Tumgik
#kemeja hitam
melarge-big-size · 1 year
Text
Tumblr media
Toko Pakaian Spesialis Big Size Berkualitas Hubungi kami di 0813-8170-6330 Barang Ready ka Kemeja Polos Wanita Bigsize Warna Hitam, Putih, Merah Marun, Kuning Kunyit, Coklat, Navy, Pink, Biru Wardah, Hijau Army, Abu-abu. Produksi Kemeja Polos Jumbo Cewek kami Ready 0813-8170-6330 Melarge Harga Jual Grosir Pakaian Jumbo Bigsize MELARGE - Mau tahu info Harga Jual Baju Kemeja Wanita Jumbo XXXL, Konveksi Atasan Kemeja Bigsize Polos 3XL 4XL, Tempat Produksi Tunik Kemeja Kotak Ukuran Besar 5XL 6XL Harga Murah, Grosir Kemeja Cewek LD 120 130 140 150 Terpercaya, Toko Pakaian Spesialis Big Size Berkualitas. Hubungi kami di 0813-8170-6330 Barang Ready ka Kemeja Polos Wanita Bigsize Warna Hitam, Putih, Merah Marun, Kuning Kunyit, Coklat, Navy, Pink, Biru Wardah, Hijau Army, Abu-abu. Produksi Kemeja Polos Jumbo Cewek kami Ready ukuran XL-6XL dengan LD 100, LD 110, LD 120, LD 130, LD 140 dan LD 150 Ditempat kami anda bisa order banyak ukuran mulai dari XL, XXL, XXXL, 4XL, 5XL atau 6XL. BAHAN SANGAT ADEM PAS UNTUK KULIAH, HANGOUT, ATAU KERJA
BAHAN SANGAT ADEM, DINGIN DAN NYAMAN DIPAKAI SAAT CUACA PANAS JAHITAN SANGAT RAPIH HARGA MURAH BARANG OKE, COCOK UNTUK STOCK TOKO ANDA Kemeja Kerja Jumbo Wanita yang kami produksi menggunakan bahan berkualitas dan nyaman dipakai. jadi ketika anda belanja Kemeja Hem di toko kami dijamin tidak akan kecewa. Atasan Big Size Kemeja Wanita Harga Murah tapi tidak murahan ya hanya ditoko kami.
melarge#brandfashion#spesialjumbo#spesialbigsize#bajujumbo#kemejajumbo#tunikjumbo#bajubigszie#kemejabigsize#tunikbigsize#gamisjumbo#gamisbigsize#konveksipakaianjumbo#konveksipakaianbigsize#grosirkemejajumbo#grosirkemejabigsize#produsenbajujumbo#produsenbajubigsize#agenbajujumbo#agenbajubigsize#ukuranbesar#jualkemejajumbo#jualkemejabigsize#kemejajumbopolos#kemejabigsizepolos#kemejawanita#kemejacewek
0 notes
melargebigsize · 2 years
Text
Tumblr media
0813-8170-6330 Melarge Harga Jual Grosir Pakaian Jumbo Bigsize di Madiun Gunungsari MELARGE - Mau tahu info Harga Jual Baju Kemeja Wanita Jumbo XXXL, Konveksi Atasan Kemeja Bigsize Polos 3XL 4XL, Tempat Produksi Tunik Kemeja Kotak Ukuran Besar 5XL 6XL Harga Murah, Grosir Kemeja Cewek LD 120 130 140 150 Terpercaya, Toko Pakaian Spesialis Big Size Berkualitas. Hubungi kami di 0813-8170-6330 Barang Ready ka Kemeja Polos Wanita Bigsize Warna Hitam, Putih, Merah Marun, Kuning Kunyit, Coklat, Navy, Pink, Biru Wardah, Hijau Army, Abu-abu. Produksi Kemeja Polos Jumbo Cewek kami Ready ukuran XL-6XL dengan LD 100, LD 110, LD 120, LD 130, LD 140 dan LD 150 Ditempat kami anda bisa order banyak ukuran mulai dari XL, XXL, XXXL, 4XL, 5XL atau 6XL. BAHAN SANGAT ADEM PAS UNTUK KULIAH, HANGOUT, ATAU KERJA HARGA : normal price 115.000 DISKON ONLY 48.000 DETAIL : BAHAN : Crepe Premium SIZE : XL LINGKAR DADA 100CM PANJANG BAJU 67 CM PANJANG LENGAN 60CM LINGKAR KETIAK 50 CM LINGKAR PINGGUL 100 CM LINGKAR LENGAN 22 CM 2XL LINGKAR DADA 110CM PANJANG BAJU 72 CM PANJANG LENGAN 62 CM LINGKAR KETIAK 56 CM LINGKAR PINGGUL 110 CM LINGKAR LENGAN 22 CM 3XL LINGKAR DADA 120 CM PANJANG BAJU 75 CM PANJANG LENGAN 58 CM LINGKAR KETIAK 58 CM LINGKAR PINGGUL 130 CM LINGKAR LENGAN 22 CM 4XL LINGKAR DADA 130 CM PANJANG BAJU 75 CM PANJANG LENGAN 60 CM LINGKAR KETIAK 60 CM LINGKAR PINGGUL 140 CM LINGKAR LENGAN 24 CM 5XL LINGKAR DADA 140 CM PANJANG BAJU 75 CM PANJANG LENGAN 62 CM LINGKAR KETIAK 60 CM LINGKAR PINGGUL 146 CM LINGKAR LENGAN 24 CM 6XL LINGKAR DADA 150 CM PANJANG BAJU 75 CM PANJANG LENGAN 62 CM LINGKAR KETIAK 62 CM LINGKAR PINGGUL 150 CM LINGKAR LENGAN 24 CM BAHAN SANGAT ADEM, DINGIN DAN NYAMAN DIPAKAI SAAT CUACA PANAS JAHITAN SANGAT RAPIH HARGA MURAH BARANG OKE, COCOK UNTUK STOCK TOKO ANDA Kemeja Kerja Jumbo Wanita yang kami produksi menggunakan bahan berkualitas dan nyaman dipakai. jadi ketika anda belanja Kemeja Hem di toko kami dijamin tidak akan kecewa. Atasan Big Size Kemeja Wanita Harga Murah tapi tidak murahan ya hanya ditoko kami.
0 notes
Text
Tumblr media Tumblr media
TERMURAH..!! WA 0851-5640-6571 Distributor Kemeja putih Formal Di Surabaya
KLIK 0851-5640-6571 Distributor Kemeja putih Formal Di Surabaya, Agen Baju Kemeja Kekinian Di Cirebon, Supplier Baju Kemeja Kotak Kotak Di Garut, Paket Usaha Baju Kemeja kombinasi Batik Di Indramayu, Pusat Baju Kemeja Anak Perempuan Di Karawang, Grosir Baju Kemeja Abu Abu Di Kuningan
READY BOSKU GROSIR DAN PARTAI BESAR ------------------------------------------- ✔LANGSUNG DARI KONVEKSI 💯 ✔FOTO SENDIRI 💯 ✔HARGA DIJAMIN TERMURAH SE INDONESIA💯 ✔MELAYANI PENGIRIMAN SELURUH INDONESIA💯 ✔BUKTIKAN SAMA LAPAK SEBELAH💯 ✔KUALITAS NO 1. BISA DIBUKTIKAN 💯 ✔FREE RETURN JIKA BARANG CACAT💯 ✔MELAYANI PEMBELIAN DARI Provinsi Sulawesi Utara Meliputi : Kab Bolaang Mongondow-Lolak, Kab Bolaang Mongondow Selatan-Molibagu, Kab Bolaang Mongondow Timur-Tutuyan, Kab Bolaang Mongondow Utara-Boroko, Kab Kepulauan Sangihe-Tahuna, Kab Kepulauan Siau Tagulandang Biaro-Ondong Siau, Kab Kepulauan Talaud-Melonguane, Kab Minahasa-Tondano, Kab Minahasa Selatan-Amurang, Kab Minahasa Tenggara-Ratahan, Kab Minahasa Utara-Airmadidi, Kota Bitung, Kota Kotamobagu, Kota Manado, Kota Tomohon Dan Seluruh Kota Se-Indonesia. ------------------------------------------ TESTIMONI : @PusatGrosirKemejaTermurah ( IG) TESTIMONI : Grosir Kemeja Termurah ( FB ) ----------------------------------------- ⚫BAHAN : COTTON SP / RAYON IMPORT / OXFORD COTTON grade A ⚫SIZE : L (52x72) & XL (54x74) ⚫FULL AKSESORIS SEMUA TEMBUS ⚫ADA KANCING CADANGAN 90% ------------------------------------------- Langsung Dilayani : Fauzi Taufik Wa : 0851-5640-6571 Jangan Lupa Save Nomor Tersebut
#TokoBajuModernKemejaDiDepok, #KonveksiBajuModelKemejaTerbaruDiBekasi, #PabrikBajuModelKemejaWanitaDiCiamis, #DistributorBajuKemejaVolcomDiBandung, #GarmentBajuKemejaKombinasiDiCianjur
1 note · View note
semutmerahlagi · 3 months
Text
Tumblr media
[Kisah Benar] Andartu 👄👅
.
Cik Nora adalah seorang yang cukup periang dan suka berjenaka. Dia seorang andartu, aku kire umur dia dah hampir 35 tahun. Badannya cukup gempal tapi kulitnya putih melepak. Hidungnya mancung, mulutnya kecik dan matnya sedikit kuyu dan selalu nampak stim aje….
Aku dan sebahagian pelajar lain cukup rapat dengan Cik Nora dan kami pada kebiasaannya akan ke kedai buku Cik Nora untuk membantu dia. Pada kebiasaan nya kami akan berbual dan bergurau senda. Pada suatu hari, perbualan kami tertumpu kepada makan aiskrim. Kebetulan pada waktu itu Cik Nora membelanjakan kami aiskrim setelah penat membungkus buku.
Perbualan kami mula berungsur lucah apabila Puan Mona berseloroh mengatakan dia selalu dapat aiskrim yang kecik tak kira malam atau siang. Lalu Cik Nora pun jawab, “kalau nak yang besar carilah ais krim mat saleh”. Kami semua gelak.
Lalu seorang kawan aku, Man menyampuk, “Mat punya aiskrim pun besar jugak” semua pandang kat aku lebih-lebih lagi Cik Nora sambil menjilat aiskrim ditangannya dan berkata “iya ke???”. “Ni pasti puas kalau kena!”, sambungnya lagi. “Mungkin jugak”, kata Puan Mona.
Muka aku merah padam dan untuk menghilangkan rasa malu aku kata “tengok oranglah!! Sapa nak boleh cuba!” aku kata selamba. Dengan cepat Cik Nora menjawab, “Aku nak!!!”, dengan gelak ketawa semua. “Boleh, bila nak?”, aku tanya lagi….namun celoteh kami berhenti di situ apabila seorang pelanggan datang nak jumpa Cik Nora. Dalam fikiran aku, kalau Cik Nora nak betul batang aku, aku sedia bagi sebab aku geram tengok tubuh dia yang montok dan putih itu.
Kalau ada tuah mungkin die masih dare…dan aku teringat bagaimana Puan Mui telah memberi aku kenikmatan yang tidak pernah aku rasakan selama ini. Aku terkejut lamunan apabila Man menepuk bahu aku sambil bertanya “apahal termenung ni??? Ingat mak wa ke?” Aku tak perasan yang batang aku dah mula nak mengeras.
Petang tu sebelum aku balik ke rumah, Cik Nora sempat memanggil aku ke biliknya dan mempelawa aku keluar makan malam dengannya. Itupun jika aku tiada kelas. Aku cakap boleh aje kalau pasaal makan…dan dia janji nak jemput aku pukul 7.45 malam. Sebelum aku keluar aku sempat meninjau kat buah dada dia yang sedikit terdedah manakala dia pula asyik tenung kat batang aku….
Malam itu tepat jam 7.45 malam Cik Nora pun datang menjemput aku di rumah. Aku pakai seluar jean dan kemeja T putih. Cik Nora pula pakai mini skirt hitam dan kemeja T putih. Dia nampak sungguh seksi sekali. Cik Nora tanya aku, “nak ke mana?”, aku jawab “tak kisah ikut aje ke mana-mana” sambil menjeling kat paha dia..”Ke bilik tidur?” Dia berseloroh kat aku…”Boleh jugak!” Kataku…sambil kami gelak…Dia tanya aku lagi,” besok hari minggu. ade kelas tak? Aku jawab tak ada.
“Kalau macam tu kita pergi genting, situ makan sedap”, katanya lagik.. “Boleh jugak!”, kataku. Lepas tu kereta Proton Wira aeroback Cik Nora pun menluncur ke genting highland. Kami sampai kat genting pukul 9 lalu. Kami pergi kat restoren dan makan, lepas tu kami pergi jalan-jalan kat sana sampai pukul 11 lalu.
Cik Nora kata kat aku dia penat dan tak lalu nak drive manakala aku pula tak ada lesen…Pucuk dicita ulam mendatang…dia kata “kalau macam tu elok bermalam kat sini”. “boleh aje” jawabku dengan cepat.
Cik Nora menyuruh aku menunggu di lobby hotel sementara dia membuat tempahan. Sebentar kemudian dia pun datang dan mengeluh panjang, “Cuma satu bilik aje yang tinggal….” aku kata aku tak kisah dan boleh tidur di sofa bilik..
Oklah kalau macam tu, kata cik nora. Sampai di bilik…aku terus masuk ke bilik mandi untuk mandi kerana dah seharian aku tidak mandi….selepas aku selesai, cik nora pun mandi… Aku tengah menonton tv apabila cik nora keluar dari bilik mandi.
Dia cuma berkembankan kain tuala sahaja. Jantung aku dah mula berdegup….Aku lihat cik nora tengah membetulkan kain selimut sambil punggungnya menonggeng jelas ke arah aku. Aku dapat lihat pahanya dan punggungnya yang montel dan putih melepak itu dengan jelas sekali…
Aku tak tahan melihatnya dan terus menuju ke arah cik nora. Aku sentuh tengkoknya dengan lembut dan kemudian aku picit bahunya…Aku lihat cik nora memperlihatkan aksi yang sungguh mengairahkan dan mengeluh perlahan. Dia segera berpaling pada aku dan terus mencium aku dengan rakus sekali. Kami berkucupan dan aku kulum lidah dia habis-habisan.
Aku tengok dia semakin tidak menentu apabila aku semakin garang. Aku jilat tengkoknya dan dia semakin mengerang. Kemudian tanpa aku sedari tuala yang menutupi tubuhnya telah terlerai. Aku peluk badan cik nora dengan kemas sambil menjilat teteknya yang cukup membuatkan aku geram selama ini. Dia mengeluh dan dia memeluk aku dengan erat sekali. Aku rasakan yang dia telah mencapai klimek pertamanya.
Aku segera rebahkan cik nora ke katil dan lidahku mula turun ke seluruh badannya. Aku jilat pusatnya sebelum aku turun ke kawasan semak yang sungguh indah di bawahnya. Aku jilat biji kelintitnya… dan aku lihat dia meraung keenakan.
Please Mat….i need you now!!!!!!! katanya. aku tidak peduli semua itu aku buka seluar aku dan terus berbogel…Aku naik ke atas tubuh cik nora dan menghisap teteknya…batang aku, aku geselkan ke biji kelentit cik nora tanpa masuk kedalamnya…dia terkial-kial kesedapan…dan merayu-rayu agar aku masuk segera kerana dia dah tak tahan lagi katanya. Namun aku biarkan dan tiba-tiba dia memeluk aku dengan kuat sekali dan aku tahu dia dah klimek..
Sekarang aku pun masukkan batang aku ke dalam cipapnya…aku jangkakan pasti cik nora nee dah tak virgin lagi…dan senang nak masuk kerana dia dah basah sangat. Sangkaan aku salah kerana bila aku menusuk batang aku ke dalam cipap nya aku terasa ada sesuatu yang koyak…dan dia meraung kesakitan..dia kata sakit dan aku tanya samada dia masih virgin ke tak…dia kata ya.. this is my first time…katanya…
Aku terus berusaha memasukkan kesemua batang aku namun ianya terasa sangat sempit..Akhirnya aku berjaya tanpa mengira cik nora yang menahan kesakitan. Aku sorong tarik dengan perlahan.. Sebentar kemudian, cik nora yang tadinya kesakitan kini telah mula merasa kesedapannya…Dia mula mengeluh dengan ghairah sekali…”Aduh sedapnya Mat””
Aku semakin kuat dan cepat..semakin cepat aku lakukan, semakin kuat dia mengerang….dan akhirnya dia kata dia nak terpancut dan aku pun melajukan kayuhan aku agar kami sama-sama sampai….Dan akhirnya dia memeluk aku dengan kuat sekali dan aku dah tak tahan lagi dan kami pun sampai klimek bersama-sama…aku lihat cik nora meraung kesedapan.
Setelah aku pancutkan kesemuanya, aku segera mencabut batangku dan memasukkan nya ke dalam mulut cik nora dan dia dengan rakus sekali menjilat batangku sehingga kering….sedap katanya…lama dia menjilat batangku sehingga ianya kembali tegang…dan aku kata kat cik nora aku nak lagi…..
Dia tidak membantah langsung dan aku terus menukar posisi ke 69 dan kami mula jilat menjilat…Aku lihat cik nora sudah tidak dapat bertahan lagi dan aku menyuruhnya agar naik ke badan ku seperti menunggang kuda…dia kata sedap sekali kerana batangku dapat sampai ke G-spotnya. lama kami berada di posisi demikian sehingga dia klimek lagi.
Aku menukar posisi, sekarang aku angkat kedua kaki cik nora ke bahuku dan aku memasukkan batangku dari atas…sungguh sedap sekali…lebih-lebih lagi cik nora kerana batang besarku bermain di celah- celah cipapnya…. Puas dengan cara itu kami menukar ke cara doggie pula.
Aku rasa cara ini sungguh sedap sekali.. tangan ku memulas-mulus tetek cik nora sambil dia meraung kesedapan…dan aku rasakan bahawa dia dah klimek lagi. Aku rasa dah banyak kali dia klimek… aku cabut batang aku dan terus mencapai kondom di dalam poket seluarku….aku geram betul tengok punggung cik nora kerana selama ini aku perasan yang dia selalu menayangkan lenggoknya yang seksi apabila lalu di hadapan ku dan aku rasa inilah masanya aku menikmatinya….
Aku segera mengambil bantal dan menyandarkannya ke bawah cik nora agar punggungnya tetonggek ke atas…aku masuk kan perlahan-lahan batangku ke dalam lubang punggungnya….dan dia merengek kesakitan…aduh sakitlah mat katanya. Aku tidak peduli dan dengan dua tiga kali tusukan aku berjaya masuk juga…lama aku bertahan di dalamnya sebelum berdayung… Kesakitan yang dirasa oleh cik nora tadi kini bertukar lazat dan tidak lama kemudian aku terpancut kerana lubangnya terlalu ketat….
Sekali lagi cik nora menjilat aku sehingga batang aku kering….
Malam tersebut kami langsung tidak dapat tidur kerana terlalu sibuk. Aku rasa kami main lebih dari lima kali….kami tertidur lebih kurang pukul 6 pagi dan aku lihat cik nora sudah tidak berdaya lagi… Kami bangun lebih pukul 11 pagi dan sempat main lagi…
Cik nora becadang untuk bermalam semalam lagi tapi aku kata aku ada ujian pada besok harinya… Kami balik ke KL pukul 10 malam tersebut.
Cik nora ni betul-betul gila kan seks………….Sejak peristiwa itu kami asyik melakukannya tidak kira di mana asalkan ada peluang…..
rezeki dapat main andartu yang dara..!? sapelah yang tak nak kan???hehehe.
.
-Tamat-
248 notes · View notes
steven-wijaya · 4 months
Text
Cerita Sex Teman Kampusku yang menjadi Pemuas Nafsuku
Tumblr media
By penikmat satin 24 Mei 2024
Hari ini aku akan berbagi cerita tentang pengalamanku masturbasi dengan teman kampusku dan dia adalah sahabaku sendiri yang satu kampus denganku.
Akhir-akhir ini aku sering jalan Bersama Maya, dia teman satu kampus yang paling dekat denganku. Mulai dari pulang bareng, makan bareng hingga nonton bareng. Sebenarnya kami sudah kenal sekitar 1 tahun yang lalu dalam kegiatan kampus dan setelah itu kita menjadi temen.
Semenjak Maya putus dengan pacarnya, kami semakin dekat saja dan kemana-mana selalu bareng dan suatu malam pas malam minggu setelah aku dan Maya baru saja selesai menonton acara petunjukan seni budaya disalah satu gedung yang ada dikampus, malamnya aku langsung mengantarkan Maya  pulang ke rumah kontrakanya.
Saat perjalanan dari kampus ke tempat kontarakannya dengan motorku. Sepanjang perjalanan, kami berbincang-bincang ringan. Tak disangka Maya merapatkan duduknya dan memeluku dari belakang sehingga bagian dadanya menempel sekali dibagian punggungku.
Maya tergolong cewek yang manis dan pintar bergaul. Penampilan yang sangat seksi banyak mata laki-laki selalu meliriknya Seperti sekarang ini, dia menggunakan kemeja satin berwarna merah  dibalut bawahan dengan rok warna hitam dengan bahan satin sama seperti kemejanya seatas lututnya.
Sesampai rumah kontakanya terlihat sangat gelap sekali.
“Loh, May lampunya kok gak pada dinyalain sih”, kataku ketika sampai di depan rumah kontrakan.
“Biasa Tom kalau sudah hari sabtu dan minggu mereka pada balek kerumah orang tuanya kecuali aku. Masuk Tom”
“Lah emang teman-teman kamu orang mana sih pakai pulang segala?”, tanyaku.
“Lah mereka kan Cuma asli orang Solo dan Wonogiri aja”.
Kulihat rumah kontrakan Maya cukup besar dan terdapat 3 kamar dan teman-teman yang mengontrak disini juga sama-sama teman satu kampus dengan Maya.
Malam itu aku duduk diruang tamu sambil menunggu Maya keluar dari kamar dan setelah menunggu sekitar 5 menitan begitu keluar dari kamar Maya sudah mengganti pakaian dengan pakaian tidur model daster berkain satin berwarna krem sambil membawa sebuah laptop dan mengajaku pidah ke ruang tengah.
Diruang tengah kami duduk santai diatas karpet lesehan karena memang tidak ada kursi atau sofa di rumah kontrakanku ini.
“Oh ya Tom, ini data-data tugas yang diberiakan oleh dosen kemarin kamu tinggal pidah ke hardisk aja”.
Setelah beberapa tugas aku copy dari laptop ke hardisk ku, aku menemukan beberap file film-film semi thailand yang ada dilaptopnya dan sempat aku buka beberapa filmnya saat Maya meninggalkan aku untuk membuat secangkir kopi panas. Tapi saat aku baru beberapa menit membuka film itu tiba-tiba dari belakang Maya datang.
“Gimana udah belum  copynya ke hardisk Tom”, Tanya Maya kepadaku.
“Tinggal dikit May…tapi lama juga copynya”, kataku.
“Gimana ngak lama kalau pakai nonton film juga”
“Hehehe….”, aku sedikit malu saat Maya berkata seperti itu, aku kira dia tidak tau.
“Ya udah nonton aja Tom”, dengan santainya Maya duduk disampingku.
“Kamu suka ya May nonton film seperti ini”.
“Ya suka aja sih dari pada dikontrakan sendiri,  kadang iseng-iseng nonton seperti ini”.
Sekitar 30 menit, kami nonton beberapa koleksi film yang ada dilaptopnya,  tak terasa kulihat jam dinding sudah menujukan pukul 23:45. Sebenernya copy tugas-tugas kuliah yang dilaptop sudah selesai aku pindah ke dalam hardisk ku tapi karena kita berdua masih focus melihat beberapa adegan seks difilm itu aku jadi lupa waktu.
“Oh ya May, udah malam aku pulang dulu ngak enak kalau ada orang yang lihat”.
“Pulang besok pagi aja Tom, malam ini kamu nginep aja disini,  apalagi  hari udah larut malam”, jawab Maya.
“Tapi ngak enak May, nanti ada orang lihat aku nginep disini”.
“Udah santai aja disini ngak ada siapa-siapa dan bebas kok”.
“Ya udah lah kalau gitu malam ini aku tidur disini, tapi tidur dimana May?”.
“Tidur di kamar aku aja”, katanya sambil senyum.
“Wah ngak enak May, mendingan aku tidur di sini aja”, kataku sambil menunjuk kasur lipat yang diruang tengah.
“Ya udahlah terserah kamu aja”, kemudian Maya masuk kedalam kamar untuk istirahat.
Malam itu aku tidak memiliki pikiran yang macam-macam soal Maya karena aku anggap dia sahabat paling dekat denganku dilingkungan kampus dan Kedekatan kita hanya sebatas teman. Malam itu aku tidak langsung tidur aku masih menonton koleksi film-film semi yang ada dilaptop milik maya.
“Cekreeeeek…” tiba-tiba pintu kamar Maya terbuka dan sejenak aku memperhatikan Maya keluar dari kamar.
“Kenapa May?” terlihat Maya telah melepas Branya dibalik dasternya yang dikenakanya itu, karena jelas sekali ada benjolan kecil yang menjeplak dikain satin dasternya.
 “Belum bisa tidur Tom”, kata Maya sambal duduk di sampingku.
“Ya udah, ikutan nonton Film-film koleksi kamu ini, Ntar juga ngantuk sendiri kamu”, jelasku kepada Maya sambil tersenyum.
“Bukanya ngantuk Tom, malah nanti jadi terangsang kalau nonton setiap ada adegan seksnya”.
“Ya tergantung sih”, kataku sambil kita berdua menonton diatas Kasur kecil diruang tengah.
Setengah jam berlalu kita berdua menonton, lama-lama Maya menyandarkan kepalanya di pundakku. Baru kali ini Maya bertingkah seperti itu. Aku memperhatikan wajahnya yang memang mulai mengantuk, matanya agak sayu sambil memperhatikan film yang ada dilaptop.
“May pindah kamar dikamar saja, tidur di dalam aja”, kataku sambil dengan sopan memegang tangannya.
“Iya Tom”, jawabnya.
Tanganku tidak di tepis olehnya. Maya kemudian beranjak dari duduknya dengan tetap memegang tanganku dan menariknya.
“Temenin yuk Tom”, pintanya, sedikit memaksa dan manja.
“Tapi May”, aku tidak percaya.
Maya menarikku masuk kedalam kamarnya lalu dia merebahkan tubuhnya di sisi ranjang yang dekat tembok. Aku yang masih tidak percaya dengan prilaku Maya malam ini dan aku masih posisi berdiri dekat ranjang. Namun aku tidak berani mengambil inisiatif dengan langsung merebahkan tubuhku diatas ranjang itu.
“Tomi,  sini dong”, kata Maya dengan nada manja sambil menepuk ranjang, menunjukkan kalau  maya minta aku tidur disebelahnya.
Maya sepertinya paham kalau aku merasa tidak enak sekamar dengannya walaupun dirumah itu tidak ada siapa-siapa hanya kita berdua.
Kemudian aku rebahkan tubuhku diatas ranjang disamping Maya. “Tomii…”, panggil Maya. Kedua mata kita langsung saling berpandangan dan Maya mendekatkan kepalanya kemudian bibirnya menyentuh bibirku. Ciuman itu terasa hangat dan lembut.
“Kenapa May?”, aku dibuatnnya kaget dan baru kali ini bibirku dicium oleh seorang wanita yang tanda kutip dia bukan pacar tapi melainkan hanya teman dekat saja dan ketika mulut kita berhenti berciuman.
“Tom…efek nonton film semi tadi aku jadi pengen”, jawab Maya sambil merapatkan tubuhnya. Aku hanya tersenyum mendengar itu.
“Hahaha, Efek kelamaan jomblo juga yah?”, sindirku.
“Iiihhhh….Tomiii…”, Maya memukul tanganku.
Karena aku juga sudah sangat bergairah melihat Maya yang hanya mengenakan daster satin itu dan efek nonton film-film koleksi Maya tadi kemudian aku membalas ciuman dibibirnya. Mayapun membalasnya dengan penuh nafsu dan kita sudah sama-sama saling menyedot antara bibir dan lidah. Aku mulai meraba buah dadanya yang sudah tidak memakai Bra itu. Kuremas-remas buah dadanya sambil kumainkan putting susunya yang masih terhalang kain satin dasternya.
“Uuuhhh…”, suara desahan kecil yang keluar dari sela-sela mulutnya Maya.
Maya juga tidak mau kalah meraba bagian selangkanganku. Dalam hitungan detik saja baju dan celanakau sudah tergeletak disamping kasur. Tanpa menunggu lama, aku meremas dengan lembut kedua buah dadanya yang memiliki putting mungil menojol menjeplak dikain satin dasternya itu.
“Aaaannggghhh…Tomiiiii…”, Maya mendesah.
Aku jiliat bagian puttingnya dan kusedot secara bergantian kiri dan kanan sambil memintir puttingnya yang tidak kusedot tanpa membuka penghalang kain satin yang menetupi kedua putting susunya.
“Teruuus Tomiiii…ungghhh…enaaaak…sedot yang kuat gigit tomiii….”, Maya mulai mendesah sambil mengacak-acak rambutku.
Kemudian tangannya mencoba meraih batang penisku yang sudah sangat tegang lalu dikocok-kocoknya penisku.
“Uuuhhh..enak Mayaaaa…”, lembut banget tangan.
Aku masih tetep meremas buah dadanya dan terus tanpa henti menyedotnya dan kedua tanganku berusaha mencoba membuka celana dalamnya.
“Boleh dibuka May?”, kemudian Maya menghentikan kocokannya dan melihatku.
“Boleh Tom, tapi aku takut…”
“Kenapa? Kamu masih perawan?”, aku jadi penasaran.
“Sebenernya dulu sering kayak gini sama pacarku, cuma gak sampai dimasukin. Biasanya dia hanya digesek-gesekin aja, petting doang”, jelas Maya.
Kemudian Maya mencium pipiku. “Gak pa-pa kan Tom, kalau cuma digesekin?”, tanya  Maya dan aku hanya berusaha tersenyum dan mengangguk saja.
Maya lantas melepas sendiri celana dalamnya. Aku melihat bentuk vagina yang indah dengan rambut yang sudah bersih dicukur habis. Bagian klitorisnya masih tertutup rapat.
“Maya kita main gaya 69 yuk”, kataku memancingnya.
“Ayo aja…Tom biar sama-sama menikmati”.
Maya beranjak berdiri dan menindih tubuhku yang terlentang diatas ranjang. Setelah mengatur posisi supaya nyaman, aku melenguh duluan. “Uuuuhhhhh…Mayaaaa…”, Maya sudah melahap penisku bagaikan es krim.
Penisku terasa hangat di dalam mulutnya. Tangan kiri Maya juga mengocok penisku. Variasi blowjob yang dilakukan Maya membuatku sedikit lupa kalau di depan mukaku terdapat vaginanya. Tidak mau kalah, akhirnya aku mulai memainkan jari-jariku di vaginanya. Kubuka bagian klitoris yang masih tertutup rapat dan ketika sudah terlihat daging kecil menonjol itu lantas ku elus pelan.
“Aaahhhh…”, suara lenguhan Maya tiba-tiba terdengar dikesunyian malam didalam kamarnya.
Tidak berhenti sampai di situ, aku mulai menjilati bagian lubang vaginanya. Desahan Maya makin lama semakin keras. Selain menjilat terkadang aku menyedot dan memasukkan lidahku ke dalam vaginanya. Akhirnya vaginanya semakin basah dan becek, tidak hanya karena ludahku tapi juga cairannya mulai keluar. Setelah merasa cukup dengan posisi 69, Maya beranjak dan merebahkan tubuhnya di sampingku.
Nafasnya sedikit terengah-engah. Bibirnya menyunggingkan senyum. Mungkin itu semacam kode untukku agar aku melanjutkan aksi ini. Aku mulai menciumi wajahnya mulai dari kening, hidung, dan bibirnya. Kemudian turun menuju puncak buah dadanya. Puttingnya sudah tegang maksimal.
Maya begitu menikmati semua perlakuanku terhadap tubuhnya masih terbalutnya licinya kain satin dasternya. Matanya terpejam namun bibirnya sedikit terbuka, dan kadang desahan-desahan kecil keluar dari mulutnya. Perlahan-lahan aku menindih tubuhnya. Mata kita saling sama-sama berpandangan lagi. Bibirnya menyambut bibirku. Aku sudah sangat bernafsu, aku agak tidak menghiraukan permintaan hanya petting saja. Mayapun begitu diliputi hawa nafsu, desahannya semakin intens. Namun dia menghentikan ciuman dan menatap kedua mataku.
“Digesekin aja ya Tom”, kata Maya mengingatkan.
“Aku udah gak tahan lho May. Ntar kalo keenakan terus masuk gimana?”, ledekku.
“Iiihhh…Tomiiii…”, Maya tertawa kecil sambil mencubit lenganku.
“Aku yang nahan Tom, udah pengalaman…”, lanjutnya.
“Tapi aku yang gak tahan. Apa gak usah aja?”, kataku sambil berpura-pura beranjak dari tubuhnya Maya.
“Tomiiii…….”, Maya merengek dan kemudian menarik tanganku.
Bibir kita berciuman lagi. Maya melebarkan kedua pahanya dan meraih penisku supaya tepat berada di depan bibir vaginanya. Kemudian Maya menggesek-gesekkan sendiri penisku dengan tangannya.
“Uuuuhhh…ssshh…”, Maya mulai mendesah ketika aku menggerakkan pinggulku. Kedua tangannya kini merangkul leherku.
“Enak May?”, Maya mengangguk dan ikut menggoyangkan pinggulnya.
“Tomiii… Uuuhhh…”, desah Maya diiringi kepalanya yang bergerak ke kiri dan ke kanan.
Di bawah sana, kepala penisku hanya menggesek-gesek bibir vaginanya yang semakin basah. Ujungnya benar-benar tepat di lubang vagina sehingga kalau aku nekat dan khilaf perawan Maya bisa-bisa tembus oleh penisku.
“Aku ganti diatas aja Tom”, kata Maya.
Kita bertukar posisi, women on top. Maya menekan penisku tepat di belahan vaginanya. Maya lalu mulai bergerak maju mundur. Payudaranya ikutan bergoyang.
“Aaanggghhh…uuugggghhh…Tomiiiii…”, mulut Maya mendesah semakin nyaring
“Tomiiiii…mainin tetek akuuu…ssshh…”. Tanganku lantas meraih dua buah dadanya yang menggantung terhalang kain satin dasternya itu.
Ternyata Maya semakin mempercepat gerakannya. Pinggulnya bergeak ke kiri, ke kanan, ke depan, ke belakang. Mungkin sebentar lagi dia akan mendapatkan orgasmenya. Aku sebenarnya juga sudah tidak tahan karena efek gesekan belahan bibir vaginaya. Tapi sayang sekali kalau cuma petting saja membuat orgasme.
“Aaaaahhhh…Aaahhh….Anghhhh!!!”, Desahan panjang sekali.
Tubuhnya mengejang-ngejang beberapa saat merasakan orgasme kemudian setelah puas merasakan orgasme tubuhnya langsung lemas tergeletak ditubuhku. Maya memeluk tubuhku dan nafas masih memburu. Aku mengelus rambut hitam bergelombang miliknya. Cukup lama juga, kita diposisi seperti itu.
“Tom, belum keluar yah?”,
“Belum May. Tapi kalau kamu capek, ya gak pa-pa kok”, aku mencoba mengerti walaupun
sebenarnya merasa nanggung.
Maya mengubah posisi dan langsung memegang penisku yang masih tegang. Lagi-lagi Tindakan tiba-tiba yang mengasyikkan, Maya melakukan blowjob. Kepalanya terlihat naik turun.
“Aaaaahhh…”, aku hanya bisa mendesis seperti itu.
Kemudian secara reflek aku memegang kapalanya  dan menahannya. Aku menggerakkan pinggul seoalah-olah aku sedang ML dengan mulut mungilnya. Seketika Maya melepas emutannya dan melihatku. Aku agak kaget karena takut dia tidak suka ketika aku menahan kepalanya seperti tadi.
“Mayaaa…aku udah mau keluar? Jangan di mulut may?”, kataku.
“Terus dimana Tom?”
“Aku pingin gesek-gesek dikain satin dastermu”.
Kemudian maya terlentang diatas ranjang dengan cepat aku naik keatas tubuhnya dan langsung saja aku gesek-gesekan batang penisku diatas permukaan perutnya.
“Unggghhh….Mayaaa….enak…banget….”, gesekan penisku dipermukaan kain satin dasternya terasa licin sekali dan membuat cairan spermaku mucrat sangat banyak.
Crottt….crottt…crottt…tubuhku mengejang-ngejag dibawah tubuhnya Maya diiringi cairan sperma yang keluar dan muncrat hingga mengenai bagian buah dadanya. Kemudian Maya menjilat penisku untuk dibersihkan dari sisa-sisa cairan spermaku yang masih keluar.
“Enak Tom gesek disitu”, kata Maya ketika sudah selesai.
“Enak banget terasa licin dan bikin ketagihan May”, Maya langsung merebahkan tubuhnya di sampingku.
“Kapan-kapan kalua mau nanti aku pakai baju tidur seperti ini biar kamu puas Tom, Yuk tidur…”. Katanya.
“Oh ya May aku pakai baju dulu biar ngak kedinginan”, kataku sambil mencoba beranjak dari kasur. Tapi tangan Maya menahan.
“Kenapa May?”
“Kan bisa minta peluk aku Tom”, jawabnya  sambil memelukku.
“Tapi kan AC kamarmu dingin banget May”.
Kemudian Maya beranjak bangun dari ranjang dan mengambil sesuatu dari dalam lemari dan ternyata selimut satin yang sangat lebar bermotif gambar mawar dan langsung menetupi tubuh bugil dan saling berpelukan diatas ranjang.
“Gimana enakan tambah licin dan hangat Tom”, katanya.
“Iya May, kamu ngerti aja sich”, Tiba-tiba tangannya iseng mengelus-elus penisku. Mataku yang hampir terpejam menjadi sedikit melirik ulah iseng Maya.
“Ntar kalau tegang lagi, aku masukin punya kamu nanti”, ancamku.
“Mau dong Tom, hihihi…”, Maya malah menggodaku.
Kemudian dia membalik tubuhnya dan membelakangiku dengan posisi nungging lalu kupeluk dari belakang sambil kugesek-gesekan dikain satin dasternya .
“Sabar ya Tom, ntar ada waktunya pasti kamu akan rasakan kok”, Maya menggumam.
Samar-samar aku mendengar kata-kata yang diucapkannya itu. Namun tidak terlalu yakin dengan maksud kata-kata itu. Perasaanku campur aduk, kaget, senang dan berharap bisa melakukan seperti ini lagi bersama Maya walau sekadar kita masih berteman dan belum menjadi pacar.
190 notes · View notes
nalza73 · 2 years
Text
Cik Siti
Tumblr media
Siti berdiri sambil merenung ke lantai. Corak karpet di kakinya yang bertumit tinggi direnung dengan fikiran yang berkecamuk.
“Macam mana Siti? You terima tawaran yang I beri?” bosnya Chong memandang Siti yang berdiri di hadapannya.
“Siti… just accept sajalah. Cuma kita bertiga saja tau mah… U jangan takut. Husband u tak kan tahu punya..” Tan yang juga pembantu bosnya turut menambah.
“Betul ke saya akan dapat apa yang you all tawarkan tadi?” tanya Siti inginkan keyakinan.
“Macam inilah Siti. Untuk bagi U lebih yakin dengan tawaran I, you ambil dulu duit ni sebagai duit kocek you. I tahu HR memang ambil masa dalam dua bulan untuk naikkan pangkat you dan juga gaji you selepas I approve. So, I myself akan top up gaji U dari duit I sendiri sampai you confirm dapat surat naik pangkat dari head office. Ambil ini..” kata Chong sambil meletakkan seikat wang kertas RM50 yang berjumlah RM1500 di atas mejanya.
Siti merenung ikatan wang di hadapannya. Dia tahu peluang ini adalah yang selama ini dinantikan. Pangkatnya naik bermaksud gajinya akan naik juga. Malah dia akan turut mendapat insentif yang lebih besar berbanding semasa menjadi kerani.
“Siti… jangan fikir lagi… kami bukan mahu buat setiap hari. Kadang-kadang saja. Kami pun ada isteri mah… Jangan risaulah Siti…” kata Chong meyakinkan anak buahnya.
Siti terdiam. Soal pahala dan dosa bermain di fikirannya. Syaitan mula membisikkan alunan merdu mendendangkan pangkat dan harta di hati naluri Siti. Dia serba salah untuk menerima tawaran dari kedua-dua bosnya.
“Siti…. Jangan bimbang… kami bukan nak buat jahat kepada Siti… Kami cuma suka saja sama you…” Chong menghampiri Siti dan mengusap bahu keraninya itu.
“Ye Siti… Kami betul-betul suka awak. Awak pekerja yang baik dan tidak banyak masalah. Awak juga cantik dan………” kata-kata Tan terhenti sejenak lalu dia menghampiri Siti.
“….dan kami betul-betul suka tengok body you yang sungguh seksi ini, “ sambung Tan sambil meraba punggung Siti yang ketat dengan skirt berwarna kelabu itu.
Tan dapat merasakan garisan seluar dalam Siti di permukaan punggung Siti yang ketat dengan skirt labuhnya. Chong juga mengambil kesempatan meraba payudara Siti yang mengkal meskipun bersaiz sederhana dari luar kemeja hitam yang dipakainya ketika itu.
Wajah Tan mendekati sisi kepala Siti dan dia menghembuskan nafasnya dengan lembut di telinga wanita itu yang terlindung oleh tudung yang masih di kepalanya. Siti bagaikan terkena renjatan elektrik yang bernafsu. Bulu romanya meremang dan naluri kewanitaannya mula terbuka menerima belaian-belaian nafsu dari kedua-dua lelaki cina hidung belang yang berahi kepadanya ketika itu.
Siti memejamkan mata dan mula pasrah terhadap apa saja yang berlaku kepadanya sekejap lagi. Melihatkan Siti bagaikan sudah merelakan dengan setiap perlakuan mereka, Chong lantas membuka butang kemeja hitam Siti satu persatu hingga baju kemeja isteri orang yang bertubuh ramping dan melentik seksi itu terlucut ke lantai. Terdedah tubuh Siti yang masih berdiri itu separuh telanjang. Hanya tudung hitam, coli dan skirt labuhnya yang ketat masih melekat di tubuhnya.
Chong membuka kancing coli Siti dan menanggalkannya terus dari tubuh staffnya itu. Terus saja dia menghisap puting payudara Siti sambil meramas yang sebelahnya lagi tanpa henti. Siti mendengus bernafsu sambil memejamkan matanya. Dirinya bagaikan berada diawangan. Rasa geli dan bernafsu memenuhi setiap penjuru syahwatnya.
Manakala Tan sudah pun menanggalkan seluarnya dan hanya tinggal berkemeja dan berstoking. Batang kulupnya sudah keras bernafsu. Kepala balaknya yang kemerahan dan berkilat kembang berkilat melepaskan diri dari belenggu kulupnya yang tidak disunat. Nafsunya kepada wanita melayu bertudung yang cantik dan seksi separuh bogel di hadapannya membuatkan dia benar-benar ingin menyetubuhi wanita itu. Lentikan punggung Siti yang berkain ketat membuatkan dia tidak dapat mengawal perasaannya lagi dan terus dia berlutut di belakang Siti dan membenamkan mukanya di punggung Siti.
Bau punggung Siti di sedutnya dengan penuh nikmat. Sebelah tangannya meramas pinggul wanita itu dan sebelah lagi menggoncang batangnya tanpa henti. Tan benar-benar ghairah. Sekian lama dia mengidamkan tubuh seksi wanita yang selalu berpakaian ketat itu dan ketika itulah dia harus melampiaskan keinginannya yang selama ini terpendam.
Chong pula mula beralih ke dada dan seterusnya mulut Siti. Dia mengucup bibir Siti dan dorongan nafsu yang semakin menguasai membuatkan wanita itu memberikan tindak balas menerima kucupan Chong. Tanpa segan silu, Chong membuka seluar bersama seluar dalamnya hingga terlucut ke lantai. Kemudian dia menarik tangan Siti agar memegang batangnya yang semakin keras memberahikan wanita melayu yang seksi di hadapannya. Siti memegang batang Chong dan melancapnya dengan perlahan-lahan.
“Emmm… Pandai you goncang penis ye Siti.. Come…goncang I punya guna mulut…” pinta Chong dan menarik tangan Siti menuju ke sofa di dalam pejabat itu.
Tan tersenyum lebar sebaik melihat Siti berlutut di atas lantai dan mula menghisap batang Chong yang sedang duduk di sofa. Dia meminta Siti menonggeng tanpa perlu berhenti menghisap batang Chong. Siti melakukan seperti yang disuruh. Meleleh air liur Tan melihat punggung bulat Siti yang sendat dengan skirt kelabu yang ketat itu. Terus sahaja dia menyelak skirt Siti dan melorotkan seluar dalam Siti hingga terlucut ke lutut. Menelan air liur Tan melihat pemandangan yang mengghairahkan itu.
Belahan punggung Siti yang montok dilihatnya memiliki kulit yang halus dan mulus. Dia membuka belahan daging punggung wanita itu dan menjilatnya dari belahan kemaluan Siti hingga naik ke lubang duburnya. Tubuh Siti sedikit menggeliat sebaik lidah Tan bagaikan menggelitik lubang duburnya. Kegelian bercampur keberahian. Siti mula dimasuki nafsu dan semakin melentikkan punggungnya agar lelaki cina yang sedang menjilat di punggungnya itu mendapat lebih pameran lucah yang memberahikan. Batang Chong yang sedang di hisapnya itu dirasa semakin kuat kerasnya. Dia memandang Chong dan kelihatan lelaki cina yang sedang duduk di atas sofa itu sedang menghayati bentuk tubuhnya yang melentik seksi.
Chong ghairah benar melihat rakannya sibuk ‘bekerja’ di punggung Siti yang melentik. Tubuh Siti yang slim itu sungguh seksi sekali dan mengghairahkan. Kepala Siti yang bertudung dilihatnya turun naik menikmati batang kerasnya yang tidak bersunat. Dia melihat wajah Siti yang sedang menghisap batangnya, begitu memberahikan sekali melihat seorang wanita melayu yang cantik sedang mengolom batangnya.
Nafsu yang terdorong oleh keinginan untuk mendapat pangkat dan kemewahan telah membutakan deria bau Siti terhadap bau bacin yang terbit dari kulup batang tidak bersunat yang sedang di hisapnya. Bau air liurnya sendiri akhirnya yang menutup bau bacin dari batang cina yang berahi itu. Siti sendiri semakin ghairah apabila kemaluan dan lubang duburnya tidak henti ‘dicuci’ bersih oleh Tan di belakangnya.
Tan pula sudah penat lidahnya menjilat. Lalu dia berlutut di belakang Siti dan merapatkan tubuhnya hingga batangnya mengenai belahan punggung wanita itu. Dia meletakkan batangnya di kelengkang Siti dan menyorong tarik di belahan kemaluan Siti yang tembam. Sedikit demi sedikit batang kerasnya dapat merasakan laluan masuk yang semakin licin dengan cairan keberahian Siti. Terus sahaja Tan menekan batangnya hingga akhirnya terjerumus masuk ke dalam lubang kemaluan Siti yang sudah pun terangsang. Melengkung tubuh Siti sebaik dia merasakan tubuhnya dimasuki batang kemaluan lelaki. Dia mengerang kecil namun tidak berapa kedengaran lantaran mulutnya dipenuhi oleh batang kemaluan Chong.
Tan terus menekan pinggang ramping Siti agar kembali melentik seperti sebelumnya. Nafsu Tan semakin tercabar melihat punggung Siti melentik seksi, Terus dia menghenyak batangnya lebih dalam dan mula berdayung menghenjut batangnya keluar masuk lubang sedap di tubuh wanita melayu yang sedang seksi menonggeng itu.
“Ohh… sedapnya lubang you Siti. What a nice hot body you have Siti….” Tan melahirkan rasa sedapnya.
“Yeah it’s so good… to see you fuck my dick inside your pretty face Siti…” Chong pula mula bersuara menyatakan sedapnya dia dikolom jelitawan melayu yang seksi itu.
Siti semakin merasai kesedapannya sewaktu di jolok Tan. Darahnya bagaikan mengalir laju menghangatkan tubuhnya hingga dia sendiri yang menghayun punggungnya agar batang Tan keluar masuk di lubang kelaminnya. Tan benar-benar nikmat. Dia berlutut tidak bergerak sambil memegang pinggul Siti yang bergerak maju mundur itu. Lentikan pinggang Siti yang ramping itu di usapnya lembut dan semakin lama dia semakin tidak tahan melihat tubuh Siti yang melentik itu.
“Shit…. You really hot Siti. You really made me cum.. Oh god.. Shit.. Shit.. Shit.. AARGHHHHH!!!!” Tan menjerit sedap sambil melepaskan air benihnya di dalam lubang kemaluan Siti yang masih bergerak menghenjut batangnya yang berdenyut kencang melepaskan benihnya.
Dapat Siti rasakan batang Tan berdenyut memuntahkan isi benih di dalam lubang kelaminnya. Dia terus menghenjut batang Tan hingga batang lelaki cina itu benar-benar lembik kehabisan peluru untuk dilepaskan.
Tan terdampar di lantai. Batangnya lembik bagaikan tubuhnya yang lemah kepenatan memerah benih mengisi tubuh wanita melayu yang seksi itu. Pertama kali dia menikmati tubuh seorang wanita melayu memberikannya persepsi yang cukup mengasyikkan dalam hubungan seks antara kaum itu. Lebih-lebih lagi wanita melayu yang dinikmati itu adalah wanita yang cantik dan selalu diberahikan. Tubuh slim Siti yang selalu berpakaian ketat itu menampilkan kelentikan tubuh wanita itu yang menggoda nafsunya saban hari.
Chong pula, semakin ghairah melihat Siti mengolom batangnya tanpa henti. Dia berasa sungguh bernafsu melihat wajah Siti yang ayu bertudung itu menghisap batangnya. Setiap inci batang keras cina itu dikolom dan dilumat manja oleh bibir mungil Siti yang bergincu merah. Kenikmatan yang dirasai membuatkan Chong pula menjadi tidak menentu. Kemuncak nafsunya membuatkan dia bertindak semakin agresif dengan memegang kepala Siti yang bertudung itu dan menghenjut kepala wanita itu turun naik mengolom batangnya.
“Ohh… god damn it… ohh… Siti… You’re so good Siti… I wanna cum Siti… I wanna cum in your fucking bitchy face.. Ohhh… Take this bitch.. Take this! BITCH!! AARGHHHHHH!!!!!!” Chong menekan kepala Siti dengan kuat hingga seluruh batangnya hilang di dalam mulut Siti.
Memancut-mancut air mani cina itu meledak kuat di dalam mulut Siti. Tiada pilihan bagi Siti. Hendak diluahkan takut termuntah. Dia terpaksa menelan benih-benih pekat yang memancut tepat di rongga tekaknya. Batang keras Chong dirasakan berdenyut kuat di lidahnya yang mengepit batang lelaki itu.
Chong menggigil keberahian dalam kenikmatannya melepaskan benih-benih zuriat di dalam mulut jelitawan melayu bertudung itu. Dia benar-benar merasakan kenikmatan yang tiada tandingnya. Bibir mungil Siti yang mengepit pangkal batangnya membuatkan dia semakin ghairah menghayati kemuncak nafsu yang membara itu.
Sebaik air mani Chong habis dilepaskan dan tekanan di kepalanya juga semakin perlahan, Siti pun menarik kepalanya mengeluarkan batang Chong yang semakin lemah dari mulutnya. Sedikit air mani kelihatan meleleh dari celah bibirnya. Chong tersenyum dalam kepenatan melihat Siti bangun mengutip coli dan kemeja hitamnya di lantai.
Mereka bertiga pun berkemas pakaian masing-masing. Chong mengambil ikatan wang di atas mejanya di diberikan kepada Siti yang sudah siap berpakaian.
“Siti… ini hadiah dari kami. Soal promotion you jangan bimbang. I sudah uruskan. You ok ke?” tanya Chong sambil melihat rakannya Tan keluar dari biliknya.
Siti mengangguk bagaikan perempuan bodoh. Dia ambil duit itu dengan wajahnya yang seakan bercelaru.
“Siti…. Apa yang berlaku antara kita bertiga, biarlah kita bertiga saja yang tahu. Don’t let other parties know about it. Jika tidak kamu juga yang malukan?” kata Chong member ingatan kepada Siti.
“And please… a special request from me… Esok… you boleh tak tolong pakai blouse merah sama skirt hitam yang biasa you pakai dengan tudung putih tu.. I teringin nak tengok you pakailah..” pinta Chong.
Siti termenung sebentar mengingati pakaian yang dimaksudkan oleh Chong. Lantas dia terbayang blouse merah yang pendek dan ketat, juga skirt hitam ketat yang pernah dipakainya beberapa minggu lalu sewaktu bertugas. Dia lantas mengangguk menandakan akur dengan permintaan bosnya itu dan keluar dari bilik Chong menuju ke mejanya untuk menyambung tugas.
Sebelum pulang, Tan telah memanggil Siti masuk ke dalam pejabatnya. Sebaik Siti masuk, dilihatnya Chong sudah sedia menanti sama. Tan meminta Siti berdiri sambil tubuhnya merapati tubuh wanita itu. Sementara Chong pula hanya duduk di kerusi melihat tubuh Siti atas dan bawah sambil tersenyum.
“We all suka dengan you Siti. You suka pakai tight clothes. We really like it ‘coz you looks so hell pretty and sexy..” kata Tan sambil mengeluarkan batangnya yang keras dari seluar.
“Yeah… if you could maintain your apparel that we like, sure you punya bonus I bagi tinggi Siti…” Chong pula menyampuk.
Siti tahu, dia telah dipergunakan oleh kedua-dua bosnya itu untuk menjadi pemuas nafsu. Nafsu bosnya benar-benar terangsang melihat tubuhnya yang gemar berpakaian ketat meskipun dia kekal bertudung yang seakan menandakan kesucian agama yang dianutinya itu. Namun demi pangkat dan harta yang dikejarnya, Siti nekad untuk membutakan matanya kepada maruahnya yang sudah tergadai itu.
Tiba-tiba dia merasakan punggungnya dihujani sesuatu. Siti menoleh dan melihat air mani Tan memancut tepat di punggungnya. Meskipun tidak sebanyak mana, ianya tetap membasahi kain skirt kelabunya yang sendat membaluti punggungnya. Siti diam berdiri membiarkan Tan menghabiskan sisa air mani dan keberahiannya kepada dirinya.
Punggung melentik Siti yang ternoda dengan air mani Tan mengundang keberahian kepada Chong pula. Chong pula memanggil Siti agar duduk di kerusi di sebelahnya. Sebaik Siti duduk, Chong meraba-raba peha Siti yang kelihatan sendat dibaluti skirt kelabu ketatnya. Nafsu Chong semakin bergelora apabila melihat punggung Siti yang duduk melentik ketika itu.
“ You know what…. God gives you a very nice hot curvy ass Siti. Look what you did to me…” kata Chong sambil menunjuk batangnya yang keras terjulur keluar dari seluarnya.
Chong meminta Siti melancapkannya sambil dia meraba peha dan punggung Siti yang duduk di kerusi di sebelahnya. Siti yang patuh itu melancapkan batang bosnya. Dia membiarkan tangan lelaki cina miang itu meraba peha dan punggungnya yang melentik seksi dibaluti skirt kelabu ketat hingga batang lelaki cina itu memancutkan air mani mengenai pehanya.
Menggigil Chong dilancap tangan Siti. Tubuh Siti yang seksi dan wajahnya yang cantik bertudung itu bagaikan satu pameran lucah yang memberahikannya. Chong ghairah menghabiskan air maninya yang diperah tangan Siti. Dia lihat peha Siti dicemari air maninya yang meninggalkan kesan basah pada kain skirt ketat Siti. Dia benar-benar puas.
“Siti… don’t forget ye.. Tomorrow wear that clothes that I said to you lately…” Chong mengingatkan Siti yang hendak keluar dari pejabat Tan.
Siti mengangguk dan membuka pintu lalu keluar dari pejabat, serta seterusnya menuju ke pintu keluar menunggu suaminya datang menjemput di tepi bangunan pejabat itu.
“Tan… you see… Is it true as what I said… She is so hot… can you feel it..” kata Chong.
“If I trust of what you said.. sure I wouldn’t waste my sperm inside my office imagining her. She’s so god damn hot. Did you see how I came in her during lunch hour?” tanya Tan.
“Yeah I can see how you really full throttle your lust during that time. Hey tomorrow her hole is mine ok.. You can take the rest..” kata Chong.
“It’s ok.. I want her ‘other’ hole.. hehehe…” kata Tan.
“Which one… her ass… oh god.. I can assure you that it’s really hot… Did she ever do in that ‘way’ we also don’t know.. so let’s you try it first and tell me how it’s feel… hahaha…” kata Chong pula.
“Sure… eh,.. you said to her that tomorrow you want her to wear something.. What is it?” Tanya tan.
“Alah…. Juz that tight red blouse with that tight black skirt… why? What did you expected pal?” tanya Chong pula.
“Huwalaweh… Nice choice la bro. I stroke my prick all day long last few weeks juz because tak boleh tahan seeing her in that clothes. So tight and her ass shaking as hell. Hey how about that Cindy.. You still stick with her?” tanya Tan.
“Yeah still.. You know what.. I bought her a tight kebaya during my vacation at Bali” kata Chong.
“Wah.. you still got that touch bro.. nice…” kata Tan.
“Nice hotak kau.. It made me came in her you know. I knocked her up. Damn. Now she wants me to marry her. Shit. I still hide this mess from my wife. Mati lor kalau dia tahu…” kata Chong.
“Well.. and it’s your prob pal.. the good thing is, we got Siti. You know what I wanna do with her tomorrow?” tanya Tan.
“Yeah I know. You want to fuck up her ass.” Kata Chong.
“Betul.. but there is something I want to do also…” kata Tan.
“What is it?” tanya Chong tidak sabar.
“I wanna piss inside her ass. Hahahahaha!!!!” kata Tan sambil tertawa terbahak-bahak.
“Wah good idea bro… I also want lor… I cum in her cunt.. then I piss on her face with that tudung still wearing on her head.. Hahahahaha!!!” kata Chong pula sambil ketawa besar.
Sementara itu di sebuah rumah…
“Uuhhh.. Ini first time I rasa lelaki melayu… You banyak kuat la adik…” kata Josephine.
“Ah Jo… you pandai simpan ini adik ye… kalau you punya hubby tahu mati lor…” kata Yeoh.
“He will never know. Dia ni kan satu pejabat sama kita punya husband. Apa mau risau mah.. Hahahaha!” kata Josephine kepada rakannya Yeoh.
“Ya lor… Mesti dia tahu bila dia punya bos mahu balik.. Eh adik.. nanti bagi keluar lagi macam you bagi sama Ah Jo ye.. I tengok Ah Jo macam sedap sangat kena masuk you punya air…” kata Yeoh.
“Hey Yeoh.. You mahu pregnant kah? Hayya… Tadi dia masuk air dalam saya punya belakang lor…. bukan depan….” kata Ah Jo.
“I tak kira… Air Tan tak pernah bagi I baby.. Sekarang I mahu air you adik… buat sampai I pregnant… Kalau I pregnant you dapat satu Camry I hadiah sama you…” kata Yeoh sambil menarik tangan lelaki muda itu ke katil.
“Hayya ini orang.. Suka hatilah….” kata Josephine sambil berdiri di meja solek.
Gambar suaminya, Chong dilihat berdiri di dalam frame gambar di situ. Lantas dia menutup frame gambar tersebut dan kembali ke katil melihat rakannya disetubuhi seorang lelaki melayu yang juga staff suaminya di pejabat. Tubuh gebu rakannya yang berpunggung tonggek itu sedang disetubuhi dengan penuh perasaan. Josephine lantas turun dari katil dan keluar dari bilik menuju ke dapur, meninggalkan dua insan itu melakukan asmara sepuas hati mereka…. hingga kepuasan.
621 notes · View notes
miniondepok · 4 months
Text
Tidak ada new york hari ini
Tidak ada new york kemarin
Aku sendiri dan tidak berada di sini
Semua orang adalah orang lain
Bahasa ibu adalah kamar tidurku
Kupeluk tubuh sendiri
Dan cinta, kau tak ingin aku
Mematikan mata lampu
Jendela terbuka
dan masa lampau memasukiku sebagai angin
Meriang.. Meriang.. Aku meriang
Kau yang panas di kening
Kau yang dingin di kenang
Hari ini tidak pernah ada
Kemarin tidak nyata
Aku sendiri dan tidak menulis puisi ini
Semua kata tubuh mati semata
Puisi adalah museum lengang
Masa remaja dan negeri jauh
Jatuh dan patah
Foto-foto hitam putih
Aroma kemeja ayah dan senyum perempuan,
yang tidak membiarkanku merindukan senyum lain
Tidak ada pengunjung.. Tidak ada pengunjung..
Dibalik jendela, langit sedang mendung
Tidak ada puisi hari ini
Tidak ada puisi kemarin
Aku menghapus seluruh kata sebelum sempat menuliskannya
4 notes · View notes
juicy-moonrose · 2 years
Text
Tumblr media
Chapter [ 4 ]
2022
Rumah Letta
Letta menuruni anak tangga di rumahnya dengan terburu-buru, saat sampai di bawah dia langsung menuju dapur, dan melihat Nando sang adik, duduk di salah satu kursi pantry yang sedang sibuk dengan Laptop di hadapannya.
“Weekend gini masih sibuk sama kerjaan aja.” Gumam Letta saat melirik layar Laptop Nando yang dilayarnya seperti menampilkan bagan perusahaan, entah lah apa itu Letta tidak begitu mengerti.
“Ayah sama Bunda kemana?” Tanya Letta ketika menyadari tidak ada kehadiran kedua Orang Tuanya.
“Bunda lagi ngurusin catering, Ayah biasa habis anter Bunda main golf sama temen-temennya.” Jawab Nando.
“Mau jalan Kak?” Tanya Nando setelah melihat penampilan Letta yang super duper rapih.
“Ho’oh, kayak biasa.” Jawab Letta.
“Ohh, ngedate sama Mas Dylan?” Tanya Nando tersenyum jahil.
“Apa kata lo Dek!” Kata Letta sambil memutar kedua bola matanya, merasa jengah karena orang-orang terdekatnya selalu berkata seperti itu.
“Lo berdua itu sebenernya kayak gimana sih?” Tanya Nando penasaran. Dia jadi mengalihkan perhatiannya ke Letta, satu-satunya makhluk hidup yang paling jahil dan ga mau kalah dengan dirinya. Tapi jangan salah, Nando sangat menyayangi saudara perempuan satu-satunya ini.
“Kayak gimana apanya?” Letta sebenarnya mengerti arah pertanyaan Nando, tapi dia hanya berpura-pura tidak mengerti.
“Kalian udah temenan lama banget, masa ga ada kemajuan dalam status hubungan?” Lanjut Nando.
“Ga ada ya Nan, Gue sama Dylan cuman sahabatan—” Ucapan Letta terpotong oleh tawa dan ucapan Nando.
“Hahaha cewek-cowok sahabatan, ga mungkin salah satu dari kalian ga ada yang punya perasaan lebih dari sahabat. Apalagi kalian sahabatan udah lama banget, berapa tahun?” ucap Nando.
“Lima Tahun” Jawab Letta singkat.
“Nah!! Lima Tahun bukan waktu yang singkat. Gue sama Aira aja yang tadinya temen berantem, sekarang malah jadian.” Lanjutnya. Setelah berkata seperti itu Nando kembali ke kerjaannya dan hanya melirik Letta, melihat perubahan wajah Letta.
“Puas banget bikin Kak Letta mikir, hahaha.” Gumam Nando dalam hati.
Sebenarnya mereka berdua sama-sama jahil, semakin mereka beranjak dewasa, malah Nando yang makin sering menjahili Letta, ya contoh kecilnya seperti tadi.
Sementara itu Letta hanya terdiam dan memikirkan semua ucapan Nando, tidak lama dari itu terdengar suara mobil. Letta pun mengenali suara mobil tersebut dan beranjak dari dapur sekalian menghindari Nando yang seringkali berkata blak-blakan.
Letta pun membuka pintu kayu rumahnya, saat pintu terbuka ,dan terlihat Dylan yang sedang masuk ke pekarangan rumahnya, kemudian berjalan menuju Letta yang tiba-tiba berdiri terpaku di teras rumahnya.
***
Letta Pov. Start
“Huh Nando ngomong apa sih?” gumam Gue dalam hati.
“Tapi omongan tuh anak ada benernya juga sih. Sial! Gue jadi kepikiran!” Lanjut Gue.
Gue melihat benda cantik yang melingkar di pergelangan tangan Gue, gelang pemberian Dylan. Entah ini barang yang keberapa yang diberikan olehnya, terlalu banyak barang yang dia berikan, “Apa iya Dylan ada perasaan ke Gue? Atau justru Gue?” Gue menggeleng untuk menghilangkan pikiran yang terlintas tadi. Kemudian terdengar suara mobil dari depan rumah, suara mobil yang sangat Gue hapal.
“Dylan!” Gumam Gue senang, Gue pun melangkah keluar untuk menghampirinya, pas Gue udah sampai di pintu depan dan buka pintu, Gue ngeliat Dylan dengan kemeja putihnya yang bergaris-garis hitam berjalan ke arah Gue. Ga tau kenapa Gue jadi terpaku melihat penampilan Dylan yang seperti itu, padahal Gue udah sering ngeliat dia dengan style seperti saat ini.
“Hey, kamu kenapa? Sakit?” Suara Dylan membuyarkan lamunan sesaat Gue tadi.
“Hah— I’m ok.” Jawab Gue setelah sadar kalau Dylan sudah berdiri di hadapan Gue. “Huh! Kenapa tiba-tiba Gue jadi salting gini.” Guman Gue dalam hati.
“Mau langsung?” Tanya Gue untuk mengalihkan ke-saltingan Gue.
“Sebentar ya, mau ketemu Nando dulu. Gapapa kan, nunggu sebentar?” Kata Dylan.
“Gapapa.” Jawab Gue singkat.
Dylan melangkah masuk membelakangi Gue, tapi tiba-tiba dia berbalik dan berjalan mendekat ke Gue.
“Kamu cantik banget hari ini.” Ucap Dylan dengan senyuman khasnya, lalu dia kembali berbalik, dan melangkah menghampiri Nando yang masih ada di dapur.
Ucapan Dylan barusan membuat Gue kembali terpaku. Gue ngerasa muka Gue mulai memanas dan memerah, “Sialan! Gara-gara omongan Nando tadi nih pasti!!” Dumel Gue dalam hati.
Gue mengekori Dylan ke dapur, mengambil segelas air dingin, dan langsung menegaknya hingga habis.
Gue memperhatikan Dylan dan Nando yang sibuk menatap Laptop dihadapan mereka, dan mata Gue berhenti ke sosok Dylan yang berdiri di sebelah Nando.
“Kayak ada yang beda dari Kamu.” Kata Gue dengan mata Gue yang masih ngeliat ke arah Dylan.
“Kamu— cat rambut lagi?” Tanya Gue, ketika menyadari perubahan rambut Dylan kembali menjadi hitam.
“Iya, di tegor Papa. Hehe.” Jawab Dia dan kembali lagi sibuk membantu Nando.
“Lagian udah dikasih tau belagu.” Kata Gue yang masih memperhatikan Dylan.
Kerena merasa bosan, akhirnya Gue meninggalkan mereka berdua, dan menunggu Dylan di ruang tamu. Entah apa yang mereka bicarakan, urusan para pewaris perusahaan keluarga.
“Udah ngerti?” Samar-samar terdengar suara Dylan yang bertanya ke Nando.
“Udah, makasih Mas, Gue ga tau gimana kalo lo ga bantuin.” Jawab Nando.
“Gue jalan dulu ya.” Kemudian terdengar Dylan pamit ke Nando.
Gue merasakan kehadiran Dylan dibelakang Gue, “Yuk.” Ajak Dylan sambil mengelus pucuk kepala Gue dengan lembut dan Gue merasa ada yang berbeda saat Dylan melakukan hal tersebut.
“Lah malah diem, ayok cantiknya Dylan.” Ucap Dylan, membuat Gue sempat tersipu karena ucapannya.
“Aku tuh emang cantik dari lahir, hohoho.” Kata Gue sambil mengibaskan rambut panjang Gue yang terurai.
“Hahaha, terserah kamu deh Lett,” ucap Dylan tertawa, “ayok, nanti keburu kesiangan.” Ajak Dylan.
***
Gue dan Dylan berangkat menuju ke Toko Furniture langganan Dylan, hari ini Gue bakal bantu Dylan untuk rapih-rapih di apartemen barunya. Yup, mulai minggu depan Dylan akan pindah ke apartemennya sendiri, dia sudah tidak tinggal dirumah Jeff. Begitu pula dengan Jeff, dia juga akan pindah ke apartemennya sendiri yang masih satu gedung dengan Apartemen Dylan.
Jadi, untuk sementara rumah Jeff bakal kosong sampai ada penyewa yang menempatinya. Bakal sepi nih ga ada mereka, apalagi ga ada Dylan yang biasanya kalau weekend pagi selalu ngajak Gue buat jogging.
Gue pun menatap keluar jendela mobil Dylan, menyelam dalam pikiran Gue sendiri, dan tanpa Gue sadari ternyata sejak tadi Dylan memperhatikan Gue.
“Letta, kamu kenapa?” Tanya Dylan khawatir dan membuyarkan lamunan Gue.
Gue menoleh dan tersenyum tipis menatap Dylan, “Aku gapapa.” jawab Gue.
“Yakin? Dari tadi kamu diem aja soalnya, lagi badmood? Apa kita batalin aja rencana hari ini?” Tanya Dylan berkali-kali.
“Yakin, aku lagi ga badmood juga, dan jangan coba-coba batalin rencana hari ini, nanti aku bakal marah sama kamu selama seminggu.” Jawab Gue dan ga tau kenapa, Gue ga mau hari ini kita batal jalan, huhuhu.
“Emang kamu bisa jauh-jauh sama aku selama seminggu?” Ucap Dylan memperlihatkan senyum smirk-nya.
“Hehe ga bisa sih, tapi kamu juga ga bisa jauh-jauh dari aku selama seminggu kan? Ahh jangankan seminggu sehari aja ga bisa, hahaha.” Ucap Gue sambil tertawa lepas.
“AAAWWW!!! Sakit Dylan!!” Gue teriak kesakitan, karena tiba-tiba Dylan mencubit pipi Gue dengan kencang.
“Hahaha, kamu tuh pinter banget ngejawab.” Kata Dylan ga ada rasa bersalahnya sama sekali ke Gue.
“Sakit.” Gumam Gue sambil mengelus pipi Gue dengan tangan sendiri.
“Maaf, kekencengan ya?” Tanya Dylan sambil mengelus pipi Gue dengan lembut.
“Masih nanya lagi,” kata Gue, lalu mengambil tangan Dylan yang mengelus pipi Gue dan menggenggamnya.
Kita berdua emang sedeket ini dan menurut Gue ini adalah hal yang biasa. Tapi ga tau kenapa akhir-akhir ini tatapan, perlakuan, bahkan ucapan Dylan agak berbeda dari biasanya, kalau kata Katty sih dari dulu dia emang gitu, tapi Gue-nya aja yang baru peka dan denial.
Jadi kepikiran lagi sama omongan Nando pas dirumah tadi, Gue menatap Dylan yang sedang berkonsentrasi mengendarai mobil dengan satu tangannya. Gue pun berniat bertanya, tapi dihentikan oleh nada dering handphone Dylan.
Leo Calling…
“Si garong ganggu aje…” Dumel Gue dalam hati.
“Leo tumben nelpon, aku angkat dulu yah.” Ucap Dylan dan melepas genggaman tangan Gue untuk mengangkat telepon dari Leo dengan mode speaker.
“Kenapa bro?” Sapa Dylan setelah panggilannya tersambung.
“Eh bray, nanti habis nge-date sama Letta, Lo langsung mampir ke Cafe—” Kata Leo dari seberang sana dan langsung di potong oleh Dylan. Gue pun langsung menoleh ke Dylan setelah mendengar kalimat dari mulut besar Leo.
“Speaker Leo, ada Letta di sebelah Gue.” Ucap Dylan memotong perkataan Leo dan terlihat telinganya memerah, lalu membuang wajahnya, dan menghindari tatapan Gue, kemudian suasana diantara kita menjadi awkward.
“Oh— sorry sorry, hihihi.” Terdengar suara cekikikan ala Leo.
“Yaa!! Kenapa deh lo nelpon-nelpon, ganggu Dylan lagi nyetir aja!!” Tegur Gue berusaha untuk mencairkan suasana di antara kita berdua.
“Itu— maksud Gue, nanti habis kalian beberes di apart, jangan lupa mampir ke Cafe, mau ada perform band baru disini, udah itu aja.” Kata Leo.
“Itu doang?!” Tanya Gue ke Leo dengan sewot.
“Iya.” Jawab Leo singkat, dia ga tau aja gara-gara mulut besarnya, Gue sama Dylan jadi awkward .
“Lo kan bisa chat aja ke Dylan, ga usah nelpon-nelpon segala garoooong!!!” Ucap Gue.
“Suka-suka Gue Violetta Dara Pramudya, ga usah ngatur-ngatur, emangnya lo siapanya Dylan?” Balas Leo dengan mulut besarnya.
“Leonard Yudhistira Pramudya, bacot lo tolong di kontrol!” Akhirnya Dylan bersuara dan Gue baru denger Dylan manggil nama panjang Leo. Dia langsung memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak, Gue pun menatap Dylan tanpa berkedip.
“Jangan dipikirin omongan Leo barusan.” Katanya dan kembali menatap jalanan.
Selama di sisa perjalanan, kita berdua hanya terdiam. Gue baru kali ini liat Dylan marah, selama lima tahun kita temenan, dia ga pernah marah kayak tadi soalnya.
***
Toko Furniture
Akhirnya kita sampai di Toko Furniture langganan Dylan, dia langsung bertemu dengan Ownernya dan melihat-lihat hasil pesanannya yang sudah jadi. Sambil nunggu Dylan, Gue pun berkeliling di dalam toko, melihat-lihat barang yang dijual disana.
Ternyata toko ini ga cuman jualan furniture aja, mereka juga jual hiasan-hiasan unik, ala-ala aesthetic gitu, dan mata Gue tertarik dengan salah satu lampu meja, design-nya itu semacam jeruji besi yang dibentuk kayak botol wine, dan di dalamnya ada lampu bohlamnya. Gue pun cukup lama melihat lampu meja tersebut.
“Buat kado pindahan Dylan kali ya?” pikir Gue, “Dia kan suka banget yang unik-unik kayak gini, pasti dia suka Gue kasih ini.” Pikir Gue lagi.
Akhirnya Gue memutuskan membeli lampu meja tersebut, Gue ngeliat Dylan yang masih sibuk dengan si Owner, diam-diam Gue langsung ambil lampu meja tersebut untuk dibawa ke kasir, dan ga lupa Gue mengambil kotak kado sebagai tempatnya.
Dengan cepat kilat Gue membayar dan meminta staff kasir untuk segera memasukkan ke dalam tas belanja.
“Makasih mba.” Kata Gue tersenyum ke staff kasirnya setelah Gue menyelesaikan transaksi dan kebetulan Dylan sudah selesai dengan urusannya.
“Gimana pesanan kamu?” Tanya Gue ketika Dylan berhadapan dengan Gue.
“Udah bisa langsung diambil, terus langsung dipasang deh.” Ucap Dylan senang. Dia sangat puas dengan hasil pesanannya dan itu membuat mood-nya kembali membaik.
“Kamu beli apa?” Dylan sadar Gue lagi nenteng-nenteng tas belanja dan penasaran dengan apa yang Gue beli.
“Pajangan buat di kamar.” Jawab Gue asal.
“Aku selesaiin sisa pembayaran dulu sama masukin pesanan aku ke mobil, kamu duduk dulu aja di sofa sana.” Kata Dylan sambil menunjuk sofa yang tersedia di Toko tersebut.
“Ok.”
“Gapapa kan nunggu sebentar lagi?” Tanya Dylan.
“Gapapa.” Jawab Gue, Gue pun akhirnya duduk di sofa tersebut.
Sambil nunggu Dylan lagi, Gue membuka handphone dan melihat-lihat Timeline social media Gue. Pas Gue lagi geser-geser layar handphone, tiba-tiba ada notifikasi chat masuk, dan langsung membuka notifikasi tersebut tanpa melihat siapa pengirimnya.
Jonathan Hi!
“Jonathan?” gumam Gue setelah membuka chatnya dan melihat nama yang tertera di sana, sambil mengingat-ingat nama tersebut, nama yang ga asing bagi Gue.
“Ohh Jona festival!” Seru Gue setelah inget cowok nyebelin yang ketemu pas The Rose performance di festival akhir bulan lalu.
“Siapa Jona?” Tanya Dylan yang sudah selesai dengan urusannya tadi dan ternyata langsung nyamperin Gue.
“Nobody,” jawab Gue agak panik, Gue ga tau kenapa jadi panik, “udah selesai?” Tanya Gue untuk mengalihkan perhatian Dylan.
“Udah, oiya ini kan udah mau lunch, kamu mau mampir makan dulu atau pesen delivery aja?” Tanya dia sambil duduk disebelah Gue dan reflek Gue masukin handphone ke dalam tas.
“Pesen delivery aja kayaknya, biar sambil nunggu makanan dateng, kita beres-beres apart kamu.” Jawab Gue.
“Kalau gitu jalan sekarang aja, biar cepet selesai, biar cepet berangkat ke cafe-nya Leo.” Kata Dylan sambil berdiri. Tanpa banyak bicara dia ambil tas belanja Gue, lalu menentengnya, dan ga lupa gandeng tangan Gue.
***
Apartemen Dylan
“Makasih ya Pak, ini ada sedikit ongkos.” Terdengar suara Dylan dari pintu apartemennya ke ruang tengah tempat Gue ngeliat beberapa kardus besar berisi barang-barang Dylan, dia berbicara dengan salah satu satpam gedung Apartemen yang membantunya untuk angkut-angkut barang.
“Barang kamu banyak juga ya.” Kata Gue saat Dylan berjalan ke tempat Gue berdiri.
“Yah ini juga beberapa udah aku loakin, tapi kayaknya masih banyakan barang kamu deh.” Katanya.
“Hahaha bisa aja kamu, kita mulai dari mana nih?” Tanya Gue dan kayaknya Dylan juga bingung mau mulai dari mana.
Akhirnya Dylan memutuskan untuk merakit meja dan kursi terlebih dahulu, merapikan rak yang dia pesan di Toko Furniture tadi, baru membongkar barang-barangnya yang ada di dalam kardus.
Setelah cukup lama kita beberes dan menata barang-barang, akhirnya ruang tersebut terlihat rapi dan lowong, tidak seperti tadi banyak kardus-kardus besar yang menumpuk.
“Laper—” Keluh Gue sambil rebahan di karpet yang ada di lantai dan Dylan mengambil duduk di sebelah Gue yang lagi rebahan.
“Oiya, kita belum pesen makanan ya? Hahaha,” Dylan tertawa dan mengambil handphone-nya untuk memesan makanan, “Mau makan apa Lettanya Dylan?” Tanya dia, ya ini yang Gue maksud ucapan dia yang berbeda, “Cantiknya Dylan,” “Kesayangannya Dylan,” “Lettanya Dylan.” Gue sebenarnya berusaha mengabaikannya, tapi kalau terlalu sering, Gue jadi kepikiran juga, bahkan beberapa kali Gue sempat berharap lebih.
“Hmmm, apa aja deh, yang penting enak dan mahal, hehehe.” Jawab Gue.
“Okk.” Dylan pun sibuk dengan handphone-nya untuk memesan makan siang dan Gue berdiri dengan malas, untuk mengambil handphone Gue yang ada di dalam tas.
Gue pun melihat layar handphone lalu terlihat ada dua chat dan tiga missed call dari orang yang sama, “Jona.” Ucap Gue dalam hati.
“Tadi kayaknya ada yang telepon ke hp kamu, pentingkah sampe tiga kali kalo ga salah?” Tanya Dylan yang masih sibuk memilih makan siang.
“Nothing, paling nawarin credit card. Hehe.” Jawab Gue dan berusaha mengabaikan isi chat Jona.
Jonathan Yuhuu Letta?
Jonathan Kok di read doang?
“Huhh!! Berisik amat nih cowok!! Mana Gue lupa ngedit foto dia lagi, nanti deh Gue balesnya.” Gumam Gue dalam hati.
Setelah selesai cek handphone dan menaruhnya lagi di dalam tas, Gue mengambil tas belanja yang berisi lampu meja yang Gue beli tadi untuk diberikan ke Dylan dan menyerahkannya.
“Nihh buat kamu.” Kata Gue menyodorkan tas belanja tersebut dan mengambil duduk disebelah Dylan.
“Ini bukannya yang kamu beli tadi ?” Tanya Dylan memasang wajah bingungnya.
“Iya, ini aku beli buat kamu, buka deh.” Pinta Gue, dia pun mengambil kotak yang berada di dalam tas belanja tersebut dan membukanya.
“Wow!!” kata Dylan tersenyum memperlihatkan eyes smile-nya, “kamu tau aja aku ngincer lampu ini,” Lanjutnya.
“Jadi, tadi pas kita masuk ke toko, aku udah ngincer ini lampu, tapi sebelum aku ambil, Koh Juna keburu nyamperin aku. Pas selesai ngobrol sama dia, aku langsung balik ke tempat lampu ini, tapi udah ga ada. Ternyata kamu yang beli.” Jelasnya panjang lebar.
“Makasih Lett, suka banget.” Lanjutnya.
“Syukur deh kalau kamu suka.” Ucap Gue lega, Gue sempet takut dia ga suka sama pemberian dari Gue. Dylan melihat-lihat lampu tersebut dengan memasang wajah seperti anak kecil yang baru dapet mainan baru.
“Lucu.” Puji Gue dalam hati.
Raut wajah Dylan berubah saat melihat dasar lampu meja tersebut, Gue pun penasaran dan mendekatinya.
“Kenapa, ada damage?” Tanya Gue.
“Ga kok aman semua.” Jawabnya.
“Terus?”
“Ini masih ada harganya, hahaha.” Kata Dia sambil menunjukkan bagian bawah lampu yang masih tertempel label harga.
“Astaga!! Aku lupa nyopot, sini aku copot dulu.” Tangan Gue langsung meraih lampu meja yang ada di tangan Dylan, tapi ga dapet karena tangan Dylan mengangkatnya tinggi-tinggi dan kemudian berdiri menghindari Gue.
“Dylaaaannn!!!!” Gue pun ikutan berdiri untuk berusaha meraihnya.
“Udah aku liat juga harganya berapa, hahaha.” Kata Dylan, dia berjinjit dan makin mengangkat tangannya tinggi-tinggi, membuat Gue meloncat-loncat kecil untuk meraihnya, tapi masih ga bisa.
Karena ulah Gue, Dylan terpeleset karpet, kemudian terkejut dan menarik pinggang Gue untuk mencegah dirinya tidak jatuh, tapi kita berdua malah jatuh ke atas sofa, dengan posisi setengah badan Gue menindih Dylan.
“Untung ada sofa.” Kata Gue sambil mendongak ke arah Dylan.
Kedua mata Gue sama Dylan saling bertemu dan menatap satu sama lain, Dylan tersenyum dan mendekatkan satu tangannya yang bebas ke depan muka Gue.
“Berat!! Awas!!.” Kata Dylan sambil menoyor jidat Gue.
“Ishh Dylan nyebelin!!” Kata Gue sambil menyingkir dari Dylan dan mengambil posisi duduk, begitu pula dengan Dylan.
Ting ting!! Notifikasi handphone Dylan berbunyi.
“Makanan udah sampe, aku ambil kebawah dulu ya.” Kata Dia sambil berdiri.
“Jadi beli apa?” Tanya Gue.
“Sushi kesukaan kamu.” Jawab Dia dan kemudian keluar Apartemen ninggalin Gue sendirian disini.
Selagi Dylan turun ke bawah untuk mengambil makan siang kita, Gue melihat-lihat sekeliling Apartemennya, dan mengambil lampu meja tadi, dan menaruhnya di meja tinggi dekat jendela Apartemen. Gue pun duduk di kursi, pasangan dari meja tersebut, dan terduduk melamun melihat keluar jendela yang memperlihatkan langit cerah disertai gedung tinggi di sekitar Gedung Apartemen.
“ga mungkin salah satu dari kalian ga ada yang punya perasaan lebih dari sahabat. Apalagi kalian sahabatan udah lama banget,” tiba-tiba terngiang di kuping Gue sepenggal ucapan Nando tadi.
“Lo-nya aja yang ga peka Lett, Dylan itu dari dulu emang udah kayak gitu sama Lo dan menurut Gue dia emang ada rasa sama Lo, tapi Lo masih denial.” ucapan Katty beberapa hari lalu pun terngiang juga di kuping Gue.
“Masa sih?” tanya Gue ke Katty saat itu, Katty mengedikkan bahunya dan berkata, “Menurut Lo aja gimana.”
Suara pintu terbuka membuyarkan lamunan Gue, terlihat Dylan menenteng paper bag berisi makanan. “Yuk makan, habis makan langsung ke cafe-nya Leo.” Ajak Dylan sambil menaruh paper bag tersebut ke atas karpet, lalu duduk di atas karpet tersebut, dan menepuk tempat kosong di sebelahnya, menyuruh Gue untuk duduk disana. Kami pun menikmati makanan tersebut dengan candaan Dylan dan melupakan semua lamunan Gue tadi.
Letta Pov. End
***
Senada Cafe (Cafe Leo)
Setelah menghabiskan makan siang di Apartemen Dylan, mereka berdua langsung berangkat menuju Cafe-nya Leo, dan akhirnya sampai walaupun sedikit telat. Letta pun berjalan cepat dari parkiran mobil menuju Cafe, “Ayo Dylan, itu band-nya udah mulai.” Ucap Letta excited saat mendengar suara musik dari dalam Cafe telah mulai.
“Iya Letta sayang, tapi ini tolong bantuin aku dulu bawa titipan Leo.” Kata Dylan sambil menenteng dua tas belanja isi titipan Leo, tadi mereka sempat mampir ke Supermarket karena Leo tiba-tiba nitip beberapa bahan untuk Cafe-nya,
“bisa-bisanya tuh anak ga cek stok bahan dulu, udah tau malam minggu, apalagi ada band baru di Cafe-nya, pasti bakal rame, nyusahin tuh anak.” Dumel Letta saat di Supermarket tadi. Dylan menenangkan Letta dengan membelikan coklat kesukaannya, setelah itu Letta cukup tenang walaupun masih sedikit mengomel.
“Hahaha, sini satu aku bawain.” Kata Letta ketika melihat Dylan kesusahan membawa dua kantong belanjaan dan Letta mengambil salah satu dari tas belanjaan yang Dylan bawa.
Begitu sampai di depan Cafe, Dylan langsung membuka pintu dan menyuruh Letta masuk duluan, ga lama dia menyusul di belakang Letta.
Di dalam Cafe sudah cukup ramai dan terdengar alunan musik dari band baru tersebut, sekilas Letta melihat ke arah Vokalisnya yang ada di atas panggung.
“Postur badannya kayak ga asing.” Gumamnya dalam hati dan memperlambat langkahnya supaya bisa melihat jelas wajah Vokalis band tersebut, tapi Dylan keburu menggandeng Letta untuk segera berjalan ke dapur dan menaruh belanjaan titipan Leo.
Setelah selesai menaruh kedua tas belanja tadi di dapur, Letta dan Dylan langsung keluar untuk menemui Leo dan yang lain, saat itu juga musik pun berhenti dan terdengar suara dari Vokalis band tersebut memperkenalkan diri dan band-nya.
“Selamat malam, kita dari Onewe yang bakalan menemani malam minggu teman-teman Senada Cafe.” Ucap vokalis tersebut.
“Kok suaranya ga asing di kuping gue?” Gumam Letta.
“Gue Jonathan, kalian bisa panggil Jona. Vokalis dan Leader di Onewe.” Lanjutnya dan kemudian dia memperkenalkan member band lainnya.
Langkah Letta pun terhenti sesaat setelah mendengar Vokalis tersebut menyebutkan namanya dan tanpa sadar tubuhnya berbalik menghadap ke panggung yang sekarang dengan jelas memperlihatkan wajah Vokalis Band tersebut, yaitu Jona.
“Jona—”
—tbc
8 notes · View notes
duniasoputra · 2 years
Text
Tumblr media
10
Sendiri dalam Ilusi
Sendiri berjalan ditengah malam nan sepi
Kian jauh melangkah, semakin gelisah
Suara almarhum Chrisye memenuhi gendang telingaku. Alunan piano itu merayap masuk melalui headset yang kubeli di festival dulu. Damai, itu yang kurasa setiap kali mendengarnya. Seolah aku berada dalam dimensi lain yang membuatku merasa tenang, nyaman, tanpa beban.
Hari ini pikiranku sangat kacau tak karuan. Entahlah, kurasa setiap orang merasakan hal yang sama. Menerka-nerka tentang apa yang ingin dilakukan.
"Kemana selanjutnya akan melangkah? Apa tujuanku sebenarnya? Apakah akan terus seperti ini?"
Pertanyaan itu selalu melayang-layang di ruang kesadaran; siang dan malam.
Untungnya, suara Chrisye selalu menyelamatkanku. Lagunya yang berjudul "Sendiri" telah kuputar 3 kali sejak aku duduk di halte bis ini.
Langit biru berubah menjadi kelabu. Sang awan telah mengalahkan sang mentari. Gemuruh petir riuh sana sini tanda akan turun hujan. Orang berseragam sibuk kesana kemari mencari tempat berteduh. Rehat sejenak untuk menenangkan tubuh.
Tak lama kemudian, hujan pun turun. Membasahi bumi yang lelah karena polusi. Memberi kesempatan untuk tanaman yang rindu akan hujan.
Jalanan agak sepi, mungkin karena hujan. Tapi, pikiranku tak sepi sama sekali. Ramai seperti karnaval.
Aku memejamkan mata untuk mengosongkan pikiran. Suara rintikan hujan, aroma tanah yang khas, gemuruh petir, dan riuh angin menyatu padu menjadi simfoni alam. Tak pelak, suara Chrisye pun masih terus kuperdengarkan. Syahdu.
Irama konser alam ini seperti lagu pengantar tidur. Sayup-sayup suaranya mulai menghilang, menandakan ku mulai masuk ke alam bawah sadar.
"Permisi, bolehkah aku duduk disampingmu?" tiba-tiba seseorang mencolekku, mengacaukan ritual melepas penatku. Sambil menunjuk tempat duduk, orang tersebut meminta izin untuk duduk di sampingku.
"Duduk saja, kau tak perlu meminta izin kepadaku. Lagipula halte ini bukan milikku." Aku sedikit kesal.
"Maafkan aku karena membangunkanmu. Aku hanya butuh seseorang untuk diajak berbincang." Ia bicara sedikit menunduk.
"Baiklah, lupakan." Aku tak menghiraukan.
Hening.
Cih, aku sudah tak bisa melanjutkan ritualku. Gara-gara orang ini tiba-tiba muncul entah darimana, dengan seenaknya membangunkanku yang sedang menikmati konser alam.
Tapi, aku penasaran dengannya. Diam-diam aku meliriknya, sepertinya tidak asing. Seorang laki-laki berkacamata memakai kemeja hitam lengan panjang yang dilipat sampai siku. Sepertinya dia kutu buku. Perawakannya tidak terlalu tinggi. Rambutnya sedikit kriting, atau entahlah bergelombang mungkin?
Aku menerka-nerka, siapakah orang ini?
Oh, aku ingat. Dia adalah orang yang kulihat di perpustakaan umum tadi. Sempat aku memperhatikannya, sedang duduk di sudut perpustakaan rak buku Filsafat Sejarah.
"Oh ya, hari ini hari spesialmu. Selamat beranjak dewasa" ia tersenyum, memecah keheningan.
Aku terkejut, sedikit menggeser posisi duduk. Bagaimana bisa ia tahu hari ulang tahunku? Padahal teman-temanku saja tak ada yang ingat. Pengingat hari ulang tahun di sosial media? Aku menggunakan tanggal palsu. Bagaimana mungkin?
"Sudah kuduga. Kau pasti terkejut. Tenang, aku bukan orang aneh. Aku kan bagian dari dirimu." ia sedikit tertawa melihat ekspresiku.
Hah? Bagian dari diriku? Lelucon macam apalagi ini?
"Bicara apa kau ini? ngawur sekali" kataku sambil membuang muka ke jalan "tapi, baiklah terimakasih atas ucapannya."
"Ngomong-ngomong, mengapa kau menggunakan tanggal palsu di akun media sosialmu? Bukankah itu bisa jadi pengingat untuk teman-teman yang ingin mengucapkan selamat untukmu?" dia bertanya seolah telah lama mengenalku.
"Bukannya ku tak mau, tapi aku hanya ingin tahu saja siapa yang benar-benar menjadi temanku. Bukankah teman sejati tak perlu pengingat untuk memperingati hari ulang tahunku?" aku menjelaskan.
"Lantas, adakah temanmu yang mengingatnya? Yang memberi hadiah atau sekedar mengucapkan selamat untukmu?" dia cerewet sekali.
"Tidak ada, hanya kau satu-satunya orang yang mengingat hari ulang tahunku," aku menghela napas
"lagipula aku tak peduli dengan semua ini. Tidak ada teman yang mengingat hari jadiku, itu sudah merupakan hadiah istimewa untukku."
"Sudahlah, tak perlu khawatir,"dia menatap ke jalanan, aku terus memperhatikan.
"Semakin dewasa seharusnya kau sadar, jika satu persatu teman-temanmu akan menghilang" Ia terdiam, kemudian melanjutkan, "bukan, bukan karena keinginannya. Memang seperti itulah kerjanya. Mereka sibuk terbang dengan sayapnya sendiri untuk mengejar mimpi yang telah mereka rancang. Dan tak ada waktu untuk melirikmu atau bahkan membawamu terbang. Kau juga punya sayap, bukan? Terbanglah dengan sayap sendiri, setidaknya saat kau jatuh, kau tak akan menyusahkan orang lain."
Sayap? Aku suka perumpamaan itu. Dia benar, sudah seharusnya aku tak terlalu bergantung dengan orang lain.
"Jadi, apa harapanmu hari ini?"
"Harapanku banyak. Tapi, bisa bahagia dan merasa tenang dalam menjalani hidup bersama orang yang dicinta, itu sudah cukup."
"Ahh, begitu. Apa kau pikir selama ini hidupmu tak bahagia? Merasa gelisah tanpa tau penyebabnya apa?"
"Ya, bisa dibilang begitu. Dulu aku pernah merasakan hal yang sama. Tapi, waktu itu aku minta kepada Tuhan supaya mengirimkan seseorang untuk mengubah hidupku. Dan benar saja, itu terjadi."
Dia terus mendengarkan.
"Namun, setelah kupikir ia berhasil mengubahku, ia tiba-tiba pergi. Dan aku pun tak mau lama-lama untuk singgah atau terus menerus bergantung padanya. Kupikir Tuhan hanya memberikan beberapa waktu saja untuk mengubahku lewat orang itu. Tuhan pasti memiliki alasan kenapa Dia mempertemukannya denganku. Bisa saja dengan kehadirannya Tuhan sedang mengujiku. Apakah dengan hadirnya dihidupku akan memperkuat cintaku Pada-Nya? Atau justru melemahkan cintaku pada-Nya? Tuhan pasti punya banyak alasan.
"Dan waktu itu, aku tak terlalu peduli jika ia pergi. Aku hanya berpikir, jika aku berubah karena seseorang, sebenarnya aku belum benar-benar berubah. Justru itu yang membuatku jauh dari jati diri sebenarnya. Walaupun pada akhirnya, aku harus tetap berterimakasih padanya dan Tuhan sudah tentu yang utama" Pikiranku melesat menuju lorong waktu kembali ke masa lalu.
Dia hanya terdiam, memerhatikan.
"Tapi sekarang, aku merasa kekosongan itu datang lagi" aku tertunduk.
"Sudahlah, tak perlu khawatir lagi," akhirnya dia angkat bicara "kau tahu rahasia agar hidup tenang?"
Aku menggeleng.
"Kau hanya perlu melakukan satu hal yang sempat kau lakukan dulu. Kau pun tahu jawabannya. Tapi, karena beberapa hal, mungkin kau melupakannya. Biar kuingatkan, sekali lagi." ia menggantung kalimatnya, seperti sengaja untuk membuatku penasaran.
"Ingatlah Tuhanmu, Alloh." ia tersenyum.
"Libatkan Tuhan dalam segala hal. Bukankah kau bilang Tuhan telah menghadirkan seseorang saat kau minta? Walau pada akhirnya, Tuhan juga yang membuatnya pergi. Tapi, percayalah, apa yang ada di sisi Tuhan, itu lebih baik dari seluruh isi langit dan bumi."
Aku terus memperhatikan.
"Dan ada hal yang harus selalu kau ingat. Kau harus senantiasa menerima apa yang Tuhan berikan dan merelakan apa yang Tuhan ambil kembali. Lapangkan dadamu, luaskan hatimu, jernihkan pikiranmu. Itu sudah cukup untuk membuatmu bahagia dan tenang"
Tak terasa air mataku jatuh membasahi pipi. Dia benar, aku terlalu naif untuk terus mengandalkan diri sendiri. Padahal aku pun tahu, bahwa Tuhan yang menentukan segalanya. Tidak mungkin Tuhan menelantarkan hambanya.
Bodoh. Aku telah mengerdilkan kuasa Tuhan.
Blarrr. Suara petir tiba-tiba menyambar.
Sayup-sayup suara Chrisye terdengar kembali.
Bayu dingin lalu,
tapi tak mengedip sayu
Rembulan menyuram
Tiada terbayang
Harapan..
Sial. Leherku sakit. Aku merasa pegal diseluruh tubuhku. Aku menguap mengerjap-ngerjapkan mata. Membenarkan headset sebelah kiri yang sejak tadi terlepas di telinga.
Waktu telah menunjukkan angka 6. Hari mulai berganti malam tapi dari tadi belum ada bis yang datang.
Aku melihat sekeliling. Nihil tak ada siapa-siapa. Beberapa kendaraan lewat tanpa permisi. Lampu jalanan telah menyala sebagaimana mestinya.
Aku menghela nafas panjang. Menutup wajahku dengan tangan. Mengingat-ngingat apa yang baru saja terjadi. Percakapan sebentar, dengan orang tak dikenal.
Sial. Dia menghilang.
Aku cukup lama terdiam. Menerka situasi.
Aku keliru, dia tidak hilang. Karena sebenarnya dia tidak pernah benar-benar ada. Dia tidak nyata!
Sampai akhirnya ku sadari, dia hanyalah ilusi yang kubuat sendiri.
Sendiri melangkah di jalan remang membisu
Ku nanti engkau sinar
Bersama
Sang fajar..
Ruang Ilusi, 22 Januari 2023
Catatan: Cerita ini kutulis pertama kali pada tahun 2020. Setelah melalui beberapa revisi, akhirnya selesai di tahun ini, 2023! Selamat membaca, walaupun kuyakin tulisan ini masih banyak kekurangannya.
11 notes · View notes
melarge-big-size · 1 year
Text
Tumblr media
Toko Pakaian Spesialis Big Size Berkualitas Hubungi kami di 0813-8170-6330 Barang Ready ka Kemeja Polos Wanita Bigsize Warna Hitam, Putih, Merah Marun, Kuning Kunyit, Coklat, Navy, Pink, Biru Wardah, Hijau Army, Abu-abu. Produksi Kemeja Polos Jumbo Cewek kami Ready 0813-8170-6330 Melarge Harga Jual Grosir Pakaian Jumbo Bigsize MELARGE - Mau tahu info Harga Jual Baju Kemeja Wanita Jumbo XXXL, Konveksi Atasan Kemeja Bigsize Polos 3XL 4XL, Tempat Produksi Tunik Kemeja Kotak Ukuran Besar 5XL 6XL Harga Murah, Grosir Kemeja Cewek LD 120 130 140 150 Terpercaya, Toko Pakaian Spesialis Big Size Berkualitas. Hubungi kami di 0813-8170-6330 Barang Ready ka Kemeja Polos Wanita Bigsize Warna Hitam, Putih, Merah Marun, Kuning Kunyit, Coklat, Navy, Pink, Biru Wardah, Hijau Army, Abu-abu. Produksi Kemeja Polos Jumbo Cewek kami Ready ukuran XL-6XL dengan LD 100, LD 110, LD 120, LD 130, LD 140 dan LD 150 Ditempat kami anda bisa order banyak ukuran mulai dari XL, XXL, XXXL, 4XL, 5XL atau 6XL. BAHAN SANGAT ADEM PAS UNTUK KULIAH, HANGOUT, ATAU KERJA
BAHAN SANGAT ADEM, DINGIN DAN NYAMAN DIPAKAI SAAT CUACA PANAS JAHITAN SANGAT RAPIH HARGA MURAH BARANG OKE, COCOK UNTUK STOCK TOKO ANDA Kemeja Kerja Jumbo Wanita yang kami produksi menggunakan bahan berkualitas dan nyaman dipakai. jadi ketika anda belanja Kemeja Hem di toko kami dijamin tidak akan kecewa. Atasan Big Size Kemeja Wanita Harga Murah tapi tidak murahan ya hanya ditoko kami.
melarge#brandfashion#spesialjumbo#spesialbigsize#bajujumbo#kemejajumbo#tunikjumbo#bajubigszie#kemejabigsize#tunikbigsize#gamisjumbo#gamisbigsize#konveksipakaianjumbo#konveksipakaianbigsize#grosirkemejajumbo#grosirkemejabigsize#produsenbajujumbo#produsenbajubigsize#agenbajujumbo#agenbajubigsize#ukuranbesar#jualkemejajumbo#jualkemejabigsize#kemejajumbopolos#kemejabigsizepolos#kemejawanita#kemejacewek
0 notes
yuishinxv · 1 year
Text
Rangkul.
Walau malam tiba di atas kota kembang, bukan berarti hiruk pikuk akan berhenti layaknya kota mati. Kebalikannya, akhir pekan adalah waktu di mana mungkin semua orang berpikir untuk keluar dari rumah—bersua dengan kawan atau kekasih, mungkin.
Poinnya adalah, jalan protokol jadi makin macet dan Roy tidak terlalu menyukainya. Menyetir di antara kendaraan yang mengantri penuh sesak itu merepotkan.
Hari itu ia harus datang ke kantor untuk merampungkan beberapa laporan yang tersisa. Belum lagi ada kasus kejahatan baru yang harus dia tangani seorang diri karena hanya dia yang sedang piket hari itu. Untung saja kasusnya tak terlalu rumit sehingga dia hanya perlu mencari pelakunya. Sebenarnya dibilang seorang diri juga tidak, ia meminta beberapa orang yang sedang bertugas dari unit sebelah untuk membantu. Singkatnya, kasus tersebut sudah selesai dan bisa ditangguhkan hingga Senin depan.
Hanya kasus kekerasan biasa. Setiap hari juga bakal ada. Tapi rasanya hari itu sudah begitu melelahkan buat Roy. Belum lagi dia masih menunggu respon karibnya yang bertugas di resnarkoba. Sudah hampir dua minggu ia melobby kawannya itu agar bergabung saja dengan reskrim bersamanya tapi sepertinya Agus masih belum yakin.
Pukul 10 malam Roy sampai di kontrakannya. Ia melihat Everest milik kakaknya telah terparkir rapih di garasi. Tentu saja, ini sudah malam. Dan tidak ada satupun dari mereka yang bilang akan keluar malam sepertinya. Kalaupun iya, Roy mungkin melewatkannya.
Waktu masuk, Roy disambut oleh kakak kembarnya yang mengenakan kemeja terusan berwarna hitam. Roy mengangkat alisnya sedikit. "Mau kemana?" ia refleks bertanya.
"Hah? Kemana apanya?" Rei mengerutkan kedua alisnya.
"Itu." Roy memandangi set pakaian formal yang dikenakan perempuan tersebut. "Kok rapi banget."
Rei menunduk memandangi pakaiannya sendiri sebelum menggeleng. "Enggak. Gua juga baru balik."
"Oke... dari mana?" tanya Roy sambil menutup pintu pelan-pelan. Matanya menyapu seisi ruang tamu sebelum melirik ke arah pintu menuju ruang tengah. "Ajeng?"
"Udah tidur. Capek katanya seharian nugas di kampus." jawab Rei singkat.
"Sabtu ke kampus?" tanya Roy lagi.
"Memangnya salah ke kampus hari sabtu?" Rei balik bertanya.
"Kok jadi salah??" Roy mengernyit. "Oh, lo belum jawab tadi emang dari mana?"
Rei menoleh. "Kantor." singkatnya cuek sambil berjalan ke arah dapur. "Mandi sana, gua baru masak nasi doang. Biar gua bikinin lauknya dulu buat makan malem."
Si adik malah mengekor di belakang kakaknya yang hanya selisih 5 menit lebih tua darinya. Menyadari itu di dapur membuat air muka Rei berubah dongkol. "Apa?"
"Lo kenapa?" tanya Roy, penasaran.
"Kenapa apa?" Rei balik bertanya.
"Sumpek banget muka lu." sahut Roy menerka-nerka.
"Gua emang capek, kan gua udah bilang gua juga baru pulang." ujar Rei sambil mengisi teko pemanas dengan air.
Di sampingnya, Roy membuka lemari dapur dan mengambil kotak teh sebelum ia letakkan di atas meja. "Ngapain di kantor sampe malem, Rei?"
"Nyusun kerjaan, ada yang dioper ke gua." jawab Rei pelan.
Roy pun menoleh, memandangi Rei yang mengetuk-ngetukan jarinya di atas meja. Selama beberapa saat ia tak mengatakan apapun sampai Rei sendiri menghela napas panjang. Roy tahu kakaknya tidak mau diganggu tapi di sisi lain ada yang mengganggu rasanya.
"Mandi sana, Roy." Rei bersuara lagi.
"Lo... baik-baik aja?"
Rasanya familiar. Roy tahu saudara kembarnya itu memang lebih sering terlihat cemberut ketimbang tersenyum. Tapi kali ini berbeda, dan rasanya tidak mungkin Rei memasang muka lesu hanya karena beban pekerjaannya ditambah. Kalau dia marah itu malah lebih masuk akal menurut Roy.
Pertanyaannya dijawab dengan tatapan datar dari perempuan itu. Roy mengerjap beberapa kali sebelum menyandarkan pinggangnya ke meja dan menghadap ke Rei. "Lo mau cerita?"
"Enggak ada yang perlu diceritain." Rei mendengus tawa. "Polisi kenapa sih kepo aja bawaanya ke orang sipil."
"Lah, gua nanya sebagai sodara lo. Kenapa jadi bawa-bawa polisi?" Roy mengernyit. "Ada apa? Lo kena masalah sama polisi?"
"Enggak." Rei menggeleng. "Gua cuma dengar dari kolega gua...."
"...ya?"
"Yaudah."
"Lah."
Roy menghela napas panjang. Ia membuka rentangan tangannya pada Rei. Sesuatu terasa tak beres dan benaknya sangat ingin tahu kenapa. Saudaranya yang satu itu hampir selalu memasang badan untuknya sedari kecil, setidaknya jika Rei tak butuh balasan yang sama, Roy hanya ingin menyediakan tempat aman untuknya berkeluh kesah.
Melihat itu membuat Rei menyeringai sebal. "Apa?"
"Yakin nggak mau cerita?"
"Gak. Gua gak apa-apa." Rei bersikukuh.
"Yaudah... Lo... nggak harus cerita kalau memang enggak mau." balas Roy sambil menggerakan tangannya sedikit. Memberi isyarat agar Rei mendekat. "Sini."
Rei menatapnya tak percaya. "Apa-apaan."
"Ayo lah..." bujuk si adik.
Tanpa menunggu jawaban Rei, Roy pun mendekat. Lengannya terangkat perlahan merangkul perempuan itu dengan lembut. Rei tidak menolak sedikit pun, yang ada dia malah membenamkan mukanya di pundak Roy.
Nah, kan. Pikir Roy, pasti ada yang tidak beres.
Tapi tak apa, tidak masalah jika Rei tidak mau cerita. Roy mengerti, dia juga tidak terlalu suka menceritakan masalahnya sendiri pada orang lain. Ia percaya dirinya dan Rei sudah sama-sama tahu.
Roy pun mengusapi punggung Rei pelan-pelan, berharap saudaranya itu jadi merasa sedikit lebih baik. Ia mendengar helaan napas.
"Lo tau, lo tuh saudara gua yang paling bangsat, Roy." ucap Rei yang masih membenamkan mukanya di pundak Roy.
"Terserah." singkat Roy.
Pria itu tak berhenti mengusapi saudaranya. Meski hanya balasan singkat yang ia suarakan, hatinya merasa sedikit lega ketika kakaknya masih mau membuka diri di pelukannya. Mereka berdua sudah sama-sama dewasa dan dunia memang tidak pernah terlalu ramah. Jika memang caranya untuk selalu ada hanya bisa disalurkan tanpa kata-kata, baguslah. Meski akan sulit menerkanya untuk Roy, setidaknya tugasnya tidak terlalu berbelit jika bisa diselesaikan seperti ini.
4 notes · View notes
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
TERMURAH..!! WA 0851-5640-6571 Toko Kemeja Motif Bunga Pria Di Kolaka
KLIK 0851-5640-6571 Toko Kemeja Motif Bunga Pria Di Kolaka, Konveksi Kemeja Batik Pri Dewasa Di Denpasar, Pabrik Baju Kemeja Pria Dewasa Di Gianyar, Jual Kemeja Batik Dewasa Di Buleleng, Grosir Baju Kemeja Dewasa Di Badung, Distributor Kemeja Dewasa Di Flores
READY BOSKU GROSIR DAN PARTAI BESAR ------------------------------------------- ✔LANGSUNG DARI KONVEKSI 💯 ✔FOTO SENDIRI 💯 ✔HARGA DIJAMIN TERMURAH SE INDONESIA💯 ✔MELAYANI PENGIRIMAN SELURUH INDONESIA💯 ✔BUKTIKAN SAMA LAPAK SEBELAH💯 ✔KUALITAS NO 1. BISA DIBUKTIKAN 💯 ✔FREE RETURN JIKA BARANG CACAT💯 ✔MELAYANI PEMBELIAN DARI Provinsi Kepulauan Riau Meliputi : Kab Bintan-Kota Kijang,Kab Karimun-Tanjung Balai Karimun,Kab Kepulauan Anambas-Tarempa,Kab Lingga-Daik,Kab Natuna-Ranai,Kota Batam,Kota Tanjungpinang Dan Seluruh Kota Se-Indonesia. ------------------------------------------ TESTIMONI : @PusatGrosirKemejaTermurah ( IG) TESTIMONI : Grosir Kemeja Termurah ( FB ) ----------------------------------------- ⚫BAHAN : COTTON SP / RAYON IMPORT / OXFORD COTTON grade A ⚫SIZE : L (52x72) & XL (54x74) ⚫FULL AKSESORIS SEMUA TEMBUS ⚫ADA KANCING CADANGAN 90% ------------------------------------------- Langsung Dilayani : Fauzi Taufik Wa : 0851-5640-6571 Jangan Lupa Save Nomor Tersebut
#GarmentKemejaSantaiCowokDiBanjarmasin, #DistributorKemejaSantaiWanitaDiBalikpapan, #AgenKemejaSantaiPriaPolosDiSingkawang, #JualkemejaSantaiDiBontang, #SupplierKemejaSantaiPriaLenganPanjangDiMakassar
1 note · View note
afrianajeng · 1 year
Text
Bahkan Voli
Tumblr media
Seperti biasa, acara yang dinahkodai kedua bestie beserta sakernya ini selalu kewren poll. Vindes Sport ke-5 dengan olahraga Voli sukses tergelar. Aku rasa, ini adalah yang paling seru dari yang sudah-sudah. Ketegangan tiap set yang berhasil epic comeback, walaupun bukan profesional tapi layak banget buat ditonton yang bahkan dalam 24 jam sudah 3M++ penonton.
Prediksi memang di hati, tapi ga tau kenapa dari awal berharapnya The Actors yang menang. Tapi secara keseluruhan GG🔥 terutama untuk mas adi alias Dwi Sasono, Tanta Ginting, Surya, Vincent, dan Bryan Domani.
Tumblr media
Diawali dengan datangnya kedua grup, yang satu pakai bis mengenakan jas hitam kemeja putih ala pemain film mafia. Yang satu naik mobil bak terbuka mengenakan kaos olahraga SD awal-awal touring Prediksi. Tidak lupa gimmick menggunakan helm biarpun naik kendaraan roda empat. Yang paling lucu adalah saat sang ketua turun sambil mengayunkan kaki seperti orang yang bingung gimana sih turunnya🤣
Awalnya saat di reveal para aktor yang akan menjadi lawan Prediksi, ga ngeh kalau Bryan bakal main juga. Sebagai, aktor muda yang akhirnya gabung ke sirkel bapak-bapak, ternyata mainnya oke juga. Pantas saja, Vincent memujinya di podcast Trio Kurnia ep. 63.
Sedikit tangkapan layar ini patut dimasukkan pada unggahan
Tumblr media
Saat selesai pertandingan dan dua orang cakep saling berpelukan, mungkin sambil mengucapkan terima kasih satu sama lain. Bryan Domani alias BD alias Bule Depok memakai nomor punggung 29 yang merupakan angka favoritnya karena bertepatan dengan tanggal lahirnya.
Tumblr media
The Actors Bahkan menang
Tumblr media
Botuna dengan trio strong. Yang ternyata bukan titipan sponsor dimana 5 set tidak bisa diganti, namun strategi coach dengan harapan untuk mengamankan poin walaupun mental blunder. Untuk usahanya yang ingin mengembalikan skor, RESPECT!!!
Terima kasih berlipat-lipat untuk suguhan yang luar biasa dasyat🔥
2 notes · View notes
rpreaperperson · 2 years
Text
Childe x reader AU Modern
Warn: none just lil bit yandere 
dimension travel
ada bumbu yanderenya ama Sci-fi dikit 
buat kouhai tercintah~ @dumb-intp​
*Childe POV*
Merah.. badannya...dilumuri oleh cairan merah yang amis wajahnya memucat seiring waktu karena darah yang keluar.
Sudah aku berteriak meminta tolong tapi situasi sepi menunggu bantuan pun aku khawatir ia tidak akan...
“Siapa saja!! tolong!” teriakku pergi mencari bantuan..mobil sudah remuk tidak berbentuk, kaki ku terasa sakit untuk berdiri untuk sampai kepadanya saja aku harus menyeret untung saja jaraknya denganku tidak jauh.
“hey..kumohon ..bangun bangun...”aku menepuk-nepuk pipinya, tapi tidak ada jawaban darinya aku semakin memeluknya erat menoleh kanan kiri.
“c-Chil...de...”
“?! “ begitu mendengar rintihannya aku langsung menoleh kearahnya
“Sayang!..b-bagaimana keadaanmu?” aku semakin mengeratkan dekapanku
“uh..sakit...” rintihnya memegang perutnya yang berlumuran darah
“Tenang saja! a-aku akan panggil bantuan ya!” aku mengusap pipinya yang lembut namun bersimbah darah
“Childe...jangan pergi..aku ngantuk...”
“h-hey..shh shhh jangan tidur! Dengar jangan tidur shh shh”
“uhh..” kepalanya terasa lemas dan kelopak matanya menutup
Aku mendengar ada suara klakson mobil, terlihat ada dua orang yang keluar dari mobil tersebut disaat aku ingin berteriak minta tolong kepalaku tiba-tiba pening dan penglihatanku menjadi hitam.
  .
 Kejadian itu sudah berlalu lama kecelakaan dimana merengut nyawa istriku...semua kerabatnya menangis dan sebagian dari mereka menatapku kasihan, kumohon jangan menatapku seperti itu..aku tidak tahan...ditambah lagi..ia ternyata mengandung anakku...disaat Dokter memeriksanya kamu telah mengandung selama 6 minggu.
Setelah aku mendengar berita itu duniaku seketika terdiam dan hatiku berteriak...pulang kerumah aku mendapati kotak hadiah kecil yang isinya test pack dan surat yang berisikan tulisan
‘Selamat Jadi AYAHHH~~!’
Seketika mataku berair membacanya
Diselimuti oleh despresi aku mencoba membuat alat time travel..untungnya ia dan aku adalah scientist dan suka membuat hal-hal yang mustahil, ahh...mengingatnya saja sudah membuat mataku berair..jika saja aku dapat menghidari mobil hitam itu...jika saja aku dapat melindunginya..jika saja....
Mengepalkan tanganku erat bisa kurasakan tanganku basah akan sesuatu, perlahan aku melemaskan genggamanku dan melihat tanganku yang bersimbah darah.
Mengingatku akan waktu itu...
“Tenang saja..cintaku..kita akan bersama lagi” senyumku teduh menoleh kearah foto pernikahan kita didepannya terdapat cincin pernikahannya, berjalan perlahan aku mengusap fotonya.
  .
  3 tahun berlalu dan jerih payahku berhasil terwujudkan mesin time travelku berhasil dibuat.
“Akhirnya...aku berhasil” senyum merekah di wajahku, menoleh kearah foto pernikahan aku memeluk foto itu dan mengecup cincinnya.
“Sebelum itu aku harus membersihkan diriku” bajuku telah basah dengan keringat dari usaha membuat mesin ini aku memutuskan untuk pergi ke kamar mandi dan membersihkan diri, meletakkan foto pernikahanku dan cincin di meja kecil.
Selesai mandi aku memakai baju yang ia beri saat ulang tahunku, Coat coklat muda dengan kemeja putih dan celana yang warnanya sama dengan coat hahh...sudah lama aku tidak memakai ini, setelan ini selalu mengingatkanku padanya..kalau tidak salah dia juga mempunyai setelan yang sama hanya saja untuk perempuan.
“ah..~ aku jadi tidak sabar...bertemu denganmu lagi” mengambil cincinnya juga perlengkapan lain seperti dompet dan meletakkan di dalam saku coatku aku mengaktifkan mesin waktu, terlihat cahaya biru muncul dari bulatan tersebut
“Selanjutnya..memasukkan tanggal...hm..bagaimana kalau tanggal ini” tentunya aku memilih tanggal sebelum kecelakaan itu.
Setelah itu aku menekan tombol untuk memulai mesinnya untuk bekerja dan benar saja bulatan itu membuat portal ke masa itu
Dengan senyum merekah aku berjalan perlahan ke dalam portal itu menemui cintaku satu-satunya.
*END POV*
 .
 .
  Setelah memasuki portal itu Childe membelakkan matanya melihat pemandangan taman yang menjadi tempat Childe melamar kekasihnya, di waktunya taman ini sudah ramai dan terlihat tidak menarik lagi karena banyak yang merusak fasilitasnya.
‘ya tempat ini..adalah tempat dimana aku dan dia pertama kali bertemu.. dan tempat aku melamarnya...’ Childe mengusap- usap cincinmu yang berada didalam kantongnya.
“yosh...sekarang..dimana kau berada..” gumam Childe lalu ia pergi meninggalkan taman, karena tujuannya yang utama adalah bertemu pasangannya dan menghentikan kecelakaan itu terjadi.
   .
   Jarak antara taman dan rumah kekasihnya tidak terlalu jauh, jantung Childe terasa berdegup kencang tidak sabar bertemu dengan pasangannya lagi setelah sekian lama.
Sampai disana Childe menatap rumahnya nostalgia, namun ada mobil yang tidak ia kenal di depan rumahnya, mengangkat alisnya bingung
‘Ah..masa bodo...’
Lalu pintu depan terbuka memperlihat istrinya tercinta dengan dress peach manis yang membuatnya semakin menawan, seketika Childe berhenti bernapas terasa dunia terhenti oh....betapa rindunya ia kepada istrinya 
Bisikan nama istrnya keluar dari mulut setitik air mata turun dari matanya, kaki panjang Childe melangkah ke arahnya seperti terhipnotis   
“Oii..! jangan lupa ini” suara lelaki yang tidak dikenal oleh Childe, langkah Childe terhenti dan matanya terbelak saat melihat lelaki yang ia sangat kenal dan sangat benci
“Ah! iya...eheh” 
“kau ini..” lelaki itu memberi kecupan ke dahinya sehingga membuatnya memerah.
‘Beraninya dia...’ menggeretakkan gigi Childe menatap benci lelaki itu
‘Kenapa dia bersamanya?! Penguntit yang selalu mengincarnya? y-yang selalu memberikan pesan-pesan tidak senonoh itu? Apa-apaan ini..?!’ terlihat seperti menyadari sesuatu Childe menatap mobil yang dimasuki lelaki itu dan Alma
‘Kalau tidak salah...mobil itu..’ Childe teringat kejadian itu mobil yang sama dengan mobil yang menyebabkan kecelakaan itu terjadi
‘jangan-jangan dia...dia yang menyebabkan ....’ rasa beci Childe berubah menjadi dendam, tenggelam dalam rasa kebenciannya Childe tidak tau kalau Istrnya telah menyadarinya saat masuk ke mobil, menoleh kebelakan kamu mendapati cinta pertamanya disana
‘Ch-Childe?! ‘ cinta pertama yang meninggal ‘bunuh diri’
“Ada apa sayang?”
ia terbelak dan menoleh kearah kekasih barunya
“eh?! T-tidak” menoleh kebelakang lagi namun tidak ada tanda-tanda dari pria berambut orange itu
   .
   Selama menetap di waktu masa lalu Childe menyadari sesuatu yang janggal, Childe di masa ini telah tiada karena bunuh diri ,ia berteori kalau mesin yang buat ini bukanlah mesin waktu...namun dimension travel.
‘Apa harus aku membuat mesin baru lagi..tapi...mengingat pria itu menjadi pasangan barunya....ughh aku tidak terima.. ’Lalu Childe merencanakan sesuatu
   .
“Sayangg~...aku pergi dulu ya” dia mengangguk pelan
“iyaa!” lalu lelaki itu pergi meninggalkan rumahnya dengan mobil, setelah pasangan barunya itu pergi wanita itu berjalan kekamarnya dan mencari sesuatu didalam lemarinya.
Diambil kotak sedang berisikan foto-foto dan pernak-pernik ,foto Childe dan dirinya berdampingan
“waktu..itu...apa mataku yang salah..?”mengusap foto Childe ia kembali mengingat masa-masa muda mereka,lalu terdengar pintu depan terbuka
“? Apa ada yang tertinggal?” membereskan kotaknya dan menyimpan kembali kedalam lemari
“Kenapa?? Ada yang ter-- ?!” ia terkejut bukan main mendapati cinta pertamanya di depan muka
Childe mengucapkan namanya dan berjalan mendekati
“k-k-kau..Chil....de?” perlahan Childe memeluknya erat, mencium bau Childe yang lama rasa rindu membuatnya menitikkan air mata
“Childe..? apa kau benar-benar Childe?” ucap wanita itu sambil terisak isak
“iya.. shh shh...” Childe mengusap-usap kepala istrinya 
“apakah ini mimpi??”
“heh...untung bukan cintaku...” ia semakin mengeratkan pelukannya
‘Sekarang cintaku sudah berada di dekapanku...’ Senyum miring terlihat licik Childe mengeluarkan suntikan dari sakunya
     ‘Tinggal membawanya ke dimensiku!!’
Tumblr media
8 notes · View notes
lamyaasfaraini · 2 years
Text
The perks of mix n match
Tumblr media
Kemarin kami menghadiri kondangan temennya suamiku @sagarmatha13 beginilah outfit couple kami. Ngga ada yg baru tapi warna bisa senada, ngga terkesan "maksa", yg penting enak diliat dan nyaman dipakai. Aku yg selalu seneng kalo matching warna/tone nya sama suami dan anak, ngga harus kembaran plek2an tapi 1 tone warna aja udah oke menurutku, kalo niat mah buat moodboard nya yakaaan~
Kemeja suami dan dress tunik ku kebetulan sama warna sage green, ngga maksa kebetulan aja punya dirumah. Untuk sweater outer nya suami itu jujurly punyaku hahaha. Diakali pake itu soalnya perut "seksi" suamiku biar tersamarkan sedikit lah yaa. Pas dia pake wuih keren jg office look gmn gituu, tp sebelumnya aku nyari referensi dulu di google biar dia pede gitu kan, soalnya agak ribet kalo dia mulai ngga pede sama penampilannya.. Fiuh! Nah warna outernya kebetulan senada juga sama hijab ku.. Utk bawahannya kita pake warna hitam. Lumayan lah yaa, memanfaatkan pakaian yg ada untuk di mix n match agar lebih fresh, terlebih lg untuk acara formal makanya harus agak niat mikirinnya.. Imho yaa, semua balik lg ke selera dan referensi masing2.
Bonus cetakan fotobox (yg tidak di box) gratisan dari kondangan. Mayan terakhir fotobox berdua tahun 2015 pas baru2 pacaran. Skrg 2023 menggendut bersama yaa~
Tumblr media
3 notes · View notes
dstntflwr · 2 years
Text
Luck Draws the Unlucky (Part 111)
Tumblr media
CW // Mention of self-harm; Slight kiss
Cygnus tengah berdiri di depan jendela, memainkan kukunya. Jika Albus ada, dia pasti akan memeluknya dari belakang, meraih jemarinya sebelum dia bisa melukai atau melepas kukunya sendiri.
“Jangan lakukan itu,” pintanya.
Dan Cygnus akan tertawa. “Aku baik-baik saja.”
Dia ingat Albus meraih kedua tangannya dan mengecup punggung tangannya perlahan. “Katakan padaku jika kamu punya pikiran yang berat, jangan melukai dirimu sendiri.”
Cygnus menghela nafasnya, mengusap wajahnya. Albus sudah tiada. Bahkan jika dia mematahkan seluruh kukunya, menjambak rambutnya hingga rontok, melukai dirinya sendiri, suaminya takkan kembali.
 Dan dia sendirian di istana yang dingin ini.
Zelda berjalan ke arah ruangannya, berdiri di samping pintu dan menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya, tersenyum. “Kakakku akan marah kalau kamu memainkan kukumu seperti itu.”
Dia berbalik, melihat sang pangeran yang tersenyum padanya. Seperti kakak, seperti adik. Cygnus menggelengkan kepalanya. “Aku butuh penjelasan.”
“Apa raja iblis yang datang pada hari itu belum menjadi penjelasan yang jelas untukmu?”
“Masih kurang, Zel,” dia menarik sudut bibirnya. “Masih kurang.”
“Yah, baiklah,” ujarnya, menipiskan bibir. “Tapi tidak hari ini, matahari sudah hampir terbenam dan dia hanya memiliki waktu sampai tengah malam.”
Cygnus mengernyitkan dahi. “Siapa?”
Zelda memberinya sebuah senyuman, kilat dimatanya terlihat seperti ketika dia menyuruh Albus untuk memakan anggur masam yang belum matang. Namun yang dia bawa kali ini bukan anggur. Pangeran itu bergeser, menampakkan seseorang yang dia bawa dari dunia bawah.
Albus berdiri di depannya, tak lagi mengenakan jubahnya, melainkan kemeja putih longgar dengan celana hitam, seperti ketika mereka masih berlari tanpa beban di padang rumput belakang istana.
Cygnus tak tahu bagaimana caranya dia sudah berada di sampingnya ketika dia nyaris ambruk ke lantai, memegangi tubuhnya agar tak terhantam marmer dingin. Namun dia tak peduli akan itu, dia menyentuh wajah suaminya yang–
“Kenapa kamu dingin sekali?”
Albus hanya tersenyum kecil, mencium keningnya. “Aku merindukanmu.”
“Albus,” panggil Zelda. “Sampai tengah malam.”
Kakaknya tersenyum padanya, mengangguk. “Sampaikan terima kasihku pada Lucifer.”
Akhirnya Cygnus mengerti. Albus tidak kembali dari kematian, melainkan wujudnya kini hanyalah hantu belaka, begitu dingin di pelukannya tanpa kehangatan manusia. Andai saja Cygnus peduli soal itu, karena dia meraih kerah Albus dan menariknya untuk menciumnya – Albus membalasnya dengan sama dalamnya.
Zelda menganggukkan kepala, seolah terbiasa dengan pemandangan itu. “Akan kubiarkan kalian sendirian,” bisiknya sebelum mendorong pintu agar menutup, sementara dia berkelana di sepenjuru istana.
2 notes · View notes