Tumgik
#ikiposo
langkahsenyap-blog · 7 years
Text
Lapang Dada
Ketika mendengar kata lapang dada, kita akan langsung menepuk dada sambil berkata “sabarr”, “hmmmm”, “duhhh”, dan masih banyak lagi. Bagi saya lapang dada lebih dari sekedar media katarsis ketika ada sesuatu yang mengganjal dan membuat saya tidak bisa mengumpat, hahahahaha.. maklum orang surabaya kan terkenal dengan umpatannya yang khas. Bisa ‘cokk’ saja, atau ‘jancooooooooooooookkkkk’ bahkan kalau perlu seisi kebun binatang kita keluarkan semua untuk dijadikan umpatan. 
Oke kembali ke lapang dada, lapang + dada = lapang dada lapang = luas, lebar, lega, tak terbatas dada = hati, jiwa, perasaan, sabar, ikhlas jadi bisa kita simpulkan lapang dada adalah memperluas kesabaran menjadi tak terbatas, karena jika masih terbatas bukan sabar namanya. Lapang dada memang identik dengan sabar, namun menurut saya akan berbeda secara perlakuan. dimana letak bedanya ?
Bagi saya lapang dada adalah suatu kondisi yang mengharuskan kita menerima sesuatu, baik peristiwa maupun bencana namun tidak ada hal lain yang bisa kita lakukan. contoh, bencana alam yang merenggut korban, kecelakaan, atau ditinggal mantan nikah sama cowok lain, eaaaaaaaaaaa wkwkwkwkw.. Sedangkan sabar, menurut saya suatu kondisi yang mengharuskan kita sejenak berhenti untuk merenungkan tentang apa yang dialami sehingga memungkinkan kita membuat sebuah revolusi baik secara pikiran, hati dan tindakan. contoh, akibat kesombongan kita tidak ada satu temanpun yang mau menolong, maka kita harus sabar untuk merenung atau sekedar melakukan refleksi diri. Atau ketika kita tidak dapat memenuhi tuntutan target perusahaan akibat terlalu santai. Dimarahin atasan, gaji tidak penuh, tidak ada tambahan pemasukan dan pastinya malu. Efek dominonya dimulai ketika kita dicoaching oleh atasan dan kita harus bersabar, untuk apa bersabar ? untuk merenungkan apa saja yang selama ini kita lakukan, baik buruknya, efektif dan efisiennya untuk kemudian kita melakukan revolusi pikiran, hati dan tindakan. 
Sehingga menurut saya ketika sesuatu tidak berjalan sesuai kehendak, tidak melulu kita harus menerima saja dengan lapang dada (pasrah), untuk sesuatu yang masih kita perjuangkan kita hanya perlu sedikit sabar untuk menata kembali rancangan hidup yang mungkin mulai berjalan tak beraturan. 
Untuk jiwa yang sedang goyah, ingatlah selalu ada koreksi dari diri kita untuk kita menjadi lebih damai. Salam 4 jempol
0 notes