#hujanpagihari
Explore tagged Tumblr posts
ditomarsudi · 3 years ago
Photo
Tumblr media
Dedah & something warm… ☕️ #mempengbanget #di7ography #griyamarsudiutomo #kopimarsudi #butengop #dedah #hujanpagihari #rain #morningrain #iphonesia (at Griya Marsudi Utomo) https://www.instagram.com/p/CWw3KanhLGm/?utm_medium=tumblr
0 notes
ochalina · 5 years ago
Photo
Tumblr media
Mengawali awal tahun 2020. #tahunbaru2020 #hujanterus #banjirawaltahun #siagabanjir #makanmie #mukbangsamyang #sarapanpedas #sarapansamyang #masaksamyangunik #caramasakmie #awaltahun #hujanpagihari #banjir #tenagaperut #isiperut #dingindingin #rejekihujan (at Cinere) https://www.instagram.com/p/B6wkQEXnlfWMPEX9NDTnUdzGTKQNPie9pGTNL80/?igshid=1ttbrsa3gsvss
0 notes
wiwidiyas · 8 years ago
Quote
Saat jatuh, mengapa harus merasakan sakit juga?
Karena jatuh dan sakit itu satu paket. Meskipun jatuh cinta, tapi di setiap cerita selalu dibumbui dengan rasa sakit juga.
0 notes
nani-a2 · 9 years ago
Quote
suatu sore yang beraksen hitam-putih di tepi dermaga yang penuh dengan angin menggoda. rambut panjangnya yang terurai terlihat mencolok dengan topi bulat yang seakan memaksa pikirannya untuk menimbun dalam-dalam kisahnya. perempuan yang penuh dengan asumsi, pikirnya. sebuah perjalanan yang butuh peneguhan keyakinan bagi ia yang pernah mengingkari. sampai pada masa dimana semua terlihat begitu indah dengan apa yang ia miliki. BA! ditemuinya sosok lelaki tepat di depan wajahnya ketika hujan pagi yang jarang terjadi itu datang. senyum pertamanya pagi itu tak sungkan memperlihatkan dua gigi kelinci yang kontras dengan hujan-tanpa-dendam-dan-benci. tapi rasa dan hati yang menemui. pikirnya terus berjalan menelusuri kejauhan imaji. menggoyahkan hati untuk tetap mempercayai. dengan hujan dipagi hari. lelaki di sisi. dan terbangun dari kamar lantai 2 yang menyuguhkan kesegaran alami, ditambah dua cangkir teh manis hangat yang masih mengepulkan uap rindu sisa semalam. aaah... memang tak berarti hujan untuknya, karena tetap kemaraulah hatinya tanpamu. dan ketika kesadaran menyergapnya melalui tipisnya angin, ia bangkit dan berdiri untuk menjalani hari demi hari. duh, ternyata semua hanya imaji.
Nani Yulianti, yang ke-Abdii-Abdii-an.
0 notes