Rubrik Birthday Spotlight kembali hadir untuk mengulas perjalanan karier Irene Red Velvet. Idol besutan SM Entertainment itu akan berulang tahun ke-29 (menurut perhitungan internasional) pada 29 Maret.
Irene lahir dengan nama Bae Joohyun di Daegu, Korea Selatan. Ia adalah penyanyi, rapper, aktris, pengisi suara, pembawa acara dan model televisi. Irene merupakan leader Red Velvet.
Playvolume00:00/01:17Leonardo DiCaprio offers fans the chance to win a role in his new filmTruvidfullScreen BACA JUGA ...
Drama L Infinite dan Shin Ye Eun Cetak Rating Terendah Sepanjang Sejarah
Kepribadian Ryujin ITZY Ini Bikin Makin Cinta, MIDZY Wajib Tahu
RM Sebut BTS Sedang Garap Album Baru, Kapan Rilis?
Keluarga Irene terdiri dari orangtuanya dan seorang adik perempuan. Ia bersekolah Haknam High School di Daegu. Irene bergabung dengan SM Entertainment pada 2009 dan dilatih selama lima tahun. Tidak perlu berlama-lama, yuk intip perjalanan karier idol cantik ini.
(wk/chus)
1. Pra Debut
Irene bermimpi menjadi penyiar berita ketika masih muda. Ia bahkan pernah menjadi penyiar siaran sekolahnya ketika kelas 5 SD. Selama masa sekolahnya, Irene menarikan "Rising Sun" TVXQ di sebuah acara bakat sekolah. Ia mengambil kelas rias dan bahkan menghadiri akademi pramugari di masa lalu.
Saat kelas 1 SMP, Irene mengikuti temannya ke audisi dan melakukan audisi sendiri. Saat itu ia gagal audisi tapi ia menyadari bahwa ini adalah sesuatu yang benar-benar ingin dia lakukan.
Irene sedang dalam perjalanan untuk makan ddeokbokki ketika ia menerima panggilan telepon yang menunjukkan bahwa SM Entertainment ingin menandatangani kontrak dengannya. Selama masa pelatihannya, ia dikenal di antara peserta pelatihan lainnya karena keterampilan visual dan tariannya yang luar biasa.
Irene bergabung dengan grup pra-debut SM Rookies pada Desember 2013 dan segera muncul di video musik Henry yang bertajuk "1-4-3" sebelum akhirnya memulai debutnya sebagai anggota Red Velvet pada 2014.
2. Debut
Pada 1 Agustus 2014, Irene melakukan debut resminya sebagai anggota Red Velvet, menjadi leader grup. Pada November 2014, Irene muncul di video musik single Kyuhyun Super Junior yang bertajuk "At Gwanghwamun".
Irene bersama Red Velvet menampilkan debut resmi mereka di program musik "Music Bank". Single debut "Happiness" dirilis secara digital pada 4 Agustus. Video musik resmi memperoleh ditonton lebih dari 2 juta kali di YouTube dalam 24 jam pertama rilis sebelum dihapus karena kontroversi gambar latar belakang yang bermasalah dan diganti dengan versi yang diedit.
"Happiness" adalah video musik K-Pop yang paling banyak dilihat di seluruh dunia untuk bulan Agustus 2014. Red Velvet juga merupakan grup cewek K-Pop pertama yang mengirim single debut mereka ke tangga lagu Billboard, di mana lagu menduduki peringkat 4.
3. Puncak Karier
Irene bersama Red Velvet meraih kemenangan pertama mereka di program musik "Music Bank". Grup melawan anggota Minah Girl's Day untuk tempat pertama dengan judul lagu mereka "Ice Cream Cake".
Dengan 5.156 poin lebih dari 4.964 poin, Red Velvet meraih kemenangan pertama mereka sejak memulai debutnya pada 2014 dengan "Happiness". Para member terlihat menangis penuh emosi ketika mereka dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada keluarga, agensi, penggemar, dan banyak lagi.
Sejak debut, Red Velvet telah merilis dua album studio, satu album repackage, satu album kompilasi, dan sembilan OST drama Korea, dengan sebelas di antaranya menduduki tangga lagu Gaon Album Chart Korea Selatan. Single mereka "Happiness", "Ice Cream Cake", "Dumb Dumb", "Russian Roulette", "Rookie", "Peek-a-Boo", "Bad Boy", dan "Psycho" semuanya masuk dalam lima besar di Gaon Digital Chart, sementara single mereka "Red Flavour" dan "Power Up" menduduki puncak tangga lagu pada rilis.
Dianggap sebagai salah satu grup K-Pop paling populer di dunia oleh Time dan Billboard, Red Velvet telah menerima beberapa penghargaan untuk musik, koreografi, dan popularitas, termasuk Golden Disc New Artist Award pada 2015 dan Mnet Asian Music Award untuk Best Female Group pada 2017.
4. Aktivitas Solo
Irene ditunjuk menjadi MC "Music Bank" bersama aktor Park Bo Gum sejak Mei 2015 hingga Juni 2016. Mereka berdua mendapatkan perhatian untuk chemistry serta keterampilan bernyanyi dan membawakan acara. Media menyebut mereka salah satu pasangan MC terbaik dalam sejarah acara.
Pada Juli 2016, Irene melakukan debut aktingnya di web drama "Women at a Game Company" di mana ia berperan sebagai pemeran utama. Pada 14 Oktober, Irene menjadi pembawa acara peragaan busana "Laundry Day" di OnStyle. Di bulan yang sama, Irene menjadi panelis di acara KBS "Trick & True" bersama Wendy.
Irene juga digandeng menjadi bintang iklan banyak produk. Ia menjadi model untuk Ivy Club bersama EXO dan kopi Maxwell House. Pada 2017, ia menjadi bintang iklan Hyundai Auto Advantage.
Irene terpilih menjadi model lensa kontak merek Cooper Vision pada 26 Februari 2018. Tak lama kemudian ia menjadi model merek vitamin merek terkenal Lemona yang kini menggandeng BTS (Bangtan Boys). Pada 9 Agustus, ia diumumkan sebagai model eksklusif baru untuk Eider untuk musim gugur / dingin 2018 dan musim semi / musim panas 2019. Irene diumumkan menjadi model baru untuk merek HiteJinro Chamisul Soju.
Selama 2019, Irene terus banjir tawaran iklan. Ia diumumkan sebagai muse baru merek perhiasan mewah Italia Damiani, menjadi orang Asia pertama yang mewakili merek tersebut sebagai muse. Pada Juli, SM Entertainment mengumumkan bahwa Irene akan berkolaborasi dengan DJ Korea Selatan dan produser Raiden di lagu "The Only", yang dirilis pada 2 Agustus.
5. Kontroversi
Irene tidak pernah terlibat skandal kencan. Namun ia pernah tersandung kontroversi feminisme. Beberapa penggemar mengklaim bahwa Irene adalah "feminis" hanya karena ia membaca novel feminis. Irene mengungkapkan bahwa ia membaca buku itu dalam sebuah wawancara merayakan reality show "Level Up! Project 2". Novel berjudul "Kim Ji Young, Born 1982" menggambarkan kehidupan seorang wanita modern di masyarakat Korea.
Beberapa penggemar pria telah melakukan tindakan ekstrem seperti memotong dan membakar foto Irene untuk menunjukkan ketidaksetujuan mereka. Banyak yang menunjukkan bahwa tidak adil bagi Irene untuk menerima begitu banyak kritik sementara idol lain seperti RM (Rap Monster) BTS dan Sooyoung Girls' Generation juga telah membaca buku itu dan bahkan memujinya. Selain itu, buku ini adalah buku terlaris yang telah terjual lebih dari 100 ribu eksemplar. Sebagian besar bahkan bingung mengapa situasinya menjadi kontroversi.
Selain kontroversi feminisme, Irene pernah dicurigai memiliki sponsor pendukung karena memenangkan posisi pertama dengan skor 80% lebih tinggi dibandingkan dengan skornya bulan sebelumnya dalam peringkat nilai merek untuk bintang iklan wanita. Menurut analisis para ahli, popularitas Irene tumbuh dengan cepat karena penampilan Red Velvet di konser yang berlangsung di Pyongyang, Korea Utara.
Namun beberapa netizen tidak setuju dengan peringkat Irene. Mereka berpikir bahwa ia didukung oleh perusahaannya, didorong untuk mempromosikan di setiap bidang untuk mendapatkan catatan ini. Beberapa orang bahkan menyatakan bahwa Irene tidak memiliki kecantikan yang sempurna seperti yang sering dipuji media, tubuhnya kurang bagus dan ia juga pernah terlibat dalam skandal operasi plastik.
6. Proyek Masa Depan
Irene bersama Red Velvet memiliki sejumlah jadwal untuk tur konser bertajuk "La Rouge" yang dimulai akhir tahun lalu. Konser solo ketiga mereka ini dibuka oleh pertunjukan 2 hari pada 23 dan 24 November di Seoul. Namun tur konser saat ini ditunda karena COVID-19 atau pandemi virus Corona yang menyerang Korea Selatan dan hampir semua negara di seluruh dunia.
Red Velvet kini masih menjalani kegiatan dengan formasi 4 orang karena Wendy masih menjalani perawatan untuk cedera yang dideritanya. Untungnya Wendy telah dipulangkan dari rumah sakit dan hanya akan menerima rawat jalan hingga kondisinya pulih.
Untuk kegiatan solo, Irene diprediksi akan terus mendapat tawaran iklan dari berbagai produk mengingat kekuatan komersialnya yang tinggi. Saat ini masih menjadi model sejumlah produk dan dipastikan akan sering menghadiri acara promosi.
0 notes
TRAINING PENYUSUNAN REMUNERASI
PELATIHAN PENYUSUNAN REMUNERASI
TRAINING PENGENALAN PENYUSUNAN REMUNERASI
TRAINING REMUNERASI
DESCRIPTION
Setelah mengikuti kursus ini diharapkan peserta dapat memahami dan menguasai dasar-dasar pengelolaan imbalan dan teknik-teknik untuk mengelola penggajian, pengupahan dan imbalan. Dengan mempunyai dan menerapkan kebijakan dan sistem yang tepat perusahaan mampu menarik, mempertahankan dan memotivasi karyawan yang berkualitas tinggi.
TUJUAN
· Memahami dasar-dasar Sistem Penggajian, Balas Jasa dan Tunjangan
· Memahami cara mengatasi kerumitan menyusun Sistem Balas Jasa dan Tunjangan (Compensation & Benefit System)
· Memahami cara menghitung dan menentukan Sistem Penggajian, Balas Jasa dan Tunjangan Karyawan
· Melakukan simulasi Sistem Balas Jasa dan Tunjangan
· Memiliki pemahaman yang cukup mendalam tentang segala aspek dari
· Manajemen Penggajian dan Imbalan Karyawan Perusahaan
· Memahami Sistem Penggajian Berbasis Kinerja
· Hubungan Sistem Penggajian dengan Pengelolaan Keuangan Daerah
· Mampu membuat, mengevaluasi, dan merencakan Sistem Penggajian yang
· baik
COURSE OUTLINE
1. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 45/POJK.03/2015 tentang
· Penerapan Tata Kelola dalam Pemberian Remunerasi bagi Bank Umum
2. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 40/SEOJK.03/2016 tentang
· Penerapan Tata Kelola dalam Pemberian Remunerasi bagi Bank Umum
3. Introduction to Compensation & Benefit System
· Strategi Organisasi (Strategi Bisnis, Desain Organisasi dan
· Struktur)
· Dasar dan Tujuan Program Penggajian
· Memahami Kecenderungan Global Compensation & Benefit System
· Filosofi Compensation & Benefit System, (Internal, External &
· Affordable Equity)
· Aspek Pengupahan dengan Telaah Hukum Perundangan
· Aspek Penggajian dan Pengaruh Peningkatan Kinerja pada
· Pemerintahan Daerah
· Manajemen Penggajian dalam Fungsi SDM
· Definisi Upah, Gaji dan Imbalan
· Tujuan yang ingin dicapai dalam manajemen penggajian :
a) Menetapkan kebijakan yang tepat
b) Tindakan yang menimbulkan kegagalan
c) Paradigma baru manajemen penggajian
d) Strategi, kebijakan dan sistem imbalan
· Langkah-langkah Persiapan untuk Merumuskan Kebijakan dan Membuat
· Sistem Imbalan Karyawan Perusahaan
· Melakukan Analisa Jabatan untuk Membuat Peringkat Atas Dasar
· Nilai/Bobot Mereka yang Diperoleh Melalui Proses Jabatan
· Menetapkan Patokan Besar Upah/Gaji untuk Setiap Golongan dalam
· Struktur Peringkat Jabatan
· Melakukan Survey Imbalan
· Strategy dan Kebijakan Efektif tentang Tunjangan dan Fasilitas
a) Strategy Mengaitkan Imbalan dengan Peningkatan Produktivitas Secara Langsung
· Beberapa Isu dalam Peraturan Perundang-undangan dan Kebijakan
· Pengupahan Pemerintah Mengenai Imbalan untuk Pekerja Sektor Swasta
4. Evaluasi Jabatan, Kompensasi dan Remunerasi
· Pengertian dan Fungsi Evaluasi Jabatan
· Jenis dan Pemilihan Metode Evaluasi Jabatan
· Metode Statistik Regresi Linier sebagai Alat Bantu Analisis Evaluasi Jabatan
· Pengertian Struktur Gaji dan Grading
· Faktor Penentu Gaji dan Grading (Struktur Organisasi, Sistem
· Karir, Kompetensi, Beban Jabatan)
· Pengertian Fungsi dan Survey Penggajian
· Sumber Data/Informasi Survey Penggajian
· Komponen Remunerasi
5. Menyusun Compensation & Benefit System
· Kebijakan Menyusun Compensation & Benefit System
· Metode Penentuan Struktur Gaji, Grading dan Kenaikan Gaji Berkala
6. Simulasi Kompensasi & Remunerasi
· Dasar Perhitungan Struktur Gaji, Grading dan Kenaikan Gaji Berkala
· Keterkaitan Sistem Remunerasi dengan Sistem Penilaian Kerja
· Keterkaitan Sistem Remunerasi dengan Laba Bersih Perusahaan
PARTICIPANT
Direktur Utama, Direktur Sumber Daya Manusia, Direktur Keuangan,
General Manager Perdagangan/Pemasaran, Manager SDM/Manager HRD
Spesialis Remunerasi di Perusahaan, Konsultan SDM atau Konsultan
Manajemen, Para Manajer Bidang Produksi, Keuangan, dan Umum.
TRAINING METHOD
Presentation
Discussion
Case Study
Evaluation
Jadwal Pelatihan Ruang Training 2019 : pelatihan pengenalan Penyusunan Remunerasi
23 sd 24 Januari 2019
13 sd 14 Februari 2019
20 sd 21 Maret 2019
17 sd 18 April 2019
28 sd 29 Mei 2019
25 sd 26 Juni 2019
16 sd 17 Juli 2019
15 sd 16 Agustus 2019
17 sd 18 September 2019
22 sd 23 Oktober 2019
20 sd 21 November 2019
19 sd 20 Desember 2019
Catatan: Jadwal tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan calon peserta. training pengenalan Penyusunan Remunerasi
Biaya dan Lokasi Pelatihan : pelatihan remunerasi
Yogyakarta, Hotel Dafam Malioboro (6.000.000 IDR / participant) *
Jakarta, Hotel Amaris Tendean (6.500.000 IDR / participant) *
Bandung, Hotel Golden Flower (6.500.000 IDR / participant) *
Bali, Hotel Ibis Kuta (7.500.000 IDR / participant) *
Lombok, Hotel Jayakarta (7.500.000 IDR / participant)*
Catatan :Biaya diatas belum termasuk akomodasi/penginapan. training remunerasi
Investasi Pelatihan Ruang Training: pelatihan penerapan Penyusunan Remunerasi
Investasi pelatihan selama tiga hari tersebut menyesuaikan dengan jumlah peserta (on call). *Please feel free to contact us.
Apabila perusahaan membutuhkan paket in house training, anggaran investasi pelatihan dapat menyesuaikan dengan anggaran perusahaan.
Fasilitas Pelatihan di Ruang Training: training Penyusunan Remunerasi
FREE Airport pickup service (Gratis Antarjemput Hotel/Bandara)
FREE Akomodasi ke tempat pelatihan bagi peserta
Module / Handout
FREE Flashdisk
Sertifikat
FREE Bag or bagpackers (Tas Training)
Training Kit (Dokumentasi photo, Blocknote, ATK, etc)
2xCoffe Break & 1 Lunch, Dinner
FREE Souvenir Exclusive
Nama : Aryo Nugroho
CP : 081296794263
0 notes
#Tunggu Saja Nad
Hari kedua berlangsung cukup sulit bagi kami. Alur materi untuk peserta mulai semrawut, banyak materi yang disampaikan tidak sesuai dengan jadwal awal. Itu semua membuat kami harus merubah total alur evaluasi. Nadia beberapa kali protes kepada fasilitator lain mengenai hal tersebut tapi apa boleh buat, tempat pelatihan yang cukup jauh menjadi salah satu faktor penyebab. Juga pemateri yang tiba-tiba membatalkan pun menjadi pemicu utama. Kami harus memutar otak lebih mencari solusi.
Selain itu ada kendala lain yang membuat kami kesal dan Nadia kecewa. Yakni ada beberapa peserta yang berasal dari PW IPM Jabar yang tidak melaksanakan kewajibannya sebagai peserta. Semisal, ketika di awal Nadia mengharuskan peserta membuat papper mengenai Arah Gerak IPM Jabar Pasca OPI 2015, tapi mereka tidak buat. Ada segudang alasan klise yang menurutku tidak patut dilontarkan oleh orang-orang yang menduduki jabatan penting di IPM Jabar. Kemudian di awal kegiatan kami mewajibkan peserta untuk mengerjakan soal-soal pre-test untuk mengetahui nilai awal dari setiap peserta. Tapi mereka tetap saja tidak mengerjakan. Lalu yang paling membuat Nadia kesal bukan kepalang adalah ketika tadi siang kami mulai praktik FGD (Forum Group Discussion) mereka masih saja menghindar dengan alasan masih mengerjakan kewajiban sebagai fasilitator. Sanking kesalnya Nadia, dia sampai marah dan membentak Hadi. Menurutnya sudah menjadi keharusan seorang MOT mengendalikan pelatihan, termasuk peserta. Sayangnya Hadi malah tidak banyak komentar, menurutku dia sepertinya merasakan apa yang Nadia rasakan tapi tidak ada yang bisa dia lakukan.
Untung Nadia punya aku dan Haris, disinilah kedekatan kami diuji. Ketika kita hanya diam saja manggut-manggut tanpa menyampaikan aspirasi sedikitpun berati pertemanan kita dipertanyakan. Tapi tidak untuk kami, aku dan Haris bahu-membahu saling melengkapi membantu argumen Nadia. Bahkan aku sampai berhasil membuat Rifki selaku Ketua Umum pun diam membisu. Skak Mat kataku dalam hati.
"Udah Ren, kita udah ngingetin, kita udah coba buat ngejalanin. Ketika mereka gak mau ngelakuin itu udah bukan urusan kita lagi. Yang penting kita udah sampein peraturannya. Sekarang gimana? Ada lagi yang perlu dibahas dengan tim evaluasi? Jika tidak kami pamit undur diri duluan, banyak lembar jawaban yang belum kami periksa, masih banyak juga nilai yang belum kami rekap", seru Nadia di sebelahku. Wajahnya kusut. Sepertinya jika dia nabrak tembok ketika itu dipastikan temboknya yang mundur kemudian sujud-sujud minta maaf.
"Em gimana ada masih mau dibahas gak? Ini udh jam 1 pagi juga. Kasian yang besok harus belanja ke pasar, kasian juga tim evaluasi masih banyak kerjaan", kata Hadi mencoba menengahi.
Semua orang membisu, seakan sepakat dengan yang disampaikan Hadi. Barulah setalah basa-basi dua atau tiga menit akhirnya forum evaluasi fasilitator hari kedua disudahi. Belum selesai kami membalas salam Hadi, Nadia sudah bangkit berdiri membawa semua alat tempurnya, berjalan terbirit menuju markas kami (Tim Evaluasi). Aku dan Haris menyusul, sembari membawa segelas air hangat dan beberapa cemilah sisa tadi sore yang masih menggunung.
"Kamu marah?", tanyaku perlahan.
Nadia diam seribu bahasa.
"Ren aku ke kamar duluan ya, mau ganti dulu baju", kata Haris. Kemudian dia berbisik "Kamu tenangin dulu ya, ngeri aku deket-deketnya, aku amat sangat percaya padamu Ren", kemudian pergi meninggalkan kami berdua di situ.
"Aku bawa teh panas buatmu, diminum ya. Lumayan bisa ngangetin badan", kataku sambil menyodorkan segelas besar teh panas ke arah Nadia.
Nadia masih saja diam.
"Kamu mau apa dong? Mie rebus pake telor? Mau ya. Aku buatin nih sekarang"
"Ga mau Ren, aku ga mau apa-apa. Aku mau pulang aja. Males aku disini", jawab Nadia dengam suara bergetar.
"Ya ayok kalo mau pulang kita pulang malem ini juga. Kamu fikir aku seneng apa di sini? Kamu fikir aku ga ada kegiatan lain yang jauh lebih penting dibanding kegiatan ini apa hah? Kamu tu ga pernah mikir panjang ya kalo lagi kalut. Heran aku. Kamu tau ga alesan terbesar aku sama Haris masih mau diem disini apa? Kamu Nad! Coba fikirnya kesana, jangan cuma ngedepanin egomu aja. Aku sama Haris juga kesel ngadepin temen-temenmu yang kek gitu. Tapi kita liat kamu, kita ga mau kamu pusing sendiri, kesel sendiri, nangis sendiri. Jangan kaya anak kecil coba Nad!", jawabku sambil terengah. Kesal ke orang-orang yang brengsek itu, sekaligus kesal ke diriku sendiri, bisa-bisanya aku tidak berbuat banyak ketika Nadia terpojokan.
"Nad, aku tau kamu dari dulu. Aku tau kamu dari jaman kamu awal lulus sekolah sampe sekarang udah lulus kuliah. Aku sedikit banyak tahu perubahan apa saja yang telah terjadi di diri kamu. Aku tahu kamu kesal, tapi tidak dengan cara seperti ini Nad. Ada aku, ada Haris, kamu bisa gunakan kami sebagai senjatamu. Jangan so kuat Nad. Jangan ngerasa bisa ngelakuin banyak hal sendirian. Kamu perempuan Nad. Kamu tentu tahu betul bahwa qodrat seorang perempuan itu adalah dijaga, dilindungi, dilayani, didampingi", tambahku. Kemudian aku berfikir keras, aduh ini Nadia bakal salah faham gak ya.
"Jadi gimana? Mau balik apa mau apa?", tanyaku lagi tidak sabaran.
"Mau ngerjain ini", jawab Nadia pelan. Aku tahu dia menangis, tapi dia keras kepala, dia masih enggan memperlihatkan sisi lemah dalam dirinya.
"Temenin jangan?", tanyaku lagi.
"Temenin. Sekalian bikinin mie rebus pake telor ya Ren", jawab Nadia sambil menahan ingus.
Aku pun tersenyum. Yes aku berhasil.
"Iya. Pake cabe jangan?", tanyaku lagi.
"Pake Ren komplit. Pake mangkuk juga jangan lupa. Sama sendok garpu. Makasih sebelumnya", jawab Nadia yang akhirnya menolehkan wajahnya ke arahku. Ya Tuhan, tangis pun tidak membuat kecantikannya hilang barang sedikit pun.
"Iya tunggu ya tuan putri, senyum dulu dong", kataku sambil tersenyum lebar.
"Nanti kalo udah jadi aku senyum", jawab Nadia yang sudah kembali terbenam dengan kertas-kertas jawaban milik peserta.
Aku hanya bisa tersenyum kemudian bergegas menuju dapur yang ada di lantai 1. Membawa dua bks indomie dan dua butir telur. Lalu handphoneku bergetar, menandakan ada pesan masuk. Ternyata sms dari Nadia, isinya "Makasih Ren"
Ada entakan aneh di belakang perutku. Sepertinya aku terserang badai serotonim lagi. Bedanya kali ini lebih nyata dan lebih hidup. Aku buru-buru menyelesaikan kegiatanku di dapur, enggam berlama-lama jauh dari makhluk itu.
Lima menit kemudian aku sudah naik lagi ke lantai dua membawa dua mangkuk indomie dengan aroma yang luar biasa menggoda iman. Sesampainya di bawah tangga menuju lantai tiga (markas Tim Evaluasi) aku melihat Nadia sedang sibuk menjelaskan ini itu kepada sahabatnya -Rahmi, lantas berhenti ketika aku datang. Aku hanya bisa senyum-senyum sambil basa-basi menawarkan indomie kepada Rahmi, yang hanya dibalas dengan anggukan saja.
"Yowis aku tidur duluan ya, kalo ga kuat taro aja disitu nanti aku beresin besok. Jangan kesel-keselan terus, besok kkta main ya", kata Rahmi.
"Main kemana? Kita kan gak bawa motor, ogah aku kalo harus jalan kaki", jawab Nadia.
"Kan ada motor Rendra, ya Ren boleh kan besok kita pinjem motor kamu? Aku mau ngajak main ini nih si tuan putri olo-olo (Re: bahasa sunda yang artinya manja)", kata Rahmi kepadaku yang sudah duduk di depan Nadia.
"Oh iya silahkan teh pake saja", jawabku sambil tersenyum.
"Eh sekalian aja Rendra yang nemenin kamu jalan ya Nad, Dia sering kesini jadi pasti tahu daerah sini. Gak akan ada adegan nyasar-nyasaran", sanggah Rahmi.
"Iya bebaslah sama siapa aja yang jelas besok aku pengen pergi dulu sebentar kemanaaa gitu", jawab Nadia.
"Okelah. Aku bobo ya. Ren jagain temenku", kata Rahmi seraya bangkit dan meninggalkan kami berdua disitu.
Hening beberapa saat kemudian tanpa aba-aba Nadia mulai mengambil mangkuk berisi indomie di hadapannya dan mulai menyantapnya dengan lahap. Aku tersenyum melihat pemandangan tersebut, sambil ikut melahap indomie bagianku.
"Ren aku barusan sms kamu loh", kata Nadia memecah keheningan.
"Oya? Apa isinya? Hapeku mati", jawabku.
"Boong banget, orang nyampe ko smsnya", jawab Nadia tidak percaya.
"Serius Nad hapeku mati", jawabku datar.
"Ya nyalain dong, kamu gak mau baca sms dari aku apa?", jawab Nadia.
"Gak mau. Aku maunya denger langsung kalimat itu dari mulut kamu", jawabku pura-pura tenang, padahal diam-diam hatiku bergetar begitu kencang.
"Gak mau ah baca aja smsnya", seru Nadia sambil.kembali melahap makanan di depannya.
"Yaudah terserah, berati besok atau lusa lah baru aku baca. Kamu tau gak aku bisa loh seharian bahkan berhari-hari hidup tanpa gadget Nad?", tanyaku.
"Ko bisa? Emang kamu gak ada keperluan buat chat cewekmu?", jawab Nadia.
"Bisalah. Cewek yang mana Nad? Gada cewek cewekan di hidupku. Yang suka keknya banyak, cuma aku gak tertarik, seleraku tinggi", jawabku.
"Haha gak percaya aku, gak mungkin kamu gak punya pacar atau minimal gebetan gitu. Kamu tuh typical orang yang doyan pamer dan seneng jadi pusat perhatian", kata Nadia sambil tertawa, sampai-sampai nyaris tersedak.
"Loh ko gitu? Emang nyatanya gak ada. Emangnya kamu, tiap saat gak bisa lepas sama hape, banyak banget yang harus dikabarin ya? Hehe", jawabku.
"Iya aku ngabarin Ibu dan Ayahku, emang kamu enggak?", tanya Nadia.
"Engga ada yang perlu diceritain ke mereka. Kalo pacarmu gimana? Dihubungi juga gak?", tanyaku.
"Engga Ren, aku gak punya pacar", jawab Nadia.
"Serius ah?", tanyaku
"Serius Ren hehe. Nih liat sendiri aja roomchat-nya", jawab Nadia sambil menyodorkan kedua handphonenya kepadaku.
"Terus kenapa gak punya Nad? Secara ya kamu selalu jadi pusat perhatian dimana pun. Kamu pinter, baik hati, keren, cantik pula, pasti banyak yang ngantri ya? Hehe", tanyaku sambil tersenyum.
"Enggak lah Ren, aku gak sekeren dan sepopuler itu. Hidupku juga gak seseru seperti yang ada di bayanganmu, lebih sering sepinya malah hehe", jawab Nadia seraya menaruh mangkuk indomienya yang isinya sudah tinggal setengah.
"Really? Abis ini hidupmu akan jauh lebih seru dan nyenengin Nad hehe. Eh ini ga papa aku gak manggil teteh?", tanyaku.
"Wah? Kok bisa seyakin itu? Jangan bilang kamu cenayang. Gak papa, malah seneng, jadi berasa muda Ren", jawab Nadia.
"Tuh kan udah seneng aja hehe. Dimataku kamu masih muda ko Nad", jawabku.
"Hahaha ini apa-apaan maksudnya aku dibilang masih muda sama anak kecil. Eh Ren aku boleh nanya?", kata Nadia.
"Aku udah gede Nad, udah 20. Boleh banget dong, dengan senang hati malah", jawabku.
"Kamu pernah ngerasa kesepian gak Ren? Sepi dalam arti konotatif maupun denotatif maksudku", tanya Nadia ragu-ragu.
"Sepi? Pertanyaan macam apa itu? Hidupku emang selalu sepi Nad. Aku bilang juga aku pernah seminggu gak pegang hape barang sedetik pun. Dan kamu bisa liat sendiri disini pun aku jarang pegang hape. Kenapa coba? Karena gak rame. Hapeku sepi, hidupku apa lagi. Hidupku juga ga semenyenangkan yang kamu fikirin ko Nad. Kalo kamu gimana? Lagi ngerasa kesepian?", aku menjawab dengan mati-matian menjaga intonasi agar terdengar tetap tenang.
"Wah keren Ren. Aku mau ah, beres kegiatan ini aku mau matiin koneksi internetku. Aku mau fokus nikmatin hidup", jawab Nadia.
"Dih apa-apaan? Jangan lah, nanti kalo aku butuh kamu gimana?", tanyaku refleks.
"Ya tinggal samperin ke kosan, nih alamatku", jawab Nadia sambil menuliskan alamat lengkap kostannya pada secarik kertas. Kemudian menyerahkannya kepadaku sambil berkata "Disimpen, kali aja entar butuh. Kemudian menanggapi pertanyaan kamu yang tadi, iya, aku kesepian hehe. Gak tau nih lagi ngerasa sendirian banget, lagi down kali imanku Ren. Mau bantu?", kata Nadia.
"Emang mau aku bantu? Jangankan untuk bantu ngehibur orang lain, ngehibur diri sendiri aja aku selalu gagal Nad. Kecuali kamu bersedia bareng-bareng saling ngehibur dan saling nyenengin satu sama lain, aku bersedia", jawabku mantap.
Nadia menatapku beberapa detik, aku tidak bisa membaca air mukanya. Dia seperti menelisik, menimbang sesuatu kemudian menjawab
"Kita lihat aja nanti Ren. Cepetan abisin mie nya, kita harus cepet-cepet beresin rekap nilai nih. Kita wajib tidur dulu malem ini, kan besok mau jalan keluar", kata Nadia menyudahi percakapan yang membuat hatiku bergetar itu dengan memberiku tugas. Sayang, kukira akan ada tema obrolan lain yang bisa membuatku menyentuh hatinya malam ini. Tapi apa boleh buat, aku pun memungut bolpoint kemudian mulai membaca kertas jawaban peserta.
"Nad",
"Yap?"
"Siap-siap ya, abis ini hidupmu bakal jauh lebih nyenengin", kataku sambil tersenyum dan kembali terbenam dalam tumpukan kertas jawaban yang belum aku periksa.
"Jadi gak sabar", jawab Nadia sambil tersenyum ke arahku. Senyum itu fikirku. Aku balas tersenyum, kemudian berbisik dalam hati, Nad tunggu saja.
***
Banyak suara-suara di sekitarku, aku terbangun dengan keadaan tidur di tempat yang sama persis dengan tempat terakhirku tinggal semalam, dibawah tangga. Bersama laptop Nadia yang masih menyaka, lembar jawaban peserta yang sudah tersusun rapi, beberapa kertas dan bolpoint yang ditinggal begitu saja, dan tiga gelas besar teh panas yang masih mengepulkan asap juga tiga nasi uduk yang masih terbungkus rapi. Aku seketika bangun, duduk sambil mengucek mata beberapa saat, kemudian kaget sendiri karena sedari tadi aku dibalut selimut super tebal.
"Nyenyak Ren bobo nya?", tanya Haris sambil duduk di sebelahku, mengambil salah satu gelas kemudian menyeruputnya pelan-pelan.
"Aku kelamaan ya ini tidurnya?", tanyaku seraya menarik selimut dan melipatnya buru-buru.
"Engga ko, kamu tidur abis subuh Ren, jangan pura-pura hilang ingatan", jawab Haris.
"Iya aku tau, jam berapa sekarang? Dimana teh Nad?", tanyaku.
"Jam 8.40 Ren. Cepet bangun, mandi terus sarapan. Pagi ini kita ada FGD, Teh Nad lagi ke kota sama Kang Rifki, bakal ada tamu agung hari ini, agak ribet memang", jawab Haris.
"Tamu agung siapa?", tanyaku.
"Kang Faisal, ituloh senior PW IPM angkatan Kang Teguh. Katanya dia tuh dulu suka sama Teh Nad, tapi Teh Nad nya nolak, padahal cocok banget mereka tu", kata Haris.
"Oh yang lagi S2 di Ausi?", tanyaku
"Yup", jawab Haris
"Aku gak tau ada materi yang harus dia isi dikegiatan ini", kataku.
"Eh dia gantiin Kang Irfan Amalee, beliau mendadak gak bisa kesini anaknya sakit, ngabarinnya juga barusan abis shubuh. Terus pada bingung tu orang-orang, Kang Hadi nih yang nyaranin diback up sama Kang Faisal aja, secara ya magister pasti sama kecenya. Langsung deh ditelfon sama Kang Rifki, aku gak tau apa yang mereka bivarakan tapi Kang Faisal langsung mengiyakan padahal dia lagi di Yogyakarta", jawab Haris.
"Hah Yogyakarta katamu?", tanyaku
"Santai aku belum selesai ceritanya! Iya di Yogya, kebetulan lagi nginep di hotel deket Adisucipto, jadi dia langsung caw ke Bandung pake penerbangan pertama hari ini", jawab Haris.
"Ya terus apa hubungannya sekarang Teh Nad sama Kang Rifki harus ke kota segala? Ngejemput?", tanyaku.
"Bukan, mereka mau belanja bahan-bahan yang bisa dibuat untuk simulasi pas materinya Kang Faisal Ren. Kang Faisal gak perlu dijemput, rumah orang tuanya di Bandung, dia bisa bawa motor atau mobil atau bahkan minibusnya sendiri. Gitu. Gimana mau nanya apa lagi?", jawab Haris jengkel.
Aku menggeleng kemudian bergegas menuju kamar mandi. Berharap semua fikiran mengenai Nadia dan satu dari selusin idolanya itu bisa sedikit enyah. Dalam hati aku bergumam, sainganku yang satu ini cukup berat. Dia lulusan Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut, salah satu pesantren Muhammadiyah dengan reputasi paling baik di Jawa Barat. Lulusannya jarang sekali ada yang gagal. Dia alumni PP IPM, masuk 9 formatur di Muktamar Palembang, jelas integritas dan kekerenannya tidak perlu diragukan lagi. S1 nya Manajemen Bisnis Unpad, sekarang S2 nya di University of Adelaide, semakin sempurnalah pria bernama Muhammad Faisal Ardiwinata ini. Dan si pria sempurna ini sekarang sedang bersama Nadia, bahaya fikirku dalam hati. Apalah arti aku di hadapannya. Semua fikiran itu berputar memusingkan, membuatku ingin enyah saja dari tempat ini.
Sepuluh menit berlalu, selesai mandi dan berganti pakaian, aku segera kembali ke markas tim evaluasi, menemui Haris yang masih menyantap nasi uduknya sambil menonton film di laptop Nadia.
"Masyaallah! Kamu mandi apa cuma cuci muka? Bentar amat", tanya Haris sambil terbelalak melihatku kembali sudah duduk di sebelahnya siap menarik seporsi nasi uduk ke arahku.
"Cuci ketek heheh", jawabku asal.
"Astagfirulloh ini cah lanang, so so an pengen nikah muda mandi aja males!", seru Haris sambil menjitak ujung kepalaku. Aku hanya tertawa lepas melihat tingkahlakunya. Oya sebetulnya umur Haris dua tahun di atasku, mankanya aku agak sungkan membalas perlakuan semena-menanya. Tapi kadang tingkah lakunya seperti anak sekolah, mankanya aku enggan menyematkan embel-embel Akang atau Aa atau Mas atau apalah itu ke dia.
Aku hanya membutuhkan waktu lima menit saja untuk menghabiskan seporsi nasi uduk dan satu gelas besar teh manis yang sudah dingin. Aku berdo'a dalam hati supaya Nadia cepat datang. Aku betul-betul tidak karuan diam di tempat itu tanpa adanya Nadia. Aku terus mengecek handphone, berharap ada pesan yang dikirim oleh Nadia, tapi apa boleh buat, sampai kami selesai FGD dua jam kemudian pun Nadia masih belum kembali. Akhirnya aku memberanikan diri mengiriminya pesan via aplikasi chating dengan ratting paling tinggi sepanjang zaman, whatsapp.
Aku : "Masih lama?"
Nadia : "Sebentar lagi Ren, masih ada yang harus aku beli"
Aku : "Oh baik, hati-hati"
Nadia : "Yang nyetir Rifki, bilang hati-hatinya ke Rifki aja"
Aku : "Oke baik"
Nadia : "Hehe. Aman Ren? Tumben chat"
Aku : "Kurang aman. Mankanya aku chat kamu"
Nadia : "Oalah pie toh? Ada apa? Cepet cerita"
Aku berfikir keras mencari ide agar obrolan kami terus berlanjut tanpa membuat Nadia tidak nyaman. Akhirnya tercetuslah tema lupa pasword laptop
Aku : "Laptopmu mati, aku sama Haris lupa pasword laptopmu"
Nadia : "Kukira apa. Nadiakece123#"
Aku : "Kece? Kecebong?"
Nadia : "Nope! Kece is Keren Cekali"
Aku : "Alay"
Nadia : "Sengaja. Biar keliatan muda"
Aku : "Biar pantes kalo jalan sama anak muda?"
Nadia : "Ya boleh lah"
Aku : "Masih pantes ko. Cobain yuk"
Nadia : "Kapan?"
Aku : "Nanti sore, aku mau ajak kamu ke Puncak Cukul"
Nadia : "Asal jangan jalan kaki, sepatuku terlalu feminim untuk dibawa tracking"
Aku : "Siap tuan putri, anything you want"
Nadia : "Haha oke"
Aku : "Hati-hati"
Kemudian aku kaget sendiri membaca percakapan singkatku dengan Nadia. Gila fikirku, bisa-bisanya aku berkata demikian kepada Nadia. Dan lebih gilanya lagi, bisa-bisanya Nadia dengan mudah meng-iya-kan ajakanku. Aku tersenyum simpul kemudian berbisik dalam hati, terimakasih Tuhan, engkau memang maha pemberi kejutan asyik. Aku semakin tidak sabar menunggu si sore datang.
***
Nadia datang tepat ketika adzan dzuhur berkumandang, bersama selusin kantong belanjaan yang ia bagi bersama Rifki dan Kang Faisal. Ada yang aneh fikirku, ketika nelihatku Nadia hanya menoleh sedikit kemudian kembali fokus kepada orang lain seolah tidak menyadari keberadaanku. Persis seperti anak abg yang berpapasan dengan gebetannya. Eh itu sih harapanku, bisa saja Nadia memang betul-betul tidak melihatku ketika itu. Ah apapun itu yang jelas sore ini aku akan menghabiskan waktu berdua saja dengan Nadia.
Lepas dzuhur saatnya Kang Faisal yang naik panggung, dia sudah di depan aula, duduk bersila bersama beberapa fasililator lain. Sibuk membahas sistem pendidikan di kampusnya yang menurutnya jauh lebih keren dibanding sistem yang diterapkan di kampus-kampus negeri di Indonesia, sambil sesekali tersenyum malu ketika salah satu fasilitator menanyainya tentang Nadia
"Kang aku mau nanya nih, kalo semisal tadi subuh yang nelpon bukan Teh Nad bakal tetep kesini apa engga?", tanya Rani menggoda.
"Oh iya tuh, saya juga pengen nanya itu ke Akang", tambah Alim
"Selagi akang ada waktu mah pasti dateng", jawab Kang Faisal tenang.
"Tapi kalo gak ada Nadia bakal tetep ada gak tuh waktunya?" tanya Rifki keras-keras, seolah sengaja agar terdengar Nadia.
"Gak mungkin dong Nadia gak ada, kalo Nadia gak ada kalian juga gak akan ada", jawab Kang Faisal sambil tertawa bersama fasilitator lain.
"Oya kang, ini kenalin Rendra dari Kota Bandung dan ini Haris dari Cirebon, mereka nih yang bantuin kita wabilkhusus Nadia di Tim Evaluasi, jangan jahat ke mereka nanti emaknya ngambek", kata Rifki ketika aku dan Haris lewat. Terpaksa kami diam sejenak untuk tersenyum dan mengangguk sopan ke arahnya. Sebetulnya aku enggan, aku hanya menghargai Nadia.
"Mirip Daus ya dia, kamu bukan adenya Daus kan Ren?", tanya Kang Faisal kepadaku.
"Bukan kang. Dan kebetulan saya jauh lebih keren daripada Daus", jawabku sambil tersenyum.
"Oya? Gitu-gitu Daus tuh pernah jadi pacar Nadia loh Ren, saya aja belum pernah", jawab Kang Faisal.
"Sabar ya Kang, hidup emang kadang perih. Hidup akang doang tapi. Saya permisi ya, mau bantu Nadia di dalam, ayok Ris", jawabku sambil tersenyim simpul kemudian melangkah menuju aula.
"Permisi akang teteh", kata Haris menimpali.
Aku tidak memerhatikan kelanjutannya, yang jelas selama materi berlangsung dia (Kang Faisal) tak henti-hentinya mencecarku dengan selusin pertanyaan. Setiap dia bertanya atau mencontohkan pasti aku yang dijadikan sasaran. Untungnya aku tidak sebodoh yang ia bayangkan, aku selalu punya jawaban yang malah membuatnya kebingungan. Dan aku menikmati saat-saat itu, sampai Nadia tiba-tiba berkata
"Aku mau keluar sekarang juga. Yuk!", seraya menyenggol ujung lenganku dan Haris bersamaan.
"Kemana?", tanya Haris sembari berbisik pelan.
"Kemana aja asal gak ada si itunya, bete aku tu", jawab Nadia sambil menyipitkan mata ke arah Kang Faisal yang sedang sibuk berbicara panjang lebar di depan para peserta.
Aku tersenyum melihat tingkah lakunya. Ternyata Nadia tidak setertarik itu kepada Kang Faisal.
"Kan mau ke Cukul teh nanti sore aja nanggung sebentar lagi ashar", jawabku.
"Oh iya boleh", jawab Nadia.
"Loh loh ko aku gak diajak? Ko aku gak tau ada agenda jalan-jalan ke Cukul?", tanya Haris sedikit naik pitam.
"Diajak ko, cuma ya gimana ya motorku cuma satu dan kita gak mungkin satu motor bertiga Haris. Mau aku pinjemin motor imam? Tapi lo bawa sendiri", kataku sambil berbisik. Oya kami bertiga terjebak di aula bersama peserta dan Kang Faisal yang aduhai banyak bicara itu. Kami duduk bersila di pojok belakang ruangan, tepat di belakang peserta. Jadi pantas kalau Nadia merasa bosan, aku apalagi, sangat amat bosan.
"Yaudah aku gak ikut", jawab Haris singkat setelah aku dan Nadia menjanjikan ada agenda jalan-jalan pagi esok hari, bertiga saja. Dengan selusin bujuk rayu akhirnya Haris setuju untuk membiarkan aku dan Nadia pergi sore ini, survey tempat kataku. Padahal aku hanya butuh waktu berdua saja dengan Nadia. Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan kepadanya. Ah tapi nanti sajalah. Tunggu saja.
0 notes