas melarang penggabungan layanan perdagangan e-commerce di dalam platform media sosial. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan agar fitur perdagangan dan fitur media sosial harus dipisahkan. "Sudah clear arahan presiden, social commerce harus pisah dengan e-commerce. Ini kan sudah antre juga banyak social commerce mau punya aplikasi transaksi," tegas Teten usai melakukan rapat terbatas di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin 25 September 2023. ***
0 notes
Text
2019
Tidak banyak peristiwa "penting" terjadi di tahun ini. Waktu terasa mengalir begitu saja. Internsip selesai medio September, pagu pendapatan 3.1 juta tiap bulan juga lenyap. Hingga Desember, pendapatanku dari kerja serabutan tak juga mampu melewati garis ambang gaji internsip. Paling mentok hanya setengahnya saja.
Oke, gaji bukan topik menarik. Tulisan ini tidak didedikasikan sebagai ajang curhat tentang kemiskinanku. Lagipula, untuk apa gaji besar tapi budak korporat; atau budak-budak sejenisnya?. (Ingat ini Rsi, ingat dan camkan kata-kata yang baru saja kau tulis!)
Soal lainnya, ada beberapa tumpukan masalah yang eksis hanya dalam pikiranku dan tak mampu aku pecahkan (setidaknya dalam waktu dekat). Masalah-masalah ini yang memantik minat untuk menulis catatan kecil PERTAMA di Tumblr.
Kita mulai di tingkat global--you guess it!. Yes, perubahan iklim. The Guardian, Nature, NYT, dan media-media Int'l ramai menelurkan tulisan tentang perubahan iklim. Isu ini tidak hanya berdampak pada manusia, tapi hampir seluruh organisme di dunia. Sixth extinction?. Lalu apa yang kamu bisa lakukan, Rsi?. Nothing.
Kedua, di tingkat nasional ada isu agama dan politik. Harus diakui isu ini cukup subjektif. Agama?, bahkan aku bukan penganut Hindu yang taat tapi sok-sokan ngomong agama. Politik?, ini apalagi. Namun ketika agama dicampuradukkan dengan politik, hmm seem legit. Soeharto dekat dengan pemuka agama di masa-masa terakhir kekuasaannya, lawan politiknya juga tak jauh-jauh dari kekuatan agama. Apakah cara yang sama akan ditiru pak Jokowi dan oposisinya?. Indonesia is the next Afghanistan?. Saya amat sangat berharap ini tidak terjadi. Cuma berharap aja, tanpa lakukan apa-apa. Lagian, saya bukan sarjana politik, tatanegara, atau apalah itu yang kredibel untuk mendedah masalah ini.
Ketiga, tingkat lokal di provinsi Bali. Ramalan kekurangan air, komersialisasi budaya Bali, atau friksi antara kaum konservatif dan kontemporer. Padahal itu sudah dibahas oleh para akadimisi sejak dua-tiga dekade lalu. Buat apa kamu sok peduli heh.
Keempat, kenapa kamu harus memikirkan dan menulis poin satu s/d tiga?. Masalah pribadimu lho belum selesai. Mau nikah kapan?, prewed dimana?, undangan cetak/daring?. Bekerja sesuai passion atau realistis?, mau lanjut sekolah Sp atau pasca atau mentok GP aja?, dsb dsb.
Halah, kamu dikasi otak bukannya makin kreatif eh justru tambah banyak pertanyaan. Itu 2020 sebentar lagi, ga ada resolusi, target pencapaian, atau justru cuma mau menambah daftar masalah pribadi?.
Yah, ujung-ujungnya cuma nimbun pertanyaan doang.
2 notes
·
View notes
Text
Diaspora Indonesia: Kembali Pulang atau Mengabdi dari Dunia?
Tulisan saya sudah terbit di Kompas, berikut lengkapnya:
==
KOMPAS.com - Tren menunjukkan investasi sains dan teknologi pada beberapa dekade terakhir telah membawa beberapa negara melesat lebih cepat dibanding negara lain. Contoh paling nyata adalah Tiongkok.
Riset- riset seperti rekayasa genetik, energi, hingga kecerdasan buatan sekarang ini bukan lagi banyak berasal dari kota-kota di negara barat melainkan seperti Shanghai, Beijing, Hefei, dan Shenzhen.
Perubahan begitu cepat terutama dalam 30 tahun terakhir ditandai dengan menjamurnya peneliti Tiongkok menjadi kontributor makalah ilmiah di jurnal-jurnal terkemuka yang diikuti dengan meningkatnya jumlah sititasi (kutipan jurnal ilmiah) mereka.
Hal ini tidak terlepas dari kebijakan pemerintah Tiongkok yang memberikan budget sangat besar untuk sektor riset. Dilansir media lokal Tiongkok, tahun 2018 lalu mereka menghabiskan 291.58 miliar dolar AS di sektor penelitian dan pengembangan. Jumlah ini meningkat 75 persen dibanding alokasi mereka pada tahun 2012.
Migrasi mahasiswa Tiongkok
Kebijakan ini didasari oleh idealisme Presiden Xi Jinping yang mengatakan Tiongkok akan terus menguatkan riset dasar dan terapan, membangun pusat riset kolaboratif, serta memprioritaskan riset-riset inovatif pada sektor teknologi yang menjadi kunci di masa mendatang.
Langkah nyata sudah dimulai dengan membangun fasilitas-fasilitas riset kelas wahid seperti Harbin Institute of Technology yang merupakan proyek ambisius bidang antariksa, Qingdao National Laboratory for Marine Science and Technology untuk sektor kelautan, University of Science and Technology of Tiongkok in Hefei yang di dalamnya terdapat pusat riset kecerdasan buatan (AI) dan komputer kuantum.
Pertanyaannya adalah, bagaimana mereka memulai mengorganisasi untuk berinvestasi pada sains dan teknologi?
Embrionya bisa dilihat pada ke era 1978/1979, ketika terjalin hubungan diplomatik Tiongkok-US yang ditandai kunjungan Deng Xiaoping ke Presiden AS saat itu, Jimmy Carter, di mana salah satu hasilnya adalah terjalinnya kesepakatan dalam bidang sains dan teknologi.
Semenjak itu dimulailah migrasi besar-besaran mahasiswa Tiongkok menimba ilmu di AS dengan dukungan dana dari pemerintah Tiongkok Migrasi ini salah satunya difasilitasi Dr. Tsung-Dao Lee, penerima nobel fisika dari Columbia University yang menginisiasi program the China-United States Physics Examination and Admission (CUSPEA) yang membantu 800 mahasiswa Tiongkok diterima di universitas-universitas di AS.
Hal serupa dilakukan juga oleh Dr. Ray Wu yang membidani lahirnya program China-US Biology Examination and Admission (CUSBEA) di mana lebih dari 1000 siswa Tiongkok diterima universitas US. Pada akhirnya, dalam rentang 1985 hingga 2005 tercatat lebih dari 40.000 mahasiswa PhD datang dari Tiongkok ke universitas-universitas di AS.
Fenomena "brain drain" dan "brain gain"
Langkah pemerintah Indonesia sudah tepat dengan mengirim mahasiswa Indonesia secara besar-besaran ke berbagai universitas dunia melalui skema dana abadi yang dikelola Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Belakangan mencuat kembali isu "brain drain" (orang pintar yang memilih bekerja di luar negeri) dan "brain gain" (orang pintar yang memilih kembali ke negara asal).
Fenomena ini pada awalnya juga muncul di Tiongkok. Tidak sedikit yang memilih menetap di negara tempat mereka bersekolah. Setelah puluhan tahun berlalu, tidak sedikit dari orang-orang pintar tersebut memilih pulang dengan bekal pengalaman riset, manajemen, komersialisasi, dan pendidikan setelah sekian lama menetap di luar negeri.
Bagi pemerintah Indonesia, wajar saja muncul kekhawatiran apabila semakin marak fenomena "brain drain". Seolah fenomena "brain drain" dan "brain gain" ini bertolak belakang padahal sejatinya tidak selalu begitu, bahkan dapat menjadi mutual gain antar 2 negara.
"Brain drain" dengan tujuan jelas akan menguntungkan negara asal. Pemerintah dapat mengizinkan pelaku "brain drain" dengan memproyeksikan mereka menduduki posisi penting di tempat mereka bekerja.
Ketika telah memiliki bargaining position, mereka ini yang nantinya menjadi jembatan seperti yang dilakukan Dr. Lee dan Dr. Ray Wu. Selain itu, pelaku "brain drain" selama kurun waktu tertentu juga akan memberikan keuntungan karena mereka telah kaya akan pengalaman, konektivitas, dan skill yang menjadi modal berharga ketika mereka kembali pulang.
Belajar dari Habibie
Selanjutnya, kita dapat belajar dari zaman Presiden BJ Habibie di mana banyak penerima beasiswa yang berniat pulang namun terkendala karena negara belum siap menampung mereka.
Hal ini harus cepat direspon dengan kebijakan yang menjadi payung bagi para pelaku. Langkah yang dapat ditempuh adalah dengan mencanangkan prioritas. Prioritas riset ini akan menjadi poros pada kebutuhan industri, pemerintah, atau kegiatan masyarakat.
Masalahnya, ekosistem riset kita masih banyak kekurangan. Sebagian besar industri tidak membutuhkan riset. Pemerintah menjadikan hasil riset sebagai pijakan dalam menjalankan amanat pembangunan bangsa.
Kegiatan masyarakat pun sebagian besar juga tidak membutuhkan riset. Ekosistem seperti ini menjadikan pelaku "brain drain" berpikir dua kali untuk pulang, sedang perbaikan ekosistem riset butuh waktu yang tidak sebentar dan harus menyeluruh mulai dari pendanaan, fasilitas, hingga sektor kelembagaan.
Kedua, negara harus siap dengan pelayanan prima bagi "brain gain" seperti akomodasi, dispensasi (pajak, administrasi), insentif tinggi, fasilitas kendaraan, rumah, dan bahkan beasiswa bagi anak-anaknya. Pendekatan dari sisi manusiawi ini tidak dapat dipungkiri memiliki pengaruh sangat besar.
Ketiga, membangun pusat kolaborasi riset yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.
Hal ini memiliki dua keuntungan. Pertama, tentu pusat riset ini menjadi wadah bagi "brain gain" dan kedua agar tidak terjadi penumpukan di kota-kota besar. Hal ini bukan hal mustahil karena LPDP memiliki kekuataan meminta awardee-nya pulang.
Kerjasama pemerintah pusat dan pemerintah daerah sangat diperlukan dalam hal ini. Pemerintah daerah dituntut lebih tanggap, mulai dari mendanai sampai memfasilitasi ruang aktualisasi.
Jika terimplementasi dengan baik strategi ini juga menjadi solusi untuk mempercepat pemerataan SDM muda berkualitas di seluruh Indonesia. Jika Tiongkok sudah berhasil menarik kembali pulang "brain drain", maka tidak ada salahnya kita meniru strategi mereka.
Sebagai catatan, meniru pun tidak sekedar meniru untuk menghindari risiko isomorphic mimicry yaitu bertingkah seakan-akan telah melakukan reformasi dengan mengubah kebijakan ataupun organisasi tanpa benar-benar melihat kondisi sebenarnya sehingga hanya menghasilkan perubahan tidak signifikan.
Perencanaan matang dengan eksekusi tepat untuk memanen investasi SDM adalah kunci agar hasil investasi sesuai dengan kebutuhan pembangunan.
Penulis: Egy Adhitama
Master Student at the Laboratory of Energy Storage and Electrochemistry Dept. of Material Science and Engineering National Chiao Tung University, Taiwan
https://edukasi.kompas.com/read/2019/11/22/21101031/diaspora-indonesia-kembali-pulang-atau-mengabdi-dari-dunia?page=all.
2 notes
·
View notes
Text
Teknologi block chain sangat didukung, dan dua kotak memimpin jalan ekologi komersial di masa depan
Pada tahun 2022, ekonomi global berada dalam dilema, dan model, teknologi dan skenario baru diperlukan secara mendesak untuk memberikan impuls baru, di mana blockchain bermain peran yang sangat penting. Teknologi blockchain dapat mengubah bentuk organisasi manusia, organisasi bisnis dan sistem perusahaan. Ini dapat dianggap sebagai penemuan terbesar dalam ekonomi pasar dalam beberapa ratus tahun terakhir. Setelah penemuan teknologi blockchain, dua kotak lahir. dipercaya dengan dukungan teknologi blockchain, itu akan memimpin jalan ekologis bisnis di masa depan.
1、 Teknologi blockchain mempromosikan alokasi sumber daya yang efektif
Di bawah model ekonomi tradisional, transaksi selalu menghasilkan biaya dan biaya menurut teori pantai I, biaya transaksi dan biaya adalah halangan terbesar untuk allokasi optimal sumber daya sosial, dan mereka juga bersalah atas kesulitan untuk meningkatkan efisiensi ekonomi. Untuk memecahkan masalah ini, Coase Theorem III memberikan solusi: ketika biaya transaksi lebih besar dari nol, definisi jelas hak properti membantu meningkatkan efisiensi alokasi sumber daya. Semakin jelas hak properti, semakin lancar transaksi hak properti, dan semakin rendah biaya transaksi, semakin tinggi efisiensi allokasi pasar sumber daya. Blockchain dapat mempromosikan alokasi sumber daya yang efektif, terutama melalui informasi lengkap dan dapat dipercaya, kontrak pintar dan likiditas untuk membantu para pedagang dengan cepat menemukan harga, sehingga mengurangi biaya transaksi yang tinggi disebabkan oleh penemuan harga. Lebih lanjut menyadari alokasi sumber daya yang efektif.
2、TWOBA BOX memimpin ekologi komersialisasi masa depan dengan teknologi blockchain
Dalam era kontempor integrasi teknologi blockchain, dua kotak mengambil keuntungan dari angin timur dari zaman untuk membangun pusat mall blockchain dan memimpin ekologi bisnis masa depan. Pusat mall blockchain dua kotak ditempatkan di ekosistem blockchain + e-commerce dengan nilai paling aliran. Dengan konsep utama dari "konsumsi adalah nilai, investasi adalah penambangan", ia menciptakan serangkaian skenario seperti platform e-commerce online, pelacakan produk blockchain, struktur nilai node anggota, model ekonomi dividend valuta platform, air drop gratis dari produk nilai-tambahan kotak buta, manajemen keuangan produk pra-jual, dan merancang serangkaian model dan mekanisme sederhana dan efektif, menggunakan teknologi baru Alat dan model baru membuka retail baru, e-commerce baru dan keuangan baru, membentuk ulang hubungan produksi dengan dekentralisasi, memimpin gelombang baru industri konsumen global, membiarkan pengguna global menikmati dividend dari waktu yang diciptakan berdasarkan blockchain dan menyadari pertumbuhan ledak kekayaan.
Pusat pusat pusat blok TWOBA BOX adalah platform e-commerce yang paling memimpin di dunia. ia mengadopsi bentuk organisasi perdagangan yang disebarkan untuk mengumpulkan konsensus, mengumpulkan sumber daya rantai pasokan dan sumber daya aliran dari semua industri, berbagi mereka dalam jangkauan ekologi TWOBA BOX, dan membuat kolam sumber daya aliran ekologi besar untuk berguna setiap peserta ekologi TWOBA BOX.
Twoba Box Media Matrix
1.Instagram:twoba_box
2.Twitter:Twoba Box
3.Telegram:https://t.me/TWOBA_BOX
4.Quora:TwobaBox
5.Reddit : TwobaBox
6.Tumblr : TwobaBox
7.blogger : TwobaBox
8.YouTube : Twoba Box
9.Tiktok : twobabox
10.facebook : Twoba Box
0 notes
Text
KAKANWIL KUMHAM JATENG SERAHKAN CATATAN HAK CIPTA LAGU "KUDANGAN" KARYA KI NARTOSABDHO KE AHLI WARIS
SEMARANG- Lagu "Kudangan", sebuah mahakarya seniman dan Dalang Wayang Kulit legendaris dari Jawa Tengah, Ki Nartosabdho resmi terdaftar di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM sebagai sebuah Hak Cipta.
Surat Pencatatan Ciptaan atas karya tersebut diserahkan secara langsung oleh Kepala Kanwil Kemenkumham Jateng, A Yuspahruddin kepada Pemegang Hak Cipta lagu "Kudangan", Jarot Sabdhono yang merupakan anak kandung Ki Nartosabdho, Kamis (30/12).
Prosesi penyerahan Surat Pencatatan Ciptaan berlangsung di lobby Kanwil Kemenkumham Jateng, disaksikan oleh Walikota Semarang, Hendrar Prihadi.
Yuspahruddin dalam sambutan singkatnya mengatakan, Hak Cipta merupakan hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
"Dengan pendaftaran ini maka akan menimbulkan hak baik secara moril maupun materiil kepada beliau berdua atas komersialisasi terhadap lagu “Kudangan” tersebut," imbuhnya.
Untuk itu, Kakanwil Kemenkumham Jateng mengimbau masyarakat untuk tidak ragu mendaftarkan karya-karya mereka sebagai sebuah Kekayaan Intelektual.
"Kami mengimbau, bahwa kita semuanya, banyak sekali Hak Cipta. Jadi kalo ada orang yang mengkomersialkan lagu ini bisa diminta royalti," ujarnya memberikan keterangan kepada media.
"Oleh karena itu penting sekali memang mendaftarkan hak cipta itu. Kita semua untuk mendaftarkan dan suatu saat nanti ada orang yang mengklaim, itu sudah dilindungi bahwa itu ciptaan yang bersangkutan," tambahnya.
Sementara, Walikota Semarang menyampaikan apresiasi dan rasa bangganya atas pencatatan ini. Bagi Hendrar, Hak Cipta atas lagu tersebut bisa menjadi inspirasi bagi seniman lainnya untuk mendaftarkan karya mereka.
"Saya dalam kesempatan ini mewakili masyarakat Semarang menyampaikan terima kasih kepada Pak Yuspahruddin selaku Kakanwil, mas Boyamin atas bantuannya untuk bisa membuat hak cipta atas lagu-lagu seniman legend kita Ki Nartosabdho," katanya memberikan apresiasi.
"Pertama lagu "Kudangan" dan mudah-mudahan ini bisa menjadi sebuah momentum bahwa semua ciptaan seluruh warga bangsa ini khususnya seniman di Kota Semarang bisa diperlakukan seperti ini. Jadi mudah-mudahan ini menjadi awal yang baik untuk para seniman dan kita semua warga Bangsa Indonesia yang tinggal di Semarang," pungkasnya menutup keterangan.
Di lain pihak Boyamin Saiman, Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) yang merupakan kuasa hukum menyatakan, ke depan dirinya akan mendaftarkan semua karya Ki Nartosabdho agar mendapatkan legalitas Hak Cipta dan menjadi warisan kesenian Bangsa Indonesia.
Bersamaan acara ini, Kakanwil Kemenkumham Jateng juga memberikan penghargaan kepada Walikota Semarang yang telah berhasil memfasilitasi 250 UMKM untuk mendaftarkan Kekayaan Intelektual-nya (Merek).
Diketahui, Pemerintah Kota Semarang telah memberikan fasilitas kepada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah binaan mereka untuk mendaftarkan usahanya guna mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual, khususnya pendaftaran Merek.
#kanwilkemenkumhamjateng #kanwilkumhamjateng #kanwiljateng #kakanwiljateng #yuspahruddin #kekayaanintelektual #hakcipta #kemenkumham #kumhamsemakinpasti
1 note
·
View note
Text
Kakanwil Kumham Jateng Serahkan Catatan Hak Cipta Lagu "Kudangan" Karya Ki Nartosabdho Ke Ahli Waris
SEMARANG- Lagu "Kudangan", sebuah mahakarya seniman dan Dalang Wayang Kulit legendaris dari Jawa Tengah, Ki Nartosabdho resmi terdaftar di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM sebagai sebuah Hak Cipta.
Surat Pencatatan Ciptaan atas karya tersebut diserahkan secara langsung oleh Kepala Kanwil Kemenkumham Jateng, A Yuspahruddin kepada Pemegang Hak Cipta lagu "Kudangan", Jarot Sbdhono yang merupakan anak kandung Ki Nartosabdho, Kamis (30/12).
Prosesi penyerahan Surat Pencatatan Ciptaan berlangsung di lobby Kanwil Kemenkumham Jateng, disaksikan oleh Walikota Semarang, Hendrar Prihadi.
Yuspahruddin dalam sambutan singkatnya mengatakan, Hak Cipta merupakan hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
"Dengan pendaftaran ini maka akan menimbulkan hak baik secara moril maupun materiil kepada beliau berdua atas komersialisasi terhadap lagu “Kudangan” tersebut," imbuhnya.
Untuk itu, Kakanwil Kemenkumham Jateng mengimbau masyarakat untuk tidak ragu mendaftarkan karya-karya mereka sebagai sebuah Kekayaan Intelektual.
"Kami mengimbau, bahwa kita semuanya, banyak sekali Hak Cipta. Jadi kalo ada orang yang mengkomersialkan lagu ini bisa diminta royalti," ujarnya memberikan keterangan kepada media.
"Oleh karena itu penting sekali memang mendaftarkan hak cipta itu. Kita semua untuk mendaftarkan dan suatu saat nanti ada orang yang mengklaim, itu sudah dilindungi bahwa itu ciptaan yang bersangkutan," tambahnya.
Sementara, Walikota Semarang menyampaikan apresiasi dan rasa bangganya atas pencatatan ini. Bagi Hendrar, Hak Cipta atas lagu tersebut bisa menjadi inspirasi bagi seniman lainnya untuk mendaftarkan karya mereka.
"Saya dalam kesempatan ini mewakili masyarakat Semarang menyampaikan terima kasih kepada Pak Yuspahruddin selaku Kakanwil, mas Boyamin atas bantuannya untuk bisa membuat hak cipta atas lagu-lagu seniman legend kita Ki Nartosabdho," katanya memberikan apresiasi.
"Pertama lagu "Kudangan" dan mudah-mudahan ini bisa menjadi sebuah momentum bahwa semua ciptaan seluruh warga bangsa ini khususnya seniman di Kota Semarang bisa diperlakukan seperti ini. Jadi mudah-mudahan ini menjadi awal yang baik untuk para seniman dan kita semua warga Bangsa Indonesia yang tinggal di Semarang," pungkasnya menutup keterangan.
Di lain pihak Boyamin Saiman, Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) yang merupakan kuasa hukum menyatakan, ke depan dirinya akan mendaftarkan semua karya Ki Nartosabdho agar mendapatkan legalitas Hak Cipta dan menjadi warisan kesenian Bangsa Indonesia.
Bersamaan acara ini, Kakanwil Kemenkumham Jateng juga memberikan penghargaan kepada Walikota Semarang yang telah berhasil memfasilitasi 250 UMKM untuk mendaftarkan Kekayaan Intelektual-nya (Merek).
Diketahui, Pemerintah Kota Semarang telah memberikan fasilitas kepada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah binaan mereka untuk mendaftarkan usahanya guna mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual, khususnya pendaftaran Merek.
0 notes
Text
Komersialisasi Kemiskinan
Pagi ini setelah sekian bulan nggak servis motor, akhirnya menyempatkan diri untuk sowan bengkel langganan. Niat awal, sambil menunggu, mau membaca novel pinjaman ipusnas. Bisalah satu jam kelar kalau nggak ngapa-ngapain. Nyatanya bising suara memecah konsentrasi.
Duduk di depan TV, saya melihat acara entah apa itu, menampilkan seorang artis yang membantu orang-orang tidak mampu. Salah satu caranya adalah dengan membuat perlombaan lari dan yang menang langsung diberikan uang tunai dari kantong si artis.
Saya kemudian teringat dengan filosofi panjat pinang. Konon, permainan tradisional ini awalnya adalah hiburan bagi penjajah Belanda. Mereka menjadikan pribumi saat itu sebagai obyek permainan. Panjat pinang diibaratkan sebagai permainan rebutan. Hanya untuk mendapatkan hal yang tidak seberapa, rela menginjak-injak manusia lainnya.
Kembali ke reality show di televisi tadi, usai lomba lari, acara berlanjut ke pemberian bantuan ke sebuah keluarga dengan ibu renta dan anak yang sakit hingga keluar ususnya. Memang mereka butuh bantuan, tapi sampai kapan kita terus mengkomersilkan kemiskinan. Menjual kemiskinan. Apakah mereka yang dibantu paham soal consent form. Data pribadi. Ya meski tentu mereka mau-mau saja tandatangan karena akan dapat uang. Tapi apakah itu sebanding dengan keuntungan yang didapatkan oleh stasiun TV. Belum lagi ketika anak-anak masuk ke dalam frame kamera. Ayolah...
Itu baru satu sisi, dari sisi yang lain apa kita ini sebegitu tidak kreatifnya? Hingga tidak bisa mengkreasi acara-acara yang membangun isi kepala manusia. Ini pekerjaan media sebenarnya bukan? Menjadi salah satu bagian untuk membangun peradaban? Kerja keras yang mungkin sedikit uangnya tapi panjang waktunya. Memang endgame apa yang dituju dari program semacam ini? Artis yang rajin membantu? Atau motivasi agar orang kaya membantu orang miskin?
Soal menjual kemiskinan ini, saya mulai sebal juga dengan media-media yang kerap kali heboh begitu tahu anak orang miskin bisa masuk kedokteran kampus unggulan di Indonesia. Memang, kemiskinan yang terstruktur ini sangat berpengaruh dengan previlege individu. Tapi bisa kali kita nggak terfokus dengan narasi-narasi 'anak bakul jamu lolos masuk UGM' atau 'meski rumahnya berlantaikan tanah, si A berhasil masuk universitas X'. Oh ayolah. Demi apa? Demi menarik pembaca? Demi memotivasi? Masyarakat Indonesia kurang motivasi apa? Bahkan di setiap musibah masih ada kata alhamdulillah.
Masyarakat Indonesia lebih butuh media yang kritis dengan sistem yang ruwet dan pabalidut ini. Sistem yang menjadikan kemiskinan bukan lagi masalah penghasilan tiap bulan, namun semacam lingkaran setan yang digembok di salah satu bagiannya. Memutusnya butuh effort besar. Kerja besar, bersama, dan oleh siapa saja. Lalu kenapa saya harus mengkritisi TV? Ya karena media jadi salah satu ujung tombaknya.
Bagi kita yang mungkin sibuk dengan urusan kerja, atau bisa akses pilihan tontonan lewat youtube atau langganan TV berbayar tanpa masalah, mungkin bisa memilih alternatif tontonan lain. Tapi bagaimana dengan masyarakat pinggiran?
Atau kita kembalikan seperti dulu saja? Ketika media hanya bisa mendapat cuan dari penikmatnya? Bukan dari yang menitip iklan di setiap acara dan halamannya? Biar masyarakat bisa menetunkan mana tontonan yang menuntun dan mana tontonan yang monoton.
Sije
Bengkel Langganan, 4 November 2021
1 note
·
View note
Text
Lucu sih, tapi...
Selamat malam sobat kadabra! malam ini, gue mau sedikit bercerita tentang pengalaman gue menjadi seorang "Pirates", a.k.a. bajak laut handal di dunia maya demi memuaskan keinginan yang hakiki dalam bidang keimutan. Hah? apatuh maksudnya? yuk, simak ceirta di bawah!
Sebagai seorang remaja yang lahir di Generasi Z, penggunaan media sosial untuk mendekatkan dan mempermudah akses komunikasi tentu menjadi pilihan bagi gue. Selain mempermudah akses, Platform chat semacam Line, WhatsApp, bener-bener membantu gue dalam menguhubungi orang-orang tanpa harus mengorbankan waktu dan tempat. Line, sebagai fitur chat yang super hits di kalangan remaja Indonesia dengan baik dan tajam menyentuh rasa komersialisasi di diri mereka (gue juga). Line mempunyai fitur lucu seperti stiker, tema, yang bisa kita Download dan jadi teman sehari-hari kita di dunia maya. dengan fitur yang banyak dan beragam serta lucu yang tidak tertahankan, Line memberikan tarif khusus untuk fitur-fitur tersebut. Karena sudah terikat secara emosional dan profesional, para pengguna Line pun tidak segan untuk menggocek kantongnya demi membeli suatu hal yang tidak ada wujudnya seperti tema dan stiker Line itu. Karena gue merasa hal itu tidak masuk ke dalam prioritas, seorang teman SMA memberikan saran untuk mencurangi pihak Line dengan mendownload tema secara ilegal, tetapi ampuh dan berhasil.
Caranya? tinggal download aplikasi di App Store dengan nama "Theme Changer", lalu pergi ke website DuniaTI.com, pilih tema yang diinginkan, terus langsung masukan ke aplikasi dan Voila! tema yang satunya secar resmi bisa dijual dengan tarif Rp30.000 itu ditampilkan secara cuma-cuma di layar HP kamu.
Kira-kira, gimana menurut kalian? dosakah aku melakukan hal ini, atau tidak apa-apa asalkan hasrat ini terpenuhi? Yuk mari kita diskusi di kolom komentar!
Shafira Fadhiarizky - 1606873422
2 notes
·
View notes
Text
Rangkuman Teks 1
Nama: Shefirstia H.
Kelas: Pend. Kimia B 2019
NIM: 1303619036
Mata Kuliah Media Pembelajaran
Keterampilan yang dibutuhkan dalam budaya media baru di antaranya adalah keterampilan berkampanye dan memerintah; membaca, menulis, mengedit, dan mempertahankan kebebasan sipil; bagaimana memprogram komputer; bagaimana menjalankan bisnis; dan bagaimana membuat film dan mendistribusikannya. Keterampilan - keterampilan tersebut mungkin kita harapkan akan diajar oleh sekolah kita. Namun, tidak ada satupun dari kegiatan tersebut yang dilakukan di sekolah. Memang, banyak dari remaja ini frustrasi dengan sekolah; beberapa keluar dan yang lain memilih untuk lulus lebih awal. Mereka mengembangkan banyak keterampilan dan pengetahuan melalui partisipasi mereka dalam pembelajaran informal di komunitas penggemar dan pemain game.
Menurut studi tahun 2005 yang dilakukan oleh proyek Pew Internet and American Life, lebih dari setengah remaja Amerika — dan 57 persen remaja yang menggunakan Internet — dapat dianggap sebagai pembuat media. Untuk tujuan penelitian, pembuat media adalah seseorang yang membuat blog atau halaman web, memposting karya seni, fotografi, cerita, atau video asli secara online atau mencampur konten online menjadi kreasi baru mereka sendiri. Studi tidak memasukkan praktik yang lebih luas, seperti komputer atau video game, yang memerlukan fokus ekstensif pada pembangunan dan pertunjukan sebagai persona fiksi. Fokus di sini bukan pada pencapaian individu melainkan pada kemunculan konteks budaya yang mendukung partisipasi luas dalam produksi dan distribusi media.
Dalam budaya partisipatif, tidak setiap anggota harus berkontribusi, tetapi semua harus percaya bahwa mereka bebas untuk berkontribusi ketika siap dan bahwa apa yang mereka kontribusikan akan dihargai dengan pantas. Anggota-anggotanya percaya bahwa kontribusi mereka penting dan mereka merasakan hubungan sosial satu sama lain. Dalam dunia seperti itu, banyak yang hanya akan mencoba-coba, beberapa akan menggali lebih dalam, dan yang lainnya akan menguasai keterampilan yang paling dihargai dalam komunitas. Namun komunitas itu sendiri memberikan insentif yang kuat untuk ekspresi kreatif dan partisipasi aktif.
Sebagian besar diskusi kebijakan publik tentang media baru berpusat pada teknologi, alat dan kemampuannya. Komputer dibahas sebagai sebuah alat ajaib dengan potensi untuk menciptakan revolusi pembelajaran (dalam versi positif) atau lubang hitam yang menghabiskan sumber daya yang mungkin lebih baik dikhususkan untuk kegiatan kelas tradisional (dalam versi yang lebih kritis). Yang pasti, komputer tidak melakukan apa-apa jika tidak ada pengguna. Menyuntikkan teknologi digital ke dalam kelas tentu memengaruhi hubungan kita dengan setiap teknologi komunikasi lainnya, mengubah perasaan kita tentang apa yang dapat atau harus dilakukan dengan pensil dan kertas, kapur tulis dan papan tulis, buku, film, dan rekaman.
Sistem media terdiri dari teknologi komunikasi dan institusi, praktik, dan protokol sosial, budaya, hukum, politik, dan ekonomi yang membentuk dan mengelilinginya. Beberapa tugas mungkin lebih mudah dengan beberapa teknologi daripada dengan yang lain, dan dengan demikian pengenalan teknologi baru dapat menginspirasi penggunaan tertentu. Namun, aktivitas ini menjadi tersebar luas hanya jika budaya juga mendukungnya. Alat apa yang tersedia untuk suatu budaya memang penting, tetapi apa yang dipilih budaya tersebut untuk dilakukan dengan alat-alat yang tersedia itu lebih penting lagi.
Interaktivitas adalah milik teknologi, sedangkan partisipasi adalah milik budaya. Budaya partisipatif muncul saat budaya menyerap dan merespons ledakan teknologi media baru yang memungkinkan konsumen rata-rata untuk mengarsipkan, memberi keterangan, menyesuaikan, dan mensirkulasi ulang konten media dengan cara baru yang kuat. Partisipasi digunakan sebagai istilah yang melintasi praktik pendidikan, proses kreatif, kehidupan komunitas, dan kewarganegaraan demokratis. Tujuannya harus mendorong kaum muda untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan, kerangka etika, dan kepercayaan diri yang dibutuhkan untuk menjadi peserta sepenuhnya dalam budaya kontemporer. Banyak anak muda telah menjadi bagian dari proses ini melalui:
Afiliasi - keanggotaan, formal dan informal, dalam komunitas online yang berpusat di sekitar berbagai bentuk media, seperti Friendster, Facebook, papan pesan, metagaming, atau MySpace.
Ekspresi - menghasilkan produk kreatif baru, seperti pengambilan sampel digital, skinning dan modding, penulisan fanfiction, mash-up.
Pemecahan Masalah Kolaboratif - bekerja sama dalam tim, formal dan informal, untuk menyelesaikan tugas dan mengembangkan pengetahuan baru (seperti throughWikipedia, permainan alternative reality).
Sirkulasi - Membentuk aliran media (seperti podcasting, blogging)
Melalui berbagai bentuk budaya partisipatif ini, kaum muda memperoleh keterampilan yang akan berguna bagi mereka di masa depan.
Banyak yang berpendapat bahwa budaya partisipatif baru ini mewakili lingkungan belajar yang ideal. Gee (2004) menyebut budaya belajar informal seperti itu sebagai “ruang afinitas,” orang belajar lebih banyak, berpartisipasi lebih aktif, terlibat lebih dalam dengan budaya populer daripada yang mereka lakukan dengan konten buku teks mereka. Ruang afinitas menawarkan kesempatan yang kuat untuk belajar, karena mereka ditopang oleh upaya bersama yang menjembatani perbedaan usia, kelas, ras, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan, dan karena orang dapat berpartisipasi dalam berbagai cara sesuai dengan keterampilan dan minat mereka, karena mereka bergantung pada pengajaran peer-to-peer dengan setiap peserta terus termotivasi untuk memperoleh pengetahuan baru atau menyempurnakan keterampilan yang ada.
Ruang afinitas berbeda dari sistem pendidikan formal dalam beberapa hal. Pertama yaitu pendidikan formal seringkali konservatif, sedangkan pembelajaran informal dalam budaya populer seringkali bersifat eksperimental. Kedua yaitu pendidikan formal bersifat statis, sedangkan pembelajaran informal dalam budaya populer bersifat inovatif. Ketiga yaitu komunitas belajar informal dapat berkembang untuk menanggapi kebutuhan jangka pendek dan kepentingan sementara, sedangkan lembaga yang mendukung pendidikan umum tidak banyak berubah meskipun telah dilakukan reformasi sekolah selama beberapa dekade. Terakhir yaitu komunitas belajar informal bersifat ad hoc dan terlokalisasi; komunitas pendidikan formal bersifat birokratis dan lingkupnya semakin nasional. Kita dapat keluar-masuk komunitas belajar informal jika mereka gagal memenuhi kebutuhan kita; tetapi kita tidak menikmati mobilitas seperti itu dalam pendidikan formal.
Anak muda yang menghabiskan lebih banyak waktu bermain dalam lingkungan media baru ini akan merasa lebih nyaman berinteraksi satu sama lain melalui saluran elektronik, akan memiliki kelancaran yang lebih besar dalam menavigasi lanskap informasi, akan lebih mampu melakukan banyak tugas dan membuat keputusan cepat tentang kualitas informasi yang mereka terima, dan akan dapat berkolaborasi lebih baik dengan orang-orang dari berbagai latar belakang budaya. Klaim ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Beck dan Wade (2004) tentang cara pengalaman bermain game awal memengaruhi kebiasaan kerja dan aktivitas profesional selanjutnya.
Namun, fokus pada budaya partisipatif ini sangat kontras dengan laporan terbaru dari Kaiser Family Foundation tentang banyaknya jumlah waktu yang dihabiskan anak muda di "media layar". Anak-anak kontemporer sering kekurangan akses ke ruang bermain dunia nyata, dengan konsekuensi kesehatan yang merugikan, sehingga orang dewasa mungkin tidak cukup mengawasi dan berinteraksi dengan anak-anak tentang media yang mereka konsumsi (dan produksi); atau kekhawatiran tentang nilai moral dan komersialisasi di banyak hiburan kontemporer. Namun, fokus pada efek negatif konsumsi media masih kurang lengkap. Hal-hal ini tidak secara tepat menilai keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh kaum muda melalui keterlibatan mereka dengan media baru.
0 notes
Text
TURISIAN.com - Pasar tradisional dan modern di tanah air berada dalam situasi sulit sehingga memerlukan respons cepat dari pemerintah. Ancaman terbesar datang dari perkembangan media sosial (medsos) yang saat ini cenderung lebih mengarah pada platform jual beli, tak terbatas bagi toko online. Padahal di Amerika Serikat (AS) dan India, pemerintahnya telah mengambil langkah tegas dengan melarang TikTok. Sebagai, salah satu platform medsos yang telah berubah menjadi tempat utama untuk berjualan. Sementara itu, di Indonesia, Menteri Koperasi dan UMKM, Teten Masduki, bersuara keras dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI, menunjukkan kekhawatirannya yang serupa. BACA JUGA: Pasar Baru Bandung, Surga Pelancong Negeri Jiran, Seperti Ini Kondisinya "India dan Amerika berani menolak TikTok, kenapa kita tidak?" kata Teten. "Mereka mengizinkan jualan, tapi tidak membiarkan platform medsos dan jualan bercampur aduk. Di Indonesia, medsos dan jualan sudah menjadi satu kesatuan," sambungnya. Mengganggu Ekosistem Perdagangan Dibagian lain, Marketing Direktur Pasar Baru Trade Center Bandung, Untung BW, kepada awak media, Kamis 21 September 2021 mendukung pandangan ini. Dia percaya bahwa dominasi media sosial sebagai tempat berjualan mengganggu ekosistem perdagangan nasional. Terutama bagi pasar tradisional dan modern yang beroperasi secara offline. BACA JUGA: Pengoperasian Bandara Kertajati di Kabupaten Majalengka, Ini Dampaknya ke Pasar Baru Untung berpendapat bahwa pemerintah perlu segera mengeluarkan regulasi yang mengatur batasan penggunaan media sosial terkait dengan komersialisasi. Dia tidak menyangkal bahwa media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi ia menekankan perlunya mengembalikan media sosial pada fungsi awalnya. Menurutnya, komersialisasi seharusnya terbatas pada medsos sebagai etalase, bukan tempat untuk melakukan transaksi. BACA JUGA: Mencicipi Kuliner Baru di Kota Baru Parahyangan, Ini yang Bisa Kalian Nikmati Produk yang ditawarkan di medsos dapat mengarahkan konsumen untuk berbelanja di pasar modern atau tradisional yang masih beroperasi. Dalam pandangannya, pendekatan ini akan memberikan manfaat bagi semua pihak. Para pelaku pasar tradisional akan tetap berkembang, sementara media sosial tidak kehilangan fungsinya sebagai sarana komunikasi. "Menurut kami, ini sebuah solusi yang bijaksana untuk menghadapi perubahan dinamika perdagangan yang dihadirkan oleh era digital ini," pungkas Untung. ***
0 notes