#kerja kosong kedah
Explore tagged Tumblr posts
Text
Jawatan Terkini Majlis Perbandaran Langkawi
Jawatan Terkini Majlis Perbandaran Langkawi | Kepada seluruh rakyat malaysia terutamanya Rakyat Negeri Kedah Darul Aman anda diperlawa untuk segera membuat permohonan bagi mengisi kekosongan jawatan-jawatan terkini yang ditawarkan seperti berikut. Jawatan Terkini Majlis Perbandaran Langkawi Pembantu Penguatkuasa Gred KP19 Pembandu Kenderaan Gred H11 Pembantu Operasi Gred N11 Penghantar Notis…
View On WordPress
0 notes
Photo
(via Jawatan Kosong & Internship Toshiba TEC Malaysia Sdn Bhd 2019 - Kini Tular)
#Jawatan Kosong#Internship#Kerja Kosong Online#Toshiba Tec#Toshiba Tec Malaysia#Negeri Sembilan#Selangor#Melaka#Sabah#Sarawak#Perak#Kedah
0 notes
Text
KEKUATAN CINTA
Banyak hal di dunia ini yang kita rasakan. Mulai dari perasaan sedih, bahagia, cinta, dan kecewa. Saat ini usiaku hampir tiga puluh lima tahun. Hidup bersama seorang wanita cantik dan seorang anak perempuan yang sedang bermain di halaman rumah, aku merasakan sebuah kebahagiaan dalam hidupku. Sore ini, aku akan menceritakan sebuah rahasiaku saat usiaku tepat dua puluh tahun. Cerita ini perihal kekuatan cinta yang menguatkan. Wanitaku tidak tahu akan kisah ini, ku tutup rapat, biarlah dia merasakan menjadi wanita yang paling aku cintai seumur hidupku.
Aku menjalani kehidupanku layaknya mahasiswa pada umumnya. Bangun - Mandi - Kuliah - Pulang - Tidur lagi. Begitulah kehidupanku. Tapi dalam semingguku, ada hari yang berbeda. Dimana aku selalu melihat seorang wanita cantik di hari Sabtu. Ya, aku mengikuti kegiatan sosial di wilayahku. Tidak banyak yang tahu tentang komunitas ini. Aku tahu dari teman akrab di kelasku, Rio. Setiap satu minggu sekali tepatnya di hari Sabtu, kami akan hadir di satu desa di wilayah kami, kemudian kami akan memberikan pembelajaran khusus kepada warga yang kurang mampu di sana. Biasanya akan ada pengamen, pengemis, dan anak-anak jalanan lainnya yang mengikuti kelas kami. Ada juga bapak-bapak yang sudah berusia mengunjungi kelas kami. Katanya, “Kula riyin mboten enten artha kangge sekolah. Kedah kerja saking umur kula 12 taun. Dados nopo mawon, sing penting angsal artha ngge urip.” Kemudian beliau tersenyum, dan melanjutkan kalimatnya “Makane kula ajeng sinau wonten mriki. Mboten nopo nopo telat, tinimbang mboten.” Begitu kira-kira kata beliau, yang artinya Saya dulu gak ada duit untuk sekolah. Jadi, saya kerja sejak usia saya 12 tahun. Sebagai apapun, yang penting dapet duit buat hidup. Makanya saya mau belajar disini. Gak apa-apa telat, daripada gak sama sekali. Dari situ, aku semakin bersemangat menjalani setiap Sabtu-ku bersama komunitas sosial ini.
“Gimana tangan kamu?” Kata seorang wanita yang memiliki rambut hitam sepundak itu.
“Baik kok. Udah dikasih obat merah juga.”
“Oh.. ini buat kamu.” Dia memberikan minuman kemasan kepadaku sambil tersenyum.
Itulah sedikit percakapan kami yang membuatku jatuh hati padanya. Bukan hanya fisik, kelembutan hatinya pun membuatku terpana. Suatu hari, aku pernah melihat dia berbincang dan bercanda bersama anak kecil yang tak kalah cantik dengannya. Melihat mereka tersenyum dan tertawa membuat hatiku sangat tenang. Namanya Raina. Seperti hujan di sore hari yang membuatku sejuk. Indahnya mengalihkan keindahan bumi pertiwi. Berlebihan, ya? Haha. Maaf ya, ini memang rasa cintaku yang amat dalam terhadapnya. Jatuh cinta pertama kali pada sosok wanita dan amat sangat ingin memilikinya.
Tak terasa waktu sangat begitu cepat. Tak berapa lama sejak saat itu, aku memutuskan untuk menjadikannya sebagai wanitaku. Bahagianya aku saat itu. Bahkan setelah mengantarkannya kembali ke rumah, aku menerobos hujan deras yang turun ke bumi. Bagiku, hujan adalah hal yang paling menyenangkan. Raina adalah semangatku untuk menjadikannya dia sebagai ratu di istanaku kelak. Dia membuatku semangat untuk lulus dari bangku perkuliahan. Aku tak omong kosong. Karna aku lulus tepat waktu dengan predikat cumlaude. Dia dan beberapa temanku bahkan hadir saat prosesi wisudaku.
“Sini, Rain!” Aku mengajaknya untuk berfoto. Dia hanya menolak malu-malu karna sedang banyak teman-temanku.
Karna aku gemas melihatnya, tangannya ku genggam dan ku tarik untuk mengabadikan momen bersamanya. Aku rasa aku adalah manusia paling bahagia di dunia.
Tapi sehari setelahnya, aku dijatuhkan oleh duniaku sendiri. Raina tidak bisa dihubungi sejak pagi. Aku masih berpikir positif mungkin ponselnya rusak, atau kehabisan kuota. Aku tidak masalah soal itu, hanya sehari. Ternyata dua hari, tiga hari, sampai satu minggu. Aku menunggu kabar dari Raina. Tapi tidak ada kabar sama sekali. Aku bertanya ke teman-teman terdekatnya pun, mereka tidak tahu sama sekali. Sampai suatu hari aku bertanya kepada teman SMA-nya dulu, Fitri. Aku ingat dia pernah cerita tentang Fitri, sahabat SMA-nya yang sekarang tinggal jauh di luar pulau Jawa sana. Aku menghubungi Fitri via telepon messanger, ingin mengetahui kabar Raina.
“Assalamu’alaikum, Fitri.”
“Siapa ya?” Jawabnya
“Dika, Fit. Pacarnya Raina.”
“Kamu tahu gak, Raina dimana? Kok aku telpon gak pernah diangkat ya? Terus aku tanya ke temen-temennya juga pada gak tau, tuh. Udah semingguan kira-kira. Mungkin kamu tau, Fit?” lanjutku.
Hanya hening yang tercipta.
Lama sekali tak ada jawaban dari sebrang sana.
“Fit? Kenapa? Apa Raina baik-baik saja?”
“Dik…”
“Iya, Fit?”
“Raina…..”
“Raina kenapa Fit? Cepet jawab! Apa dia baik-baik saja?”
Aku kalut. Bagaimana bisa seperti ini? Mengapa Fitri tidak menjawab? Ada apakah sebenarnya? Aku sangat khawatir dengan Raina-ku.
“Raina…
akan menikah.”
DUARRR!!!
Menikah dengan siapa? Bahkan aku belum pernah datang ke rumahnya karna permintaannya. Dia bilang aku bisa ke rumahnya saat aku sudah ingin menjalani hubungan serius kepadanya.
“Maaf ya, Dik. Kamu jadi dengar kabar ini dari aku bukan dari Raina langsung. Raina akan menikah. Dengan anak sahabat mamahnya. Sudah sejak lama. Mungkin bahkan sejak mereka masih kecil. Tapi dia beneran sayang kamu, Dik. Tapi karna satu dan beberapa hal lainnya, Raina terpaksa menikah dengan lelaki itu.”
Apakah yang dikatakan Fitri benar? Apakah Raina akan menikah? Ah, sangat tidak bisa kupercaya! Akan ku buktikan sendiri bahwa perkataan Fitri adalah bualan semata!
Aku bergegas menyalakan motorku dan pergi ke rumah Raina. Aku pernah mengantarkannya beberapa kali sampai depan rumahnya sehingga aku tahu alamat rumahnya. Dengan napas yang menggebu, aku memberanikan mengetuk pintu rumahnya.
“Siapa, ya?” Tanya seorang wanita paruh baya yang menggunakan hijab style ala ibu-ibu.
“Dika, Tante. Pacarnya Raina.” Hatiku berdetak. Harusnya tidak ada masalah, kan?
Ibu itu mengernyitkan dahinya. Kebingungan.
“Rainaaaaaa” Beliau meneriakkan Raina.
Munculah sosok wanita yang aku cari selama satu minggu menghilang ini. Dengan baju lengan pendek berwarna merah muda, dan rambut yang terurai, ia datang menghampiriku. Oh, tidak. Menghampiri ibunya. Matanya terbelalak saat melihatku di ambang pintu. Mungkin kami sama kagetnya.
“Dia siapa, Nduk? Kenapa dia mengaku sebagai pacar kamu?”
Raina mematung. Aku, pun. Menunggu jawaban seperti apa yang akan Raina lontarkan di hadapan ibunya dan aku.
“Temen Raina, Bu.” Suaranya purau. Aku mendengarnya. Suara yang dulu aku kagumi. Suara yang selalu ku ingin dengar di setiap harinya.
Dia hanya menganggapku sebagai teman? Selama ini apa? Satu tahun ini apa? Dia yang selalu menyemangatiku, dia yang menyembuhkan segala lukaku, senyumnya yang selalu dia berikan kepadaku. Selama ini, aku hanya dianggap teman? Apakah kami sudah mengakhiri hubungan kami? Aku rasa tidak. Tapi kenapa dia hanya bilang aku ini hanya seorang temannya? Hatiku resah, sedih, menangis, kecewa. Oh God! HELP ME! Rasanya aku ingin berteriak saat ini juga!
Aku memutuskan untuk pergi sebelum air mataku jatuh di pelupuk. Menyalakan motorku dan langsung melajukan motorku dengan kencang. Aku tak peduli lagi! Aku tak peduli lampu merah menyala merah, aku tak peduli ada orang yang menyebrang jalan, aku tak peduli arahku kemana. Aku tak pernah pedulikan apapun, kecuali Raina! Dia Rainaku! Tak boleh ada yang memilikinya, kecuali aku.
Lapangan kota adalah tujuanku. Aku berada di sini sudah lebih dari lima jam. Hanya menangis. Merenungi apa yang tejadi hari ini, seminggu lalu, setahun lalu. Saat pertama kali aku bertemu dengannya, berbincang, bercanda. Bagaimana dia membuatku tertawa hanya karna dia menumpahkan air, bagaimana dia membuatku tersenyum hanya karna melihatnya sedang menjelaskan materi di kelas khusus. Lalu ingatanku berputar pada hari dimana aku diwisuda. Tidak ada hal yang ganjal sama sekali menurutku. Sampai pada akhirnya dia menghilang dan aku mengetahui faktanya bahwa ia akan menikah dengan seorang anak teman ibunya. Betapa hancurnya hatiku.
Aku pulang dengan wajah yang entah bagaimana rupaku sekarang. Seperti apa? Entahlah! Selama di perjalanan pulang pun, aku melaju dengan kecepatan maksimum. Membeli ‘minuman’ dan meminumnya adalah hal yang saat ini bisa aku lakukan saat ini. Karna tak ada hal yang bisa aku lakukan saat ini, hanya mencintai Raina. Tubuhku lunglai, mabuk kepayang. Ponselku bordering, aku tak akan menanggapinya. Pesan masuk banyak sekali, dari Raina! Dia mengajakku bertemu dengannya besok. Untuk apa, Rain? Untuk menambah luka sayatku? Jangan, Rain! Bertemu denganmu lagi adalah hal yang paling menyakitkan. Bekas luka di tanganku yang aku buat sejak tadi ini tidak ada apa-apanya, Rain! Asal kamu tahu itu!
Aku mencintaimu begitu dalam. Beberapa kali aku melukai diriku sendiri. Beberapa kali aku mencoba untuk melakukan percobaan bunuh diri. Sudah kedua kalinya, tepat di hari pernikahanmu dengannya. Namun gagal kesekian kalinya. Bahkan aku kembali ke kota dimana aku dilahirkan. Aku pergi, membawa banyak luka yang tercipta karnamu, Rain. Ternyata kamu tak pernah hilang dari ingatanku, bahkan saat aku berada sangat jauh darimu. Sudah berapa kali juga aku pulang-pergi ke rumah sakit? Tak terhitung! Lukaku juga tak akan sembuh, bahkan jika sampai dibawa ke bawah nisanku kelak. Cintaku sedalam itu, Rain. Andai kamu tau.
Sampai pada titik, dimana seorang wanita hadir di hidupku. Menghilangkan sedikit demi sedikit luka itu. Dia yang akan menggantikanmu di hatiku. Dia yang menemaniku di setiap langkahku. Ya, dia yang menjadi istriku saat ini. Aku sangat menyayanginya. Hingga saat ini, aku menutup rapat kisah itu. Bagiku, ini sebuah pembelajaran bagiku. Jangan mencintai manusia melebihi ambang batas, karna terlalu berharap kepada manusia hanya membuatmu kecewa saat ekspetasi tidak sesuai dengan realita. Itulah kisahku. Biarlah wanitaku saat ini menjadi satu-satunya wanita yang amat aku cintai.
4 notes
·
View notes
Text
Ya Allah, aku menjadi linglung sejak kembali dari Malaysia, lebih tepatnya setelah meninggalkan Kedah, sih. Aku menjadi sering berpikir, padahal pikiranku kosong. Juga temanku bilang, tatapan mataku kosong, tapi aku sering senyum sendiri. Aku merasa emosiku pun tak berarti, sama seperti senyumku. Kedah membuatku rindu sejadi-jadinya. Mungkin aku sedang jatuh cinta?
Alamak, kenapa Hanif jadi seperti ini? Hahaha
Aku menghubunginya kurang lebih sebulan sebelum acara. Namanya Lia(samaran, jangan cari di IG, bangsat). Ketika melihat lokasi acara, aku langsung teringat namanya, karena dia tinggal di negara tersebut. Bahagianya hatiku ketika mendengar bahwa Lia adalah mahasiswi di universitas penyelenggara lomba yang akan aku ikuti.
“OMG, I happen to go to that university!” ujarnya.
Walaupun begitu, dia tak mengetahui adanya acara tersebut, kurang memperhatikan linimasa, katanya. Aku mengenalnya sejak Sekolah Dasar. Meskipun berbeda angkatan, kami saling kenal karena lingkaran kita bisa dibilang mirip dan orang tua kami pun saling kenal. Selain itu, di sekolah kami, hubungan yang baik antar angkatan dapat dengan mudah dijalin. Jadi, pergaulan dan kelompok atau “geng” yang berisi orang-orang dari angkatan yang berbeda adalah hal yang biasa. Aku masih mengingat banyak hal tentang dia, tapi yang paling kuingat adalah dia imut, manis, cantik, atau pujian apa sajalah untuk seorang perempuan yang rupawan. Akan tetapi, karena kami sering bertemu, hal itu menjadi biasa dan pergaulan kita pun seperti anak-anak pada umumnya. Entahlah, mungkin aku belum mengenal yang namanya cinta saat itu, yang aku inginkan hanyalah waktu bermain dengan teman-teman karena hanya itulah yang bisa membuatku senang. Aku juga mengingat, nama adik kami pun sama. Aneh saja, karena nama adikku sangat jarang kutemui.
Singkat cerita, kami berbicara lewat Direct Message (DM) di Instagram karena hanya di situlah aku dapat menghubunginya. Aku pun lupa dari mana aku menemukan profilnya. Melalui DM, aku bertanya mengenai transportasi dari ibukota ke lokasi acara, biaya penginapan, makan, dsb. Setelah memperhitungkan, syukurlah biaya yang akan dikeluarkan tidak akan sebanyak di Thailand. Beberapa minggu sebelum berangkat, aku mencari foto-foto daerah tujuanku itu di Google Maps. Cukup terkejut juga saat itu, ternyata daerahnya bukan kota dengan gedung-gedung tinggi dan lalu lintas yang padat, melainkan daerah yang terlihat sangat sepi dengan banyak perkebunan dan lahan-lahan kosong. Perumahannya pun tak padat. Bahkan tempat tinggalku yang masih tergolong desa pun lebih padat penduduknya. Aku sangat berharap cuaca dan suhu di sana sedang sejuk, tapi ternyata tidak. Setelah mencari-cari, ternyata suhu di sana seringkali di atas 30 derajat celcius. Wah, jelas menjadi sebuah masalah buatku.
Jujur saja, sebenarnya aku ingin sekali menyelesaikan tulisan ini, tapi aku juga merasa malas karena sekarang aku lebih suka merangkai skenario-skenario di pikiranku, juga melamun. Aku tahu, skenario-skenario itu kecil kemungkinannya untuk menjadi kenyataan, tapi setidaknya bisa membuatku lebih semangat, setidaknya hingga kelinglungan ini berakhir.
Sebelum berangkat, aku memutuskan mendaki ke gunung yang terletak sekitar 15 menit dari rumahku dan berencana untuk berkemah di atas selama dua hari, dari Sabtu hingga Minggu. Penerbanganku dari Juanda hari Senin pagi, tepatnya jam 05:00. Rekan-rekan lombaku bilang aku gila. Ah, mereka berlebihan, mungkin karena tidak mendaki gunung secara rutin dan menganggap bahwa mendaki adalah hal yang melelahkan dan tak bermanfaat. Sebenarnya tujuanku ke sana hanya untuk menenagkan pikiran saja. Sudah lama tidak mendengar kicauan burung, melihat sabana yang terbentang luas, kabut yang tebal, dan merasakan kesepian yang menyenangkan. Ya, hanya di gununglah sepi terasa menyenangkan.
Selepas turun dari gunung, aku dan kawan-kawan pendakianku memutuskan untuk makan di suatu kedai. Dugaanku makanannya enak karena ramai pengunjung saat itu. Eh, ternyata pedasnya di luar ekspektasi. Ya, akhirnya aku tidak menikmati makananku sama sekali, apalagi setelah datang dua orang pengemis yang tidak sopan. Beberapa menit kemudian, salah satu rekan lomba menelepon, lalu bertanya perihal poster yang kuharapkan sudah kuselesaikan sebelum berangkat mendaki. Dia bilang kalau poster itu masih belum dicetak dan memintaku untuk mencetaknya. Uh, padahal sudah selesai sejak hari Jum’at, tetapi tak ada seorang pun dari lima anggota yang rela meluangkan waktunya. Aku mempertimbangkan permintaannya dan merasa sedikit kesal juga. Untungnya, obrolan dengan kawan-kawan pendakian cukup menyenangkan, jadi aku merasa terhibur sedikit. Selesai makan, aku antarkan kawanku ke kost dia, lalu menghubungi salah satu anggota tim lomba tentang poster tersebut. Sebelum mendaki, aku hanya meminta untuk dicetak sesuai permintaanku, seperti ukuran dan jenis kertas tertentu. Tak ada susahnya sama sekali. Pembagian tugas dalam tim memang kurang jelas, dan seperti inilah akibatnya. Seseorang atau dua harus merangkap beberapa tugas karena yang lain susah untuk berkompromi. Aku berusaha untuk berpikir positif, mungkin mereka sesibuk presiden. Jam menunjukkan sekitar jam 21.00 dan aku bergegas menuju kontrakan kawan SMA-ku untuk menyunting isi poster. Udara terasa panas di malam hari, padahal jalanan tidak padat seperti di siang hari, aneh. Setelah mendapatkan file poster dan uang yang cukup untuk mencetak, aku melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 11:00. Sangat kecil kemungkinan percetakan buka semalam itu, pada hari Minggu pula. Aku tetap mencoba, dan dugaanku benar. Percetakan sudah tutup. Ya, sudahlah. Mengingat lomba akan diselenggarakan di suatu universitas, aku beranggapan pasti ada tempat percetakan di sekitarnya seperti di kampusku. Aku memutuskan akan mencari percetakan di sekitar tempat lomba.
Aku tiba di rumah dengan wajah yang letih dan penampilan yang berantakan, kata ibuku. Tak lama kemudian, muncul masalah baru, yaitu tidak ada orang yang mengantarkan kami ke Juanda. Sebenarnya sudah ada kendaraan yang bisa digunakan, tapi kami membutuhkan seorang sopir untuk membawa mobilnya kembali. Ah, aku sudah lelah dan berusaha melupakan masalah itu sejenak agar diurus oleh kawanku. Lalu aku mulai membereskan barang-barangku untuk seminggu ke depan. Setelah semua beres, aku diberi uang sejumlah 100 USD oleh ibuku. Orang tuaku menolak tidur sebelum aku berangkat. Jam sudah menunjukkan jam 12 lewat, dan mereka masih menunggu. Padahal ayah harus kerja besok pagi, dan ibu harus ke rumah sakit untuk pengobatan nenekku. Ah, ayah dan ibu, kenapa kalian tidak beristirahat saja? Anakmu sudah sebesar ini, dewasa juga, dan kau masih memperlakukanku seperti si bungsu yang masih kecil.
Selepas beres-beres barang untuk seminggu ke depan, aku pergi ke kamar mandi. Air terasa dingin dan menyegarkan, tidak seperti di Surabaya/Sidoarjo, haha. Rasa lelah mulai hilang seiring dengan perginya rasa kantuk dengan perlahan. Aku kembali merasa bertenaga.
Sopir yang akan mengantarkan kami tiba di depan rumah. Aku pamit untuk berangkat, dan seperti biasanya, orang tuaku berdoa agar semua lancar dan baik-baik saja selama di sana, juga menyuruhku untuk menyampaikan salam kepada orang tua Lia. Setelah duduk, aku memasang earphones dan memutuskan untuk tidur karena belum istirahat sama sekali hari itu. Turun dari gunung di sore hari, dan tak langsung pulang. Ah, jadi teringat pendakian ke Semeru hampir tiga tahun yang lalu.
Bandara Juanda terlihat sepi kali ini, tak seperti bulan lalu. Hawanya pun tak terlalu panas karena masih dini hari. Entah kenapa, penerbangan ke Thailand terasa seperti baru saja kemarin. Aku berangkat dengan dua orang yang sama saat itu. Anggota tim kami untuk lomba di Kedah berjumlah lima orang, tapi ada dua dari anggota tim kami yang sudah tiba di Penang sejak hari Sabtu. Jujur saja, aku merasa sedikit panik memikirkan tentang poster yang belum dicetak. Keadaan tim kami kacau sekali, padahal sudak mendekati hari perlombaan. Menyedihkan memang. Aku bertemu dua orang dari universitas kami, salah satunya juga mengikuti lomba di Thailand bulan lalu dan kami sempat keliling kota bersama, namanya Dhika. Setelah berbincang beberapa menit, kami memutuskan untuk masuk dan melakukan check-in. Semua barang kami cek kembali, lalu melewati scanner X-ray dan penjaga-penjaga. Akhirnya kami tiba di gerbang penerbangan, dan kami pun mencari tempat duduk untuk menunggu. Penerbangan kami sekitar 20 menit lagi.
Gerbang telah dibuka, aku dan kawan-kawan dengan cepat masuk ke pesawat lalu menaruh barang di kabin dan duduk. Tak lama kemudian, pesawat mulai jalan dan aku memejamkan mata karena ingin melanjutkan tidurku. Entah kenapa, tiba-tiba wajah Lia terlintas di pikiranku. Jujur saja, aku merasa deg-degan. Saat itu aku berpikir, jika kami berdua diberi kesempatan bertemu, pasti banyak sekali yang akan dibicarakan. Aku hanya berharap waktu berpihak kepada kami berdua. Lia, aku merindukanmu! Eh, maksudku, aku rindu makan Nasi Lemak denganmu!
Lanjutan tulisan ini akan berjudul Primavera.
2 notes
·
View notes
Text
TUMPANG RUMAH KAWAN ANAK
“Sampai nanti talipon abang,” itu pesan Abang Sahak pada isterinya Kak Zai ketika Kak Zai bertolak naik bas semalam, untuk melihat anak perempuan mereka yang terlibat kemalangan kecil.
Kini Kak Zai telah pun berada di Bangi menumpang di rumah budak lelaki kawan sekelas Lia anaknya. Nak tumpang rumah budak perempuan, semuanya tinggal dalam kawasan asrama dalam kampus. Mujurlah budak Man, kawan Lia, baik hati bagi tumpang rumah mereka kerana pelajar lelaki ada yang tinggal di luar.
Kak Zai pun rasa tak segan kerana umur Man pun macam baya anak-anaknya jugak. Man pun baik hati suruh Kak Zai guna talipon untuk talipon Abang Sahak di Kedah.
“Salim sihat dah, cedera tak teruk sangat. Ni Zai rumah kawan Along ni, Abang jangan risau le, macam anak-anak je depa pun, bebudak belaka,” kata Kak Zai bila Abang Sahak marah-marah tumpang rumah budak lelaki.
“Ala abang, saya dah dekat 47 dah, macam mak depa je. Abang risau sangat.”
“Iye lah, badan hang nampak lawa lagi, kot depa geram kat hang nanti, depa rogol hang. Mana tau, budak 18 tahun pun depa ada nafsu tau tak!” Abang Sahak masih risau juga.
“Hisss Abang ni, geram apanya! Tak kan lah depa nak geram lubang orang tua ehh. Abang pun macam tak berapa minat kat lubang saya. Tak kan depa pulak nak,” Kak Zai menenangkan kerisauan Abang Sahak.
“Depa cakap apa kat hang?” tanya Abang Sahak lagi.
“Tak ckap apa la, depa ingat Zai, Kakak Lia je, nampak muda depa kata.”
“Haaa, tu Abang kata depa geram jugak tengok badan hang, tu depa puji tu,” Abang Sahak menunjukkan kerisauannya.
“Hiss.. tak lah Abang, depa macam anak-anak kita je,” balas Kak Zai.
Hari berikutnya Kak Zai terbangun pukul 10. Setelah tidur di hospital menunggu Along, Kak Zai tidur setelah balik rumah Man pagi itu. Setelah mandi dan berpakaian, Kak Zai ke dapur.
“Makcik Zai minum la, sarapan Man dah sediakan,” kata Man sambil merenung Kak Zai yang berkain batik dan ber t-shirt pagi itu.
Dah 3 hari Kak Zai duduk rumahnya, dan dalam hati memuji Kak Zai yang nampak tak makan tua. Mungkin badan Kak Zai kecik, putih dan jenis badan tak gemuk, walau tua masih nampak macam muda lagi.
“Tak boring ke Man duk sorang-sorang sewa rumah ni?” Kak Zai mula berbual.
“Dulu ada kawan makcik, tapi dia cuti semester, tu jadi tinggal sorang. Kadang-kadang ada kawan-kawan datang lepaklepak sini makcik. Pakcik kenapa tak datang sama makcik?”
“Pakcik kau sibuk manjang, kerja dia tu kadang kena pi sana sini. Lama ke kenai Along?” tanya Kak Zai.
“Ala kawan sama-sama masuk belajar le makcik, tu tak sangka makcik ni mak Along, nampak muda lagi,” Man mengusik.
“Hisss… Mana muda aiiih, dah tua pun! Hehehe,” Kak Zai gelak dengar pujian Man.
“Mana tua makcik ni, tengok elok je badan makcik, tentu orang laki-laki suka usik makcik kan!” Man usik Kak Zai lagi.
“Hiss…memang la orang laki ni suka usik. Usik ada makna tu Man,” balas Kak Zai.
“Iye la, makcik pun badan tinggi lawa je,” kata Man.
“Mana tingginya, kalau berdiri dengan Man, agaknya makcik had bahu Man aja,” balas Kak Zai.
“Mari makcik berdiri, kita tengok,” kata Man.
Kak Zai berdiri tepi meja makan, Man mendekati Kak Zai.
“Besarnya badan Man banding Kak Zai.” kata Kak Zai sambil berhadapan dekat dengan Man.
Man rapatkan badan depan Kak Zai.
“Iye la… kecik je makcik kan! Geram pulak saya dekat makcik ni. Hehehe,” Man gelak kecil.
“Hiss… hang geram apa pulak kat makcik ni? Makcik dah tua la,” jawap Kak Zai membalas gurauan Man.
Tiba-tiba Man himpit badan Kak Zai ke meja makan, dia peluk Kak Zai dan mencium pipi Kak Zai bertalu-talu. Tergamam Kak Zai kena peluk begitu.
“Man… Man… Apa buat makcik macam ni?”
“Man tak tahan makcik. Man tak tahan tengok badan makcik,” kata Man sambil dia mengangkat Kak Zai duduk tepi meja makan.
Kak Zai menolak dada Man, cuba menahan Man dari memeluknya. Man pula terus merapati Kak Zai dan kain batik Kak Zai diselak dan digulung ke atas hingga Kak Zai telanjang dari pinggang peha ke bawah.
“Man…. Jangan buat makcik macam ni! Malu makcik Man bukak kain makcik. Makcik tak berkain dah ni” Kak Zai cuba menyedarkan Man yang dah bernafsu.
“Maaf makcik Zai, Man tak tahann sangat ni. Sekali pun jadilah. Man nak merasa juga,” sambil berdiri di celah peha Kak Zai, Man seolah tergamam melihat cipap Kak Zai yang kecik, putih, tembam dan licin tak berbulu.
Berdebar hati Man bila melihat cipap depan mata. Tak sama debarnya melihat cipap mat saleh dalam cd blue yang ditontonnya. Ini cipap perempuan umur 40-an, depan matanya. Dengan rakus Man memegang dan mengusap cipap Kak Zai. Diusap-usapnya sambil jarinya merasa sentuhan bibir cipap buat pertama kali.
“Man… Janganlah, malu makcik Man buat makcik macam ni,” kata Kak Zai cuba meredakan nafsu Man.
Kak Zai hanya mampu berdiam sambil merenung kosong ke sisi dan membiar saja jari-jari Man yang mula masuk mengorek-ngorek cipapnya. Dia tau anak muda ini belum pernah jumpa cipap. Dia tau dari cara rakusnya jari Man mengorek-ngioek cipapnya yang kering itu. Dia tak daya menahan Man, oleh itu Kak Zai hanya diam merenggangkan pehanya, agar tak sakit bila dikorek jari Man dalam cipapnya yang kering itu.
“Aduh Man! Sakit makcik Man buat macam ni,” keluh Kak Zai bila sekali-sekali jari itu mengorek dalam cipapnya.
Kak Zai mengangkat lututnya, meluaskan kangkang agar tidak sakit cipapnya yang terus dikorek jari Man. Matanya merenung ke sisi untuk mengelak renungan Man yang memerhati mukanya sambil jari terus mengorek dan menguli cipapnya itu. Malu Kak Zai bila cipapnya, iaitu alat paling sulit dirinya yang hanya suaminya saja pernah menyentuhnya. Kini dipegang malah dikorek dengan geram oleh budak muda seperti Man.
“Tak tahan saya makcik, first time dapat pegang cipap,” kata Man sambil sebelah tangan memeluk belakang Kak Zai, sebelah lagi mengorek cipap Kak Zai.
Tiba-tiba Man berhenti mengorek, dan terus melondehkan seluar treknya. Lalu terpacullah batangnya yang tegang keras dan stim itu.
“Hissshh… besarrnya batang budak ni! Teruk aku aku kalau dia masuk ni!” jerit Kak Zai dalam hati sebaik melihat batang Man, tegang, keras, panjang dan besar. Air mazi dah meleleh di hujung batang Man.
Serentak dengan itu, Man terus memegang batangnya dan menghala mencari lubang cipap Kak Zai.
“Man… Jangan Man, makcik tak mau,” rayu Kak Zai mengharap.
“Saya tak tahan makcik, nak rasa jugak cipap makcik. Saya tak pernah main lagi makcik, kejap je makcik,” balas Man.
Terus dia menolak batangnya masuk lubang cipap Kak Zai.
“Eskss… iskkk… Man… sakit makcik Man. Aduh Man… aduh saki. Pelan-pelan sikit. Jangan tolak kuat-kuat. Sakit makcik Man,” Kak Zai merintih, hampir telentang atas meja, kedua tangannya berpaut pada lengan Man yang tegap, agar tidak telentang.
Perit pedih rasa cipapnya ditujah batang Man yang besar panjang itu, jauh beza dari saiz batang Abang Sahak suaminya. Tambahan pula cipapnya tak cukup basah walau dikorek oleh jari Man tadi.
33 notes
·
View notes
Photo
Ya Allah, aku menjadi linglung sejak kembali dari Malaysia, lebih tepatnya setelah meninggalkan Kedah, sih. Aku menjadi sering berpikir, padahal pikiranku kosong. Juga temanku bilang, tatapan mataku kosong, tapi aku sering senyum sendiri. Aku merasa emosiku pun tak berarti, sama seperti senyumku. Kedah membuatku rindu sejadi-jadinya. Mungkin aku sedang jatuh cinta?
Alamak, kenapa Hanif jadi seperti ini? Hahaha
Aku menghubunginya kurang lebih sebulan sebelum acara. Namanya Lia(samaran, jangan cari di IG, bangsat). Ketika melihat lokasi acara, aku langsung teringat namanya, karena dia tinggal di negara tersebut. Bahagianya hatiku ketika mendengar bahwa Lia adalah mahasiswi di universitas penyelenggara lomba yang akan aku ikuti.
“OMG, I happen to go to that university!” ujarnya.
Walaupun begitu, dia tak mengetahui adanya acara tersebut, kurang memperhatikan linimasa, katanya. Aku mengenalnya sejak Sekolah Dasar. Meskipun berbeda angkatan, kami saling kenal karena lingkaran kita bisa dibilang mirip dan orang tua kami pun saling kenal. Selain itu, di sekolah kami, hubungan yang baik antar angkatan dapat dengan mudah dijalin. Jadi, pergaulan dan kelompok atau “geng” yang berisi orang-orang dari angkatan yang berbeda adalah hal yang biasa. Aku masih mengingat banyak hal tentang dia, tapi yang paling kuingat adalah dia imut, manis, cantik, atau pujian apa sajalah untuk seorang perempuan yang rupawan. Akan tetapi, karena kami sering bertemu, hal itu menjadi biasa dan pergaulan kita pun seperti anak-anak pada umumnya. Entahlah, mungkin aku belum mengenal yang namanya cinta saat itu, yang aku inginkan hanyalah waktu bermain dengan teman-teman karena hanya itulah yang bisa membuatku senang. Aku juga mengingat, nama adik kami pun sama. Aneh saja, karena nama adikku sangat jarang kutemui.
Singkat cerita, kami berbicara lewat Direct Message (DM) di Instagram karena hanya di situlah aku dapat menghubunginya. Aku pun lupa dari mana aku menemukan profilnya. Melalui DM, aku bertanya mengenai transportasi dari ibukota ke lokasi acara, biaya penginapan, makan, dsb. Setelah memperhitungkan, syukurlah biaya yang akan dikeluarkan tidak akan sebanyak di Thailand. Beberapa minggu sebelum berangkat, aku mencari foto-foto daerah tujuanku itu di Google Maps. Cukup terkejut juga saat itu, ternyata daerahnya bukan kota dengan gedung-gedung tinggi dan lalu lintas yang padat, melainkan daerah yang terlihat sangat sepi dengan banyak perkebunan dan lahan-lahan kosong. Perumahannya pun tak padat. Bahkan tempat tinggalku yang masih tergolong desa pun lebih padat penduduknya. Aku sangat berharap cuaca dan suhu di sana sedang sejuk, tapi ternyata tidak. Setelah mencari-cari, ternyata suhu di sana seringkali di atas 30 derajat celcius. Wah, jelas menjadi sebuah masalah buatku.
Jujur saja, sebenarnya aku ingin sekali menyelesaikan tulisan ini, tapi aku juga merasa malas karena sekarang aku lebih suka merangkai skenario-skenario di pikiranku, juga melamun. Aku tahu, skenario-skenario itu kecil kemungkinannya untuk menjadi kenyataan, tapi setidaknya bisa membuatku lebih semangat, setidaknya hingga kelinglungan ini berakhir.
Sebelum berangkat, aku memutuskan mendaki ke gunung yang terletak sekitar 15 menit dari rumahku dan berencana untuk berkemah di atas selama dua hari, dari Sabtu hingga Minggu. Penerbanganku dari Juanda hari Senin pagi, tepatnya jam 05:00. Rekan-rekan lombaku bilang aku gila. Ah, mereka berlebihan, mungkin karena tidak mendaki gunung secara rutin dan menganggap bahwa mendaki adalah hal yang melelahkan dan tak bermanfaat. Sebenarnya tujuanku ke sana hanya untuk menenagkan pikiran saja. Sudah lama tidak mendengar kicauan burung, melihat sabana yang terbentang luas, kabut yang tebal, dan merasakan kesepian yang menyenangkan. Ya, hanya di gununglah sepi terasa menyenangkan.
Selepas turun dari gunung, aku dan kawan-kawan pendakianku memutuskan untuk makan di suatu kedai. Dugaanku makanannya enak karena ramai pengunjung saat itu. Eh, ternyata pedasnya di luar ekspektasi. Ya, akhirnya aku tidak menikmati makananku sama sekali, apalagi setelah datang dua orang pengemis yang tidak sopan. Beberapa menit kemudian, salah satu rekan lomba menelepon, lalu bertanya perihal poster yang kuharapkan sudah kuselesaikan sebelum berangkat mendaki. Dia bilang kalau poster itu masih belum dicetak dan memintaku untuk mencetaknya. Uh, padahal sudah selesai sejak hari Jum’at, tetapi tak ada seorang pun dari lima anggota yang rela meluangkan waktunya. Aku mempertimbangkan permintaannya dan merasa sedikit kesal juga. Untungnya, obrolan dengan kawan-kawan pendakian cukup menyenangkan, jadi aku merasa terhibur sedikit. Selesai makan, aku antarkan kawanku ke kost dia, lalu menghubungi salah satu anggota tim lomba tentang poster tersebut. Sebelum mendaki, aku hanya meminta untuk dicetak sesuai permintaanku, seperti ukuran dan jenis kertas tertentu. Tak ada susahnya sama sekali. Pembagian tugas dalam tim memang kurang jelas, dan seperti inilah akibatnya. Seseorang atau dua harus merangkap beberapa tugas karena yang lain susah untuk berkompromi. Aku berusaha untuk berpikir positif, mungkin mereka sesibuk presiden. Jam menunjukkan sekitar jam 21.00 dan aku bergegas menuju kontrakan kawan SMA-ku untuk menyunting isi poster. Udara terasa panas di malam hari, padahal jalanan tidak padat seperti di siang hari, aneh. Setelah mendapatkan file poster dan uang yang cukup untuk mencetak, aku melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 11:00. Sangat kecil kemungkinan percetakan buka semalam itu, pada hari Minggu pula. Aku tetap mencoba, dan dugaanku benar. Percetakan sudah tutup. Ya, sudahlah. Mengingat lomba akan diselenggarakan di suatu universitas, aku beranggapan pasti ada tempat percetakan di sekitarnya seperti di kampusku. Aku memutuskan akan mencari percetakan di sekitar tempat lomba.
Aku tiba di rumah dengan wajah yang letih dan penampilan yang berantakan, kata ibuku. Tak lama kemudian, muncul masalah baru, yaitu tidak ada orang yang mengantarkan kami ke Juanda. Sebenarnya sudah ada kendaraan yang bisa digunakan, tapi kami membutuhkan seorang sopir untuk membawa mobilnya kembali. Ah, aku sudah lelah dan berusaha melupakan masalah itu sejenak agar diurus oleh kawanku. Lalu aku mulai membereskan barang-barangku untuk seminggu ke depan. Setelah semua beres, aku diberi uang sejumlah 100 USD oleh ibuku. Orang tuaku menolak tidur sebelum aku berangkat. Jam sudah menunjukkan jam 12 lewat, dan mereka masih menunggu. Padahal ayah harus kerja besok pagi, dan ibu harus ke rumah sakit untuk pengobatan nenekku. Ah, ayah dan ibu, kenapa kalian tidak beristirahat saja? Anakmu sudah sebesar ini, dewasa juga, dan kau masih memperlakukanku seperti si bungsu yang masih kecil.
Selepas beres-beres barang untuk seminggu ke depan, aku pergi ke kamar mandi. Air terasa dingin dan menyegarkan, tidak seperti di Surabaya/Sidoarjo, haha. Rasa lelah mulai hilang seiring dengan perginya rasa kantuk dengan perlahan. Aku kembali merasa bertenaga.
Sopir yang akan mengantarkan kami tiba di depan rumah. Aku pamit untuk berangkat, dan seperti biasanya, orang tuaku berdoa agar semua lancar dan baik-baik saja selama di sana, juga menyuruhku untuk menyampaikan salam kepada orang tua Lia. Setelah duduk, aku memasang earphonesdan memutuskan untuk tidur karena belum istirahat sama sekali hari itu. Turun dari gunung di sore hari, dan tak langsung pulang. Ah, jadi teringat pendakian ke Semeru hampir tiga tahun yang lalu.
Bandara Juanda terlihat sepi kali ini, tak seperti bulan lalu. Hawanya pun tak terlalu panas karena masih dini hari. Entah kenapa, penerbangan ke Thailand terasa seperti baru saja kemarin. Aku berangkat dengan dua orang yang sama saat itu. Anggota tim kami untuk lomba di Kedah berjumlah lima orang, tapi ada dua dari anggota tim kami yang sudah tiba di Penang sejak hari Sabtu. Jujur saja, aku merasa sedikit panik memikirkan tentang poster yang belum dicetak. Keadaan tim kami kacau sekali, padahal sudak mendekati hari perlombaan. Menyedihkan memang. Aku bertemu dua orang dari universitas kami, salah satunya juga mengikuti lomba di Thailand bulan lalu dan kami sempat keliling kota bersama, namanya Dhika. Setelah berbincang beberapa menit, kami memutuskan untuk masuk dan melakukan check-in. Semua barang kami cek kembali, lalu melewati scanner X-ray dan penjaga-penjaga. Akhirnya kami tiba di gerbang penerbangan, dan kami pun mencari tempat duduk untuk menunggu. Penerbangan kami sekitar 20 menit lagi.
Gerbang telah dibuka, aku dan kawan-kawan dengan cepat masuk ke pesawat lalu menaruh barang di kabin dan duduk. Tak lama kemudian, pesawat mulai jalan dan aku memejamkan mata karena ingin melanjutkan tidurku. Entah kenapa, tiba-tiba wajah Lia terlintas di pikiranku. Jujur saja, aku merasa deg-degan. Saat itu aku berpikir, jika kami berdua diberi kesempatan bertemu, pasti banyak sekali yang akan dibicarakan. Aku hanya berharap waktu berpihak kepada kami berdua. Lia, aku merindukanmu! Eh, maksudku, aku rindu makan Nasi Lemak denganmu!
Lanjutan tulisan ini akan berjudul Primavera.
0 notes
Photo
At the end, Allah saja yang memberi kekuatan. Bilamana kudrat seorang bonda dikerah menjaga dua anak teruna. Terasa berat bagi yang masih belum bersedia. Dia memandang ke sisi, baru saja lepas baca grup mukhlas, murob yang cadangkan nama. Berkira kira larat kah dia untuk fetch mereka di klia2. Kalau ikutkan logik akal, memang tak mampu. Dia hanya senyap membiarkan grup tu sepi tanpa jawapan. Sampai di ktm nilai, dia bergegas pergi ke surau sementara. Beberapa kelibat bertudung labuh dipandang sepi. Fokusnya mahu ibadah. Sudah jam 8 malam, dia pergi tengok bas untuk ke mesamall. Kosong. Mungkin dah gerak barangkali. Tanpa keluhan dia plan lain. Masuk 7e sebab nak beli slurpee. Teringin katanya. Masa kat kaunter bayaran, phone berbunyi. 'nape mia call?' - getus di hati. "Jom balik sekali, mia kat luar ni" - subhanallah Bukan dia sorang, rupanya kelibat tudung labuh tadi pun ada sekali. Eh adik tamhidi rupanya. Seronok dia bercerita sambil kongsi slurpee tadi. Indahnya aturan Allah. Balik rumah dia cuba rehatkan diri, berborak dengan akhwati. Hampir terlupa dengan soalan dalam grup tadi. Depart kul 930pm, estimated arrival kul 1145pm dari sabah. Masih berkira kira, 'esok pagi aku kerja, apa tak ada orang lain lagikah?' bila semua menolak dan dia rasa tak patut nak selfish time ni. 'Tapi lesen apa semua dekat shuu.' bisikan lagi. Bismillahi tawakkal, anything happen Allah kan ada. Gara2 tertinggal purse dalam kereta kawan, jadi pendatang asing pula. Start kereta dia pergi dengan lagi 2 orang akhwat, kereta lain. Tak jauh pun, it took about 20 minutes. Masa tunggu dekat arrival tu lama la jugak, sebab baru nak solat apa semua. Tapi dia wonder, tak rasa penat pun tapi lagi semangat. Memang dia suka keluar malam tapi malam tu dia rasa lain. Macam Allah ada dengan dia. Cliche. Sampai kat rumah dalam kul 12.30am. rumah dah gelap kecuali lampu luar. Semua tidur sesama dekat common area. Pejam mata. Tak boleh lelap. 'ah sudah kul 2 pagi. Esok mesti bangun lambat, penat ngantuk pening kepala.' Tetiba dia terjaga, bila masa tah terlelap semalam. Belek phone tengok jam. Serious la kul 5am. Dia bangun, macam tak percaya boleh bangun awal, lagi awal dari orang yang tido awal. Heh. Dia pasang lampu bahagian tangga, perlahankan kipas. So that orang mudah terjaga. Pagi tu terasa hening. Dia bangun solat dua rakaat, taubat hajat istikharah. Sempat tidur kejap sebelum azan subuh. Time mathurat dia perasan semua ngantuk sebab rata2 tidur lewat macam dia semalam. Tapi kan dah kata, kekuatan tu Allah yang bagi. Im trying to be a better person. Gi kerja macam biasa. Buka gmail, semak akaun dari client, preparing working paper and audit report at the same time. Sedar tak sedar dah tengahari. Mama shu bawakan bekal ayam masak merah dari kedah. Huhu Lepas rehat baru rasa ngantuk, tak qailullah hm. Terlelap sekejap, sedar2 kul 4. Last tengok jam kul 3 lebih. Harini pelik. Macam bukan biasa biasa. Tapi tatau apa yang luar biasa. He is there, watching you all over again w/out missed. 'yaa i noe it.' -gaya shaf. Everything happen for a reason, Allah tengah bagi sign. Takde benda yang diluar kawalannya. Kun fayakun, maka jadilah.
0 notes
Text
"Daun yang gugur"
Hai tumblr. Lama tak jenguk2 kau. Aku busy lah dgn itu ini. Banyak benda kena settle. Dengan sakit lagi. Hmm. Sekarang ni pun aku sihat sikit. Jantung? Masih je sakit. Semalam dalam kereta tetiba jantung aku sakit mcm kena genggam teruk. Aku cuak. Nasib sakit tak lama. Hmm. Okay, tajuk atas tu sebenarnya aku ada problem lately ni. Memang buat aku sakit hati, sedih, kecewa, terkilan, menangis bila terkenang. Aku ada masalah family 😔 Aku rasa kalini dugaan yg besar Allah kasi. Aku ni dahlah jenis yg sensitif. Aku taktahu nak handle emosi macam mana. Ada benda aku pandai settle kan. Ada benda aku tak pandai settle. Sebenarnya aku still lagi merajuk dgn ayah. Bukan merajuk benda kecik. Merajuk tanda aku " tersinggung ". Baru2 ni jugak, laptop aku kena virus yg mcm magnet ada kaki tu. Kawan ckp kalau virus tu masuk, ada bahaya nya jugak. Lebih baik install app anti virus yg lain supaya dpt backup semua folder nanti. Jadi aku install 2 apps antivirus. Which is 360 total security & SMADAV. Memula kawan aku ckp takdak harapan. Tp dia tak give up tolong aku untuk buang virus tu. Apa2 folder shortcut aku dlm lappy tu dia kasi buang virus and bg folder tu back as normal file. Nasib dapat buang weh. Itupun dlm 60% je. Ada satu virus dlm pd tu takleh buang. Aku sedih sgt. Lepastu wifi takleh connect. Setting aku takleh bukak. Kawan cakap laptop ni kena hantar ke kedai supaya kembalikan semua folder aku termasuk setting. Senang kerja kawan aku nanti nak tolong settlekan hal wifi aku yg takleh connect tu. Kiterang dah cuba byk kali tao nak kasi setting tu bukak bila tekan. Tapi tak weh. Aku pasrah betul2 masatu. Dlm otak aku just nak laptop tu okay. Kawan cakap kalau hantar kedai nanti, mahal sikit sbb aku pakai window 10. Aku mati akal weh masatu. Mana aku nak dpt duit? Aku mula2 taknak kasitao bapak aku. Sbb aku tahu dia mmg akan marah. Nak taknak aku ws jugak dia petang tu. Gelabah jugaklah. Aku tunggu pnya tggu bapak baca. Tp belum jugak. Aku ws ummi tnya bapak tak on ws ke? Ummi ckp jakg dia bukak. Bila bapak dah baca, aku dh boleh agak dia akan bebel. Paling aku sedih bila bapak cakap, " jual camera, dpt duit baiki laptop ". No way aku nak jual camera tu sbb tu hobi aku kot. Baru ni aku dpt pegang camera aku sendiri. Selalu pakai camera poli, skolah je weh. Paling2 camera hp je aku pakai. Itupun vsco. Cantik jugaklah gambar tu aku tangkap. Lepastu bapak cakap lagi " no way say so. Sekarang lu pikir sendiri lah macam mana maok settle. " Dia tak dgr lagi penjelasan aku. Terus nak aku settle sendiri. Bila aku dah taip panjang2, part last aku ckp " abg mana ada duit. Abg ingt bila abg bagitao bapak, korang dapat lah jugak sumbangkan sikit duit untuk abg repair laptop tp bapak dah ckp settle sendiri. Ok lah terima kasih 😇 ". Dalam hati aku menangis weh. Air mata aku pun mengalir. Ni tgh taip ni pun tgh nanges gak. 😭😭 *jap jap lap air mata* Hmm okay dah. Dalam hati kecik aku bersuara " aku ingat aku ada family. Aku ingat aku ada family yg boleh bantu aku susah senang. Rupanya aku salah. Tafsiran aku salah sama sekali. Mungkin kerana aku anak lelaki. Jd diorang suruh berdikari sendiri mungkin 😌 ". Jadi dari situ aku taknak menyusahkan bapak dah. Pagi tu bapak ws kata " abg balik lah. Nnti repair sini. Pakai laptop kakak dulu ". Aku cakap " takpelah. Laptop dh okay ". Haa ye mmg laptop aku dah okay sbb malam tu aku keluar lepak. Member ada jugak nak tolong tgk2 kan laptop aku kot2 dia boleh repair apa yg patut. Jadi malam tu aku keluar. Aku keluarkan laptop aku dari bag. Aku bukak letak atas meja. Member kata nak tgk. Jadi aku refresh dulu lah laptop tu. Aku ckp kat dia " nah tgk ni wifi takleh connect ". Masa aku tekan tu, dapat pulak wifi tu connect dgn wifi poly cafe. Aku pun terkejut lah. Pastu aku tekan setting. Ingatkan tak dpt. Tapi dapat weh. Alhamdulillah !!!! Cepat2 aku call member aku yg tolong siang tadi dtg poli. Aku ckp laptop ni dh okay. Kau tlg tgk2 kan dulu apa kau nak atur kat bahagian setting tu. Jadi dia terus mai poli tgk laptop aku. Dia atur punya atur, settle kejap. Laptop aku back to normal tp agak slow lah bila nak click file ke refresh ke. Mcm lagging. Aku senyum gembira lah jugak. Cuma dlm hati masatu " takpe2 lama2 nanti inshaAllah laptop ni pulih sepenuhnya ". Jadi malam tu aku connect wifi, buat apa yg patut. Scan virus kot2 ada lagi. Buat masa sekarang aku rajin scan sbb taknak benda berulang 2 kali. Okay stop sampai sini part bapak. Yang kedua sedih is aku takdak duit. Aku jenis yg sgt malu bila ws ummi, minta duit mingguan aku. Sebelum2 ni kalau aku takdak duit, setiap minggu ummi kirim rm100. Kira cukup lah tu. Baru tadi aku ws ummi. "Maa, cuti nanti abg tak balik. abg dah takdak duit. Lepasni ummi kirim duit mcm biasa tao. " ummi tnya kenapa duit ptptn aku cepat habis. Aku cakap " abg kena bayar nota, beli buku, beli barang mandi, pencuci baju, barang dapur. Abg dh lama tak minta duit. Ummi ada duit tak? ". Ummi jawab " mana ada duit ni. Jumaat nanti baru ada sbb kakak byk guna duit untuk convo minggu ni ". Lepastu aku ckp " jumaat? Lama betul? Takpelah maa. Jgnlah kasi dulu kalau takdak. ". Ummk tanya bila nak duit tu. Aku ckp dlm minggu ni. Ummi ckp esok dia bg duit dgn bapak suruh bank in. Aku ckp aku taknak. Aku ckp nanti aku makan jelah apa2 yg ada sini. Roti kosong ke. Ummi tnya " kenapa taknak? Merajuk ke? Everything i do, i do it for you ". Pastu aku ckp aku tak merajuk. Aku cuma taknak menyusah diorang. Kalau takdak duit, takpe aku tggu bila ada duit. Aku tak mcm kakak aku yg kaki kikis duit je. Ada kerja ada gaji pun still minta duit dekat ummi. Dulu, sebelum aku masuk poli, aku kerja cari duit sendiri. Kakak masatu masih kat poli. Boleh dikatakan tiap hari kakak chat ummi mintak duit. Masatu aku kesian jugak kat ummi. Yelah ummi susah2 buat kuih, kakak senang2 minta duit. Bukan nak burukkan kakak sendiri tp aku tak suka perangai dia macamtu. Aku dulu ada lah jugak tolong ummi buat kuih. Bayangkan dulu aku kerja pagi balik petang. Balik kena masak untuk ayah dgn adik2. Pastu sambung buat kuih. Penat. Sumpah penat. Ummi tak dpt masak sbb kena buat byk kuih. Aku ringankan beban ummi. Aku basuh pinggan, sidai pakaian, bersihkan dapur. Ada lah jugak aku tolong kasi kakak duit pakai duit gaji aku. Aku dari kecik kurang kasih sayang ummi bapak sebenarnya. Sebab diorang lebihkan kakak je. Aku dipinggirkan :') Tapi aku buat2 tak terasa dgn diorang. Aku act cool je. Dah besar ni pun ummi yg manjakan kakak dgn semua benda. Apa kakak nak semua dpt. Aku? Tak semua aku dpt weh :'))) Kalau aku lulus ke, aku buat byk kuih je aku dpt apa aku nak. Sedih kan jadi aku? Byk sebenarnya aku pendam sorang2. Aku cuba untuk buang tp terlalu berat. Aku tak pernah rasa dihargai oleh diorang. Aku selalu kena marah 😔 Tapi aku tak ambik hati. Aku diam je. Ye mmg aku dah kena pukul, sepak, tendang, rambut ditarik, ditampar dgn ummi and bapak zaman aku muda2 dulu. Tp aku tak buat mcmtu bila diorang dh tua nanti. Aku masih ada respect dlm diri untuk layan diorang dgn baik :') Sambung ws ummi tadi tu, ummi ckp " kenapa taknak duit? Merajuk? Jgnlah merajuk. Biar ummi susah asalkan anak2 ummi senang ". Kau tahu betapa LULUH NYA HATI AKU BACA TU TADI? Sumpah aku nanges. Ya Allah 😭 Aku ckp untuk 2 minggu ni ummi simpan lah dulu rm200 tu untuk aku trip ke kedah nanti. Aku taknak minta dkat bapak sbb aku tahu dia dah bayar itu ini, bg nafkah dgn ummi & keluarga. Makin aku besar makin malu aku nak minta duit. Sangat malu weh. Kalau boleh aku nak habiskan cepat diploma ni pastu kerja. Aku ada duit tak perlu mintak dgn dorang dah hm. Ada jugak ummi suruh puasa spya lebih jimatkan duit :') hmmm entahlah weh. Sebenarnya kan tumblr, aku kesian dgn awek aku. Kesian dia jadi mangsa lepas bengang aku. Aku dulu tak sekasar lelaki yg cakap babi pukimak sial semua tu. Aku dulu baik dan sangat penyabar. Lepas peristiwa aku tak dihargai org tu aku jadi kasar. Aku dimaki, cerca, dihina. Aku tak boleh semua tu. Aku ada had nya jugak. Tp aku still respect awek aku dan masih syg dia sgt2. Aku sebenarngya takut hilang dia. SANGAT TAKUT sbb taknak kecewa teruk. Cukuplah sekali :') Mungkin sbb aku ada masalah family dan kisah silam yg buat aku jadi pendiam dan kasar. Aku takdak tempat mengadu dah. Aku hilang tempat bermanja aku. Aku hilang diri aku yg dulu. Aku rindu aku org yg penyabar dulu. Im sorry syg 😔💔 Kalau lah dia boleh faham situasi aku lalui sekarang. Itu jelah tumblr aku nak share. Byeee 👋
0 notes
Photo
🌾Benang Hijau Warehouse Sale Kedah Edition!!!🌾 Untuk orang orang Kedah, giliran korang pulak untuk dapatkan koleksi @benanghijau dengan harga diskaun hebat! Hujung minggu ni, dari 7 hingga 9 April, pastikan jadual kosong sebab 🍓Tudung RM5 🍓Blouse RM20 🍓Jubah RM50 Memang takkkan dapat hari lain. Hadiah dan aktiviti lain pun banyak tau. Yang paling penting, korang boleh grap Raya Collection dengan potongan harga jugak. Amboi. Bergayalah raya nanti. Untuk yang rasa macam free sangat minggu ni sampai 9 April, korang boleh apply untuk kerja Part Time jugak tau. Tolong packing barang, layan pelanggan. Dapat pengalaman berniaga, serta masyuk. Contact sahaja @benanghijausungaipetani untuk apply. Mana tahu rezeki korang. Boleh simpan buat sambung belajar ke, kawin ke. Hehe
0 notes
Text
Iklan Jawatan Kosong Majlis Perbandaran Kulim Kedah
Iklan Jawatan Kosong Majlis Perbandaran Kulim Kedah
Iklan Jawatan Kosong Majlis Perbandaran Kulim Kedah | Kepada warganegara malaysia yang sedang mencari jawatan kosong berkelayakan dan berminat untuk mengisi kekosongan jawatan terkini yang ditawarkan anda diperlawa untuk segera membuat permohonan bagi mengisi kekosongan jawatan seperti berikut. Iklan Jawatan Kosong Majlis Perbandaran Kulim Kedah Penolong Juruukur Bahan Gred JA29 Syarat asas…
View On WordPress
0 notes
Photo
(via Jawatan Kosong Intel Technology Sdn Bhd 2019 - Kini Tular)
#Iklan Jawatan Kosong#Iklan Kerja Kosong#Jawatan Kosong#Jawatan Kosong Online#Jobstreet#Kedah#Kerja Kosong#Kerja Kosong Online#Malaysia#Mohon Kerja Kosong#Panduan Permohonan#Permohonan Jawatan Kosong#Pulau Pinang
0 notes
Text
Jawatan Kosong KEDA 2022
Jawatan Kosong KEDA 2022
Jawatan Kosong KEDA 2022 | Permohonan adalah diperlawa daripada warganegara malaysia terutamanya rakyat negeri kedah darul aman yang berkelayakan untuk segera membuat permohonan bagi mengisi kekosongan jawatan secara tetap / kontrak di Lembaga Kemajuan Wilayah Kedah (KEDA) Jawatan Kosong KEDA 2022 Penolong Pegawai Ehwal Ekonomi, Gred E29Penolong Jurutera Gred JA29Pembantu Pegawai Latihan…
View On WordPress
0 notes
Text
Rasmi Jawatan Majlis Perbandaran Langkawi 2022
Rasmi Jawatan Majlis Perbandaran Langkawi 2022
Rasmi Jawatan Majlis Perbandaran Langkawi 2022 | Rasmi pengambilan terkini jawatan kosong di Majlis Perbandaran Langkawi kepada warganegara malaysia terutamanya rakyat negeri Kedah Darul Aman anda diminta untuk segera membuat permohonan jawatan-jawatan ditawarkan seperti berikut. Rasmi Jawatan Majlis Perbandaran Langkawi 2022 Pegawai Kesihatan Persekitaran Gred U41Penolong pegawai Senibina…
View On WordPress
0 notes
Text
Kerja Kosong Jabatan Kerja Raya Negeri Kedah
Kerja Kosong Jabatan Kerja Raya Negeri Kedah
Kerja Kosong Jabatan Kerja Raya Negeri Kedah | Kepada seluruh rakyat malaysia yang mencari jawatan kosong berkelayakan dan berminat untuk mengisi kekosongan terkini jawatan-jawatan kosong di JKR negeri kedah anda diminta untuk segera membuat permohonan. Jurutera Awam Gred J41Penolong Jurutera (Awam ) Gred JA29Penolong Jurutera Mekanikal JA29Penolong Jurutera (Elektrik) JA29Penolong Juruukur…
View On WordPress
0 notes
Text
Kerja Kosong PSH Majlis Perbandaran Langkawi
Kerja Kosong PSH Majlis Perbandaran Langkawi
Kerja Kosong PSH Majlis Perbandaran Langkawi | Bagi mereka yang berminat dan berkelayakan jangan lepaskan peluang untuk membuat permohonan jawatan-jawatan yang ditawarkan seperti berikut. Kerja Kosong PSH Majlis Perbandaran Langkawi Pekerja Sambilan Harian (PSH)Gaji ditawarkan : RM54 Syarat permohonan Calon hendaklah rakyat malaysia berusia tidak kurang daripada 18 tahun pada tarikh tutup…
View On WordPress
0 notes
Text
Pembantu Tadbir Perbadanan Stadium Negeri Kedah 2022
Pembantu Tadbir Perbadanan Stadium Negeri Kedah 2022
Pembantu Tadbir Perbadanan Stadium Negeri Kedah 2022 | Kepada seluruh warganegara malaysia yang sedang mencari jawatan kosong berkelayakan dan berminat untuk mengisi kekosongan jawatan terkini yang ditawarkan anda diminta untuk memohon sekarang. Pembantu tadbir (Perkeranian/Operasi) Gred N19Gaji ditawarkan : Min : RM 1,352.00 Max : RM 4,003.00 Syarat asas permohonan Terbuka kepada seluruh…
View On WordPress
#jawatan kerajaan negeri#kerja kosong kerajaan#kerja terkini#Pembantu Tadbir Perbadanan Stadium Negeri Kedah 2022
0 notes