Tumgik
#jurnalgie
kakaanggi · 4 months
Text
18. Your short-term and long-term goals
31 Mei 2024 Your short-term and long-term goals 18/150
The more I want to write it, the more afraid I am to share it with others. Because there are one or two things that I feel are not worthy enough to write, afraid that I might take the wrong step and appear careless.
I believe that the process never betrays the outcome, and it seems that out of many goals, only a few I truly want to achieve.
As short-term as my current goals are, I just want to consistently write and read one book per week In the long run, I don't think I can explain it here, I'm truly afraid of too many distracting fantasies clouding my mind and making me lazy to work on it.
As a disorganized person, I often make spontaneous decisions, but there are many inner thoughts influencing my actions. However, instead of discussing it in this section, I just want to close it with the phrase “enjoy your small steps that never stop, rather than taking too big of a step”.
My short-term =
• one day, one piece of writing • one book, one week
Let's start one by one, okay?
Good luck 😊
0 notes
kakaanggi · 4 months
Text
16. What you want to improve about yourself
29 Mei 2024 What you want to improve about yourself 16/150
Sebab dari banyaknya kekurangan diri ini, aku merasakan bahwa hidup adalah proses belajar yang panjang. Sependek pengetahuanku, banyak hal yang aku bahkan belum mencoba mengetahuinya, dan kurasa beberapa hal itulah yang setidaknya ingin kuselami lebih dalam lagi.
Jika seseorang memiliki kemampuan lebih satu bisa dibilang luar biasa, maka aku ingin memiliki satu saja keahlian yang sangat kukuasai, pikirku. Menjadi seorang ahli terlihat cukup keren karena ia begitu fokus pada hal-hal yang sudah ada didepannya. Untuk diriku yang memiliki tingkat fokus cukup rendah, aku jarang mempelajari sesuatu dengan lebih mendalam, dan nyatanya dari sinilah kiranya aku tak memiliki sebuah hal yang begitu menonjol pada setiap bakatku sendiri.
Proses kehidupanlah yang pada akhirnya mengajarkanku untuk terus mempelajari sesuatu hal yang aku suka maupun tidak sekaligus. Dan jika dikatakan aku ingin meningkatkan kemampuan itu, kujawab dengan penuh percaya diri ya. Aku sedang melakukannya.
*** Hai gi, kudengar kamu sangat ingin meningkatkan kemampuan menulismu ya akhir-akhir ini? Semoga setiap hal baru yang telah kau pelajari, dapat berguna untuk kehidupanmu saat ini maupun nanti.
Aku tau ada satu hal lagi yang ingin kau tingkatkan, tapi untuk kali ini biar itu menjadi sebuah kejutan yang membanggakan yaa. teruslah mempelajarinya, teruslah mengerjarnya. Aku tau kamu akan bisa melewatinya sebab ada Allah yang selalu ada bersamamu. Jangan khawatir dan berbangga diri, betapa besar atau kecilnya dirimu dimata manusia, itu bukan sesuatu yang harus kau jadikan acuan untukmu berkembang. Percayalah, bahwa apapun itu memang sudah tertulis untukmu. Sejauh apapun itu.
Gi, tetap berproses dan bersabar pada setiap hal ya.
Dan jangan sungkan untuk membagikannya padaku, you deserve better. Trust it 😊  
0 notes
kakaanggi · 4 months
Text
14. Where would you go if you could be anywhere in the world right now
27 Mei 2024
Where would you go if you could be anywhere in the world right now
14/150
The first was Raudhah, in Medina. Yes, I would be very happy if I could go anywhere in the world. However, this place is the only place where God promises that this place is one of the gardens of heaven on earth. How could I choose any other place, when I know this is the only beautiful garden where many of God's graces are revealed to the people who are in it. I want to be at least close to the tomb of the Messenger of Allah, send greetings through prayers and dhikr that I offer to Allah. Enjoy the beauty of praying in a place where mustajab is granted. Then after that I will continue my prayers in the best place in front of the Kaaba, in Multazam. Mecca.
In second place, I would choose the Colosseum in Rome with its romanticization of style and historical carvings held back in a magnificent building. I just wanted to sit back, carrying a notebook in my hand, writing beautiful poems that I created through my own imagination. It gives an old-fashioned twist, like a poet of yesteryear running from the endless frenzy of war.
Then, I will relax enjoying the beautiful view of the purplish blue green aurora in front of Lake Tekapo, in New Zealand. Ah, just imagining making this smile happy. Haha.
It would be great to be able to go with them, the people I care about so much. Because, after all, there's nothing more beautiful to go anywhere, without them beside you.
Have fun, someday :)
0 notes
kakaanggi · 4 months
Text
13. Are you happy right now? why or why not?
26 Mei 2024
Are you happy right now? why or why not?
13/150
Belum.
Kurasa belum waktunya.
Mungkin nanti, saat semua reda.
Bahagia yang kunanti, mungkin belum waktunya tiba.
Belum, tapi aku yakin akan datang.
Saat-saat dimana hati ini melepas semua resah, hingga hanya tersisa tentram semata.
Belum.
Hanya perlu bersabar sebentar lagi.
Sedikit lagi,
Entah esok, atau sebulan, bisa saja setahun, kapanpun itu, aku telah menunggunya.
Dengan perasaan paling lapang, dari sabar yang kupeluk erat-erat.
Kenapa belum? Bukan tidak?
Sebab satu dua hal tidak berjalan sesuai keinginan kita.
Tentu setiap skenario, ada alur yang tak bisa ditebak.
Dan tentu saja, ujian naik kelas atau teguran tidak ada yang meminta berlama-lama.
Ia datang bagai tamu tak diundang,
mengundang keluh, menyimpan sabar berkepanjangan.
Bukan tidak.
Hanya saja, aku juga manusia.
kadang tertawa, kadang menangis sesenggukan lantaran sendu enggan untuk menghilang.
Bukan tidak.
Namun, masih ada satu dua kisah,
yang masih bisa ditertawakan.
disaat tragedi, menjadi sebuah komedi.
Mungkin belum.
Dan aku yakin sekali, Ia tak pernah tidur.
Untuk mereka yang pandai meminta,
Kebahagiaan yang seutuhnya.
Dari sang pemberi kebahagiaan selamanya.
Ps: maafkan aku, bukan aku tak bahagia. hanya saja, banyak luka yang akhirnya kembali terbuka.
0 notes
kakaanggi · 4 months
Text
12. A short story
26 Mei 2024
A short story
12/150
Seharusnya, aku tidak melewatkan jadwal menulis dan mempublisnya kemarin. Itu karena mataku tak dapat ditahan dari rasa kantuk yang tak bisa kuhindari. Jadi, izinkan aku bercerita dua kali dihari ini.
Dulu sewaktu belum menjadi seorang istri, aku memiliki kegiatan dan banyak aktifitas diluar yang mengharuskanku pergi setiap minggu atau menabung untuk dapat menanjak sebuah gunung. Sewaktu kali, dan kurasa itu gunung terakhir yang kudaki sebelum akhirnya aku menikah di tahun setelahnya. Raung adalah gunung yang sangat megah untukku, pendaki amatiran yang tak banyak memiliki pengalaman disuguhkan dengan tingkat kesulitan yang tak sudah-sudah. Disana aku berjalan masuk kedalam hutan, melewati banyaknya akar-akar pohon yang tak beraturan, terjalnya jalur yang tak memudahkan kaki melewatinya, atau dataran yang sementara. Dari banyaknya tantangan melewati hutan demi menaiki puncaknya, aku ditantang melawan egoku sendiri.
Diheningnya siang itu, aku memikirkan kembali bagaimana bisa aku menginjakkan kaki sejauh ini untuk menyerah, dengan sebuah pilihan yang telah kukantongi setengah keberhasilannya. Jadi kulanjutkan lagi setapak demi setapak meski kurasa, aku yang berada paling belakang saat itu.
Aku sampai di puncak sejati, haru ini begitu penuh memenuhi hatiku. Ah begini rasanya mengalahkan ego milik sendiri yang kutau, ia hanya merengek untuk beberapa waktu yang lalu. Setelah euforia merayakan keberhasilan kaki yang telah lama berjalan, aku turun melewati tantangan demi tantangan baru yang belum siap kuhadapi. Ternyata, saat yang mudah ialah naik, turun gunung menjadi hal paling menyeramkan buatku. Bagaimana tidak, kakiku sudah tak sanggup berjalan melewati banyaknya bebatuan dan tanah yang tak sudah-sudah menjadikan lututku sedikit sakit kala itu. Dan yaa betul saja, aku menangis. Ternyata sesulit ini.
Dari banyaknya cerita naik gunung, ternyata turun gunung dengan dibantu ojek motor membuatku berterima kasih pada banyak hal. Aku yang sudah teramat lelah kala itu, dan disaat yang bersamaan melihat aliran sungai yang jernih dan segar sekali, memutuskan untuk melipir sejenak, sambil meminta izin kepada bapak pengemudi ojek gunung tersebut, akhirnya aku seperti anak kecil yang kegirangan diperbolehkan orang tuanya untuk main air, aku mebersihkan diriku yang penuh tanah dan debu, dalam aliran air yang melewati kaki-kakiku yang begitu sejuk. Ah menyenangkan.
Ternyata, ada banyak cara menghadiahkan langkah. Hanya saja, hati kadang dibuat lelah dan menyerah dulu, hanya untuk menguji diri, sanggupkah ia melewati tantangan yang menguatkan langkah-langkahnya kedepan.
Kurasa, setiap hal baru tentu memiliki cerita. Dan cerita pendek ini, setidaknya ingin kubagikan untuk diriku sendiri. Yang jika kau membacanya disaat kau sedikit ingin menyerah oleh sebuah tanjakan maupun turunan, kau akan lebih bersabar sebab banyak hadiah yang menantimu setelahnya. Hadiah yang tak disangka-sangka. Apapun itu.
Semoga harimu menyenangkan, maafkan diri ini yang masih saja merengek oleh hal-hal sederhana yang tak mudah dilalui kemarin.
ahh, apakah ini termasuk cerita pendek? Entahlah~
0 notes
kakaanggi · 4 months
Text
11. Where you'd like to be in life 20 years from now
24 Mei 2024
Where you'd like to be in life 20 years from now
11/150
Dua puluh tahun itu adalah waktu yang sangat lama. Aku bahkan tidak tau bagaimana hidupku esok, apakah masih dapat bernafas atau tidak. Tapi jika diberikan pertanyaan seperti ini, terlalu serakah rasanya jika ku jawab aku ingin tinggal di Negri A di kota B atau di tepi darat C.
Jika dua puluh tahun kedepan adalah waktu yang diberikan Tuhan untukku hidup, maka dengan senang hati akan kuhabiskan sisa hidupku untuk tinggal di Negri yang tidak akan diinjak oleh manusia akhir zaman yang pengaruhnya besar sekali, yang kehadirannya sudah diisyaratkan oleh Nabi terakhir, Rasulullah Salallahualaihiwasallam.
Namun, jika dua puluh tahun rasa-rasanya hidupku hanya sebatas untuk mengurusi hiruk pikuknya dunia saja, maka pulang lebih awal sudah cukup membuatku bahagia.
Dua puluh tahun kemarin telah mengingatkanku bahwa hidup begitu singkat jika dihabiskan dengan hal-hal yang biasa saja. Saat ini, aku sedang menempuh sepuluh tambahan waktu yang diberikan sang Pencipta, lantas bukankah seharusnya aku lebih banyak bersyukur, alih-alih menginginkan hidup dimana dua puluh tahun lagi.
Tempat selalu menetap, yang goyah hanyalah iman kita. Maka kurasa, itulah yang seharusnya kupikirkan lebih dalam jika diizinkan hidup lebih lama dari hari ini.
Jika ada suatu tempat yang ingin kutuju, maka itu bukan hanya di dua puluh tahun nanti, tapi selamanya aku ingin menetap disana, di syurga terindah dengan ditemani mereka orang-orang yang aku sayangi di dunia. Menetap setiap harinya, sebab dunia hanyalah fatamorgana bagi tahun-tahun yang selalu berlalu.
Dua puluh tahun terlalu panjang dalam rentetan waktu, namun terlalu singkat untuk jarak berpulang.
0 notes
kakaanggi · 4 months
Text
10. What you'd say to your favorite celebrity
23 Mei 2024
What you'd say to your favorite celebrity
10/150
Sejujurnya, aku bukan tipe seseorang yang memiliki idola atau selebrity favorit. Kecuali idola seluruh umat muslim, Rasulullah salallahualaihiwasallam. Dari sekian banyak artis papan atas atau penyanyi yang sangat melegenda, hanya beberapa saja yang kuingat lagunya atau wajahnya. Selebihnya, aku tidak menggemari suatu hal seperti orang-orang yang menempel poster dilemari-lemari kamarnya.
Jika selebriti adalah ia yang menjadi bintang, maka bisa kukatakan aku hanya mengagumi karya seseorang yang menyerupai bintang dari sudut pandangku. Banyak orang-orang hebat yang kurasa ia tak sadar ia bintang dimata orang sepertiku. Dari cara mereka berturut kata, berperilaku yang santun, berpikir yang cerdas, dan melakukan hal-hal positif yang tak banyak dilakukan orang, menurutku itulah arti bintang yang pantas dijadikan idola.
Bintang ialah yang paling terang diantara gelapnya langit angkasa. Bintang ialah yang memiliki sinar kerlap kerlip nan megah diantara bebatuan yang jumlahnya ratus ribuan. Dari sekian banyak lukisan di alam semesta, bintanglah yang memiliki nama paling indah. Maka dari itu, jika seseorang menjadi bintang, maka keseluruhan nilai orang tersebut sudah mencerminkan bintang yang sesungguhnya. Dan kurasa, belum ada satupun yang menandingi bintang paling terang pada manusia selain panutan terbaik kita, Nabi Muhammad Salallahualaihiwasallam.
Dan, apabila diizinkan untuk berbicara dengannya, dan sungguh ini harapan terbesarku. Ya Rasulullah, ajaklah aku sesyurga bersamamu, bersebelahan dengan keluargamu, bercanda tawa dengan seluruh sahabat-sahabatmu, maka aku harap kerinduan ini terbayar lunas saat nanti aku bisa mengajak juga seluruh keluargaku bertemu denganmu.
Kurasa, ini seperti sebuah surat cinta.
yang akan dikirimkan langsung oleh para malaikat-malaikat yang mengaminkan segala doa baik manusia di bumi. Yang mengirimkan salam kepada kekasih Allah, dan menginginkan sebuah tempat dirumah paling indah didalam surgaNya.
0 notes
kakaanggi · 4 months
Text
09. Your favorite childhood memory
22 Mei 2024 Your favorite childhood memory 9/150
Sebagai seorang anak lulusan Pendidikan rumah nenek, dan telah menetap sejak usia satu tahun hingga menjelang akhir sekolah menengah pertama, bisa dibilang masa kecilku dipenuhi dengan cerita manis, pahit, asam, garam, dan menyenangkan. Berada dilingkungan rukun tetangga yang hangat, keluarga yang suaranya diatas oktaf sebab kakekku yang saat itu memiliki sedikit kekurangan pendengaran, serta nenek yang senang sekali menyetel lagu Ida Laila sehabis ashar sampai sebelum magrib tiba, membuat cerita masa kecil ini penuh dengan memori bahagia yang kupunya.
Aku ingat betul sewaktu usiaku mungkin kisaran lima atau enam tahun, setiap ingin pergi ke sekolah taman kanak-kanak, ada satu tetangga yang sudah mengganggap aku anaknya sendiri, seorang ibu dan bapak dengan dua anak laki-lakinya yang sudah remaja kala itu, mereka selalu sudah siap dengan motor vespa abu-abu milik sang bapak, dan istrinya di belakang menjemputku dirumah nenek yang kala itu aku selalu naik berdiri di depan. Dengan wajah penuh bedak, kerudung yang hampir menutupi mataku, aku kegirangan diantar sekolah oleh mereka yang kuanggap orang tuaku kala itu.
Atau saat sekolah dasar, mungkin ini bukan pengalaman yang baik tapi kurasa menyenangkan sekali berjalan kaki pulang dan pergi ke sekolah yang jaraknya kisaran dua kilo meter lebih ditempuh melewati jalan penyebrangan yang teramat luas. Bagi anak seusiaku kala itu, menyebrang lewat jalan raya adalah hal menyeramkan yang harus kita lalui, alih-alih meminta tolong disebrangi setiap hari, aku beserta teman-teman yang searah dengan rumahku, melewati jalur penyebrangan alternatif dibawah jalan raya yang terbentang luas, kolong jembatan. Dulu, kami begitu aman melewati jalan-jalan seperti itu, meski banyak orang-orang yang bekerja sebagai pencari barang bekas atau gelandang yang tidak memiliki tempat tinggal terpaksa tidur dan berlapak disana, jaman itu lingkungan bisa dikatakan aman untuk tempat berjalan dan bermain anak-anak.
Sesekali aku juga turut diminta bareng saja dengan kakak kelas yang bersekolah menggunakan sepeda. Kadang aku enggan menerima tawarannya, sebab untuk seusiaku saat itu, canggung sekali di “ciye-ciyekan” oleh teman-teman yang melihat. Makanya aku lebih suka berjalan kaki, sambil sesekali berkhayal sedang berada didalam “petualangan Sherina” sebab teman sejalanku saat itu juga sama serunya denganku. Haha
Waktu pulang sekolah adalah waktu yang paling dinanti-nanti olehku. Pasalnya, aku beserta kedua temanku yang memang kami terbiasa berkumpul dan bermain bertiga kala itu, kami biasa menghabiskan waktu sampai sore hanya untuk bermain sepeda, memutari daerah rumah kami. Tidak hanya bersepeda, kami juga kadang menepi dipinggir Sungai yang kala itu aliran airnya masih cukup bersih untuk kami bermain-main disana, dan cukup teduh untuk bercanda dan berimajinasi apapun sesuai tema harian yang kami sepakati bersama. Kadang aku bisa menjadi penjual sayur, kadang bisa menjadi pencari berudu, atau kadang kami juga bisa menjadi detektif yang menyamar dan menemukan penjahat dengan sepeda yang kami kayuh dibawah terik matahari.
Ahh, rasanya menyenangkan sekali jika bisa kembali ke masa kanak-kanak. Banyak lingkar pertemanan yang berbeda-beda, merasakan pahitnya dimarahi tante saat aku susah sekali diminta menghabiskan makananku, merasakan manisnya memiliki baju lebaran yang kuidam-idamkan hadiah dari para tante dan kiriman ibuku, merasakan kue oleh-oleh kondangan dari nenek yang selalu membungkusnya dengan tisu didalam tas miliknya, atau dibonceng sepeda oleh kakek demi berfoto bersama presiden yang dulu ramai sekali diarak menuju istana.
Kenangan-kenangan manis dan pahit itulah yang menemaniku tumbuh. Tinggal dilingkungan yang beragam dan hangat, saling membantu dan mengisi saat membutuhkan, saling mengerti apabila ditimpa kesusahan.
Ohya, aku memang bukan dari kalangan berada, barang mewah seperti video game atau handphone memang tak pernah tersentuh olehku, tapi berkat tante dan nenekku, aku merasakan indahnya semua permainan tahun 90an yang hampir semua bisa kurasakan. Berkat mereka, aku juga dapat hidup mandiri sedari kecil. Ada satu memori yang sangat indah, kenangan saat bulan Ramadhan datang, dan teman-teman memanggil namaku guna mengajakku solat subuh di masjid Bersama. Kami berlari dan tertawa bersama. Bercerita apa saja, atau menghabiskan waktu dengan bertukar orji, atau menunggu ayamku bertelur didalam Tamagotchi milikku. Mengaji sore, merasakan asiknya bangun pagi di hari minggu demi tontonan yang kami tunggu-tunggu, merasakan cinta monyet yang kurasa, aku juga pernah menyukai seorang anak dari kampung sebelah yang jago sepak bola kala itu. Atau momen main hujan bersama teman-teman dengan busa sampo dikepala yang tak kunjung bosan kami lakukan setiap hujan besar mengguyur ibu kota kala itu. Ahh, menyenangkan dapat mengingat kepingan memori masa kecil itu.
Kurasa, ada bagian dimana kita semua punya memori yang sama. Yaitu momen tidur siang yang menjadi hal wajib namun sungguh berat untuk anak-anak seusia kita kala itu. Kita baru sadar, disaat dewasa ini, ternyata tidur siang memang sebuah hal Istimewa yang tak semua orang dapatkan. Ah, diriku, kenapa kamu semalas itu untuk tidur dan mendengarkan kata-kata nenekmu dulu. Hehehe
Baiklah, selamat menjadi dewasa ya.
Teruslah mengingat hal-hal masa kecilmu, saat hari-hari berat dan kau tak sanggup untuk berjalan lebih cepat.
Terima kasih untuk kenangan yang masih tersimpan, pada kotak memori yang terjaga dengan baik, sebab dirimu berarti 😊
0 notes
kakaanggi · 4 months
Text
08. A letter to yourself five years from now
21 Mei 2024 A letter to yourself five years from now 8/150
Assalamualaikum gi, apa kabar?
Lagi sibuk apa belakangan ini? Terima kasih sudah mengingat dan membacaku dihari ini tepat lima tahun yang lalu kamu menulis ini di meja kantor saat pekerjaan sedang senggang. Usiamu di tahun ini sudah matang sekali ya, wah selamat atas setiap tahun yang sudah kau lalui yaa.
Entah diwaktu ini saat kamu membacanya kamu sedang berbahagia atau sedih, tak masalah ya, hidup memang seperti itu, seperti roda yang terus berputar. Kita tak pernah berada terus dibawah, pun diatas dalam waktu yang lama. Terima kasih karena sudah bertahan dengan versi terbaik yang kau lakukan.
Bagaimana kabar malaikat-malaikat kecilmu? Pasti mereka kini sudah berumur sepuluh dan delapan, ahh kenapa waktu berlalu begitu cepat ya? Mereka kini pasti sudah belajar banyak hal baru denganmu dirumah.
Entah dihari ini engkau membacanya dengan perasaan haru atau sendu, kuharap selama Allah masih memberimu waktu, maka tiada yang perlu kau khawatirkan. Teruslah mendekat dan berharap kepadanya, baik dalam luka maupun cita yang kau punya. Lima tahun bukan waktu yang lama, sebab dunia hanyalah fatamorgana, tempat tinggal yang sementara.
Kini, kuharap kamu menjadi lebih ceria dari sebelum-sebelumnya, meski aku tak tau bagaimana engkau dimasa depan, yang kutau dari saat kau menuliskan surat ini, kau sedang mencoba merubah sedikit demi sedikit hal-hal baik untuk dirimu dan sekitarmu. Yang kuharap, dirimu dapat bermanfaat bagi banyak hal, maupun orang-orang yang membutuhkan.
Ohya, satu lagi, kuharap kamu tidak melupakan jasa orang-orang yang tengah membantumu melewati setiap kesulitan yang kau alami, sebab hadirnya mereka, merupakan rezeki yang tak ternilai dari Allah untuk menghiasi kegundahanmu.
Aku dimasa kini memang masih banyak “insecure”nya, karena banyak ilmu yang belum kudapatkan untuk mengejar setiap harapku. Dan semoga, aku dimasa depan saat kau membacanya, adalah aku yang sangat percaya diri. Kuharap, aku menjadi lebih baik untuk diriku sendiri dan untuk mereka orang-orang yang kusayangi disisiku.
Surat ini kutulis dengan harap, Allah lah yang Maha Merencanakan dengan sebaik-baiknya. Apapun yang terjadi entah semenit, sehari, atau setahun mendatang, sungguh hanya Allah yang Maha Mengetahuinya. Jadi tentu saja, aku tak dapat mengatakan dengan pasti, aku di lima tahun mendatang akan bagaimana dan seperti apa.
Semoga, Allah mudahkan tiap detiknya untukku beribadah dan menjadi diriku dengan sebaik-baiknya.
InsyaAllah.
Tertanda, Anggi di tahun 2024 Seorang ibu pekerja, yang menyambi berjualan buku serta penulis aktif pada blog pribadinya😊 Semoga kau masih tetap menulis.
0 notes
kakaanggi · 4 months
Text
07. Whatever comes to your mind - Don't stop for 10 minutes
20 Mei 2024 Whatever comes to your mind - dont stop for 10 minutes 7/150
Jariku mulai mengetik dan menghapus kata demi kata yang terlintas dalam pikiranku. Riuh sekali, berdesakan ingin keluar secara bersamaan. Jika kau hanya memiliki sepuluh menit untuk membuat sebuah tulisan, maka kurasa aku hanya memiliki sisa delapan menit berjalan.
Kau tau, siang ini aku membayangkan sebuah meteor besar jatuh tepat dilapangan depan tempatku bekerja. Sebab jendela kaca yang teramat besar sehingga dari dalam aku dapat melihat jelas lalu lalang aktifitas orang-orang diluar sana, pikiran ini melayang seperti cerita-cerita pada film sains fiksi. Dimana meteor yang terjatuh itu, mengeluarkan suara yang amat besar dan mengeluarkan makhluk-makhluk menyeramkan yang mengambil siapa saja pemilik kepala yang berniat melakukan tindak kejahatan. Ahh, dasar aku.
Ohya, disatu sisi aku juga terpikir untuk menuliskan daftar kegiatan harian yang seharusnya bisa kulakukan dirumah saat berlibur. Atau sebatas daftar film yang aku ingin menontonnya tengah malam dengan kudapan hangat manis yang kusimpan untuk diriku sendiri.
Apakah ini sudah sepuluh menit? Oh tentu tidak, masih tersisa dua menit setengah.
Aku masih boleh membahas Kerajaan neptunus yang telah lama kutinggalkan dientah berantah beberapa abad lamanya. Ohya, semalam aku juga bermimpi indah. Kurasa seseorang merindukanku diam-diam. Haha
Bagaimana bisa seorang INFP berbicara bak seorang ekstrovert, tentu saja bisa. Ini yang sedang kulakukan dalam pikranku, setiap harinya~
Dan kurasa, banyak sendu dan tawa yang akhirnya bersalaman diperjalanan saat menuju kata yang tertuang. Oh sudah hab…
0 notes
kakaanggi · 4 months
Text
06. The Accomplishment you're proud
19 Mei 2024 The accomplishment you're proud 6/150
Seharian sudah aku berkutat dengan anakku yang tengah sakit, sampai lupa bahwa aku masih memiliki misi yang belum kutuntaskan dalam sehari. Hari ini kubuka lembar judul-judul tantangan menulis yang akan kutuang dalam bentuk tulisan tanganku sendiri, membaca satu persatu kata demi kata yang tertuang disana, pikiranku melayang, terbang mencari momen dimana judul nomor enam akan menjadi topik tulisanku kali ini.
Bicara tentang prestasi, aku bukan siswa berprestasi yang memiliki piagam atau piala didalam rumahnya. Bukan pula, yang ahli matematika atau bahasa hingga diikutkan lomba-lomba di sekolah, aku hanyalah perempuan biasa, yang tumbuh tanpa memiliki sosok idola masa kecil untuk ditiru. Sebab darisanalah sepertinya bermulai.
Jika prestasi adalah kau pernah mewakili sekolah untuk mengikuti lomba antar sekolah, akan kujawab yaa, kurasa itu sekitar sekolah menengah pertamaku kala itu. Saat seorang guru bahasa indonesia, memberikan kesempatan untuk anak bergigi gingsul ini maju mewakilkan sekolah untuk lomba berbalas pantun melawan sekolah-sekolah keren pada masanya.
Jika prestasi adalah kau pernah menjadi juara kelas, aku bersyukur pernah merasakan hal itu. Sebab dulu saat dibangku sekolah menengah kejuruan, yang mana aku tengah dibiayai sekolah dan dibantu dalam mengejar pendidikanku, aku berusaha semampuku agar tak mengecewakan orang yang berjasa membantuku bangkit dari kerasnya hidup saat itu. Membalasnya dengan menjadi siswa peringkat di kelas, setidaknya cukup untuk membahagiakan mereka yang bersusah payah mencari nafkah untuk pendidikanku kala itu.
Jika prestasi adalah kau menjadi seorang yang didengarkan kata-katanya, sebab tindakan nyata yang kau lakukan berdampak pada kebermanfaatan, maka kurasa aku juga pernah berada disana saat itu. Saat usiaku terbilang sedang bersinar, saat semangatku tak kendur bak kawat baja yang dipasang dijalur kereta api. Saat dimana aku sedang menikmati segala aktifitas-aktifitas melelahkan yang kuanggap menyenangkan sebab disana jiwaku terasah. Menyenangkan sekali menjadi aku kala itu, banyak pembelajar bermanfaat, yang menjadikan titik balik kehidupanku tentang betapa indahnya orang-orang berpengetahuan. Betapa keren dan hebatnya, berjuta wawasan.
Namun, adakah prestasi yang aku banggakan? kurasa, aku tak bisa menjawabnya. Yang kutau, hanya tulisan-tulisan inilah yang kubanggakan. Sebab, inilah prestasi yang sedari dulu kukejar dan kucita-citakan.
Jika menulis semenyenangkan ini, maka kurasa ini adalah prestasi untukku. Sebab, aku bangga dengan apapun hasil karya tulisku.
dan semoga, suatu saat nanti, aku dapat menerbitkan bukuku sendiri.
Ah, membayangkan saja aku bangga sekali.
Semangat ya, kamu pasti bisa.
InsyaAllah :)
0 notes
kakaanggi · 4 months
Text
05. The biggest regret
18 Mei 2024 Your biggest regret 5/150
Ada satu hal yang aku akhirnya menyadari, bahwa penyesalan terbesarku adalah tidak bersungguh-sungguh dalam mempelajari sesuatu. Aku tidak mendalami satu hal hingga ahli didalamnya, tidak juga mempelajarinya dengan lebih baik lagi.
Dititik kehidupan ini, dapatkan kukatakan bahwa itulah penyesalan terbesar yang kumiliki. Entah bagaimana aku menjalani kehidupanku sebelumnya, tapi kurasa efek domino dari kemalasanku dimasala lalu menjadikan diriku yang seperti ini.
Dari banyaknya sesal yang tak dapat diubah, dan sesal yang berujung duka, maka sepatutnya tiada lagi sesal-sesal dikemudian hari sebab apa yang kulakukan hari ini. Menilik dari bagaimana hidup keras sekali membenturku berkali-kali, aku terbentuk menjadi pola yang spesial, yang disana aku semakin kuat mengakui lemah dan kurangku, yang disana juga aku berujung berkaca diri lebih dalam lagi, belajar lebih keras lagi.
Penyesalan bukanlah hal pertama bagi tiap kepala yang hidup di dunia, ia menjadi yang terakhir datang, mengingatkan kita bahwa ada hikmah dari tiap-tiap yang terjadi, ada alasan dari hal-hal yang berjalan.
Sesal menjadi sebuah gerbang, entah disana menutup kembali semua kekacauan yang kita buat, atau membuka pada sesal lain akibat membiasakan ego untuk terpuruk pada sesal-sesal berikutnya.
kuharap, aku tidak bertemu pada sesal yang lain diwaktu yang akan datang.
dan kuharap, aku mampu melawan rasa malas, sedih, kecewa dalam waktu sesingkat mungkin, agar dapat kugunakan sisa waktu ini untuk hal-hal yang lebih bermanfaat dan membahagiakan.
Teruntuk diriku, bertahanlah dan teruslah belajar memperbaiki diri. Kelak, tiada penyesalan yang menghampirimu, tetapi senyum bahagia, atas apa-apa yang ikhlas kau jalankan.
0 notes
kakaanggi · 4 months
Text
03. The happiest you've ever felt
16 Mei 2024 The happiest you’ve ever felt 3/150
Bagi Sebagian orang tentu saja punya banyak hal Bahagia dan sedih yang mereka ingat dalam otak kecilnya. Pada pertanyaan kali ini, aku sedikit berpikir kembali, mencari ingatan “Bahagia” itu dihalaman dan bagian mana aku paling merasakan Bahagia selama ini.
Sambil kutuliskan hal ini, otakku masih terus berpikir, ah yang mana ya? Gumamku seraya kebingngan sendiri. Jika boleh, kali ini akan kubuat daftar hal-hal yang membuatku Bahagia, lalu kupilih yang paling membuatku Bahagia tentunya.
Mungkin ini daftar hal-hal yang membuatku Bahagia:
Aku Bahagia sekali jika hidupku bermanfaat : Saat kuputuskan untuk terjun dalam projek kerelawanan kala itu, mungkin itu sebabnya hari-hariku berbahagia, karena saat itu aku bermanfaat untuk mereka yang membutuhkan.
Aku Bahagia saat bisa mencapai puncak Ketika sedang mendaki gunung : Pikirku, aku bisa melawan rasa takut, kelelahan, dan egoku sendiri dalam hutan yang aku tau begitu mengerikan.
Aku Bahagia saat seseorang dengan terang-terangan menyukaiku dan menyayangiku sepenuh hati : Merasakan betapa diriku patut dicintai sebab aku mencintai diriku sepenuhnya juga.
Aku Bahagia saat akhirnya menjadi seorang ibu : sebuah hadiah yang Tuhan berikan untukku melebihi hadiah paling mahal yang ada di dunia.
Aku Bahagia ketika bisa memberi : Jika diizinkan memiliki banyak materi ingin rasanya setiap saat memberikan apapun yang aku bisa berikan entah bantuan dari tenagaku, atau dari materi yang kupunya kepada siapapun yang membutuhkannya. Karena aku tau, bagaimana rasanya mendapat bantuan dan tak mengharapkan imbalan apapun.
Banyak sekali ternyata hal-hal yang membuatku Bahagia, contohnya saat hidupku begitu sempit dan Rahmat Allah yang begitu luas datang silih berganti membahagiakan hatiku yang sering sendu akibat pikiranku sendiri.
Aku senang dan Bahagia melihat orang-orang disekitarku Bahagia, dan kurasa ada banyak Bahagia versi hidup kita dari yang “paling” sampai yang “biasa” saja. Bagaimanapun juga, berbahagia adalah ujian, ia datang setelah ombak atau sebelum derasanya hujan badai.  
Berbahagialah dengan hal-hal kecil yang kau punya ya gii, kurangi sendunya, ingat lagi bahagianya. Agar kau terus bertahan, saat badai datang menerjang.
0 notes
kakaanggi · 4 months
Text
02. Your best memory from this year so far
15 Mei 2024 Your best memory from this year so far 2/150
Kurasa, itu momen terakhir kali aku membawakan buah kesukaannya. Pada hari itu, aku memang berniat menjemput kedua anakku yang telah selesai menginap dirumah ibuku kala liburan panjang dipenghujung minggu kedua bulan februari.
Masih kuingat jelas, ia memang sengaja meluangkan waktunya untuk menikmati hari libur bersama ketiga cucu-cucunya untuk melihat danau dan rusa didekat rumah kami tinggal dulu.
Bunda, sapaku padanya, ia sumringah sekali. Pada siang yang kuharap aku dapat berlama-lama memeluknya, melihat dan mengobrol dengannya. Kini hanya doa yang kuutarakan dalam kerinduanku padanya. Disiang itu, ternyata itu adalah suapan nasi terakhirnya yang bisa ia berikan untukku, anak pertama perempuan yang ia tau aku cukup tegar dalam menjalankan apapun seperti yang ia ajarkan. Suapan itu jugalah, yang kini kutau, ia ingin membuat momen terbaik sebelum pergi meninggalkan kami selama-lamanya.
Bun, kini aku tau, bahwa cintamu melebihi apapun yang ada di dunia ini. Kasih sayangmu begitu teduh, kekuatanmu mengajarkanku untuk tetap berdiri dikaki sendiri. Hanya Allah-lah yang patut dijadikan sandaran, tiada yang lain.
Bun, tidak ada kenangan yang tak baik bersamamu. Hanya saja, akulah yang belum mengerti jalan pikiranmu dahulu, dan kekhawatiranmu padaku.
Yang saat ini nyata kutau, ialah aku belum sepenuhnya membahagiakanmu di dunia. Maka, izinkan aku membalas jasa-jasa baikmu, menuju Surga milik Allah yang Maha pemberi Rahmat kepada hamba-hambanya.
Bun, semua kenangan tentangmu sungguh teramat baik. Tanpamu, aku tak memiliki kenangan apapun yang dapat kuingat. Lewat hadirmu memelukku, aku mencintaimu, dan lewat doa dan perjuanganmu selama masa hidupmu, aku belajar bahwa sesungguhnya aku tak dapat membalas setetes jasamu yang telah engkau berikan padaku. Karena itu, terima kasih telah menjadi perempuan pertama dari yang pertama kali kurasakan apapun. Dari nadi, sampai habis nafas nanti, sungguh engkaulah kenangan terbaik itu.
Kini, kaka punya memori terbaik dalam tahun ini, saat bunda kasih gendongan jarik buat kaka, saat bunda suapin kaka makan dipiring yang sama dengan bunda kala itu, dan pelukan serta pesan yang akan kaka ingat sepanjang kaka hidup di dunia.
Makasih ya bun, untuk semua kenangan terbaiknya 🤍
Al Fatihah untuk Ibunda kami, Rosi Anilawati Binti Abdul Rasyid.
0 notes