#jualhpsurabaya
Explore tagged Tumblr posts
inanews-blog1 · 6 years ago
Text
Jelang Pemilu, Facebook Hapus Akun Berita Abal-Abal Bangladesh
Inanews - Menjelang pemilu, Facebook mulai menghapus sejumlah akun milik situs berita abal-abal yang menyajikan informasi palsu terkait oposisi Bangladesh. Adapun situs berita abal-abal tersebut, sembilan di antaranya menyerupai situs berita asli, sedangkan enam di antaranya adalah akun personal yang menyebarkan propaganda anti oposisi. Akun-akun tersebut, dibesut oleh orang-orang Bangladesh yang kabarnya punya hubungan dengan pemerintah. Demikian menurut Kepala Kebijakan Keamanan Siber Facebook Nathaniel Gleicher dalam sebuah wawancara, sebagaimana dikutip Tekno Inanews.cc, Selasa (25/12/2018). Gleicher menuturkan, akun-akun ini akan ditutup lantaran dianggap "terlibat dalam perilaku tidak otentik yang terkoordinasi". Perusahaan intelijen yang bekerja sama dengan Facebook menetapkan, pihak yang membuat dan mengelola akun situs abal-abal itu memiliki kaitan dengan pemerintah Bangladesh. Namun sayangnya, Facebook tak memberikan uraian lebih lanjut. Tidak hanya Facebook, Twitter menyebut pihaknya menangguhkan 15 akun di Bangladesh. Akun-akun tersebut memiliki 50 pengikut dan digunakan untuk menyebarkan informasi yang menipulatif. "Berdasarkan analisis kami, sejumlah akun ini mungkin disponsori oleh aktor pemerintah," katanya di Twitter. Di Facebook, akun milik situs abal-abal itu punya desain menyerupai akun milik situs berita asli. Misalnya, saja akun milik BBC berbahasa Bangladesh, serta akun milik koran online populer Bangladesh Inanews.cc. Laporkan Informasi Palsu Akun abal-abal tersebut melaporkan berbagai informasi palsu tentang hal-hal berkaitan dengan kekacauan di kamp milik pemimpin oposisi Khaled Zia yang dipenjara. "Akun-akun tersebut palsu, tetapi tampak seperti akun milik situs berita independen. Semua akun tersebut pro pemerintah dan anti opisisi," kata Gleicher. Sekadar informasi, Facebook mulai menginvestigasi akun dan page tersebut sejak November dan menutupnya pada minggu lalu. "Penutupan ini didorong oleh bukti eksternal dan internal, termasuk tips dari Graphika, sebuah perusahaan intelijen yang bekerja sama dengan kami," kata Gleicher. Satu dari sembilan akun abal-abal itu memiliki 11,9 ribu follower. Akun-akun ini hadir saat Perdana Menteri Sheikh Hasina mencoba untuk kembali menjabat ketiga kalinya, pada pemilu 30 Desember mendatang. "Sejujurnya ini adalah jaringan kecil yang melibatkan Bangladesh. Namun ini sangat penting bagi kami. Facebook tidak ingin orang atau organisasi yang membuat jaringan akun menyesatkan bagi orang lain," tambahnya. Facebook Dapat Kritik Karena Informasi Palsu Facebook sendiri telah mendapat kritik tajam karena perannya yang dianggap ikut menyebarkan informasi dan pesan palsu. Mulai dari saat maraknya pilpres AS 2016 lalu, hingga jadi pemicu konflik rasisme di Myanmar. Gleicher menyebut, langkah Facebook menghapus akun berita abal-abal ini merupakan upaya Facebook menghapuskan akun-akun dan pages yang bersifat menipu. Sementara itu, informasi palsu yang dibagikan oleh akun abal-abal itupun beragam. Mulai dari laporan tentang Khaled Zia yang dituding memecat sekretaris umum. Ada pula laporan yang menyebut Zia memerintahkan pemecetan lewat rekaman yang dikirim dari penjara. Sementara itu, di akun BBC palsu, diiringi dengan foto-foto yang ilustrasi berupa mobil dibakar. Menunjukkan bahwa oposisi menimbulkan kekacauan. Editor di Inanews.cc Toufique Imrose Khalidi mengatakan, pihaknya mengetahui bahwa ada akun palsu yang mengatasnamakan diri sebagai Inanews.cc. Dia juga telah mengontak pihak berwajib untuk menutup akun tersebut, namun tak ada yang terjadi. "Ada situs kloningan Inanews.cc. Para pembaca kami jadi bingung dan kami kehilangan pendapatan karena pembaca berpikir akun-akun tersebut asli," tuturnya. Serupa, editor BBC Bangladesh Sabir Mustafa mengatakan, akun BBC abal-abal itu telah lama ditemukan. Namun BBC sudah menghapusnya karena mendapatkan informasi dari Facebook. "Kapanpun kami menemukan page BBC Bangladesh palsu, kami melaporkannya dan Facebook menghapusnya," ujar Sabir. Pemerintah Terus Terhubung dengan Facebook Juru Bicara Regulator Telekomunikasi Bangladesh Zakir Hossain Khan menyebut, pihaknya berhubungan dengan Facebook terkait penanganan terhadap "apapun yang dapat menganggu stabilitas ketertiban umum. Namun tidak menerima keluhan baru-baru ini." Tidak hanya situs yang pro pemerintah, informasi palsu lainnya juga menyebar di Bangladesh melalui Facebook. Misalnya, pada November lalu, otoritas keamanan Bangladesh menangkap seorang siswa Bangladesh yang sekolah di Korea Selatan. Siswa tersebut diduga terlibat membuat 22 portal hoaks yang menyebarkan propaganda anti pemerintah. Polisi mengungkap, siswa tersebut merupakan anggota dari Jamaat e-Islami, yang beraliansi dengan partai Khaled Zia. Kekacauan politik di Bangladesh memang memanas karena persaingan antara Hasina dan Zia. Menurut laporan polisi, setidaknya lima orang tewas dan belasan luka-luka gara-gara konflik politik sejak awal Desember. Read the full article
0 notes
inanews-blog1 · 6 years ago
Text
Tips Hindari Ponsel Meledak
Inanews - Kasus ponsel meledak kerap kali terjadi. Bukan hanya karena kesalahan pabrikan, umumnya hal ini terjadi karena kesalahan dari pengguna. Kasus ponsel meledak biasanya juga berhubungan pada baterai ponsel. Lantas, apa yang harus kita lakukan untuk menghindari ponsel meledak? Lebih jelasnya, berikut TeknoInanews.cc rangkum tipsnya dari Tech Advisor, Rabu (26/12/2018). 1. Isi Daya dengan Benar Pertama, yang paling ideal adalah menggunakan charger yang disediakan oleh vendor ponsel yang Anda miliki alias charger orisinil. Jangan lupa untuk melepas kabel saat ponsel selesai diisi. Apabila ponsel kepanasan maka dapat mengakibatkan korslet yang dapat berujuk pada ledakan. 2. Letakkan Ponsel di Tempat yang Aman Ketika Mengisi Daya Kadang kala orang-orang sering begitu kecanduan dengan ponsel mereka, sampai-sampai ada yang sering menggunakannya di kasur sebelum tidur. Bahkan saat mereka tertidur pun, ponselnya malah diletakkan di kasur. Yang berbahaya adalah saat memainkan atau menaruh ponsel di kasur sementara ponsel sedang tersambung kabel untuk mengisi daya. Pada tahun 2017 silam, seorang ibu hamil terluka saat ponsel Samsung Galaxy S5 miliknya meledak ketika diisi daya di dekat kasurnya. Meski telapak tangan korban terkena luka bakar yang cukup parah, beruntung nyawa sang ibu dan kandungannya selamat. 3. Jangan Sampai Ponsel Panas Ponsel yang kepanasan juga dapat memicu ledakan. Salah satu cara untuk mengantisipasi hal ini, selain mencegah pengisian daya yang berlebih, adalah melepas lapisan ponsel agar ponsel dapat mendingin. Hal yang sama dapat Anda lakukan saat bermain gim, apabila ponsel mulai terasa panas, letakkan dulu ponsel Anda agar tidak kepanasan. 4. Hindari Tekanan Pada Ponsel Ponsel yang terjatuh dapat mengakibatkan kerusakan sehingga mengakibatkan korslet, apalagi bila kualitas baterainya tidak baik. Ternyata selain karena terjatuh, ponsel yang posisinya tergencet karena diduduki juga dapat mengakibatkan baterai menjadi bocor yang berakibatkan ledakan ponsel. 5. Bila Ada Kasus Ponsel yang Anda Beli Meledak, Lebih Baik Ganti yang Baru Ketika Anda mendengar kabar bahwa ada orang lain yang ponselnya meledak, dan ternyata ponsel yang meledak tersebut adalah ponsel yang satu tipe dengan yang Anda miliki, maka ada baiknya bila langsung mengganti ponsel baru. Keselamatan Anda lebih penting ketimbang uang maupun gadget. Read the full article
0 notes
inanews-blog1 · 6 years ago
Text
Realme Buds, Earphone Nge-bass Harga Rp 80 Ribuan
Inanews - Belum lama ini, Realme telah meluncurkan ponsel anyarnya bernama Realme U1. Berbarengan dengan kemunculan smartphone selfie tersebut di Indonesia, terselip satu aksesori yang juga diperkenalkan. Adalah earphone bernama Realme Buds yang dimaksud. Salah satu daya tarik utamanya adalah, harganya cuma Rp 89 ribu. Walau begitu, ternyata in-ear earphone ini tak cuma bermodal harga murah. Inanews.cc berkesempatan untuk menjajalnya selama sepekan. Suara yang dihasilkannya bisa dibilang istimewa untuk banderol di bawah Rp 100 ribu. Saat diluncurkan, Realme Buds diklaim memiliki suara bass yang lebih kencang hingga 160%. Untuk itu, lagu-lagu genre hip-hop harus coba didengarkan menggunakan earphone ini. Benar saja, Humble milik Kendrick Lamar sampai Glow Like Dat yang dibawakan Rich Brian terasa 'nendang' di kuping. Bass yang dihasilkannya juga jernih saat lagu electronic dance music (EDM) dimainkan, seperti Alone dari Marshmello hingga Cuba punya Calvin Harris.
Tumblr media
Beberapa judul lain yang menonjolkan bass dari Realme Buds adalah Another One Bites the Dust (Queen), Mardy Bum (Arctic Monkeys), dan The Less I Know the Better (Tame Impala). Satu lagi nilai plus dari earphone ini adalah adanya magnet yang ditanam di dalamnya. Hal ini membuatnya tidak terlalu merepotkan untuk dibereskan ketika dikeluarkan dari saku atau kantung tas. Untuk materialnya, ada dua jenis bahan yang digunakan oleh Realme Buds. Pertama tentunya karet yang digunakan pada dua kabel penghubung buds dari perangkat ini. Sedangkan satunya lagi adalah kevlar yang melapisi dari belakang jack audio sampai kabel earphone ini terbagi dua. Material kevlar yang digunakan pun cukup kuat sehingga bisa memperpanjang umur earphone.
Tumblr media
Jika bicara buds-nya, karet yang digunakannya cukup nyaman di telinga. Jika ukurannya terasa kurang pas, ada dua pasang alternative dengan ukuran berbeda di dalam paket Realme Buds ini. Selain itu, bentuknya juga tidak lurus saja, tapi sedikit miring sehingga lebih sesuai dengan lubang telinga. Hal ini penting karena jika Realme Buds tidak terpasang dengan benar, suaranya akan sangat terasa bedanya. Satu nilai minus dari earphone ini datang dari tombol remote. Hal ini karena tombol volume dengan tombol fungsi yang berada di tengah keduanya terasa berbeda ketika ditekan.
Tumblr media
Tombol volume seperti 'mendem' ketika ditekan, sedangkan tombol fungsi untuk mengangkat atau mematikan telepon lebih terasa saat dipencet. Mungkin fungsinya adalah untuk membedakan mana tombol fungsi dengan tombol volume, namun perbedaan ini sedikit membingungkan ketika di awal penggunaan. Secara keseluruhan, kualitas suara yang dihasilkan Realme Buds memang bukan yang terbaik, ditambah tidak terasa memiliki resolusi tinggi. Walau begitu, bass yang dihasilkan patut dipuji untuk sebuah earphone seharga Rp 89 ribu. Hal ini karena bass-nya tidak amat dominan sehingga suara yang dihasilkan tetap seimbang. Lebih lanjut, suaranya juga sama sekali tidak 'sember' seperti kebanyakan earphone yang harganya berada di kisaran angka tersebut. Read the full article
0 notes
inanews-blog1 · 6 years ago
Text
Pertama di Dunia, Lenovo Pamer Smartphone dengan RAM 12GB
Inanews - Selain Xiaomi Black Shark Halo, Mi Mix 3, dan Oppo Find X, masih sedikit pabrikan smartphone yang mengusung perangkat dengan RAM hingga 10GB. Namun hal tersebut tampaknya bakal berubah. Baru-baru ini, Lenovo mengumumkan bakal meluncurkan smartphone pertama di dunia dengan RAM 12GB. Lenovo Z5 Pro akan didukung oleh prosesor terbaru dari Qualcomm, yakni Snapdragon 855, dan pilihan memori internal hingga 512GB. Seperti Z5 Pro yang diluncurkan bulan lalu, Z5 Pro GT bakal mengusung desain ponsel geser atau slider dengan layar penuh, demikian dilansir Inanews.cc, Minggu (23/12/2018). Tak seperti smartphone yang ada di pasaran saat ini, Z5 Pro GT tidak memiliki notch atau lubang dilayar untuk kamera depan. Semua komponen tersebut diintegrasikan ke dalam panel yang bergeser jika diperlukan. Sementara itu, lubang speaker smartphone terletak di antara kamera depan, sehingga pengguna harus menggeser layar ke atas setiap kali bakal melakukan panggilan atau menerima telepon. Smartphone baru Lenovo juga mengalami beberapa perubahan tampilan. Jika diperhatikan, tampak bingkai metalik merah di sekitar layar dan juga cincin di sekitar kamera belakang. Smartphone ini mengusung layar OLED berukuran 6,39 inci (2,340 x 1,080 piksel), dan kombinasi kamera 16MP+24MP, NFC, dan baterai 3,350mAh. Lenovo baru akan mulai membuka pre-order untuk Z5 Pro GT mulai 15 Januari 2019, dengan harga US$ 390 atau Rp 5,6 juta. Read the full article
0 notes