Tumgik
#irfest_new zealand_idp
weblacksunflower · 4 years
Text
Mind Map IDP 2020
Nabilah Az-zahro’ - 015 - New Zealand 
Tumblr media
Perubahan iklim telah menyeluruh di dunia, dampaknya begitu terasa bahkan di lingkungan sekitar yang ada di dekat kita. Begitu pula didaerah rumah saya, Kabupaten Bojonegoro mengalami berbagai dampak yang cukup berbahaya. Saat musim kemarau, Bojonegoro dilanda kekeringan luar biasa dan panasnya bisa mencapai 40 derajat celcius. Namun saat musim hujan, Bojonegoro dengan mudahnya dilanda banjir yang cukup besar. Hal itu tidak hanya disebabkan oleh pemanasan global secara luas, namun perlu diketahui bahwa di Bojonegoro sendiri memiliki pengeboran minyak yang mempeburuk dampak bagi semua warga. Tidak hanya sektor pertanian, namun semua sektor juga terdampak. Maka dari itu, perlu kita lakukan adanya pencegahan yang bisa kita lakukan secara simple untuk mengatasi masalah yang ada, terutama dilingkungan sekitar saya. Cara diatas merupakan langkah kecil bermakna besar demi menjaga lingkungan sekitar. mari jaga lingkungan kita demi kehidupan yang lebih baik :)
3 notes · View notes
rinandamh · 4 years
Text
Summary International Day Project 2020
Rinanda Aprillya Maharani - 087 - New Zealand
Rethinking International Community’s Role and Contribution in Climate Issue
Tumblr media
Oleh :
Lia Zakkiyah – Associate Researcher at Institute of Sustainable Earth and Resources, Universitas Indonesia
Adila Isfandiari - Climate Change and Energy Researcher at Greenpeace Indonesia.
DR. Dian Lestari, SIP. MA. / Noor Syaifuddin – Head of the Center for Climate Change Financing and Multilateral Policies
Perubahan iklim adalah perubahan pola iklim global atau regional dalam jangka panjang yang disebabkan oleh aktivitas manusia yang menghasilkan emisi gas rumah kaca. Aktivitas manusia yang tinggi karbon adalah penyebab perubahan iklim, bukan menipisnya lapisan ozon. Dampak dari perubahan iklim ini pun beragam, seperti gagal panen, banjir, dan kebakaran hutan. Banyak sekali negara seperti Vanuatu dan Maldives bahkan ratusan ribu pulau di Indonesia yang terancam tenggelam karena rising sea level yang disebabkan oleh climate change melelehnya es di kutub. Hal ini juga memengaruhi ketersediaan food supply and water dunia, global health, dan infrastructure. Pembahasan climate change ini pun tidak terlepas dari gas rumah kaca yang ada di atmosfer sifatnya adalah untuk menahan panas, tetapi karena banyaknya jejak karbon yang dihasilkan oleh aktivitas aktivitas manusia yang ada dunia, maka gas rumah kaca ini banyak sekali yang terperangkap di lapisan ozon. Sumber sumber yang menghasilkan banyak jejak karbon adalah permafrost yang meleleh, industri pertanian, pembangkit listrik dan tambang batubara, pembakaran hasil panen, pemupukan, landfills, transportasi darat, produksi minyak, transportasi udara, lahan dan kebakaran hutan (Lia Zakiyyah, 2020).
Persetujuan Paris atau Paris Agreement merupakan sebuah upaya pemerintah dunia dalam perjanjian yang berisi komitmen 196 negara untuk mengatasi perubahan iklim dan investasi rendah karbon untuk masa depan yang berkelanjutan. Dimana dalam perjanjian ini pemerintah dunia membatasi suhu global dibawah 2 derajat celcius dan mengusahakan hinggal 1,5 derajat celcius. Adanya perjanjian ini juga mengharuskan seluruh pihak untuk memberikan komitmen terbaik dalam memperkuat upaya pengurangan emisi melalui Nationally Determined Contributions (NDCs). Perjanjian ini juga mewajibkan negara maju untuk mengurangi emisi negara mereka karena mereka lah yang menyumbang emisi terbanyak akibat kegiatan industri. Pemerintah Indonesia sendiri sudah mengoptimalkan dan berusaha untuk menurunkan GRK sebanyak 29% bahkan hingga 41% jika ada kerja sama dengan organisasi atau pemerintah internasional (Lia Zakiyyah, 2020).
Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang terdampak langsung dari adanya perubahan iklim. Dalam dua dekade terakhir, banjir dan longsor merupakan bencana yang paling sering melanda Indonesia. Indonesia sebagai negara penghasil kopi pun sudah mulai kesulitan mendapat kopi dengan kualitas yang baik, sehingga ini berdampak pada harga kopi yang terus naik. Tetapi, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum benar benar percaya akan adanya perubahan iklim yang dihasilkan oleh aktivitas manusia, padahal Indonesia merupakan negara yang masuk kedalam 10 besar penghasil rumah kaca terbesar di dunia. Ini dikarenakan Indonesia masih menggunakan sumber daya tidak terbarukan dengan emisi yang sangat besar seperti batubara, minyak bumi, dan gas alam sebagai sumber energi. Padahal Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk sumber daya energy terbarukan seperti angin, gelombang air laut, air dan cahaya matahari. Sayangnya, Indonesia masih kurang merealisasikan potensi sumber daya terbarukan ini karena masih merencanakan PLT batubara selama 40 tahun mendatang (Adila Isfandiari, 2020).
Indonesia turut aktif dalam mengendalikan perubahan iklim ditingkat global melalui Conference of the Parties (COP) UNFCCC. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengendalikan perubahan iklim melalui berbagai ratifikasi kebijakan internasional kedalam peraturan perundang-undangan, kebijakan, maupun rencana aksi nasional. APBN pun turut berkontribusi untuk mendanai aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Kementerian Keuangan Badan Kebijakan Fiskal juga turut berkontribusi dengan melakukan Insentif Perpajakan seperti Tax Allowance, Tax Holiday, Fasilitas Impor (pembebasan bea masuk), PPN Impor, PPh pasal 22 impor, Keringanan atau pembebasan PBB untuk panas bumi; Belanja Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim seperti Belanja K/L untuk perubahan iklim, Dana insentif daerah dan biaya, Layanan Pengelolaan Sampah, Project Development Facility (PDF), Credit Enhancement Facility (CEF), Viability Gap Fund; dan Pembiayaan Inovatif seperti Global Green Sukuk, dan Green Sukuk Retail. Selama 5 tahun terakhir, pemerintah Indonesia juga telah mengalokasikan anggaran perubahan iklim rata-rata senilai Rp89,5 Triliun pertahun atau 3,9% dari APBN pertahun. Sejak tahun 2016-2020, APBN rata-rata telah mendanai 34% dari total kebutuhan pembiayaan perubahan iklim yang senilai Rp3.461 Triliun. Kementerian Keuangan Badan Kebijakan Fiskal juga telah memberikan bantuan dana alokasi khusus non fisik dalam rangka kebijakan Dana Transfer ke daerah untuk pengelolaan sampah (Noor Syaifuddin, 2020).
Adila Isfandiari pun menyampaikan bahwa Indonesia memiliki Greenpeace atau organisasi kampanye lingkungan yang sudah berkontribusi bagi lingkungan Indonesia seperti :
Menyebarkan raising awareness dengan membuat konten konten tentang krisis iklim dimedia sosial.
Melakukan dialog public dan citizen law suit.
Mengadakan climate strike.
Melakukan diskusi bersama pemerintah terutama saat pemerintah sedang merundingkan pembangunan PLTU.
Mengadakan bearing witness.
Action dan bekerja sama dengan Greenpeace negara lain.
Belajar bersama merakit energi terbarukan menjadi sumber energi – Solar Generation.
Kita sebagai masyarakat pun diharapkan mampu berkontribusi untuk pencegahan perubahan iklim ini, apalagi masyarakat juga sebagai salah satu pelaku tingginya tingkat jejak karbon yang ada di Indonesia seperti pemakaian transportasi, AC, kulkas, pembakaran lahan dan hutan, dan lain lain. Kita harus menanggapi informasi tentang krisis iklim dan mencari tahu cara berkontribusi untuk melindungi bumi, memanfaatkan energi seefisien mungkin agar dapat mengurangi pertambahan kebutuhan energi, turut bersuara sebagai bentuk aksi sesuai dengan keahlian dan keunikan masing maisng serta mendukung pemerintah dan bersuara bersama untuk mendukung pemerintah untuk melakukan transisi energi (Adila Isfandiari, 2020). Kita diharapkan mampu meningkatkan AIDA : awareness (kepekaan), interest (perhatian), desire (keinginan), dan action (aksi). Dengan melakukan 3 prinsip yaitu get smart (mempelajari), get loud (menyuarakan), dan get active (aksi) (Lia Zakiyyah, 2020).
Kesimpulannya adalah perubahan iklim merupakan sebuah masalah yang harus segera ditangani oleh setiap negara dan masyarakat yang ada di dunia. Karena perubahan iklim ini memengaruhi kehidupan bumi berkelanjutan.
Referensi :
Isfandiari, Adila. 2020. Transisi Energi Adalah Kunci. Disampaikan pada International Day Project IRFEST Program Studi Hubungan Internasional, Departemen Hubungan Internasional, Universitas Airlangga. [10 Oktober 2020].
Syaifudin, Noor. 2020. Komitmen Indonesia dalam Pengendalian Iklim. Disampaikan pada International Day Project IRFEST Program Studi Hubungan Internasional, Departemen Hubungan Internasional, Universitas Airlangga. [10 Oktober 2020].
Zakiyyah, Lia. 2020. Rethinking International Community’s Role and Contribution in Climate Issue. Disampaikan pada International Day Project IRFEST Program Studi Hubungan Internasional, Departemen Hubungan Internasional, Universitas Airlangga. [10 Oktober 2020].
2 notes · View notes
kenul-lia · 4 years
Text
Mind Map IDP 2020
Maydina Nuril Aulia - 082 - New Zealand
Tumblr media
Perubahan iklim seperti yang sudah kita ketahui disebabkan oleh berbagai macam hal salah satunya adalah emisi gas karbon berlebih yang menyebabkan naiknya suhu bumi karena sebagian radiasi matahari yang ada di bumi tidak bisa kembali ke luar angkasa. Karena masalah inilah suhu bumi terus meningkat tiap tahunnya dan memiliki berbagai macam persoalan berbahaya yang harus segera diselesaikan. Sebelum bisa menyelesaikan masalah perubahan iklim ini secara global, kita dapat memulainya dengan menyelesaikan masalah kecil di sekitar yang akan berdampak secara global apabila kita semua rutin melakukannya. Contohnya adalah masalah yang ada di lingkungan tempat tinggal.
Di kediaman saya, limbah rumah tangga langsung dibuang ke sebuah lubang di halaman rumah dan dibakar begitu saja. Nah, masalah utama yang saya lihat dari hal tersebut adalah percampuran sampah organik dan non-organik yang ada di dalamnya membuat keseluruhan sampah itu sulit untuk terbakar. Hal itu menyebabkan proses pembakaran yang sangat lama dan pada akhirnya cenderung menghasilkan emisi gas karbon yang sangat besar dalam sekali pembakaran. Saya dapat melihat target yang berusaha dicapai dengan membakar yaitu menghanguskan keseluruhan sampah. Akan tetapi, dengan adanya pencampuran sampah organik yang basah dan non-organik yang kering tentunya bakal memperlambat proses pembakaran.
Setelah melihat pemaparan masalah itu, saya menawarkan sebuah solusi yaitu dengan cara simpel memisahkan dan mensortir sampah organic dan non-organik. Dengan pada akhirnya nanti sampah non-organik yang akan dibakar sementara sampah organic akan dikubur atau disebar di bawah pohon agar berubah menjadi pupuk kompos yang mensuburkan tanah. Dengan menggunakan cara ini saya yakin permasalahan lingkungan akan dapat kita selesaikan sedikit demi sedikit.
0 notes
davyadr · 4 years
Text
Tumblr media Tumblr media
Summary International Day Project'20
Davy Adriansyah - 072011233088 - New Zealand
Rethinking International Community’s Role and Contribution in Climate Issue
Dalam kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai peran dan kontribusi internasional dalam isu iklim. Diskusi yang dilakukan meliputi pembahasan apa itu perubahan iklim, dampak, dan solusinya ; apa yang bisa kita lakukan? ; bagaimana mengomunikasikan perubahan iklim? ; Apa itu krisis iklim, dampak, dan bahayanya di Indonesia? Apa alternatif energi batu bara? ; dan lain-lain. Perubahan iklim adalah perubahan pola iklim global atau regional dalam jangka panjang yg disebabkan oleh aktivitas manusia yang menghasilkan emisi gas rumah kaca. Perubahan iklim tidak dipengaruhi oleh melubangnya lapisan ozon. Dampak perubahan iklim antara lain seperti banjir, siklon tropis, kebakaran hutan, kekeringan, dll. 
Air laut berfungsi dalam penyerapan sebanyak 93% panas matahari. Namun ekosistem dalam laut yang menjadi korban terbesar memanasnya air laut. Konsentrasi keasaman air laut menjadi tinggi, mengakibatkan biota dan ekosistem laut tidak seimbang. Gas-gas rumah kaca terjebak pada atmosfer sehingga berakumulasi menjadi panas. Ditambah dengan jarangnya hutan yang ada membuat tidak ada yang menyerap gas rumah kaca tersebut, sehingga berputar-putar di atmosfer yang menyebabkan perubahan iklim. Data tahun 2019 menyebutkan bahwa emisi tertinggi berasal dari lahan dan hutan. Lahan dan hutan mengeluarkan emisi yang tinggi ketika penebangan dimulai. Selain itu sektor energi yang dibutuhkan manusia mengalami peningkatan konsumsi yang menyebabkan naiknya emisi karbon pula.
Pada 2015 telah disetujui Paris Agreement yang dipimpin oleh negara-negara maju dengan tujuan menurunkan suhu bumi 2 derajat celcius dengan tetap mengusahakan suhu turun 1,5 derajat celcius. Kenapa standar 2 derajat dipilih? Karena negara-negara kepulauan kecil dengan penambahan suhu tersebut akan menghilang jika sampai terjadi. Sementara di Indonesia, emisi karbon ditekan hingga berkurang sebanyak 29% dan menjadi 41% ketika kerjasama internasional dilakukan.
Jejak karbon dalam kehidupan sehari-hari mudah ditemukan dari kita bangun sampai bangun lagi. Seperti daging rawon yang kita makan, ketika kita berbelanja, susu yang kita minum yang jika diakumulasikan akan menghasilkan emisi karbon yang tinggi. Emisi karbon dapat diganti dengan energi terbarukan. Energi ini dihasilkan dari sumber-sumber natural yang tidak akan pernah habis. Energi-energi antara lain yaitu panas bumi, air, bioenergy, bayu, surya, dan samudera. Perubahan iklim adalah perubahan pola iklim global atau regional dalam jangka panjang yang disebabkan oleh aktivitas manusia yang menghasilkan emisi gas rumah kaca. Aktivitas manusia yang tinggi karbon adalah penyebab perubahan iklim, bukan menipisnya lapisan ozon. Dampak perubahan iklim gagal panen, banjir, kebakaran hutan.
Di Indonesia, 16 juta orang terancam terkena kenaikan air lautbsistem global yang rawan dari iklim food supply, water, global health, dan infrastructure. Greenhouse effect ada di atmosfer dan sifatnya menahan panas. Namun, karena kita banyak membakar co2 dan kita menebang pohon, akhirnya banyak gas rumah kaca yang terperangkap di atmosfer. Sumber sumbernya tambang batu bara, permafrost meleleh, industri pertanian, pembangkit berbahan batubara, pembakaran hasil panen, pemupukan, landfills, transportasi darat, produksi minyak, transportasi udara, kebakaran hutan. perubahan iklim disebabkan oleh kegiatan manusia yang mengeluarkan gas emisi rumah kaca yang menyebabkan efek rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global
Sedikit sejarah yaknik, pada tahun 1988, WMO dan UNEP membentuk IPCC untuk mengevaluasi informasi sains, teknologi, dan sosial ekonomi yang berhubungan dengan risiko perubahan iklim. 1992, UNFCCC adalah sebuah perjanjian internasional sebagai kerangka kerja sama internasional untuk pengendalian perubahan iklim. Persetujuan Paris 2015 Komitmen global perubahan iklim bertujuan mencegah kenaikan suhu bumi di bawah 2 Celcius dan mengusahakannya hingga 1,5 Celcius. Indonesia berkomitmen menurunkan emisi GRK 29% dan menurunkannya hingga 41% dengan kerja sama internasional dibandingkan dengan proyeksi emisi business as usual
Negara maju bertanggungjawab dalam hal ini karena secara historis, mereka lah yang dianggap bertanggungjawab atas emisi
UNFCCC Negotiating Blocs 
Umbrella Group (Australia, Canada, dan US)
BASIC (Brazil, Afrika Selatan, India ,Cina)
LMDC (like minded developing country)
AOSIS (asosiasi negara kepulauan kecil)
ALBA (aliansi Boliverian)
G77 dan China Group
Africa Group
Cartafena Group
Arab States
Berdasarkan laporan UN Enviroment 2017, NDC yang diserahkan negara-negara dunia masih 1/3 dari penurunan emisi yang dibutuhkan untuk mencapai target di bawah 2 Celcius.
AIDA kepanjangannya adalah sebagai berikut ; Awareness (kepekaan), Interest (perhatian), Desire (keinginan), Action (aksi)
Krisis Iklim terjadi akibat terperangkapnya gas polutan di atmosfer. Yang terbanyak adalah CO2. Emisi karbon seperti selimut. Semakin tebal emisi karbon, maka akan semakin panas. 89% karbon yang terperangkap di atmosfer berasal dari industri. Kejadian bencana hidrometeorologi Dalam dua dekade terakhir, bencana hidrometeorologi di Indonesia memiliki angka kejadian tertinggi.
Bagaimana upaya Pemerintah Dunia merespons krisis iklim? Paris agreement disepakati 196 negara dan melakukan aksi iklim dan investasi rendah karbon untuk masa depan yang lebih berkelanjutan dan tangguh. Komitmen iklim Indonesia tidak ambisius untuk menyelamatkan masyarakat dari krisis iklim.
Bagaimana respons masyarakat terhadap perubahan iklim?
-Indonesia adalah negara keempat terbesar sumber emisi gas rumah kaca
-Indonesia negara terbanyak masyarakat yang tidak percaya akan krisis iklim
Alternatif dari batubara? Energi terbarukan. Namun, pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia masih kurang. Padahal, energi terbarukan bisa membuka lapangan kerja baru. Indonesia pun tertinggal dari negara Asean lainnya dalam hal energi terbarukan. Kenapa energi terbarukan terkesan mahal? padahal harga penggunaan energi surya sudah turun 80% dari tahun 2018.
Apa yang telah dilakukan oleh Greenpeace?
-Raising Awareness(meningkatkan kepekaan dan mensosialisasikan krisis iklim) lewat medsos seperti tik tok
-Mengadakan dialog publik dan citizen lawsuit
-Mengadakan aksi aksi kampanye lingkungan
-Diskusi bersama pemerintah mengenai solusi tentang krisis iklim
-Bekerja sama dengan Greenpeace negara lain seperti Korea Selatan
-Mengadakan belajar bersama cara merakit energi surya. Tahun lalu, Greenpeace berhasil mengadakan konser yang energinya 100% berasal dari panel surya.
Apa yang bisa kita lakukan bersama?
-Cari tahu melalui kelas-kelas lingkungan dan update terus informasi
-Efisiensi energi dengan mengurangi penggunaan energi dan menggunakan seefisien mungkin
-Turut bersuara dengan beraksi sesuai dengan keahlian dan keunikan masing-masing
-Dukung pemerintah beralih ke energi terbarukan
Selanjutnya Kementerian Keuangan Badan Kebijakan Fiskal juga turut berkontribusi dengan melakukan : 
- Insentif Perpajakan : 
1. Tax Allowance 
2. Tax Holiday 
3. Fasilitas Impor (pembebasan bea masuk)
4. PPN Impor 
5. PPh pasal 22 impor 
6. Keringanan atau pembebasan PBB untuk panas bumi 
Belanja Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim :
1. Belanja K/L untuk perubahan iklim 
2. Dana insentif daerah dan biaya
3. Layanan Pengelolaan Sampah 
4. Project Development Facility (PDF)
5. Credit Enhancement Facility (CEF) 
6. Viability Gap Fund 
Referensi : 
Isfandiari, Adila. 2020. Transisi Energi Adalah Kunci. Disampaikan pada International Day Project IRFEST Program Studi Hubungan Internasional, Departemen Hubungan Internasional, Universitas Airlangga. [10 Oktober 2020].
Syaifudin, Noor. 2020. Komitmen Indonesia dalam Pengendalian Iklim. Disampaikan pada International Day Project IRFEST Program Studi Hubungan Internasional, Departemen Hubungan Internasional, Universitas Airlangga. [10 Oktober 2020].
Zakiyyah, Lia. 2020. Rethinking International Community’s Role and Contribution in Climate Issue. Disampaikan pada International Day Project IRFEST Program Studi Hubungan Internasional, Departemen Hubungan Internasional, Universitas Airlangga. [10 Oktober 2020].
0 notes
cacafkhrnsa · 4 years
Text
Summary International Day Project 2020
Fakhrunisa - 072011233040 - New Zealand
Rethinking International Community’s Role and Contribution in Climate Issue
Perubahan iklim adalah perubahan pola iklim baik global maupun regional dalam jangka panjang yang terjadi karena aktivitas manusia yang menghasilkan emisi gas rumah kaca (Zakiyyah, 2020). Di Indonesia sebanyak enam belas juta orang terancam terkena dampak dari naiknya permukaan air laut jika suhu bumi naik sebesar 2°C dan empat puluh empat juta orang akan terkena dampak jika suhu bumi memanas sebesar 4°C. Pada abad ini, sebanyak 50% dari semua spesies terancam punah. Diperkirakan pada tahun 2030 sebanyak dua ribu pulau di Indonesia akan tenggelam.
Sebanyak 93% Laut merupakan area yang paling luas di bumi, ia menyerap panas lebih besar dibandingkan daratan, oleh sebab itu, ekosistem di laut mengalami kerusakan. Selain itu, perubahan iklim juga berdampak pada sistem global, contohnya yaitu persediaan makanan, ketersediaan air bersih, kesehatan global, dan infrastruktur. Kegagalan dalam aksi perubahan iklim mengantarkan dan meluas ke masalah-masalah global lainnya, contohnya migrasi secara paksa, kerusuhan, krisis makanan, instabilitas nasional dan hilangnya keanekaragaman hayati.
Penyebab perubahan iklim disebabkan oleh efek rumah kaca. Efek rumah kaca disebabkan oleh aktivitas manusia yang menghasilkan emisi gas pembakaran karbon sehingga panas terperangkap di dalam atmosfer (Zakiyyah, 2020). Sumber-sumber gas rumah kaca dihasilkan dari aktivitas pertambangan batu bara, transportasi, pembakaran hasil panen, hasil industri pertanian, produksi minyak, dan lain sebagainya.
Berdasarkan kesepatan dunia dalam laporan WMO, kecenderungan pemanasan global sejalan dengan meningkatkan konsentrasi karbon dioksida. Pada tahun 1988, WMO dan UNEP membentuk IPCC untuk mengevaluasi informasi sains, teknis, dan sosial ekonomi yang berhubungan dengan risiko perubahan iklim. Kemudian pada tahun 1992, diadakan sebuah perjanjian internasional mengenai kerja sama internasional dalam pengendalian perubahan iklim yang dinamakan sebagai UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate Change)
Pada perjanjian Paris 2015, disetujui 196 negara termasuk Indonesia harus menahan laju kenaikan suhu bumi di bawah 2°C atau setidaknya 1.5°C melalui Nationally Determined Contributions (NDCs). Berdasarkan perjanjian ini, Indonesia diproyeksikan tahun 2030 akan menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29% hingga 41% jika terjalin kerjasama internasional.
Menurut penelitian yang dilakukan pada tahun 2013 mengatakan bahwa Indonesia akan menjadi negara paling awal di dunia yang akan mengalami dampak ekstrim perubahan iklim yang nantinya akan membawa bencana dan mengakibatkan kerugian yang fantastis. Namun, berdasarkan survey dari YouGov pada 2019 menyatakan bahwa masyarakat Indonesia memperoleh nilai tertinggi dari dua puluh tiga negara dalam jumlah responden terbanyak yang menyatakan tidak percaya dengan aktivitas manusia adalah penyebab dari perubahan iklim (Isfandriari, 2020)
Indonesia aktif dalam mengirim delegasi dalam konferensi mengenai lingkungan di United Nation, selain itu Indonesia juga berusaha untuk merealisasikan komitmennya dalam menangani krisis iklim. Bentuk perwujudan dari komitmen tersebut berupa berbagai ratifikasi kebijakan internasional ke dalam perundang-undangan. Pada 2020-2024 prioritas nasional ke-enam adalah tentang pembangunan lingkungan serta peningkatan ketahanan bencana dan perubahan iklim (Syaifuddin, 2020)
Referensi :
Zakiyyah, Lia. 2020. [WEBINAR]. Climate Change Issue. Dipresentasikan di webinar International Day Project oleh IRFEST 2020 pada hari Sabtu, 10 Oktober 2020.
Isfandiari, Adila. 2020. [WEBINAR]. Krisis Iklim. Dipresentasikan di webinar International Day Project oleh IRFEST 2020 pada hari Sabtu, 10 Oktober 2020.
Syaifudin, Noor. 2020. [WEBINAR]. Dana APBN. Dipresentasikan di webinar International Day Project oleh IRFEST 2020 pada hari Sabtu, 10 Oktober 2020.
Tumblr media
0 notes
adistysc · 4 years
Text
Summary International Day Project 2020
Adisty Salsabila Candra – 072011233021 – New Zealand
Rethinking international community's role and contribution in climate issue
Perubahan iklim adalah pola iklim global atau regional dalam jangka panjang yang disebablan oleh aktivitas manusia yang menghasilkan emisi gas rumah kaca. Perubahan iklim dapat mempengaruhi banyak hal dalam kehidupan di bumi (Zakiyyah, 2020). Lalu bagaimana proses perubahan iklim ini dapat terjadi? Awalnya, radiasi matahari melalui atmosfer yang ada, sebagian diserap oleh bumi dan dapat memanaskan permukaan bumi (sebagai inframerah) dan sebagian dipantulkan kembali ke angkasa. Sinar yang dipancarkan kembali dipancarkan ke segala arah oleh molekul gas rumah kaca. Namun, karena di bumi banyak melakukan aktivitas pembakaran karbon dan CO2 dan penebangan liar, sehingga tidak ada yang dapat menyerap CO2 tersebut dan akhirnya banyak gas rumah kaca yang terjebak di bumi dan hanya sebagian kecil yang dapat keluar. Dan inilah yang menyebabkan kita mengalami pemansan global (Zakiyyah, 2020).
Sumber-sumber yang menyebabkan rumah kaca adalah pemakaian batu bara sebagai sumber energi, produksi minyak, proses industri, permafrost yang meleleh, indistri pertanian, kebakaran hutan, landfill, transportasi darat, dan masih banyak lagi. Penyebab perubahan iklim adalah aktivitas manusia yang mengeluarkan emisi gas rumah kaca pada sektor lahan dan hutan, sektor energi, sektor transportasi, sektor industri, dan pengelolaan sampah yang buruk (Zakiyyah, 2020). Di Indonesia sendiri sektor yang paling banyak menyumbang emisi pada rumah kaca adalah pada sektor lahan dan hutan (Zakiyyah, 2020). Jadi, apabila proses tersebut diurutkan maka, emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari aktivitas di bumi menyebabkan efek rumah kaca yang akan menyebabkan pemanasan global. Pemanasan global inilah yang nantinya menyebablan perubahan iklim dan menjadi penyumbang risiku bencana.
Lalu, bagaimana dunia mengurangi efek rumah kaca ini? Pada tahun 1988 ilmuwan memperingatkan pemimpin dunia bahwa kecenderungan pemanasan global sejalan dengan peningkatan konsentrasi CO2 dari kegiatan manusia. Akhirnya dibentuklah IPCC (Intergornmental Panel on Climate Change) dengan tujuan untuk mengevaluasi informasi sains, teknis, dan social ekonomi yang berhubungan dengan risiko perubahan iklim yang disebabkan manusia. IPCC berisi para ilmuwan seluruh dunia termasuk Indoensia untuk menyampaikan hasil riset tentang dampak, sebab, dan hubungan antar keduanya tentang perubahan iklim (Zakiyyah, 2020). Lalu pada tahun 1992 lahirlah UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate Change), yaitu sebuah perjanjian internasional sebagai kerangka kerja sama internasional untuk pengendalian perubahan iklim. Hubungan antara IPCC dan UNFCCC adalah interaksi antara sains dan decision makers (Zakiyah, 2020). Dari situ, negara berkomitmen untuk menurunkan derajat panas di bumi, maka dari itu diresmikanlah Persetujuan Paris pada tahun 2015. Isi dari persetujuan itu adalah mencegah kenaikan suhu dibawah 2◦C dan mengusahakan hinggaa 1,5◦C. sedangkan Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi GRK hingga 29% dan menurunkannya hingga 41% dengan kerja sama internasional.
Dampak dari perubahan iklim ini berpengaruh pada Indonesia. Menurut data BNPB tahun 2019, Indonesia telah tertimpa 2127 kejadian bencana alam. Bencana-bencana itu seperti banjir karena temperatur air yang meningkat, gagal panen, kemarau panjang, suhu panas yang menyebabkan kebakaran hutan, dan menurunnya produksi kopi.
Referensi :
Zakiyyah, Lia. 2020. [WEBINAR]. Climate Change Issue. Dipresentasikan pada webinar International Day Project oleh IRFEST 2020 pada hari Sabtu, 10 Oktober 2020.
Isfandiari, Adila. 2020. [WEBINAR]. Krisis Iklim. Dipresentasikan pada webinar International Day Project oleh IRFEST 2020 pada hari Sabtu, 10 Oktober 2020.
Syaifudin, Noor. 2020. [WEBINAR]. Dana APBN. Dipresentasikan pada webinar International Day Project oleh IRFEST 2020 pada hari Sabtu, 10 Oktober 2020.
Tumblr media
0 notes
alyasaky · 4 years
Text
Alya Tara Saky - 072011233095 - New Zealand
Rethinking International Community’s Role and Contribution in Climate Issue
Di pagi hari ini, acara irfest membahas tentang peran dan kontribusi internasional dalam isu iklim. Diskusi yang dilakukan meliputi pembahasan apa itu perubahan iklim, dampak, dan solusinya ; apa yang bisa kita lakukan? ; bagaimana mengomunikasikan perubahan iklim? ; Apa itu krisis iklim, dampak, dan bahayanya di Indonesia? Apa alternatif energi batu bara? ; dan lain-lain. Perubahan iklim adalah perubahan pola iklim global atau regional dalam jangka panjang yg disebabkan oleh aktivitas manusia yang menghasilkan emisi gas rumah kaca. Perubahan iklim tidak dipengaruhi oleh melubangnya lapisan ozon. Dampak climate change antara lain seperti adanya pengurangan food supply, water crisis, global health, kekeringan, dan lainnya.
Perubahan iklim disebabkan oleh The Greenhouse Effect ( Radiasi solar yang terpantul oleh bumi dan atmosfer ). Efek rumah kaca dapat disebabkan oleh beberapa sumber, yang terdiri dari, produksi minyak, tambang batubara, industri pertanian, landfills, transportasi udara, transportasi darat, pemupukan, pembakaran hasil panen, dan permafrost meleleh. Gas-gas rumah kaca terjebak pada atmosfer sehingga berakumulasi menjadi panas. Ditambah dengan jarangnya hutan yang ada membuat tidak ada yang menyerap gas rumah kaca tersebut, sehingga berputar-putar di atmosfer yang menyebabkan perubahan iklim. Data tahun 2019 menyebutkan bahwa emisi tertinggi berasal dari lahan dan hutan. Lahan dan hutan mengeluarkan emisi yang tinggi ketika penebangan dimulai. Selain itu sektor energi yang dibutuhkan manusia mengalami peningkatan konsumsi yang menyebabkan naiknya emisi karbon pula. Pada 2015 telah disetujui Paris Agreement yang dipimpin oleh negara-negara maju dengan tujuan menurunkan suhu bumi 2 derajat celcius dengan tetap mengusahakan suhu turun 1,5 derajat celcius. Kenapa standar 2 derajat dipilih? Karena negara-negara kepulauan kecil dengan penambahan suhu tersebut akan menghilang jika sampai terjadi. Sementara di Indonesia, emisi karbon ditekan hingga berkurang sebanyak 29% dan menjadi 41% ketika kerjasama internasional dilakukan. Setiap negara di dunia pun tidak tinggal diam tentang isu perubahan iklim ini, ambisi dunia untuk mengurangi climate change adalah menurunkan beberapa persen kadar emisi gas (Zakiyyah, 2020).
Krisis iklim merupakan perubahan dalam jangka panjang dalam distribusi pola cuaca secara statistik dalam sepanjang periode waktu mulai dasawarsa hingga jutaan tahun. Selimut bagi bumi, suatu hal yang terjadi akibat terperangkapnya sebuah gas polutan di atmosfer, yaitu gas CO2 (emisi karbon) banyak terdapat didalamnya. Semakin tebal selimut, semakin bumi merasakan kepanasan. Menurut IPEC, pelaku utama 89% emisi karbon berasal dari aktivitas industri. Emisi karbon dapat memicu bencana alam (Isfandiari, 2020).
Jejak karbon dalam kehidupan sehari-hari mudah ditemukan dari kita bangun sampai bangun lagi. Seperti daging rawon yang kita makan, ketika kita berbelanja, susu yang kita minum yang jika diakumulasikan akan menghasilkan emisi karbon yang tinggi. Emisi karbon dapat diganti dengan energi terbarukan. Energi ini dihasilkan dari sumber-sumber natural yang tidak akan pernah habis. Energi-energi antara lain yaitu panas bumi, air, bioenergy, bayu, surya, dan samudera (Syaifudin, 2020).
Referensi :
Zakiyyah, Lia. 2020. [WEBINAR]. Climate Change Issue. Dipresentasikan di webinar International Day Project oleh IRFEST 2020 pada hari Sabtu, 10 Oktober 2020.
Isfandiari, Adila. 2020. [WEBINAR]. Krisis Iklim. Dipresentasikan di webinar International Day Project oleh IRFEST 2020 pada hari Sabtu, 10 Oktober 2020.
Syaifudin, Noor. 2020. [WEBINAR]. Dana APBN. Dipresentasikan di webinar International Day Project oleh IRFEST 2020 pada hari Sabtu, 10 Oktober 2020.
0 notes
hammambara · 4 years
Text
Hammambara Di Dzatulazha - 072011233030 - New Zealand
#IRFEST_2020
International Project Climate Changes
Pada lecturing Irfest hari ini, pembicara membawakan topik tentang climate changes atau perubahan iklim. Akibat dari hal ini sendiri ada bermacam-macam contohnya involuntary immigration, yang membuat mereka terpaksa meninggalkan tanah kelahiran atau identitas mereka akibat kegagalan iklim yang terjadi pada negara mereka. Hal ini dapat menyabang pada berbagai hal juga seperti kerusuhan, kekurangan bahan pangan atau livestock, dan berbagai hal lainnya (Zakkiyah, 2020)
Penyebab dari perubahan iklim ini sendiri ada beberapa, diantaranya, Efek gas rumah kaca. Pemanasan Global. Kerusakan lapisan ozon. Efek rumah kaca berupa pemanasan permukaan Bumi dan udara di atas permukaan Bumi, proses ini terjadi ketika gas-gas di atmosfer Bumi proses ini terjadi ketika gas-gas di atmosfer Bumi membuat panas dari Matahari terperangkap. Istilah itu diambil dari cara kerja rumah kaca, yang berarti seperti rumah kaca, suhu panas tetap ada di dalamnya meskipun udara di luar dingin (Zakkiyah, 2020).
Sumber dari gas rumah kaca terbesar meliputi tambang batu bara, produksi minyak, permafrost meleleh, pembangkit berbahan batu bara, pembakaran hasil panen, industri dan industru pertanian, limbau sampah jika tak diolah dengan baik, polusi udara akibat kendaraan bermotor,transportasi udara, kenakaran hutan, dan lain-lain
(Isfandiari, 2020)
Lalu apakah pemerintah dunia melakukan sesuatu atau mengambil langkah untung menangani hal ini? Seperti yang tadi diabahas, perubahan iklim bukanlah perkara kecil, sehingga upaya-upaya untuk menangani perubahan iklim memuncak hingga tahun 2015, lalu muncullah perjanjian dunia yang bernama Paris Agreement, kesepakatan lingkungan yang terjalin oleh hampir setiap negara termasuk Indonesia untuk mengatasi perubahan iklim dan dampak negatifnya (Isfandiari, 2020)
Dan tujuan dri perjanjian ini yaitu untuk membatasi kenaikan suhu global secara berkelanjutan mengurangi emisi gas karbon dalam upaya membatasi kenaikan suhu global yang sekarang ini dibawah dua derajat celcius, dan mengejar target satu setengah derajat celcius (Syaifuddin, 2020)
Perjanjian ini diinisiasi oleh negara-negara maju di Amerika dan Eropa, mereka bekerjasama dengan berbagai negara maju termasuk membantu negara-negara berkembang dalam upaya mengurangi gas karbon dan adaptasi iklim mereka yang sekarang sudah berada pada kondisi climate crisis. Dengan adanya perjanjian ini diharapkan negara yang terlibat mampu menciptakan kerangka kerja untuk pemantauan, pelaporan, dan peningkatan tujuan-tujuan iklim mulai dari individu dan negara secara transparan (Syaifuddin, 2020)
Referensi :
Zakiyyah, Lia. 2020. [WEBINAR]. Climate Change Issue. Dipresentasikan di webinar International Day Project oleh IRFEST 2020 pada hari Sabtu, 10 Oktober 2020.
Isfandiari, Adila. 2020. [WEBINAR]. Krisis Iklim. Dipresentasikan di webinar International Day Project oleh IRFEST 2020 pada hari Sabtu, 10 Oktober 2020.
Syaifudin, Noor. 2020. [WEBINAR]. Dana APBN. Dipresentasikan di webinar International Day Project oleh IRFEST 2020 pada hari Sabtu, 10 Oktober 2020.
#IRFEST_NEW ZEALAND_IDP
0 notes
rinandamh · 4 years
Text
Mind Map IDP 2020
Rinanda Aprillya Maharani - 087 - New Zealand
Tumblr media
Kebakaran Hutan dan Lahan adalah salah satu peristiwa terbakarnya kawasan hutan dan kawasan yang terjadi diluar kawasan hutan baik secara disengaja maupun tidak disengaja. Peristiwa ini dapat disebabkan oleh kejadian alami seperti petir, dan akibat aktivitas manusia seperti bekas rokok. Kebakaran hutan dan lahan sendiri seringkali kita jumpai di daerah daerah Indonesia terutama Kalimantan. Kebakaran hutan yang marak terjadi ini akhirnya menimbulkan bencana bencana alam lainnya seperti tanah longsor, banjir, dan polusi udara. Padahal hutan sangat memiliki banyak manfaat untuk bumi dan makhluk hidup. Hutan dapat menjadi ekosistem dan habitat hewan, menjadi sumber pendapatan manusia, menguragi jumlah karbon diudara, dan masih banyak lagi. Maka dari itu, untuk menghindarinya, kita sebagai manusia wajib untuk menjaga dan melestarikan hutan seperti dengan melakukan konservasi, dan reboisasi. Pihak pemerintah juga harus membuat kebijakan kebijakan terkait pelanggaran penebangan dan pembakaran hutan ilegal.
1 note · View note
weblacksunflower · 4 years
Text
Summary International Day Project 2020
Nabilah Az-zahro’ - 015 - New Zealand
Rethinking International Community’s Role and Contribution in Climate Issue
Tumblr media
Pagi ini rangkaian IRFEST merupakan webinar mengenai lingkungan, terutama perubahan iklim pada dunia internasional. Walaupun saya izin dan tidak menyaksikan zoom secara langsung, namun saya akan memaparkan beberapa hal yang saya dapat dari penjelasan dan bantuan @amelptrs​ serta siaran dari youtube. Secara garis besar, dipaparkan mengenai makna perubahan iklim, yaitu perubahan pola iklim global atau regional dalam jangka panjang yg disebabkan oleh aktivitas manusia yang menghasilkan emisi gas rumah kaca (Zakiyyah, 2020).  Serta penjelasan mengenai beberapa kejadian perubahan iklim dan langkah preventiv serta pandangan climate issue dari sudut yang luas.
Perubahan iklim membawa dampak begitu besar, contohnya terjadi kekeringan, kebakaran hutan, dan banjir. Kita tahu bahwa dalam kehidupan ini ada beberapa wilayah yang dilanda kekeringan berkepanjangan, sedangkan daerah lain justru dilanda banjir parah. Sehingga, Jika hal ini terus terjadi, diperkirakan pada 2030 air laut Indonesia akan meningkat dan memicu tenggelamnya Indonesia (Isfandiari, 2020). Perlu kita ketahui bahwa hal tersebut terjadi karena pemanasan global atau global warming yang disebabkan gas rumah kaca, yaitu karbondioksida, metana, CFC, dan senyawa jahat lainnya. Padahal, pemanasan yang terjadi di dunia ini hanya 7%, karena 93%nya diserap oleh laut (Isfandiari, 2020). Namun demikian, sudah mengancam kelangsungan hidup lebih dari 16 juta orang. Selain itu, perubahan iklim juga berdampak pada petani, contohnya petani kopi menjadi kesulitan menanam karena perubahan iklim yang tidak menentu. Sehingga kualitas kopi menjadi buruk dan ruginya cukup besar.
Lalu apa yang telah dilakukan Indonesia dalam mengatasi climate change? Indonesia sudah melakukan beberapa komitmen  utntuk menanggulangi dampak mengerikan dari perubahan iklim, diantaranya dalam Conference of the Parties (COP) UNCFCCC. Selain itu membuat kebijakan yang sesuai dengan misi melindungi lingkungan(Syaifudin, 2020). Untuk kontribusi secara besar, yaitu hal yang telah dilakukan oleh dunia demi mengatasi perubahan iklim antara lain membuat ipcc, saling bekerja sama dalam menurunkan dampak negatif dari perubahan iklim seperti membuat perjanjian yang salah satu contohnya ialah paris agreement. Walaupun demikian, usaha yang dilakukan dunia belum bisa dikatakan cukup, karena penurunan pemanasan global belum mencapai dua derajat.
Meurut penulis, sebenarnya dunia merupakan penyebab terbesar adanya perubahan iklim. Sehingga negara, yang dimulai dari diri kita masing-masing hendaknya mengantisipasi masalah yang ada dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih ramah lingkungan. Seperti menggunakan energi alternatif, menghemat penggunaan daya, dan mengelola sampah pribadi dengan baik. Sehingga dunia dapat selamat dan kehidupan bisa menjadi lebih terjamin.
Referensi:
Isfandiari, Adila. 2020. [WEBINAR]. Krisis Iklim. Dipresentasikan di webinar International Day Project oleh IRFEST 2020 pada hari Sabtu, 10 Oktober 2020.
Syaifudin, Noor. 2020. [WEBINAR]. Dana APBN. Dipresentasikan di webinar International Day Project oleh IRFEST 2020 pada hari Sabtu, 10 Oktober 2020.
Zakiyyah, Lia. 2020. [WEBINAR]. Climate Change Issue. Dipresentasikan di webinar International Day Project oleh IRFEST 2020 pada hari Sabtu, 10 Oktober 2020.
0 notes