#koas coasslife

[asyifand]

Perbayian

Beberapa minggu yang lalu saya baru beres stase obgyn di Sukabumi. Stase yang bener-bener one hell of a ride bgt hahaha. Mulai dari nolongin lahiran, ikut sc, ikut poli yg bisa secepat kilat dan lain-lain. Ada banyak hal yang bisa diambil tiap stasenya, di stase obgyn ini yang bener-bener kerasa adalah soal expecting and not expecting

Pernah sekali saya diajak sama teteh vk buat ke ruang op untuk ngambil bayi. Dikirain bakal bayi biasa aja (ya maksudnya sehat aja gt, tinggal dipindah ke ruang bayi) tapi ternyataaaaaa bayinya udh dibungkus aja gitu. Saking bingungnya sampe nanya ke tetehnya “Teh…. ini… dibungkus?” “Iya IUFD (meninggal dlm kandungan) itu, udah yuk balik” suddenly my heart feel empty. Gendongnya sambil sedih, ini bayi udah beneran kaya gendong bayi biasa, udah berat, organ udah lengkap dan sempurna, yang bedain bayinya ga akan bisa nangis atau ketawa kaya bayi lain. Terus kepikiran lagi, apa perasaan ibunya ya, gimana kalau ini anak pertama? padahal mungkin beberapa hari lagi bisa lahir dan gendong-gendong bayinya sambil disayang-sayang. Omaygat rasanya seperti melankolis sekali tapi bener-bener bikin sedih.

Terus sekarang lagi stase forensik, kirain off dulu ketemu bayi-bayinya, ternyata Garut berkata lain. Nemu kasus bayi dibuang sama ibunya dan usia 8 bulan juga belum. Pas liat bayinya langsung sedih lagi (yampun soft heart amat?) langsung keingetan kemarin di instastory faiz dia abis gendong-gendong bayi temennya (walau sempet nangis-nangis dulu tapi sempet ketawa-ketawa jg akhirnya si dede bayi). Terus ngeliat bayi yg dibuang di depan mata sampe mikir ini ibu gimana sihhh kenapa dibuanggg? Bayinya salah apa sampe harus dibuang dan diotopsi. Saya sampe ga sampe hati buat megang bayinya. Sampe kadang suka ngebatin sendiri “gapapa ya de, udah di tempat enak ya sekarang” huhuhu

sebenernya ngerasain gini antara emang pengaruh hormon mau mens atau emang i aja yg sensi soal masalah beginiaaan

Akhirnya beres juga meriksa si bayi tadi, terus mau naro makan ke meja admin forensik dan melihat beginian

Hati w ga sangguppp setelah keingetan gendong bayi, bayi yang dibuang dan disuguhin beginian. Kaya berbanding terbalik aja gitu setelah yang sedih sedih langsung dikasih sesuatu yg bikin pengen nangis dalam hati (naon).

Hal hal diatas tadi kurang lebih bisa ngajarin saya soal expecting and not expecting dan rezeki soal anak.. mungkin di kasus ibu pertama si ibu bener bener ngeharapin punya anak setelah nikah bertahun-tahun, tapi kata Allah belum rezekinya. Di kasus kedua, mungkin si ibu ga mengharapkan punya bayi dari hubungannya, eh tapi sama Allah malah dikasih rezeki. Di kasus ketiga, mungkin contoh yg paling baik, si bapak admin forensik berharap dikasih rezeki, sama Allah dikasih rezeki anak dan alhamdulillah disayang sama bapanya. Ternyata emang kita harus siap semuanya ya, baru aja dikasih rezeki di waktu yang terpat sama Allah tuh, (wessss mamah dan aa curhat dong)

Dannnnn banyak belajar bgt dari sekedar bayi dan anak-anak alhamdulillah, jadi ngajarin nanti kl udah nikah dan saat expecting gimana. (Wesssss a sa ja uh bu?) dan semoga dede dede bayi sudah di tempat yg jauh lebih baik dari dunia ini, aamiin.

[niestarry]

SISTERS BY HEART Nggak tau gimana awalnya kita bisa temenan, dulu sekelas yo enggak, pernah sekelompok tutorial yo enggak, seorganisasi yo enggak, rumahnya deket yo gak juga, apalagi koas, masuk bareng aja enggak.. Well, kita emang satu SMA, tapi uwe baru tau hal itu setelah lulus SMA. Wkwk.. *maafkeun uwe emang cupu. 🙈 That's why I call you my sisters by heart. Beruntungnya aku mengenal kalian, orang2 yang baik, bersahabat tanpa pura2, kalo suka bilang suka, kalo gak suka ya bilang apa adanya. Selalu ada saat susah maupun senang. Ok ok saja diajak nongkrong ke kafe mahal ataupun cuma di angkringan pinggir jalan. Gak keberatan dirempongin tengah malam atau dicecar pertanyaan seharian waktu uwe baru belajar jaga klinik dulu, waktu mau ukmppd, dll dll banyak banget lah moment uwe rempongin mereka. Gak pernah judging dan jarang gosipin orang kalo jalan sama mereka. Itu yang bikin uwe bahagia. Hahahaha.. Sukses iship nya cewek2ku.. Semoga kalian segera dipertemukan dengan jodoh terbaik, who loves you by heart too... 💕 Thanks to @eyestheticpicturesid for capturing us #friendship #sisters #coasslife #medicaldoctor #fkuns (at Griya Oesman)

[langitbiruhmuda]

Catatan koas jiwa

Setiap orang punya kemungkinan untuk memiliki gangguan jiwa. Dalam fisik yang terlihat sehat belum tentu memiliki jiwa yang sehat. Begitu hal yang ku temui selama beberapa hari di sini. . . Sempat bercakap-cakap dengan seorang pasien yang cukup kooperatif, dengan senang hati menceritakan kisahnya, meskipun "afek inappropiate". . . Dan yang bisa saya petik bahwa dalam hidup tidak semuanya berjalan sesuai dengan yang kita inginkan, ada kalanya terdapat masalah ataupun rintangan sehingga hal yang tidak kita inginkan terjadi. Hidup adalah tentang berjuang untuk hidup yang lebih baik, tapi jangan lupa bersyukur dan bersabar. Ikhlas dalam bekerja dan memberi yang terbaik, ikhlas untuk mendapatkan ridho-Nya. . . Kebanyakan dari mereka mungkin sulit menerima, terlalu tertutup, pendiam dan cenderung mendendam. Suatu saat mungkin akan memuncak dan "meledak". Faktor genetik, asuhan keluarga, teman/ pergaulan, lingkungan masyarakat, ekonomi juga memiliki peran penting dalam menjadi sebab tekanan (stressor) tersebut. . . Begitu miris melihatnya berada dalam ruangan seperti "jeruji" atau "penjara" menurut dia, setiap percakapan, selalu ada jeda "dok, mau ka keluar dari sini", "nda mau ka dipenjara, bukan ka orang jahat", "mauka keluar dokter, mau ka pulang" Sedih, miris 😂 . . Semoga menjadi pelajaran untuk kita agar dapat menerima takdir, bisa ikhlas, bisa lebih bersyukur dan bersabar. #coasslife #psikiatri #makna #kehidupan

[hearttreasures]

Buku tentang dokter milikku. Sebelah kanan, buku pemberian @samantharahmaa saat tahu aku ingin masuk kedokteran di kelas 3 SMA yang menceritakan kisah seorang warga (dan tentu saja, pengungsi) Palestina yang berhasil menjadi seorang dokter kandungan, berangkat kerja melewati rintangan perbatasan setiap hari, menolong siapapun--justru banyak warga Israel, tapi suatu hari anak-anaknya meninggal karena bom yang dijatuhkan di rumah mereka. Dr. Izzudin tetap melanjutkan misinya dan menyampaikan pesan damai ke seluruh dunia, karena baginya dendam bukan jawaban persoalan, sekalipun jika hanya dirinya yang percaya. Sebelah kiri, buku yang aku pilih sendiri, ketika awal kelas 2 SMA mulai penasaran dengan profesi dokter. Dr. Ang Swe Chai, menceritakan pengalamannya menjadi relawan medis ke Beirut saat terjadi tragedi pembantaian Shabra-Shatila yang membuatnya sadar dan berbalik memihak keadilan dan kemanusiaan untuk rakyat Palestina. Karena beliau, awalnya aku tertarik menjadi ahli bedah, skill yang kira-kira sangat bermanfaat ketika menjadi relawan. Bisa bayangkan kan seperti apa idealisme yang terbentuk dalam diriku tentang dokter? Ehehe Lama sekali sampai hari ini aku membaca lagi buku tentang dokter sekaligus english version pertamaku (thanks again @samantharahmaa to make it happened). Mengisahkan seorang neurosurgeon muda yang belajar memaknai dan menghadapi kematian dengan integritas, meski harus mengakhiri impian karirnya dan merasakan sendiri menjadi pasien, setelah didiagnosis kanker paru stadium akhir. Bagian awal buku ini lebih seperti (for me, turns out to) moral-guide for all physicians dan sukses mengingatkanku pada idealisme, visi, misi setelah mengalami berbagai cobaan 'demoralisasi' selama koas wkwk (tentang ini ada tulisan di tumblr). Just don't miss this 2016 top book reading list! *Tak ada kata telat kan 😁 Btw, hmmm seserius itu kah? Huft, iya.. Karena bagaimanapun, menurutku tanpa idealisme dan cita-cita bersama, rasanya sulit terbentuk suasana kerja yang baik, yang harusnya selalu bersemangat untuk memperbaiki dan berusaha jadi lebih baik. #medstudent #coasslife #medical #humanity #freepalestine #goodreads #whenbreathbecomesair

[hardinanana]

The thing that always remembered on #coasslife

The thing that always remembered on #psychiatric

Pasien yang antusias sekali dianamnesis oleh koas dan tiba-tiba seorang konsulen menghentikan dengan paksa. Ternyata pasien tersebut menderita skizofrenia dan senang ditanya-tanya oleh koass wanita. And it was me, asking his history

One of ma favorito!

The thing that always remembered on #ophtalmology

This station should be my favorite before, but not today.

Watching some actions here always make me feel nausea.

The thing that always remembered on #obsgyn

The tired person is the most sensitive one

A 14 yo girl have pregnant? You can find it here.

A 20 yo girl have pregnant for second times and her first child was 4 yo? You can find here it too.

Seeing a person at one second, and not seeing it again at the next second on a same place? Maybe you are just tired.

The thing that always remembered on #anesthesia

The desperate person is the most fierce person then.

When you have to stand by at 2pm to 5am on the next day, and from 9am to 3pm, but the people on next shift just sitting around there,  waiting you out from OK. Dont call me a fierce person if you are the reason.

The thing that always remembered on #EarNoseThroat

Enough with the you-have-to-know-when-you-are-adult things.

Another story has written in this blog too. About someone that I can’t describe with any word.

“untung kamu udah bayar, jadi kalau gak bisa gapapa....”

The thing that always remembered on #internalmedicine

Hampir gagal ujian. Tapi yasudahlah dinikmati saja.

Belajar farmakologi yang bener makanya.

Made someone accepted hemodialysis after rejecting it for some days. Fyi, the patient has not any health insurance.

The thing that always remembered on #publichealth

Always think positive on other people.

Connections have a big role in our life in the future, so we have to know people around us. Tapi gak hari kedua langsung ditanyain semua nama orang di puskesmas juga -_-

The thing that always remembered on #forensic

Four autopsies and two death visums are enough.

Why you are too hedon, din?

Forensics made me more brave or more uncare with something-that-I-can’t-see? Evil people more dangerous than them.

The thing that always remembered on #radiology

Nothing.

Hedonisme part 2.

The thing that always remembered on #pediatric

For the first time bagging for 6 hours and the baby couldn’t hold on.

For the first time, perhitungan dalam ngerjain sesuatu, kalau itu jam jaga anda, saya gaakan ngerjain walaupun berkaitan dengan saya.

Saya gak suka ribut, kalau saya sudah gak suka sama anda, saya gak akan natap anda saat anda ngomong ke saya. Entah anda siapa, kakak kelas ataupun adik kelas.

The thing that always remembered on #dermatovenereology

Bau dan gatal.

I still don’t know how to treat my acnes.

The thing that always remembered on #neurology

I’m in love!

Having full patient in some wards at Ramadhan. A ward called High Care Unit (HCU) that consists of 12-15 beds, the 8 one is our neurology patient.

Sorry for being riweuh saat banyak pasien, because of my perfectionism

Stalking food recipes in the middle of our shaum is our hobby.

The thing that always remembered on #surgery

Having some critical people in our shift, so delivering bad news are our task everyshift

Having a 10-hours-operation after a night shift without rest. Gak tega ninggalin meja jaga bedah karena merasa gak percaya. Makan malam Cuma 15 menit sambil terus standby hp dan jawab pertanyaan orang yang lagi jaga di bawah. That was the most tired night.

“kak aku lagi stase BD besok mau pulang jam setengah 5...” Hello?! Kamu ngapain BD pulang jam segitu?! And I speechless.

I was happy in this station but this was so exhausting.

[langitbiruhmuda]

Cerita koas jilid 1

Ini cerita saat beberapa hari menjadi seorang “ko-ass” Istilah keren masa kini namanya MPPD (mahasiswa pendidikan profesi dokter)

Menjalani hari-hari awal yang tidak mudah. Berada di salah satu tempat yang sangat beresiko tertular infeksi. Pakai masker tiap saat, sebelum dan setelah memasuki ruangan harus melakukan hand hygine.

Sempat mengalami penurunan nafsu makan, semoga tidak berlanjut dengan penurunan berat badan dengan demam, keringat malam dan batuk-batuk :’)

Belum terbiasa melihat orang lain menahan sakit, sementara kita diberikan kesempatan untuk memeriksa mereka, dan mereka mengharapkan rasa sakitnya dapat terobati.

Ada kisah yang sangat membuat hati ku tak tenang Di kala jaga malam pertamaku di tempat itu. Ada satu pasien baru, masuk dengan penurunan kesadaran. Dan satu lagi pasien yang kritis sejak pagi hari itu.

Malam itu hatiku tidak tenang. Kala pasien yang kritis itu mengharuskan kami (yang jaga malam itu) selalu mengecek tanda vitalnya (tekanan darah, jadi, suhu, dan pernapasan), tapi kali ini lebih ke tekanan darahnya setiap 1 jam sejak pukul 20.30. kemudian setiap 30 menit sejak 22.30. Saat itu tekanan darahnya mentok 80/40 mmHg. Saat itu saya diberikan kesempatan untuk memeriksa tekanan darahnya saat itu pukul 00.30 WITA. Tanganku sempat Tremor (re: gemetaran) dan saat disamping pasien itu anaknya sedang membacakan surah Yasin dan seperti menahan tangis. Aku tahu, mungkin mereka sudah tau, sudah tidak lama lagi. Tekanan darahnya agak lebih rendah dari sebelumnya, nadinya teraba lemah dan tidak beraturan. Kakinya mulai dingin, namun saat Ku raba tangannya, masih hangat.

Tiba-tiba aku mengingat suatu kejadian yang membuatku menitikkan air mata. Ya Allah, inikah yang dinamakan berada di ambang “kematian”? Suatu kata yang terasa menakutkan bagi beberapa orang, tapi sebuah keniscayaan, semua manusia pasti akan melaluinya. Bagaimana cara seorang dokter mengatakan pada keluarga pasien ini? Bagaimana bila keluarganya tidak menerima? Bagaimana bila ini dan itu Aku bertanya dalam hati Aku takut Aku cemas Membayangkan bila hal ini terjadi pada salah satu anggota keluargaku Aku menitikkan air mata

Profesi dokter ini bukan main-main Profesi dokter yang sangat besar tanggung jawabnya Kala pasien datang mengharapkan rasa sakitnya terobati Tapi ternyata Allah punya kehendak lain, justru membawanya untuk kembali ke pangkuanNya. Ya Allah, hatiku terenyuh.. Dan tiba saatnya pasien tersebut menghembuskan napas terakhirnya Saat itu aku tak berada di ruangan pasien itu. Aku tak sanggup melihatnya. Terdengar suara derap kaki yang terburu-buru dari beberapa dokter jaga saat itu dan juga perawat.

“Innalillahi wa Inna ilaihi Raji'un” Sesungguhnya semuanya dari Allah dan akan kembali kepadaNya “Allahummagfirlaha warhamha wa ‘afiha wa'funha”

Pengalaman jaga malam pertama yang begitu mendebarkan. Sungguh Allah lah yang menyembuhkan. Dan Hanya Allah pula tempat kita kembali. Kami, profesi dokter hanya perantara, hanya sebuah ikhtiar untuk proses kesembuhan. Saat waktu kematian itu tiba, tak seorang pun dapat mengelakkannya. Hanya Allah yang tahu. Semoga kita semua kembali kesisiNya dengan Husnul khatimah. Aamiin Ya Rabb #ceritakoasjilid1 #coasslife #kematian

[niestarry]

SISTERS BY HEART Nggak tau gimana awalnya kita bisa temenan, dulu sekelas yo enggak, pernah sekelompok tutorial yo enggak, seorganisasi yo enggak, rumahnya deket yo gak juga, apalagi koas, masuk bareng aja enggak.. Well, kita emang satu SMA, tapi uwe baru tau hal itu setelah lulus SMA. Wkwk.. *maafkeun uwe emang cupu. 🙈 That's why I call you my sisters by heart. Beruntungnya aku mengenal kalian, orang2 yang baik, bersahabat tanpa pura2, kalo suka bilang suka, kalo gak suka ya bilang apa adanya. Selalu ada saat susah maupun senang. Ok ok saja diajak nongkrong ke kafe mahal ataupun cuma di angkringan pinggir jalan. Gak keberatan dirempongin tengah malam atau dicecar pertanyaan seharian waktu uwe baru belajar jaga klinik dulu, waktu mau ukmppd, dll dll banyak banget lah moment uwe rempongin mereka. Gak pernah judging dan jarang gosipin orang kalo jalan sama mereka. Itu yang bikin uwe bahagia. Hahahaha.. Sukses iship nya cewek2ku.. Semoga kalian segera dipertemukan dengan jodoh terbaik, who loves you by heart too... 💕 Thanks to @eyestheticpicturesid for capturing us. #friendship #sisters #coasslife #medicaldoctor #fkuns (at Griya Oesman)